Anda di halaman 1dari 17

SUBYEK DAN SASARAN EVALUASI BELAJAR DAN HASIL

PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN AUTENTIK

MK EVALUASI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Dosen Pengampu :
Dra. Lucia Tria Pangesthi, M.Pd.
Mauren Gita Mirnanti, S.Pd., M.Pd.
Andika Kuncoro Widagdo, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :
Fathur Rohman 22050394011
Muhamad Ashar Sataruna 22050394017

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TATA BOGA


JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya. Makalah ini ditulis sebagai salah satu
persyaratan dalam melaksanakan presentasi pada mata kuliah Evaluasi Belajar dan
Pembelajaran.

Penulisan makalah dengan judul “Subyek dan Sasaran Evaluasi Belajar dan Hasil
Pembelajaran dan Penilaian Autentik “ ini kami buat untuk memberikan ringkasan mengenai
pengertian subyek evaluasi belajar dan hasil pembelajaran, sasaran evaluasi belajar dan
pembelajaran, prinsip-prinsip evaluasi belajar dan hasil pembelajaran, gambaran hubungan
antara tujuan, kegiatan, kurikulum, dan evaluasi, dan konsep penilaian autentik kurikulum
2013. Makalah yang penulis buat memang jauh dari kata kesempurnaan, oleh sebab itu kritik
serta saran yang sifatnya membangun kami guna mencapai kesempurnaan makalah ini. Tidak
lupa penulis ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung dalam pembuatan
makalah ini, kepada:

1. Ibu Dra. Lucia Tria Pangesthi, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Evaluasi
Belajar dan Pembelajaran.
2. Ibu Mauren Gita Mirnanti, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Evaluasi
Belajar dan Pembelajaran.
3. Bapak Andika Kuncoro Widagdo, S.Pd., M.Pd. selaku pendamping dan dosen
pengampu mata kuliah Evaluasi Belajar dan Pembelajaran.
4. Kedua orang tua yang selalu mendoakan proses kegiatan pembelajaran kami, dan
teman-teman yang mendukung proses pembuatan makalah ini.

Surabaya, 05 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ................................................................................................................. 3
BAB II. PEMBAHASAN ...................................................................................................... 4
2.1 Pengertian Subyek Evaluasi Belajar dan Hasil Pembelajaran ............................... 4
2.2 Sasaran Evaluasi Belajar dan Hasil Pembelajaran ................................................. 6
2.3 Prinsip-Prinsip Evaluasi Belajar dan Pembelajaran ............................................... 7
2.4 Gambaran Hubungan Antara Tujuan, Kegiatan, Kurikulum, dan Evaluasi .......... 9
2.5 Konsep Penilaian Autentik Kurikulum 2013 ...................................................... 10
BAB III. PENUTUPAN .......................................................................................................12
3.1 Kesimpulan ..........................................................................................................12
3.2 Saran .................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peningkatan pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis dan berkesinambungan
yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan berbagai faktornya. Hal ini
dilakukan guna mewujudkan upaya pencapaian tujuan pendidikan secara efisien dan
efektif, yang akan berdampak signifikan terhadap kemajuan negara ini. Selain itu,
tantangan dan perkembangan pendidikan, baik lokal di Indonesia maupun global, akan
semakin meningkat dan kompleks. Hal ini terkait dengan persaingan global dalam
meningkatkan mutu pendidikan. Bahkan pada tingkat nasional kebutuhannya sangat
besar, karena masyarakat saat ini sudah menuntut pendidikan yang bermutu dan
kuantitasnya harus ditingkatkan dan berujung pada peningkatan mutu pendidikan hingga
kualitas penduduk bangsa dan negara itu sendiri. Selain itu, tantangan yang tidak kalah
menantang adalah kualitas pendidikan yang semakin memprihatinkan, melihat hasil
pendidikan semakin terdegradasi pada sains dan kepribadian.
Perdagangan yang tak terhitung jumlahnya, perkelahian antar siswa bahkan antar
sekolah, hingga plagiarisme dan penipuan yang tak terhitung jumlahnya di dunia
pendidikan, hingga berbagai bentuk kenakalan yang dilakukan oleh anak-anak usia
sekolah kini semakin meluas dan kompleks, yang telah menyebabkan dunia pendidikan
mempertanyakan peran pentingnya dalam pengembangan kepribadian dan kepribadian.
Belum lagi persaingan dunia pendidikan, dimana sekolah masih kalah jauh dari negara
tetangga dari segi kualitas, sehingga pada tahun 2015 kemarin dalam pemeringkatan
universitas terbaik dunia, universitas kita tidak kalah dengan universitas dunia. Meskipun
pada pemeringkatan lain yaitu QS University Ranking dua perguruan tinggi di Indonesia
berada pada peringkat dalam 500 besar dunia yaitu UI pada peringkat 310 dan ITB pada
peringkat antara 461-470, 2 namun kualitasnya masih lebih rendah dibandingkan negara
tetangga. negara seperti Singapura, Thailand, dan Malaysia.
Arah dan pendekatan pemerintah terhadap pendidikan telah berubah, dan belum ada
kepastian atau standar kebijakan pendidikan yang dapat dilaksanakan dengan baik dan
efektif di Indonesia. Bahkan ada yang mengatakan bahwa setiap kali pemerintah berganti
maka kebijakan pendidikan juga akan berubah, namun hal ini merupakan hal yang negatif
jika dilihat dari sudut pandang terus-menerus meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia. Bagaimana kualitas dapat ditingkatkan jika prinsip-prinsip dasar pendidikan
belum dirumuskan dengan jelas dan jelas? Ketika para pendidik merasakan dampak dari
ketidakpastian ini, bagaimana kualitas pendidikan dapat meningkat? Padahal negara kita
masih bergulat dengan permasalahan mendasar: dasar filsafat pendidikan dalam kaitannya
dengan ontologi, epistemologi, dan aksioma pendidikan. Terdapat permasalahan serius
dalam pembentukan pola pikir masyarakat Indonesia yang hingga saat ini
penyelesaiannya sangat kompleks.
Pola pikir masyarakat masih terkristalisasi dalam rasa ketidakberdayaan terhadap isu
tersebut. Modernisasi. Masyarakat Indonesia masih mempunyai kesadaran naif atau
magis yang secara tradisional menyikapi dunia pendidikan anak. Pola-pola tradisional
yang bersifat non-transformatif dan pola berpikir bahwa sekolah hanya untuk mencari
pekerjaan dan bukan untuk mengubah pemikiran dan perilaku transformatif masih

