Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Inovasi pembelajaran mutlak dibutuhkan di lembaga pendidikan, khususnya di

jenjang pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTs). Sebagaimana tertuang dalam

Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi atau Permendikbud

Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah

pembelajaran tematik merupakan model pendekatan pembelajaran yang berbasis pada

pengembangan potensi anak yang dilandasi dari tiga hal, yakni landasan filosofis,

landasan psikologis dan landasan yuridis.1

Ketiga landasan yang menjadi dasar pembelajaran tematik ini bertujuan

memastikan proses pembelajaran mengedepankan aspek psikomotorik, karena

menggabungkan beberapa muatan materi pelajaran kedalam satu pembelajaran yang

disebut pembelajaran tematik. Selain itu, pembelajaran tematik ini juga akan

memberikan pengalaman secara langsung kepada siswa, karena selain mempelajari

teori siswa juga diajak mempelajari materi secara langsung dengan praktek atau

pengamatan langsung terhadap materi yang ada disekitarnya. Sutirjo dan Mamik

mendefinisikan pembelajaran tematik adalah bentuk usaha pengintegrasian

pengetahuan, keterampilan dan sikap yang terkandung dalam pembelajaran dengan

menggunakan sebuah tema.2

Pembelajaran tematik mulai digunakan sejak diimplementasikannya

Kurikulum 2013 di Indonesia. Pembelajaran tematik terpadu merupakan salah satu

model implementasi kurikulum yang dianjurkan pada tingkat satuan pendidikan dasar,
1
Kemendikbudristek, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
2
Muklis, “Pembelajaran Tematik.”

1
baik di Sekolah Dasar maupun Madrasah Ibtidaiyah. Karakteristik pembelajaran

tematik yang membedakannya dengan model pembelajaran lainnya, yaitu berpusat

pada siswa, memberikan pengalaman langsung kepada siswa, mata pelajarannya yang

menyatu dalam bentuk tema, konsep dari berbagai mata pelajaran tersaji dalam satu

proses pembelajaran yang bermakna, dan hasil dari pembelajaran dapat berkembang

sesuai dengan minat dan bakat siswa. Sehingga pendekatan ini diyakni efektif dan

mampu meningkatkan motivasi belajar siswa di lembaga pendidikan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep pembelajaran tematik?

2. Bagaimana pembelajaran tematik meningkatkan motivasi belajar siswa?

C. Tujuan

1. Mendeskripsikan konsep pembelajaran tematik.

2. Langkah dan manfaat pembelajaran tematik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Pembelajaran Tematik

Pendidikan menjadi salah satu unsur penting bagi kelangsungan sebuah negara, di

Indonesia, pendidikan diatur dalam peraturan khusus untuk memastikan seluruh warga negara

mendapatkan hak nya, salah satunya hak mendapatkan pendidikan layak. Sebagaimana dalam

peratusan perundang undangan disebutkan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan bangsa. Pendidikan nasional juga bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan menjadi warga negara yang

demokratis, serta tanggung jawab.3

Dalam pelaksanaan amanah undang – undang ini, pemerintah melalui kementerian

pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi atau Kemendikbudristek melakukan berbagai

langkah dalam menjamin terlaksananya amanah undang – undang dasar, mulai dari mengatur

sistem pendidikan yang dikenal dengan jenjang pendidikan (Dasar, Menengah dan Tinggi),

kementerian ini juga mengatur isi dan materi dalam proses pendidikan di Indonesia yang

disebut dengan kurikulum.

Dalam kurikulum 2013 atau yang dikenal dengan K13, terdapat sejumlah model dan

pendekatan dalam proses pembelajaran, salah satunya pendekatan pembelajaran tematik.

Pembelajaran tematik adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang mengaitkan beberapa

materi pelajaran pada beberapa mata pelajaran menjadi satu kesatuan yang kemudian di

kemas dalam bentuk tema. Sutirjo dan Mamik mendefinisikan pembelajaran tematik adalah

3
Sekretaris Negara Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.

3
bentuk usaha pengintegrasian pengetahuan, keterampilan dan sikap yang terkandung dalam

pembelajaran dengan menggunakan sebuah tema.4

Pembelajaran tematik memiliki tiga landasan utama sebagaimana tertuang dalam

Kurikulum 2013, yakni landasan filosifis, landasan psikologis dan landasan yuridis. Landasan

filosofis berarti pembelajaran ini dipengaruhi oleh aliran progresivisme, konstruktivisme dan

humanism yang berarti menikberatkan indicator keberhasilan pada pembentukan karakter

siswa. Landasan psikologis menitikberatkan pada psikologi perkembangan siswa secara

mental dan kepekaan terhadap persoalan social yang ada disekitarnya. Sementara landasan

yuridis pembelajaran ini didasarkan pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional dan UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk

mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna

kepada siswa. Indrawati mendefinisikan pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang

melintasi batas-batas mata pelajaran untuk berfokus pada permasalahan kehidupan yang

komperhensif atau dapat pula disebut dengan studi luas yang menggabungkan berbagai

bagian kurikulum ke dalam hubungan yang bermakna.5

Berdasarkan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik merupakan

strategi atau pendekatan pembelajaran yang diterapkkan bagi siswa di Sekolah Dasar atau

Madrasah Ibtidaiyah yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu dengan menggabungkan

beberapa mata pelajaran menjadi satu tema pelajaran tematik. Dalam implementasinya guru

menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan

pada siswa untuk memunculkan dinamika dalam pendidikan sehingga menjadi pemicu

terbentuknya karakter dan mental belajar anak di dalam maupun luar kelas.

4
Muklis, “Pembelajaran Tematik.”
5
Hidayah, “Pembelajaran Tematik Integratif di Sekolah Dasar.”

4
Khusus di Madrasah Ibtidaiyah, pembelajaran tematik diterapkan dengan

mengintegrasikan nilai nilai keislaman dalam setiap tema pembelajaran tematik keislaman

yang tidak hanya menitikberatkan pada aspek kognitif, namun juga aspek moral yang

berkaitan dengan kejujuran dan spiritual.

Sebagaimana dalam Firman Allah SWT dalam al-Qur’an surah al-Ahzab ayat 70,

sebagai berikut;6

‫يَٰٓاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنوا اَّتُقوا َهّٰللا َو ُقْو ُلْو ا َقْو اًل َسِد ْيًد ۙا‬
Artinya ; “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan
ucapkanlah perkataan yang benar”

Pembelajaran tematik memudahkan siswa dalam memusatkan perhatian pada satu

tema atau topik, agar peserta didik memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih

dalam dan berkesan, mengembangkan kompetensi berbahasa peserta didik dengan

mengaitkan berbagai muatan mata pelajaran dengan pengalaman peserta didik, menjadikan

peserta didik lebih bersemangat dalam belajar. pelaksanaan pembelajaran tematik

dilaksanakan dengan menganut prinsip pembelajaran terpadu, diantaranya ;7

1. Peserta didik aktif untuk mencari tahu

2. Pembahasan pembelajaran diarahkan pada tema yang paling sesuai dengan kehidupan

peserta didik

3. Terdapat tema utama

4. Sumber belajar luas (tidak terbatas pada buku)

5. Peserta didik dapat belajar baik secara mandiri maupun kelompok

6. Pendidik harus menyusun rencana pembelajaran dan melakanakan pembelajaran yang

mampu mengakomodasi semua siswa

7. Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan dapat diajarakan tersendiri

6
“Al-Quran.”
7
Kemendikbudristek, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

5
8. Memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik

9. Pembelajaran tematik bukan merupakan bagian dalam urutan pembelajaran tetapi

merupakan bentuk pembelajaran yang digunakan untuk mencapai kompetensi dasar.

B. Pembelajaran Tematik Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Sebelum melaksanakan pembelajaran tematik, ada beberapa langkah yang harus

disiapkan oleh seorang guru, agar pendekatan ini mampu meningkatkan motivasi belajar

siswa dan meningkatkan wawasan siswa dalam segala bisang ilmu pengetahuan, diantaranya;

guru atau pendidik harus menetapkan tema terlebih dahulu sebelum memulai pembelajarn tematik,

kemudian melakukan analisis Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), Kompetensi

Dasar (KD) dan menetapkan indicator keberhasilan dari pembelajaran tematik ini. Setelah itu, pendidik

membiuat pemetaan hubungan atau keterkaitan atara kompetensi dasar dengan indicator keberhasilan

dalam sebuat tema dan membuat jarring kompetensi dasar sebelum menyusun silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Langkah-langkah penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran tematik ini akan menimbulkan

rasa nyaman dan senang bagi siswa dalam mempelajari tema atau materi tertentu yang ditentukan oleh

guru. Dengan begitu, jika siswa merasa nyaman, tentu akan berpengaruh pada motivasi belajar siswa dan

memudahkan interaksi siswa dengan materi yang dipelajarinya, dengan menerapkan 3 strategi yang

berkaitan antara perencanaan, asesmen dan pelaksanaan pembelajaran tematik, sebagai mana gambar

berikut ;8

8
Prastowo, Analisis Pembelajaran Tematik Terpadu.

6
BAB II

KESIMPULAN

Pembelajaran tematik merupakan bentuk yang akan menciptakan sebuah

pembelajaran terpadu, yang akan mendorong keterlibatan siswa dalam belajar, membuat

siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan menciptakan situasi pemecahan masalah

sesuai dengan kebutuhan siswa, dalam belajar secara tematik siswa akan dapat belajar dan

bermain dengan kreativitas yang tinggi.Pembelajaran tematik juga dapat diartikan sebagai

pola pembelajaran mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, kemahiran, nilai dan sikap

pembelajaran dengan menggunakan tema.

Pembelajaran tematik dikembangkan selain untuk mencapai tujuan pembelajaran

yang telah ditetapkan, diharapkan siswa juga dapat meningkatkan pemahaman konsep yang

dipelajarinya secara lebih bermakna, mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah,

dan memanfaatkan informasi, menumbuh kembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan

nilai- nilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan, menumbuh kembangkan keterampilan

sosial seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, serta menghargai pendapat orang lain,

meningkatlkan gairah dalam belajar, memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan

kebutuhannya, serta meningkatkan motivasi belajar siswa disetiap tema pembelajaran.

7
DAFTAR PUSTAKA

“Al-Quran dan Terjebah. Kemenag Republik Indonesia, ” n.d.

Hidayah, Nurul. “Pembelajaran Tematik Integratif di Sekolah Dasar” 2 (2015).

Kemendikbudristek. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun

2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, Pub. L. No.

Permendikbud (n.d.).

Muklis, Mohamad. “Pembelajaran Tematik,” no. 1 (2012).

Prastowo, Andi. Analisis Pembelajaran Tematik Terpadu. 1st ed. Vol. 328. 328 vols.

Jakarta: Kencana, 2019.

Sekretaris Negara Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, Pub. L. No. Pemerintah Pusat, 20 LN.2003/NO.78,

TLN NO.4301, LL SETNEG : 37 HLM 37 (2003).

Anda mungkin juga menyukai