Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PROFESI KEGURUAN

“UJI KOMPETENSI GURU (UKG)”

Disusun oleh :

Kelompok 10

Agnes Febiloka 2114050013

M. Afdol 2114050017

Desi Wulandari 2114050041

Dosen Pengampu:

Dr. Rezki Amelia, S. Pd. I., M.A. M.Pd

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS (A)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

IMAM BONJOL PADANG

i
2023

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................i

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................1

B. Tujuan..........................................................................................................3

C. Manfaat........................................................................................................3

BAB II.....................................................................................................................4

PEMBAHASAN.....................................................................................................4

A. Keberadaan Guru Dalam Abad Ilmu Pengetahuan................................4

B. Tantangan Guru Abad 21..........................................................................6

C. Karakteristik Guru Dan Ciri-Ciri Abad 21.............................................7

D. Ciri-ciri Guru Abad 21...............................................................................9

E. Kecakapan Utama Guru Abad 21.............................................................9

F. TANTANGAN GURU DAN SOLUSINYA DALAM ABAD KE-21....12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa Indonesia memiliki sumber daya alam (natural resources) yang


serba melimpah. Dengan kekayaan laut yang berlebih, kekayaan bumi yang
melimpah, kekayaan hutan yang membanggakan dan kekayaan alam lainnya yang
serba memadai merupakan bukti dimilikinya keunggulan komparatif secara
optimal. Di sisi lain, ternyata dimilikinya keunggulan komparatif yang optimal itu
tidak diimbangi dengan keunggulan kompetitif yang handal hingga perjalanan
bangsa Indonesia untuk mencapai kemajuan pada berbagai bidang kehidupan
banyak mengalami kendala. Itulah sebabnya, bangsa Indonesia ditantang dapat
meningkatkan daya saing dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya
manusia (human resources) yang dimilikinya.

Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka metode yang


paling efektif serta pilihan yang paling tepat ialah meningkatkan mutu pendidikan
nasional. Dalam hal ini guru menjadi tumpuan untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasional. Hanya dengan guru yang profesional maka pelaksanaan
pendidikan nasional dapat ditingkatkan mutunya, dan hanya dengan pelaksanaan
pendidikan nasional yang bermutu maka kualitas manusia dapat ditingkatkan.
Dengan manusia yang berkualitas inilah bangsa Indonesia akan mempunyai daya
saing yang memadai di abad 21.

Pada abad 21 nanti tantangan guru tidak ringan, akan tetapi semakin berat.
Di sisi lain tugas guru tidak sederhana tetapi semakin kompleks. Untuk
menghadapi tantangan yang semakin berat dan tugas yang semakin kompleks
itulah maka profesionalisme guru harus dapat ditingkatkan dari yang sudah ada
selama ini.

1
Secara umum, selama ini kesejahteraan guru di Indonesia yang relatif
rendah kalau dibanding dengan kesejahteraan kaum profesional lain diperkirakan
telah menjadi kendala paling mendasar dalam upaya riil peningkatan
profesionalisme guru. Relatif rendahnya kesejahteraan guru diperkirakan telah
berpengaruh pada aktivitas guru baik di dalam kelas, di lingkungan sekolah
maupun di lingkungan masyarakat. Relatif rendahnya kesejahteraan guru telah
menjadikan aktivitasnya kurang optimal dan produktif.

Peranan guru sangat penting dan merupakan salah satu kunci utama
keberhasilan pembangunan pendidikan. Sejalan dengan era globalisasi, ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berkembang sangat cepat dan makin canggih,
dengan peran yang makin luas maka diperlukan guru yang mempunyai karakter.
Berawal dari proses pendidikan guru, yang nantinya akan menghasilkan tenaga
guru yang profesional dan berkarakter.

