Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN 1

ANALISIS MATERI BERBASIS MASALAH

Oleh :

NAMA : FIRMAN KARISMA, S.Pd


NIM : 201699517532
BIDANG STUDI PPG : PENDIDIKAN IPA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SEPTEMBER 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehairat Allah SWT yang telah melimpahkan berkat dan
rahmatnya kepada penulis dalam menyelesaikan laporan 1 Analisis Materi Berbasis
Masalah ini dengan baik. Sholawat dan salam yang tak terhingga terhadap
junjungan Nabi Muhammad SAW yang selalu memberikan teladan bagi kita semua.

Ucapan terimakasih yang tak terhingga untuk Panitia PPG LPTK


Universitas Sebelas Maret (UNS) selaku penyelenggara, Ibu Nurma Yunita
Indriyanti, M.Si,. M.Sc selaku Ketua Prodi S1 Pendidikan IPA sekaligus dosen
pengampu yang telah memberikan arahan penyusunan laporan ini, serta rekan –
rekan kelas 001 program studi Pendidikan IPA yang telah banyak memberikan
informasi dalam penyelesaian laporan ini.

Penulis menyadari pembuatan laporan ini masih jauh dari kata sempurna
karena keterbatasan ilmu dan pengalaman yang dimiliki. Untuk itu, kritik dan saran
yang membangun sangat diharapkan untuk pengembangan dan perbaikan
pembuatan laporan selanjutnya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan bisa
menjadi referensi pengembangan kemajuan ilmu di bidang Pendidikan Indonesia.

Bengkayang, September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
RINGKASAN ........................................................................................................ iii
BAB I PENDHULUAN .......................................................................................... 1
1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
2. Tujuan Kegiatan ........................................................................................... 2
3. Manfaat Kegiatan ......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4
1. Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara...................... 4
a. Asas Pendidikan Ki Hadjar Dewantara .................................................... 4
b. Dasar – dasar Pendidikan yang Menuntun ............................................... 4
2. Nilai – Nilai dan Peran Guru Penggerak ...................................................... 5
a. Nilai – Nilai Guru Penggerak ....................................................................... 5
b. Peran Guru Penggerak .............................................................................. 6
3. Visi Guru Penggerak .................................................................................... 8
4. Budaya Positif .............................................................................................. 9
BAB III PENUTUP............................................................................................... 11
1. REFLEKSI ................................................................................................. 11
2. TINDAK LANJUT .................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13
LAMPIRAN .......................................................................................................... 14

ii
RINGKASAN

Menurut Ki Hadjar Dewantara (KHD), Pengajaran (onderwijs) merupakan


bagian dari pendidikan. Pengajaran dipahami sebagai suatu proses dalam
pendidikan yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan yang
berguna bagi anak secara lahir dan batin. Sementara itu, pendidikan (opovoeding)
mengacu pada tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar
mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi – tingginya baik
sebagai individu maupun anggota masyarakat.

Guru penggerak merupakan agen perubahan dalam pendidikan sehingga


perlu memiliki nilai – nilai : (1) berpihak pada murid, (2) reflektif, (3) mandiri, (4)
kolaboratif, serta (5) inovatif. Selain nilai – nilai tersebut, Guru Penggerak memiliki
peran utama yang melibatkan : (1) menjadi pemimpin pembelajaran, (2) menjadi
coach bagi oranglain, (3) mendorong kolaborasi, (4) mewujudkan kepemimpinan
murid (student agency), dan (5) menggerakkan komunitas praktisi.

Guru Penggerak diharapkan memiliki visi yang mengarah pada perubahan,


baik perubahan yang terjadi di ruang kelas maupun lingkungan sekolah. Untuk
mencapai perubahan tersebut, Guru Penggerak perlu menerapkan pendekatan
manajemen perubahan yang disebut sebagai Inkuiri Apresiatif.

