Anda di halaman 1dari 42

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS 1 SDN

BLIMBINGSARI MOJOKERTO DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA


KARTU KATA

FIRDA ERDYATI
858712157

LAPORAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PDGK4501.710008)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPBJJ - UNIVERSITAS TERBUKA SURABAYA
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Harras (2014) membaca menduduki posisi serta peran yang
sangat penting dalam konteks kehidupan umat manusia, terlebih pada era
informasi dan komunikasi seperti sekarang ini. Membaca juga merupakan
sebuah jembatan bagi siapa saja dan di mana saja yang berkeinginan meraih
kemajuan dan kesuksesan, baik di lingkungan dunia persekolahan maupun di
dunia pekerjaan. Oleh karena itu, para pakar sepakat bahwa kemahiran
membaca (reading literacy) merupakan conditio sine quanon (prasyarat
mutlak) bagi setiap insan yang ingin memperoleh kemajuan.
Membaca merupakan kemampuan dasar pada jenjang pendidikan dasar.
Sekolah Dasar (SD) adalah satuan pendidikan yang memberikan kemampuan
dasar tersebut sebagaimana yang dinyatakan dalam Bab II pasal 6 ayat 6 PP
No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Sekolah dasar
sebagai lembaga pendidikan formal diharapkan dapat menangani kesulitan
yang dialami siswa untuk meningkatkan keterampilan berbahasa termasuk
kemampuan membaca. Siswa akan berkembang secara optimal melalui
perhatian guru yang positif, begitupun sebaliknya.
Keberhasilan belajar dalam mengikuti proses kegiatan belajar di sekolah
sangat ditentukan oleh penguasaan kemampuan membaca pada tahap
permulaan. Siswa yang tidak mampu membaca dengan baik akan mengalami
kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran untuk semua mata pelajaran.
Yang menyebabkan siswa tersebut akan lamban dalam menyerap pelajaran.
Akibatnya, kemajuan belajar siswa juga lamban jika dibandingkan dengan
teman-temannya yang tidak mengalami kesulitan dalam membaca.
Proses belajar membaca tahap awal seharusnya didampingi oleh orang tua,
orang dewasa, dan guru sehingga siswa yang mengalami kesulitan membaca
segera mendapatkan penanganan yang tepat. Salah satu upaya yang dilakuan
adalah menganalisis kesulitan membaca permulaan. Melalui analisis faktor
penghambat membaca permulaan, maka akan diketahui aspek-aspek apa saja
yang menjadi letak kesulitan membaca masing-masing siswa. Analisis ini
perlu dilakukan sedini mungkin di kelas-kelas awal, dengan demikian maka
tidak terlambat untuk melakukan penanganan yang tepat kepada siswa.
Penggunaan model pembelajaran dan media sangat membantu dalam
pengajaran membaca permulaan bagi siswa kelas satu SD merupakan hal yang
mutlak diperlukan, anak kelas satu SD yang pada umumnya baru berusia enam
tahun masih berada pada taraf berfikir konkret, yaitu anak akan mudah
mengenali hal-hal yang bersifat nyata. Disamping itu, dengan alat bantu yang
digunakan oleh guru secara bervariasi akan membangkitkan minat siswa
dalam mengikuti pelajaran. Salah satu media yang memungkinkan digunakan
oleh guru dalam pengajaran membaca permulaan ini adalah melalui media
kartu kata.
Pembelajaran membaca permulaan di SDN Blimbingsari Kab. Mojokerto
selama ini masih belum mengoptimalkan pada media pembelajaran yang ada
di sekolah. Proses pembelajaran masih menggunakan media papan tulis dan
pembelajaran hanya berpusat kepada guru. Hal ini menyebabkan kemampuan
membaca permulaan siswa masih sangat rendah.
Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan Penelitian dengan
judul Peningkatan Keterampilan Membaca Siswa Kelas 1 SDN Blimbingsari
Mojokerto Dengan Menggunakan Media Kartu Kata.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penggunaan media belajar kartu kata pada pelajaran Bahasa
Indonesia siswa kelas 1 di SDN Blimbingsari Mojokerto?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kelas 1 di SDN Blimbingsari
Mojokerto dengan menggunakan media kartu kata?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Berdasarkan perumusan masalah di atas, dapat peneliti sampaikan tujuan
dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Untuk mendeskripsikan penggunaan media belajar kartu kata pada
pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas 1 di SDN Blimbingsari Mojokerto.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas 1 di SDN
Blimbingsari Mojokerto dengan menggunakan media Kartu Kata.

D. Manfaat
1) Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu
pengetahuan di bidang pendidikan dasar, utamanya hasil dari penelitian ini
dapat digunakan sebagai bahan rujukan dalam upaya mengatasi kesulitan
belajar membaca permulaan siswa dengan mengetahui apa penyebab anak
mengalami kesulitan sehingga dapat memilih solusi yang tepat untuk
siswa agar tercapai tujuan belajar secara optimal.
2) Manfaat Praktis
a. Bagi Kepala Sekolah
Memberikan gambaran kemampuan membaca permulaan siswa,
sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan penentuan kebijakan bagi
sekolah untuk mendukung proses perbaikan pembelajaran maupun
rencana kegiatan sekolah
b. Bagi Guru
Memberikan gambaran tentang kesulitan-kesulitan membaca
permulaan yang dialami oleh siswa, sehingga guru dapat mengambil
tindakan yang tepat guna mengatasi masalah dalam kesulitan belajar
membaca permulaan siswa.
c. Bagi Peneliti
Meningkatkan pengalaman meneliti tentang membaca permulaan
siswa sekolah dasar. Selain itu juga dapat menambah kemampuan serta
ketrampilan yang ada dalam diri peneliti dan mampu mengaplikasikan
ilmu yang telah didapat selama perkuliahan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Keterampilan Membaca Permulaan


1. Keterampilan Membaca
Menurut Subana “keterampilan berarti kemampuan menggunakan
pikiran atau nalar, sedangkan perbuatan yang efisien dan efektif untuk
mencapai suatu hasil tertentu termasuk kreativitas. Keterampilan memiliki
beberapa unsur kemampuan, yaitu: kemampuan olah pikis (psikis), dan
kemampuan olah perbuatan (fisik). Keterampilan Bahasa diartikan sebagai
kecakapan seseorang untuk memakai Bahasa dalam menulis, membaca,
menyimak, atau berbicara” (Budi Istanto, 2014, hal. 10).
Menurut Tarigan (dalam Fitriyah, 2018) membaca adalah suatu proses
yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh
pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media
kata-kata/bahasa tulis. Kegiatan membaca ini dilakukan pembaca untuk
memperoleh pesan yang dibutuhkan khusunya melalui media tulisan
khususnya buku. Hal tersebut juga dikemukakan oleh Harjasujana (dalam
Sri Mulyani 2015) yang menyatakan bahwa membaca merupakan kagiatan
merespons lambang-lambang tertulis dengan menggunakan pengertian
yang tepat.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa Membaca merupakan proses pengolahan bacaan secara kritis
kreatif dengan tujuan memperoleh pemahaman secara menyeluruh tentang
suatu bacaan, serta penilaian terhadap keadaan, nilai, dan dampak bacaan.
Kegiatan membaca merupakan aktivitas mental memahami apa yang
disampaikan penulis melalui teks atau bacaan. Membaca Permulaan
merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas
awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-
teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. Oleh karena itu
guru perlu merancang pembelajaran membaca dengan baik sehingga
mampu menumbuhkan kebiasan membaca sebagai suatu yang
menyenangkan.
Pada tingkatan membaca permulaan, pembaca belum memiliki
keterampilan kemampuan membaca yang sesungguhnya, tetapi masih
dalam tahap belajar untuk memperoleh keterampilan atau kemampuan
membaca. Membaca pada tingkatan ini merupakan kegiatan belajar
mengenal bahasa tulis. Melalui tulisan itulah siswa dituntut dapat
menyuarakan lambang-lambang bunyi Bahasa tersebut, untuk memperoleh
kemampuan membaca diperlukan tiga syarat, yaitu kemampuan
membunyikan: Lambang-lambang tulis, Penguasaan kosakata untuk
memberi arti, dan Memasukkan makna dalam kemahiran bahasa.
Pelaksanaan membaca permulaan di kelas I sekolah dasar dilakukan dalam
dua tahap, yaitu membaca periode tanpa buku dan membaca dengan
menggunakan buku. Pembelajaran membaca tanpa buku dilakukan dengan
cara mengajar dengan menggunakan media atau alat peraga selain buku
misalnya kartu gambar, kartu huruf, kartu kata dan kartu kalimat.
Pembelajaran membaca dengan buku merupakan kegiatan membaca
dengan menggunakan buku sebagai bahan pelajaran.

