Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KURIKULUM MERDEKA
Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kurikulum Pembelajaran Sejarah
Dosen Pengampu: Putut Wisnu Kurniawan, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:

Cahyani Wiranti 21140001

Sheikha Lutfi Ananta 21140006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA BANDAR LAMPUNG

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini untuk memenuhi
tugas mata kuliah tersebut. Makalah ini disusun untuk mendeskripsikan tentang Kurikulum
Merdeka.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini khususnya Bapak Putut Wisnu Kurniawan, S.Pd., M.Pd. yang telah
membimbing penulis dengan sabar demi terselesaikannya makalah ini. Penulis berharap makalah
yang sederhana dapat menjadi tambahan bagi pembaca yang ingin mempelajari lebih jauh
tentang Kurikulum Merdeka, seperti kata pepatah "Tak ada gading yang tak retak". Penulis sadar
makalah ini ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak penulis
harapkan demi perbaikan makalah ini.

Bandar Lampung, April 2023

Tim Penyusun

DAFTAR ISI
ii
HALAMAN JUDUL................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 3
1.3 Tujuan Masalah........................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 4

2.1 Pengertian Merdeka Belajar........................................................................ 4


2.2 Konsep Merdeka Belajar............................................................................. 4
2.3 Empat Pokok Kebijakan Merdeka Belajar.................................................. 6
2.4 Tujuan Merdeka Belajar............................................................................. 7
2.5 Kelebihan Dan Kekurangan Merdeka Belajar............................................ 9
2.6 Implikasi Merdeka Belajar.......................................................................... 10

BAB III PENUTUPAN........................................................................................... 12

3.1 Kesimpulan................................................................................................. 12
3.2 Saran........................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring berkembangnya perubahan sosial, budaya, dunia kerja, dan kemajuan teknologi
yang sangat pesat, maka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMENDIKBUD)
menyiapkan para pelajar atau peserta didik untuk menyonsong perubahan, kemajuan dan
perkembangan zaman untuk dituntut mampu melaksanakan dan merancang proses
pembelajaran yang kreatif dan inovatif, supaya dapat meraih capaian dan tujuan
pembelajaran yang mencakup aspek sikap pengetahuan dan keterampilan secara optimal dan
tentunya juga relevan.
Di era revolusi industri 4.0 terdapat tantangan tersendiri sekaligus menjadi peluang bagi
lembaga pendidikan untuk menjadi titik prasyarat untuk bisa lebih maju dan berkembang.
Lembaga pendidikan harus mempunyai daya inovasi dan juga dapat memberlakukan sebuah
kolaborasi, jika sebuah lembaga pendidikan tidak mampu untuk berkolaborasi dan berinovasi
maka akan tertinggal jauh di telan waktu, dan pula sebaliknya jika lembaga mampu
menciptakan sumber daya yang mampu mengembangkan, memajukan dan mewujudkan cita-
cita bangsa yaitu membelajarkan manusia. Menjadi seorang pembelajar bukanlah suatu hal
yang mudah layaknya membalikkan telapak tangan. Lembaga pendidikan harus mampu
menyelaraskan dan menyeimbangkan sistem pendidikan dengan perkembangan zaman dan
sistem pendidikan diharapkan mampu mewujudkan peserta didik memiliki daya keterampilan
yang yang mampu berpikir secara kritis memecahkan masalah serta memiliki keterampilan
dalam berkomunikasi dan berkolaborasi yang kreatif dan inovatif.
Di dalam acara peringatan Hari Guru Nasional di tahun 2019 Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan atau Kemendikbud Mencetuskan konsep "Pendidikan Merdeka belajar". Konsep
tersebut merupakan suatu respon terhadap kebutuhan sistem pendidikan pada era industrial
revolution 4.0 menteri Nadiem Makarim menyebutkan merdeka belajar adalah kemerdekaan
berpikir, kemerdekaan berpikir ditentukan oleh guru titik jadi kunci utamayang menunjang
sistem pendidikan yang baru adalah guru yang di mana guru bertugas untuk
membentuk masa depan bangsa.
Konsep Merdeka Belajar diasumsikan bukan lagimenjadi gagasan tetapi lebih dikatakan
sebagai sebuah kebijakan yang akan dilaksanakan Merdeka belajar kemerdekaan adalah sat
kata yang sering dimaknai dan digambarkan dengan kebebasan dalam arti yang
sesungguhnya. Yang menjadi titik permasalahan adalah masih terdapat pengekangan di
mana-mana khususnya pendidikan, pendidik dan peserta belum dapat merasakan otonomi
yang cukup untuk menentukan arah kebijaksanaan dalam belajar dan mengajar karena masih
diatur oleh regulasi yang membuat rencana proses pelaksanaan dan evaluasi yang
dilaksanakan terkesan terbatas dan mengikat.

