OLEH :
POPI NUR MUSPITA SARI
856706577
SEMESTER 5 A
KEGIATAN BELAJAR 1:
KONSEP DASAR PEMBELAJARAN TERPADU
A. Pengertian Pembelajaran Terpadu
Berdasarkan pernyataan Aminuddin tahun 1994, pengertian pembelajaran terpadu dapat
dilihat sebagai:
1. Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai macam pelajaran yang
mencerminkan dunia nyata di sekelilingnya sesuai kemampuan dan perkembangan anak.
2. Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak secara serempak
(simultan).
3. Merakit atau menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa mata pelajaran yang
berbeda dengan harapan siswa akan belajar lebih bermakna.
Integrated curriculum (kurikulum terpadu) dan integrated learning (pembelajaran terpadu)
memiliki hubungan yang saling terkait satu sama lain. Kurikulum terpadu adalah kurikulum
yang menggabungkan sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan isi, keterampilan, dan sikap.
Rasional pemaduan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
1. Kebanyakan masalah dan pengalaman bersifat interdisipliner.
2. Adanya tuntutan interaksi kolaboratif yang tinggi dalam memecahkan berbagai masalah.
3. Memudahkan anak membuat hubungan antarskemata dan transfer pemahaman
antarkonteks.
4. Demi efisiensi
5. Adanya tuntutan keterlibatan anak yang tinggi dalam proses pembelajaran.
Menurut para tokoh Psikologi Gestalt, pembelajaran terpadu menolak proses
latihan/hafalan (drill) sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak.
B. Karakteristik Pembelajaran Terpadu
1. Berpusat pada siswa
2. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa
3. Pemisahan antar mata pelajaran tidak begitu jelas
4. Menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran
5. Bersifat luwes (fleksibel)
6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
MODUL 2
PROSEDUR UMUM PEMBELAJARAN TERPADU
KEGIATAN BELAJAR 1
KEGIATAN PENDAHULUAN DALAM PEMBELAJARAN TERPADU
KEGIATAN BELAJAR 2
KEGIATAN INTI DALAM PEMBELAJARAN TERPADU
A. MAKNA KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
Kegiatan inti sering juga disebut kegiatan instruksional. Kegiatan ini merupakan kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses pembentukan pengalaman belajar siswa. Untuk
menumbuhkan pengalaman belajar siswa secara terpadu maka pembelajaran terpadu perlu
direncanakan secara sistematis.
Kegiatan inti pembelajaran terpadu menggambarkan penggunaan strategi dan media
pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa. Kegiatan inti
pembelajaran hendaknya melibatkan siswa sebanyak mungkin, memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berbuat langsung dan memenuhi kebutuhan siswa baik secara individual
maupun kelompok.
B. BENTUK KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
Dalam pengorganisasian kegiatan inti pembelajaran terpadu, pembahasan bahan
pembelajaran harus dilakukan secara terpadu melalui penghubungan konsep dari beberapa
mata pelajaran. Selain itu, pembahasan bahan pembelajaran terpadu hendaknya dilakukan
dengan menggunakan strategi pembelajaran dan media pembelajaran yang bervariasi, yang
mampu mendorong upaya penemuan pengetahuan baru.
Dalam menentukan kegiatan inti pembelajaran, guru hendaknya mempertimbangkan faktor
komptensi yang diharapkan dicapai siswa, jenis dan tingkat kesulitan materi pelajaran,
karakteristik siswa, guru, serta fasilitas, ruang, waktu dan waktu yang tersedia.
Beberapa nilai yang dapat dipetik dari penggunaan media dalam kegiatan inti pembelajaran
terpadu :
1. Media dapat mengkonkretkan konsep-konsep yang abstrak.
2. Media dapat menghadiran objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke
dalam lingkungan belajar.
3. Media dapat menampilkan objek yang terlalu besar atau terlalu kecil.
4. Media dapat memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan media dalam kegiatan inti pembelajaran
terpadu :
1. Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan tetapi memiliki
fungsi tersendiri, yaitu mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif.
2. Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran.
3. Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan kompetensi dasar,
indikator, dan isi/bahan pemeblajaran terpadu.
4. Media pembelajaran berfungsi mempercepat proses belajar.
5. Media pembelajaran terutama berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran
sehingga hasil belajar siswa akan lebih tahan lama mengendap dalam pikirannya.
6. Media pembelajaran dapat meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir sehingga
dapat mengurangi terjadinya verbalisme.
KEGIATAN BELAJAR 3
KEGIATAN AKHIR DAN TINDAK LANJUT DALAM PEMBELAJARAN TERPADU
A. MAKNA KEGIATAN AKHIR DAN TINDAK LANJUT
Kegiatan akhir dalam pembelajaran terpadu tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk
menutup semua rangkaian kegiatan pembelajaran. Kegiatan yang biasa dilakukan guru dalam
kegiatan akhir ini adalah memberikan tes, baik lisan maupun tertulis.
Berdasarkan hasil kegiatan akhir, guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dengan memperhatikan tingkat penguasaan siswa,
guru perlu melakukan kegiatan tindak lanjut. Hal ini berarti bahwa kegiatan tindak lanjut
pembelajaran merupakan kegiatan lanjutan yang ditempuh berdasarkan proses dan hasil
belajar yang telah dicapai siswa. Pada prinsipnya, kegiatan tindak lanjut pembelajaran
dilaksanakan untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa.
B. BENTUK KEGIATAN AKHIR DAN TINDAK LANJUT
Berikut ini beberapa alternatif bentuk kegiatan yang dapat diterapkan dalam kegiatan
akhir dan tindak lanjut pembelajaran terpadu di sekolah dasar :
1. Kegiatan Akhir Pembelajaran
a. Meninjau kembali penguasaan siswa
b. Melaksanakan penilaian
2. Melaksanakan Tindak Lanjut Pembelajaran
a. Memberikan pekerjaan rumah
b. Membahas kembali bahan pelajaran yang dianggap sulit
c. Menugaskan membaca materi pelajaran tertentu
d. Memberikan motivasi atau bimbingan belajar
e. Mengemukakan topic untuk pertemuan berikutnya
MODUL 3
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR DALAM PEMBELAJARAN TERPADU
Untuk dapat melaksanakan pembelajaran terpadu di sekolah dasar, seorang guru dituntut
memiliki berbagai kemampuan yang optimal, baik kemampuan kognitif, sikap dan keterampilan.
Kemampuan kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual dan kemampuan bidang sikap
berkaitan dengan kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas
dan profesinya. Sedangkan kemampuan bidang keterampilan berkaitan dengan kemampuan guru
dalam menguasai berbagai keterampilan mengajar yang diperlukan dalam pelaksanaan
pembelajaran terpadu.
A. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran dalam Pembelajaran Terpadu
1. Pengertian
Kemampuan membuka pelajaran merupakan keterampilan yang berkaitan dengan
usaha guru dalam memulai kegiatan pembelajaran, sedangkan keterampilan menutup
pelajaran adalah keterampilan yang berkaitan dengan usaaha guru dalam mengakhiri
kegiatan pembelajaran.
2. Manfaat
Keterampilan membuka pelajaran dalam pembelajaran terpadu dapat memberi
manfaat untuk:
a. Memantapkan mental siswa memasuki kegiatan inti pembelajaran
b. Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
c. Memberikan gambaran yang jelas tentang aktivitas belajar yang akan dilakukan
d. Menyadarkan siswa akan adanya keterkaitan antara pengalaman yang sudah dimiliki
dengan tema yang akan dipelajari
Keterampilan menutup pelajaran dalam pembelajaran terpadu dapat memberi
manfaat untuk:
a. Memantapkan pemahaman siswa terhadap proses dan hasil belajar yang telah
dilaluinya
b. Mengetahui tingkat keberhasilan dari pelaksanaan pembelajaran terpadu
c. Menetapkan kegiatan tindak lanjut yang harus dilakukan siswa untuk mengembangkan
kompetensi yang telah dikuasainya
3. Komponen Keterampilan Membuka Pelajaran
a. Menumbuhkan Perhatian Siswa
Perhatian merupakan salah satu prinsip yang diperlukan dalam belajar. Jika ingin
berhasil dalam menarik perhatian siswa, guru bisa melakukannya dengan berbagai
cara, diantaranya:
1) Variasi gaya mengajar guru
2) Penggunaan pembelajaran yang tepat dan dapat menarik perhatian siswa
3) Penggunaan pola interaksi pembelajaran yang bervariasi
b. Membangkitkan Motivasi Siswa
1) Memperlihatkan sikap hangat dan antusias
2) Mennimbulkan rasa ingin tahu
3) Mengemukakan ide yang bertentangan
4) Memperhatikan minat siswa
c. Memberi Acuan
1) Mengemukakan tujuan dan batas tugas
2) Menjelaskan langkah pembelajaran
3) Mengingatkan inti tema yang akan diajarkan
4) Mengajukan pertanyaan
d. Membuat Kaitan
4. Komponen Keterampilan Menutup Pelajaran
Untuk menutup pelajaran dalam pembelajaran terpadu, guru harus memperhatikan
komponen-komponen keterampilannya, yakni :
a. Meninjau kembali materi pelajaran yang telah dibahas
b. Melakukan penilaian untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa
B. Keterampilam Menjelaskan dan Bertanya dalam Pembelajaran Terpadu
1. Pengertian
Keterampilan bertanya merupakan kemampuan guna untuk memperoleh informasi
tentang suatu objek yang ditanyakan dan meningkatkan terjadinya interaksi pembelajaran
yang efektif.
2. Manfaat
Keterampilan dalam pembelajaran terpadu dapat memberi manfaat diantaranya
untuk:
a. Membantu siswa memahami berbagai konsep dari tema yang dipelajari
b. Meningkatkan keterlibatan siswa dalam memecahkan berbagai masalah
c. Memperkirakan tingkat pemahaman siswa terhadap penjelasan yang diberikan
d. Meningkatkan efektifitas pembicaraan di kelas sehingga benar-benar merupakan
penjelasan yang bermakna bagi siswa
e. Membantu siswa menggali pengetahuan dari berbagai sumber
f. Mengatasi kekurangan berbagai sumber belajar yang diperlukan
g. Menggunakan waktu secara lebih efektif dan efisien
Keterampilan bertanya dalam pembelajaran terpadu dapat memberi manfaat
diantaranya untuk mengarahkan siswa lebih efektif mempelajari sesuatu tema dari berbagai
aspek yang terintegrasi:
a. Meningkatkan kegiatan belajar yang lebih bervariasi dan bermakna
b. Mendorong siswa untuk berperan sebagai sumber informasi
c. Memupuk kebiasaan siswa untuk selalu bertanya
d. Meningkatkan keterlibatan siswa secara mental
e. Menumbuhkan keberanian siswa
f. Menguji pemahaman siswa terhadap materi yang telah dibahas
3. Komponen Keterampilan Menjelaskan
Merencanakan isi tema pembelajaran terpadu yang akan dijelaskan merupakan tahap
awal keberhasilan dari kegiatan menjelaskan. Dalam merencanakan isi tema pembelajaran
terpadu ini perlu memperhatikan hal penting berikut:
a. Isi tema yang akan dijelaskan harus dianalisis secara keseluruhan termasuk unsur-unsur
yang berkait dalam isi tema tersebut
b. Isi tema mencerminkan inti atau esensi dari kompetensi dasar dan indikator-indikator pada
masing-masing mata pelajaran
c. Isi tema memiliki signifikansi atau memiliki tingkat keberatian yang tinggi bagi siswa
d. Isi tema mengandung nilai guna bagi kehidupan siswa atau menunjang kecakapan hidup
Agar penguatan yang diberikan guru dapat berfungsi secara efektif dan dapat
memperlancar pencapaian kompetensi dasar oleh siswa maka dalam pelaksanaan
pembelajaran terpadu guru hendaknya memperhatikan enam prinsip sebagai berikut :
1) Pemberian penguatan harus disertai sikap kehangatan dan keantusiasan dari guru yang
dapat ditunjukkan raut muka berseri dan senyuman
2) Penguatan yang diberikan harus bermakna bagi siswa sehingga siswa termotivasi
untuk meningkatkan prestasi belajarnya
3) Penguatan yang diberikan harus menghindari segala jenis respon negatif seperti kata-
kata kasar, cercaan,, hukuman, hinaan atau ejekan.
4) Penguatan yang diberikan harus memiliki sasaran yang jelas.
5) Penguatan harus diberikan dengan segera setelah siswa menunjukkan respon yang
diharapkan.
6) Penguatan yang diberikan harus bervariasi, tidak sebaliknya monoton dan
membosankan.
4. Komponen Keterampilan Mengadakan Variasi
a. Variasi dalam Gaya Mengajar
Secara garis besar, hal-hal yang berkaitan dengan gaya mengajar yang dapat
divariasikan oleh seorang guru berkisar pada butir-butir berikut :
1. Penggunaan variasi suara
2. Variasi dengan pemusatan perhatian
3. Variasi dengan kesenyapan
4. Variasi dengan kontak pandang
5. Variasi dengan gerakan badan dan mimic
6. Variasi dengan perubahan posisi guru
b. Variasi dalam pola interaksi Pembalajaran
Variasi dalam pola interaksi guru-siswa yang bisa dikembangkan dalam
pelaksanakan pembelajaran terpadu terdiri atas.
1. Pola interaksi satu arah. Pola ini dilakukan biasanya dengan pertimbangan bahwa
materi tema tersebut dianggap cukup sulit, sehingga guru memandang perlu untuk
dijelaskan secara lebih terperinci dan tuntas. Jika tidak dijelaskan seperti itu
dikhawatirkan akan terjadi kesalahan pemahaman terhadap konsep-konsep yang
ada dalam materi tema yang dibahas.
2. Pola interaksi dua arah. Pola ini merupakan pengembangkan dari pola pertama
yang divariasikan dengan metode tanya jawab.
3. Pola interaksi banyak arah. Pola ini menuntut aktivitas siswa yang lebih tinggi
disbanding kedua pola di atas, dimana interaksi yang terjadi tidak hanya guru
dengan siswa, tetapi juga interaksi antarsiswa dengan siswa-siswa.
c. Variasi dalam Penggunaan Media
Menurut hasik riset yang dilakukan oleh British Audio-Visual
Associationmenyatakan bahwa rata-rata jumlah informasi yang diperoleh seseorang
melalui indera menunjukkan komposisi sebagai berikut :
a. 75% melalui indera penglihatan (visual)
b. 13% melalui indera pendengaran (auditori)
c. 6% melalui indera sentuhan dan perabaan
d. 6% melalui indera penciuman dan lidah
Media Visual
Media visual yakni media yang hanya dapat dilihat. Media visual terdiri atas
media yang dapat diproyeksikann dan media yang tidak dapat diproyeksikan. Media
visual yang diproyeksikan pada dasarnya merupakan media yang menggunakan alat
proyeksi di mana gambar atau tulisan akan nampak pada layar. Media proyeksi ini bisa
berbentuk media proyeksi diam misalnya gambar diam dan proyeksi gerak misalnya
gambar bergerak.
Gambar diam atau gambar mati adalah gambar-gambar yang disajikan secara
fotografik atau seperti fotografik, misalnya gambar tentang manusia, binatang, tempat.
Tempat atau objek lainnya yang ada kaitannyadengan bahan/isi tema yang diajarkan.
Gambar diam ada sifatnya tunggal ada juga yang berseri, yaitu berupa sekumpulan
gambar diam paling berhubungan satu dengan lainnya. Keuntungan yang bisa
diperoleh dengan menggunakan media gamar diam ini, diantaranta:
a. Media ini dapat menerjemahkan ide/gagasan yang sifatnya abstrak menjadi lebih
konkret,
b. Banyak tersedia dalam buku-buku, majalah, surat kabar, kalender dan sebagainya
c. Mudah menggunakannya dan tidak memerlukan peralatan lain
d. Tidak mahal bahkan mungkin tanpa mengeluarkan biaya untuk pengadaannya
e. Dapat digunakan pada setiap tahap pembelajaran dan sesama tema. Gambar diam
juga merupakan media dimensi dan tidak bisa menimbulkan gerak.
Media yang tidak bisa diproyeksikan:
a. Media grafis adalah media pandang dua dimensi
b. Media model adalah media tiga dimensi yang sering digunakan dalam
pembelajaran terpadu di kelas awal sekolah dasar.
c. Media realia merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi
memberikan pengalaman langsung kepada siswa
Media Audio
Media Audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya
didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa
untuk mempelajari isi tema. Contoh media audio, yaitu program kaset suara dan
program audio.
Terdapat beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan apabila kita akan
menggunakan media audio di sekolah dasar yaitu :
1. Media ini hanya akan mampu melayani secara baik siswa yang sudah memiliki
kemmapuan dalam berfikir abstrak
2. Media ini memerlukan pemusatan perhatian yang lebih tinggi dibandingkan media
lainnya
3. Karena sifatnya yang auditif
KEGITAN BELAJAR I
TAHAPAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN TERPADU.
Kompetensi lulusan SD dan MI adalah :
1. Mengenali dan membiasakan berprilaku sesuai denganajaran agama yang diyakini
2. Mengenali dan menjalankan hak dan kewajiban diri, beretos kerja, dan peduli terhadap
lingkungan.
3. Berpikirlogis, kritis, dan kreatif serta berkomonikasi melalui berbagai media
4. Menyenangi keindahan
5. Membiasakan hidup bersih, bugar dan sehat.
6. Memiliki rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan tanah air.
AlokasiWaktu
Kelas I dan II III sampai
dengan IV
A. Mata Pendidikan Agama Pendekatan 3
Pelajaran Pendidikan kewarganegaraan dan TEMATIK 5
Pengetahuan sosial
Bahasa Indonesia 5
Matematika 5
Pengetahuan Alam 4
Kerajinan tangan dan kesenian 4
Pendidikan Jasmani 4
B. Pembiasaan Kegiatan yang mendorong/ mendukung 2
Pembiasaan
C. Muatan Kegiatan atau mata pelajaran -
Lokal
Jumlah 27 32
Penjelasan untuk kelas I dan II :
1. Pengelolaan kegiatan pembelajaran dalam mata pelajaran dan kegiatan belajar pembiasaan
dengan menggunakan pendekatan tematik diorganisasikan sepenuhnya oleh sekolah dan
madrasah.
2. Penjelasan teknik pendekatan tematik diatur dalam pedoman tersendiri.
3. Alokasi waktu total yang disediakan adalah 27 jam pelajaran perminggu.
4. Satu jam pelajaran tatap muka dilaksanakan selama 35 menit
5. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (2 semester) adalah 34 – 40 minggu
6. Alokasi waktu sebanyak 27 jam pelajaran pada dasarnya dapat diatur dengan bobot berkisar
15% Agama 50% membaca dan menulis permulaan serta berhitung 35%, IPA, PKn dan
Pendidikan Jasmani.
7. Dapat mengenal teknologi informasi dan komunikasi sesuai dengan kemampuannya.
Penjelasan untuk kelas III, IV, V dan VI :
1. Pengelolaan kegiatan pembelajaran dalam mata pelajaran dan kegiatan belajar pembiasaan
diorganisasikan sepenuhnya oleh sekolah dan madrasah
2. Penjelasan teknis kegiatan belajar pembiasaan diatur dalam pedoman tersendiri
3. Alokasi waktu total yang disediakan adalah 32 sampai dengan 34 jam pelajaran per-minggu
4. Satu jam pelajaran tatap muka dilaksanakan selama 40 menit
5. Minggu efektif satu tahun pelajaran ( 2 semester) adalah 34 sampai dengan 40 minggu
6. Mata pelajaran PKn dan Pengetahuan Sosial diajararkan baik secara sendiri-sendiri maupun
secara terintegrasi yang diatur sepenuhnya oleh sekolah
7. Muatan lokal diadakan dengan kebutuhan dan kesiapan sekolah
8. Sekolah dapat memberikan Mata Pelajaran Bahasa Inggris mulai kelas IV sesuai dengan
kemampuannya.
9. Dapat mengenalkan teknologi informasi dan komunikasi sesuai kemampuan
10. Sekolah bertaraf Internasional dapat menggunakan Bahasa Inggris, sebagai bahasa pengantar
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
Dalam merancang pembelajaran terpadu disekolah dasar terdapat tujuh langkah yang harus
dilakukan.
1. Penetapan mata pelajaran yang akan dipadukan
Pada penetapan beberapa mata pelajaran yang akan dipadukan sebaiknya sudah disertai
dengan alasan atau rasional yang berkaitan dengan pencapaikan kompetensi dasar oleh siswa
dan kebermaknaan belajar.
2. Penetapan Kompetensi Dasar
Pada tahap ini dilakukan identifikasi kompetemsi dasar pada jenjang kelas dan semester
yang sama dari setiap mata pelajaran yang memungkinkan untuk diajarkan secara terpadu
dengan menggunakan paying sebuah tema pemersatu.
3. Penetapan hasil belajar
Mempelajari dan menetapkan hasil belajar dari setiap mata pelajaran sehingga dapat
diketahui pokok yang bias dibahas secara terpadu.
4. Penetapan Tema
Tema dalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan
(Poerwadarminta, 1993; Moeliono, 1989; Keraf,1991).
Dalam pengembangan tema-tema pembelajaran terpadu di sekolah dasar terdapat sejumlah
aspek yang perlu pertimbangan, diantaranya ;
a. Tema yang dipilih memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa serta terkait
dengan cara kebiasaan belajarnya
b. Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk minat
dan kemampuannya
c. Penetapan tema dimulai dari lingkungan yang terdekat dengan siswa
5. Pemetaan Keterhubungan Kompetensi Dasar Dengan Tema Pemersatu
Pada tahap ini dilakukan pemetaan keterhubungan kompetensi dasar masing-masing mata
pelajaran yang akan dipadukan dengan tema pemersatu. Pemetaan tersebut dapat dibuat dalam
bentuk bagan dan/ atau matriks jaringan topic yang memperlihatkan kaitana ntara tema
pemersatu dengan kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran.
6. Penyusunan Silabus PembelajaranTerpadu
Secara umum, silabus ini diartikan sebagai garis-garis besar, ringkasan, ikhtiar atau pokok
- pokok isi materi pembelajaran terpadu. Silabus merupakan penjabaran lebih lanjut dari
standar kompetensi, kompetensi dasar yang ingin dicapai.
7. Penyusunan Satuan Pembelajaran Terpadu
Komponen satuan pembelajaran terpadu meliputi :
a. Identitas mata pelajaran
b. Kompetensi dasar
c. Materi pokok besarta uraiannya
d. Strategi pembelajaran
e. Alat dan media
f. Penilaian dan tindak lanjut
g. Sumbar bahan yang digunakan
KEGIATAN BELAJAR 2
SILABUS DAN SATUAN PEMBELAJARAN TERPADU
Silabus adalah garis besar, ringkasan, ikhtiar, atau pokok-pokok isi/ materi pembelajaran
yang digunakan sebagai penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi, kompetensi dasar yang
ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa. Silabus bermanfaat
sebagai pedoman dalam penyusunan satuan pembelajaran terpadu, pengelolaan kegiatan
pembelajaran dan pengembangan system penilaian.
Silabus pembelajaran terpadu dikembangkan dengan menggunakan pendekatan system,
dimana komponen-komponen yang ada di dalamnya saling berhubungan satu sama lain dalam
rangka mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Komponen silabus pembelajaran
terpadu terdiri atas : (a) Identifikasi mata pelajaran yang akan dipadukan, (b) Kompetensi dasar,
hasil belajar, dan indicator yang harus dikuasai siswa, (c) Materi pokok yang mengacu pada suatu
tema yang akan disajikan,(d) Alternatif strategi pembelajaran yang akan digunakan, dan (e)
Alokasi waktu yang diperlukan.
Satuan pembelajaran terpadu merupakan satuan atau unit program pembelajaran terkecil
untuk jangka waktu mingguan atau harian yang berisi rencana pencapaian suatu pokok atau satuan
bahasan tertentu dalam satu tema pembelajaran terpadu yang akan dibahas. Komponen satu
pembelajaran terpadu mengandung unsur-unsur pokok yang meliputi ; (a) Identitas mata pelajaran,
(b) Kompetensi dasar, hasil belajar, dan indicator yang akan dipadukan, (c) pokok- pokok materi
yang akan disajikan, (d) Kegiatan belajar mengajar yang akan dilaksanakan, (e) Alat, media, dan
sumber bahan yang digunakan, (f) Cara penilaian yang akan ditempuh dilengkapi dengan alat
penilaian.
MODUL 5
KEGIATAN BELAJAR I.
KONSEP , PRINSIP, dan SASARAN PENILAIAN dalam PEMBELAJARAN TERPADU
A. KONSEP PENILAIAN
Sampai saat ini sistem penilaian di sekolah umumnya menggunakan teknik tes. Penilaian
dengan menggunakan teknik tes disebut penilaian konvesional. Teknik ini tidak selengkapnya
dapat menggambarkan kemajuan belajar siswa secara menyeluruh, sebab laporan ini berupa
angka-angka atau huruf-huruf atau gambaran maknanya sangat abstrak. Untuk melengkapi
gambaran kemajuan belajar siswa, guru dapat menggunakan teknik lain yang sudah dikenal
sebagai teknik nontes. Penilaian nontes ini disebut penilaian alternatif.
Dengan demikian hasil penilaian harus dirancang oleh guru dan dilaksanakan guru
sehingga diperoleh informasi tentang pencapaian dan kemajuan belajar siswa dan
meefektifkan penggunaan informasi tersebut dalam mencapai tujuan pendidikan dengan
menggunakan perangkat penilaian.
Dengan demikian hasil penilaian dapat memenuhi banyak tujuan diantaranya placement
untuk memenuhi kebutuhan siswa secara cepat, intruction untuk membantu agar
pembelajaran lebih fokus, dan communication unuk memberikan informasi kepada siswa,
guru, orang tua dan sebagainya.
Penilaian harus dilakukan secara formal , rasional dan tidak rancu sebagaimana
dikemukakan oleh Mathews (1989)
1. Penilaian Proses
Sasaran yang dinilai dalam penilaian proses adalah tingkat efektivitas kegiatan
belajar mengajar dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran. Penilaian proses
merupakan upaya mengumpulkan nformasi tentang kemajuan belajar siswa yang
selanjutnya digunakan untuk keperluan perbaikan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Penilaian proses terdiri dari:
a. Penilaian terhadap siswa yang mencakup :
Perkembangan konseptual anak
Tingkat kemampuan menghadapi tantangan
Interaksi siswa dengan siswa lainnya
Kemampuan anak berkomunikasi
Kerasionalan argument/alsan
Kerjasama dan kekompakan serta produktivitas kegiatan kelompok
Partisipasi siswa dalam diskusi kelompok
Penggunaan bahasa dengan baik dan benar sesuai tingkat kemampuan siswa
b. Penilaian terhadap guru mencakup:
Proses pembelajaran
Pendekatan dan metode yang digunakan
Materi peembelajaran yang mencakup : pemilihan tema, topic, dan unit
Kelengkapan pembelajaran yang disesuaikan guru
2. Penilaian Terhadap Produk Kegiatan
Sasaran yang dinilai dalam penilaian hasil belajar adalah tingkat penguasaan peserta
didiktentang apa yang telah dipelajari. Penilaian hasil belajar merupakan upaya
pengumpulan informasi untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan dan kemampuan
yang telah dikuasai siswa pada setiap akhir pembelajaran.
a. Penilaian terhadap siswa dilakukan melalui pengamatan terhadap hasil belajar anak,
meliputi:
Kemampuan menulis laporan
Kemampuan menyatakan gagasan dalam bentuk gambar . dan simbol lainnya.
Hasil unjuk kerja siswa
b. Penilaian terhadap guru dilakukan berdasarkan hasil, meliputi:
Daftar cek yang dilakukan oleh rekan guru lainnya terhadap strategi dan
pengelolaan belajar mengajar yang telah dilakukan.
Masukan dari anak, orang tua, rekan guru berkaitan dengan strategi dan proses
belajar mengajar yang telah dilakukan.
Fungsi PBK bagi siswa dan guru adalah :untuk membantu siswa dalam:
Teknik penilaian konvensional bentuk tes meliputi tes objektif dan tes subjektif
yang mengacu pada system scoring.
KEGITAN BELAJAR 2
a. Perencanaan
1. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai baik itu oleh guru maupun siswa.
2. Menentukan criteria keberhasilan yang ingin dicapai, baik oleh siswa maupun oleh
guru.
3. Menentukan teknik dan instrument yang akan digunakan dalam proses penilaian.
b. Pelaksanaan
1. Penilaian berlangsung sejak awal sampai dengan akhir proses pembelajaran
2. Penilaian harus dilihat sebagai proses yang berkelanjutan, lebih dari sekedar salah satu
aspek belajar yang harus dicapai sebagai bagian suatu program
3. Penilaian dapat diarahkan pada proses maupun produk serta program
c. Penyusunan dan penyajian laporan
Penyusunan laporan dilakukan secara logis, sistemati , dan secara komprehensif
yang diakhiri dengan sejumlah rekomendasi dan saran-saran.
d. Tahap Tindak-lanjut
Hasil pengamatan dan saran ditindaklanjuti secara operasional , namun tidak semua
kegiatan akhir tindak lanjut dilakukan pada akhir kegiatan karena penilaian dilakukan
secara terus menerus , dan umpan balik dimanfaatkan untuk meningkatkan kegiatan belajar
mengajar.
B. FORMAT PENILAIAN PEMBELAJARAN TERPADU
a. Format Observasi :
Penilaian dilakukan baik pada tahap perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran
terpadu dengan indikator kemampuan dan penguasaan yang telah ditetapkan. Dari segi
sasarannya, penilaian difokuskan pada proses maupun produk pembelajaran.
b. Format penilaian diri siswa :
Format penilaian diri dalam bentuk jurnal tulisan siswa dapat digunakan sebagai masukan
bagi guru untuk memberikan pertimbangan , motivasi, dan penguatan kepada siswa
berkaitan dengan upaya peningkatan kemajuan belajar selanjutnya.
c. Format portofolio :
portofolio dapat dijadikan sebagai salah satu masukan bagi guru untuk memutuskan nilai
setiap siswa serta penyusunan perencanaan pembelajaran selanjutnya.
d. Rubrik :
Criteria penilaian dapat disusun secara kolaboratif dengan melibatkan siswa sehingga
anak dapat mengetahui criteria tersebut dan dapat mengukur kemampuannya.
e. Cuplikan kerja :
Dalam menilai performasi belajar siswa , guru dapat melakukan pemberian tugas yang
menuntut mereka untuk memperlihatkan hasil unjuk kerja mereka . Siswa diberi
kesempatan untuk memaparkan rencana kegiatannya maka guru sudah dapat memberikan
pertimbangan pencapaian kemampuan , keterampilan, sikap dan pemahaman tentang
konsep yang telah dipelajari dengan melakukan penilaian terhadap hasil unjuk kerja siswa
(cuplikan kerja siswa)
f. Masukan orang tua :
Masukan orang tua dimanfaatkan untuk memperbaiki pembimbingan anak dan juga
strategi belajar mengajar dikelas. Penyelenggaraan pengamatan oleh orang tua pun
memungkinkan guru dan orang tua berorientasi dalam kaitan kemajuan dan kekurangan
anak yang bersangkutan.
g. Penilaian berkala :
Penilaian berkala terdiri dari beberapa aspek sifat yang dinilai . Penialiannya diubah dari
kategori (data nominal) menjadi data interval dalam rentang 1-5. Meskipun
pelaksanaannya bersifat subjektif , data itu tetap penting dan bermanfaat.
MODUL 6
PRAKTEK PEMBELAJARAN TERPADU DI SD
KEGIATAN BELAJAR 1:
PRAKTEK MERANCANG PEMBELAJARAN TERPADU DI SD
Prosedur kegiatan perancangan pembelajaran terpadu untuk praktek dan simulasi
1. Menetapkan mata pelajaran yang dipadukan.
2. Menetapkan kompetensi dasar dari 3 mata pelajaran di SD.
3. Mengembangkan tema yang sesuai.
4. Mengembangkan peta keterhubungan antara kompetensi dasar dan tema pemersatu
5. Penyusunan satuan pembelajaran terpadu.
KEGIATAN BELAJAR 2:
PRAKTEK PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TERPADU DI SD
Berikut ini rambu-rambu pelaksanaan praktek pembelajaran terpadu di kelas anda di
sekolah anda sendiri dan simulasi di kelas tutorial
1. Seyogianya anda melakukan simulasi pelaksanaan pembelajaran terpadu di kelas tutorial
terlebih dahulu sebelum melaksanakan praktek pembelajaran terpadu di kelas anda disekolah
sendiri.
2. Sebelum melakukan praktek pembelajaran terpadu di kelas anda di sekolah anda sendiri, anda
harus meminta izin kepada kepala sekolah dan menginformasikan pula kepa siswa anda.
3. Anda harus mengisi Lembar Refleksi Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu yang
didasarkan atas pengamatan di kelas saat pelaksanaan pembelajaran terpadu dan
wawancara sederhana terhadap siswa anda sendiri dan teman sejawat/kepala sekolah yang
mengamati anda
4. Untuk keperluan simulasi pembelajaran terpadu di kelas tutorial, anda harus
mendiskusikannya dengan tutor anda.
5. Pada bagian-bagian pembelajaran terpadu yang disimulasikan dapat anda lewati dengan
mengatakan pre memori.
6. Anda harus benar-benar berikap seperti guru yang sedang mengajar di kelas anda yang
sebenarnya.
7. Simulasi pembelajaran terpadu di kelas tutorial akan diamati dan dinilai oleh tutor anda.