Anda di halaman 1dari 19

MERDEKA BELAJAR DAN

IMPLIKASINYA

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Kapita Selekta PAI
Yang dibina oleh Toha Makhshun, S.Pd.I., M.Pd.I

Jurusan Tarbiyah
Akhlis Ahmad Musaddad (31501800131)
Ardhi Noor Wirakusuma (31501900021)
Ibahim Abdullah (31501900054)
Nailatul Chofifah (31501900097)
Zulfa Roziah (31501900137)

UNISSULA
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
November 2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang maha kuasa dan maha penyayang. Dengan segala
kelimpahan nikmatnya, rahmatnya, hidayahnya dan inayahnya, sehingga kami dipermudah
untuk dapat menyelesaikan Makalah ini.

Kami susun makalah ini dengan segenap tenaga kami. Tidak hanya itu, tetapi dengan
bantuan berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah. Oleh karena itu,
kami ingin mengucapkan jazakumullah khairan kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Kami sadar bahwasanya didalam makalah ini masih terdapat kekurangan baik dari
segi susunan kalimat dan tata bahasanya. Karena itu, dengan hati yang terbuka kami siap
menerimanya segala saran dan kritikan dari para pembaca supaya kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga adanya makalah tentang “Merdeka Belajar dan
Implikasinya” dapat memberikan pengetahuan yang lebih dari pembaca.

Semarang, 03 November 2020

Penyusun

KAPITA SELEKTA PAI|I


Plagiarism Checker X Originality Report Similarity
Found:
Similarity Found: 11% Date: Tuesday, November 03, 2020 Statistics: 399 words Plagiarized /
3797 Total words Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional
Improvement.

K A P I T A S E L E K T A P A I | II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........................................................................I
PLAGIARISM CHECKER X ORIGINALITY ............................................II
DAFTAR ISI ....................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................... 3
C. TUJUAN MASALAH .............................................................................................................. 3

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................ 4


BAB III PEMBAHASAN .................................................................... 6
A. KONSEP MERDEKA BELAJAR .................................................................................................. 6
B. EMPAT POKOK KEBIJAKAN MERDEKA BELAJAR .......................................................................... 7
C. TUJUAM MERDEKA BELAJAR ................................................................................................. 8
D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MERDEKA BELAJAR .................................................................. 10
E. IMPLIKASI MERDEKA BELAJAR .............................................................................................. 11

BAB IV PENUTUPAN ..................................................................... 13


A. KESIMPULAN ................................................................................................................ 13
B. SARAN .......................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 15

K A P I T A S E L E K T A P A I | III
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring berkembangnya perubahan sosial, budaya, dunia kerja, dan kemajuan
teknologi yang sangat pesat, maka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (
KEMENDIKBUD) menyiapkan para pelajar atau peserta didik untuk menyongsong
perubahan, kemajuan dan perkembangan zaman, untuk dituntut mampu melaksanakan,
dan merancang proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif, supaya dapat meraih
capaian dan tujuan pembelajaran yang mencakup aspek sikap pengetahuan dan
keterampilan secara optimal dan tentunya juga relevan . Di era revolusi industri 4.0
terdapat tantangan tersendiri sekaligus menjadi peluang bagi lembaga pendidikan untuk
menjadi titik prasyarat untuk bisa lebih maju dan berkembang. Lembaga pendidikan harus
mempunyai daya inovasi dan juga dapat memberlakukan sebuah kolaborasi, jika sebuah
lembaga pendidikan tidak mampu untuk berkolaborasi dan berinovasi maka akan
tertinggal jauh di telan waktu, dan pula sebaliknya jika lembaga mampu menciptakan
sumber daya yang mampu mengembangkan, memajukan dan mewujudkan cita-cita bangsa
yaitu membelajarkan manusia. Menjadi seorang pembelajar bukanlah suatu hal yang
mudah layaknya membalikkan telapak tangan. Lembaga pendidikan harus mampu
menyelaraskan dan menyeimbangkan sistem pendidikan dengan perkembangan zaman dan
sistem pendidikan diharapkan mampu mewujudkan peserta didik memiliki daya
keterampilan yang yang mampu berpikir secara kritis memecahkan masalah serta memiliki
keterampilan dalam berkomunikasi dan berkolaborasi yang kreatif dan inovatif.

Di dalam acara peringatan Hari Guru Nasional di tahun 2019 Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan atau Kemendikbud Mencetuskan konsep " Pendidikan Merdeka belajar ".
Konsep tersebut merupakan suatu respon terhadap kebutuhan sistem pendidikan pada era
industrial revolution 4.0, menteri Nadiem Makarim menyebutkan merdeka belajar adalah
kemerdekaan berpikir, kemerdekaan berpikir ditentukan oleh guru titik jadi kunci utama
yang menunjang sistem pendidikan yang baru adalah guru yang di mana guru bertugas
untuk membentuk masa depan bangsa. Konsep Merdeka Belajar diasumsikan bukan lagi
menjadi gagasan tetapi lebih dikatakan sebagai sebuah kebijakan yang akan dilaksanakan
Merdeka belajar kemerdekaan adalah sat kata yang sering dimaknai dan digambarkan
dengan kebebasan dalam arti yang sesungguhnya. Yang menjadi titik permasalahan adalah
masih terdapat pengekangan di mana-mana khususnya pendidikan, pendidik dan peserta

KAPITA SELEKTA PAI|1


didik belum dapat merasakan otonomi yang cukup untuk menentukan arah kebijaksanaan
dalam belajar dan mengajar karena masih diatur oleh regulasi yang membuat rencana
proses pelaksanaan dan evaluasi yang dilaksanakan terkesan terbatas dan mengikat.
Konsep Merdeka Belajar yang merupakan sebuah tawaran dalam merekonstruksi sistem
pendidikan nasional, dengan tata ulang sistem pendidikan dalam rangka menyongsong
kemajuan perubahan dan kemajuan bangsa yang menyesuaikan perubahan zaman. Dengan
adanya pengembalian hakikat dari pendidikan yang sebenarnya adalah pendidikan untuk
memanusiakan manusia dan pendidikan yang membebaskan aktivitas belajar yang semula
adalah aktivitas alami anak yang dirampas menjadi agenda orang dewasa yang dipaksakan
pada peserta didik. Pendidik mengharuskan dimana dan kapan waktunya belajar, tanpa
peduli apa yang sedang dialami anak. Pendidik mendikte materi dan tujuan apa yang harus
dipelajari peserta didik goma meski tidak relevan di dalam kehidupan peserta didik.
Bahkan Ki Hajar Dewantoro menekankan beberapa kali tentang kemerdekaan belajar. "...
kemerdekaan hendaknya dikenakan terhadap caranya anak-anak berpikir, yaitu jangan
selalu dipelopori, atau disuruh mengakui buah pikiran orang lain, akan tetap biasakanlah
anak-anak mencari sendiri segala pengetahuan dengan menggunakan pikirannya sendiri...
" (buku peringatan Taman Siswa 30 tahun 1922-1952) kemerdekaan belajar merupakan
perkara yang substansial, menjadi prasyarat terpenuhinya sebuah capaian-capaian belajar
titik tanpa kemerdekaan belajar, peserta didik tidak bisa gemar belajar. Pendidikan budi
pekerti tidak akan tercapai karena semua perilaku bukan dilandasi dengan kesadaran.
Konsep Merdeka belajar. Antara pendidik dan peserta didik merupakan subjek di dalam
sistem pembelajaran, yang berarti guru bukan dijadikan lagi sebagai sumber kebenaran
oleh siswa namun pendidik dan peserta didik berkolaborasi menjadi penggerak dan
mencari kebenaran dan posisi peserta didik di ruang kelas juga bukan untuk menanam atau
menyeragamkan kebenaran untuk menurut pada guru namun menggali sebuah kebenaran,
daya pikir dan kritisnya peserta didik melihat perkembangan dunia dan fenomena yang
terjadi. adanya peluang dan berkembangnya internet, teknologi informasi menjadi sebuah
momentum kemerdekaan belajar. Dengan ini dapat meretas sistem pendidikan yang kaku
dan tidak membebaskan kebebasan untuk belajar dengan mandiri kreatif dan berinovasi
dapat dilakukan oleh semua unit pendidikan. Saat ini antara guru dan peserta didik
mempunyai pengalaman tersendiri termasuk di dalam sebuah lingkungan. Adaptasi sistem
pendidikan di era revolusi industri 4.0 memulai stimulasi dengan proses literasi baru. Di
era ini memiliki pengalaman yang luas pada dengan dunia digital atau visual saat ini tugas
seorang lembaga pendidikan bisa memimpin, mengarahkan dan menggali daya kritis dan
KAPITA SELEKTA PAI|2
potensi peserta didiknya di dalam proses pembelajaran untuk membangun sebuah
ekosistem pendidikan yang memfasilitasi tumbuh berkembangnya karakter kemandirian,
inovasi, keahlian dan kenyamanan peserta didik maka Merdeka belajar diharapkan dapat
membentuk sumber daya yang berkualitas dan unggul untuk menuntaskan peluang
pendidikan pada era industrial Revolution 4.0 yang bertujuan memajukan sebuah bangsa
dan negara berdasarkan pada uraian latar belakang diatas maka diperlukan penelitian yang
mendalam tentang metode pembelajaran dalam sistem pendidikan Merdeka belajar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian merdeka belajar ?
2. Apa tujuan utama merdeka belajar ?
3. Apa landasan merdeka belajar dalam memajukan pendidikan?
4. Bagaimana merdeka belajar menjadi pembelajaran yang inovatif ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian merdeka belajar
2. Untuk mengetahui tujuan utama merdeka belajar
3. Untuk mengetahui tujuan utama merdeka belajar
4. Untuk mengetahui merdeka belajar menjadi pembelajaran yang inovatif

KAPITA SELEKTA PAI|3


BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Merdeka Belajar

Di dalam kamus besar bahasa Indonesia kata merdeka dapat diartikan sebagai bebas
dari penghambaan, penjajahan atau dapat dimaknai dengan berdiri sendiri. dalam bahasa
arab kata merdeka lazim dengan penyebutan hurriyah yang artinya bebas dari segala
bentuk pengikatan diri terhadap apapun atau istiqla. dalam kontek ini merdeka sama saja
dengen keleluasaan untuk berfikir secara bebas dan menentukan nasibnya sendiri.
sedangkan belajar merupakan perubahan perilaku yang relatif permanen didalam
berperilaku, berkehidupan yamh diidapatkan sebagai hasil dari pengamatan atau latihan.
Menurut Moh. Surya belajar merupakan sebuah usaha yang di upayakan untuk
perubahan setiap individu untuk memperoleh perubahan secara keseluruhan yang
didapatkan dari proses pengalaman serta respon dari interaksi terhadap lingkungan
kepada setiap individu. Sedangkan pandangan dari (sanjaya:2010) kata belajar memiliki
makna harfiah yang mengedepankan perubahan proses mental yang di akibatkan dari
rangsangan interaksi lingkungan. Secara umum telah di kemukakan bahwa belajar sebagai
perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman dan bukan karena pertumbuhan atau
perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. maka dari itu merdeka
belajar merupakan kebebasan didalam menentukan cara berperilaku, berprose, berfikir,
berlaku kreatif guna pengembangan diri setiap individu dengan menentukan nasib
dirinya sendiri.

Merdeka belajar dapat dimaknai pemberian ruang yang lebih terhadap siswa dengan adanya
kesempatan belajar secara nyaman tenang dan bebas tampa adanya tekanan, dengan
memperhitungkan bakat alamaiah yang dimiliki setiap siswa. Dalam pidatonya pada hari guru
nasional mentri pendidikan dan kebudayaan nadiem makarim memaparkan suatu kebijakan
mengenai merdeka belajar yang didalamnya terdidi dari empat poin yang di gadang-gadang
akan membawa perubahan dan dampak besar dalam dunia pendidikan. Secara lugas nadiem
makarim menjelaskan tentang merdeka belajar deng empat pokok bahasan, yang pertama:
USBN, UN, RPP, dan PPDB.

B. Konsep merdeka belajar

Membicarakan konsep merdeka belajar tentu ada beberapa relevansi terhadap teori
belajar kontruktivisme. Didalam pendangannya anak mengintruksikan pengetahuan yang

KAPITA SELEKTA PAI|4


didapat sebagai hasil interaksi yang didapatkan dari hasil pengamatan , pengalaman dari
objek yang anak hadapi. Dalam proses kontruktivisme pembelajaran anak lebih
cenderung memiliki titik focus terhadap keaktifan setiap individu dalam membentuk
pengetahuan. Anak didik di harapkan memiliki motivasi belajar sesuai apa yang ia
inginkan tanpa adanya tekanan dari pihak manapun. Merdeka belajar memiliki ciri khas
dalam proses pembelajarana yang kritis, kreatif, inovatif, transformatif, relevan efektif
dan efisien. Dalam hal ini kementrian pendidikan dan kebudayaan menyuguhkan konsep
tersebut dalam dunia pendidikan di Indonesia. Menitik beratkan pada merdeka belajar
dan guru penggerak. Yang artinya anak didik memiliki kebebasan untuk memperoleh
pendidikan dan guru menjadi penggerak (motor) guna tercapainya proses merdeka
belajar. Proses belajar yang dijalani dengan cara menyenangkan memungkinkan siswa
mampu mengingat materi lebih banyak dan lebih lama, dengan kata lain tingkat
retensinya lebih kuat. Dalam pandangan Ki Hajar Dewantara di atas, merdeka belajar
pada gilirannya menghasilkan kreativitas yang merupakan elemen penting bagi sebuah
kemajuan. Hal ini guru menjadi fasilitator didalam proses pembelajaran. Kemendikbud
menekankan bahwa gebrakan merdeka belajar ini di cirikan dengan dimulainya
dikembalikannya USBN kepihak sekolah, dihapuskannya UN kemudian digantikan
dengan proses asesmen kompotensi minimum dan survei karakter. Dalam hal ini
kemendikbud berkeinginan agar tidak adanya tekanan nilai terhadap anak didik sehingga
anak didik tidak terpaku dengan nilai angka. Dan yang terakhir, membentuk karakter
anak didik yang berkompeten, unggul dalam sumber daya manusia serta memiliki budi
pekerti yang luhur.

C. Esensi merdeka belajar

Menggali potensi besar para guru sekolah dan murid betah untuk berinovasi dan
meningkatkan pembelajaran secara mandiri bukan hanya melalui birokrasi pendidikan,
tetapi benar- benar inovasi pendidikan, keberagaman pendekatan pembelajaran dengan
dukungan teknologi. Sehingga setiap anak didik mampu berfikir kritis, inovatif, kreatif,
transformative guna menjadi sumber daya manusia yang unggul dan berkompeten .

KAPITA SELEKTA PAI|5


BAB III PEMBAHASAN
A. Konsep Merdeka Belajar
Beberapa dekade ini, Menteri Pendidikan Indonesia telah merancang tentang
konsep merdeka belajar. Sebelum kita memsauki konsepnya, kita akan membahas
tentang apa maksud dari merdeka belajar. Merdeka belajar adalah salah satu inovasi dari
Menteri Pendidikan Indonesia yang memberikan kebebasan pada suatu Lembaga
pendidikan dan otonominya, dan merdeka dari birokratisasi, dimana pengajar dapat
kebebasan dari birokrasi yang rumit serta peserta didik yang diberikan kebebasan untuk
dapat memilih bidang yang mereka sukai (KEMENDIKBUD, 2020).

Lahirnya program merdeka belajar ini karena adanya banyak keluhan di sistem
Pendidikan, yang dimana salah satu keluhanya adalah soal banyaknya peserta didik yang
ditarget dengan nilai-nilai tertentu. Diharapakan dengan adanya program merdeka belajar
ini peserta didik dan guru dapat bebas dan berinovasi dalam belajar. Merdeka belajar
merupakan kemerdekaan dalam berfikir, kemerdekaan berfikir ini wajib ada di guru
terlebi dahulu. Peserta didik tidak akan merdeka kecuali gurunya sudah merdeka terlebih
dahulu.

Pandangan kemerdekaan itu sendiri, tidak hanya sekedar kepatuhan atau


perlawanan. Kemerdekaan merupakan hal yang harus diperjuangkan, bukan diberikan.
Fakta yang sangat menyedihkan dari pengembangan guru adalah titik dimana guru sering
sekali merasa disalahkan. Bukan didengarkan, memang dalam semua kondisi, guru
merupakan kunci dalam Pendidikan. Semua beban diberikan kepada guru sekolah yang
mereka memiliki harapan akan berubah kelak.

Mengatakan guru merupakan kunci keberhasilan suatu bangsa, itu berarti


mengalihkan tanggung jawab dan menjebak guru untuk gagal. Memang guru itu sangat
berperan penting dalam dunia Pendidikan, namun tuntutan akan peran besarnya itu tidak
akan terpenuhi saat guru tidak memiliki sesuatu yang asasi, yaitu berupa kemerdekaan.
Adanya kemerdekaan untuk guru dalam jangka Panjang akan berperan sentral berfungsi
menumbuhkan kemerdekaan belajar murid dan mensukseskan cita-cita demokrasi negeri
ini. (Iwinsah, 2020)

Berikut merupakan beberapa konsep yang akan ditawarkan program merdeka


belajar :

KAPITA SELEKTA PAI|6


1. Beragam tempat dan waktu
Dalam menjalankan proses belajar tidak hanya dibatasi oleh ruang semisal hanya
dikalas saja. Namun juga diluar kelas bisa. Yang dimana diluar kelas itu dapat
memberikan suasana lebih baik dalam menerima pelajaran.
2. Free choice
Peserta didik dapat mempraktekkan cera belajar sesuai dengan yang ia rasa paling
nyaman. Sehingga diharapkan peserta didik dapat terus mengasah kemampuannya.
3. Personalized learning
Guru dapat menyesuaikan dengan peseta didik dalam memahami materi, memcahkan
jawaban sesuai dengan kemampuan peserta didik, ini ibarat bermain game. Dimana bila
dia mampu untuk memecahkan suatu tantangan maka ia akan cepat naik level jadi
bukan lagi memakai sistem pukul rata kemampuan peserta didik.
4. Berbasis proyek
Peserta didik diajak untuk dapat menerapkan ketrampilan yang ia sudah pelajari di
berbagai situasi. Pengalaman ini akan sangat terasa untuk kelak diterapkan dalam
kehidupanya sehari-hari.
5. Pengalaman lapangan
Match and Link pada dunia pekerjaan itu sangatlah penting. Pada saat ini materi yang
telah diberikan kepada peserta didik tidak ada kaitanya dengan dunia kerja. Maka
adanya pengalaman lapangan dapat membantu peserta didik untuk dapat lebih efisien
dalam dunia pekerjaan.
6. Interpretasi data
Peserta didik akan mendapatkan banyak sekali informasi. Diharapkan dengan
banyaknya informasi yang masuk dapat menyelesaikan masalah kebutuhan, dapat
digunakan untuk menganalisa permasalhan dll.

ilmu manusia dapat memperoleh drajat dan kedudukan paling terhormat di antara
semua makhluk di permukaan bumi dan langit.

B. Empat Pokok Kebijakan Merdeka Belajar


Dalam konsep merdeka belajar memiliki Empat program pokok kebijakan
pendidikan yang dijadikan titik fokus pada peningkatan kualitas sumber daya
manusia,” Program “Merdeka Belajar” terdapat 4 kebijakan yang meliputi:

KAPITA SELEKTA PAI|7


1. Proses Penilaian USBN komprehensif yaitu penyelenggaraan USBN (Ujian Sekolah
Berbasis Nasional) akan dilakukan dengan ujian yang diselenggarakan oleh sekolah.
dalam proses penilaian. Pihak sekolah dapat melakukan ujian secara tertulis maupun
lisan, atau bisa menggunakan pembuatan karya tulis maupun pengumpulan portofolio.
Sehingga pihak sekolah mampu menyusun dan memiliki wewenang sesuai kebijakan
yang tentunya mendukung proses pengetahuan anak.
2. Ujian Nasional (UN) akan diubah menjadi Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei
Karakter yang terdiri dari kemampuan bernalar menggunakan bahasa (literasi),
kemampuan bernalar menggunakan matematika (numerasi), dan penguatan
pendidikan karakter. Proses ujianpun akan dilaksanakan pada tengah jenjang
pendidikan misalnya pada kelas 4 SD, 8 SMP, 10 SMA, hal ini akan menjadi bahan
evaluasi pembelajaran pada jenjang pendidikan yang akan dilaksanakan guru atau
pendidik.
3. Penyederhanann Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dalam proses
penyusunan RPP Kemendikbud memangkas beberapa komponen. Dalam kebijakan
ini guru secara bebas dapat memilih, membuat, menggunakan, dan mengembangkan
format RPP. Tiga komponen inti RPP terdiri dari tujuan pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan asesmen.
4. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), terjadi perubahan Komposisi PPDB jalur
zonasi dapat menerima siswa minimal 50%, jalur afirmasi minimal 15%, dan jalur
perpindahan maksimal 5%.kemudian pada jalur prestasi atau sisa 0-30% lainnya
disesuaikan dengan kondisi daerah kota masing masing. Setiap daerah memiliki
otonomi kebijakan untuk menentukan komposisi akhir dari zonasi Sehingga
pemerataan serta mutu kualitas anak didik dan guru seimbang.

C. Tujuam Merdeka Belajar


Dengan adanya kebijakan baru dari Kementrian Pendididkan dan Kebudayaan
atau ( KEMENDIKBUD ) tentang Konsep Merdeka Belajar pastilah memiliki tujuan
untuk menciptakan link and match atau yang menghubungkan dunia belajar dan dunia
kerja. Kebijakan Merdeka Belajar juga bertujuan untuk mewujudkan kualitas atau
mutu pendidikan yang berkelanjutan. Seperti yang kita ketahui dengan Merdeka
Belajar, peserta didik mempunyai keleluasaan dalam belajar bukan hanya di dalam
satu segmen karena menurut Namdie Makariem, anak adalah multi kecerdasaan,
setiap anak pasti mempunyai kecerdasan sesuai minat di bidangnya masing- masing,

KAPITA SELEKTA PAI|8


maka mereka di beri kebebasan dalam seni belajarnya dengan kecerdasan miliknya
sendiri dan sesuai dengan potensinya, tidak boleh di atur dengan hanya satu
kecerdasan saja, belajar juga dengan secara menyeluruh dan holistik, dan menciptakan
suasana belajar menyenangkan dari segi manaapun, dan peserta didik sebagai pusat
learning, dan sebagi subjek belajar dan dimensi utama, dan guru menyesuaikan
tujuannya capaian belajar peserta didik dan menyiapkan konsep yang cocok dan
relevan dengan tujuan yang ingin dicapai,dengan merdeka belajar tidak menyiksan
pihak Pendidik, peserta didik dan orang Tua
Dengan ini Merdeka Belajar bertujuan membebaskan peserta didik dari sebuah
sistem kejar teget nilai, penerapan belajar dengan cara menyenangkan, dan balajar
bukan hanya untuk mengejar kelulusan,atau untuk mendapat nilai tertinggi belajar
juga bisa dilaksanakan di luar kelas, bukan cuma didalam kelas tetapi, peserta didik
diharapkan dapat berdikusi dengan guru, outing class, dan belajar banyak hal seperti
belajar berani bertanya, berfikir cerdik dalam bergaul, dan mandiri. Penerapkan
kebijakan sendiri jadi nilai tidak tergantung dari nilai tertulis seperti sebelumnya
tetapi tugas bisa di ambil dari tugas harian individu atau kelompok, tugas yang di
berikan bisa berupa karya tulis, atau portofolio dan lain - lain. Seperti yang telah
dipaparkan Konsep Merdeka belajar oleh Kementrian Pendidikan ada penerapan UN (
Ujian Nasioaal ) yang di tiadakan yang berubah menjadi Assesmen Komptensi
Minimum dan Survey Karakter, jadi biasanya penguasaan penyerapan belajar peserta
didik di uji dan di laksanakan di akhir jenjang sekolah dengan menguji mata
pelajaram matematika, Bahaasa Indonesia, dan yang lainnya, kali ini Ujian Nasional
di ganti dengan pemetaan literasi dan numerasi, yang tidak sama dengan Bahasa
Indonesia dan Matetmatika, tetapi juga mencakup IPA, IPS dan semacamnya, yang
diharapkan peserta didik mampu memahami secara maksimal dan menganalisa
sebuah bacaan dan mampu menerapkan konsep berhitung di dalam kehidupan sehari –
hari, memperkuat karakter dan aplikasi pembelajaran yang nantinya akan di
laksanakan di tengah jenjang sekolah. Selanjutnya yaitu Survei Karakter yang berbeda
dengan berbeda dengan tes, biasanya pemerintah dinilai hanya memiliki data kognitif
dari peserta didik, tetapi tidak mengetahui kondisi ekosistem di sekolah sebenarnya,
kemudian nantinya peserta didik di berikan sejumlah pertanyaan, misalnya survey
implementasi gotong royong di sekolah, lalu apakah ada bulliying yang terjadi,
apakah level toleransinya sehat dan baik di sekolah dan apakah peserta didik sudah
menerapkan asas Pancasila dalam hidup peserta didik, jadi peserta didik bukan hanya
KAPITA SELEKTA PAI|9
belajar mata pelajaran tetapi juga belajar menghormati satu dengan yang lain, salin
tolong menolong sehingga peserta didik benar – benar bisa merasakan dan bisa
diimplementasikan , dan kemudian Survey Karakter ini diharapkan dan di gunakan
sebagai tolak ukur atau panduan sebagai feed back bagi sekolah dan pemerintah
sebagai perbaikan dan perubahan Kebijakan Pendidikan di masa mendatang (Rosyidi,
2020).

D. Kelebihan dan Kekurangan Merdeka Belajar


Program merdeka belajar yang tidak lama disampaikan dalam pidato kementrian
pendidikan Indonesia Nadiem Makarim, merupakan salah satu program yang dapat
membangunkan sistem pendidikan Indonesia yang begitu-begitu saja menjadi lebih
bergairah dan maju seperti nama programnya yaitu Merdeka Belajar.

Program merdeka belajar ini tentunya menuai pro dan kontra dari berbagai kalangan
karena kelebihan dan kekurangan program tersebut.

Kelebihannya:

➢ Anak Didik Bebas Berekspresi


Maksudnya anak didik bebas berekspresi dalam artian leluasa dalam belajar karna
tidak di atur oleh satu pelajaran saja, intinya anak didik belajar sesuai potensinya
masing-masing.
➢ Anak Didik Tidak Dituntut Sama
Program merdeka belajar ternyata membawa perubahan pada sistem pendidikan
Indonesia, karena selama ini anak didik ditargetkan oleh nilai akademik saja, maka
program merdeka belajar menjadikan siswa terlihat istimewa karena skill yang
berbeda-beda, dalam proses pembelajar pengenalan bakatnya, kita sebagai guru
harus selalu ada agar anak tidak putus asa dalam berprosesnya.
➢ Rpp 1 lembar
Karena anak didik belajar sesuai potensinya masing-masing maka kita selaku guru
yang membimbing anak didik hanya perlu menyesuaikan arah, dengan adanya rpp
1 lembar beban guru sedikit berkurang karena itu diharapkan guru pembimbing
fokus dalam mengarahkan dan mendampingi anak didik.

Kekurangannya:

➢ Membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit

K A P I T A S E L E K T A P A I | 10
Dengan bebasnya berekspresi anak didik dalam belajar, tentunya memakan waktu
dan biaya yang tidak sedikit Karen dalam berprosesnya anak didik berbeda-beda
pemahaman.
➢ Kurangnya guru yang merdeka
Untuk mewujudkan anak didik yang merdeka dalam belajar tentunya memerlukan
guru yang merdeka dalam mengajar juga, tetapi pengalaman para guru yang
merdeka hanya sedikit kebanyakan dilihat dari pengalaman para guru pada masa
kuliahnya dulu, hal ini disebabkan oleh kurangnya pengalaman para guru, karena
program merdeka belajar baru-baru ini diterbitkan.
➢ Kurangnya referensi
Untuk menjalankan program merdeka belajar ini tentunya memerlukan referensi
atau rujukan seperti buku sebagai alat belajar, buku yang ada sekarang dinilai
rendah, maka dari itu memerlukan buku yang lebih efesien untuk menjalankan
pembelajaran dan mewujudkan program merdeka belajar ini.

Itulah kelebihan dan kekurangan yang diambil secara garis besar.(Tim Kompasiana,
2020).

E. Implikasi Merdeka Belajar


Implikasi utama dari merdeka belajar lebih ditekankan kepada murid agar
mengajak murid lebih aktif dan berperan besar dalam perkembangan pendidikannya,
sekolah dan guru hanyalah sebagai fasilitator yang menunjang kegiatan belajar murid
berjalan lancar tanpa ada hambatan.

Ada beberapa kerangka pendidikan yang harus diperbaiki agar terciptanya


merdeka belajar, yakni :

➢Memperbaiki kerangka standar kompetensi guru

Perlunya pengembangan standar profesional guru dan kepala sekolah yang


berbasis kompetensi dengan pendekatan pengembangan pendidikan kedepannya
yang lebih jelas dan pasti, dan kompetensi guru harus lebih dinamis.

➢Memperbaiki kurikulum PPG

Memperbaiki kurikulum PPG dimulai dengan memperbaiki metode supervisi


klinis agar berjalan dengan baik, adanya penyuluhan kepada guru pamong dan

K A P I T A S E L E K T A P A I | 11
dosen pembimbing agar lebih fokus kepada murid dan harus lebih memfokuskan
“how to facilitate students”.

➢Memperbaiki sistem sertifikasi guru

Mengalokasikan dana sertifikasi guru untuk pengembangan belajar mengajar


murid dengan efektif, harus ada evaluasi dalam waktu berkala untuk
memaksimalkan sertifikasi guru.

➢Memvisikan pendidikan guru berkelas dunia

Menjadikan inspirasi dalam semua guru menuju visi world class yang
menghasilkan generasi kelas dunia.

➢Mengkaji kajian literatur model kompetensi

Mengkaji kajian literatur model kompetensi maju dengan mengambil hal-hal


yang terbaik yang kemudian menjadi bagian perumusan model kompetensi guru.
(Iwan, 2020)

K A P I T A S E L E K T A P A I | 12
BAB IV PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Merdeka belajar merupakan kebebasan didalam menentukan cara berperilaku,
berprose, berfikir, berlaku kreatif guna pengembangan diri setiap individu dengan
menentukan nasib dirinya sendiri.
➢ Konsep Merdeka Belajar
1. Beragam tempat dan waktu
2. Free choice
3. Personalized learning
4. Berbasis proyek
5. Pengalaman lapangan
6. Interpretasi data
➢ Empat Pokok Kebijakan Merdeka Belajar
1. Penilaian USBN komprehensif
2. UN 2020 jadi UN terakhir
3. Penyederhanaan RPP
4. Zonasi lebih oleksibel
➢ Tujuam Merdeka Belajar
menciptakan link and match atau yang menghubungkan dunia belajar dan dunia kerja.
Kebijakan Merdeka Belajar juga bertujuan untuk mewujudkan kualitas atau mutu
pendidikan yang berkelanjutan.

➢ Kelebihan dan Kekurangan Merdeka Belajar


Kelebihannya:

1. Anak Didik Bebas Berekspresi


2. Anak Didik Tidak Dituntut Sama
3. Rpp 1 lembar

Kekurangannya:

1. Membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit


2. Kurangnya guru yang merdeka
3. Kurangnya referensi

K A P I T A S E L E K T A P A I | 13
➢ Implikasi Merdeka Belajar
Ada beberapa kerangka pendidikan yang harus diperbaiki agar terciptanya
merdeka belajar, yakni :

1. Memperbaiki kerangka standar kompetensi guru


2. Memperbaiki kurikulum PPG
3. Memperbaiki sistem sertifikasi guru
4. Memvisikan pendidikan guru berkelas dunia
5. Mengkaji kajian literatur model kompetensi

B. SARAN
. Semoga program merdeka belajar ini menjadikan sistem pendidikan indonesia menjadi
lebih maju dan tidak wacana.

K A P I T A S E L E K T A P A I | 14
DAFTAR PUSTAKA
Iwan, S. (2020) WEBINER APSPBI: IMPLIKASI SEMANGAT MERDEKA BELAJAR -
KAMPUS MERDEKA. Indonesia: HUMAS USD. Available at: https://youtu.be/kKfr0Cf7Zj0.

Iwinsah, R. (2020) Menakar Konsep “MERDEKA BELAJAR”, Intens.News. Available at:


https://intens.news/menakar-konsep-merdeka-belajar/.

KEMENDIKBUD (2020) Buku Panduan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka. Edisi ke-3.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud RI.

Rosyidi, U. (2020) Merdeka Belajar; Aplikasinya dalam Manajemen Pendidikan


&Pembelajaran di Sekolah. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, Ketua Umum Pengurus
Besar PGRI.

Tim Kompasiana (2020) Merdeka Belajar demi Mewujudkan Indonesia Maju, kompasiana.
Available at:
https://www.kompasiana.com/isnatustiyani/5f3abffad541df299a4aadd2/merdeka-belajar-
demi-mewujudkan-indonesia-maju?page=1.

Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan. 2016. KKBI Daring. Online. Tersedia
pada: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/nul
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Hamzah. 2008. Teori Belajar Konstruktivisme. Online. Tersedia: https://akhmad-
sudrajat.wordpress.com/2008/08/20/teori-belajar-konstruktivisme/
Herbert, Frank. 2019. Merdeka Belajar. online. Tersedia: https://www.kom-
pasiana.com/syekhmuhammad/5df20d25d541df6ca8471992/merdeka-belajar-atau-belajar-
merdeka?page=all
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta : Prenada Media Group.
Setiawan, Bambang Galih. 2016. Kemerdekaan dalam Pandangan HAMKA. Online.
Tersedia: hidayatullah.com/artikel/opini/read/2016/08/17/99506/ kemerdekaan-dalam-
pandangan-hamka.html
Suparno, Paul. 2001. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius
Trianto, 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara

K A P I T A S E L E K T A P A I | 15

Anda mungkin juga menyukai