Dosen Pengampu
Ahmad Rizki Nugrahawan, M.Pd
Dosen pengampu
Dosen Pengampu:
Ahmad Rizki Nugrahawan M.Pd
Disusun oleh:
Fikrul Aula Akmal (2107035055)
Najla Zuhria S (2107035063)
1
DAFTAR ISI
BAB I...............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..........................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................4
C. TUJUAN MASALAH...............................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................5
BAB III.........................................................................................................................................15
PENUTUP....................................................................................................................................15
C. KESIMPULAN...............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................16
2
BAB I
PENDAHULUAN
1) LATAR BELAKANG
Modul ajar sekurang-kurangnya berisi tujuan pembelajaran, langkah pembelajaran
(yang mencakup media pembelajaran yang akan digunakan), asesmen, serta informasi
dan referensi belajar lainnya yang dapat membantu guru dalam melaksanakan
pembelajaran. Komponen modul ajar bisa ditambahkan sesuai dengan mata pelajaran dan
kebutuhannya. Guru di satuan pendidikan diberi kebebasan untuk mengembangkan
komponen dalam modul ajar sesuai dengan konteks lingkungan dan kebutuhan belajar
murid
menjadi penilaian mereka. Struktur Kurikulum pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah dibagi menjadi 2 : kegiatan utama, yaitu:
3
2.) Projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Satuan pendidikan menambah- kan muatan lokal yang ditetapkan oleh pemerintah
daerah sesuai dengan karakteristik daerah. Satuan pendidikan dapat menambahkan
muatan tambahan sesuai karakteristik satuan pendidikan secara fleksibel, melalui 3 (tiga)
pilihan sebagai berikut:
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja komponen-komponen materi ajar pada tingkat Madrasah Ibtidaiyyah (MI)
/ SDIT
2. Bagaimana tahapan-tahapan masing masing komponen materi ajar pada tingkat
Madrasah Ibtidaiyyah (MI) / SDIT
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui apa saja komponen komponen materi ajar Madrasah Ibtidaiyyah
(MI) / SDIT
2. Untuk menjelaskan tahapan-tahapan komponen materi ajar Madrasah Ibtidaiyyah
(MI) / SDIT
4
BAB II
PEMBAHASAN
Berikut ini adalah beberapa komponen materi ajar yang dapat digunakan dalam
pengajaran di tingkat MI/SDIT (Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar Islam Terpadu):
Tujuan Pembelajaran
Rencana Pembelajaran
Materi Pembelajaran
5
Memilih dan mengembangkan materi pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan dan tingkat pemahaman siswa. Materi pembelajaran haruslah relevan,
menarik, dan memadukan antara teori dan praktik.
Metode Pengajaran
Media Pembelajaran
Evaluasi Pembelajaran
Kegiatan Tambahan
Penyesuaian Pembelajaran
6
Mengidentifikasi dan menyediakan penyesuaian pembelajaran untuk siswa
dengan kebutuhan khusus. Misalnya, menyediakan bahan bacaan tambahan untuk
siswa yang lebih mampu, memberikan dukungan tambahan untuk siswa yang
mengalami kesulitan belajar, atau memberikan tantangan tambahan untuk siswa
yang lebih maju.
c.) Fase C untuk kelas V dan kelas VI. SD/MI dapat mengorganisasikan muatan
pembelajaran menggunakan pendekatan mata pelajaran atau tematik. Proporsi beban
belajar di SD/MI terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
b.) Projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dialokasi- kan sekitar 20% (dua
puluh persen) beban belajar per tahun. Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar
Pancasila dilakukan secara fleksibel, baik muatan maupun waktu pelaksanaan.