2. Pembelajaran Membaca Permulaan


Menurut Supriyadi, dkk membaca permulaan adalah membaca
teknisyang diajarkan pada kelas I da n II yang lebih menekan pada upaya
guru untuk menjadikan siswa “melek huruf”. Pengertian ini mengandung
arti bahwa, siswa kelas I dan II dituntut agar dapat mengenali dan
mengubah lambang-lambang seperti: huruf, suku kata, kata, kata serta
kalimat sederhana yang tertulis pada bacaan menjadi bunyi-bunyi yang
bermakna (Budi Rahman, Haryanto, 2014, hal.130).
Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi
siswa Sekolah Dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh
kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca dan menangkap isi
bacaan dengan baik. Membaca pada tingkatan ini merupakan kegiatan
belajar mengenal Bahasa tulis. Melalui tulisan itulah siswa dituntut dapat
menyarakan lambing-lambang bunyi Bahasa tersebut, untuk memperoleh
kemampuan membaca diperlukan tiga syarat, yaitu kemampuan
membunyikan: a) lambang-lambang tulis, b) penguasaan kosakata untuk
memberi arti, dan c) memasukkan makna dalam kemahiran Bahasa.
Membaca permulaan merupakan suatu proses keterampilan dan kognitif.
Proses keterampilan menunjuk pada pengenalan dan penguasaan lambang-
lambang fonem, sedangkan proses kognitif menunjuk pada penggunaan
lambang-lambang fonem yang sudah dikenal untuk memahami makna
suatu kata atau kalimat (Budi Istanto, 2014, hal.13)
Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan membaca
permulaan adalah membaca yang dilaksanakan di kelas I dan II , dimulai
dengan membaca huruf, kata, dan kalimat sederhana dan menitik beratkan
pada aspek ketepatan menyuarakan tulisan, lafal dan intonasi yang wajar.
Contoh:
Huruf a dibaca a
b dibaca be
c dibaca ce
suku kata ba dibaca ba bukan bea
suku kata bu dibaca bu bukan beu
kata baju dibaca baju bukan beajeu
kata batu dibaca batu bukan beateu
kalimat itu buku dibaca itu buku bukan iteu bekeu
kalimat itu budi dibaca itu budi bukan iteu beudei
Tujuan pembelajaran membaca dan menulis adalah agar siswa dapat
membaca dan menulis kata-kata dan kalimat sederhana dengan benar dan
tepat (Djauzak Ahmad, 2016: 4). Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah dalam mata pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa
kelas I memuat KD: (1) membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal
dan intonasi yang tepat; (2) membaca nyaring kalimat sederhana dengan
lafal yang tepat. Berdasarkan KD itu maka tujuan membaca permulaan SD
kelas I adalah agar siswa mampu membaca nyaring suku kata, kata dan
kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat.

3. Tujuan Membaca
Tujuan membaca permulaan tidak terlepas dari tujuan pendidikan pada
umumnya dan tujuan pengajaran pada khususnya. Tujuan pengajaran
membaca permulaan pada dasarnya adalah memberikan bekal pengetahuan
dan kemampuan siswa untuk menguasai tehnik- tehnik membaca dan
menangkap isi bacaan dengan baik dan benar. Tujuan utama dalam
membaca adalah kegiatan pemerolehan informasi dari media cetak.
Informasi ini diperoleh melalui proses pemahaman. Secara spesifik
membaca adalah suatu ketrampilan bertujuan untuk mengenali aksara dan
tanda-tanda baca, mengenali hubungan antara aksara dan tanda baca
dengan unsur linguistik yang formal, serta mengenali hubungan antara
bentuk dengan makna atau meaning (Broughton et al dalam Fitriyah
2019).
Tujuan membaca menurut Puji Santoso, dkk (dalam Dahlia Patiung,
2016) bahwa tujuan membaca pemahaman yaitu:
a. Menikmati keindahan yang terkandung dalam bacaan.
b. Membaca bersuara untuk memberikan kesempatan kepada seseorang
menikmati teks bacaan.
c. Menggunakan strategi tertentu untuk memahami teks bacaan
d. Menggali simpanan pengetahuan atau schemata seseorang tentang
suatu topik.
e. Menghubungkan pengetahuan baru dengan schemata seseorang.
f. Mencari informasi untuk penyusunan suatu bacaan atau laporan.
g. Memberikan kesepatan kepada seseorang melakukan eksperimentasi
untuk meneliti sesuatu yang dipaparkan dalam suatu teks bacaan.
h. Menjawab pertanyaan dikemukakan dalam teks bacaan.
Penetapan tujuan membaca harus memenuhi dua syarat, yaitu (1)
menggunakan persyaratan yang jelas dan tepat tentang apa yang harus
diperhatikan atau dicari ketika seseorang sedang membaca, dan (2)
memberikan gambaran yang mudah dipahami seseorang tentang apa yang
semestinya mampu dilakukan setelah membaca. Apabila tujuan membaca
ditetapkan, maka pembaca akan berpikir untuk memperoleh informasi
yang akurat. Cara merumuskan tujuan membaca yaitu memperkenalkan isi
bacaan yang akan dibaca, kemudian merumuskan strategi membaca yang
dianggap paling sesuai, sehingga pesan dapat dipahami dengan baik

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran Membaca


Keterampilan membaca seperti merupakan siatu kemampuan yang
kompleks, banyak faktor yang mempengaruhinya. Menurut Lamb dan
Arnold (dalam Farida Rahim 2013, hal. 16) faktor yang mempengaruhi
membaca permulaan adalah\
a. Faktor Fisikologis
Faktor Fisikologis mencakup kesehatan fisik, pertimbangan
neurologis, dan jenis kelamin. Kelelahan juga merupakan kondidi yang
tidak menguntungkan bagi anak untuk belajar, khususnya belajar
membaca.
b. Faktor Intelektual
Secara umum, intelegensi anak tidak sepenuhnya
mempengaruhi berhasil atau tidaknya anak dalam membaca
permulaan. Faktor metode mengajar guru, prosedur dan kemampuan
guru juga turut mempengaruhi kemampuan membaca permulaan anak.
c. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan juga memenaruhi kemajuan kemampuan
membaca siswa. Faktor lingkungan itu mencakup: 1) latar belakang
dan pengalaman siswa di rumah, dan 2) social ekonomi keluarga
siswa.
d. Faktor Psikologis
Faktor lain juga mempengaruhi kemajuan dan kemampuan
membaca anak adalah faktor psikologis. Faktor ini mencakup: (1)
motivasi, (2) minat, dan (3) kematangan sosial, emosi, dan
penyesuaian diri.

