Anda di halaman 1dari 17

Materi Ajar Madrasah Ibtida'iyyah (MI) / SDIT pada Kurikulum Merdeka

Dosen Pengampu
Ahmad Rizki Nugrahawan, M.Pd

Dosen pengampu

Dosen Pengampu:
Ahmad Rizki Nugrahawan M.Pd

Disusun oleh:
Fikrul Aula Akmal (2107035055)
Najla Zuhria S (2107035063)

FAKULTAS AGAMA ISLAM


PENDIDIKAN BAHASA ARAB
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2023

1
DAFTAR ISI

BAB I...............................................................................................................................................3

PENDAHULUAN..........................................................................................................................3

A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................3

B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................4

C. TUJUAN MASALAH...............................................................................................................4

BAB II.............................................................................................................................................5

PEMBAHASAN.............................................................................................................................5

A. KOMPONEN MATERI AJAR MADRASAH IBTIDAIYYAH (MI)/SDIT...................5

B. TAHAPAN MASING-MASING KOMPONEN MATERI AJAR MADRASAH


IBTIDAIYYAH (MI)/SDIT......................................................................................................10

BAB III.........................................................................................................................................15

PENUTUP....................................................................................................................................15

C. KESIMPULAN...............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................16

2
BAB I

PENDAHULUAN

1) LATAR BELAKANG
Modul ajar sekurang-kurangnya berisi tujuan pembelajaran, langkah pembelajaran
(yang mencakup media pembelajaran yang akan digunakan), asesmen, serta informasi
dan referensi belajar lainnya yang dapat membantu guru dalam melaksanakan
pembelajaran. Komponen modul ajar bisa ditambahkan sesuai dengan mata pelajaran dan
kebutuhannya. Guru di satuan pendidikan diberi kebebasan untuk mengembangkan
komponen dalam modul ajar sesuai dengan konteks lingkungan dan kebutuhan belajar
murid

Kurikulum adalah “ruh” pendidikan yang harus dievaluasi secara inovatif,


dinamis, dan berkala sesuai dengan perkembangan zaman dan IPTEKS, kompetensi yang
diperlukan masyarakat dan pengguna lulusan Salah satu program inisiatif Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan bapak Nadiem Makarim adalah Merdeka Belajar yang ingin
menciptakan suasana belajar yang bahagia. Tujuan dari merdeka belajar adalah supaya
guru, siswa dan para orang tua dapat memiliki suasana yang menyenangkan. Merdeka
Belajar berarti proses pendidikan harus menciptakan suasana yang menyenang- kan.
Bahagia disini untuk siapa? Yaitu bahagia untuk guru,siswa dan orang tua dan bahagia
untuk semua orang .

Merdeka Belajar adalah suatu bentuk penyesuaian kebijakan untuk


mengembalikan esensi dari asesmen yang semakin dilupakan. Konsep Merdeka Belajar
adalah mengembalikan sistem pendidikan nasional kepada esensi undang-undang untuk
memberi- kan kemerdekaan sekolah menginterpretasi kompetensi dasar kurikulum

menjadi penilaian mereka. Struktur Kurikulum pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah dibagi menjadi 2 : kegiatan utama, yaitu:

1.) Pem- belajaran intrakurikuler; dan

3
2.) Projek penguatan profil pelajar Pancasila.

Kegiatan pembelajaran intrakurikuler untuk setiap mata pelajaran mengacu pada


capaian pembelajaran. Kegiatan proyek penguatan profil pelajar Pancasila ditujukan
untuk memperkuat upaya pencapaian profil pelajar Pan-casila yang mengacu pada
Standar Kompetensi Lulusan. Pemerintah mengatur beban belajar untuk setiap muatan
atau mata pelajaran dalam Jam Pelajaran (JP) per tahun. Satuan pendidikan mengatur
alokasi waktu setiap minggunya secara fleksibel dalam 1 (satu) tahun ajaran.