Budaya positif merupakan serangkaian kebiasaan yang memiliki nilai – nilai


positif di dalamnya. Budaya positif tidak hanya berkaitan dengan tindakan dan
perilaku positif, namun mencakup pola pikir yang positif seperti kemampuan untuk
selalu mengambil pelajaran dan pengalaman dari kejadian yang mungkin tidak
menyenangkan. Dengan menerapkan budaya positif diharapkan murid – murid
dapat berkembang menjadi pribadi yang memiliki karakter profil pelajar pancasila.

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menciptakan


lingkungan belajar yang memungkinkan siswa secara aktif mengembangkan
berbagai aspek potensi mereka, termasuk aspek spiritual, kendali diri,
kepribadian, kecerdasan, moralitas, serta keterampilan yang berguna bagi diri
mereka sendiri dan masyarakat. Oleh karena itu, semua langkah yang kita
ambil dalam bidang pendidikan harus direncanakan dengan matang dan juga
harus ditujukan dengan penuh dedikasi untuk memaksimalkan perkembangan
potensi anak – anak. Dalam upaya untuk memahami dan memenuhi kebutuhan
siswa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan serta Riset dan Teknologi
memberikan dukungan kepada guru untuk terus mengembangkan diri mereka
melalui program pendidikan guru penggerak .

Program Guru Penggerak bertujuan untuk menciptakan agen perubahan


yang dapat mengubah sistem pendidikan, dimulai dari tingkat sekolah sebagai
unit terkecil. Guru Penggerak adalah pilar perubahan dalam ekosistem
pendidikan yang bertugas mengawal pencapaian Profil Pelajar Pancasila,
membentuk individu yang cerdas, berakhlak mulia dan siap menghadapi
tantangan di abad 21. Selain itu, guru penggerak juga berperan dalam
memfasilitasi komunitas belajar diantara rekan guru disekolahnya maupun di
luar sekolah, menjadi pengajar praktik untuk rekan guru lain dalam
pengembangan pembelajaran, mendorong peningkatan kepemimpinan siswa,
memfasilitasi dialog positif dan kerja sama antar guru serta pemangku
kepentingan di dalam maupun diluar sekolah untuk meningkatkan kualitas
pendidikan.

Program Pendidikan Guru Penggerak ini merupakan manifestasi dari


tekad Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) untuk
bekerjasama dengan berbagai pihak yang memiliki kepentingan dalam rangka

1
mewujudkan pendidikan yang berkualitas bagi generasi muda Indonesia. Hal
ini diwujudkan melalui individu – individu yang aktif berperan serta dan
memiliki perhatian terhadap kemajuan serta peningkatan mutu pendidikan di
Indonesia. Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara menjadi
langkah awal untuk menjadi salah satu agen perubahan dan pemimpin
pembelajaran dalam mewujudkan transformasi pendidikan di Indonesia.

2. Tujuan Kegiatan

a. Menjadi pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid dengan


mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yaitu : beriman, bertaqwa kepada
Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia, kreatif, gotong royong,
berkebhinekaan global bernalar kritis serta mandiri.
b. Menggerakkan komunitas praktisi bagi rekan guru di sekolah maupun di
luar sekolah.
c. Menjadi pengajar praktik bagi rekan sejawat dalam pengembangan
pembelajaran di Sekolah.
d. Menumbuhkembangkan kepemimpinan murid disekolah (Student Agency)
e. Menjadi pemimpin yang memacu kesejahteraan ekosistem pendidikan di
sekolah.

3. Manfaat Kegiatan

a. Profil Pelajar Pancasila diharapkan dapat menuntun murid menjadi individu


yang cerdas dan berkarakter sehingga mampu menghadapi tantangan di
abad 21 dengan menanamkan nilai – nilai yang terkandung di dalam
Pancasila
b. Bergeraknya komunitas belajar secara berkelanjutan sebagai wadah diskusi,
kolaborasi dan simulasi agar guru – guru dapat menerapkan pembelajaran
secara aktif yang sesuai dengan potensi dan tahap perkembangan peserta
didik.
c. Mampu mengembangkan diri dalam membimbing/mentoring bagi rekan
sejawat.

