Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

MENJADI SEORANG GURU DAN SISWA SAAT INI

KELOMPOK 2

Almaratun sholihah 201942500


Imam Yaskur 2019425000
Melani Lestari 201942500048
Nurhalimah 201942500027
Putri Melyawati 2019425000

KELAS : Y5A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI


JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji sykur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Kelompok penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami selaku penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Bogor, 03 Januari 2022

Kelompok Penyusun

DAFTAR ISI
Sampul ……………………………………………………………………….…… 1

Kata Pengantar ……………………………………………………………...…… 2

Daftar Isi ………………………………………………………………………….. 3

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang Masalah ……………………………………………...…… 4


b. Rumusan Masalah ………………………………………………………….5
c. Tujuan Makalah ……………………………………………………...……. 5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Perinsip Pembelajaran Abad 21 ……………………………….…………….6 - 8


B. Karakteristik Abad Guru 21 ……………...……………….…………….8 - 11
C. Karakteristik Abad Siswa 21 …………………....…………….…………….11
D. Faktor-faktor Timbulnya Masalah Belajar ……...……………….……… 11-14
E. Faktor-faktor Timbulnya Masalah dalam Pembelajaran ……….…………14-15
F. Masalah-masalah dalam Pembelajaran…...…………….…………….……15-16
G. Upaya Pengatasan Masallah Belajar 16

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan …………………………………………………………………....…. 17-18

Saran ………………………………………………………………………….…… 18

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………… 19


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era digital yang serba modern menuntut setiap negara untuk


menghasilkan sumber daya manusia dengan kesiapan yang lebih
matang dalam segala hal. Bidang pendidikan merupakan salah satu
bidang yang sangat berpengaruh untuk mempersiapkan sumber daya
manusia yang dibutuhkan untuk menghadapi tuntutan zaman.
Namun, mendidik anak sejak dini hingga menjadi individu yang
berkualitas, dan mempertahankan kualitas tersebut bukan hal yang
mudah. Perlu proses yang panjang untuk membentuk individu yang
mampu mengikuti alur era digital. Untuk mewujudkan hal tersebut,
tentu individu harus melakukan suatu proses yang disebut belajar.
Dalam dunia pendidikan, belajar merupakan kata kunci yang
paling penting. Jika tidak ada belajar maka tidak akan ada pendidikan
dan didalam pendidikan akan terjadi suatu pembelajaran yang akan
membentuk individu yang berkualitas. Karena belajar merupakan
modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman belajar
bukan suatu hasil melainkan proses yang bertujuan berbagai
pengalaman, proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang
dipelajari. Selain itu pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan
prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan
pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung
serentetan perbuatan guru/dosen dan siswa/mahasiswa atas dasar
hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran dalam hal ini merupakan
suatu kumpulan yang terdiri dari komponen-komponen pembelajaran
yang saling berinteraksi, berintegrasi satu sama lainnya. Oleh
karenanya jika salah satu komponen tidak dapat terinteraksi, maka proses dalam
pembelajaran akan menghadapi banyak kendala yang
mengaburkan pencapaian tujuan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Perinsip Pembelajaran Abad 21
2. Karakteristik Abad Guru 21
3. Karakteristik Abad Siswa 21
4. Faktor-faktor Timbulnya Masalah Belajar
5. Faktor-faktor Timbulnya Masalah dalam Pembelajaran
6. Masalah-masalah dalam Pembelajaran
7. Upaya Pengatasan Masalah Belajar

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui Perinsip Pembelajaran Abad 21
2. Untuk mengetahui Karakteristik Abad Guru 21
3. Untuk mengetahui Karakteristik Abad Siswa 21
4. Untuk Memahami Faktor-faktor Timbulnya Masalah Belajar
5. Untuk Memahami Faktor-faktor Timbulnya Masalah dalam Pembelajaran
6. Untuk Mengetahui Masalah-masalah dalam Pembelajaran
7. Untuk Mengetahui Upaya Pengatasan Masalah Belajar