Satuan pendidikan menambah- kan muatan lokal yang ditetapkan oleh pemerintah
daerah sesuai dengan karakteristik daerah. Satuan pendidikan dapat menambahkan
muatan tambahan sesuai karakteristik satuan pendidikan secara fleksibel, melalui 3 (tiga)
pilihan sebagai berikut:

1.) Mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain

2.) Mengintegrasikan ke dalam tema projek penguatan profil pelajar Pancasila,


dan/ atau

3.) Mengembangkan mata pelajaran yang berdiri sendiri.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja komponen-komponen materi ajar pada tingkat Madrasah Ibtidaiyyah (MI)
/ SDIT
2. Bagaimana tahapan-tahapan masing masing komponen materi ajar pada tingkat
Madrasah Ibtidaiyyah (MI) / SDIT

C. TUJUAN MASALAH

1. Untuk mengetahui apa saja komponen komponen materi ajar Madrasah Ibtidaiyyah
(MI) / SDIT
2. Untuk menjelaskan tahapan-tahapan komponen materi ajar Madrasah Ibtidaiyyah
(MI) / SDIT

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. KOMPONEN MATERI AJAR MADRASAH IBTIDAIYYAH (MI)/SDIT


Bahan ajar mempunyai peran penting dalam dalam kegiatan pembelajaran.
Bahan pembelajaran dapat berperan sebagai bahan pembelajaran mandiri, apabila bahan
pembelajaran didesain secara lengkap.(E-ISSN: 2656-7121, 2023). Bahan pembelajaran
ini dilengkapi dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai, materi
pembelajaran yang diuraikan dalam kegiatan belajar, ilustrasi media, prosedur
pembelajaran, latihan yang akan di kerjakan. Maka bahan ajar akan terlihat menarik.

Berikut ini adalah beberapa komponen materi ajar yang dapat digunakan dalam
pengajaran di tingkat MI/SDIT (Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar Islam Terpadu):

 Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran yakni menentukan tujuan pembelajaran yang jelas dan


spesifik untuk setiap mata pelajaran atau topik yang diajarkan. Tujuan
pembelajaran harus sesuai dengan standar kurikulum dan mampu
menggambarkan apa yang diharapkan siswa dapat capai setelah mengikuti
pembelajaran tersebut.

 Rencana Pembelajaran

Rencana pembelajaran yaitu sebelum memulai berlangsungnya kegiatan belajar


mengajar maka guru harus membuat rencana pembelajaran yang terstruktur dan
terorganisir, termasuk urutan materi, metode pengajaran, strategi evaluasi, dan
waktu yang ditetapkan untuk setiap bagian atau kegiatan pembelajaran.

 Materi Pembelajaran

5
Memilih dan mengembangkan materi pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan dan tingkat pemahaman siswa. Materi pembelajaran haruslah relevan,
menarik, dan memadukan antara teori dan praktik.

 Metode Pengajaran

Metode pengajaran yaitu cara guru untuk menentukan bagaimana jalannya


pembelajaran. Kita sebagai seorang guru memilih metode pengajaran yang tepat
untuk mengajar anak-anak MI/SDIT. Metode pengajaran dapat berupa ceramah,
diskusi kelompok, penugasan individu atau kelompok, permainan edukatif,
demonstrasi, atau kegiatan praktik langsung. Kombinasi metode yang berbeda
dapat membantu menjangkau berbagai gaya belajar siswa.

 Media Pembelajaran

Menggunakan berbagai media pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan


materi yang diajarkan. Media pembelajaran dapat berupa buku teks, buku cerita,
bahan ajar interaktif, video pembelajaran, perangkat lunak edukatif, dan alat
peraga seperti poster, gambar, atau model.

 Evaluasi Pembelajaran

Menentukan cara untuk mengevaluasi pemahaman dan kemampuan siswa dalam


materi yang diajarkan. Evaluasi dapat dilakukan melalui tes tertulis, tugas proyek,
presentasi, diskusi kelompok, atau observasi langsung. Evaluasi haruslah objektif
dan dapat memberikan umpan balik yang berguna untuk meningkatkan
pembelajaran siswa.

 Kegiatan Tambahan

Menyertakan kegiatan tambahan yang dapat meningkatkan minat dan keterlibatan


siswa dalam pembelajaran. Kegiatan tersebut dapat berupa kunjungan lapangan,
eksperimen, pertunjukan, kegiatan seni, atau kegiatan olahraga.