2
d. Meningkatkan performa murid untuk menjadi teladan dan mampu
memberikan motivasi bagi teman – temannya.
e. Mendapatkan pengalaman belajar untuk dapat berbagi praktik baik bersama
rekan guru lainnya, dapat bertukar informasi serta diskusi untuk pemecahan
masalah yang dihadapi di sekolah.

3
BAB II

PEMBAHASAN

1. Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara

a. Asas Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Ki hadjar Dewantara mengklasifikasikan istilah Pendidikan dan


Pengajaran dalam memahami makna dan arti tujuan pendidikan. Menurut
Ki Hadjar Dewantara, pengajaran ini merujuk pada proses pendidikan yang
bertujuan memberikan pengetahuan atau keterampilan kepada anak untuk
kecakapan hidup secara lahir batin. Sementara itu, pendidikan memiliki
makna yang lebih luas, yakni memberikan bimbingan dan panduan
mencakup seluruh aspek potensi alamiah yang dimiliki anak, sehingga anak
dapat mencapai tingkat keselamatan dan kebahagiaaan yang setinggi –
tingginya bagik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Menurut Ki Hajar Dewantara (2009),” Pendidikan dan Pengajaran
merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup
manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam
arti yang seluas – luasnya”.

b. Dasar – dasar Pendidikan yang Menuntun

Maksud dan Tujuan pendidikan adalah menuntun semua potensi


yang dimiliki anak sehingga mereka dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi – tingginya, baik sebagai individu maupun
sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu, pendidik itu hanya dapat
menuntun tumbuh dan hidupnya segala kekuatan kodrat yang ada pada anak
agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya). seorang pendidik dapat
memberikan panduan kepada murid – murid agar mereka dapat menemukan
kemerdekaan dalam proses belajar sehingga dapat mengatur diri mereka
sendiri untuk hidup bermasyarakat.

4
Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara
merupakan modul pertama yang saya pelajari dalam Pendidikan Guru
Penggerak. Dalam proses belajar ini, saya mengintrospeksi diri apakah
pembelajaran yang telah saya praktikkan sejauh ini benar – benar mengarah
pada pertumbuhan dan perkembangan peserta didik? Saya menyadari
bahwa sejauh ini, pembelajaran yang saya lakukan cenderung mengikuti apa
yang saya harapkan daripada memberikan kebebasan belajar kepada murid
– murid, artinya pengajaran dan pendidikan yang saya lakukan sebelum
mempelajari modul ini masih melihat murid secara keseluruhan adalah sama
tanpa mempertimbangkan kodrat alam yang ada pada murid. Setelah
mempelajari modul ini, saya mulai memahami bahwa guru merupakan
pamong yang bertugas menuntun, mengarahkan peserta didik sesuai dengan
potensi yang ada pada diri mereka, melihat peserta didik dari sudut pandang
yang berbeda. Dalam mencapai pembelajaran yang berpusat pada murid
saya menggunaka metode – metode maupun pendekatan kontekstual,
dimana pembelajaran lebih dikaitkan dengan kehidupan nyata, memberi
keleluasaan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan kemampuan
mereka. Namun, tidak lepas dari tuntunan Guru.

2. Nilai – Nilai dan Peran Guru Penggerak


a. Nilai – Nilai Guru Penggerak

Melihat pentingnya nilai – nilai dalam tindakan sehari – hari, maka guru
penggerak diharapkan mampu mengambil peran sebagai pemimpin dan
pengelola perubahan. sebagai pemimpin perubahan, guru penggerak
diharapkan dapat berlatih dan mengadopsi pendekatan “berfikir sistem”
sebagai pendekatan holistik bagaimana baerbagai komponen dalam
ekosistem pendidikan saling berhubungan serta bekerjasama dalam
berbagai konteks yang lebih luas. Adapun nilai – nilai yang sebaiknya
dimiliki oleh seorang Guru Penggerak, yaitu : (1) berpihak pada murid, (2)
reflektif, (3) mandiri, (4) kolaboratif, serta (5) inovatif.

5
Implementasi maupun aksi nyata yang telah saya lakukan untuk
menerapkan nilai – nilai dari guru penggerak yaitu membuat pembelajaran
bermakna yang berpusat pada murid, melakukan pembelajaran secara
kolaboratif/berkelompok, agar siswa dapat lebih memahami pembelajaran
dengan berkolaborasi satu sama lain. Selain itu, pembelajaran yang
memanfaatkan lingkungan sekolah untuk mengaitkan materi dalam
kehidupan nyata sehingga pembelajaran menjadi lebih kontekstual. Berbagi
praktik baik kepada rekan sejawat terkait proses pembelajaran,
mengevaluasi terkait hasil belajar siswa serta berbagi ilmu.

b. Peran Guru Penggerak

1) Menjadi Pemimpin Pembelajaran


Pemimpin pembelajaran adalah seseorang yang secara sengaja
memberikan perhatian sepenuhnya kepada aspek – aspek pembelajaran,
termasuk kurikulum, proses mengajar, evaluasi serta penilaian yang
autentik dan efektif, pengembangan guru, dan memberdayakan
komunitas. Semua ini bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan dalam
lingkungan pendidikan di sekolah. Implementasi yang telah dilakukan
adalah mengembangkan media ajar dengan menggunakan metode dan
model yang bervariasi. Mengikuti bimtek maupun pelatihan untuk
meningkatkan kompetensi yang dapat mendukung proses mengajar di
kelas, melakukan asesmen sebagai bahan refleksi terhadap murid serta
menentukan tindak lanjut.
2) Menjadi Coach Bagi Guru Lain
Dalam menjalankan peran sebagai pembimbing bagi rekan guru
terutama peningkatan mutu pembelajaran bagi siswa di sekolah, guru
penggerak perlu memiliki kemampuan dalam mendampingi dan
mengarahkan rekan – rekan sejawat untuk mengeksplorasi proses
belajar mereka sendiri.hal ini memandakan bahwa selain memiliki
keterampilan sebagai pelatih, guru penggerak juga harus memiliki
kemampuan untuk menggerakkan diri mereka sendiri melalui refleksi

6
atas pengalaman mereka sendiri. Mereka harus mampu mengevaluasi
diri, mengajukan pertanyaan untuk menggali pemahaman tentang cara
berfikir dalam konteks belajar, mencapai tujuan dan menyelesaikan
masalah. Di abad 21, guru dituntut untuk menyesuaikan kodrat zaman
dimana segala sesuatu baik itu media belajar ataupun administrasi
sekolah dilakukan secara digital. Permasalah – permasalahan yang saya
temui saat ini adalah minimnya kemampuan guru dalam penguasaan IT
sehingga proses administrasi sekolah baik itu modul ajar hingga rapor
digital menjadi terhambat. Sebagai guru penggerak di sekolah, tindakan
yang saya lakukan adalah menjadi coach dengan memberi
pendampingan kepada guru – guru tersebut khusunya dalam
penggunaan IT. Kegiatan ini dilakukan di waktu – waktu kosong di luar
jam pelajaran.
3) Mendorong Kolaborasi
Kolaborasi mengacu pada upaya bekerjasama dengan orang lain untuk
mencapai tujuan bersama. Dalam konsep ini, bahwa setiap individu
yang terlibat memiliki kemampuan untuk saling melengkapi dan
berkontribusi secara produktif. Salah satu permasalahan yang saya
hadapi di sekolah adalah kemampuan maupun pengetahuan guru akan
kurikulum merdeka masih sangat minim sehingga guru masih banyak
kebingungan untuk menerapkan kurikulum tersebut. Dalam hal ini, saya
di usulkan untuk menjadi koordinator kurikulum merdeka di sekolah
dimana tugas saya adalah membuka ruang kolaborasi antar sesama guru,
membentuk komunitas belajar kecil dengan tujuan dapat berbagi ilmu
secara kolaboratif terkait pemahaman tentang kurikulum merdeka.
4) Mewujudkan Kepemimpinan Murid
Guru penggerak selalu berupaya untuk mempersiapkan diri mereka
sendiri sehingga mereka dapat membimbing murid – murid di sekolah
untuk menyadari bahwa sabagai pelajar, murid juga merupakan
representasi masa depan Indonesia. Dengan demikian, murid di dorong
untuk memiliki kemandirian dan aktif berpartisipasi dalam upaya

7
menuju masa depan yang lebih baik. Salah satu permasalahan yang saya
temui adalah keterbatasan murid untuk berpendapat sehingga murid
kurang percaya diri dalam mengemukakan pendapat. Dalam hal ini, saya
membuka ruang untuk murid dapat selalu berpendapat, mengajak murid
untuk bermusyawarah dalam memutuskan sesuatu misalnya pemilihan
pengurus kelas, pembentukan komite kelas serta kegiatan kegiatan lain
yang dapat menumbuhkan kepemimpinan murid atau student agency.
5) Menggerakkan Komunitas Praktisi
Guru Penggerak Perlu menumbuhkembangkan budaya pembelajaran
yang melibatkan kolaborasi atau membentuk komunitas belajar bersama
rekan guru di sekolah maupun diwilayahnya. Komunitas belajar ini
sebagai wadah atau tempat dimana para guru dapat berinteraksi satu
sama lain. Komunitas belajar ini berisi kegiatan diskusi, perencanaan
strategis, serta kolaborasi yang berkaitan dengan upaya meningkatkan
mutu pembelajaran dan menghasilkan inovasi pembelajaran sehingga
diharapkan dapat berdampak positif bagi murid. Sebagai guru
penggerak, saya berperan aktif dalam komunitas Praktisi Seperti
Komunitas Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan Kelompok
Kerja Guru (KKG) yang ada diwilayah saya. Peran saya adalah sebagai
pengurus komunitas sehingga dengan peran tersebut saya dapat
menggerakkan komunitas praktisi yang ada di wilayah saya.

3. Visi Guru Penggerak

Guru Penggerak diharapkan mempunyai visi yang bertujuan untuk


mencapai perubahan yang lebih baik dari kondisi saat ini. Visi membantu kita
melihat kondisi saat ini sebagai titik awal dan membayangkan sejauh mana kita
ingin mencapai tujuan akhir. Visi guru penggerak adalah representasi visual
tentang apa dan bagaimana murid kita dimasa depan.
Define dan Discover (Cooperrider et.al, 2008) menyebutkan langkah-
langkah yang perlu diikuti dalam menerapkan perubahan sesuai dengan visi
yang telah impikan berdasarkan tahapan BAGJA meliputi : (1) Buat Pertanyaan

8
Utama (Define), (2) Ambil Pelajaran (Discover), (3) Gali Mimpi (Dream). (4)
Jabarkan Rencana (Design), (5) Atur Eksekusi (Deliver).
Pendekatan manajemen perubahan (BAGJA) mengenai visi guru penggerak
yang saya buat adalah “ Menciptakan Siswa Mandiri, Kreatif serta memiliki
budi pekerti yang baik sesuai dengan profil pelajar pancasila” dimana murid
yang saya impikan dimasa depan adalah murid yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki sikap gotong royong dan peduli
lingkungan, mandiri serta kreatif, lingkungan sekolah yang asri.

4. Budaya Positif

Budaya positif disekolah merujuk pada nilai, keyakinan, dan rutinitas yang
mendukung perkembangan siswa sehingga mereka menjadi individu yang
mampu bernalar kritis, memiliki sikap hormat, serta bertanggung jawab sesuai
filosofi Ki Hajar Dewantara. Adapun disiplin positif meliputi :
a. Nilai Kebajikan Universal
Nilai – nilai kebajikan adalah sifat positif manusia yang merupakan tujuan
mulia yang ingin dicapai setiap individu
b. Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi
Diane Gossen dalam bukunya Restructuring School Discipline, menyatakan
ada 3 motivasi perilaku manusia yaitu menghindari ketidaknyamanan atau
hukuman, mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain, dan
menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan
nilai-nilai yang mereka percaya.
c. Keyakinan Kelas
Keyakinan kelas seharusnya merupakan prinsip – prinsip yang dapat
diterapkan dalam lingkungan kelas. Semua anggota kelas diharapkan turut
berpartisipasi dalam proses pembentukan keyakinan kelas melalui kegiatan
musyawarah serta melakukan evaluasi berkala terhadap keyakinan kelas
tersebut.
d. Kebutuhan dasar manusia
1) Kebutuhan bertahan hidup

9
2) Kebutihan akan kasih sayang dan rasa diterima
3) Kebutuhan akan penguasaan
4) Kebutuhan akan kebebasan
5) Kebutuhan akan kesenangan
e. Restitusi : Segitiga restitusi
Tahapan pada segitiga restitusi yaitu menstabilkan identitas, validasi
tindakan yang salah dan menanyakan keyakinan kelas.

Implementasi budaya positif yang saya lakukan adalah mendesiminasikan


kepada rekan guru materi terkait budaya – budaya positif yang dapat kita lakukan
di sekolah mengingat permasalahan yang saya temukan masih banyak rekan – rekan
guru yang keliru menerapkan disiplin, seperti pemberiam hukuman yang tidak
relevan ataupun hukuman fisik serta pemberian penghargaan yang berlebihan.
Desiminasi ini diikuti oleh beberapa guru serta kepala sekolah SD Negeri 09
Rangkang yang ikut mendukung penuh atas kegiatan – kegiatan yang saya lakukan
dengan harapan dapat menciptakan perubahan positif di sekolah.

10
BAB III

PENUTUP
1. REFLEKSI

Materi Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara


disebutkan perbedaan antara pendidikan dan pengajaran. KHD menganggap
pengajaran sebagai bagian dari konsep pendidikan. Pengajaran ini mencakup
proses pendidikan yang bertujuan memberikan pengetahuan dan keterampilan
yang diperlukan murid untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin.
Sedangkan pendidikan yaitu memberikan bimbingan terhadap seluruh
kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar mereka mampu mencapai keselamatan
dan kebahagiaan yang setinggi – tingginya baik sebagai individu maupun
anggota masyarakat.
Guru diharapkan menjadi penuntun maupun pemandu bagi semua aspek
potensi yang dimiliki anak. Guru perlu berperan sebagai pemimpin yang
mampu membimbing murid sesuai kodratnya. Dalam mengajarkan anak sesuai
dengan kodrat zaman, guru harus selalu adaptif serta memiliki keterampilan
yang relevan dengan pembelajaran abad 21.
Nilai – nilai dan peran guru penggerak diharapkan dapat mendorong
kemajuan pendidikan di Indonesia dengan tujuan untuk mencapai Profil Pelajar
Pancasila. Seorang guru harus memiliki visi tentang perubahan ke arah yang
lebih baik. Baik itu perubahan akan murid dimasa depan maupun perubahan –
perubahan di lingkungan sekolah.
Menerapkan budaya positif di dalam lingkungan sekolah sangatlah penting.
Dalam hal ini, melibatkan nilai – nilai kebajikan, mengetahui kebutuhan murid,
menerapkan restitusi agar tercipta lingkungan yang positif sehingga dapat
membentuk karakter siswa yang memiliki profil pelajar pancasila.

2. TINDAK LANJUT

Pembuatan Rencana Tindak Lanjut (RTL) selalu menjadi langkah yang diambil
setelah menyelesaikan setiap program, karena RTL adalah salah satu faktor

11
yang menjamin keberlangsungan dan berkelanjutan dari program tersebut.
Dengan adanya RTL, pelaksanaan program yang akan datang akan menjadi
lebih terencana. Berikut ini Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang dilaksanakan
setelah mengikuti Pendidikan Guru Penggerak :
a. Melakukan refleksi diri setelah mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami dengan baik
terkait kemampuan/kekuatan yang ada pada diri, kekuatan di lingkungan
sekitar (aset) serta kekuatan yang dapat saya tumbuhkan untuk
meningkatkan mutu pembelajaran dan pengajaran yang saya berikan di
sekolah dengan cara meminta umpan balik Kepala Sekolah, Rekan Sejawat
serta siswa.
b. Menyusun program manajemen kelas yang asik dan menyenangkan bagi
siswa selama proses pembelajaran. Kegiatan ini bertujuan untuk
meningkatkan minat serta kualitas pembelajaran yang berpusat pada murid.
c. Pembiasaan budaya positif di kelas maupun lingkungan sekolah agar dapat
menumbuhkembangkan karakter profil pelajar pancasila pada murid.
d. Mengelola program yang berdampak pada murid terutama di bidang literasi
sekolah melalui program unggulan yang telah saya buat yaitu “SAKA
SARI (Satu Kata Satu Hari)”. Melihat kurangnya minat literasi anak di
tingkat sekolah dasar.
e. Menerapkan teknik segitiga restitusi untuk menangani murid – murid yang
memiliki permasalahan di sekolah, baik dalam belajar maupun
permasalahan akan kedisiplinan.
f. Menerapkan teknik coaching kepada rekan sejawat demi memecahkan
masalah dalam pembelajaran melalui komunitas belajar di sekolah.
g. Menggerakkan komunitas praktisi dengan ikut serta dalam kepengurusan
Komunitas Belajar seperti MGMP, KKG, dan Komunitas Guru Penggerak
yang ada di wilayah saya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Aditya dharma dan Khristian Arimara. Modul 1.2 Nilai-nilai dan Peran Guru
Penggerak. 2021. Jakarta: Direktorat Jendral Guru dan Tenaga
Kependidikan.
Aditya dharma dan Ibrena Merry Sella purba. Modul 1.3 Visi Guru Penggerak.
2021. Jakarta: Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan.
Andri Nurcahyani, S.Pd, M.S.dkk. Modul 1.4 Budaya Positif. . 2021. Jakarta:
Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan.
Irawati, D., Iqbal, A. M., Hasanah, A., & Arifin, B. S. (2022). Profil pelajar
Pancasila sebagai upaya mewujudkan karakter bangsa. Edumaspul:
Jurnal Pendidikan, 6(1), 1224-1238.
Mulyasa, H. E. (2021). Menjadi guru penggerak merdeka belajar. Bumi Aksara.
Satriawan, W., Santika, I. D., & Naim, A. (2021). Guru Penggerak Dan
Transformasi Sekolah Dalam Kerangka Inkuiri Apresiatif. Al-Idarah:
Jurnal Kependidikan Islam, 11(1), 1-12.
https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak/ (diakses tanggal 23
September 2023)

13
LAMPIRAN

1. Refleksi Filosofi Pendidikan Nasioanal KHD

Pendidikan yang berpusat pada peserta didik


Merancang metode belajar yang menarik, memanfaatkan alam sekitar
sekolah

Menyebarkan pemahaman terkait filosofi KHD


Link : https://www.youtube.com/watch?v=0ESboX9yhZI

14
2. Nilai dan Peran Guru Penggerak

Infografik Nilai – nilai dan peran guru penggerak

Mempraktekkan coaching kepada rekan sejawat

15
Menggerakkan komunitas praktisi, MGMP dan KKG di Kabupaten
Bengkayang

Mendorong kolaborasi antar Guru

3. Visi guru Penggerak

Berkolaborasi dengan Rekan Guru serta Kepala Sekolah untuk


menentukan visi

16
17
Visi Guru Penggerak

4. Budaya Positif

Kegiatan Desiminasi Budaya Positif Kepada Rekan Guru di Sekolah

18
Link : https://youtu.be/xY1wrFsGscw

19

Anda mungkin juga menyukai