5. Fase Perkembangan Membaca di SD


Perbandingan Fase perkembangan kognitif dan bahasa dalam hal ini,
Piaget (dalam M. Dalyono 2012: 39) mengemukakan empat fase
perkembangan kognitif, yaitu : (1) fase sensorimotor, (2) fase
praoperasional, (3) fase operasional kongkret, dan (4) fase operasional
formal. Selanjutnya, menurut Bewall dan Straw 19 (dalam Zuchdi dan
Budiasih, (2014:6) membandingkan perkembangan kognitif Piaget dengan
perkembangan bahasa sebagai berikut:
Perkiraan Fase-Fase Perkembangan Fase-Fase Perkembangan
Umur Kognitif Menurut Piaget Bahasa
Lahir-2 Periode Sensorimotor Fase Fonologis
tahun Anak memanipulasi objek di Anak mulai bermain dengan
lingkungannya dan mulai bunyibunyi bahasa, mulai
membentuk konsep mengoceh sampai
menyebutkan kata-kata
sederhana
2 – 7 tahun Periode Praoperasional Fase Sintaktik
Anak memahami pikiran Anak menunjukkan kesadaran
simbolik,tetapi belum dapat gramatis; berbicara
berpikir logis menggunakan kalimat
7–11 tahun Periode Operasional Fase Semantik
Anak dapat berpikir logis Anak dapat membedakan kata
mengenai benda-benda kongret sebagai simbol dan konsep
yang terkandung dalam kata
Hal yang sangat terkait dengan upaya untuk mengadopsi berbagai teori
tersebut dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran membaca
adalah upaya perancangan atau pemilihan media pembelajaran. Media
adalah alat bantu pengajaran dalam kegiatan belajar mengajar yang
digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Media digunakan
dalam kegiatan pembelajaran karena memiliki kemampuan untuk (1)
menyajikan peristiwa yang kompleks dan rumit menjadi lebih sistematik
dan sederhana, (2) meningkatkan daya tarik dan perhatian pembelajar, dan
(3) meningkatkan sistematika
pembelajaran.

B. Media Kartu Kata


1. Pengertian Media
Kata media berasal dari Bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata Medium yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara”,
atau “pengantar”. Menurut Gerlach & Ely (dalam azhar Arsyad, 2012,
hal.2) media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia,
materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Media
pembelajaran diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara
dalam terjadinya pembelajaran. Menurut Arief.S Sadiman,dkk( 2014,
hal.6) media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, minat, dan perhatian siswasehingga
proses belajar terjadi, Dari beberapa pendapat diatas peneliti
menyimpulkan bahwa media adalah alat yang digunakan untuk
menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima
pesan, kemudian media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
digunakan guru untuk menyalurkan pesan kepada peserta didik
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat
siswa dan mempunyai pengalaman yang nyata sehingga dapat
meningkatkan proses dan hasil belajar siswa.
Media adalah alat bantu yang di gunakan guru dalam proses belajar
mengajar. Dengan menggunakan alat bantu yang dapat menghindari
kemungkinan terjadinya kesalahan komunikasi antara guru dan anak
didik. Media atau alat bantu tersebut dapat berupa benda langsung atau
tidak langsung yang bertujuan untuk membantu guru dalam mengajar
dan memudahkan anak dalam belajar. Dalam hal ini media merupakan
salah satu sarana yang ikut menunjang proses belajar mengajar.
Dari beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa
media adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau
informasi dari pengirim kepada penerima pesan, kemudian media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat di gunakan guru untuk
menyalurkan pesan kepada peserta didik sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dan mempunyai
pengalaman yang nyata sehingga dapat meningkatkan proses dan hasil
belajar siswa.

2. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran


Media pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting di dalam
kegiatan pembelajaran. Kehadiran media ke dalam dunia pendidikan,
khususnya dalam rangka efektifitas dan efisiensi pembelajaran sangat
diperlukan. Dalam dunia pembelajaran, pada umumnya atau informasi
tersebut berasal dari sumber informasi, yakni guru sedangkan sebagai
penerima informasinya adalah siswa.
Dalam dunia pembelajaran, pada umumnya atau informasi tersebut
berasal dari sumber informasi, yakni guru sedangkan sebagai penerima
informasinya adalah siswa. Pesan atau informasi yannikasikan sejumlah
kemampuan yang perlu dikuasai oleh siswa, meliputi kemampuan kognitif
bersifat intelektual, kemampuan psikomotorik yang bersifat jasmaniah
atau keterampilan fisik. Kemampuan itu dikomunikasikan melalui
berbagai saluran, salah satunya yaitu saluran penglihatan (visual),
Yusufhadi Miarso (2013, hal.458-460) mengemukakan penggunaan
media dalam pembelajaran adalah:
a media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak
sehingga otak dapat berfungsi secara optimal.
b Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh
siswa
c Media dapat melampaui batas ruang kelas
d Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dan
lingkungannya
e Media menghasilkan keseragaman pengamatan
f Media membangkitkan keinginan dan minat baru
g Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar
h Media memberikan pengalaman yang intergral/ menyeluruh dari
sesuatu yang konkret maupun abstrak
i Media memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri
pada tempat dan waktu serta kecepatan yang ditentukan sendiri
j Media mampu meningkatkan kemampuan new literacy yaitu
kemampuan untuk membedakan dan menafsirkan objek, tindakan, dan
lambing yang tampak, baik yang alami maupun buatan manusia, yang
terdapat dalam lingkungannya
k Media mampu meningkatkan efek sosialisasi
l Media dapat meningkatkan kemampuan ekspresi diri pengajar maupun
siswa.
Menurut Arief S. Sadiman (2009, hal.17) secara umum media
pendidikan mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat fariabelistis
dalam bentuk tertulis atau lisan belaka.
b. Mengatasi keterbatasan ruang, ruang dan daya indera
c. Penggunaan media yang tepat dapat mengatasi sikap pasif anak didik,
menimbulkan kegairahan dan interaksi yang langsung.
d. Menimbulkan persepsi yang sama diantara pemberi dan penerima
pesan.
Dari uraian tersebut di atas peneliti menyimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah perantara dari pengirim kepada penerima pesan,
selanjutnya media pembelajaran adalah suatu alat yang digunakan dalam
pembelajaran yang dapat membangkitkan keinginan dan minat baru,
meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan berpengaruh
secara psikologis kepada siswa sehingga dalam proses belajar mengajar
lebih efektif dan efisien.

3. Media Berbasis Visual


Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran
yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat
memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan
organisasi) dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan
minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran
dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan
pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual
(image) itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi (Azhar Arsyad,
2014, hal.91).

4. Penggunaan Media Visual Dalam Pembelajaran


Menurut (Azhar Arsyad,2014, hal.92) bentuk media visual dapat
berupa gambar, diagram, peta, grafik, dan chart dari beberapa media
tersebut ada prinsip umum yang harus diperhatikan dalam penggunaan
media visual diantaranya:
a Usahakan visual itu sederhana dengan menggunakan garis, karton, atau
diagram.
b Visual digunakan untuk menekan informasi dalam teks sehingga
pembelajaran berjalan dengan baik.
c Gunakan grafik untuk menggambarkan iktisar keseluruhan materi
sebelum menyajikan unit demi unit, untuk membantu siswa
mengorganisasikan materi.
d Ulangi sajian visual dan libatkan siswa untuk meningkatkan daya
ingat, untuk visual yang kompleks siswa disuruh mengamati kemudian
mengungkapkann sesuatu mengenai visual tersebut.
e Gunakan gambar untuk melukiskan perbedaan konsep-konsep.
f Hindarkan visual yang tak berimbang (seimbang kegiatan mengamati
dengan kegiatan yang lain sehingga tidak membosankan).

5. Kartu Kata
Dalam kata “Kartu Kata” terdiri dari dua kata, yaitu “kartu” dan
“kata”. Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, “kartu” artinya kertas
tebal berbentuk persegi panjang, sedangkan “kata” artinya unsur Bahasa
yang diucakan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan
perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa atau satuan
(unsur) bahwa yang terkecil dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas.
Dari definisi dua kata tersebut diatas, dapat diambil pengertian bahwa
“kartu kata” adalah kertas tebal yang berbentuk persegi panjang yang
berisi unsur Bahasa terkecil yang dapat diujarkan atau dituliskan. Dari
uraian tersebut di atas peneliti menyimpulkan bahwa Kartu Kata adalah
suatu media yang digunakan dalam pembelajaran membaca untuk menarik
perhatian dan minat siswa dalam menguasai teknik membaca dengan lafal
dan intonasi yang tepat. Bentuk media kartu kata adalah persegi panjang
yang terbuat dari bahan karton dengan ukuran 13x6 cm dan ukuran huruf
100 sampai 130 pada pengetikan komputer.