 Penyesuaian Pembelajaran

6
Mengidentifikasi dan menyediakan penyesuaian pembelajaran untuk siswa
dengan kebutuhan khusus. Misalnya, menyediakan bahan bacaan tambahan untuk
siswa yang lebih mampu, memberikan dukungan tambahan untuk siswa yang
mengalami kesulitan belajar, atau memberikan tantangan tambahan untuk siswa
yang lebih maju.

 Integrasi Nilai-nilai Islami

Mencakup nilai-nilai Islami dalam materi pembelajaran, seperti etika, moral,


akhlak, dan pengembangan spiritual siswa. Hal ini dapat dilakukan melalui cerita-
cerita Islami, contoh-contoh kasus yang relevan, atau diskusi tentang nilai-nilai
islam.

Struktur Kurikulum pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah sebagai


berikut: Struktur Kurikulum SD/MI Struktur kurikulum SD/MI dibagi menjadi 3 (tiga)
Fase: a.) Fase A untuk kelas I dan kelas II;

b.) Fase B untuk kelas III dan kelas IV; dan

c.) Fase C untuk kelas V dan kelas VI. SD/MI dapat mengorganisasikan muatan
pembelajaran menggunakan pendekatan mata pelajaran atau tematik. Proporsi beban
belajar di SD/MI terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:

a.) Pembelajaran intrakurikuler; dan

b.) Projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dialokasi- kan sekitar 20% (dua
puluh persen) beban belajar per tahun. Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar
Pancasila dilakukan secara fleksibel, baik muatan maupun waktu pelaksanaan.

Secara muatan, projek harus mengacu pada capaian profil pelajar Pancasila sesuai
dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada
mata pelajaran. Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan
dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek penguatan profil pelajar Pancasila dari

7
semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek tidak
harus sama.(Marlina STAI Al-Fithrah Surabaya, 2022)

Prinsip pembelajaran dalam kurikulum merdeka sebagai berikut:

a) pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan


tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta
mencerminkan kara- kteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam sehingga
pembe- lajaran menjadi bermakna dan menyenangkan;

b) pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk


menjadi pembelajar sepanjang hayat;

c) proses pembela- jaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter


peserta didik secara holistik;

d) pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks,


lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai
mitra; dan

e) pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan .

Prinsip Asesmen yaitu asesmen atau penilaian merupakan proses pengumpulan


dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Prinsip
asesmen sebagai berikut:

a.) asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi


pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk
pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat memandu mereka dalam
menentukan strategi pembelajaran selanjutnya;

b.) asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut,
dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar
efektif mencapai tujuan pembelajaran;

8
c.) asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya
(reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah
dan sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai selanjutnya;

d.) laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan
informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi
yang dicapai, serta strategi tindak lanjut; dan e.) hasil asesmen digunakan oleh peserta
didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk
meningkatkan mutu pembelajaran

Perencanaan serta Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen:

1.) Asesmen di awal pembelajaran dapat dilakukan untuk mengidentifikasi


kebutuhan belajar peserta didik, dan hasilnya digunakan untuk merancang pembelajaran
yang sesuai dengan tahap capaian peserta didik. Pada pendidikan khusus, asesmen
diagnostik dilaksanakan sebelum perencanaan pembelajaran sebagai rujukan untuk
menyusun Program Pembelajaran Individual (PPI).

2.) Satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk menentukan


kegiatan pem-belajaran dan perangkat ajar sesuai dengan tujuan pembelajaran, konteks
satuan pendidikan, dan karak- teristik peserta didik.

3.) Satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk menentukan


jenis, teknik, bentuk instrumen, dan waktu pelak- sanaan asesmen berdasarkan karak-
teristik tujuan pembelajaran.

4.) Apabila pendidik menggunakan modul ajar yang disediakan pemerintah


dan/atau mem- buat modul ajar merujuk pada modul ajar yang disediakan pemerintah,
maka pendidik tersebut dapat meng-gunakan modul ajar sebagai dokumen peren- canaan
pembelajaran, dengan komponen sekurang-kurangnya terdiri dari tujuan pembelajaran,
langkah-langkah pembelajaran, dan asesmen yang digunakan untuk memantau
ketercapaian tujuan pembelajaran.