1
terlembaga dalam pola pikir penduduk Indonesia yang berjumlah. Sudah. Akibatnya,
eksistensi mekanis yang hanya memikirkan kelas pekerja dan bergerak seperti robot,
bukan eksistensi revolusioner yang mempunyai ide-ide pionir dan berusaha menciptakan
sesuatu untuk perkembangan peradaban manusia itu sendiri. Oleh karena itu,
permasalahan pola pikir masyarakat belum mampu melahirkan manusia transformatif dan
kritis yang siap menghadapi kenyataan zaman. Disadari atau tidak, di era persaingan
bebas ini, talenta-talenta yang kritis dan transformatif sangat dibutuhkan agar bangsa
Indonesia mampu bersaing dan mampu mentransformasikan peradaban manusia di
Indonesia.
Dalam dunia pendidikan, penilaian merupakan suatu mekanisme yang sangat penting
untuk menilai tingkat kemajuan pembelajaran yang sedang dilaksanakan. Penilaian ini
akan sangat penting untuk mengambil tindakan perbaikan ketika melanjutkan program di
masa depan. Hal ini sangat penting sehingga evaluasi ini menjadi bagian dari Undang-
Undang Sistem Pendidikan Nasional dan bagian dari Standar Nasional Pendidikan.
Berdasarkan landasan hukum tersebut, terdapat niat konstruktif pemerintah untuk
meningkatkan mutu pendidikan di negeri ini. Landasan hukumnya tentu saja harus
dijalankan dengan baik, baik dalam tataran praktis peningkatan mutu pendidikan secara
merata pada berbagai lapisan masyarakat, memanfaatkan berbagai kemungkinan yang
ada, maupun memaksimalkan sumber daya manusia yang mampu melaksanakan upaya
perbaikan tersebut. Penting untuk diketahui bahwa harus dilakukan pengkajian secara
menyeluruh terhadap berbagai permasalahan dalam dunia pendidikan, khususnya di
bidang pembelajaran yang merupakan alat penting untuk mensejahterakan generasi
mendatang di negeri ini. Dari skor tersebut, berbagai kekurangan dapat dinilai dan
dimaksimalkan kembali untuk mendapatkan pendidikan yang lebih berkualitas. Oleh
karena itu, penilaian proses belajar mengajar merupakan salah satu tonggak penting untuk
meningkatkan proses belajar mengajar.
Pembelajaran berkaitan langsung tidak hanya dengan mata pelajaran praktik
pendidikan, tetapi juga dengan mata pelajaran pendidikan itu sendiri, yaitu siswa dan
guru, serta dengan mata pelajaran pendidikan, maka perlu diperhatikan penilaian
pembelajaran yang efektif dan efisien. Penting untuk mendiskusikan bagaimana
melakukan hal ini secara efektif. di buku ini. Penilaian pembelajaran dikaji secara
konsisten dan sistematis untuk memberikan gambaran tentang berbagai aspek yang
berkaitan dengan penilaian pembelajaran. Harapannya adalah bagaimana sistem
pembelajaran dalam praktiknya akan mengarah pada peningkatan kualitas pendidikan di
negeri ini melalui penilaian terhadap sistem pembelajaran saat ini dan masa depan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disusun, kami menyimpulkan beberapa
rumusan masalah. Yaitu sebagai berikut:
1. Apa pengertian subyek evaluasi belajar dan hasil pembelajaran?
2. Siapa subyek evaluasi belajar dan sasaran evaluasi belajar?
3. Bagaimana prinsip-prinsip evaluasi belajar dan hasil pembelajaran?
4. Bagaimana gambaran hubungan antara tujuan, kegiatan, kurikulum, dan evaluasi?
5. Bagaimana konsep penilaian autentik kurikulum 2013 ?
1.3. Tujuan

2
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian subyek evaluasi belajar dan hasil
belajar
2. Untuk mengetahui sasaran subjek dan sasaran evaluasi belajar dan hasil
pembelajaran
3. Untuk mengetahui prinsip prinsip evaluasi belajar dan hasil pembelajaran
4. Untuk mengetahui gambaran hubungan antara tujuan, kegiatan, kurikulum, dan
evaluasi
5. Untuk mengetahui konsep penilaian autentik kurikulum 2013
1.4. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan kepada pembaca mengenai Pengertian Subyek
Evaluasi Belajar dan Hasil Pembelajaran, Sasaran Evaluasi Belajar dan Hasil
Pembelajaran, Prinsip-Prinsip Evaluasi Belajar dan Pembelajaran, Gambaran Hubungan
Antara Tujuan, Kegiatan, Kurikulum, dan Evaluasi, Konsep Penilaian Autentik
Kurikulum 2013, serta memberikan kontribusi ke pembaca terutama dalam memahami
dasar-dasar evaluasi pembelajaran.

