DOSEN PENGAMPU
DISUSUN OLEH
Rizki Ramayanti
2210114120005
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah menganugrahkan
ilmu pengetahuan kepada manusia sehingga dengan ilmu pengetahuan kepada manusia sehingga
dengan ilmu tersebut manusia terangkat harkat dan martabatnya. Shalawat dan salam selalu
terlimpahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, yang mana berkat beliaulah
mampu menghantarkan manusia menuju pencerahan.
Allah SWT memberikan rahmat dan karunianya sehingga memberikan saya kemudahan
sehingga dapat menyelesaikan malakah ini dengan tepat waktu. Namun jika makalah ini nanti
terdapat kesalahan saya sebagai penyusun mohon maaf dengan kekurangan makalah. Rasa
hormat saya berterimakasih kepada Ibu Dr. Novitawati S,Psi., M.Pd. Selaku dosen pengampu
mata kuliah Pengantar Pendidikan.
Harapan saya semoga makalah yang sangat sederhana dan masih jauh dari kesempurnaan
ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya, tidak terkecuali juga bagi saya sebagai
penulis. Terlebih lagi dapat memperkaya wawasan mengenai pembangunan dan pedoman bagi
mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar Pendidikan.
Rizki Ramayanti
2210114120005
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................
KATA PENGANTAR……………………………………………………………...
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………..
A. Latar Belakang………………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………….
C. Tujuan…………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………...
A. Kesimpulan……………………………………………………………………
B. Saran…………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang paling penting bagi setiap negara untuk berkembang
dengan cepat. Bangsa yang besar akan menganggap pendidikan sebagai prioritas utama,
Karena dengan pendidikan akan ada kesengsaraan di kalangan masyarakat pedesaan
digantikan oleh kesejahteraan. Bagaimanapun, dalam pendidikan perkembangannya di
Indonesia, selalu ada beberapa masalah yang harus dihadapi di setiap langkahnya. Masalah-
masalah ini hanya dapat diselesaikan dengan partisipasi semua pihak terkait. orang-orang
yang terlibat dalam sistem pendidikan seperti orang tua, guru, kepala sekolah, masyarakat,
tetapi juga siswa itu sendiri.
Guru adalah posisi yang strategis bagi pemberdayaan dan pembelajaran suatu bangsa
yang tidak mungkin digantikan oleh unsur manapun dalam kehidupan sebuah bangsa sejak
dahulu. Semakin signifikan keberadaan guru melaksanakan peran dan tugasnya semakin
terjamin terciptanya kehandalan dan terbinanya kesiapan seseorang. Dengan kata lain potret
manusia yang akan datang tercermin dari potret guru di masa sekarang dan gerak maju
kehidupan bangsa sangat bergantung dari “citra” guru ditengah-tengah masyarakat.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja masalah pendidikan yang ada di Indonesia
2. Mengetahui faktor penyebab rendahnya tenaga pengajar atau guru yang berkualitas
BAB II
PEMBAHASAN
Kurangnya tenaga pendidik yang berkualitas merupakan salah satu masalah yang cukup
serius dalam dunia pendidikan di Indonesia. Hal ini dapat menyebabkan kualitas pendidikan
yang diberikan tidak sebaik yang diharapkan, sehingga dapat mempengaruhi prestasi belajar
siswa dan keberhasilan pendidikan secara keseluruhan. Salah satu penyebab utama kurangnya
tenaga pendidik yang berkualitas adalah minimnya dana yang dialokasikan untuk pendidikan.
Hal ini menyebabkan kualitas sekolah dan fasilitas belajar yang tidak memadai, sehingga tidak
dapat menarik calon pendidik berkualitas untuk bekerja di sekolah tersebut. Selain itu, kurangnya
pendapatan yang diberikan kepada pendidik juga menjadi salah satu alasan yang membuat calon
pendidik berkualitas enggan untuk menjadi seorang guru. Salah satu akar masalah buruknya
kualitas pendidikan Indonesia adalah rendahnya kualitas guru. Dari tahun 2012 hingga 2015,
sebanyak 1,3 juta dari 1,6 juta guru yang mengikuti Uji Kompetensi Guru (UKG) - yang
mengukur kompetensi mengelola pembelajaran dan pemahaman atas mata pelajaran yang
diampu - bahkan tidak mencapai nilai minimum. penyebab signifikan dari rendahnya kualitas
guru adalah proses perekrutan guru yang tidak fokus ke pemilihan tenaga didik profesional,
melainkan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan Aparatur Sipil Negara (ASN). Dari sekitar 2,9
juta guru di Indonesia, lebih dari setengahnya (sekitar 1,5 juta) berstatus sebagai pegawai negeri
sipil. Keberadaan guru yang berasal dari sistem rekrutmen pemerintah ini sangat krusial bagi
sistem pendidikan Indonesia karena mereka menjadi tumpuan pembelajaran bagi hampir 90
persen sekolah yang ada di Indonesia.