BAB II
PEMBAHASAN

A. Perinsisp Pembelajaran Abad 21

menyederhanakannya ke dalam 4 prinsip pokok pembelajaran abad ke 21 yang


dijelaskan dan dikembangkan seperti berikut ini:

1. Instruction should be student-centered


Pengembangan pembelajaran seyogyanya menggunakan pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa ditempatkan sebagai subyek
pembelajaran yang secara aktif mengembangkan minat dan potensi yang
dimilikinya. Siswa tidak lagi dituntut untuk mendengarkan dan menghafal
materi pelajaran yang diberikan guru, tetapi berupaya mengkonstruksi
pengetahuan dan keterampilannya, sesuai dengan kapasitas dan tingkat
perkembangan berfikirnya, sambil diajak berkontribusi untuk memecahkan
masalah-masalah nyata yang terjadi di masyarakat.
2. Education should be collaborative
Siswa harus dibelajarkan untuk bisa berkolaborasi dengan orang lain.
Berkolaborasi dengan orang-orang yang berbeda dalam latar budaya dan nilai-
nilai yang dianutnya. Dalam menggali informasi dan membangun makna, siswa
perlu didorong untuk bisa berkolaborasi dengan temanteman
di kelasnya. Dalam mengerjakan suatu proyek, siswa perlu dibelajarkan
bagaimana menghargai kekuatan dan talenta setiap orang serta bagaimana
mengambil peran dan menyesuaikan diri secara tepat dengan mereka. Gambar 2
menunjukkan situasi kolaborasi antara siswa-guru dan siswa-siswa di dalam
kelas.
3. Learning should have context
Pembelajaran tidak akan banyak berarti jika tidak memberi dampak terhadap
kehidupan siswa di luar sekolah. Oleh karena itu, materi pelajaran perlu
dikaitkan dengan kehidupan seharihari siswa. Guru mengembangkan metode
pembelajaran yang memungkinkan siswa terhubung dengan dunia nyata (real
word). Guru membantu siswa agar dapat menemukan nilai, makna dan
keyakinan atas apa yang sedang dipelajarinya serta dapat mengaplikasikan
dalam kehidupan sehari-harinya. Guru melakukan penilaian kinerja siswa yang
dikaitkan dengan dunia nyata.
4. Schools should be integrated with society
Dalam upaya mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang bertanggung
jawab, sekolah seyogyanya dapat memfasilitasi siswa untuk terlibat dalam
lingkungan sosialnya. Misalnya, mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat,
dimana siswa dapat belajar mengambil peran dan melakukan aktivitas tertentu
dalam lingkungan sosial. Siswa dapat dilibatkan dalam berbagai pengembangan
program yang ada di masyarakat, seperti: program kesehatan, pendidikan,
lingkungan hidup, dan sebagainya. Selain itu, siswa perlu diajak pula
mengunjungi panti-panti asuhan untuk melatih kepekaan empati dan kepedulian
sosialnya.
B. Karakteristik Abad Guru 21
Guru sebagai fasilitator, motivator dan inspirator. Saat ini perkembangan digital
sudah demikian maju, guru bukan satu-satunya sumber informasi untuk belajar. Oleh
karena itu guru harus bisa menjadi fasilitator dan motivator bagi muridnya untuk
mencari dan memanfaatkan sumber belajar melalui kemajuan digital. Hal ini
sekaligus sebagai inspirator untuk murid-muridnya agar lebih giat belajar dan
menemukan sumber informasi melalui teknologi yang berkembang.
1. Minat baca guru harus tinggi. Dapat dibayangkan kalau minat baca guru rendah,
apa jadinya? Pastilah pengetahuan guru akan stagnan dan terlampaui oleh
pengetahuan siswanya. Implikasi yang terjadi adalah kewibawaan guru merosot
dimata siswanya.
2. Guru harus memiliki kemampuan menulis karya ilmiah. Disamping minat baca
guru harus tinggi, guru dituntut juga memiliki kemampuan menulis karya ilmiah.
Sebab guru dalam tugasnya akan selalu memberikan macam-acam tugas kepada
siswanya. Beberapa penugasan yang diwajibkan guru kepada siswanya antara
lain adalah mereviu buku, artikel jurnal, membuat karangan pendek dan lain-
lain. Hal ini semua menuntut guru harus mahir menulis.
3. Guru harus kreatif dan inovatif mempraktekkan model-model pembelajaran.
Tuntutan pembelajaran abad 21 mengharuskan guru kreatif dan inovatif
mempraktekkan model-model pembelajaran yang dapat mengkonstruksi
pengetahuan siswanya. Kombinasi antara model pembelajaran dan penggunaan
teknologi digital akan menimbulkan kreativitas dan inovasi siswa.
4. Guru mampu bertransformasi secara kultural. Pandangan “teacher centered”
pada kultur pembelajaran sebelumnya harus dapat bertransformasi ke arah
“student centerd”. Jadikan siswa sebagai subyek belajar yang dapat berkembang
dan mengkonstruksi pengetahuannya secara maksimal.
C. Karakteristik Abad Siswa 21
mengemukakan bahwa pada dasarnya siswa di Indonesia dapat menyesuaikan
model pembelajaran apapun yang diterapkan guru di kelas. Sejalan dengan itu [5]
mengemukakan pada intinya siswa cukup kreatif sehingga tidaklah sukar untuk
menerapkan pembelajaran berbasis ICT di Indonesia.
Pada pembelajaran abad 21 siswa harus memiliki karakteristik khusus sebagai
berikut:
1. Berpikir kritis, memiliki kemauan dan kemampuan pemecahan masalah dan
komunikasi, kreatif, kolaboratif dan inovatif
2. Memiliki kemauan dan kemampuan literasi digital, media baru dan ICT
3. Berinisiatif yang fleksibel dan adaptif.