3
BAB II
PEMBAHASAN
Evaluasi (evaluation) adalah penilaian yang sistematik tentang manfaat atau kegunaan
suatu objek (Mehress & Lehmann, 1991). Dalam melakukan evaluasi terdapat judgment
untuk menentukan nilai suatu program yang sedikit banyak mengandung unsur subjektif.
Evaluasi memerlukan data hasil pengukuran dan informasi hasil penilaian yang memiliki
banyak dimensi, seperti kemampuan, kreativitas, sikap, minat, keterampilan, dan sebagainya.
Oleh karena itu, dalam kegiatan evaluasi, alat ukur yang digunakan juga bervariasi
bergantung pada jenis atau yang ingin diperoleh. Pengukuran, penilaian, dan evaluasi bersifat
bertahap, maksudnya kegiatan dilakukan secara berurutan, dimulai dengan pengukuran,
kemudian penilaian, dan terakhir evaluasi.
Evaluasi adalah kegiatan yang dilaksanakan sebagai alternatif untuk memperbaiki
program atau kegiatan yang sedang atau sudah dilaksanakan. Pengertian evaluasi menurut
beberapa ahli adalah sebagai berikut.
a. Djemari Mardapi (2008:8), evaluasi adalah salah satu rangkaian kegiatan dalam
meningkatkan kualitas, serta kinerja atau produktivitas suatu satuan lembaga dalam
melaksanakan suatu program.
b. Miller (2008:2), evaluasi adalah penilaian kualitatif yang menggunakan hasil pengukuran
dari tes dan informasi penilaian untuk menentukan nilai.
c. Griffin dan Nix (dalam Mardapi, 2012:26), evaluasi adalah judgment terhadap nilai atau
implikasi dari hasil pengukuran. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan evaluasi selalu
didahului dengan kegiatan pengukuran dan Penilaian.
Tujuan dari evaluasi adalah untuk meningkatkan kualitas proses dan memberikan
keputusan terhadap suatu program yang di evaluasi, apakah program tersebut harus
diperbaiki, diteruskan, atau bahkan dihentikan. Selanjutnya, kegunaan dari hasil evaluasi ini
adalah sebagai acuan untuk pengambilan keputusan atau kebijakan Untuk Lebih Lanjut,
berikut perbedaan lebih jelas di antara pengukuran, penilaian, dan evaluasi.
Pengukuran adalah membandingkan hasil tes dengan standar yang ditetapkan.
Pengukuran bersifat kuantitatif. sedangkan menilai adalah kegiatan mengukur dan
mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran, atau membanding-bandingkan dan tidak
sampai ke taraf Pengambilan keputusan. Penilaian lebih bersifat kualitatif. contoh dari
pengukuran: Dari 100 butir soal yang diajukan dalam tes, Budi menjawab betul sebanyak 80
butir soal. Berdasarkan contoh tersebut dapat dipahami bahwa pengukuran itu bersifat
kuantitatif.
2.1 Pengertian Subyek Evaluasi Belajar dan Hasil Pembelajaran
Subyek evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Evaluasi ini
merupakan tahap terakhir dalam pembelajaran. Pada tahap ini ditentukan kemampuan peserta
didik dan keberhasilan proses pembelajaran. Sedangkan sasaran evaluasi adalah segala
sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan. Hubungan subyek dan sasaran evaluasi
menurut komponen-komponen evaluasi inilah yang merupakan bagian untuk dilakukan
penilaian. Oleh karena itu, subjek evaluasi harus memiliki kriteria dan keterampilan tertentu
untuk melakukan penilaian yang objektif dan valid.
Salah satu kriteria subjek evaluasi adalah mengetahui siapa evaluatornya. Berbicara
subjek evaluasi pembelajaran, maka itu berarti berbicara tentang evaluator itu sendiri. Lalu