Selain itu, kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidik berkualitas juga
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kurangnya tenaga pendidik berkualitas.
Masyarakat lebih memilih memilih pendidik dengan biaya murah daripada mempertimbangkan
kualitas pendidik yang berkualitas, sehingga tidak memperhatikan kualitas pendidik yang
diterima oleh sekolah. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan adanya perhatian dan dukungan
dari pemerintah untuk meningkatkan dana yang dialokasikan untuk pendidikan, serta
memberikan pendapatan yang layak bagi pendidik. Selain itu, perlu adanya kampanye untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidik berkualitas agar masyarakat lebih
memperhatikan kualitas pendidik yang diterima oleh sekolah.
2. Faktor Demografi
Menurut Gibson, et.al. (1997), ada tiga kelompok variabel yang dapat
mempengaruhi perilaku dan prestasi kerja atau kinerja seseorang, yaitu: variabel individu,
variabel psikologis, dan variabel organisasi. Variabel individu terdiri dari sub variabel: a)
kemampuan dan keterampilan (mental dan fisik), b) latar belakang (keluarga, tingkat
sosial, pengalaman kerja), dan c) demografi (umur, asal-usul, jenis kelamin).
Terkait dengan teori di atas, penelitian ini mengkaji pengaruh faktor umur dan
jenis kelamin terhadap kinerja guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013.
⦁ Umur
⦁ Jenis Kelamin
3. Faktor Geografi
Etos kerja dapat muncul dikarenakan faktor kondisi geografis. Lingkungan alam
yang mendukung mempengaruhi manusia yang berada di dalamnya melakukan usaha
untuk dapat mengelola dan mengambil manfaat, dan bahkan dapat mengundang
pendatang untuk turut mencari penghidupan di lingkungan tersebut. Di antara kendala
paling mendasar seringkali dialami oleh guru, baik secara internal maupun eksternal
adalah: (1) kondisi internal, upaya pemenuhan kebutuhan hidup, kesempatan untuk
pengembangan karir, dan peningkatan kesejahteraan guru menjadi suatu hal yang
menyulitkan;
(2) kondisi eksternal, bagi guru yang berdomisili atau bertugas di daerah dataran tinggi
atau daerah-daerah terpencil, maka kebutuhan akan akses berupa informasi, komunikasi,
transportasi, dan jalan bisa menjadi kendala atau masalah yang berarti. Dengan demikian
dapat diasumsikan bahwa kondisi internal dan eksternal tersebut di atas berpengaruh
terhadap kinerja guru dalam pelaksanaan tugas kesehariannya.
Selain itu beberapa ada juga faktor geografi dapat mempengaruhi kualitas tenaga
pengajar di Indonesia karena beberapa hal, seperti:
4. Faktor Pandemic
Proses belajar mengajar memerlukan kerja sama antara peserta didik dengan guru.
Guru dalam proses belajar mengajar harus dapat menentukan kualitas pengajarannya
(Mansyur, 2020; Sudaryati, 2021). Oleh karena itu, guru sebagai pendidik mesti dapat
mengelola kelas, menggunakan metode pembelajaran yang tepat, mengembangkan sikap
dan kepribadiannya sebagai guru, serta mengembangkan bahan ajar. Peningkatan kualitas
pendidikan melalui peningkatan kinerja guru merupakan salah satu cara yang dapat
ditempuh dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah (Catio & Sunarsi,
2020; Utari & Rasto, 2019). Peningkatan kinerja guru akan berdampak pada peningkatan
kegiatan guru dalam proses pembelajaran yaitu bagaimana seorang guru merencanakan
pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran dan menilai hasil belajar (Asmalah,
2018; Wachidah, 2019).
Namun kenyataannya, kinerja guru dimasa pandemic menurun, hal ini disebabkan
karena selama pandemi guru mengalami berbagai kendala seperti kesulitan
menyampaikan materi pembelajaran (Asmuni, 2020; Basar, 2021; Harahap, 2021). Hal
ini menyebabkan mutu proses pembelajaran menjadi rendah dan kurang bermakna bagi
siswa. Hal ini ditunjukkan bahwa guru-guru lebih berorientasi pada pencapaian target
materi dan lebih mengejar target nilai tinggi pada ulangan baik ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester maupun ujian sekolah, sehingga cenderung mengabaikan mutu
proses pembelajaran. Pembelajaran dengan sistem daring artinya pembelajaran yang
menggunakan platform digital dalam pelaksanaannya. Pembelajaran daring dilaksanakan
dengan jarak jauh tanpa harus bertatap muka secara langsung. Guru sebagai unsur utama
dalam pelaksanaan pembelajaran dituntu agar terus meningkatkan kinerjanya sehingga
peserta didik dapat memahami pembelajaran meskipun menggunakan sistem daring dan
tetap dapat mengembangkan produktivitas diri peserta didik.
Masalah teknis, hal ini berkaitan dengan ketersediaan listrik yang tidak memadai,
ketidakstabilan jaringan internet.
Secara psikologi guru terbebani dalam mengajar dalam penggunaan media dalam
mengajar, hal ini dikarenakan guru dituntut harus lebih kreatif dan dengan
persiapan mengajar yang matang, sehingga sebelum tampil didepan kelas guru
harus mencobanya agar tidak canggung,
Keterbatasan tenaga operasional untuk bisa memanfaatkan TIK, hal ini terkait
dengan ketersediaan tenaga khusus untuk mengelola media tersebut, karena tidak
semua guru mampu mengoperasikannya.
Kurangnya kompetensi guru dalam penggunaan teknologi informasi yang telah
disediakan oleh sekolah yang terkadang dipengaruhi oleh faktor usia.
Permasalahan pembiyaan, yang erat kaitannya dengan pemenuhan perangkat
pembelajaran yang berbasis dengan teknologi informasi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurangnya guru berkualitas dapat mempengaruhi kualitas pendidikan di negara tersebut
dan menyebabkan masalah dalam sistem pendidikan. Ini bisa menjadi masalah serius jika tidak
diatasi dengan baik. Dampak dari kurangnya tenaga pendidik yang berkualitas adalah
menurunnya kualitas pendidikan yang diberikan kepada siswa, sehingga dapat mengurangi
kesempatan mereka untuk berkembang dan mencapai potensi maksimal. Hal ini juga dapat
mempengaruhi prestasi siswa di sekolah dan mempersulit perkembangan pendidikan di suatu
wilayah.
B. Saran
Guru adalah profesi yang mulia sekaligus salah satu aspek penting dalam pendidikan,
karena itu perlu diperhatikan peningkatan kualitasnya dan kesejahteraan hidupnya. Seorang guru
dituntut untuk memiliki empat kompetensi sesuai dengan yang disyaratkan oleh undang-undang
no 14 tahun 2005 yaitu kompentensi pedagogik, profesional, kepribadian dan social. Dalam
rangka meningkatkan kualitas guru, empat kompetensi tersebut harus diperhatikan.
Pemberian sertifikasi pendidik dan tunjangan sertifikasi guru dapat digunakan juga untuk
memperbaiki kualitas guru. Selain itu guru perlu juga didorong untuk meningkatkan kemampuan
dalam meneliti dan menggunakan Bahasa Inggris. Pada akhirnya segala upaya tersebut
membutuhkan peranan pemerintah sebagai pembuat keputusan untuk mendorong perbaikan
kualitas guru yang akan berdampak pada peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Hidayana Yusma. 2021. Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Guru Di
Sekolah Dasar Negeri 009 Koto Mesjid Kabupaten Kampar. Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim.
Jajat Sudrajat. 2020. Kompetensi Guru Di Masa Pandemi. Politeknik Tri Mitra Karya Mandiri.
Mariana, Rita. 2021. Permasalahan dan Solusi Untuk Meningkatkan Kompetensi dan Kualitas
Guru : Sebuah Kajian Pustaka. Politeknik Negeri Semarang.
M. Shiddiq, A.J. 2006. Pendidikan Di Indonesia : Masalah dan Solusinya. Universitas Negeri
Malang.
Sukirman. 2016. Faktor Demografi Yang Mempengaruhi Kinerja Guru Di Sumatra Selatan.
Universitas Negeri Islam (UIN) Raden Fatah.