D. Faktor-faktor Timbulnya Masalah Belajar


Faktor yang Bersumber dari Diri Pribadi (Internal)
Faktor yang bersumber dari diri pribadi sendiri yaitu :
a. Faktor Psikologis
1) Intelegensi; Siswa yang mempunyai intelegensi tinggi akan lebih mudah dalam
memahami pelajaran yang diberikan guru atau lebih berhasil dibandingkan
dengan siswa-siswa yang berintelegensi rendah.
2) Bakat; Apabila bahan yang dipelajari oleh siswa tidak sesuai dengan bakatnya
maka siswa akan mengalami kesulitan dalam belajar.
3) Motivasi; Prestasi belajar siswa bisa menurun apabila siswa tersebut tidak
mempunyai motivasi dalam belajar.
b. Faktor Fisiologis
Gangguan-gangguan fisik dapat berupa gangguan pada alat-alat penglihatan
dan pendengaran yang dapat menimbulkan kesulitan belajar. Seperti gangguan visual
yang sering disertai dengan gejala pusing, mual, sakit kepala, malas, dan kehilangan
konsentrasi pada pelajaran.

2. Faktor Eksternal
Faktor yang Bersumber dari Lingkungan Sekolah :
1) Metode mengajar; Apabila guru menggunakan metode yang sama untuk semua
bidang studi dan pada setiap pertemuan akan membosankan siswa dalam belajar.
2) Hubungan guru dengan guru, guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa; Dalam
proses pendidikan, antar guru, guru dengan siswa, dan antar siswa tidak terjalin
hubungan yang baik dan harmonis untuk bekerja sama, maka siswa akan
mengalami kesulitan dalam belajar.
3) Sarana dan prasarana; Alat-alat belajar yang kurang atau tidak lengkap, buku-
buku sumber yang diperlukan sulit didapatkan, ruang kelas, ruang kelas tidak
mencukupi syarat seperti terlalu panas, pengap, dan ruang kecil yang tidak sesuai
dengan jumlah siswa.
b. Faktor Keluarga
1) Keadaan ekonomi keluarga; Apabila anak hidup dalam keluarga yang miskin dan
harus bekerja membantu mencari tambahan ekonomi keluarga akan
menimbulkan kesulitan bagi anak, mungkin akan terlambat datang, tidak dapat
membeli peralatan sekolah yang dibutuhkan, tidak dapat memusatkan perhatian
karena sudah lelah dan sebagainya.
2) Hubungan antar sesama anggota keluarga; Apabila hubungan antar keluarga tidak
harmonis, seperti orang tua sering bertengkar, orang tua otoriter, peraturan yang
ketat, dan sebagainya, maka anak tidak bisa berkonsentrasi dalam belajar.
3) Tuntutan orang tua; Tuntutan orang tua dapat menimbulkan kesulitan belajar bagi
anak apabila tuntutan itu tidak sesuai dengan kemampuan, minat, dan bakat anak.
c. Faktor Lingkungan Masyarakat
Faktor yang bersumber dari lingkungan masyarakat yang dapat
menimbulkan kesulitan belajar adalah media cetak, komik, buku-buku pornografi,
media elektronik, TV, VCD, video, play
station, dan sebagainya.
E. Faktor-faktor Timbulnya Masalah dalam Pembelajaran
Para ahli seperti Cooney, Davis & Henderson (1975) telah
mengidentifikasikan beberapa faktor penyebab masalah pembelajaran,
di antaranya:
1. Faktor Fisiologis
Faktor-faktor yang menjadi penyebab masalah belajar peserta didik ini
berkait dengan kurang berfungsinya otak, susunan syaraf ataupun bagian-bagian
tubuh lain. Para guru harus menyadari bahwa hal yang paling berperan pada
waktu belajar adalah kesiapan otak dan sistem syaraf dalam menerima,
memproses, menyimpan, ataupun memunculkan kembali informasi yang sudah
disimpan. Kalau ada bagian yang tidak sesuai pada bagian tertentu dari otak
seorang peserta didik, maka dengan sendirinya peserta didik akan mengalami
masalah belajar. Seandainya sistem syaraf
atau otak peserta didik karena sesuatu dan lain hal kurang berfungsi secara sempurna
akibatnya akan mengalami hambatan ketika belajar.
2. Faktor Sosial
Merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah jika orang tua dan
masyarakat sekeliling sedikit banyak akan berpengaruh terhadap kegiatan belajar
dan kecerdasan peserta didik sebagaimana ada yang menyatakan bahwa sekolah
adalah cerminan masyarakat dan anak adalah gambaran orang tuanya. Oleh
karena itu ada beberapa faktor penyebab masalah belajar yang berkait dengan
sikap dan keadaan keluarga serta masyarakat sekeliling yang kurang mendukung
peserta didik tersebut untuk belajar sepenuh hati. Tetangga yang mengatakan
sekolah tidak penting karena banyak sarjana menganggur, masyarakat yang
selalu minum-minuman keras dan melawan hukum, ada orang tua yang selalu
marah bila menonton TV setiap saat, ada juga yang tidak terbuka ataupun kurang
menyayangi anaknya dengan sepenuh hati dapat merupakan contoh dari beberapa
faktor sosial yang menjadi penyebab masalah belajar peserta didik.
3. Faktor Kejiwaan
Faktor-faktor yang menjadi penyebab masalah belajar peserta didik ini
berkait dengan kurang mendukungnya perasaan hati (emosi) peserta didik unutuk
belajar secara sungguh-sungguh. Sebagai contoh, ada peserta didik yang tidak
suka mata pelajaran tertentu karena ia selalu gagal mempelajari mata pelajaran
itu. Jika hal ini terjadi, peserta didik tersebut akan mengalami masalah belajar
yang sangat berat. Hal ini merupakan contoh dari faktor emosi yang
menyebabkan masalah belajar.
4. Faktor Intelektual
Faktor-faktor yang menjadi penyebab masalah belajar peserta didik ini
berkait dengan kurang sempurna atau kurang normalnya tingkat kecerdasan
peserta didik. Para guru harus meyakini bahwa setiap peserta didik mempunyai
tingkat kecerdasan berbeda. Ada peserta didik yang sangat sulit menghafal
sesuatu, ada yang sangat lamban menguasai materi tertentu, ada yang tidak
memiliki pengetahuan prasyarat dan juga ada yang sangat sulit membayangkan
dan bernalar.
5. Faktor Kependidikan
Faktor-faktor yang menjadi penyebab masalah belajar peserta didik ini
berkait dengan belum mantapnya lembaga pendidikan secara umum. Guru yang
selalu meremehkan peserta didik, guru yang tidak bisa memotivasi peserta didik
untuk belajar lebih giat, guru yang membiarkan peserta didiknya melakukan hal-
hal yang salah, guru yang tidak pernah memeriksa pekerjaan peserta didik,
sekolah yang membiarkan para peserta didik bolos tanpa ada sanksi tertentu,
adalah contoh dari faktor-faktor penyebab masalah dan pada akhirnya akan
menyebabkan ketidak berhasilan peserta didik tersebut.
F. Masalah-masalah dalam Pembelajaran
Masalah-masalah yang muncul dalam pembelajaran dapat dibedakan sebagai
berikut:
1. Dari segi guru
b. Guru mendapat kesulitan menerapkan metode pembelajaranyang tepat dan
bervariasi.
c. Kepribadian guru secara keseluruhan belum bisa diteladani peserta didik.
d. Penerapan tugas sebagai pengajar, pendidik, pelatih belum dapat berjalan
optimal.
e. Guru mendapat kesulitan dalam menentukan dan mengidentifikasi materi
esensial dan materi sulit.
f. Komitmen, kinerja, dan keikhlasan guru dalam merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran belum sesuai harapan.
g. Guru masih mengandalkan Lembaran Kegiatan Peserta didik (LKS) yang dijual
penerbit untuk pekerjaan rumah peserta didik karena kesulitan dalam
mengembangkan LKS sendiri.
h. Guru kesulitan menerapkan disiplin bagi peserta didik dalam belajar.
i. Kemampuan guru masih kurang dalam mengelola laboratorium, sehingga
kesulitan menyajikan materi sains secara praktek.
j. Guru kesulitan dalam mengembangkan media pembelajaran yang sesuai.
k. Guru kesulitan membuat alat evaluasi belajar dan mengembangkan Emosional
Spiritual Question (ESQ).