4
apa yang dimaksudkan dengan evaluator? Evaluator adalah orang atau pihak yang melakukan
evaluasi yang bekerja sesuai dengan aturan pembagian tugas tertentu dan dengan ketentuan
dan standar yang telah ditentukan. Jika evaluator itu adalah pada konteks evaluasi
pembelajaran, maka evaluator pembelajaran adalah orang atau pihak yang melakukan
penilaian atau evaluasi terhadap hasil pembelajaran anak didik yang disesuaikan dengan
merujuk pada tujuan atau ketentuan dari pembelajaran itu sendiri. Dengan demikian,
evaluator harus memiliki kompetensi dan integritas dalam melaksanakan tugasnya.
Subjek evaluasi juga harus memahami jenis dan metode evaluasi yang digunakan.
Dalam kajian ini, untuk melaksanakan evaluasi tentang prestasi belajar atau pencapaiannya,
itu berarti subjek evaluasinya adalah guru. Sedangkan untuk melaksanakan evaluasi sikap
yang menggunakan sebuah skala, maka subjeknya dapat meminta petugas yang ditunjuk,
dengan didahului oleh suatu latihan melaksanakan evaluasi tersebut. Sedangkan untuk
melaksanakan evaluasi terhadap kepribadian yang menggunakan alat ukur yang sudah
distandarisasi, tentu saja subjeknya adalah para ahli psikologi yang memang mampu
memahami dan membaca alat ukur tersebut serta memberikan penilaian terhadapnya.
Menurut Suharsimi Arikunto1, evaluator sendiri ada dua, yaitu evaluator internal dan
evaluator eksternal. Evaluator internal adalah sebuah tim atau individu yang ditunjuk oleh
suatu organisasi atau institusi yang melaksanakan program tersebut. Jika dirujuk kepada
evaluasi pembelajaran, maka jika yang menjadi objek adalah anak didik, maka evaluator di
sini adalah guru yang ditunjuk institusi pendidikannya untuk mengarahkan, membimbing,
dan menilai anak didiknya. Sedangkan evaluator eksternal adalah sebuah tim atau individu
yang diminta untuk melaksanakan penilaian terhadap efektivitas suatu program agar hasilnya
dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan yang objektif di dalam menentukan tindak
lanjut terhadap kelangsungan atau dihentikannya program tersebut. Oleh karenanya, subjek
evaluasi harus menyesuaikan diri dengan peran dan tanggung jawabnya sebagai evaluator
internal atau eksternal.
Adapun syarat dari seorang evaluator menurut Suharsimi Arikunto adalah sebagai
berikut:
1. Memahami materi, yaitu memahami tentang seluk-beluk program atau materi
pembelajaran yang akan dievaluasi.
2. Menguasai teknik, yaitu menguasai cara-cara atau teknik yang digunakan di dalam
melaksanakan evaluasi program pembelajaran. Oleh karena evaluasi program tidak lain
adalah penelitian evaluasi, maka evaluator program harus menguasai metodologi
penelitian yang meliputi cara membuat perencanaan penelitian, teknik menentukan
populasi dan sampel, teknik menyusun instrumen penelitian, prosedur dan teknik
pengumpulan data, penguasaan teknik pengolahan data, dan cara menyusun laporan
penelitian.
3. Objektif dan cermat. Evaluator adalah individu atau tim yang mengemban tugas penting
yang dalam tugasnya ditopang oleh data yang dikumpulkan secara cermat dan objektif.
Berdasarkan data tersebut, mereka diharapkan mampu mengklasifikasikan,
mentabulasikan, mengolah, dan seterusnya secara cermat dan objektif terkait dengan
tugas evaluasi yang diembannya.
4. Jujur dan dapat dipercaya. Evaluator adalah orang atau individu yang dipasrahkan oleh
pembuat kebijakan untuk menilai orang lain yang nantinya akan memberikan penilaian

5
kepada orang tersebut yang bisa jadi akan menjadi penentu nasibnya terkait dengan
program yang diikutinya. Karena itulah, evaluator harus jujur dan dapat dipercaya dalam
memberikan penilaian atau evaluasi sehingga nilai yang diberikan bersifat objektif dan
apa adanya.
2.2 Sasaran Evaluasi Belajar dan Hasil Pembelajaran
Objek atau sasaran evaluasi pendidikan ialah segala sesuatu yang bertalian dengan
kegiatan atau proses pendidikan, yang dijadikan titik pusat perhatian atau pengamatan, karena
pihak penilaian (evaluator) ingin memperoleh informasi tentang kegiatan atau proses
pendidikan tersebut. Salah satu cara untuk mengenal atau mengetahui objek dari evaluasi
pendidikan adalah dengan jalan menyoroti dari tiga segi, yaitu segi input, transformasi dan
output, dimana input kita anggap sebagai “dapur tempat mengolah bahan mentah", dan output
kita anggap sebagai "hasil pengolahan yang dilakukan di dapur dan siap untuk dipakai".
Dalam dunia pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran di sekolah, input atau bahan
mentah yang siap untuk diolah, tidak lain adalah para calon peserta didik.
Di Titik tolak dari segi input, maka objek dari evaluasi pendidikan meliputi tiga aspek, yaitu :
1. Aspek Kemampuan
Untuk dapat diterima dan mengikuti program dalam suatu lembaga/institusi/sekolah
sebagai calon peserta didik harus memiliki kemampuan yang sesuai atau memadai atau
sepadan. Sehubungan dengan itu maka bekal kemampuan yang dimiliki oleh para calon
peserta didik perlu untuk dievaluasi terlebih dahulu, guna mengetahui samPai sejauh
mana kemampuan yang dimiliki oleh masing masing calon dalam mengikuti program
pendidikan tertentu itu. Adapun alat yang biasa dipergunakan dalam rangka mengevaluasi
kemampuan peserta didik itu adalah tes kemampuan (aptitude test).
2. Aspek Kepribadian
Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri seseorang, dan menampakkan
bentuknya dalam tingkah laku. Sebelum mengikuti program pendidikan tertentu, para
calon peserta didik perlu dievaluasi kepribadiannya, sebab baik buruknya kepribadian
mereka secara psikologis akan dapat mempengaruhi keberhasilan mereka dalam
mengikuti program pendidikan yang akan diikuti. Dalam hal-hal tertentu informasi
tentang kepribadian sangat diperlukan. Alat untuk mengetahui atau mengungkap
kepribadian seseorang adalah dengan jalan menggunakan tes kepribadian (personality
test).
3. Aspek Sikap
Sikap pada dasarnya adalah merupakan bagian dari tingkah laku manusia, sebagai gejala
atau gambaran kepribadian keluar. Namun karena sikap ini merupakan sesuatu yang
paling menonjol dan sangat dibutuhkan dalam pergaulan, maka banyak orang yang
menginginkan informasi tentang sikap tersebut. Untuk menilai sikap tersebut digunakan
alat berupa tes sikap atau attitude fest atau sering dikenal dengan skala sikap (attitude
scale), sebab tes tersebut berbentuk skala.
Selanjutnya, apabila disoroti dari segi transformasi, maka objek dari evaluasi pendidikan
meliputi,
1) Kurikulum atau materi pelajaran,
2) Metode mengajar dan teknik penilaian,
3) Sarana atau media pembelajaran,

6
4) Sistem administrasi,
5) Guru dan unsur-unsur personal lainnya yang terlibat dalam proses pendidikan.
Transformasi dapat diibaratkan sebagai, ”mesin pengolah yang bertugas mengubah bahan
mentah menjadi bahan jadi", akan memegang peranan yang sangat penting. Ia dapat menjadi
faktor penentu yang dapat menyebabkan keberhasilan atau kegagalan dalam upaya
pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan karena itu objek objek yang termasuk
dalam transformasi itu perlu dinilai atau dievaluasi secara berkesinambungan. Kurikulum
yang tidak sejalan dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat menyebabkan
terjadinya kegagalan dalam pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Penggunaan metode-
metode mengajar yang kurang tepat, teknik penilaian hasil belajar yang tidak memperhatikan
prinsip-prinsip dasar evaluasi itu sendiri, sarana pendidikan yang tidak atau kurang memadai,
sistem administrasi yang bersifat acak-acakan, pimpinan lembaga pendidikan, tenaga
pengajar dan karyawan yang tidak profesional, kesemuanya itu akan sangat mempengaruhi
proses "pengolahan bahan mentah”.
Adapun dari segi output, yang menjadi sasaran evaluasi pendidikan adalah tingkat pencapaian
atau prestasi belajar yang berhasil diraih oleh masing-masing peserta didik, setelah mereka
terlibat dalam proses pendidikan selama jangka waktu yang telah ditentukan. Untuk
mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian atau prestasi belajar yang diraih oleh para
peserta didik itu, dipergunakan alat berupa tes prestasi belajar atau tes hasil belajar, yang
biasa dikenal dengan istilah tes pencapaian (achievement test).

2.3 Prinsip-Prinsip Evaluasi Belajar dan Pembelajaran


Evaluasi hasil belajar dapat dikatakan terlaksana dengan baik, jika berpegang pada
tiga prinsip dasar berikut.
1. Prinsip Keseluruhan
Prinsip ini menekankan bahwa evaluasi belajar dan pembelajaran harus mencakup semua
aspek yang relevan dengan tujuan belajar dan pembelajaran, yaitu aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Evaluasi belajar dan pembelajaran juga harus melibatkan semua pihak
yang terkait, yaitu peserta didik, guru, orang tua, sekolah, dan masyarakat. Evaluasi
belajar dan pembelajaran juga harus memperhatikan semua sumber data atau informasi
yang tersedia, baik dari tes, observasi, portofolio, proyek, maupun sumber lainnya.
2. Prinsip Kesinambungan
Prinsip ini dikenal dengan prinsip kontinuitas, yakni menekankan bahwa evaluasi belajar
dan pembelajaran harus dilakukan secara berkesinambungan sepanjang proses belajar dan
pembelajaran berlangsung. Evaluasi belajar dan pembelajaran tidak hanya dilakukan pada
akhir suatu periode atau program tertentu, tetapi juga pada awal dan selama proses belajar
dan pembelajaran. Evaluasi belajar dan pembelajaran yang kontinu dapat memberikan
informasi tentang kemajuan peserta didik, kekuatan dan kelemahan mereka, serta
kebutuhan perbaikan atau pengayaan.
3. Prinsip Objektivitas
Prinsip objektivitas mengandung makna bahwa evaluasi hasil belajar dapat dinyatakan
sebagai evaluasi yang baik apabila dapat terlepas dari faktor-faktor yang sifatnya
subjektif. Seorang pendidik juga harus memperhatikan berbagai prinsip dalam menilai
hasil belajar peserta didiknya. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut.

7
1) Sahih. Penilaian yang dilakukan pendidik dapat shahih ketika dilakukan berdasarkan
data yang mencerminkan kemampuan yang diukur, dan menggunakan instrumen
pengukuran yang jelas.
2) objektif. Pendidik tidak memasukan penilaian Secara subjektif. Dengan demikian,
digunakan pedoman penilaian (rubrik) sehingga dapat menyamakan antara persepsi
penilai dan memperkecil subjektivitas.
3) Adil. Penilaian harus sesuai dengan hasil nyata capaian belajar Peserta didik dengan
kompetensi yang dinilai.
4) Terpadu. Penilaian oleh pendidik adalah salah satu komponen yang tidak dapat
dipisahkan dari kegiatan pembelajaran, dan mengacu pada kompetensi yang diajarkan
pada proses pembelajaran.
5) Terbuka. Prosedur dan kriteria penilaian harus terbuka dan jelas, serta diketahui oleh
pendidik dan peserta didik. peserta didik atau pengguna hasil penilaian harus tahu
proses dan acuan apa yang dipakai untuk merumuskan penilaian.
6) Menyeluruh dan berkesinambungan. Penilaian yang dilakukan oleh pendidik harus
mencakup semua aspek kompetensi, dengan menggunakan berbagai teknik penilaian
yang sesuai dengan instrumen. Penilaian itu juga dilakukan sepanjang proses
pembelajaran, dan menggunakan pendekatan assessment as learning, for learning, dan
of learning secara seimbang.
7) Sistematis. Penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti
berbagai langkah baku. Hal ini diawali dengan pemetaan, yaitu mengidentifikasi,
menganalisis KD, dan indikator
ketercapaian KD. Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis tersebut selanjutnya
dipetakan teknik penilaian, bentuk instrumen, dan waktu penilaian yang sesuai.
8) Beracuan kriteria penilaian. Penilaian dilakukan sesuai dengan acuan kriteria minimal
yang telah ditetapkan- Peserta didik yang telah mencapai batas tersebut maka
dinyatakan tuntas, sedangkan peserta didik yang belum mencapai batas harus
menjalani remedial.
9) Akuntabel. Hasil penilaian dapat dipertanggungjawabkan dari segi teknik, prosedur,
maupun hasilnya. Selain penilaian dilakukan secara sahih, objektif, adil, dan terbuka,
namun penilaian juga harus memiliki makna bagi peserta didik dan juga proses
pembelajarannya.
4. Prinsip Kooperatif
Prinsip ini menekankan bahwa evaluasi belajar dan pembelajaran harus melibatkan
kerjasama antara semua pihak yang terkait dalam proses belajar dan pembelajaran.
Evaluasi belajar dan pembelajaran bukan hanya tanggung jawab guru saja, tetapi juga
peserta didik, orang tua, sekolah, dan masyarakat. Kerjasama ini dapat berupa partisipasi
dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian, pelaporan, maupun tindak lanjut evaluasi.
Kerjasama ini dapat meningkatkan keterlibatan, motivasi, komunikasi, akuntabilitas, serta
kualitas hasil evaluasi.
5. Prinsip Praktis
Prinsip ini menekankan bahwa evaluasi belajar dan pembelajaran harus dilakukan dengan
cara yang mudah, cepat, murah, efisien, dan efektif. Evaluasi belajar dan pembelajaran
harus menggunakan instrumen atau alat ukur yang sesuai dengan tujuan evaluasi,

8
karakteristik peserta didik, materi pelajaran, waktu yang tersedia, serta sumber daya yang
ada. Evaluasi belajar dan pembelajaran juga harus menghasilkan data atau informasi yang
mudah dipahami, diinterpretasikan, dan dimanfaatkan oleh semua pihak.
2.4 Gambaran Hubungan Antara Tujuan, Kegiatan, Kurikulum, dan Evaluasi
Tujuan, kegiatan, kurikulum, dan evaluasi adalah empat komponen penting dalam dunia
pendidikan. Keempat komponen ini saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain
dalam proses pembelajaran. Berikut adalah gambaran hubungan antara tujuan, kegiatan,
kurikulum, dan evaluasi:
➢ Tujuan: Tujuan adalah hasil akhir yang diharapkan dari proses pembelajaran. Tujuan
dapat berupa kompetensi, keterampilan, pengetahuan, sikap, nilai, atau perilaku yang
ingin dicapai oleh peserta didik. Tujuan harus dirumuskan secara jelas, spesifik, terukur,
realistis, dan relevan dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan zaman. Tujuan
mempengaruhi kurikulum, karena kurikulum harus disusun sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai. Tujuan juga mempengaruhi kegiatan, karena kegiatan harus dirancang
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan juga mempengaruhi evaluasi,
karena evaluasi harus dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tujuan telah tercapai.
➢ Kegiatan: Kegiatan adalah segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh peserta didik dan
guru dalam proses pembelajaran. Kegiatan dapat berupa metode, strategi, teknik, media,
atau sumber belajar yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran. Kegiatan
harus dipilih dan disesuaikan dengan tujuan, kurikulum, karakteristik peserta didik, dan
kondisi lingkungan belajar. Kegiatan dipengaruhi oleh tujuan, karena tujuan menentukan
jenis dan tingkat kesulitan kegiatan yang harus dilakukan. Kegiatan dipengaruhi oleh
kurikulum, karena kurikulum menetapkan isi dan bahan pelajaran yang harus
disampaikan melalui kegiatan. Kegiatan dipengaruhi oleh evaluasi, karena evaluasi
memberikan umpan balik tentang efektivitas dan kualitas kegiatan yang telah dilakukan.
➢ Kurikulum: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum harus
disusun berdasarkan prinsip-prinsip relevansi, fleksibilitas, keterpaduan, keseimbangan,
kesinambungan, dan akuntabilitas. Kurikulum dipengaruhi oleh tujuan, karena tujuan
menjadi dasar penyusunan kurikulum. Kurikulum mempengaruhi kegiatan, karena
kegiatan harus mengacu pada kurikulum yang berlaku. Kurikulum mempengaruhi
evaluasi, karena evaluasi harus mengukur pencapaian kurikulum.
➢ Evaluasi: Evaluasi adalah proses pengumpulan, pengolahan, dan penafsiran data atau
informasi tentang hasil belajar dan pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik, guru,
atau pihak lain yang berkepentingan. Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan tes
tertulis, tes lisan, tes praktik, observasi, angket, wawancara, portofolio, proyek, atau
produk karya. Evaluasi harus dilakukan dengan mengikuti prinsip-prinsip komprehensif,
objektif, kontinu, kooperatif, dan praktis. Evaluasi dipengaruhi oleh tujuan, karena tujuan
menjadi acuan penilaian evaluasi. Evaluasi dipengaruhi oleh kegiatan, karena kegiatan
menjadi sumber data atau informasi evaluasi. Evaluasi dipengaruhi oleh kurikulum,
karena kurikulum menjadi standar kriteria evaluasi.
Dari gambaran di atas, dapat disimpulkan bahwa hubungan antara tujuan, kegiatan,
kurikulum, dan evaluasi adalah saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Tujuan

9
kurikulum menjadi acuan bagi kegiatan pembelajaran dan evaluasi. Kegiatan pembelajaran
menjadi implementasi dari kurikulum. Evaluasi menjadi alat untuk mengukur efektivitas dari
kurikulum dan kegiatan pembelajaran. Kurikulum menjadi landasan bagi tujuan, kegiatan,
dan evaluasi.
2.5 Konsep Penilaian Autentik Kurikulum 2013
Penilaian merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan
proses dan hasil belajar. Kegiatan penilaian harus dapat memberikan informasi kepada guru
untuk meningkatkan kemampuan mengajarnya dan membantu peserta didik mencapai
perkembangan belajarnya secara optimal. Guru harus menyadari bahwa kemajuan peserta
didik merupakan salah satu indikator keberhasilannya.
Penilaian autentik adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk
menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang
meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik memiliki relevansi
kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum
2013. Penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik,
baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain.
Penilaian autentik berbeda dengan penilaian yang menggunakan standar tes berbasis
norma, pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan, atau membuat jawaban singkat. Penilaian
autentik lebih bermakna secara signifikan dan mencerminkan kinerja peserta didik dalam
situasi yang lebih nyata dan kontekstual. Penilaian autentik juga melibatkan partisipasi dan
refleksi peserta didik dalam mengevaluasi kinerja mereka sendiri serta memberikan umpan
balik kepada guru.
Penilaian autentik dalam kurikulum 2013 harus mengikuti beberapa prinsip, yaitu:
1. Materi penilaian dikembangkan dari kurikulum: Penilaian autentik harus sesuai dengan
tujuan, isi, dan bahan pelajaran yang ditetapkan dalam kurikulum 2013. Penilaian autentik
harus mencakup semua kompetensi dasar, kompetensi inti, dan kompetensi khusus yang
ingin dicapai oleh peserta didik.
2. Bersifat lintas muatan atau mata pelajaran: Penilaian autentik harus mampu
mengintegrasikan berbagai muatan atau mata pelajaran yang relevan dengan tema atau
topik pembelajaran. Penilaian autentik harus menunjukkan keterkaitan antara konsep-
konsep yang dipelajari dalam berbagai bidang keilmuan.
3. Berkaitan dengan kemampuan peserta didik: Penilaian autentik harus disesuaikan dengan
tingkat perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik. Penilaian autentik
harus memberikan tantangan yang sesuai dengan potensi dan minat peserta didik.
4. Berbasis kinerja peserta didik: Penilaian autentik harus mengukur kinerja peserta didik
dalam melakukan tugas-tugas yang kompleks atau kontekstual. Penilaian autentik harus
menggunakan instrumen atau alat ukur yang dapat menggambarkan proses dan hasil
pembelajaran peserta didik secara valid dan reliabel.
5. Memotivasi belajar peserta didik: Penilaian autentik harus dapat meningkatkan motivasi
belajar peserta didik dengan memberikan umpan balik yang konstruktif dan positif.
Penilaian autentik harus dapat mendorong peserta didik untuk belajar mandiri, kreatif,
kritis, dan kolaboratif.
6. Menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik: Penilaian autentik
harus melibatkan peserta didik dalam kegiatan belajar yang bermakna dan bermanfaat

10
bagi diri mereka sendiri dan lingkungannya. Penilaian autentik harus memanfaatkan
pengalaman belajar peserta didik sebagai sumber data atau informasi evaluasi.
7. Memberi kebebasan peserta didik untuk mengkonstruksi responnya: Penilaian autentik
harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan pemahaman dan
keterampilan mereka dengan cara yang beragam dan kreatif. Penilaian autentik harus
menghargai keragaman respon peserta didik tanpa membatasi jawaban yang benar atau
salah.
8. Menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan keterampilan: Penilaian autentik harus
mengukur ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik secara holistik dan
seimbang. Penilaian autentik harus menunjukkan hubungan antara sikap, pengetahuan,
dan keterampilan peserta didik dalam memecahkan masalah atau menghadapi situasi
nyata.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Evaluasi pembelajaran adalah proses untuk mendapatkan data dan informasi yang
diperlukan dalam menentukan sejauh mana dan bagaimana pembelajaran yang telah berjalan
agar dapat membuat penilaian dan perbaikan yang dibutuhkan untuk memaksimalkan
hasilnya. Evaluasi pembelajaran bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang menjadi
landasan dalam mengukur tingkat kemajuan, perkembangan, dan pencapaian belajar peserta
didik, serta keefektifan pendidik dalam mengajar. Evaluasi pembelajaran juga berfungsi
sebagai pembuat keputusan yang profesional. Oleh karena itu, evaluasi pembelajaran harus
dilakukan dengan cermat, sistematis, dan terencana oleh semua pihak yang terlibat dalam
proses pembelajaran.
Subyek evaluasi dalam evaluasi pembelajaran adalah peserta didik yang mengikuti proses
pembelajaran, hasil pembelajaran adalah capaian yang dicapai oleh peserta didik setelah
mengikuti proses pembelajaran, dan sasaran evaluasi adalah aspek-aspek yang akan dinilai
dari subyek evaluasi, seperti pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai. Evaluasi
pembelajaran harus mengikuti prinsip-prinsip validitas, reliabilitas, objektivitas, praktisitas,
dan akuntabilitas. Dengan demikian, evaluasi pembelajaran harus menggunakan instrumen
atau alat ukur yang sesuai dengan sasaran evaluasi, dapat menghasilkan data atau informasi
yang akurat dan konsisten, tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor subyektif atau bias, mudah
dilakukan dan dimanfaatkan oleh semua pihak, serta dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah.
Evaluasi pembelajaran juga harus menunjukkan gambaran hubungan antara tujuan,
kegiatan, kurikulum, dan evaluasi. Tujuan adalah arah atau sasaran yang ingin dicapai dalam
proses pembelajaran; kegiatan adalah langkah-langkah atau strategi yang dilakukan untuk
mencapai tujuan; kurikulum adalah rencana atau desain pembelajaran yang mencakup tujuan,
materi, metode, media, dan evaluasi; evaluasi adalah penilaian atau pengukuran terhadap
hasil pembelajaran yang dicapai oleh peserta didik. Dengan kata lain, evaluasi pembelajaran
harus selaras dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum, mengacu pada kegiatan
yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran, serta memberikan umpan balik untuk
meningkatkan kualitas belajar dan mengembangkan potensi peserta didik. Dalam kurikulum
2013, konsep penilaian autentik diterapkan sebagai penilaian yang dilakukan secara
komprehensif, kontekstual, dan berkelanjutan untuk mengukur kemampuan peserta didik
dalam menerapkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai dalam situasi nyata.
3.2 Saran
− Evaluasi pembelajaran harus dilakukan secara sistematis, terencana, dan terintegrasi
dengan proses pembelajaran agar dapat memberikan umpan balik yang bermanfaat
bagi peserta didik dan pendidik.
− Evaluasi pembelajaran harus menggunakan berbagai instrumen dan teknik yang
sesuai dengan sasaran evaluasi dan prinsip-prinsip evaluasi agar dapat menghasilkan
data dan informasi yang valid, reliabel, objektif, praktis, dan akuntabel.

12
− Evaluasi pembelajaran harus memperhatikan hubungan antara tujuan, kegiatan,
kurikulum, dan evaluasi agar dapat menjamin keterpaduan dan keterkaitan antara
komponen-komponen tersebut.
− Evaluasi pembelajaran harus menerapkan konsep penilaian autentik kurikulum 2013
agar dapat mengukur kemampuan peserta didik secara holistik dan autentik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, F. M., Sulton, S., & Husna, A. (2021). Implementasi Penilaian Autentik dalam
Kurikulum 2013. JKTP: Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, 4(1), 41-50.
Elis Ratna Wulan, E., & Rusdiana, A. (2015). Evaluasi pembelajaran.
Darman, R. A. (2020). Belajar dan pembelajaran. Guepedia.
Febriana, R. (2021). Evaluasi pembelajaran. Bumi Aksara.
Hartono. (2020). Evaluasi Pembelajaran (Konsep dan Manajemen). Yogyakarta : UNY Press
Hidayati, R., Noviana, E., & Kurniaman, O. (2016). Pemahaman Konsep Penilaian Autentik
Kurikulum 2013 Pada Guru SD Negeri 111 Pekanbaru. Jurnal Online Mahasiswa
(JOM) Bidang Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 3(2), 1-10.
Idrus, L. (2019). Evaluasi dalam proses pembelajaran. Adaara: Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, 9(2), 920-935.
Matondang, Z., Djulia, E., & Simarmata, J. (2019). Evaluasi Hasil Belajar.
Memahami Prinsip dalam Evaluasi Pembelajaran . (2022). Diakses 4 September 2023, dari
https://bpkpenabur.or.id/news/blog/memahami-prinsip-dalam-evaluasi-pembelajaran
Muis, A. A. (2013). Prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran. Istiqra: Jurnal Pendidikan dan
Pemikiran Islam, 1(1).
Penilaian Autentik dan Evaluasi Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. (2017). Diakses 4
September 2023, dari https://www.amongguru.com/penilaian-autentik-dan-evaluasi-
pembelajaran-dalam-kurikulum-2013/
Putri, M. E. Y. S. H. A. Aplikasi Prinsip-Prinsip Evaluasi dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam Terhadap Hasil Belajar Siswa Di Sman 6 Makassar. Jurnal Pendidikan
Agama Islam, 1-70.
Sani, R. A. (2022). Penilaian autentik. Bumi Aksara.
School), S. (2022). Prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajaran yang Harus Diketahui. Diakses 4
September 2023, dari https://www.smadwiwarna.sch.id/prinsip-evaluasi-
pembelajaran/
Wati, F., Kabariah, S., & Adiyono, A. (2023). Subjek dan objek evaluasi pendidikan di
sekolah/madrasah terhadap perkembangan revolusi industri 5.0. Jurnal pendidikan
dan keguruan, 1(5), 384-399.

14

Anda mungkin juga menyukai