1
Konsep Merdeka Belajar yang merupakan sebuah tawaran dalam merekonstruksi
sistem pendidikan nasional, dengan tata ulang sistem pendidikan dalam rangka
menyongsong kemajuan perubahan dan kemajuan bangsa yang menyesuaikan perubahan
zaman. Dengan adanya pengembalian hakikat dari pendidikan yang sebenarnya adalah
pendidikan untuk memanusiakan manusia dan pendidikan yang membebaskan aktivitas
belajar yang semula adalah aktivitas alami anak yang dirampas menjadi agenda orang
dewasa yang dipaksakan pada peserta didik. Pendidik mengharuskan dimana dan kapan
waktunya belajar, tanpa peduli apa yang sedang dialami anak.
Pendidik mendikte materi dan tujuan apa yang harus dipelajari peserta didik goma
meski tidak relevan di dalam kehidupan peserta didik. Bahkan Ki Hajar Dewantoro
menekankan beberapa kali tentang kemerdekaan belajar. "... kemerdekaan hendaknya
dikenakan terhadap caranya anak-anak berpikir, yaitu jangan selalu dipelopori, atau
disuruh mengakui buah pikiran orang lain, akan tetap biasakanlah anak-anak mencari sendiri
segala pengetahuan dengan menggunakan pikirannya sendiri... " (buku peringatan Taman
Siswa 30 tahun 1922-1952) kemerdekaan belajar merupakan perkara yang substansial,
menjadi prasyarat terpenuhinya sebuah capaian-capaian belajar titik tanpa kemerdekaan
belajar, peserta didik tidak bisa gemar belajar. Pendidikan budi pekerti tidak akan tercapai
karena semua perilaku bukan dilandasi dengan kesadaran.
Konsep Merdeka belajar antara pendidik dan peserta didik merupakan subjek di dalam
sistem pembelajaran, yang berarti guru bukan dijadikan lagi sebagai sumber kebenaran
oleh siswa namun pendidik dan peserta didik berkolaborasi menjadi penggerak dan
mencari kebenaran dan posisi peserta didik di ruang kelas juga bukan untuk menanam atau
menyeragamkan kebenaran untuk menurut pada guru namun menggali sebuah kebenaran,
daya pikir dan kritisnya peserta didik melihat perkembangan dunia dan fenomena yang
terjadi. adanya peluang dan berkembangnya internet, teknologi informasi menjadi sebuah
momentum kemerdekaan belajar. Dengan ini dapat meretas sistem pendidikan yang kaku
dan tidak membebaskan kebebasan untuk belajar dengan mandiri kreatif dan berinovasi
dapat dilakukan oleh semua unit pendidikan. Saat ini antara guru dan peserta didik
mempunyai pengalaman tersendiri termasuk di dalam sebuah lingkungan. Adaptasi sistem
pendidikan di era revolusi industri 4.0 memulai stimulasi dengan proses literasi baru. Di
era ini memiliki pengalaman yang luas pada dengan dunia digital atau visual saat ini tugas
seorang lembaga pendidikan bisa memimpin, mengarahkan dan menggali daya kritis dan
potensi peserta didiknya di dalam proses pembelajaran untuk membangun sebuah
ekosistem pendidikan yang memfasilitasi tumbuh berkembangnya karakter kemandirian,
inovasi, keahlian dan kenyamanan peserta didik maka Merdeka belajar diharapkan dapat
membentuk sumber daya yang berkualitas dan unggul untuk menuntaskan peluang
pendidikan pada era industrial Revolution 4.0 yang bertujuan memajukan sebuah bangsa dan
negara berdasarkan pada uraian latar belakang diatas maka diperlukan penelitian yang
mendalam tentang metode pembelajaran dalam sistem pendidikan Merdeka belajar.