Secara muatan, projek harus mengacu pada capaian profil pelajar Pancasila sesuai
dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada
mata pelajaran. Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan
dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek penguatan profil pelajar Pancasila dari
7
semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek tidak
harus sama.(Marlina STAI Al-Fithrah Surabaya, 2022)
b.) asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut,
dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar
efektif mencapai tujuan pembelajaran;
8
c.) asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya
(reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah
dan sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai selanjutnya;
d.) laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan
informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi
yang dicapai, serta strategi tindak lanjut; dan e.) hasil asesmen digunakan oleh peserta
didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk
meningkatkan mutu pembelajaran
9
Pengolahan Hasil Asesmen:
1.) Satuan pendidikan dan pendidik memi- liki keleluasaan untuk menentukan
stra- tegi pengolahan hasil asesmen sesuai kebutuhan.
2.) Satuan pendidikan dan pendidik menentukan kriteria keterca- paian tujuan
pembelajaran
Dalam kurikulum merdeka pe- rangkat ajar merupakan berbagai bahan ajar yang
digunakan oleh pendidik dalam upaya mencapai profil pelajar Pancasila dan Capaian
Pembela-jaran. Perangkat ajar meliputi buku teks pelajaran, modul ajar, modul projek
penguatan profil pelajar Pancasila, contoh-contoh kurikulum operasional satuan
pendidikan, video pembelajaran, serta bentuk lainnya. Pendidik dapat menggunakan
beragam perangkat ajar dari berbagai sumber. Perangkat ajar dapat langsung digunakan
pendidik untuk mengajar ataupun sebagai referensi atau inspirasi dalam meran- cang
pembelajaran.
10
2. Penentuan Tujuan Pembelajaran
Setelah identifikasi standar kompetensi, langkah selanjutnya adalah menentukan tujuan
pembelajaran yang spesifik untuk setiap komponen materi ajar. Tujuan pembelajaran
harus sesuai dengan standar kompetensi dan mencakup keterampilan, pengetahuan, dan
sikap yang diharapkan siswa dapat capai.
3. Pengembangan Silabus
Silabus adalah rancangan pengajaran yang merinci rencana pembelajaran dalam jangka
waktu tertentu. Silabus mencakup urutan pembelajaran, pokok bahasan, alokasi waktu,
dan sumber belajar yang akan digunakan.
6. Penerapan Pembelajaran
Setelah materi ajar dikembangkan, guru akan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
rencana yang telah disusun. Guru akan menggunakan metode dan strategi yang sesuai
untuk memfasilitasi pemahaman siswa terhadap materi.
7. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran dilakukan untuk mengukur pencapaian tujuan pembelajaran dan
kemajuan siswa. Evaluasi dapat berupa tugas, ujian, proyek, atau observasi langsung
11
oleh guru. Hasil evaluasi akan digunakan untuk mengevaluasi efektivitas materi ajar dan
memperbaiki proses pembelajaran.
Penting untuk dicatat bahwa tahapan ini bersifat umum, dan dapat ada variasi dalam
penyusunan materi ajar tergantung pada kebijakan sekolah dan kebutuhan siswa di MI
SDIT tertentu.
Di dalam mengembangkan bahan ajar kita perlu merancang materi sehingga
menjadi bahan yang siap untuk disampaikan kepada peserta didik. Untuk
mengembangkan bahan ajar perlu diperhatikan tahap-tahap berikut ini:
1. Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bahan ajar cetak
yang akan dikembangkan. Silabus memuat Kompetensi Inti atau Kompetensi Dasa,
indikator, pokok bahasan, sub pokok bahasan, estimasi waktu serta daftar pustaka yang
akan digunakan.
2. Menulis bahan ajar dengan menggunakan strategi instruksional yang sama seperti
ketika kita mengajar di dalam kelas biasa. Menulis bahan ajar artinya memindahkan
pengajaran mata pelajaran melalui tulisan.
Oleh karena itu prinsip penulisan bahan ajar sama dengan prinsip-prinsip
pengajaran di dalam kelas biasa. Perbedaannya yaitu dari segi bahasa, Tujuan
Instruksional Khusus: Bahan Ajar 2 setengah formal dan setengah lisan, bukan seperti
buku teks yang bersifat formal. 3. Mereviuw, melakukan uji coba lapangan dan merivisi
bahan ajar sebelum digunakan di lapangan.