B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana keberadaan guru di abad ilmu pengetahuan ini?
2. Bagaimana tantangan guru abad 21?
3. Bagaimana karakteristik dan ciri-ciri guru abad 21?
4. Apa sajakah kecakapan utama yang harus dimiliki guru abad 21?
5. Apa sajakah ketrampilan yang harus dimiliki guru abad 21?
6. Bagaimana peranan guru abad 21?
C.Tujuan

1. Mengetahui tantangan guru abad 21


2. Mengetahui karakteristik dan ciri-ciri guru abad 21
3. Mengetahui kecakapan utama yang harus dimiliki guru abad 21
4. Mengetahui ketrampilan yang harus dimiliki guru abad 21
5. Mengetahui peranan guru abad 21

BAB II

PEMBAHASAN

2
A. Keberadaan Guru Dalam Abad Ilmu Pengetahuan
Secara garis besar, abad 21 ditandai oleh arus globalisasi, yang membuat
segala sesuatu akan menjadi mendunia. Perkembangan teknologi informasi yang
begitu pesat menyebabkan setiap orang yang mempunyai akses kepada infornasi
akan mengetahui apa yang sedang terjadi di dunia lain.
Berkaitan dengan hal tersebut, dunia pendidikan juga harus mampu
melakukan berbagai perubahan. Orientasi pendidikan tidak lagi hanya ke masa
lampau atau masa kini, tetapi lebih terfokus ke masa depan karena individu masa
depan akan menghadapi perubahan yang lebih cepat lagi daripada sekarang. Oleh
karena itu, sasaran utama pendidikan haruslah diletakkan pada peningkatan cope-
ability (kemampuan menanggulangi) setiap individu yang dibarengi dengan
peningkatan kecepatan dan efisiensi dalam adaptasinya terhadap perubahan yang
terjadi secara terus menerus
Dengan perubahan orientasi pendidikan yang berfokus ke masa depan,
seorang guru seyogyanya memenuhi berbagai persyaratan, dengan asumsi bahwa
pendidikan pada abad 21 masih akan berlangsung di sekolah.
Guru merupakan profesi tertua di dunia seumur dengan keberadaan
manusia. Apabila melihat kehidupan masyarakat yang semakin terdiferensial dan
ketika semua orang mempunyai banyak pilihan sebagai ladang kehidupannya,
maka citra profesi guru kian merosot didalam kehidupan sosial. Apalagi
masyarakat makin lama makin terarah kepada kehidupan materialistis, sehingga
suatu profesi dinilai sesuai nilai materinya. Oleh sebab itu tidak heran bila profesi
guru termarjinalkan dan menjadi pilihan terakhir.
Fenomena tersingkirnya profesi guru dalam kehidupan masyarakat
merupakan suatu gejala global. Bukan saja di negara-negara maju citra profesi
guru semakin menurun namun juga terjadi di negara miskin dan berkembang.
Namun demikian, tak ada golongan masyarakat yang tidak membutuhkan profesi
guru. Tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat tanpa profesi guru tidak mungkin
tercipta suatu generasi unggul, kreatif dan cerdas. Ironi yang terjadi, begitu
besarnya jasa guru dalam membangun masyarakat bangsa namun penghargaan

3
yang diberikan rendah. Sehingga tidak mengherankan bila para pakar berpendapat
bahwa profesi guru merupakan “Most thankless profession in the world”.
Secara konseptual guru sebagai tenaga profesional harus memenuhi
berbagai persyaratan kompetensi untuk menjalankan tugas dan kewenangannya
secara profesional, sementara kondisi riil di lapangan masih sangat
memprihatinkan, baik secara kuantitas, kualitas maupun profesionalitas guru.
Persoalan ini masih ditambah adanya berbagai tantangan ke depan yang masih
kompleks di era global ini.
Secara umum, sebagaimana diungkapkan oleh Tilaar (1995), pada masa
Pembangunan Jangka Panjang (PJP) II, masyarakat tidak dapat lagi menerima
guru yang tidak profesional. Hal ini sesuai dengan rekomendasi UNESCO, yang
ditekankan pada tiga tuntutan yaitu:
1. Guru harus dianggap sebagai pekerja profesional yang memberi layanan
kepada masyarakat.
2. Guru dipersyaratkan menguasai ilmu dan keterampilan spesialis
3. Ilmu dan keterampilan tersebut diperoleh dari pendidikan yang mendalam dan
berkelanjutan.
Bertitik tolak dari rekomendasi tersebut serta profil guru pada saat ini,
seharusnya guru pada abad 21 benar-benar merupakan guru yang profesional, agar
mampu menghadapi tantangan abad 21. Untuk itu, kompetensi kepribadian,
kompetensi profesional, dan kompetensi sosial, serta kompetensi pedagogik
seorang guru perlu dikembangkan sehingga mampu mendidik siswa yang
mempunyai kemampuan memprediksi dan menanggulangi.
Di sisi lain, tugas-tugas guru yang bersifat profesional harus ditunjang
oleh sistem penghargaan yang sesuai, sehingga guru mampu memfokuskan diri
pada peningkatan kualitas layanan yang diberikan. Hal ini sejalan dengan kriteria
pekerjaan profesional yang menyebutkan bahwa guru berhak mendapat imbalan
yang layak, bukan hanya dalam bentuk materi, tetapi juga dalam bentuk
penghargaan, hormat, dan rasa segan masyarakat terhadap guru.