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian merdeka belajar ?
2. Apa tujuan utama merdeka belajar ?
3. Apa landasan merdeka belajar dalam memajukan pendidikan?
4. Bagaimana merdeka belajar menjadi pembelajaran yang inovatif ?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui pengertian merdeka belajar
2. Untuk mengetahui tujuan utama merdeka belajar
3. Untuk mengetahui tujuan utama merdeka belajar
4. Untuk mengetahui merdeka belajar menjadi pembelajaran yang inovatif

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Merdeka Belajar


Di dalam kamus besar bahasa Indonesia kata merdeka dapat diartikan sebagai bebas
dari penghambaan, penjajahan atau dapat dimaknai dengan berdiri sendiri. dalam bahasa
arab kata merdeka lazim dengan penyebutan hurriyah yang artinya bebas dari segala bentuk
pengikatan diri terhadap apapun atau istiqla. Dalam kontek ini merdeka sama saja dengen
keleluasaan untuk berfikir secara bebas dan menentukan nasibnya sendiri, sedangkan belajar
merupakan perubahan perilaku yang relatif permanen didalam berperilaku, berkehidupan
yang didapatkan sebagai hasil dari pengamatan atau latihan.
Menurut Moh.Surya belajar merupakan sebuah usaha yang di upayakan untuk
perubahan setiap individu untuk memperoleh perubahan secara keseluruhan yang didapatkan
dari proses pengalaman serta respon dari interaksi terhadap lingkungan kepada setiap
individu. Sedangkan pandangan dari Sanjaya kata belajar memiliki makna harfiah yang
mengedepankan perubahan proses mental yang diakibatkan dari rangsangan interaksi
lingkungan. Secara umum telah dikemukakan bahwa belajar sebagai perubahan pada individu
yang terjadi melalui pengalaman dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan
tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Maka dari itu merdeka belajar merupakan
kebebasan didalam menentukan cara berperilaku, berprose, berfikir, berlaku kreatif guna
pengembangan diri setiap individu dengan menentukan nasib dirinya sendiri.
Merdeka belajar dapat dimaknai pemberian ruang yang lebih terhadap siswa dengan
adanya kesempatan belajar secara nyaman tenang dan bebas tampa adanya tekanan, dengan
memperhitungkan bakat alamaiah yang dimiliki setiap siswa. Dalam pidatonya pada hari
guru nasional mentri pendidikan dan kebudayaan nadiem makarim memaparkan suatu
kebijakan mengenai merdeka belajar yang didalamnya terdiri dari empat poin yang di
gadang-gadang akan membawa perubahan dan dampak besar dalam dunia pendidikan.
Secara lugas Nadiem Makarim menjelaskan tentang merdeka belajar deng empat pokok
bahasan yaitu : USBN, UN, RPP, dan PPDB.

2.2 Konsep Merdeka Belajar


Membicarakan konsep merdeka belajar tentu ada beberapa relevansi terhadap teori
belajar kontruktivisme. Didalam pendangannya anak mengintruksikan pengetahuan yang
didapat sebagai hasil interaksi yang didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman dari
objek yang anak hadapi. Dalam proses kontruktivisme pembelajaran anak lebih cenderung
memiliki titik fokus terhadap keaktifan setiap individu dalam membentuk pengetahuan.
Anak didik diharapkan memiliki motivasi belajar sesuai apa yang ia inginkan tanpa adanya
tekanan dari pihak manapun.
Merdeka belajar memiliki ciri khas dalam proses pembelajaran yang kritis, kreatif,
inovatif, transformatif, relevan, efektif dan efisien. Dalam hal ini kementrian pendidikan dan