12
Menganalisis Kurikulum
b. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam
mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun indikator kompetensi.
Untuk pembuatan bahan ajar, maka dalam hal ini kita mesti mengidentifikasikan
kompetensi dasar-kompetensi
dasar yang diharapkan bisa dikuasai oleh peserta didik.
d. Materi Pokok
Materi pokok adalah sejumlah informasi utama yang berisi pengetahuan, keterampilan,
auan nilai yang disusun sedemikian rupa oleh pendidik agar peserta didik menguasai
13
kompetensi yang telah ditetapkan. Materi pokok adalah objek analisis berikutnya yang
harus kita telaah. Jadi setelah menganalisis indikator, maka kita berlanjut pada analisis
materi pokok. Materi pokok ini menjadi salah satu acuan utama dalam menyusun isi
bahan ajar.
e. Pengalaman Belajar
Pengalaman belajar adalah suatu aktivitas yang didesain oleh pendidik supaya dilakukan
oleh para peserta didik agar mereka menguasai kompetensi yang telah ditentukan
melalui kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan. Jadi, pengalaman belajar haruslah
disusun secara jelas dan operasional, sehingga langsung bisa dipraktikkan dalam
kegiatan pembelajaran.
Itulah lima komponen utama yang harus kita pahami sebelum kita melakukan
analisis kurikulum. Selanjutnya, dalam hubungannya dengan analisis kurikulum, analisis
pengalaman belajar ditunjukkan untuk mengidentifikasi bentuk serta bahan ajar yang
tepat dan sesuai untuk aktivitas pembelajaran yang dilakukan peserta didik. Kemudian,
jika kita sudah sampai pada analisis pengalaman belajar (yang akan dilakukan oleh
peserta didik) tersebut.
Berdasarkan analisis kurikulum ini, maka kita dapat mengetahui jumlah bahan
ajar yang harus dibuat dan disiapkan dalam satu semester tertentu. Selain itu, kita dapat
mengetahui dan mengidentifikasi jenis bahan ajar yang relevan dan cocok untuk
digunakan.
Kebutuhan bahan ajar dapat dilihat dari silabus mata pelajaran. Sedangkan jenis
bahan ajar agar dapat diturunkan dari pengalaman belajarnya. Semakin jelas pengalaman
belajar diuraikan, maka akan semakin mudah bagikita untuk menentukan jenis bahan
ajarnya. Dan jika analisis dilakukan terhadap seluruh standar kompetensi, maka akan
diketahui pula banyaknya bahan ajar yang harus disiapkan.
14
15
BAB III
PENUTUP
3) KESIMPULAN
Pemerintah telah mengembangkan kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka,
begitu juga pada madrasah ibtidaiyah, dikembangkannya di Indonesia dengan tujuan
meningkatkan kualitas pendidikan dari yang sebelumnya. Kurikulum Merdeka yang
diimplementasikan di Madrasah Ibtidaiyah dapat disesuaikan dengan keperluan dan
karaktristik peserta didik yang dapat memudahkan dalam proses belajar dengan tidak
adanya rasa terbebani dalam pelaksanaan pembelajaran di Madrasah. Karena proses
pelaksanaan Kurikulum Merdeka pada Madrasah Ibtidaiyyah lebih mendalam,
menyenangkan dan merdeka.
Implementasi Kurikulum Merdeka pada Madrasah di dukung dengan keberadaan
platform Merdeka Belajar yang mudah, yaitu dapat diakses di pada android baik
handphone, tablet ataupun yang lainnya pada laman situs. Pada aplikasi tersebut berisi
perangkat ajar sebagai kebutuhan pendidik serta peserta didik untuk mempermudah
dalam kegiatan belajar dan mengajar.
16
DAFTAR PUSTAKA
Anas, Ibad, A. Z., Anam, N. K. A., & Hariwahyuni, F. (2023). Implementasi Kurikulum
Merdeka Madrasah Ibtidaiyah ( Mi ). Journal of Creative Student Research (JCSR), 1(1).
17