B. Tantangan Guru Abad 21

4
Abad 21 merupakan abad informasi dan komunikasi, yang ditandai dengan
perkembangan pesat pada teknologi informasi dan komunikasi. Teknologi
informasi dan komunikasi berupa televisi, telepon, komputer, dan internet
mengalami perkembangan yang luar biasa.
Lewat perkembangan teknologi komputer, internet, dan telepon, dunia pun
seakan-akan berada dalam genggaman. Informasi yang ada dibelahan bumi lain,
secepat kilat akan sampai dibelahan bumi lainnya lewat short message system
(SMS) atau berita di internet. Tidak ada lagi informasi yang dapat disembunyikan
dengan perkembangan pemantauan satelit yang bisa diakses lewat google earth
dan google map.
Sekolah sebagai institusi pencetak generasi yang hidup dimasa mendatang
harus mempunyai keperdulian terhadap perkembangan yang terjadi. Jika tidak,
maka anak-anak didik akan tertinggal dengan perkembangan zaman. Karena
perkembangan informasi dan komunikasi ini tidak mempunyai toleransi,
pilihannya hanya dua, yaitu mampu beradaptasi dan mengadopsi atau tertinggal ke
belakang.
Guru pada abad ini dan abad selanjutnya ditantang untuk melakukan
akselerasi terhadap perkembangan informasi dan komunikasi. Pembelajaran di
kelas dan pengelolaan kelas, pada abad ini harus disesuaikan dengan standar
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.
Menurut Susanto (2010), terdapat 7 tantangan guru di abad 21, yaitu:
1. Teaching in multicultural society, mengajar di masyarakat yang memiliki
beragam budaya dengan kompetensi multi bahasa.
2. Teaching for the construction of meaning, mengajar untuk mengkonstruksi
makna (konsep).
3. Teaching for active learning, mengajar untuk pembelajaran aktif
4. Teaching and technology, mengajar dan teknologi
5. Teaching with new view about abilities, mengajar dengan pandangan baru
mengenai kemampuan.
6. Teaching and choice, mengajar dan pilihan
7. Teaching and accountability, mengajar dan akuntabilitas.
Lebih lanjut, Yahya (2010) menambahkan tantangan guru di Abad 21 yaitu:

5
1. Pendidikan yang berfokus pada character building
2. Pendidikan yang peduli perubahan iklim
3. Enterprenual mindset
4. Membangun learning community
5. Kekuatan bersaing bukan lagi kepandaian tetapi kreativitas dan kecerdasan
bertindak (hard skills- soft skills).
Tantangan di atas merupakan tantangan yang berat yang harus kita hadapi
dengan kesiapan diri dan menggunakan strategi yang tepat. Strategiini
tentunya harus berbeda dengan apa yang pernah diterapkan sebelumnya. Bila saja
formulasi yang dipakai keliru, maka perubahan zaman justru akan menjadi racun
bagi generasi mendatang.