2. Dari segi orang tua
a) Kurangnya perhatian orang tua, disiplin, kepedulian, bimbingan belajar, dan
fasilitas belajar di rumah.
b) Kuatnya pengaruh televisi di rumah sedangkan orang tua tidak dapat
mencegahnya.
c) Banyaknya orang tua yang tidak mengenali bakat anaknya.
d) Tingginya harapan orang tua dibandingkan kemampuan anaknya.
3. Dari segi pemerintah
a) Kurang optimalnya perhatian pemerintah dalam pengadaan sarana, fasilitas
laboratorium, dan buku-buku perpustakaan sekolah.
b) Adanya intervensi birokrat yang terlalu jauh terhadap kebijakan pendidikan.
Misalnya pengangkatan kepala sekolah.
4. Dari segi lingkungan atau masyarakat
a) Lingkungan masyarakat kurang kondusif mendukung suasana belajar.
b) Kemajuan teknologi berpengaruh negatif terhadap konsentrasi belajar peserta
didik.
c) Pendidikan agama kurang memadai.
d) Tidak aktifnya kegiatan organisasi di masyarakat yang dapat membangun
kreativitas peserta didik.
G. Upaya Mengatasi Masalah Belajar
Untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah yang dapat muncul dalam
pembelajaran dapat dapat dilakukan berbagai upaya
sebagai berikut:
1. Dari segi guru
a) Guru harus menguasai kompetensi guru yang meliputi kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional (sesuai U No. 14 Tahun 2005) atau
kompetensi profesional, sosial dan personal (sesuai Depdikbud 1990).
b) Guru harus menguasai 10 kompetensi dasar guru yang meliputi penguasaan
bahan pelajaran beserta konsep-konsep dasar keilmuannya, pengelolaan program
belajar mengajar, pengelolaan kelas, pengelolaan dan penggunaan media dan
sumber pembelajaran, penguasaan landasan-landasan kependidikan, pengelolaan
interaksi belajar mengajar, penilaian prestasi belajar siswa, pengenalan fungsi
dan program bimbingan dan penyuluhan, pengenalan administrasi sekolah dan
pemahaman prinsip-prinsip dan melakukan penelitian serta pemanfaatan hasil
penelitian pendidikan untuk kepentingan peningkatan mutu pembelajaran.
c) Guru harus menguasai 10 keterampilan dasar guru yang meliputi keterampilan
bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan
menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas,
mengajar kelompok kecil dan perorangan, mengembangkan dan menggunakan
media serta mengembangkan ESQ.
d) Guru harus menguasai 10 prinsip dalam pembelajaran.
2. Dari segi siswa
b) Siswa harus meningkatkan minat baca dengan memotivasi diri belajar dari hal
yang dianggap mudah.
c) Siswa harus berusaha membagi waktu seefisien mungkin.
d) Selektif dalam menggunakan teknologi.
3. Dari segi kurikulum: Merevisi kurikulum yang ada agar dapat diterapkan dalam
tiga ranah pembelajaran (kognitif, afektif, psikomotor), bukan melakukan
penggantian kurikulum tersebut.
4. Dari segi manejerial: Peningkatan kinerja manejerial dari segi sarana dan
prasarana serta kualitas guru untuk perbaikan proses pembelajaran.
5. Dari segi orang tua: Orang tua perlu meningkatkan kepedulian terhadap prestasi
belajar anaknya dengan mengontrol penggunaan teknologi dan mengenali bakat
anak sehingga dapat mengarahkan untuk menekuni bidang yang tepat.
6. Dari segi pemerintah: Perlunya optimalisasi perhatian pemerintah dalam
pengadaan sarana dan prasarana dalam pengadaan sarana, fasilitas laboratorium,
dan buku-buku perpustakaan sekolah dan minimalisasi intervensi birokrat yang
terlalu jauh terhadap kebijakan pendidikan.
7. Dari segi masyarakat: Menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mendukung
suasana belajar seperti mengontrol penggunaan internet untuk pelajar,
mengaktifkan kegiatan organisasi yag dapat membangun kreativitas peserta
didik.