9
Pengolahan Hasil Asesmen:

1.) Satuan pendidikan dan pendidik memi- liki keleluasaan untuk menentukan
stra- tegi pengolahan hasil asesmen sesuai kebutuhan.

2.) Satuan pendidikan dan pendidik menentukan kriteria keterca- paian tujuan
pembelajaran

Dalam kurikulum merdeka pe- rangkat ajar merupakan berbagai bahan ajar yang
digunakan oleh pendidik dalam upaya mencapai profil pelajar Pancasila dan Capaian
Pembela-jaran. Perangkat ajar meliputi buku teks pelajaran, modul ajar, modul projek
penguatan profil pelajar Pancasila, contoh-contoh kurikulum operasional satuan
pendidikan, video pembelajaran, serta bentuk lainnya. Pendidik dapat menggunakan
beragam perangkat ajar dari berbagai sumber. Perangkat ajar dapat langsung digunakan
pendidik untuk mengajar ataupun sebagai referensi atau inspirasi dalam meran- cang
pembelajaran.

B. TAHAPAN MASING-MASING KOMPONEN MATERI AJAR MADRASAH


IBTIDAIYYAH (MI)/SDIT
Materi ajar untuk Madrasah Ibtidaiyah (MI) di SDIT (Sekolah Dasar Islam
Terpadu) umumnya mencakup berbagai komponen yang mencakup pembelajaran agama
Islam, bahasa Arab, bahasa Indonesia, matematika, IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), IPS
(Ilmu Pengetahuan Sosial), seni, olahraga, dan lain-lain.(Anas et al., 2023)
Berikut adalah tahapan umum dalam menyusun komponen materi ajar untuk MI
SDIT:

1. Identifikasi Standar Kompetensi


Identifikasi standar kompetensi merupakan langkah awal dalam menyusun materi ajar.
Pihak sekolah dan guru akan mengacu pada kurikulum nasional atau kurikulum MI
SDIT untuk menentukan standar kompetensi yang harus dicapai oleh siswa.

10
2. Penentuan Tujuan Pembelajaran
Setelah identifikasi standar kompetensi, langkah selanjutnya adalah menentukan tujuan
pembelajaran yang spesifik untuk setiap komponen materi ajar. Tujuan pembelajaran
harus sesuai dengan standar kompetensi dan mencakup keterampilan, pengetahuan, dan
sikap yang diharapkan siswa dapat capai.

3. Pengembangan Silabus
Silabus adalah rancangan pengajaran yang merinci rencana pembelajaran dalam jangka
waktu tertentu. Silabus mencakup urutan pembelajaran, pokok bahasan, alokasi waktu,
dan sumber belajar yang akan digunakan.

4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


RPP adalah dokumen yang merinci langkah-langkah pembelajaran secara lebih
terperinci, termasuk strategi pembelajaran, metode pengajaran, pengaturan waktu,
penilaian, dan sumber belajar yang akan digunakan. RPP berfungsi sebagai panduan
bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran.

5. Pengembangan Materi Ajar


Tahap ini melibatkan pengembangan materi ajar yang mencakup modul, buku teks,
lembar kerja, presentasi, dan sumber belajar lainnya. Materi ajar harus disesuaikan
dengan kebutuhan siswa, mudah dipahami, dan mendukung pencapaian tujuan
pembelajaran.

6. Penerapan Pembelajaran
Setelah materi ajar dikembangkan, guru akan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
rencana yang telah disusun. Guru akan menggunakan metode dan strategi yang sesuai
untuk memfasilitasi pemahaman siswa terhadap materi.

7. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran dilakukan untuk mengukur pencapaian tujuan pembelajaran dan
kemajuan siswa. Evaluasi dapat berupa tugas, ujian, proyek, atau observasi langsung

11
oleh guru. Hasil evaluasi akan digunakan untuk mengevaluasi efektivitas materi ajar dan
memperbaiki proses pembelajaran.