4
kebudayaan menyuguhkan konsep tersebut dalam dunia pendidikan di Indonesia. Menitik
beratkan pada merdeka belajar dan guru penggerak. Yang artinya anak didik memiliki
kebebasan untuk memperoleh pendidikan dan guru menjadi penggerak (motor) guna
tercapainya proses merdeka belajar. Proses belajar yang dijalani dengan cara menyenangkan
memungkinkan siswa mampu mengingat materi lebih banyak dan lebih lama dengan kata
lain tingkat retensinya lebih kuat.
Dalam pandangan Ki Hajar Dewantara diatas, merdeka belajar pada gilirannya
menghasilkan kreativitas yang merupakan elemen penting bagi sebuah kemajuan. Hal ini
guru menjadi fasilitator didalam proses pembelajaran. Kemendikbud menekankan bahwa
gebrakan merdeka belajar ini dicirikan dengan dimulainya dikembalikannya USBN kepihak
sekolah, dihapuskannya UN kemudian digantikan dengan proses asesmen kompotensi
minimum dan survei karakter. Dalam hal ini kemendikbud berkeinginan agar tidak adanya
tekanan nilai terhadap anak didik sehingga anak didik tidak terpaku dengan nilai angka.
Dan yang terakhir, membentuk karakter anak didik yang berkompeten, unggul dalam
sumber daya manusia serta memiliki budi pekerti yang luhur.
Lahirnya program merdeka belajar ini karena adanya banyak keluhan di sistem
pendidikan yang dimana salah satu keluhanya adalah soal banyaknya peserta didik yang
ditarget dengan nilai-nilai tertentu. Diharapakan dengan adanya program merdeka belajar ini
peserta didik dan guru dapat bebas dan berinovasi dalam belajar. Merdeka belajar merupakan
kemerdekaan dalam berfikir, kemerdekaan berfikir ini wajib ada di guru terlebi dahulu.
Peserta didik tidak akan merdeka kecuali gurunya sudah merdeka terlebih dahulu.
Pandangan kemerdekaan itu sendiri tidak hanya sekedar kepatuhan atau perlawanan.
Kemerdekaan merupakan hal yang harus diperjuangkan bukan diberikan. Fakta yang sangat
menyedihkan dari pengembangan guru adalah titik dimana guru sering sekali merasa di
salahkan bukan didengarkan, memang dalam semua kondisi guru merupakan kunci dalam
pendidikan. Semua beban diberikan kepada guru sekolah yang mereka memiliki harapan
akan berubah kelak.
Mengatakan guru merupakan kunci keberhasilan suatu bangsa, itu berarti mengalihkan
tanggung jawab dan menjebak guru untuk gagal. Memang guru itu sangat berperan penting
dalam dunia pendidikan, namun tuntutan akan peran besarnya itu tidak akan terpenuhi saat
guru tidak memiliki sesuatu yang asasi yaitu berupa kemerdekaan. Adanya kemerdekaan
untuk guru dalam jangka panjang akan berperan sentral berfungsi menumbuhkan
kemerdekaan belajar murid dan mensukseskan cita-cita demokrasi negeri ini.
Berikut merupakan beberapa konsep yang akan ditawarkan program merdeka belajar :
1. Beragam tempat dan waktu
Dalam menjalankan proses belajar tidak hanya dibatasi oleh ruang semisal
hanya dikalas saja. Namun juga diluar kelas bisa. Yang dimana diluar kelas itu
dapat memberikan suasana lebih baik dalam menerima pelajaran.

2. Free choice
5
Peserta didik dapat mempraktekkan cera belajar sesuai dengan yang ia rasa paling
nyaman. Sehingga diharapkan peserta didik dapat terus mengasah kemampuannya.

3. Personalized learning
Guru dapat menyesuaikan dengan peseta didik dalam memahami materi,
memcahkan jawaban sesuai dengan kemampuan peserta didik, ini ibarat bermain
game. Dimana bila dia mampu untuk memecahkan suatu tantangan maka ia
akan cepat naik level jadi bukan lagi memakai sistem pukul rata kemampuan
peserta didik.

4. Berbasis proyek
Peserta didik diajak untuk dapat menerapkan ketrampilan yang ia sudah pelajari di
berbagai situasi. Pengalaman ini akan sangat terasa untuk kelak diterapkan dalam
kehidupanya sehari-hari.