C. Kerangka Berpikir
Peningkatan keterampilan membaca permulaan ini menggunakan media
kartu kata karena media ini sederhana selain mudah dalam pembuatannya
media kartu kata juga mudah dioperasikan oleh guru maupun langsung
diguanakan oleh siswa sehingga sangat tepat jika digunakan untuk siswa
Sekolah Dasar tingkat 1. Dengan potongan kartu, guru dapat dengan mudah
mengganti kata dengan ejaan-ejaan yang belum dikuasai oleh siswa.
Kartu kata dengan bentuk tiga dimensi dapat dipegang, dilihat dan dibaca
secara langsung oleh siswa dan bias diolah dari katakata tersebut menjadi
sebuah kalimat sehingga akan lebih kaya dalam bacaan dan menjadikannya
lebih bermakna. Penggunaan media kartu kata pada pembelajaran membaca
dapat dengan permainan kecil siswa seperti siswa berlomba kartu dengan kata
yang diberikan guru, dengan panduan guru secara berkelompok siswa
berlomba membaca dengan lafal dan intonasi yang tepat secara tuntas ditiap
anggota kelompoknya, kemudian menyusun kartu kata tersebut menjadi
sebuah kalimat. Dengan kegiatan tersebut dapat memudahkan guru dalam
membimbing tiap siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca kelompok
yang sudah tuntas dapat bertukar kartu kata.

D. Studi Relevan
“Meningkatkan Kemampuan Membaca dan Menulis Permulaan dengan
menggunakan Media A “Kotaberlina” pada Siswa Kelas 1 SDN Pandanajeng
02 Kabupaten Malang Semester 2 Tahun 2012” oleh Cahya Purnama Tahun
Pelajaran 2012. Dijelaskan bahwa penggunaan media Kotaberlin pada
pembelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan kemampuan membaca
dan menulis pada siswa kelas 1 SDN Pandanajeng 02 Kabupaten Malang. Hal
ini dapat ditunjukkan bahwa presentase hasil belajar rata-rata nilai belajar rata-
rata nilai akhir siswa pada pra siklus sebesar 66,75%, siklus 1 sebesar 80,01%
dan pada siklus 2 meningkat yaitu sebesar 86,66%. Diperoleh presentase
ketuntasan kelas siswa pada pra siklus 1 sebesar 80% dan pada siklus 2
meningkat yaitu 95%. Penelitian sudah cukup karena presentase ketuntasan
kelas siswa mencapai KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 85%
dengan KKM individu 75. Dengan demikian metode bermain KOTA BERLIN
dapat meningkatkan kemampuan membaca menulis terutama dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia, itu disebabkan pembelajaran yang digunakan
menarik dan menyenangkan. Persamaan penelitian ini terletak pada
meningkatkan membaca permulaan sedangkan perbedaannya, penelitian ini
untuk meningkatkan membaca permulaan dengan menggunakan Kotaberlin
sedangkan apa yang saya teliti untuk meningkatkan membaca permulaan
menggunakan Media Kartu kata.
“Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan Melalui Media
Flashcard pada Siswa Kelas 1 SDN Bajayau Tengah 2” oleh Budi Rahman,
Haryanto Tahun Pelajaran 2013/2014. Dijelaskan bahwa penggunaan Media
Flashcard dapat meningkatkan keterampilan membaca permulaan siswa kelas
1 SDN Bajayau Tengah 2. Peningkatan keterampilan membaca permulaan
dapat dilihat dari nilai rata-rata sebelum diberi tindakan sebesar 59,7% yang
termasuk dalam kategori cukup, kemudian meningkat pada siklus I menjadi
71,3%, yang termasuk dalam kategori baik, kemudian meningkat lagi pada
siklus II menjadi 90,7%, yang termasuk dalam kategori baik sekali. Persamaan
penelitian ini terletak pada meningkatkan membaca permulaan sedangkan
perbedaannya, penelitian ini untuk meningkatkan membaca permulaan dengan
menggunakan Media Flashcard sedangkan apa yang saya teliti untuk
meningkatkan membaca permulaan menggunakan Media Kartu Kata.
“Peningkatan Minat dan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media
Buku Cerita Binatang dan Pemainan Bahasa Siswa Kelas II SD Plus Al-
Anwar Pacul Gowang Jombang” oleh Evita Widiyati. Dijeelaskan bahwa
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), bersifat kolaborasi. Data penelitian ini diambil dari 27
orang siswa SD Plus Al-Anwar Pacul Gowang Jombang. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa penerapan Media BCB dan PB dapat meningkatkan
proses: respon, antusiasme, keaktifan dan kerjasama, dan hasil minat dan
kemampuan membaca permulaan: membaca kata, membaca kalimat, dan
menyebutkan isi BCB. Penelitian ini menyimpulkan penerapan media BCB
dan PB dapat meningkatkan proses dan hasil minat dan kemampuan membaca
permulaan siswa kelas II SD Plus Al-Anwar Pacul Gowang Jombang.
Persamaan penelitian ini terletak pada meningkatkan membaca permulaan
sedangkan perbedaannya, penelitian ini untuk meningkatkan membaca
permulaan dengan menggunakan Media Buku Cerita Binatang dan Permainan
Bahasa, sedangkan apa yang saya teliti untuk meningkatkan membaca
permulaan menggunakan Media Kartu Kata.

E. Hipotesis
Berdasarkan teori dan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan
hipotesis tindakan/dugaan sementara sebagai berikut :
Melalui penggunaan media kartu kata dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia (membaca permulaan) dapat meningkatkan kemampuan membaca
permulaan siswa kelas 1 SD Negeri Blimbingsari Mojokerto.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas I sebanyak 26 siswa yang terdiri
dari 11 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan mulai
19 April 2022- 25 Mei 2022 yang terbagi menjadi dua siklus. Penelitian ini
dilaksanakan di kelas 1 SDN Blimbingsari yang beralamat di Dsn.
Blimbingsari, Sooko, Mojokerto. Dimana penelitian ini akan dilakukan
menggunakan pelajaran tematik pada materi Bahasa Indonesia, karena pada
pelajaran ini meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa masih
sangat rendah.

B. Deskripsi Per Siklus


1. Siklus I
a. Perencanaan
Dalam perencanaan ini merupakan tahap perencanaan untuk
meningkatkan hasil membaca pada siswa. Peneliti yang bertindak
sebagai guru juga telah melakukan identifikasi masalah dalam
meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas 1 pada pelajaran
Bahasa Indonesia. Kegiatan perencanaan yang dilakukan sebagai
berikut :
1) Menyusun rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada
materi Bahasa Indonesia dengan pendekatan scientific,
menggunakan alat peraga Kartu Kata.
2) Membuat lembar observsi penelitian untuk siswa dan guru.
3) Mempersiapkan LKS dan media pembelajaran untuk siswa.
4) Menyusun soal untuk evaluasi pembelajaran siswa.
5) Menyiapkan peralatan untuk dokumentasi saat pembelajaran
beralngsung.

b. Pelaksanaan
Setelah tahap perencanaan selanjutnya tahap pelaksanaan. Tindakan
yang dilakukan pada tahap ini disesuaikan dengan perencanaan
sebelumnya pelaksanaa dan bersifat fleksibel dan terbuka sesuai situasi
dan kondisi. Pelaksanaa pembelajaran dilakukan pada 22 April 2022.
Pelaksanaan tindakan pada setiap siklus sebagai berikut:
1) Persiapan
a) Guru menyiapkan perangkat pembelajaran yaitu Silabus,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja
Siswa (LKS), lembar penilaian, media pembelajaran, dan
lembar soal evaluasi.
b) Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran.
c) Guru memberikan motivasi kepada siswa.
2) Pembukaan
a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa
b) Guru memberikan apersepsi kepada siswa
c) Guru menghubungkan apersepsi mengenai materi lingkungan
sekitar rumah yang dikenal siswa.
3) Proses pembelajaran sesuai dengan RPP
4) Penutup
a) Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan.
b) Memberikan tes evaluasi kepada siswa secara individu.
c. Pengamatan
Tahap pengamatan dilakukan setelah melaksanakan
pembelajaran sesuai yang telah direncanakan. Pengamatan tersebut
dilakukan guna mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang
materi yang didapatkan dari hasil belajar siswa yaitu dengan melihat
nilai pre-tes yang dilakukan diawal dan pos-tes yang dilakukan diakhir,
dengan adanya tes tersebut guru dapat mengetahui sejauh mana
perubahan siswa terhadap hasil belajar dengan menggunakan media
yang digunakan.

d. Refleksi
Refleksi dilakukan oleh guru dengan melihat hasil tes tertulis,
lembar observasi, dan dokumentasi. Dengan menggabungkan ketiga
data hasil pelaksanaan siklus 1 dibuat refleksi dari pembelajaran yang
dilakukan dalam siklus 1. Sehingga dapat dibuat perbaikan pada siklus
berikutnya.

2. Siklus II
Langkah-langkah yang terdapat pada siklus II sama seperti langkah-
langkah yang terdapat pada siklus I yang telah dijelaskan diatas.
Pelaksanaan perbaikan dalam siklus II ini, karena dalam siklus I siswa
belum tuntas dalam mendapatkan hasil yang maksimal.
a. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ini merupakan tahap perencanaan
untuk meningkatkan hasil membaca pada siswa siklus II dilihat dari
sejauh mana siswa dapat memahami materi yang diberikan guru dalam
pembelajaran pada siklus I, diketahui dari hasil belajar siswa dalam
bentuk post test yang diberikan. Dalam siklus kedua ini di lakukan
untuk memperbaiki pembelajaran yang dilakukan pada siklus I.
Kegiatan perencanaan yang dilakukan sebagai berikut :
1) Menyusun rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada
materi Bahasa Indonesia dengan pendekatan scientific,
menggunakan alat peraga Kartu Kata.
2) Membuat lembar observsi penelitian untuk siswa dan guru.
3) Mempersiapkan LKS dan media pembelajaran untuk siswa.
4) Menyusun soal untuk evaluasi pembelajaran siswa.
5) Menyiapkan peralatan untuk dokumentasi saat pembelajaran
beralngsung.
b. Pelaksanaan
Setelah tahap perencanaan selanjutnya tahap pelaksanaan.
Tindakan yang dilakukan pada tahap ini disesuaikan dengan
perencanaan sebelumnya pelaksanaa dan bersifat fleksibel dan terbuka
sesuai situasi dan kondisi. Pelaksanaa pembelajaran dilakukan pada 22
April 2022. Pelaksanaan tindakan pada setiap siklus sebagai berikut:
1) Persiapan
a) Guru menyiapkan perangkat pembelajaran yaitu Silabus,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja
Siswa (LKS), lembar penilaian, media pembelajaran, dan
lembar soal evaluasi.
b) Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran.
c) Guru memberikan motivasi kepada siswa.
2) Pembukaan
a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa
b) Guru memberikan apersepsi kepada siswa
c) Guru menghubungkan apersepsi mengenai materi lingkungan
sekitar rumah yang dikenal siswa.
3) Proses pembelajaran sesuai dengan RPP
4) Penutup
a) Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan.
b) Memberikan tes evaluasi kepada siswa secara individu.
c. Pengamatan
Tahap pengamatan dilakukan setelah melaksanakan
pembelajaran sesuai yang telah direncanakan. Pengamatan tersebut
dilakukan guna mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang
materi yang didapatkan dari hasil belajar siswa yaitu dengan melihat
nilai pre-tes yang dilakukan diawal dan pos-tes yang dilakukan diakhir,
dengan adanya tes tersebut guru dapat mengetahui sejauh mana
perubahan siswa terhadap hasil belajar dengan menggunakan media
yang digunakan.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan oleh dengan melihat hasil post test, lembar
observasi, dan dokumentasi. Data hasil pelaksanaan siklus 2 ini untuk
melihat apakah masalah yang ditemui pada siklus 1 dapat terselesaikan
pada siklus 2.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PELAKSANAAN SIKLUS
1. Deskripsi Pra Siklus
Sebelum melakukan tindakan peneliti melakukan observasi dengan
tujuan untuk mengetahui sejauh mana keterampilan siswa kelas 1 SD
Negeri Blimbingsari dalam membaca. Pada tindakan ini peneliti
melakukan pretes yang terdiri dari tes unjuk kerja dan tes tertulis di akhir
pelajaran. Adapun hasil pretest tersebut dapat disajikan dalam tabel berikut
ini:
Tabel 4.1 Hasil Nilai Formatif Pra-siklus
No Nama Siswa Penilaian Rata2 Ketuntasan
. Proses Tertulis Tuntas Tidak
1 Ahmad Khafidaz 40 40 40 V
Al-Zam Zami
2 Angel Lovely 80 70 75 V
Yuliang
Wardana
3 Arini Caprita 50 50 50 V
4 Elmyra Shakila 70 80 75 V
Shanum
5 Elnino Wildan 40 30 35 V
Zena
6 Evrilya Kartini 50 60 55 V
Aisyabillah
7 Falina 40 40 40 V
Mawaddah
Zakiyah
8 Kalena Putri 60 80 70 V
Rahmawati
9 Lakesah Raissa 50 60 55 V
Bai Savilla
10 Letisiya Naura 85 85 85 V
Angelica
11 Levisya 50 40 45 V
Manggari Putri
12 Lira Virna 80 90 85 V
Winata
13 Mazra'atul 50 50 50 V
Akhirah
14 Mochammad 70 60 65 V
Syaifudin
15 Muchammad 60 60 60 V
Adzkiya Arsyad
16 Muhammad 50 40 45 V
Abdul Rahman
As Syarif
17 Muhammad 85 85 85 V
Agung
Rahmatulloh
18 Muhammad 65 75 70 V
Raka Dewanta
19 Alvaro Nathan 45 45 45 V
20 Naura Nadhifa 60 70 65 V
Kristanti
21 Navya Widianto 90 80 85 V
Putri
22 Nayla Fatimatus 50 60 55 V
Zahra
23 Nur Ilfi 80 90 85 V
Khoiriyah
24 Okta Viana Sari 60 80 70 V
25 Rizky Maulida 90 90 90 V
26 Taufiqul Afriza 50 40 45 V
JUMLAH 1625 11 15
RATA-RATA 62,5
PRESENTASE 42 % 58 %

Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra-siklus


No. Rentang Frekuensi Presentase Keterangan KKM
Nilai Frekuensi
1 90-100 1 3% Tuntas KKM

2 80-89 5 19% Tuntas KKM


3 70-79 5 19% Tuntas KKM

4 60-69 3 12% Tidak Tuntas KKM

5 30-59 12 46% Tidak Tuntas KKM

Diagram 4.1 Pencapaian Nilai Pra-Siklus

Rata-Rata Pra Siklus


14 50%
12 45%
40%
10 35%
8 30%
25%
6 20%
4 15%
10%
2 5%
0 0%
90-100 80-89 70-79 60-69 30-59

Frekuensi Presentase

Pada pelaksanaan pra tindakan yang telah dilaksanakan,


keterampilan membaca siswa dengan lafal, intonasi, kejelasan dalam
membaca dan tes membaca memahami dengan nilai rata-rata kelas 62,5
dan dari 26 siswa hanya 11 siswa yang telah tuntas dengan mencapai
KKM yang di tetapkan yaitu 70.
Dilihat pada diagram diatas jumlah siswa yang tuntas hanya 11
siswa atau 42% dan jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 15 siswa
atau 58% sedangkan kriteria yang di tetapkan adalah jika 80% dari jumlah
siswa sudah mencapai KKM. Dari data ini dapat dilihat banyak siswa yang
belum tuntas dalam penilaian keterampilan membaca.

2. Deskripsi Data Keterampilan Membaca Siklus I


a. Perencanaan Siklus I
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari rabu tanggal 23 April
2022 pada tema 6 subtema 2 pertemuan 1. Pada pertemuan pertama
materi pokok yang akan di bahas adalah kalimat ajakan. Pembelajara
aspek peningkatan membaca dengan lafal, intonasi, kejelasan dan
ketepatan membaca serta memahami makna dari bacaan. Pada
pertemuan siklus I menggunakan 15 kartu untuk kegiatan siswa dan 4
kartu untuk bahan pembelajaran guru diantaranya:

ayo pergi bermain ke Taman

mari bermain boneka di rumahku

Beni ayo kita menyapu halaman

ayo kita makan kue

Dalam pertemuan pertama ini ada beberapa kegiatan yang di lakukan


yaitu:
b. Pelaksanaan Siklus 1
1) Guru memberikan salam Kelas dilanjutkan dengan do’a
dipimpin oleh salah seorang siswa. Siswa yang diminta
membaca do’a adalah siswa siswa yang hari ini datang paling
awal.
2) Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin
setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya cita-cita.
3) Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu nasional
lainnya. Guru memberikan penguatan tentang pentingnya
menanamkan semangat Nasionalisme.
4) Guru memberi kesempatan kepada siswa menyampaikan hal-
hal yang telah mereka pelajari sebelumnya.
5) Guru memberikan apersepsi melalui tanya jawab yang
berkaitan dengan subtema yang akan diajarkan untuk menggali
pengetahuan awal siswa. Sebagai pembuka pelajaran inti, guru
menjelaskan ke siswa mengenai kalimat ajakan.
6) Guru mengajak siswa bermain kartu kata. Guru menjelaskan
bagaimana cara bermain menggunakan dan memberi contoh.
Kemudian mintalah siswa membaca bersama dengan suara
nyaring dan jelas.
7) Setelah itu guru menunjuk salah satu siswa untuk menyusun
dan menempelkan kartu kata menjadi sebuah kalimat di depan
kelas. Dan siswa yang lain membaca bersama susunan kartu
kata tersebut.
8) Siswa mengidentifikasi kata yang digunakan dalam kalimat
ajakan, seperti mari.
9) Siswa menyebutkan kata lain yang biasa digunakan untuk
mengajak orang lain melakukan sesuatu.
10) Untuk melatih siswa dalam membaca kalimat ajakan, guru
membuat kartu kata berisi berbagai bentuk kalimat ajakan.
11) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok untuk melakukan
permainan kartu kata agar siswa dapat membaca dengan baik.
12) Guru memberikan penjelasan tentang cara permainnan kartu
kata yang akan dilakukan setiap kelompok.
13) Guru membagikan beberapa potongan kartu kata yang isinya
tentang kalimat ajakan.
14) Setiap kelompok diminta menyusun kartu kata yang berisi
kalimat tersebut hingga tersusun menjadi sebuah kalimat
ajakan.
15) Setelah setiap kelompok sudah selesai mendiskusikan kartu
kata nya, perwakilan setiap kelompok untuk membacakan
susunan kartu katanya.
16) Setelah mengetahui beberapa contoh kalimat ajakan, Mintalah
mereka menuliskan kalimat ajakan dengan kata- katanya
sendiri. Siswa dapat menulis kalimat ajakan di lembar Post test
yang sudah disediakan guru
17) Kegiatan diakhiri dengan mengulas kembali kegiatan hari itu.
18) Menyimpulkan bersama materi yang sudah dipelajari
19) Siswa diberi tugas untuk dikerjakan di rumah
20) dan ditutup dengan berdoa kepada Tuhan YME karena Tuhan
sudah memberi mereka banyak nikmat yang harus disyukuri
dengan menjaga apa yang telah dimiliki dengan sebaik-
baiknya. Lingkungan yang bersih dan asri serta tubuh yang
sehat adalah pemberian Tuhan yang harus dijaga.
c. Pengumpulan Data Siklus I
Tabel 4.3 Hasil Nilai Formatif Siklus I
No Nama Siswa Penilaian Rata2 Ketuntasan
. Proses Tertulis Tuntas Tidak
1 Ahmad Khafidaz 70 65 60 V
Al-Zam Zami
2 Angel Lovely 80 70 75 V
Yuliang
Wardana
3 Arini Caprita 50 50 50 V
4 Elmyra Shakila 70 80 75 V
Shanum
5 Elnino Wildan 40 50 45 V
Zena
6 Evrilya Kartini 50 60 55 V
Aisyabillah
7 Falina 40 40 40 V
Mawaddah
Zakiyah
8 Kalena Putri 60 80 70 V
Rahmawati
9 Lakesah Raissa 50 60 55 V
Bai Savilla
10 Letisiya Naura 85 85 85 V
Angelica
11 Levisya 50 40 45 V
Manggari Putri
12 Lira Virna 80 90 85 V
Winata
13 Mazra'atul 50 50 50 V
Akhirah
14 Mochammad 70 60 65 V
Syaifudin
15 Muchammad 80 70 75 V
Adzkiya Arsyad
16 Muhammad 50 40 45 V
Abdul Rahman
As Syarif
17 Muhammad 85 85 85 V
Agung
Rahmatulloh
18 Muhammad 70 80 75 V
Raka Dewanta
19 Alvaro Nathan 45 45 45 V
20 Naura Nadhifa 70 70 70 V
Kristanti
21 Navya Widianto 80 75 70 V
Putri
22 Nayla Fatimatus 50 60 55 V
Zahra
23 Nur Ilfi 90 90 90 V
Khoiriyah
24 Okta Viana Sari 60 80 70 V
25 Rizky Maulida 90 90 90 V
26 Taufiqul Afriza 50 40 45 V
JUMLAH 1670 13 13
RATA-RATA 64,2
PRESENTASE 50 % 50 %

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I


No. Rentang Frekuensi Presentase Keterangan KKM
Nilai Frekuensi
1 90-100 2 8% Tuntas KKM

2 80-89 3 11% Tuntas KKM

3 70-79 8 31% Tuntas KKM

4 60-69 2 8% Tidak Tuntas KKM

5 30-59 11 42% Tidak Tuntas KKM

Diagram 4.2 Pencapaian Nilai Siklus I

Rata-Rata Siklus I
12 45%
40%
10
35%
8 30%
25%
6
20%
4 15%
10%
2
5%
0 0%
90-100 80-89 70-79 60-69 30-59

Frekuensi Presentase
Pada pelaksanaan Siklus I yang telah dilaksanakan, keterampilan
membaca siswa dengan lafal, intonasi, kejelasan dalam membaca dan
tes membaca memahami dengan nilai rata-rata kelas 64 dan dari 26
siswa hanya 13 siswa yang telah tuntas dengan mencapai KKM yang
di tetapkan yaitu 70 pada siklus I ini siswa terdapat peningkatan dalam
ketrampilan membaca.
Dilihat pada diagram diatas jumlah siswa yang tuntas hanya 13
siswa atau 50% dan jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 15
siswa atau 50% sedangkan kriteria yang di tetapkan adalah jika 80%
dari jumlah siswa sudah mencapai KKM. Dari data ini dapat dilihat
terdapat setengah dari jumlah siswa yang belum tuntas dalam penilaian
keterampilan membaca.
d. Refleksi Siklus I
Pada pelaksanaan Siklus I yang telah dilaksanakan, keterampilan
membaca siswa dengan lafal, intonasi, kejelasan dalam membaca dan
tes membaca memahami dengan nilai rata-rata kelas 64,2 dan dari 26
siswa hanya 13 siswa yang telah tuntas dengan mencapai KKM yang
di tetapkan yaitu 70 pada siklus I ini siswa terdapat peningkatan dalam
ketrampilan membaca.
Dilihat pada diagram diatas jumlah siswa yang tuntas hanya 13
siswa atau 50% dan jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 15
siswa atau 50% sedangkan kriteria yang di tetapkan adalah jika 80%
dari jumlah siswa sudah mencapai KKM. Dari data ini dapat dilihat
terdapat setengah dari jumlah siswa yang belum tuntas dalam penilaian
keterampilan membaca.
Dari hasil belajar siswa yang telah keterampilan membaca siswa
dengan lafal, intonasi, kejelasan dalam membaca dan tes membaca
memahami menggunakan media kartu kata di SDN Blimbingsari
belum menunjukkan hasil yang maksimal, sesuai dengan KKM yang
telah ditetapkan sebelumnya. Ada beberapa hal yang perlu diperbaiki
pada siklus ke II agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
e. Revisi
Pembelajaran dengan menggunakan media kartu kata dapat
meningkatkan keterampilan membaca pada siswa kelas 1 SDN
Blimbingsari. Namun untuk hasil yang lebih baik maka perlu adanya
revisi diantaranya adalah:
1) Untuk penggunaan sebagai media pembelajaran di depan kelas
digunakan kartu berukuran 24 cm x 8 cm, atau ukuran-ukuran
yang lebih besar.
2) Membedakan kartu kata pada setiap kelompok dimana pada
siklus I ini menggunakan kartu kata yang sama pada setiap
kelompok.

3. Deskripsi Siklus II
a. Perencanaan Siklus II
Pertemuan siklus ke II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 12
Mei 2022 pada tema 6 subtema 2 pertemuan 2 dengan menggunakan 8
kartu kata yang berbeda di setiap kelompok.
b. Pelaksanaan Siklus II
1) Guru memberikan salam
2) Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang
siswa.
3) Guru memeriksa kehadiran siswa dengan memanggil nama-
nama siswa menurut absen dan memeriksa kerapian pakaian,
posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran.
4) Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu nasional
lainnya. Guru memberikan penguatan tentang pentingnya
menanamkan semangat Nasionalisme.
5) Guru membuka pelajaran dengan memberi kesempatan kepada
siswa untuk berbagi pengalaman belajarnya pada hari
sebelumnya. Siswa menyebutkan kegiatan kerja sama yang
biasa dilakukan di lingkungan rumahnya.
6) Guru memberikan apersepsi melalui tanya jawab yang
berkaitan dengan subtema yang akan diajarkan untuk menggali
pengetahuan awal siswa.
7) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
8) Siswa membaca percakapan yang terdapat pada halaman 44
tentang lingkungan sekitar rumah.
9) Setelah membaca. Mintalah siswa membaca teks percakapan
bersama-sama.
10) Setelah siswa membaca percakapan bersama mintalah siswa
mencari kalimat ajakan yang terdapat dalam teks Siswa diberi
kesempatan menyebutkan kalimat ajakan pada teks.
11) Guru memberi lembar kerja berisi percakapan yang dimana
siswa harus mengisi bagian yang kosong dengan kata ajakan.
12) Setelah mengisi lembar kerja. Mintalah siswa memeragakan
teks percakapan dengan berpasangan di depan kelas.
13) Untuk melatih siswa dalam membaca kalimat ajakan, guru
membuat kartu kata berisi berbagai bentuk kalimat ajakan.
14) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok untuk melakukan
permainan kartu kata agar siswa dapat membaca dengan baik.
15) Guru memberikan penjelasan tentang cara permainnan kartu
kata yang akan dilakukan setiap kelompok.
16) Guru membagikan beberapa potongan kartu kata yang isinya
tentang kalimat ajakan.
17) Setiap kelompok diminta menyusun kartu kata yang berisi
kalimat tersebut hingga tersusun menjadi sebuah kalimat
ajakan.
18) Setelah setiap kelompok sudah selesai mendiskusikan kartu
kata nya, perwakilan setiap kelompok untuk membacakan
susunan kartu katanya.
19) Setelah mengetahui beberapa contoh kalimat ajakan, Mintalah
mereka menuliskan kalimat ajakan dengan kata- katanya
sendiri. Siswa dapat menulis kalimat ajakan di lembar Post test
yang sudah disediakan guru
20) Kegiatan diakhiri dengan mengulas kembali apa yang sudah
mereka pelajari
21) Menyimpulkan bersama materi yang sudah dipelajari
22) Siswa diberi tugas post test dan ditutup dengan berdoa kepada
Tuhan YME karena Tuhan sudah memberi mereka banyak
nikmat yang harus disyukuri dengan menjaga apa yang telah
dimiliki dengan sebaik-baiknya. Lingkungan yang bersih dan
asri serta tubuh yang sehat adalah pemberian Tuhan yang harus
dijaga.

c. Pengumpulan Data Siklus II


Pada siklus II ini pencarian data dengan cara menggunakan tes
formatif sebagai instrumen pengumpulan data. Adapun data yang
didapatkan dari tes formatif yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil Tes Formatif Siklus II
No Nama Siswa Penilaian Rata2 Ketuntasan
. Proses Tertulis Tuntas Tidak
1 Ahmad Khafidaz 70 70 70 V
Al-Zam Zami
2 Angel Lovely 85 95 90 V
Yuliang
Wardana
3 Arini Caprita 80 80 80 V
4 Elmyra Shakila 90 80 85 V
Shanum
5 Elnino Wildan 45 55 50 V
Zena
6 Evrilya Kartini 80 70 75 V
Aisyabillah
7 Falina 80 80 80 V
Mawaddah
Zakiyah
8 Kalena Putri 95 85 90 V
Rahmawati
9 Lakesah Raissa 50 60 55 V
Bai Savilla
10 Letisiya Naura 85 85 85 V
Angelica
11 Levisya 85 95 90 V
Manggari Putri
12 Lira Virna 100 90 95 V
Winata
13 Mazra'atul 90 80 85 V
Akhirah
14 Mochammad 85 85 85 V
Syaifudin
15 Muchammad 85 75 80 V
Adzkiya Arsyad
16 Muhammad 70 70 70 V
Abdul Rahman
As Syarif
17 Muhammad 90 90 90 V
Agung
Rahmatulloh
18 Muhammad 95 85 90 V
Raka Dewanta
19 Alvaro Nathan 55 55 55 V
20 Naura Nadhifa 80 80 80 V
Kristanti
21 Navya Widianto 90 90 90 V
Putri
22 Nayla Fatimatus 70 60 65 V
Zahra
23 Nur Ilfi 95 95 95 V
Khoiriyah
24 Okta Viana Sari 90 80 85 V
25 Rizky Maulida 90 100 95 V
26 Taufiqul Afriza 70 80 75 V
JUMLAH 2085 22 4
RATA-RATA 80,2
PRESENTASE 85% 15%

Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus II


No. Rentang Frekuensi Presentase Keterangan KKM
Nilai Frekuensi
1 90-100 9 35% Tuntas KKM

2 80-89 9 35% Tuntas KKM


3 70-79 4 15% Tuntas KKM

4 60-69 1 3% Tidak Tuntas KKM

5 30-59 3 12% Tidak Tuntas KKM


Diagram 4.3 Pencapaian Nilai Siklus II

Rata-Rata Siklus II
10 40%
9 35%
8
30%
7
6 25%
5 20%
4 15%
3
10%
2
1 5%
0 0%
90-100 80-89 70-79 60-69 30-59

Frekuensi Presentase

d. Refleksi Siklus II
Pada pelaksanaan Siklus I yang telah dilaksanakan, keterampilan
membaca siswa dengan lafal, intonasi, kejelasan dalam membaca dan
tes membaca memahami dengan nilai rata-rata kelas 80 dan dari 26
siswa hanya 4 siswa yang belum tuntas mencapai KKM yang di
tetapkan yaitu 70 pada siklus II ini siswa terdapat peningkatan yang
signifikan dalam ketrampilan membaca.
Dilihat pada diagram diatas jumlah siswa yang tuntas 22 siswa atau
85% dan jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 4 siswa atau 15%
kriteria yang di tetapkan adalah jika 80% dari jumlah siswa sudah
mencapai KKM. Dari data ini dapat dilihat terdapat 85% dari jumlah
siswa yang sudah tuntas dalam penilaian keterampilan membaca.
Dari hasil belajar siswa yang telah keterampilan membaca siswa
dengan lafal, intonasi, kejelasan dalam membaca dan tes membaca
memahami menggunakan media kartu kata di SDN Blimbingsari sudah
menunjukkan hasil yang maksimal, sesuai dengan KKM yang telah
ditetapkan sebelumnya. Maka dari itu tidak perlu lagi diadakannya
perbaikan pembelajaran, karena perbaikan pembelajaran pada siklus II
dianggap sudah berhasil.
B. Pembahasan Dari Setiap Siklus
1. Pra-Siklus
Sebelum melakukan tindakan peneliti melakukan observasi dengan
tujuan untuk mengetahui sejauh mana keterampilan siswa kelas 1 SDN
Blimbingsari dalam membaca. Pada tindakan ini peneliti melakukan pretes
yang terdiri dari tes unjuk kerja dan tes tertulis di akhir pelajaran.
Pada Pra-siklus yang dilakukan dengan metode ceramah dimana
banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, mereka terlihat
mudah bosan, dan asik bermain sendiri. Hal tersebut terjadi karena guru
tidak melibatkan siswa secara langsung. Selain itu pemilihan metode
pembelajaran yang akan diterapkan juga berpengaruh dalam keberhasilan
suatu pembelajaran. Akibatnya masalah tersebut dapat berpengaruh pada
hasil belajar mereka.

2. Siklus I
Pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan media kartu
kata dengan tema lingkungan sekitar rumahku terdapat beberapa siswa
yang masih mengalami kesukaran, beberapa kesukaran yang dialami siswa
antara lain: a) masih kesulitan membedakan huruf yang mirip antara b dan
p seperti kata badan masih dibaca daban, b) kata mandi masih dibaca
manbi, c) kata bersih masih di baca dersih, d) kata baru masih dibaca
daru, e) masih kesulitan membaca kata dengan konsonan g yang dobel
seperti kata tinggi masih di baca tingi, f) kata rangga masih dibaca ranga,
g) masih kesulitan membaca dengan kata yang menggunakan gabungan
huruf konsonan ng, contohnya: kata bunga di baca bun-ga, h) kata
bangga masih dibaca dengan ban-ga, i) kata minggu masih dibaca
dengan min-gu, j) masih kesulitan membaca kata yang menggunakan
huruf diftong ai, contohnya: kata pandai dibaca panda-i, k) kata nyeri
masih dibaca yeri l) masih kesulitan menggabungkan beberapa huruf
seperti kata juara masih di baca j-uara, m) kata baru masih dibaca denga
be- aru, qn beberapa siswa membaca masih dengan mengeja, r)
beberapa siswa tidak berani membaca didepan kelas, s) siswa membaca
dengan sangat pelan sehingga tidak jelas pengucapanya.

3. Siklus II
Pembelajaran dengan menggunakan media kartu kata pada siklus II
membuat siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti pelajaran membaca.
Hal ini dibuktikan dengan lebih banyaknya siswa yang aktif dalam
menyusun dan membaca kartu kata, penggunaan lafal serta intonasi dalam
membaca sudah benar, kesalahan-kesalahan dalam membaca berkurang,
dan isi tulisannya semakin terarah. Namun ditengah peningkatan tersebut
masih ada beberapa siswa yang belum mampu membaca dengan lancar,
dan membaca dengan lafal, intonasi yang tepat, nilainya juga masih di
bawah KKM yang telah ditetapkan.
Pada saat pembelajaran guru sudah mengoperasikan media dengan
baik, pada saat menjelaskan materi cukup jelas karena bagian-bagian yang
belum dipahami siswa diulang dan diulas kembali oleh guru. Guru telah
memberikan kesempatan bagi siswa untuk menanyakan hal-hal yang
belum dipahami siswa, guru membimbing siswa dalam kelompok ataupun
indifidu yang mengalami kesulitan dalam membaca.

C. Hasil Pencapaian Siklus I dan Siklus II

Tabel 4.7 Hasil Pencapaian Siklus I dan Siklus II


Siklus I Siklus II Keterangan
NO Rentang Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase Presentase KKM
Nilai Frekuensi Frekuensi Kenaikan

1 90-100 2 8% 9 35% 27% Tuntas KKM


2 80-89 3 11% 9 35% 24% Tuntas KKM

3 70-79 8 31% 4 15% 16% Tuntas KKM

4 60-69 2 8% 1 3% - Tidak Tuntas


KKM

5 30-59 11 42% 3 12% - Tidak Tuntas


KKM

Diagram 4.4 Pencapaian Nilai Siklus I dan Siklus II

Hasil Siklus I dan Siklus II


40%
35%
30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
90-100 80-89 70-79

Presentase I Presentase II

Berdasarkan tabel dan diagram dari nilai siklus I dan Nilai Siklus II
terdapat kenaikan presentase keberhasilan untuk pencapaian nilai dari 50 %
menjadi 85%. Dari diagram tersebut menunjukkan bahwa siswa yang
mencapai KKM pada siklus II lebih banyak dari pada siklus I. Pada siklus I
hanya 50% siswa yang mencapai KKM, sedangkan pada siklus II semua siswa
mencapai KKM dengan rata-rata kelas 80. Maka dari itu tidak diperlukan
lanjutan untuk memperbaiki pembelajaran siklus III karena indikator
pembelajaran sudah tercapai. Peningkatan hasil belajar siswa tersebut
disebabkan oleh penggunaan media kartu yang disampaikan baik oleh guru
dan antusias siswa dalam belajar dan bermain.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan pelaksanaan penelitian dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan media kartu kata
dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas 1 SDN
Blimbingsari pada pelajaran Bahasa Indonesia. Peningkatan ini dapat
dilihat dari jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat sebanyak
sebesar 35% (dari 50 % menjadi 85%.). Hasil tersebut sudah memenuhi
kriteria keberhasilan yang ditentukan yaitu dengan nilai rata-rata kelas 70
dan rata-rata ketuntasan kelas mencapai 80.
Pelaksanaan pembelajaran membaca permulaan dengan
menggunakan media kartu kata dapat memudahkan siswa dalam membaca,
penggunaan variasi pada kartu kata dapat menaarik minat siswa dalam
belajar membaca. Pengajaran membaca permulaan bagi siswa kelas satu
SD merupakan hal yang mutlak diperlukan, anak kelas satu SD pada
umumnya baru berusia enam tahun masih berada pada taraf berfikir
konkret, yaitu anak akan mudah mengenali hal-hal yang bersifat nyata, dan
penggunaan kartu kata yang melibatkan siswa secara langsung dapat
memudahkan siswa dalam membaca dengan benar.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas maka saran
yang dapat diberikan sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Pembelajaran membaca permulaan yang menggunakan media kartu
kata hendaknya menggunakan variasi ukuran yang sesuai agar
dapat menarik perhatian dan memperjelas pandangan siswa.
b. Pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan media
kartu kata hendaknya menggunakan kata yang bervariasi agar
siswa mempunyai keterampilan dalam membaca dengan berbagai
gabungan huruf.
c. Guru sebaiknya menggunakan model/metode pembelajaran yang
tepat dan disesuaikan dengan materi pelajaran agar tujuan belajar
siswa dapat tercapai dengan baik dan indikator keberhasilan dapat
tercapai dengan nilai maksimal.
2. Bagi Peneliti Lain
Bagi peneliti lain dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut
mengenai keterampilan siswa dalam membaca pada mata pelajaran
lainnya atau dengan menggunakan media dan metode pembelajaran
yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai