Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KONSEP DASAR DAN PENERAPAN PEMBELAJARAN

TERPADU

DISUSUN OLEH

NAMA : JENNI SITUMORANG

NPM : 2005030268

KELAS : 2A35

B. STUDY : PEMBELAJARAN TERPADU

D. PEMBIMBING : RUPINA MAGDALENA Br.TARIGAN S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS QUALITY

MEDAN

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmatNya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Konsep Dasar dan Penerapan Pembelajaran Terpadu ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen Ibu RUPINA
MAGDALENA Br.TARIGAN S.Pd.,M.Pd

pada mata kuliah PEMBELAJARAN TERPADU. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................................................2


DAFTAR ISI ................................................................................................................................................................3
BAB I .........................................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................................................................4
1. LATAR BELAKANG .................................................................................................................................................4
2. Rumusan Masalah...............................................................................................................................................5
3. TUJUAN ...............................................................................................................................................................5
BAB II ........................................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...........................................................................................................................................................5
2.1. KONSEP DASAR PEMBELAJARAN TERPADU ......................................................................................................5
A. PENGERTIAN PEMBELAJARN TERPADU ................................................................................................................5
2.2. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN TERPADU .......................................................................................................7
A. LANDASAN PEMBELAJARAN TERPADU ................................................................................................................7
B. PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN TERPADU ........................................................................................................9
C. MANFAAT PEMBELAJARAN TERPADU ..................................................................................................................9
2.3. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERPADU................................................................................................. 10
2.4 . PENERAPAN PEMBELAJARAN TERPADU ...................................................................................................... 12
2.5. KELEBIHAN DAN KEKURANAGAN PEMBELAJARN TERPADU ........................................................................ 13
BAB III .................................................................................................................................................................... 14
PENUTUP ............................................................................................................................................................... 14
A. KESIMPULAN.................................................................................................................................................... 14
B. SARAN .............................................................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara
sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata
pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan dan
ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna
disini memberikan makna bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami
konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang
menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
Untuk itu guru dituntut harus mampu merancang dan melaksanakan program pengalaman
belajar dengan tepat. Manfaat dari pembelajaran terpadu yaitu banyak topik-topik yang
tertuang disetiap mata pelajaran mempunyai keterkaitan konsep yang dipelajari oleh siswa.
Sebagai guru, harus pandai dalam memilih topik yang sesuai dalam membimbing
pembelajaran.

2. Rumusan Masalah
2.1. Apa konsep dasar pembelajaran terpadu ?
2.2. Bagaimana karakteristik pembelajaran terpadu ?
2.3. Apa saja model model dari pembelajaran terpadu ?
2.4. Bagaimana penerapan pembelajaran terpadu ?
2.5. Apa saja kelebihan dan kekurangan pembelajaran terpadu ?

3. TUJUAN
3.1. Mengetahui konsep dasar pembelajaran terpadu
3.2. Mengetahui karakteristik pembelajaran terpadu
3.3. Mengetahui model model dari pembelajaran terpadu
3.4. Mengetahui penerapan pembelajaran terpadu
3.5. Mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran terpadu

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. KONSEP DASAR PEMBELAJARAN TERPADU

A. PENGERTIAN PEMBELAJARN TERPADU

Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat diartikan sebagai pendekatan pembelajaran yang
melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.
Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran terpadu, siswa akan memahami konsep-konsep yang
mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah
mereka pahami.

Fokus perhatian pembelajaran terpadu terletak pada proses yang ditempuh siswa saat berusaha
memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya
(Aminuddin, 1994). Berdasarkan hal tersebut, maka pengertian pembelajaran terpadu dapat dilihat
sebagai:

1. Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai mata pelajaran yang


mencerminkan dunia nyata di sekeliling serta dalam rentang kemampuan dan perkembangan anak;
2. Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak secara serempak
(simultan);
3. Merakit atau menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa mata pelajaran yang berbeda,
dengan harapan siswa akan belajar dengan lebih baik dan bermakna.

Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja
mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan
adanya pemaduan itu siswa akan memeroleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga
pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna di sini memberikan arti bahwa pada
pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui
pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran
maupun antar mata pelajaran.
1. Beberapa pengertian dari pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh beberapa orang pakar
pembelajaran terpadu diantaranya :
a. menurut Cohen dan Manion (1992) dan Brand (1991), terdapat tiga kemungkinan variasi pembelajaran
terpadu yang berkenaan dengan pendidikan yang dilaksanakan dalam suasana pendidikan progresif
yaitu
1 kurikulum terpadu (integrated curriculum)
Kurikulum terpadu adalah kegiatan menata keterpaduan berbagai materi mata pelajaran melalui suatu
tema lintas bidang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna sehingga batas antara berbagai
bidang studi tidaklah ketat atau boleh dikatakan tidak ada
2 hari terpadu (integrated day),
Hari terpadu berupa perancangan kegiatan siswa dari sesuatu kelas pada hari tertentu untuk
mempelajari atau mengerjakan berbagai kegiatan sesuai dengan minat mereka
3 pembelajaran terpadu (integrated learning).
pembelajaran terpadu menunjuk pada kegiatan belajar yang terorganisasikan secara lebih terstruktur
yang bertolak pada tema-tema
b. Menurut Prabowo (2000 : 2), pembelajaran terpadu adalah suatu proses pembelajaran dengan
melibatkan / mengkaitkan berbagai bidang studi. Dan ada dua pengertian yang perlu dikemukakan
untuk menghilangkan kerancuan dari pengertian pembelajaran terpadu di atas, yaitu konsep
pembelajaran terpadu dan IPA terpadu.
Menurut Prabowo (2000:2), pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang
melibatkan beberapa bidang studi. Pendekatan belajar mengajar seperti ini diharapkan akan dapat
memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak didik kita. Arti bermakna disini dikarenakan
dalam pembelajaran terpadu diharapkan anak akan memperoleh pemahaman terhadap konsep-konsep
yang mereka pelajari dengan melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep
lain yang sudah mereka pahami.

2.2. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN TERPADU

Sebagai suatu proses, pembelajaran terpadu memiliki karakteristik sebagai berikut.


1. Pembelajaran berpusat pada anak.
Pembelajaran terpadu dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat pada anak karena pada dasarnya
pembelajaran terpadu merupakan suatu system pembelajaran yang memberikan keleluasaan pada
siswa, baik secara individu maupun kelompok. Siswa dapat aktif mencari, menggali, dan menemukan
konsep serta prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan
perkembangannya.
2. Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan.
Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagaimacam aspek yang membentuk semacam
jalinan antar skemata yang dimiliki siswa,sehingga akan berdampak pada kebermaknaan dari materi
yang dipelajari siswa. Hasil yang nyata di dapat dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya
dengan konsep-konsep lain yang dipelajari dan mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih
bermakna.
3. Belajar Melalui Pengalaman Langsung
Siswa akan memahami hasil belajarnya sesuai dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami,bukan
sekedar informasi dari gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan katalisator yang
membimbing ke arah tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan siswa sebagai aktor pencari fakta dan
informasi untuk mengembangkan pengetahuannya.
4. Lebih memperhatikan proses daripada hasil semata.
Pada pembelajaran terpadu dikembangkan pendekatan discovery inquri (penemuan terbimbing) yang
melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan
sampai proses evaluasi. Pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan melihat hasrat, minat, dan
kemampuan siswa, sehingga memungkinkan siswa termotivasi untuk belajar terus menerus.
5. Sarat dengan muatan keterkaitan
Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu gejala atau
peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak.
Sehingga memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi, yang
pada gilirannya nanti akan membuat siswa lebih arif dan bijak dalam menyikapi atau menghadapi
kejadian yang ada.

A. LANDASAN PEMBELAJARAN TERPADU

Dalam setiap pelaksanaan pembelajaran di sekolah dasar, seorang guru harus mempertimbangkan
banyak faktor. Selain karena pembelajaran itu pada dasarnya merupakan implementasi dari kurikulum
yang berlaku, juga selalu membutuhkan landasan-landasan yang kuat dan didasarkan atas hasilhasil
pemikiran yang mendalam. Pembelajaran pada hakikatnya menempati posisi/kedudukan yang sangat
strategis dalam keseluruhan kegiatan pendidikan, dalam arti akan sangat menjadi penentu terhadap
keberhasilan pendidikan. Dengan posisi yang penting itu, maka proses pembelajaran tidak bisa
dilakukan secara sembarangan, dibutuhkan berbagai landasan atau dasar yang kokoh dan kuat.
Landasan-landasan tersebut pada hakikatnya adalah faktor-faktor yang harus diperhatikan dan
dipertimbangkan oleh para guru pada waktu merencanakan, melaksanakan, serta menilai proses dan
hasil pembelajaran.

Landasan-landasan yang perlu mendapatkan perhatian guru dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu di
sekolah dasar meliputi landasan filosofis, landasan psikologis, dan landasan praktis. Landasan filosofis
dimaksudkan pentingnya aspek filsafat dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu, bahkan landasan
filsafat ini menjadi landasan utama yang melandasi aspek-aspek lainnya. Perumusan tujuan/kompetensi
dan isi/materi pembelajaran terpadu pada dasarnya bergantung pada pertimbanganpertimbangan
filosofis. Pandangan filosofis yang berbeda akan mempengaruhi dan mendorong pelaksanaan
pembelajaran terpadu yang berbeda pula. Landasan psikologis terutama berkaitan dengan psikologi
perkembangan peserta didik dan psikologi/teori belajar.

Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran terpadu yang
diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan
peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran
terpadu tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya, dengan
kata lain berkenaan dengan penentuan cara/metode pembelajaran. Sedangkan landasan praktis
berkaitan dengan kondisi-kondisi nyata yang pada umumnya terjadi dalam proses pembelajaran saat
ini, sehingga harus mendapat perhatian dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu.

Landasan praktis diperlukan karena pada dasarnya guru harus melaksanakan pembelajaran terpadu
secara aplikatif di dalam kelas. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam pelaksanaannya
pembelajaran terpadu juga dilandasi oleh landasan praktis yaitu sebagai berikut.

1. Perkembangan ilmu pengetahuan begitu cepat sehingga terlalu banyak informasi yang harus
dimuat dalam kurikulum.
2. Hampir semua pelajaran di sekolah diberikan secara terpisah satu sama lain, padahal seharusnya
saling terkait.
3. Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sekarang ini cenderung lebih bersifat lintas
mata pelajaran (interdisipliner) sehingga diperlukan usaha kolaboratif antara berbagai mata
pelajaran untuk memecahkannya.
4. Kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktek dapat dipersempit dengan pembelajaran yang
dirancang secara terpadu sehingga siswa akan mampu berpikir teoritis dan pada saat yang sama
mampu berpikir praktis.

Selain ketiga landasan di atas, dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu sebenarnya perlu juga
dipertimbangkan landasan lainnya yaitu landasan sosial-budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK). Kenapa? Karena pembelajaran selalu mengandung nilai yang harus sesuai
dengan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Di samping itu, keberhasilan proses pembelajaran
dipengaruhi juga oleh lingkungan. Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan
budayanya, harus menjadi dasar dan acuan untuk mencapai keberhasilan pembelajaran terpadu.
Landasan IPTEK diperlukan dalam pengembangan pembelajaran terpadu sebagai upaya menyelaraskan
materi pembelajaran terpadu dengan perkembangan dan kemajuan yang terjadi dalam dunia IPTEK,
baik secara langsung maupun tidak langsung.

B. PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN TERPADU

Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu di sekolah
dasar, terutama pada saat penggalian tematema, pelaksanaan pembelajaran, dan pelaksanaan penilaian.
Dalam proses penggalian tema-tema perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.

1. Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk memadukan
mata pelajaran.
2. Tema harus bermakna, maksudnya tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi
siswa untuk belajar selanjutnya.
3. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.
4. Tema yang dikembangkan harus mampu menunjukkan sebagian besar minat siswa.
5. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik yang terjadi di
dalam rentang waktu belajar.
6. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan
masyarakat.
7. Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.

Dalam proses pelaksanaan pembelajaran terpadu perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.

1. Guru hendaknya tidak bersikap otoriter atau menjadi single actor yang mendominasi aktivitas
dalam proses pembelajaran.
2. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang
menuntut adanya kerja sama kelompok.
3. Guru perlu bersikap akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan
dalam perencanaan pembelajaran.

Dalam proses penilaian pembelajaran terpadu, perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.

1. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penilaian diri (selfevaluation) di samping
bentuk penilaian lainnya
2. Guru perlu mengajak para siswa untuk menilai perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan
kriteria keberhasilan pencapaian tujuan atau kompetensi yang telah disepakati.

C. MANFAAT PEMBELAJARAN TERPADU


Di bawah ini diuraikan beberapa manfaat yang dapat dipetik dengan pelaksanaan pembelajaran
terpadu, antara lain:

1. dengan menggabungkan berbagai mata pelajaran akan terjadi penghematan karena tumpang-
tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan;
2. siswa dapat melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab materi pembelajaran lebih
berperan sebagai sarana atau alat daripada tujuan akhir itu sendiri;
3. pembelajaran terpadu dapat meningkatkan taraf kecakapan berpikir siswa. Hal ini dapat terjadi
karena siswa dihadapkan pada gagasan atau pemikiran yang lebih besar, lebih luas, dan lebih
dalam ketika menghadapi situasi pembelajaran;
4. kemungkinan pembelajaran yang terpotong-potong sedikit sekali terjadi, sebab siswa dilengkapi
dengan pengalaman belajar yang lebih terpadu sehingga akan mendapat pengertian mengenai
proses dan materi yang lebih terpadu;
5. pembelajaran terpadu memberikan penerapan-penerapan dunia nyata sehingga dapat
mempertinggi kesempatan transfer pembelajaran (transfer of learning);
6. dengan pemaduan pembelajaran antarmata pelajaran diharapkan penguasaan materi
pembelajaran akan semakin baik dan meningkat;
7. pengalaman belajar antarmata pelajaran sangat positif untuk membentuk pendekatan
menyeluruh pembelajaran terhadap pengembangan ilmu pengetahuan. Siswa akan lebih aktif
dan otonom dalam pemikirannya;
8. motivasi belajar dapat diperbaiki dan ditingkatkan dalam pembelajaran antarmata pelajaran.
Para siswa akan terlibat dalam “konfrontasi yang melibatkan banyak pemikiran” dengan pokok
bahasan yang dihadapi;
9. pembelajaran terpadu membantu menciptakan struktur kognitif atau pengetahuan awal siswa
yang dapat menjembatani pemahaman yang terkait, pemahaman yang terorganisasi dan
pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep-konsep yang sedang dipelajari, dan akan
terjadi transfer pemahaman dari satu konteks ke konteks yang lain;
10. melalui pembelajaran terpadu terjadi kerja sama yang lebih meningkat antara para guru, para
siswa, guru-siswa dan siswa-orang/nara sumber lain; belajar menjadi lebih menyenangkan;
belajar dalam situasi yang lebih nyata dan dalam konteks yang lebih bermakna.

2.3. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERPADU

1. Model Fragmented
Model ini adalah pembelajaran yang dilaksanakan secara terpisah yaitu hanya terfokus pada
satu disiplin mata pelajaran, misalnya, mata pelajaran Matematika, IPA, IPS, Bahasa, dan
sebagainya yang diajarkan secara terpisah.
1. Model Terhubung (connected)
Model keterhubungan adalah model pembelajaran terpadu yang secara sengaja diusahakan
untuk menghubungkan satu topik dengan topik yang lain dalam satu bidang studi, misalnya,
menghubungkan konsep dengan kosep menulis dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
2. Model Nested
Pembelajaran terpadu model nested adalah suatu model pembelajaran terpadu yang kaya
dengan rancangan oleh kemampuan guru.
3. Model Sequenced
Sequenced adalah model pembelajaran terpadu di mana pada saat guru mengajarkan suatu mata
pelajaran maka ia dapat menyusun kembali urutan topik suatu mata pelajaran dan
dimasukkannya topik mata pelajaran lain ke dalam urutan pengajarannya itu, tentu saja dalam
topik yang sama atau relevan. Pada intinya satu mata pelajaran membawa serta pelajaran lain
dan sebaliknya.
4. Model Shared
Shared adalah suatu model pembelajaran terpadu di mana pengembangan disiplin ilmu yang
memayungi kurikulum silang, contohnya, Matemaika dan IPA disejajarkan sebagai ilmu
pengetahuan. Kesusastraan dan Sejarah digabung pada label kemanusiaan, seni, musik, menari
dan drama di bawah payung kesenian yang pokok, teknologi komputer dan industri rumah
tangga sebagai kesenian yang perlu dipraktikan.
5. Model Webed
Webed adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan
ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu misalnya, transportasi. Tema
bisa ditetapkan dengan negosiasi antara guru dengan siswa, tetapi dapat pula dengan cara
diskusi sesama guru. Setelah tema disepakati, kemudian dikembangkan sub-sub temanya
dengan memperhatikan kaitan dengan bidang-bidang studi lainnya. Dari sub-sub tema ini
dikembangkan aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa.
6. Model Threaded
Threaded adalah suatu model pendekatan seperti melihat melalui teropong di mana titik
pandang (focus) dapat mulai dari jarak terdekat dengan mata sampai titik terjauh dari mata.
7. Model Integrated
Integrated adalah model pembelajaran yang menggunakan pendekatan antar bidang studi.
Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan bidang studi dengan cara menetapkan
prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep, prinsip, dan sikap saling tumpang
tindih di dalam beberapa bidang studi.

8. Model Immersed
Model ini dimaksudkan dengan menyaring dari seluruh isi kurikulum dengan menggunakan
suatu cara pandang tertentu. Misalnya, seseorang memadukan semua data dari berbagai disiplin
ilmu (mata pelajaran) kemudian menampilkannya melalui sesuatu yang diminatinya dalam
suatu ide.
9. Model Networked
Networked adalah model pembelajaran terpadu yang berhubungan dari sumber luar sebagai
masukan dan semuanya meningkatkan yang baru dan meluaskan ide-ide atau mengembangkan
ide-ide. Misalnya, seorang arsitek mengadaptasi teknologi untuk mendesain network dengan
teknik program dan meluaskan pengetahuan dasar seperti dia telah mengerjakan secara
tradisional dengan pendisain bagian dalam ruangan.

2.4 . PENERAPAN PEMBELAJARAN TERPADU

Dalam praktik, setiap tema yang disajikan akan memerlukan durasi kurang lebih tiga sampai enam
pekan, bergantung pada materi yang ada pada setiap caturwulan dan keterpaduan dari tema. Berikut
adalah gambaran sebuah kelas yang sedang melakukan pembelajaran dengan tema Pasar.

Pak Beni adalah guru kelas tiga SD. Dia bersama tiga guru paralel lainnya mempersiapkan
pembelajaran yang bertema Pasar dalam durasi waktu empat pekan. Keempat guru kelas tiga itu telah
membagi tugas masing-masing dalam menyiapkan bahan, alat, dan materi pelajaran.

Pak Karim akan menyiapkan segala keperluan belajar untuk mata pelajaran Matematika. Pada mata
pelajaran ini, materi pelajaran yang akan dibahas adalah uang serta penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat. Bu Nani akan menyiapkan segala perangkat pembelajaran untuk topik makanan sehat
dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Bu Marni menyiapkan segala hal untuk mata
pelajaran Bahasa Indone-sia dengan topik menulis kreatif. Pak Beni sendiri menyiapkan untuk mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan topik kelurahan dan mata pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) pada topik tenggang rasa.

Awal belajar yang bertema pasar ini, seluruh kelas telah mengadakan survei. Survei dilakukan dengan
cara siswa mengamati pasar yang dikunjunginya saat liburan dengan membuat chek-list pada lembar
pengamatan yang disiapkan guru. Dalam pengamatan ini, anak melakukannya saat menemani orangtua
mereka berbelanja di pasar. Selain pengamatan, siswa kelas tiga juga mengundang tukang siomay yang
biasa mangkal di jalan masuk menuju sekolah. Mereka bergiliran mengajukan pertanyaan, seperti:
Kapan mulai berjualan? Mengapa jualan siomay dan bukan yang lain? Mengapa menjadi penjual dan
bukan menjadi pegawai? Berapa untung setiap hari? Apa rencana masa depannya? Apa obsesinya?
Milih partai apa kalau pemilu?

Hasil akhir dari pembelajaran ini nantinya adalah aktivitas sebuah pasar tradisional yang rencananya
akan "dibangun" di sepanjang koridor sekolah mereka, kolaborasi keempat kelas paralel tersebut.
Seluruh siswa akan berprofesi sebagai pedagang berbagai macam makanan dan kebutuhan lainnya,
sedangkan para pembelinya adalah semua komunitas sekolah, siswa tingkat kelas lain, guru, karyawan
sekolah, dan para orangtua murid yang secara khusus mereka undang.

Untuk melaksanakan tema pembelajaran itu, setiap anak bekerja dalam kelompok. Masing-masing
kelompok menentukan sendiri apa jualan yang akan mereka gelar dan berapa kira-kira untung yang
akan mereka ambil dari dagangannya. Mereka menyiapkan sendiri di saat-saat pelajaran dengan arahan
guru.

2.5. KELEBIHAN DAN KEKURANAGAN PEMBELAJARN TERPADU

Dari gambaran tersebut, akan menunjukkan adanya beberapa sisi positif mengapa kita menggunakan
pendekatan pembelajaran terpadu atau pendekatan tematik.

1. Kelebihan tersebut didasari oleh beberapa alasan.

a. Materi pelajaran menjadi dekat dengan kehidupan anak sehingga anak dengan mudah
memahami sekaligus melakukannya.
b. Siswa juga dengan mudah dapat mengaitkan hubungan materi pelajaran di mata
pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya.
c. Dengan bekerja dalam kelompok, siswa juga dapat mengembangkan kemampuan
belajarnya dalam aspek afektif dan psikomotorik, selain aspek kognitif.
d. Pembelajaran terpadu mengakomodir jenis kecerdasan siswa.
e. Dengan pendekatan pembelajaran terpadu guru dapat dengan mudah menggunakan
belajar siswa aktif sebagai metode pembelajaran.

2. Kekurangan

a. Aspek Guru: Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan
metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan
mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut untuk terus menggali informasi
ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak
membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu
saja. Tanpa kondisi ini, maka pembelajaran terpadu akan sulit terwujud.
b. Aspek peserta didik: Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar peserta didik
yang relatif “baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Hal ini
terjadi karena model pembelajaran terpadu menekankan pada kemampuan analitik
(mengurai), kemampuan asosiatif (menghubung-hubungkan), kemampuan eksploratif
dan elaboratif (menemukan dan menggali). Bila kondisi ini tidak dimiliki, maka
penerapan model pembelajaran terpadu ini sangat sulit dilaksanakan.
c. Aspek sarana dan sumber pembelajaran: Pembelajaran terpadu memerlukan bahan
bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas
internet. Semua ini akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan
wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan pembelajaran terpadu juga
akan terhambat.
d. Aspek kurikulum: Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan
pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian materi). Guru
perlu diberi kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan
pembelajaran peserta didik.
e. Aspek penilaian: Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh
(komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa
bidang kajian terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini, guru selain dituntut untuk
menyediakan teknik dan prosedur pelaksanaan penilaian dan pengukuran yang
komprehensif, juga dituntut untuk berkoordinasi dengan guru lain, bila materi pelajaran
berasal dari guru yang berbeda.
f. Suasana pembelajaran: Pembelajaran terpadu berkecenderungan mengutamakan salah
satu bidang kajian dan „tenggelam‟nya bidang kajian lain. Dengan kata lain, pada saat
mengajarkan sebuah TEMA, maka guru berkecenderungan menekankan atau
mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai dengan pemahaman, selera, dan latar
belakang pendidikan guru itu sendiri.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kekuatan yang dapat dipetik melalui pelaksanaan pembelajaran terpadu antara lain dengan
menggabungkan berbagai bidang kajian akan terjadi penghematan waktu, karena beberapa bidang
kajian dapat dibelajarkan sekaligus, tumpang tindih materi juga dapat dikurangi bahkan dihilangkan,
peserta didik dapat melihat hubungan yang bermakna antarkonsep.

Kelemahan dari pembelajaran terpadu secara umum adalah pembelajaran terpadu berkecenderungan
mengutamakan salah satu bidang kajian dan „tenggelam‟nya bidang kajian lain. Dengan kata lain, pada
saat mengajarkan sebuah TEMA, maka guru berkecenderungan menekankan atau mengutamakan
substansi gabungan tersebut sesuai dengan pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan guru itu
sendiri.

Model-model pembelajaran terpadu sebagaimana yang dikemukakan oleh Fogarty, R (1991: 61-65)
yaitu model fragmen, model terhubung, model tersarang, model terurut, model terbagi, model jaring
laba-laba, model pasang benang, model integrasi, model terbenam, model jaringan.

B. SARAN

Guru diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan wawasan dalam proses
pembelajaran serta harus menerima suatu hal yang baru konseptual teknik, metode dan model
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. (1994). Pembelajaran Terpadu sebagai Bentuk Penerapan

Kurikulum 1994 Mata pelajaran Bahasa Indonesia. Makalah dalam Seminar JPBS IKIP Malang, 26
November 1994.

Fogarty, Robin. (1991). How to Integrated the Curricula. Palatine, Ilinois:IRI/ Skylight Publishing, Inc.

Marzano, Robert J. (1992). Dimensions of Thinking: A Framework for Curricullum and Instruction.
ASCD. Alexandria:125 New Street.
Mathews, Louis De Vries dan Jean Crawford. (1989). Learning through an Integrated Curruculum:
Approach and Guidelines. Victoria: Ministry of Education.

Resmini, Novi, dkk. (1996). Penentuan Unit Tema dalam Pembelajaran Terpadu. Malang: IKIP
Malang.

_________. (2003). Implementasi Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar Kelas Rendah Berdasarkan
Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makalah dalam Pelatihan Manajemen Kelas dan Pembelajaran
Terpadu bagi Guru PD, TK, dan Guru SD Kelas Rendah di Lingkungan Yayasan Pendidikan Salman
Alfarisi 23 - 27 Juni 2003.

Pappas, Christine C., Kiefer B.Z., dan Levistik L.S. (1995). An Integrated Language Persfective in the
Elementary School. White Plans, NewYork: Longman Publisher.

Pusat Kurikulum. (2002). Penjelasan Umum Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. (2003). Kurikulum Sekolah Dasar Berbasis Kompetensi. Jakarta:Depdiknas.

Tim Pengembang PGSD. (1997). Pembelajaran Terpadu D-II dan S-I Pendidikan Dasar. Jakarta: Dirjen
Dikti, Bagian Proyek PengembanganPendidikan Guru Sekolah Dasar.

Andayani dkk.2008.Pembelajaran Terpadu Di SD.Jakarta:Universitas Terbuka.

Ihat Hatimah. 2003. Strategi dan Metode Pembelajaran. Bandung. CV. Andira.

Trianto ,S.pd.,M.pd. 2007. Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori Dan Praktek. Jakarta: prestasi
pustaka publisher

Anda mungkin juga menyukai