5. Pengalaman lapangan
Match and Link pada dunia pekerjaan itu sangatlah penting. Pada saat ini materi
yang telah diberikan kepada peserta didik tidak ada kaitanya dengan dunia
kerja. Maka adanya pengalaman lapangan dapat membantu peserta didik untuk
dapat lebih efisien dalam dunia pekerjaan.

6. Interpretasi data
Peserta didik akan mendapatkan banyak sekali informasi. Diharapkan
dengan banyaknya informasi yang masuk dapat menyelesaikan masalah kebutuhan,
dapat digunakan untuk menganalisa permasalhan dll.

Ilmu manusia dapat memperoleh drajat dan kedudukan paling terhormat di antara
semua makhluk di permukaan bumi dan langit.

2.3 Empat Pokok Kebijakan Merdeka Belajar


Dalam konsep merdeka belajar memiliki empat program pokok kebijakan pendidikan
yang dijadikan titik focus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam program
“Merdeka Belajar” terdapat 4 kebijakan yang meliputi :
1. Proses Penilaian USBN komprehensif yaitu penyelenggaraan USBN (Ujian
Sekolah Berbasis Nasional) akan dilakukan dengan ujian yang diselenggarakan
oleh sekolah. Dalam proses penilaian pihak sekolah dapat melakukan ujian secara

6
tertulis maupun lisan atau bisa menggunakan pembuatan karya tulis maupun
pengumpulan portofolio, Sehingga pihak sekolah mampu menyusun dan memiliki
wewenang sesuai kebijakan yang tentunya mendukung proses pengetahuan anak.

2. Ujian Nasional (UN) akan diubah menjadi Asesmen Kompetensi Minimum dan
Survei Karakter yang terdiri dari kemampuan bernalar menggunakan bahasa
(literasi), kemampuan bernalar menggunakan matematika (numerasi) dan
penguatan pendidikan karakter. Proses ujianpun akan dilaksanakan pada tengah
jenjang pendidikan misalnya pada kelas 4 SD, 8 SMP, 10 SMA hal ini akan
menjadi bahan evaluasi pembelajaran pada jenjang pendidikan yang akan
dilaksanakan guru atau pendidik.

3. Penyederhanann Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam proses


penyusunan RPP Kemendikbud memangkas beberapa komponen. Dalam
kebijakan ini guru secara bebas dapat memilih, membuat, menggunakan, dan
mengembangkan format RPP. Tiga komponen inti RPP terdiri dari tujuan
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan asesmen.

4. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), terjadi perubahan Komposisi PPDB


jalur zonasi dapat menerima siswa minimal 50%, jalur afirmasi minimal 15% dan
jalur perpindahan maksimal 5%. Kemudian pada jalur prestasi atau sisa 0-30%
lainnya disesuaikan dengan kondisi daerah kota masing-masing. Setiap daerah
memiliki otonomi kebijakan untuk menentukan komposisi akhir dari zonasi
sehingga pemerataan serta mutu kualitas anak didik dan guru seimbang.

2.4 Tujuam Merdeka Belajar


Dengan adanya kebijakan baru dari Kementrian Pendididkan dan Kebudayaan
(KEMENDIKBUD) tentang Konsep Merdeka Belajar pastilah memiliki tujuan untuk
menciptakan link and match atau yang menghubungkan dunia belajar dan dunia kerja.
Kebijakan Merdeka Belajar juga bertujuan untuk mewujudkan kualitas atau mutu
pendidikan yang berkelanjutan, seperti yang kita ketahui dengan merdeka belajar peserta
didik mempunyai keleluasaan dalam belajar bukan hanya di dalam satu segmen karena

7
menurut Namdie Makariem anak adalah multi kecerdasaan, setiap anak pasti mempunyai
kecerdasan sesuai minat dibidangnya masing-masing. Maka mereka di beri kebebasan
dalam seni belajarnya dengan kecerdasan miliknya sendiri dan sesuai dengan potensinya
tidak boleh diatur dengan hanya satu kecerdasan saja belajar juga dengan secara menyeluruh
dan holistik, menciptakan suasana belajar menyenangkan dari segi manaapun peserta didik
sebagai pusat learning, sebagi subjek belajar dan dimensi utama, guru menyesuaikan
tujuannya capaian belajar peserta didik dan menyiapkan konsep yang cocok relevan dengan
tujuan yang ingin dicapai, dengan merdeka belajar tidak menyiksan pihak pendidik, peserta
didik dan orang tua.
Dengan ini merdeka belajar bertujuan membebaskan peserta didik dari sebuah sistem
kejar teget nilai, penerapan belajar dengan cara menyenangkan, belajar bukan hanya
untuk mengejar kelulusan atau untuk mendapat nilai tertinggi belajar juga bisa
dilaksanakan di luar kelas bukan cuma didalam kelas tetapi peserta didik diharapkan dapat
berdikusi dengan guru, outing class, dan belajar banyak hal seperti belajar berani bertanya
berfikir cerdik dalam bergaul dan mandiri. Penerapkan kebijakan sendiri jadi nilai tidak
tergantung dari nilai tertulis seperti sebelumnya tetapi tugas bisa di ambil dari tugas
harian individu atau kelompok, tugas yang di berikan bisa berupa karya tulis atau
portofolio dan lain–lain. Seperti yang telah dipaparkan Konsep Merdeka belajar oleh
Kementrian Pendidikan ada penerapan UN (Ujian Nasioanal) yang ditiadakan yang berubah
menjadi Assesmen Komptensi Minimum dan Survey Karakter, jadi biasanya penguasaan
penyerapan belajar peserta didik diuji dan dilaksanakan di akhir jenjang sekolah dengan
menguji mata pelajaran kali ini Ujian Nasional di ganti dengan pemetaan literasi dan
numerasi yang tidak sama dengan Bahasa Indonesia dan Matetmatika, tetapi juga mencakup
IPA, IPS dan semacamnya yang diharapkan peserta didik mampu memahami secara
maksimal dan menganalisa sebuah bacaan dan mampu menerapkan konsep berhitung di
dalam kehidupan sehari–hari, memperkuat karakter dan aplikasi pembelajaran yang
nantinya akan dilaksanakan di tengah jenjang sekolah. Selanjutnya yaitu survei karakter
yang berbeda dengan berbeda dengan tes biasanya pemerintah dinilai hanya memiliki data
kognitif dari peserta didik tetapi tidak mengetahui kondisi ekosistem di sekolah sebenarnya
kemudian nantinya peserta didik di berikan sejumlah pertanyaan, misalnya survey
implementasi gotong royong disekolah lalu apakah ada bulliying yang terjadi, apakah level

8
toleransinya sehat dan baik disekolah dan apakah peserta didik sudah menerapkan asas
pancasila dalam hidup peserta didik, jadi peserta didik bukan hanya belajar mata pelajaran
tetapi juga belajar menghormati satu dengan yang lain, saling tolong menolong sehingga
peserta didik benar-benar bisa merasakan dan bisa diimplementasikan dan kemudian Survey
Karakter ini diharapkan dan di gunakan sebagai tolak ukur atau panduan sebagai feed
back bagi sekolah dan pemerintah sebagai perbaikan dan perubahan Kebijakan Pendidikan
di masa mendatang.

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Merdeka Belajar


Program merdeka belajar yang tidak lama disampaikan dalam pidato kementrian
pendidikan Indonesia Nadiem Makarim, merupakan salah satu program yang dapat
membangunkan sistem pendidikan Indonesia yang begitu-begitu saja menjadi lebih
bergairah dan maju seperti nama programnya yaitu Merdeka Belajar.
Program merdeka belajar ini tentunya menuai pro dan kontra dari berbagai kalangan
karena kelebihan dan kekurangan program tersebut.
 Kelebihannya :
1. Anak Didik Bebas Berekspresi
Maksudnya anak didik bebas berekspresi dalam artian leluasa dalam belajar
karna tidak di atur oleh satu pelajaran saja. Intinya anak didik belajar sesuai
potensinya masing-masing.

2. Anak Didik Tidak Dituntut Sama


Program merdeka belajar ternyata membawa perubahan pada sistem pendidikan
Indonesia, karena selama ini anak didik ditargetkan oleh nilai akademik saja
maka program merdeka belajar menjadikan siswa terlihat istimewa karena skill
yang berbeda-beda dalam proses pembelajar pengenalan bakatnya, kita sebagai
guru harus selalu ada agar anak tidak putus asa dalam berprosesnya.

3. Rpp 1 lembar
Karena anak didik belajar sesuai potensinya masing-masing maka kita selaku
guru yang membimbing anak didik hanya perlu menyesuaikan arah dengan
adanya rpp 1 lembar beban guru sedikit berkurang karena itu diharapkan guru
pembimbing fokus dalam mengarahkan dan mendampingi anak didik.

9
 Kekurangannya:
1. Membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit
Dengan bebasnya berekspresi anak didik dalam belajar tentunya memakan
waktu dan biaya yang tidak sedikit, karena dalam berprosesnya anak didik
berbeda-beda pemahaman.

2. Kurangnya guru yang merdeka


Untuk mewujudkan anak didik yang merdeka dalam belajar tentunya
memerlukan guru yang merdeka dalam mengajar juga, tetapi pengalaman para
guru yang merdeka hanya sedikit kebanyakan dilihat dari pengalaman para guru
pada masa kuliahnya dulu, hal ini disebabkan oleh kurangnya pengalaman para
guru, karena program merdeka belajar baru-baru ini diterbitkan.

3. Kurangnya referensi
Untuk menjalankan program merdeka belajar ini tentunya memerlukan
referensi atau rujukan seperti buku sebagai alat belajar, buku yang ada sekarang
dinilai rendah, maka dari itu memerlukan buku yang lebih efesien untuk
menjalankan pembelajaran dan mewujudkan program merdeka belajar ini.

2.6 Implikasi Merdeka Belajar


Implikasi utama dari merdeka belajar lebih ditekankan kepada murid agar mengajak
murid lebih aktif dan berperan besar dalam perkembangan pendidikannya, sekolah dan guru
hanyalah sebagai fasilitator yang menunjang kegiatan belajar murid berjalan lancar tanpa ada
hambatan.
Ada beberapa kerangka pendidikan yang harus diperbaiki agar terciptanya merdeka
belajar, yakni :
1. Memperbaiki kerangka standar kompetensi guru
Perlunya pengembangan standar profesional guru dan kepala sekolah yang berbasis
kompetensi dengan pendekatan pengembangan pendidikan kedepannya yang lebih
jelas dan pasti kompetensi guru harus lebih dinamis.

2. Memperbaiki kurikulum PPG


Memperbaiki kurikulum PPG dimulai dengan memperbaiki metode supervisi klinis
agar berjalan dengan baik, adanya penyuluhan kepada guru pamong dan dosen
pembimbing agar lebih fokus kepada murid dan harus lebih memfokuskan “how to
facilitate students”.

10
3. Memperbaiki sistem sertifikasi guru
Mengalokasikan dana sertifikasi guru untuk pengembangan belajar mengajar murid
dengan efektif, harus ada evaluasi dalam waktu berkala untuk memaksimalkan
sertifikasi guru.

4. Memvisikan pendidikan guru berkelas dunia


Menjadikan inspirasi dalam semua guru menuju visi world class yang
menghasilkan generasi kelas dunia.

5. Mengkaji kajian literature model kompetensi


Mengkaji kajian literature model kompetensi maju dengan mengambil hal-hal yang
terbaik yang kemudian menjadi bagian perumusan model kompetensi guru.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Merdeka belajar dapat dimaknai pemberian ruang yang lebih terhadap siswa dengan
adanya kesempatan belajar secara nyaman tenang dan bebas tampa adanya tekanan, dengan
memperhitungkan bakat alamaiah yang dimiliki setiap siswa. Dalam pidatonya pada hari
guru nasional mentri pendidikan dan kebudayaan nadiem makarim memaparkan suatu
kebijakan mengenai merdeka belajar yang didalamnya terdiri dari empat poin yang di
gadang-gadang akan membawa perubahan dan dampak besar dalam dunia pendidikan.
Secara lugas Nadiem Makarim menjelaskan tentang merdeka belajar deng empat pokok
bahasan yaitu : USBN, UN, RPP, dan PPDB.
Konsep merdeka belajar tentu ada beberapa relevansi terhadap teori belajar
kontruktivisme. Didalam pendangannya anak mengintruksikan pengetahuan yang didapat
sebagai hasil interaksi yang didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman dari objek yang
anak hadapi. Dalam proses kontruktivisme pembelajaran anak lebih cenderung memiliki titik
fokus terhadap keaktifan setiap individu dalam membentuk pengetahuan. Anak didik
diharapkan memiliki motivasi belajar sesuai apa yang ia inginkan tanpa adanya tekanan dari
pihak manapun.
Berikut merupakan beberapa konsep yang akan ditawarkan program merdeka belajar :
1. Beragam tempat dan waktu
2. Free choice
3. Personalized learning
4. Berbasis proyek
5. Pengalaman lapangan
6. Interpretasi data
Tujuam Merdeka Belajar yaitu menciptakan link and match atau yang menghubungkan
dunia belajar dan dunia kerja. Kebijakan Merdeka Belajar juga bertujuan untuk
mewujudkan kualitas atau mutu pendidikan yang berkelanjutan.

 Kelebihan Merdeka Belajar yaitu :


1. Anak Didik Bebas Berekspresi
2. Anak Didik Tidak Dituntut Sama
3. Rpp 1 lembar
 Kekurangan Merdeka Belajar yaitu :
1. Membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit
2. Kurangnya guru yang merdeka
3. Kurangnya referensi

Ada beberapa kerangka pendidikan yang harus diperbaiki agar terciptanya


merdeka belajar, yakni :

12
1. Memperbaiki kerangka standar kompetensi guru
2. Memperbaiki kurikulum PPG
3. Memperbaiki sistem sertifikasi guru
4. Memvisikan pendidikan guru berkelas dunia
5. Mengkaji kajian literatur model kompetensi

3.2 SARAN
Semoga program merdeka belajar ini menjadikan sistem pendidikan indonesia menjadi
lebih maju dan tidak wacana.

13
DAFTAR PUSTAKA

Iwan, S. (2020) WEBINER APSPBI: IMPLIKASI SEMANGAT MERDEKA BELAJAR -


KAMPUS MERDEKA. Indonesia: HUMAS USD. Available at: https://youtu.be/kKfr0Cf7Zj0.

Iwinsah, R. (2020) M enakar Konsep “MERDEKA BELAJAR”, Intens.News. Available


at:https://intens.news/menakar-konsep-merdeka-belajar/.

KEMENDIKBUD (2020) Buku Panduan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka. Edisi ke-3.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud RI.

Rosyidi, U. (2020) Merdeka Belajar; Aplikasinya dalam Manajemen Pendidikan &


Pembelajaran di Sekolah. Jakarta : Universitas Negeri Jakarta, Ketua Umum Pengurus Besar
PGRI.

Tim Kompasiana (2020) Merdeka Belajar demi Mewujudkan Indonesia Maju, kompasiana.
Available at:https://www.kompasiana.com/isnatustiyani/5f3abffad541df299a4aadd2/merdeka-
belajar-demi-mewujudkan-indonesia-maju?page=1.

Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan. 2016. KKBI Daring. Online. Tersedia
pada: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/nul

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.

Hamzah. 2008. Teori Belajar Konstruktivisme. Online Tersedia: https://akhmad-


sudrajat.wordpress.com/2008/08/20/teori-belajar-konstruktivisme/

Herbert, Frank. 2019. Merdeka Belajar. Online Tersedia: https://www.kom-


pasiana.com/syekhmuhammad/5df20d25d541df6ca8471992/merdeka-belajar-atau-belajar-
merdeka?page=all

Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta : Prenada Media Group.

Setiawan, Bambang Galih. 2016. Kemerdekaan dalam Pandangan HAMKA. Online.


Tersedia: hidayatullah.com/artikel/opini/read/2016/08/17/99506/ kemerdekaan-dalam-
pandangan-hamka.html

Suparno, Paul. 2001. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius

Trianto, 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara

14
15

Anda mungkin juga menyukai