C. Karakteristik Guru Dan Ciri-Ciri Abad 21


1. Karakteristik Guru Abad 21
Perubahan paradigma pendidikan tidak dapat dilepaskan dari peran guru
karena berbagai informasi terkini senantiasa mengalir kepada siswa atas kerja
keras yang dilakukannya. Bahwa di luar itu ada media lain yang membantu siswa
bukan berarti peran guru harus ditiadakan.
Harus diakui dalam maraknya arus informasi pada masa kini, guru bukan
lagi satu-satunya sumber informasi tetapi merupakan salah satu sumber informasi.
Meskipun demikian, perannya di dalam proses pendidikan masih tetap diperlukan,
khususnya yang berkenaan dengan sentuhan-sentuhan psikologis dan edukatif
terhadap anak didik. Oleh karena itu, pada hakekatnya guru itu dibutuhkan oleh
setiap orang dan semua orang sangat mengharapkan kehadiran citra guru yang
ideal di dalam dirinya. Untuk itu, guru akan lebih tetap berperan sebagai pendidik
sekaligus berperan sebagai manager atau fasilitator pendidikan, sehingga guru
harus sanggup merencanakan, melaksanakan dan mengawasi sumber daya
pendidikan agar supaya peserta didik dapat belajar secara produktif.
Abad 21 menuntut peran guru yang semakin tinggi dan optimal. Sebagai
konsekuensinya, guru yang tidak bisa mengikuti perkembangan alam dan zaman
kan semakin tertinggal sehingga tidak bisa lagi memainkan perannya secara
optimal dalam mengemban tugas dan menjalankan profesinya.

6
Guru di abad 21 memiliki karakteristik yang spesifik dibanding dengan
guru pada abad-abad sebelumnya. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
1. Memiliki semangat juang dan etos kerja yang tinggi disertai kualitas keimanan
dan ketakwaan yang mantap.
2. Mampu memanfaatkan iptek sesuai tuntutan lingkungan sosial dan budaya di
sekitarnya.
3. Berperilaku profesional tinggi dalam mengemban tugas dan menjalankan
profesi.
4. Memiliki wawasan ke depan yang luas dan tidak picik dalam memandang
berbagai permasalahan.
5. Memiliki keteladanan moral serta rasa estetika yang tinggi.
6. Mengembangkan prinsip kerja bersaing dan bersanding.
Masih terkait dengan harapan-harapan yang digayutkan di pundak setiap
guru, H. Muhammad Surya, Ketua Umum Pengurus Besar PGRI, mengemukakan
ada sembilan karakteristik citra guru yang diidealkan. Masing- masing adalah
guru yang :
1. Memiliki semangat juang yang tinggi disertai kualitas keimanan dan
ketaqwaan yang mantap.
2. Mampu mewujudkan dirinya dalam keterkaitan dan padanan dengan tuntutan
lingkungan dan perkembangan iptek.
3. Mampu belajar dan bekerja sama dengan profesi lain.
4. Memiliki etos kerja yang kuat
5. Memiliki kejelasan dan kepastian pengembangan jenjang karir
6. Berjiwa profesionalitas tinggi
7. Memiliki kesejahteraan lahir dan batin, material dan nonmaterial
8. Memiliki wawasan masa depan
9. Mampu melaksanakan fungsi dan peranannya secara terpadu

7
Untuk dapat berperilaku profesional dalam mengemban tugas dan
menjalankan profesi maka terdapat lima faktor yang harus senantiasa
diperhatikan, yaitu :
1. Sikap keinginan untuk mewujudkan kinerja ideal
2. Sikap memelihara citra profesi
3. Sikap selalu ada keinginan untuk mengejar kesempatan-kesempatan
profesionalisme.
4. Sikap mental selalu ingin mengejar kualitas cita-cita profesi
5. Sikap mental yang mempunyai kebanggaan profesi
Kelima faktor sikap mental ini memungkinkan profesionalisme guru
menjadi berkembang. Karakter ideal serta perilaku profesional tersebut tidak
mungkin dapat dicapai apabila di dalam menjalankan profesinya sang guru tidak
didasarkan pada panggilan jiwa.

D. Ciri-ciri Guru Abad 21


Menghadapi tantangan abad 21, diperlukan guru yang benar-benar
profesional. Tilaar (1998) memberikan ciri-ciri agar seorang guru terkelompok ke
dalam guru yang profesional. Masing-masing adalah :
1. Memiliki kepribadian yang matang dan berkembang
2. Memiliki keterampilan untuk membangkitkan minat peserta didik
3. Memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat
4. Sikap profesionalnya berkembang secara berkesinambungan
5. Menguasai subjek (kandungan kurikulum)
6. Mahir dan berketrampilan dalam pedagogi (pengajaran & pembelajaran)
7. Memahami perkembangan murid-murid dan menyayangi mereka
8. Memahami psikologi pembelajaran (cognitive psychology)
9. Memiliki kemahiran konseling

E. Kecakapan Utama Guru Abad 21


Sesuai dengan Undang-udang, guru dan dosen harus mempunyai berbagai
kompetensi, diantaranya adalah kompetensi pedagogik, kompetensi akademik,
kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian. Disamping empat kompetensi
tersebut, dalam membantu para siswa beradaptasi terhadap perubahan sosial dan

8
teknologi di abad ke 21 ini guru juga harus mempunyai kecakapan utama yang
yang meliputi :
1. Akuntabilitas dan Kemampuan Beradaptasi
Sebagai seseorang yang dapat ditiru, apapun yang dikerjakan dan
diucapkan harus dapat dipercaya oleh orang lain. Dalam menjalankan tanggung
jawab pribadi mempunyai fleksibilitas secara pribadi, pada tempat kerja,
maupun dalam hubungan dengan masyarakat sekitarnya. Disamping itu guru
harus mampu menetapkan dalam mencapai standar dan tujuan yang tinggi baik
untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain, dan yang tidak kalah
pentingnya guru juga harus mampu memaklumi kerancuan yang dilakukan
oleh anak didiknya.
2. Kecakapan Berkomunikasi
Kecakapan yang kedua ini sangat penting bagi guru. Betapapun pintarnya
seorang guru jika tidak mempunyai kecakapan ini maka tidak akan mampu
mentransfer ilmu kepada anak didiknya. Kecakapan ini meliputi : memahami,
mengelola, dan menciptakan komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk
dan isi baik secara lisan, tulisan, maupun menggunakan multimedia.
3. Kreatifitas dan Keingintahuan Intelektual
Selama ini pembelajaran yang dilakukan guru berlangsung monoton.
Salah satu penyebabnya adalah tidak adanya kreatifitas dan keingintahuan
intelektual guru. Dia mengajar hanya bermodalkan teori keguruan yang ia
peroleh sekian puluh tahun yang lalu. Kecakapan kreatifitas dan keingintahuan
intelektual tersebut mencakup: mengembangkan, melaksanakan, dan
menyampaikan gagasan-gagasan baru kepada yang lain, bersikap terbuka dan
responsif terhadap perspektif baru dan berbeda.
4. Berpikir Kritis dan Berpikir dalam Sistem
Kecakapan berpikir kritis merupakan proses berpikir dan bertindak
berdasarkan fakta yang telah ada, apapun yang akan dilakukan dimulai dari
identifikasi terhadap kemungkinan-kemungkinan yang akan timbul dari suatu
perbuatan tersebut, berusaha untuk memberikan penalaran yang masuk akal
dalam memahami dan membuat pilihan yang rumit serta selalu memahami dan
menjalin interkoneksi antara sistem.

9
5. Kecakapan Melek Informasi dan Media
Agar proses pembelajaran yang dilakukan guru di kelas menarik dan
menantang, maka di era globalisasi dan tanpa batas seperti sekarang ini guru
harus mampu menganalisa, mengakses, mengelola, mengintegrasi,
mengevaluasi, dan menciptakan informasi dalam berbagai bentuk dan media.
6. Kecakapan Hubungan AntarPribadi dan Kerjasama
Sebagai makhluk sosial yang hidup di tengah-tengah masyarakat, guru
juga dituntut harus mampu menunjukkan kerjasama berkelompok dan
kepemimpinan, mampu beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggungjawab,
mampu bekerja secara produktif dengan yang lain, mampu menempatkan
empati pada tempatnya, serta mampu menghormati perspektif yang berbeda
dengan pendiriannya.
7. Identifikasi Masalah, Penjabaran, dan Solusi
Dalam menghadapi masalah sekecil apapun guru tidak boleh ceroboh
dalam menanggapinya. Oleh sebab itu guru dituntut untuk mempunyai
kemampuan dalam menyusun, mengungkapkan, menganalisa, dan
menyelesaikan masalah dengan baik.
8. Pengarahan Pribadi
Sebagai guru tentu setiap harinya menghadapi siswa yang perilakunya
bermacam-macam. Oleh karena itu guru dituntut memiliki kemampuan dalam
memonitor pemahaman diri dan mempelajari kebutuhan yang diperlukan dalam
pembelajaran, menemukan sumber-sumber belajar yang tepat, serta
mentransfer pembelajaran dari satu bidang ke bidang lainnya.
9. Tanggung Jawab Sosial
Orang tua/masyarakat menyekolahkan anaknya di suatu sekolah
mempunyai harapan agar anaknya berubah, baik dari segi prilaku maupun
kecakapan kompetensinya. Oleh sebab itu sebagai seorang yang dituntut
mempunyai kompetensi sosial, maka tanggung jawab dalam bertindak guru
harus mengutamakan kepentingan masyarakat yang lebih besar, menunjukkan
perilaku etis secara pribadi, pada tempat kerja, dan hubungan antarmasyarakat.

10
F. TANTANGAN GURU DAN SOLUSINYA DALAM ABAD KE-21
Guru saat ini menghadapi tantangan yang jauh lebih besar dari era
sebelumnya. Guru menghadapi klien yang jauh lebih beragam, materi pelajaran
yang lebih kompleks dan sulit, standard proses pembelajaran dan juga tuntutan
capaian kemampuan berfikir siswa yang lebih tinggi, untuk itu dibutuhkan guru
yang mampu bersaing bukan lagi kepandaian tetapi kreativitas dan kecerdasan
bertindak (hard skills- soft skills). Tantangan dunia pendidikan di era revolusi
industri 4.0 adalah seorang pendidik atau guru harus mampu mengubah mindset
peserta didik dari memanfaatkan menjadi menciptakan. Pendidikan harus dapat
menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan memadai agar mampu
beradaptasi dengan tuntutan perubahan zaman serta mampu bersaing dengan
tenaga kerja asing. Segala hal tersebut dilakukan agar pendidikan dapat memiliki
keterkaitan dan kesepadanan (link and match) dengan kebutuhan masyarakat
sehingga lulusan yang dihasilkan dapat langsung terserap oleh dunia kerja.
Sedangkan tantangan pendidikan yang berkaitan dengan sains dan
teknologi pada masyarakat era digital adalah mengimplikasikan agar pendidikan
mampu memberdayakan peserta didik sehingga dapat mengembangkan dan
mengaplikasikan sains dan teknologi dalam berbagai bidang kehidupan secara
bijaksana. Setidaknya ada 7 tantangan guru di abad 21, seperti yang di tegaskan
oleh Susanto (2010), yaitu,
1. Teaching in multicultural society, mengajar di masyarakat yang memiliki
beragam budaya dengan kompetensi multi bahasa.
2. Teaching for the construction of meaning, mengajar untuk mengkonstruksi
makna (konsep).
3. Teaching for active learning, mengajar untuk pembelajaran aktif.
4. Teaching and technology, mengajar dan teknologi.
5. Teaching with new view about abilities, mengajar dengan pandangan baru
mengenai kemampuan.
6. Teaching and choice, mengajar dan pilihan.
7. Teaching and accountability, mengajar dan akuntabilitas.

11
Di abad ke-21 ini guru mendapat tantangan seperti menghadapi siswa yang
jauh lebih beragam, materi pelajaran yang lebih kompleks dan sulit, dan juga
tuntutan capaian kemampuan berfikir siswa yang lebih tinggi. Maka dari itu,
dibutuhkan guru yang mampu bersaing bukan lagi kepandaian tetapi kreativitas
dan kecerdasan bertindak. Guru dituntut harus mengembangkan dirinya terus
menerus, jangan hanya mengikuti yang sudah ada saja. Setiap harinya harus ada
sesuatu hal yang baru dalam belajar mengajar, jangan semata-mata hanya
menjelaskan materi diikuti ceramah ataupun mengerjakan LKS dan diakhiri
dengan hanya memberikan paraf tanpa melihat jawaban para siswanya. Guru
harus berinovasi di setiap kegiatan mengajarnya, dan harus terus menambah
wawasannya dengan banyak membaca buku maupun informasi dari internet
(Andraeni, 2019).
Baru-baru ini kurikulum dan pengajaran reformasi telah difokuskan untuk
tingkat yang lebih besar pada pengajaran dan penilaian keterampilan abad ke-21
(Griffin et al, 2011). Keterampilan ini telah termasuk berpikir kritis, pemecahan
masalah, manajemen diri, teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
keterampilan, komunikasi dan kolaborasi (Binkley et al, 2011;.OECD, 2011).
Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSN) merumuskan 16 prinsip pembelajaran
yang harus dirumuskan dalam proses pendidikan abad ke-21.
Sedangkan Permendikbud No 65 tahun 2013 mengemukakan 14 prinsip
pembelajaran, terkait dengan implementasi Kurikulum 2013 Sementara itu,
Jennifer Nicols menyederhanakannya ke dalam 4 prinsip yaitu: 1). Instruction
should be student-centered, 2). Education should be collaborative, 3). Learning
should have context, 4). Schools should be integrated with society (Karim, 2017).
Kini, guru tidak mungkin mampu bersaing dengan mesin dalam hal melaksanakan
pekerjaan hapalan, hitungan, hingga pencarian sumber informasi. Mesin jauh
lebih cerdas, berpengetahuan, dan efektif dibandingkan kita karena tidak pernah
lelah melaksanakan tugasnya. Karena itu, fungsi guru “bergeser” lebih
mengajarkan nilai-nilai, etika, budaya, kebijaksanaan, pengalaman, karena nilai-
nilai itulah yang tidak dapat diajarkan oleh mesin pencari. Seperti yang
disampaikan oleh (Waskito dan Nadiroh 2019), salah satu pendidikan yang
penting dalam membangun peradaban yang baik di suatu negara ialah pendidikan

12
karakter. Maka dari itu, dengan ilmu pengetahuan dan wawasan luas yang dimiliki
siswa, ditambah kuatnya karakter baik yang tertanam, tentunya akan menjadi
modal Indonesia untuk memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas di masa
depan. Para guru abad 21 menggunakannya teknologi untuk semua proses
administrasi, memungkinkan mereka untuk menghemat waktu. Mereka
menggunakan teknologi untuk membantu mereka dengan: 1) perencanaan
pengajaran dan belajar secara luas dan kurikulum yang seimbang, 2)
menggunakan kembali, beradaptasi dan berbagi dokumen, 3) menyimpan dan
menganalisis data untuk penilaian formatif dan penilaian sumatif. Guru abad 21
telah melakukan penilaian modern dan sistem pelaporan on-line. Ini membantu
mereka memahami, mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan pelajar. Mereka
menggunakan teknologi secara teratur dan secara konsisten untuk: 1) mendukung
profesional mereka, 2) melacak kemajuan murid, 3) memantau peserta didik untuk
memastikan penggunaan teknologi mereka aman, legal dan bertanggung jawab, 3)
berkomunikasi dengan orang tua /penjaga, berbagi informasi melalui pelaporan
online.

BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka metode yang


paling efektif serta pilihan yang paling tepat ialah meningkatkan mutu pendidikan

13
nasional. Dalam hal ini guru menjadi tumpuan untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasional. Hanya dengan guru yang profesional maka pelaksanaan
pendidikan nasional dapat ditingkatkan mutunya, dan hanya dengan pelaksanaan
pendidikan nasional yang bermutu maka kualitas manusia dapat ditingkatkan.
Dengan manusia yang berkualitas inilah bangsa Indonesia akan mempunyai daya
saing yang memadai di abad 21.
Peranan guru sangat penting dan merupakan salah satu kunci utama
keberhasilan pembangunan pendidikan. Sejalan dengan era globalisasi, ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berkembang sangat cepat dan makin canggih,
dengan peran yang makin luas maka diperlukan guru yang mempunyai karakter.
Berawal dari proses pendidikan guru, yang nantinya akan menghasilkan tenaga
guru yang profesional dan berkarakter.
Guru saat ini menghadapi tantangan yang jauh lebih besar dari era
sebelumnya. Guru menghadapi klien yang jauh lebih beragam, materi pelajaran
yang lebih kompleks dan sulit, standard proses pembelajaran dan juga tuntutan
capaian kemampuan berfikir siswa yang lebih tinggi, untuk itu dibutuhkan guru
yang mampu bersaing bukan lagi kepandaian tetapi kreativitas dan kecerdasan
bertindak (hard skills- soft skills).

B.Saran
Kami mempersembahkan makalah ini dengan harapan dapat
memicudiskusi yang aktif, produktif dan menerima saran
sertapandangankonstruktifdalam rangka persiapan guru diera abad 21 mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

14
15

Anda mungkin juga menyukai