Penting untuk dicatat bahwa tahapan ini bersifat umum, dan dapat ada variasi dalam
penyusunan materi ajar tergantung pada kebijakan sekolah dan kebutuhan siswa di MI
SDIT tertentu.
Di dalam mengembangkan bahan ajar kita perlu merancang materi sehingga
menjadi bahan yang siap untuk disampaikan kepada peserta didik. Untuk
mengembangkan bahan ajar perlu diperhatikan tahap-tahap berikut ini:
1. Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bahan ajar cetak
yang akan dikembangkan. Silabus memuat Kompetensi Inti atau Kompetensi Dasa,
indikator, pokok bahasan, sub pokok bahasan, estimasi waktu serta daftar pustaka yang
akan digunakan.
2. Menulis bahan ajar dengan menggunakan strategi instruksional yang sama seperti
ketika kita mengajar di dalam kelas biasa. Menulis bahan ajar artinya memindahkan
pengajaran mata pelajaran melalui tulisan.
Oleh karena itu prinsip penulisan bahan ajar sama dengan prinsip-prinsip
pengajaran di dalam kelas biasa. Perbedaannya yaitu dari segi bahasa, Tujuan
Instruksional Khusus: Bahan Ajar 2 setengah formal dan setengah lisan, bukan seperti
buku teks yang bersifat formal. 3. Mereviuw, melakukan uji coba lapangan dan merivisi
bahan ajar sebelum digunakan di lapangan.

Melakukan Analisis Kebutuhan Bahan Ajar


Langkah pertama pembuatan bahan ajar adalah melakukan analisis kebutuhan bahan ajar.
Lantas, apakah yang dimaksud dengan analisis kebutuhan bahan ajar? Perlu kita pahami
bersama bahwa analisis kebutuhan belajar adalah suatu proses awal yang dilakukan untuk
menyusun bahan ajar. Dalam analisis kebutuhan bahan ajar, di dalamnya terdapat tiga
tahap. Tahapan dalam analsis kebutuhan bahan ajar terdiri dari: analisis terhadap
kurikulum, analisis sumber belajar, dan penentuan jenis serta judul bahan ajar. Keseluruhan
proses tersebut menjadi bagian integral dari suatu proses langkah-langkah pembuatan
bahan ajar yang tidak bisa kita pisah-pisahkan. Berikut penjelasan tahap-tahap dalam
analisis kebutuhan bahan ajar.(Widyaningtyas & Sukmana, 2016)

12
Menganalisis Kurikulum
    

Tahap pertama ini ditunjukkan untuk menentukan kompetensi-kompetensi yang


memerlukan bahan ajar. Dengan demikian, bahan ajar yang kita buat benar-benar
diharapkan dapat menjadikan peserta didik menguasai segala kompetensi yang
ditentukan. Untuk mencapai hal tersebut, kita perlu mempelajari lima hal sebagai berikut:
a.    Standar Kompetensi
Standar kompetensi yaitu kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang
mendiskripsikan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan
dapat dicapai pada setiap tingkatan. Standar kompetennsi terdiri dari beberapa
kompetensi dasar sebagai acuan baku yang wajib dipenuhi dan berlaku secara nasional.
Dalam konteks pembuatan bahan ajar, maka tugas kita adalah menentukan standar
kompetensi yang ingin dipenuhi oleh peserta didik.

b.    Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam
mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun indikator kompetensi.
Untuk pembuatan bahan ajar, maka dalam hal ini kita mesti mengidentifikasikan
kompetensi dasar-kompetensi
dasar yang diharapkan bisa dikuasai oleh peserta didik.

c.    Indikator Ketercapaian Hasil Belajar


Indikator yaitu rumusan kompetensi yang spesifik, yang dapat dijadikan sebagai acuan
kriteria penilaian dalam menentukan kompeten atau tidaknya peserta didik. Setelah
menganalisis kompetensi dasar, maka indikator adalah hal berikutnya yang mesti kita
analisis. Sehingga, kita dapat mengetahui kompetensi yang spesifik, yang nantinya
dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan bahan ajar yang tepat.

d.    Materi Pokok
Materi pokok adalah sejumlah informasi utama yang berisi pengetahuan, keterampilan,
auan nilai yang disusun sedemikian rupa oleh pendidik agar peserta didik menguasai

