PROPOSAL
Oleh :
MUTIARA CANTIKA DESFA
18129288
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................8
C. Tujuan Masalah.........................................................................................9
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................9
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA.................................................................................11
A. Kajian Teori...............................................................................................11
1. Hakikat Hasil Belajar..........................................................................11
2. Hakikat Pembelajaran Tematik Terpadu.............................................13
3. Hakikat Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).........17
B. Kerangka Teori..........................................................................................22
BAB 3 METODE PENELITIAN..........................................................................25
A. Setting Penelitian.......................................................................................25
1. Tempat Penelitian................................................................................25
2. Subjek Penelitian.................................................................................25
3. Waktu/Lama Penelitian.......................................................................26
B. Rancangan Penelitian................................................................................26
1. Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian.........................................26
2. Prosedur Penelitian..............................................................................27
C. Data dan Sumber Data...............................................................................29
1. Data Penelitian.....................................................................................29
2. Sumber Data........................................................................................29
D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian...............................29
1. Teknik Pengumpulan Data..................................................................29
2. Instrumen Penelitian............................................................................30
3. Analisis Data.......................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................33
LAMPIRAN .........................................................................................................36
1
I. BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan pada latar belakang di
atas, maka secara umum rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Bagaimanakah Peningkatan Hasil Belajar siswa pada pembelajaran Tematik
Terpadu Dengan Menggunakan Pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) Di Kelas IV SD Negeri 01 Lubuak Batingkok?
Untuk lebih terarahnya penulis perlu merinci masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tematik terpadu
untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) di Kelas IV SDN 01 Lubuak
Batingkok?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan
9
c) Bertanya (Questioning)
Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu bermula dari bertanya.
Melalui penerapan bertanya, pembelajaran akan lebih hidup, akan
mendorong proses dan hasil belajar yang lebih luas dan mendalam,
dan akan banyak ditemukan unsur-unsur lain yang terkait yang
sebelumnya tidak terpikirkan baik oleh guru maupun siswa.
d) Masyarakat Belajar (Learning Community)
Membiasakan siswa untuk melakukan kerja sama dan
memanfaatkan sumber belajar dari teman-teman belajarnya. Jadi,
hasil pembelajarannya diperoleh dari kerja sama dengan orang lain
melalui berbagai pengalaman.
e) Pemodelan (Modeling)
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadikan guru
bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa Pembuatan model
dapat dijadikan alternatif untuk mengembangkan pembelajaran agar
bisa memenuhi harapan siswa secara menyeluruh dan membantu
mengatasi keterbatasan yang dimiliki oleh para guru.
f) Refleksi (Reflection)
Kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan, sikap dan
keterampilan pada dunia nyata yang dihadapi siswa akan mudah
diaktualisasi ketika pengalaman belajar itu telah terinternalisasi dalam
setiap jiwa siswa. Jadi refleksi yang merupakan cara berpikir tentang
apa yang baru terjadi atau baru saja dipelajari sangat penting diberikan
di setiap pembelajaran.
g) Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment)
Penilaian adalah suatu proses pengumpulan berbagai data dan
informasi yang bisa memberikan gambaran atau petunjuk terhadap
pengalaman belajar siswa.
c. Karakteristik Pendekatan CTL
Menurut Komalasari (2013), karakteristik pendekatan kontekstual
adalah sebagai berikut :
20
B. Kerangka Teori
Kerangka teori memuat hasil observasi penulis tentang hasil belajar
siswa pada pembelajaran tematik terpadu di kelas IV SD Negeri Lubuak
Batingkok. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, peneliti menemukan
23
masalah bahwa hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik terpadu belum
sesuai dengan harapan. Berdasarkan permasalahan, peneliti ingin
meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik terpadu dengan
menggunakan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL).
Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) menempatkan
siswa dalam konteks bermakna yang menghubungkan pengetahuan awal
siswa dengan materi yang sedang dipelajari dan sekaligus memperhatikan
faktor kebutuhan individual siswa dan peran guru. Didalam pembelajaran
kontekstual, siswa menemukan hubungan penuh makna antara ide-ide abstrak
dengan penerapan praktis di dunia nyata. Agar penggunaan pendekatan
Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam pembelajaran tematik terpadu
dapat berjalan dengan baik, maka seorang guru hendaklah memperhatikan
tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian (evaluasi).
Pada tahap perencanaan pembelajaran adalah menetapkan jadwal
penelitian,mengkaji kurikulum 2013 di kelas IV serta penunjang lain,
Menyusun rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang bercirikan
pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) lengkap dengan semua
komponen pada RPP, menyusun lembar pengamatan (RPP, aspek guru dan
aspek siswa), membuat format penilaian aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Pada tahap pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu dilaksanakan
dengan menggunakan langkah-langkah pendekatan Contextual Teaching And
Learning (CTL). Langkah-langkah pendekatan Contextual Teaching And
Learning (CTL) adalah sebagai berikut (Majid, 2014) :
1) Kontruktivisme
2) Menemukan/ inquiry
3) Bertanya
4) Masyarakat belajar
5) Permodelan
6) Refleksi
7) Penilaian sebenarnya
24
Perencanaan
Pelaksanaan
1. Menetapkan jadwal
selama penelitian Langkah-langkah
Penilaian
2. Mengkaji Pendekatan Contextual
kurikulum 2013 di Teaching and Learning 1. RPP
kelas IV serta (CTL) sebagai berikut: 2. Pelaksanaan
penunjang lain a) Aktivitas guru
3. Menyusun rencana 1. Kontruktivisme
b) Aktivitas
Pelaksanaan 2. Menemukan (Inquiry)
siswa
Pembelajaran 3. Bertanya
3. Hasil belajar
(RPP) 4. Masyarakat belajar
a) Sikap
4. Menyusun lembar 5. Pemodelan
b) Pengetahuan
pengamatan, format 6. Refleksi
c) Keterampilan
penilaian, RPP dan 7. Penilaian Sebenarnya
menyiapkan
dokumentasi.
B. Rancangan Penelitian
1. Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian
a. Pendekatan Penelitian
Pada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Bogdan Taylor
(dalam Wiratna, 2014) menyatakan bahwa “Pendekatan kualitatif adalah salah satu
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan
dan perilaku orang-orang yang diamati”. Menurut Sugiyono (2011), “Pendekatan
kuantitatif dilakukan dengan mengumpulkan data yang berupa angka, data yang
berupa angka tersebut kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan suatu
informasi ilmiah dibalik angka-angka tersebut”.
Menurut Lexi (2009), adapun pengertian pendekatan kualitatif
adalah :“Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelititi misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan
lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskrisipsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode ilmiah”.
Penelitian ini juga akan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan
kualitatif adalah pendekatan yang pengumpulan data, analisis data, dan tampilan
pada hasil data menggunakan angka (Arikunto, 2009).
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpilkan bahwa pendekatan kualitatif
merupakan pendekatan yang data-datanya disajikan dalam bentuk kata-kata.
Sedangkan pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang data-datanya disajikan
dalam bentuk angka (numerial).
b. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
Menurut Yalvema Miaz (2014), penelitian tindakan kelas didefenisikan sebagai
penelitian sistematis yang dilaksanakan oleh para guru, penyelenggara pendidikan
serta penasehat pendidikan yang memiliki kepentingan dalam proses belajar
mengajar (PBM) dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi bagaimana cara
27
2. Mengkaji kurikulum 2013 SD, buku guru dan buku siswa yang relevan
b. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan tindakan kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan
pembelajaran yang berlangsung sesuai dengan perencanaan yang telah disusun
dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).
Kegiatan yang dilakukan meliputi:
1. Data Penelitian
29
Data penelitian ini berupa hasil pengamatan, diskusi, dan dokumentasi dari
pembelajaran tematik terpadu menggunakan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Lubuak Batingkok. Data tersebut
berkaitan dengan hal berikut ini:
dan siklus ke-n. Kegiatan menelaah data dilaksanakan sejak awal dan
dikumpulkan.