A. Tabel Perbandingan belajar dan pembelajaran

Nama Dahulu Sekarang


Pendidikan zaman dulu
pendidikan zaman sekarang
kebanyakan menggunakan
mengenal yang namanya
gaya mengajar yang berpusat
merdeka belajar. Gaya
pada guru atau dalam bahasa
mengajar guru zaman
Inggris dikenal dengan istilah
sekarang lebih berpusat pada
Teaching style teacher-centered. Guru menjadi
siswa atau Student-centered.
sumber utama belajar karena
Siswa diberikan kesempatan
buku-buku pada zaman dulu
seluas-luasnya untuk
merupakan barang mahal dan
bereksplorasi dan
tidak semua siswa memiliki
mengembangkan diri.
kemudahan mengaksesnya
Teacher-student Zaman dulu guru adalah sosok Guru memiliki peran yang
Interaction yang sangat dihormati sangat banyak. Tidak hanya
sekaligus ditakuti. Pernah ada sebagai pendidik, pengajar,
ungkapan “mendengar bunyi orang tua, guru juga dapat
sepatu guru saja, siswa sudah menjadi teman siswa. Saat ini
lari ketakutan.” sudah sangat banyak ditemui
siswa dapat bebas bercerita
dengan gurunya.
guru masa kini sudah sangat
akrab dengan teknologi.
Tidak hanya mengoperasikan
kapur tulis dan papan tulis komputer, guru masa kini
hitam adalah senjata utama juga sering memanfaatkan
Technology Used in guru saat mengajar. Media- berbagai aplikasi untuk
Teaching media yang digunakan juga menunjang pembelajaran.
biasanya berupa alat-alat Salah satu pemanfaatan
peraga atau benda aslinya. teknologi yang sering
digunakan oleh guru adalah
untuk membuat media
pembelajaran yang interaktif.
Guru zaman sekarang sudah
menerapkan berbagai jenis
tugas untuk mengukr
perkembangan belajar siswa.
Tak jarang guru-guru
memberikan tugas berupa
Zaman dulu sering kali siswa proyek kepada siswa. Hal ini
mendapat tugas dalam bentuk memiliki berbagai kelebihan
merangkum atau mengerjakan yaitu membuat siswa-siswa
Assignments/Tasks
soal-soal. Tak jarang pula lebih kreatif dan juga dapat
Given
siswa mendapatkan tugas melatih kemampuan siswa
menuliskan materi melalui untuk bekerja dalam tim.
dikte dari guru. Siswa sekarang juga memiliki
banyak pilihan dalam
menyelesaikan tugasnya. Ada
tugas yang dikerjakan berupa
video, infografis, proyek,
gambar, unggahan di media
sosial, dan lain sebagainya.
punishment yang diberikan
oleh guru sudah tidak
berbentuk hukuman fisik lagi.
menggunakan cara-cara yang Jika siswa mengalami
tegas untuk mendisiplinkan pelanggaran, seringkali
siswa. Misalnya lari konsekuensi yang diberikan
mengelilingi lapangan, berdiri lebih pada konsekuensi
di pojokan kelas selama jam akademis misalnya membaca
pelajaran, atau dipukul dengan buku kemudian membuat
Reward and tongkat. Hebatnya siswa resensi, diberikan peringatan
Punishment zaman dulu tidak akan berani secara lisan, atau meminta