13
kompetensi yang telah ditetapkan. Materi pokok adalah objek analisis berikutnya yang
harus kita telaah. Jadi setelah menganalisis indikator, maka kita berlanjut pada analisis
materi pokok. Materi pokok ini menjadi salah satu acuan utama dalam menyusun isi
bahan ajar.
e.    Pengalaman Belajar
Pengalaman belajar adalah suatu aktivitas yang didesain oleh pendidik supaya dilakukan
oleh para peserta didik agar mereka menguasai kompetensi yang telah ditentukan
melalui kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan. Jadi, pengalaman belajar haruslah
disusun secara jelas dan operasional, sehingga langsung bisa dipraktikkan dalam
kegiatan pembelajaran.

Itulah lima komponen utama yang harus kita pahami sebelum kita melakukan
analisis kurikulum. Selanjutnya, dalam hubungannya dengan analisis kurikulum, analisis
pengalaman belajar ditunjukkan untuk mengidentifikasi bentuk serta bahan ajar yang
tepat dan sesuai untuk aktivitas pembelajaran yang dilakukan peserta didik. Kemudian,
jika kita sudah sampai pada analisis pengalaman belajar (yang akan dilakukan oleh
peserta didik) tersebut.

Berdasarkan analisis kurikulum ini, maka kita dapat mengetahui jumlah bahan
ajar yang harus dibuat dan disiapkan dalam satu semester tertentu. Selain itu, kita dapat
mengetahui dan mengidentifikasi jenis bahan ajar yang relevan dan cocok untuk
digunakan.

Kebutuhan bahan ajar dapat dilihat dari silabus mata pelajaran. Sedangkan jenis
bahan ajar agar dapat diturunkan dari pengalaman belajarnya. Semakin jelas pengalaman
belajar diuraikan, maka akan semakin mudah bagikita untuk menentukan jenis bahan
ajarnya. Dan jika analisis dilakukan terhadap seluruh standar kompetensi, maka akan
diketahui pula banyaknya bahan ajar yang harus disiapkan.

14
15
BAB III

PENUTUP

3) KESIMPULAN
Pemerintah telah mengembangkan kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka,
begitu juga pada madrasah ibtidaiyah, dikembangkannya di Indonesia dengan tujuan
meningkatkan kualitas pendidikan dari yang sebelumnya. Kurikulum Merdeka yang
diimplementasikan di Madrasah Ibtidaiyah dapat disesuaikan dengan keperluan dan
karaktristik peserta didik yang dapat memudahkan dalam proses belajar dengan tidak
adanya rasa terbebani dalam pelaksanaan pembelajaran di Madrasah. Karena proses
pelaksanaan Kurikulum Merdeka pada Madrasah Ibtidaiyyah lebih mendalam,
menyenangkan dan merdeka.
Implementasi Kurikulum Merdeka pada Madrasah di dukung dengan keberadaan
platform Merdeka Belajar yang mudah, yaitu dapat diakses di pada android baik
handphone, tablet ataupun yang lainnya pada laman situs. Pada aplikasi tersebut berisi
perangkat ajar sebagai kebutuhan pendidik serta peserta didik untuk mempermudah
dalam kegiatan belajar dan mengajar.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anas, Ibad, A. Z., Anam, N. K. A., & Hariwahyuni, F. (2023). Implementasi Kurikulum
Merdeka Madrasah Ibtidaiyah ( Mi ). Journal of Creative Student Research (JCSR), 1(1).

e-ISSN: 2656-7121. (2023). 5(March), 85–100.

Marlina STAI Al-Fithrah Surabaya, T. (2022). Prosiding SNPE FKIP Universitas


Muhammadiyah Metro 67. 1(1), 67–72.

Widyaningtyas, R., & Sukmana, R. W. (2016). Langkah-langkah Pengembangan Bahan Ajar.


Http://Elearning.Unla.Ac.Id/Pluginfile.Php/28781/Mod_resource/Content/1/Modul_Topik
%205%20Langkah-Langkah%20dalam%20pembuatan%20Bahan%20Ajar.Docx.Pdf, 1–9.

17

Anda mungkin juga menyukai