2. Reduksi data meliputi pengkategorian dan pengklasifikasian. Semua data
yang telah terkumpul diseleksi dan dikelompokkan sesuai dengan fokus.
Setelah dipisah-pisahkan tersebut lalu diseleksi mana yang relevan dan
mana yang tidak relevan. Data yang relevan dianalisis, dan yang tidak
relevan dibuang.
3. Menyajikan data yang dilakukan dengan cara mengorganisasikan informasi
yang sudah direduksi.
4. Menyimpulkan hasil penelitian. Kegiatan ini merupakan penyimpulan akhir
temuan penelitian, diikuti dengan kegiatan triangulasi atau pengujian
temuan penelitian. Kegiatan ini dilakukan dengan cara : a) peninjauan , dan
b) bertukar pikiran dengan teman sejawat, dan guru.
Menurut Kemendikbud No. 104 tahun 2014, untuk menghitung hasil belajar
aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan digunakan rumus:
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = Jumlah skor maksimal x 100%
Dalam indeks nilai kuantitatif dengan skala sebagai berikut:
Konversi Nilai Akhir Predikat
Klasifikasi Sikap
(pengetahuan
dan
Skala 0-100 Skala 1-4 dan
Ekstrakurikuler
keterampilan)
86-100 4 A
76-80 3.33 B+
71-75 3.00 B
B (Baik)
66-70 2.66 B-
61-65 2.33 C+
56-60 2 C
C (Cukup)
51-55 1.66 C-
46-50 1.33 D+
0-45 1 D-
32
K (Kurang)
Peringkat Nilai
Kurang (K) ≤ 60
DAFTAR PUSTAKA
Antari, L. 2015. Penggunaan Bahan Ajar Tematik Pembagian Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar di MI Ahliyah Palembang, Issn 2442-5419 Vol. 4, No. 2-22-29, Email:
Luvi.fkipumpalembang@yahoo.com
Anisa. 2009. Kelebihan dan kelemahan Pembelajaran CTL. Diakses dari laman web tanggal
20 Maret 2021. dari: http://www.sekolahdasar.net/2012/05/kelebihan-dan-
kelemahanpembelajaran.html
Hamzah & Nurdin. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: PT Bumi Aksara
Hermawan,dkk. 2010. Metode penelitian pendidikan SD. Bandung: UPI Press Hosnan. 2014.
Pendekatan santifik dan kontekstual dalam pembelajarn abad 21. Ghalia Indonesia :
ciawi- Bogor.
Hosnan. 2014. “Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran”. Abad 21:
Ghalia Indonesia
Johnson, E. B. 2006. Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan Belajar-
Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: Mizan Learning Center (MLC).
Kemendikbud. 2013. Panduan Teknis Pembelajaran Tematik Terpadu dengan Pendekatan
ctldi Sekolah Dasar. Kementerian Pendidikan dan Kebudayan. Jakarta: Kemendikbud
Komalasari, K. 2013. Pembelajaran Kontekstual : Konsep dan Aplikasi. Bandung : PT Refika
Adiatama.
34
Nurhadi. 2005. Membaca Cepat dan Efektif (Teori dan Latihan). Bandung : Sinar Baru
Algensindo.
Permendikbud. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 103 Tahun 2014
pasal 2 ayat 7 dan 8 tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.
Prastowo, A. 2013. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press
Rahayu. 2012. “Penerapan Model Discovery Learning untuk Meningkatkan Keaktifan dan
Hasil Belajar Tematik”. Jurnal of Education Action Research Volume 3 Nomor 3.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JEAR/index . Diakses tanggal 3 April 2021.
Rusman. 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu Teori, Praktik dan Penilaian. Jakarta:
Rajawali Pers.
Rusman. 2014. Model-model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: Rajawali Pers
Rusman, 2012. Model-model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru, Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
35
Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Sudjana, N. 2006. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suprijono, A. 2016. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Yalvema, M. 2014. Penelitian Tindakan Kelas Guru dan Dosen : UNP. Press Padang
Lampiran 1
Materi Pembelajaran
1. Bahasa Indonesia
36
Festival Tabuik
Tabuik sendiri di ambil dari bahasa Arab “Tabut” yang bermakna peti kayu.
Nama tersebut mengacu pada legenda tentang kemunculan makhluk berwujud kuda
bersayap dan berkepala manusia yang di sebut Burak. Legenda tersebut mengisahkan
bahwa setelah wafatnya sang cucu nabi, kotak kayu berisi potongan jenazah Hussein
diterbangkan ke langit oleh burak. Berdasarkan legenda inilah, setiap tahun
masyarakat pariaman membuat tiruan dari burak yang sedang mengusung tabut di
punggungnya.
Menurut kisah yang di terima masyarakat secara turun temurun, ritual ini di
perkirakan muncul di Pariaman sekitar tahun 1826-1828. Tabuik pada masa itu masih
kental dengan pengaruh dari Timur Tengah yang di bawa oleh masyarakat keturunan
India penganut Syiah. Pada 1910, muncul kesepakatan antarnagari untuk
menyesuaikan perayaan tabuik dengan adat istiadat Minangkabau, sehingga
berkembang menjadi seperti yang ada saat ini.
(paragraf induktif), atau pada awal dan akhir paragraf (paragraf campuran), gagasan
pendukung adalah uraian atau tambahan informasi yang mendukung gagasan
pokok.Gagasan pendukung berupa kalimat-kalimat penjelas yang memberi tambahan
untuk gagasan utama
2. IPS
yang kadang berbeda satu sama lain. Misalnyadi daerah Minangkabau hubungan
kekerabatan didasarkan pada garis ibu yang disebut Matrilineal. Sedangkan di Jawa
hubungan kekerabatan didasarkan pada garis ayah yang disebut Patrilineal.
c. Rumah adat
Di tiap daerah atau suku bangsa biasanya memiliki rumah adat yang khas.
Contoh rumah adat adalah Rumah Joglo di Jawa Tengah, Rumah Honai di Papua,
Rumah Gadang di Sumatera Barat dan rumah Tongkonan di Sulawesi Selatan.
d. Upacara adat
Upacara adat merupakan upacara yang berhubungan dengan adat istiadat atau
tradisi masyarakat. Upacara adat berkaitan erat dengan kepercayaan suatu masyarakat.
Contoh upacara adat adalah Upacara Kasodo (Suku Tengger, Jawa Timur), Upacara
Lompat Batu (Suku Nias), Upacara Grebeg Suro (Jawa Tengah) dan sebagainya.
e. Pakaian adat
Hampir semua daerah di Indonesia mempunyai pakaian adat sendiri. Pakaian khas
tersebut selain indah juga mempunyai arti tertentu. Biasanya pakaian adat digunakan
saat upacara adat, upacara perkawinan dan saat memperagakan tarian atau pertunjukan
daerah.
f. Senjata tradisional
Dahulu senjata tradisional sering digunakan untuk memotong, berburu, dan
berperang. Contoh senjata tradisional adalah Senjata Badik (Betawi), Rencong (Aceh),
Keris (Jawa) dan Mandau (Kalimantan).
g. Kesenian
Bentuk-bentuk kesenian sangat banyak, antara lain:
1) Tarian tradisional Contoh tarian tradisional atau adat adalah Tari Serimpi (Jawa
Tengah), Tari Kecak (Bali), Tari Saman (Aceh), Tari Cakalele (Maluku) dan Tari
Piring (Minangkabau).
2) Seni musik tradisional, menggunakan alat musik tradisonal pula. Alat musik
tradisional digunakan untuk mengiringi lagu daerah. Contohnya adalah alat musik
Gamelan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, Tifa dari Papua, dan Angklung dari
Jawa Barat.
3) Lagu daerah
Contoh lagu daerah adalah Bungong Jeumpa dari Aceh, Lir Ilir dari Jawa, Bubuy
Bulan dari Sunda, Ampar-ampar Pisang dari Kalimantan Selatan, dan Apuse dari
Papua. Bisakah kamu menyanyikan lagu daerahmu?
39
4) Cerita rakyat
Cerita rakyat merupakan cerita yang berkembang turun temurun di masyarakat.
Contoh cerita rakyat antara lain Sangkuriang (Jawa Barat), Malinkundang
(Minangkabau), Putri Cendana (Nusa Tenggara), Kleting Kuning dan Keong Emas
(Jawa).
3. IPA
Cara Menghasilkan Bunyi
Bunyi merupakan bagian dari sumber energi yang juga sering kita dengar
melalui frekuensi suara. Energi bunyi merupakan energi yang dihasilkan dari bunyi.
Manusia dapat mendengar bunyi di setiap saat dan waktu, misalnya mendengarkan
hiruk pikuknya klakson mobil saat terjadi macet, mendengarkan lagu dari radio
maupun mp3, mendengarkan televisi dan melihat gambarnya serta mendengarkan
teman yang sedang berbicara kepada kita.
Bunyi sebenarnya dihasilkan dari sesuatu benda yang bergetar. Sumber bunyi
sendiri berasal dari semua benda yang ada dan bergetar menghasilkan bunyi disebut
juga dengan sumber bunyi. Jumlah getaran dalam satu detik disebut juga dengan
frekuensi. Frekuensi sendiri diukur dalam satuan Hertz.
Peristiwa bergetarnya suatu benda yang diakibatkan oleh benda lain sehingga
menimbulkan bunyi disebut sebagai resonansi. Contohnya energi bunyi yaitu
dengungan nyamuk yang selalu mengganggu saat tidur, suara dengungan nyamuk
tersebut berasal dari getaran kepakan sayap dari nyamuk tersebut serta bunyi gitar
juga dapat menghasilkan bunyi karena adanya getaran yang dihasilkan dari senar atau
dawai gitar.
Bunyi yang dapat dihasilkan oleh suatu getaran benda ada yang melengking,
lemah, kuat atau yang memiliki nada rendah. Bunyi dapat kita dengar secara jelas
ketika kita dekat dengan sumber bunyi tersebut, bunyi terdengar melemah ketika kita
menjauhi dari sumber bunyi tersebut. Banyak sekali yang dapat kita temui ketika
menemukan bunyi yang memiliki nada yang rendah, nada rendah tersebut disebabkan
oleh frekuensi yang rendah pula. Sumber:https://benergi.com/energi-bunyi-yang-ada-
di-sekitar-kita diunduh 22 Maret 2021
Lampiran 2
Media Pembelajaran
40
Sumber: Buku Peserta didik Tema 1: Indahnya Kebersamaan Kelas 4 (Buku Tematik
TerpaduKurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).
Revisi 2017
Gambar 2.2 Pawai Budaya
Sumber: Buku Peserta didik Tema 1: Indahnya Kebersamaan Kelas 4 (Buku Tematik
TerpaduKurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).
Revisi 2017
Sumber: Buku Peserta didik Tema 1: Indahnya Kebersamaan Kelas 4 (Buku Tematik
TerpaduKurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).
Revisi 2017
Lampiran 3
Lembar Soal Evaluasi
1. Apakah yang dimaksud dengan paragraf?
2. Berapa paragraf yang terdapat dalam teks “Festival Tabuik”?
3. Bacalah teks berikut !
42
Sebagian besar wilayah kabupaten gunung kidul berupa perbukitan dan pegunungan
kapur. Yakni bagian dari pegunungan sewu. Gunung kidul dikenal sebagai daerah tandus
dan sering mengalami kekeringan dimusim kemarau namun menyimpan kekhasan
sejarah yang unik. Selain potensi pariwisata, budaya, maupun kuliner.
Apa gagasan pokok dari paragraf diatas?
4. Dimana letak gagasan pokok pada suatu paragraf?
5. Apakah yang dimaksud dengan gagasan pendukung?
6. Apa saja contoh keragaman budaya yang ada di Indonesia?
7. Bagaimana cara kita menghargai budaya lain yang berbeda dengan budaya kita?
8. Tuliskan 5 contoh alat musik tradisional!
9. Mengapa indonesia memiliki keragaman budaya yang berbeda-beda?
10. Sebutkan agama yang terdapat di Indonesia?
11. Apa yang dimaksud dengan sumber bunyi?
12. Sebutkan 3 alat musik yang menghasilkan bunyi dengan cara dipukul?
13. Apakah yang menyebabkan terjadinya bunyi?
14. Sebutkan medium atau benda yang dapat dilalui gelombang bunyi secara merambat!
15. Jelaskan manfaat dari penerapan sifat bunyi yang dapat merambat melalui zat cair?
Lampiran 4
Kunci Jawaban Lembar Evaluasi
2. Empat paragraf
3. Sebagian besar wilayah kabupaten Gunung Kidul berupa perbukitan dan pegunungan
kapur.
4. Awal paragraf, akhir paragraf, atau pada awal dan akhir paragraf (campuran)
5. Gagasan pendukung adalah uraian atau tambahan informasi untuk gagasan pokok.
6. Suku bangsa, makanan khas Indonesia, Bahasa daerah, Pakaian adat, Keberagaman ras,
keberagaman agama.
7. Dengan berteman dan tidak saling menjelekkanbudaya masing-masing.
8. Angklung, Suling,Kecapi, Kendang dan tifa
9. Karena Indonesia adalah negara besar yang terdiri dari banyak kepulauan.
10. Islam, Kristen protestan, katolik, hindu, budha, dan kong hu cu
11. Benda yang menghasilkan bunyi, yang dimulai dari sebuah getaran.
12. Gendang, rebana, drum
13. Ada sumber bunyi yang menghasilkan getaran, ada medium perambatan bunyi
14. Zat padat, cair dan gas
15. Yaitu dimanfaatkan oleh tim SAR untuk mencari dan menolong kecelakaan yang
terjadi ditengah laut.
Lampiran 5
Kisi-kisi Soal Evaluasi
soal
c1 c2 c3 c c5 c6
4
Bahasa Indonesia
3.1.1 Mengidentifikasi
siswa dapat 1 Apakah yang v
gagasan pokok setiap
mejelaskan dimaksud dengan
paragraf dari teks 20
pengertian paragraf paragraf?
tulis
IPS
BAHASA INDONESIA
Skor tertinggi
= 50 x 100 %
47
50
= 100
IPA
Skor tertinggi
= 50 x 100 %
50
= 100
IPS
Skor tertinggi
= 50 x 100 %
50
= 100
Lampiran 6
2.
3.
Lampiran 7
NILAI
2
49
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
JUMLAH
RATA-
RATA
Persentase
Kategori
50
Lampiran 8
Lembar Keterampilan
Perlu
Sangat Baik Baik Cukup
Kriteria Pendampingan
(4) (3) (2)
(1)
percobaan
berhasil.
Lampiran 9
Lampiran 10
Deskriptor Kualifikasi
No Karakteristik Deskriptor yang
muncul SB B C K
4 3 2 1
1 Identitas Mata a. Terdapat satuan pendidikan
Pelajaran b. Terdapat kelas/semester
c. Tema /subtema dan
pembelajaran
d. Alokasi waktu pertemuan
Jumlah deskriptor yang muncul
2 Merumuskan a. Terdapat rumusan KD dari
Kompetensi Dasar KI 1
b. Terdapat rumusan KD dari
KI 2
c. Terdapat rumusan KD dari
KI 3
d. Terdapat rumusan KD dari
KI 4
Jumlah deskriptor yang muncul
3 Merumuskan a. Indikator yang dirumuskan
indikator sudah sesuai dengan
pembelajaran kompetensi dasar
b. Indikator yang dirumuskan
jelas
c. Indikator yang dirumuskan
tersusun secara sistematis
d. Indikator yang dirumuskan
menggunakan kata kerja
operasional
Jumlah deskriptor yang muncul
4 Menetapkan tujuan a. Tujuan pembelajaran sudah
pembelajaran mencakup aspek Audience,
Behaviour, Condition, dan
Degree
b. Tujuan pembelajaran yang
dirancang sesuai dengan
indikator yang ingin dicapai
c. Tujuan pembelajaran sudah
sesuai dengan kegiatan
pembelajaran
d. Tujuan pembelajaran yang
dirancang sudah jelas
54
Deskriptor Kualifikasi
No Karakteristik Deskriptor yang
muncul SB B C K
4 3 2 1
Jumlah deskriptor yang muncul
5 Materi Pembelajaran a. Pemilihan materi sudah
sesuai dengan karakteristik
siswa
b. Materi sudah sesuai dengan
indikator yang ingin dicapai
c. Pengembangan materi sudah
sesuai dengan tujuan
pembelajaran
d. Pengembangan materi rinci
dan jelas
Jumlah deskriptor yang muncul
6 Pemilihan sumber a. Kesesuaian dengan tujuan
belajar pembelajaran
b. Kesesuaian dengan materi
pembelajaran
c. Kesesuaian dengan
pendekatan Contextual
Teaching and Learning
d. Kesesuaian dengan
karakteristik siswa
Jumlah deskriptor yang muncul
7 Pemilihan Media a. Kesesuaian dengan tujuan
Pembelajaran pembelajaran
b. Kesesuaian dengan materi
pembelajaran
c. Kesesuaian dengan
pendekatan Contextual
Teaching and Learning
d. Kesesuaian dengan
karakteristik siswa
Jumlah deskriptor yang muncul
8 Pendekatan a. Pendekatan pembelajaran
pembelajaran yang digunakan tidak
membuat siswa bosan
b. Pendekatan pembelajaran
yang digunakan menarik
bagi siswa
c. Pendekatan pembelajaran
yang digunakan adalah
model pembelajaran yang
inovatif
d. Pendekatan pembelajaran
yang digunakan sesuai
dengan tujuan pembelajaran
55
Deskriptor Kualifikasi
No Karakteristik Deskriptor yang
muncul SB B C K
4 3 2 1
Jumlah deskriptor yang muncul
9 Skenario a. Menampilkan kegiatan
pembelajaran pendahuluan, inti, dan
penutup sesuai alokasi waktu
dan dengan cakupan materi
b. Kesesuaian kegiatan dengan
pendekatan pembelajaran
contextual teaching and
learning
c. Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran
d. Kesesuaian kegiatan dengan
sistematika/keruntutan
materi
Jumlah deskriptor yang muncul
10 Rancangan penilaian a. Kesesuaian bentuk, teknik
autentik dan instrumen dengan
indikator pencapaian
kompetensi
b. Kesesuaian antara bentuk,
teknik dan instrumen
penilaian sikap
c. Kesesuaian antara bentuk,
teknik dan instrumen
penilaian pengetahuan
d. Kesesuaian antara bentuk,
teknik dan instrumen
penilaian keterampilan
Jumlah deskriptor yang muncul
Jumlah skor yang diperoleh
Jumlah skor maksimal
Persentase
Sumber : Buku materi pelatihan guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014
Keterangan :
SB (4) : Jika keempat deskriptor pada komponen RPP terlaksana
B (3) : Jika tiga deskriptor pada Komponen RPP terlaksana
C (2) : Jika dua deskriptor pada Komponen RPP terlaksana
K (1) : Jika satu deskriptor pada Komponen RPP terlaksana
KS (0) :Jika tidak ada satu deskriptor pada komponen RPP terlaksana
Total skor adalah 40
29
Nilai: NP = x100% = 72,5%
40
56