mengadu kepada orang tua jika siswa untuk menjadi asisten
mendapat hukuman. Dan guru saat mengajar di kelas.
jarang sekali terjadi orang tua Reward yang diberikan guru
protes jika anaknya zaman sekarang juga lebih
mendapatkan hukuman di beragam, mulai dari pujian,
sekolah. memberikan bintang/poin,
atau menjadikan siswa yang
berprestasi menjadi leader di
kelasnya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perubahan masyarakat dunia kearah digitalisasi akan memaksa
pembelajaran di sekolah sekolah di Indonesia mengikuti perkembangan
teknologi tersebut. Pada abad 21 guru dan siswa
dituntut melek teknologi digital. Guru bukan satu-satunya sumber belajar, siswa
dapat di arahkan untuk menelusuri sumber belajar lainnya melalui internet dan
media pembelajaran lainnya. Model pembelajaran akan bergeser secara
signifikan kearah penerapan teknologi digital. Literacy ICT di sekolah-sekolah
di Indonesia harus ditingkatkan secara merata sehingga gap antara sekolah di
pedesaan dan perkotaan semakin sempit. Ini semua menghendaki kerja keras dan
kerja cerdas semua stageholder pendidikan di Indonesia.
Problematika pendidikan merupakan persoalan-persoalan yang di hadapi
oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia. Dunia pendidikan kita
masih menghadapi berbagai masalah internal yang cukup mendasar dan bersifat
kompleks. Kita masih menghadapi sejumlah masalah yang sifatnya berantai
sejak jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Rendahnya kualitas
pada jenjang sekolah dasar sangat penting untuk segera diatasi karena sangat
berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Astawan, I Gede. (2016). Belajar dan Pembelajaran Abad 21. Harian Bernas: Agustus
2016.

Nata, Abuddin. (2009). Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Kencana:


Jakarta

Nichols.,Jennifer, R., (2017). Four Essential Rules Of 21st Century Learning. (Online).

Syahputra, E., Surya, E., (2017). The Development of Learning Model Based on
Problem

Solving to Construct High-Order Thinking Skill on the Learning Mathematics of 11th in

SMA/MA. Journal of Education and Practice, 8(6) pp. 80-85.

Lubis, J., Panjaitan, A., Surya,E., Syahputra, E. (2017). Analysis Mathematical Problem
Solving

Skills of Student of the Grade VIII-2 Junior High School Bilah Hulu Labuhan Batu.,

International Journal of Research in Education and Learning 4(2) 131-137.

Aunurahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Penerbit. Alfabeta Slameto.

Baharuddin, Wahyuni. 2010. Teori belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz


Media.

Djamarah, Syaiful Bahri. 1999. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Dimyati. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai