Oleh :
Puji dan syukur kehairat Allah SWT yang telah melimpahkan berkat dan
rahmatnya kepada penulis dalam menyelesaikan laporan 1 Analisis Materi Berbasis
Masalah ini dengan baik. Sholawat dan salam yang tak terhingga terhadap
junjungan Nabi Muhammad SAW yang selalu memberikan teladan bagi kita semua.
Penulis menyadari pembuatan laporan ini masih jauh dari kata sempurna
karena keterbatasan ilmu dan pengalaman yang dimiliki. Untuk itu, kritik dan saran
yang membangun sangat diharapkan untuk pengembangan dan perbaikan
pembuatan laporan selanjutnya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan bisa
menjadi referensi pengembangan kemajuan ilmu di bidang Pendidikan Indonesia.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
RINGKASAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1
mewujudkan pendidikan yang berkualitas bagi generasi muda Indonesia. Hal
ini diwujudkan melalui individu – individu yang aktif berperan serta dan
memiliki perhatian terhadap kemajuan serta peningkatan mutu pendidikan di
Indonesia. Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara menjadi
langkah awal untuk menjadi salah satu agen perubahan dan pemimpin
pembelajaran dalam mewujudkan transformasi pendidikan di Indonesia.
2. Tujuan Kegiatan
3. Manfaat Kegiatan
2
d. Meningkatkan performa murid untuk menjadi teladan dan mampu
memberikan motivasi bagi teman – temannya.
e. Mendapatkan pengalaman belajar untuk dapat berbagi praktik baik bersama
rekan guru lainnya, dapat bertukar informasi serta diskusi untuk pemecahan
masalah yang dihadapi di sekolah.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara
merupakan modul pertama yang saya pelajari dalam Pendidikan Guru
Penggerak. Dalam proses belajar ini, saya mengintrospeksi diri apakah
pembelajaran yang telah saya praktikkan sejauh ini benar – benar mengarah
pada pertumbuhan dan perkembangan peserta didik? Saya menyadari
bahwa sejauh ini, pembelajaran yang saya lakukan cenderung mengikuti apa
yang saya harapkan daripada memberikan kebebasan belajar kepada murid
– murid, artinya pengajaran dan pendidikan yang saya lakukan sebelum
mempelajari modul ini masih melihat murid secara keseluruhan adalah sama
tanpa mempertimbangkan kodrat alam yang ada pada murid. Setelah
mempelajari modul ini, saya mulai memahami bahwa guru merupakan
pamong yang bertugas menuntun, mengarahkan peserta didik sesuai dengan
potensi yang ada pada diri mereka, melihat peserta didik dari sudut pandang
yang berbeda. Dalam mencapai pembelajaran yang berpusat pada murid
saya menggunaka metode – metode maupun pendekatan kontekstual,
dimana pembelajaran lebih dikaitkan dengan kehidupan nyata, memberi
keleluasaan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan kemampuan
mereka. Namun, tidak lepas dari tuntunan Guru.
Melihat pentingnya nilai – nilai dalam tindakan sehari – hari, maka guru
penggerak diharapkan mampu mengambil peran sebagai pemimpin dan
pengelola perubahan. sebagai pemimpin perubahan, guru penggerak
diharapkan dapat berlatih dan mengadopsi pendekatan “berfikir sistem”
sebagai pendekatan holistik bagaimana baerbagai komponen dalam
ekosistem pendidikan saling berhubungan serta bekerjasama dalam
berbagai konteks yang lebih luas. Adapun nilai – nilai yang sebaiknya
dimiliki oleh seorang Guru Penggerak, yaitu : (1) berpihak pada murid, (2)
reflektif, (3) mandiri, (4) kolaboratif, serta (5) inovatif.
5
Implementasi maupun aksi nyata yang telah saya lakukan untuk
menerapkan nilai – nilai dari guru penggerak yaitu membuat pembelajaran
bermakna yang berpusat pada murid, melakukan pembelajaran secara
kolaboratif/berkelompok, agar siswa dapat lebih memahami pembelajaran
dengan berkolaborasi satu sama lain. Selain itu, pembelajaran yang
memanfaatkan lingkungan sekolah untuk mengaitkan materi dalam
kehidupan nyata sehingga pembelajaran menjadi lebih kontekstual. Berbagi
praktik baik kepada rekan sejawat terkait proses pembelajaran,
mengevaluasi terkait hasil belajar siswa serta berbagi ilmu.
6
atas pengalaman mereka sendiri. Mereka harus mampu mengevaluasi
diri, mengajukan pertanyaan untuk menggali pemahaman tentang cara
berfikir dalam konteks belajar, mencapai tujuan dan menyelesaikan
masalah. Di abad 21, guru dituntut untuk menyesuaikan kodrat zaman
dimana segala sesuatu baik itu media belajar ataupun administrasi
sekolah dilakukan secara digital. Permasalah – permasalahan yang saya
temui saat ini adalah minimnya kemampuan guru dalam penguasaan IT
sehingga proses administrasi sekolah baik itu modul ajar hingga rapor
digital menjadi terhambat. Sebagai guru penggerak di sekolah, tindakan
yang saya lakukan adalah menjadi coach dengan memberi
pendampingan kepada guru – guru tersebut khusunya dalam
penggunaan IT. Kegiatan ini dilakukan di waktu – waktu kosong di luar
jam pelajaran.
3) Mendorong Kolaborasi
Kolaborasi mengacu pada upaya bekerjasama dengan orang lain untuk
mencapai tujuan bersama. Dalam konsep ini, bahwa setiap individu
yang terlibat memiliki kemampuan untuk saling melengkapi dan
berkontribusi secara produktif. Salah satu permasalahan yang saya
hadapi di sekolah adalah kemampuan maupun pengetahuan guru akan
kurikulum merdeka masih sangat minim sehingga guru masih banyak
kebingungan untuk menerapkan kurikulum tersebut. Dalam hal ini, saya
di usulkan untuk menjadi koordinator kurikulum merdeka di sekolah
dimana tugas saya adalah membuka ruang kolaborasi antar sesama guru,
membentuk komunitas belajar kecil dengan tujuan dapat berbagi ilmu
secara kolaboratif terkait pemahaman tentang kurikulum merdeka.
4) Mewujudkan Kepemimpinan Murid
Guru penggerak selalu berupaya untuk mempersiapkan diri mereka
sendiri sehingga mereka dapat membimbing murid – murid di sekolah
untuk menyadari bahwa sabagai pelajar, murid juga merupakan
representasi masa depan Indonesia. Dengan demikian, murid di dorong
untuk memiliki kemandirian dan aktif berpartisipasi dalam upaya
7
menuju masa depan yang lebih baik. Salah satu permasalahan yang saya
temui adalah keterbatasan murid untuk berpendapat sehingga murid
kurang percaya diri dalam mengemukakan pendapat. Dalam hal ini, saya
membuka ruang untuk murid dapat selalu berpendapat, mengajak murid
untuk bermusyawarah dalam memutuskan sesuatu misalnya pemilihan
pengurus kelas, pembentukan komite kelas serta kegiatan kegiatan lain
yang dapat menumbuhkan kepemimpinan murid atau student agency.
5) Menggerakkan Komunitas Praktisi
Guru Penggerak Perlu menumbuhkembangkan budaya pembelajaran
yang melibatkan kolaborasi atau membentuk komunitas belajar bersama
rekan guru di sekolah maupun diwilayahnya. Komunitas belajar ini
sebagai wadah atau tempat dimana para guru dapat berinteraksi satu
sama lain. Komunitas belajar ini berisi kegiatan diskusi, perencanaan
strategis, serta kolaborasi yang berkaitan dengan upaya meningkatkan
mutu pembelajaran dan menghasilkan inovasi pembelajaran sehingga
diharapkan dapat berdampak positif bagi murid. Sebagai guru
penggerak, saya berperan aktif dalam komunitas Praktisi Seperti
Komunitas Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan Kelompok
Kerja Guru (KKG) yang ada diwilayah saya. Peran saya adalah sebagai
pengurus komunitas sehingga dengan peran tersebut saya dapat
menggerakkan komunitas praktisi yang ada di wilayah saya.
8
Utama (Define), (2) Ambil Pelajaran (Discover), (3) Gali Mimpi (Dream). (4)
Jabarkan Rencana (Design), (5) Atur Eksekusi (Deliver).
Pendekatan manajemen perubahan (BAGJA) mengenai visi guru penggerak
yang saya buat adalah “ Menciptakan Siswa Mandiri, Kreatif serta memiliki
budi pekerti yang baik sesuai dengan profil pelajar pancasila” dimana murid
yang saya impikan dimasa depan adalah murid yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki sikap gotong royong dan peduli
lingkungan, mandiri serta kreatif, lingkungan sekolah yang asri.
4. Budaya Positif
Budaya positif disekolah merujuk pada nilai, keyakinan, dan rutinitas yang
mendukung perkembangan siswa sehingga mereka menjadi individu yang
mampu bernalar kritis, memiliki sikap hormat, serta bertanggung jawab sesuai
filosofi Ki Hajar Dewantara. Adapun disiplin positif meliputi :
a. Nilai Kebajikan Universal
Nilai – nilai kebajikan adalah sifat positif manusia yang merupakan tujuan
mulia yang ingin dicapai setiap individu
b. Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi
Diane Gossen dalam bukunya Restructuring School Discipline, menyatakan
ada 3 motivasi perilaku manusia yaitu menghindari ketidaknyamanan atau
hukuman, mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain, dan
menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan
nilai-nilai yang mereka percaya.
c. Keyakinan Kelas
Keyakinan kelas seharusnya merupakan prinsip – prinsip yang dapat
diterapkan dalam lingkungan kelas. Semua anggota kelas diharapkan turut
berpartisipasi dalam proses pembentukan keyakinan kelas melalui kegiatan
musyawarah serta melakukan evaluasi berkala terhadap keyakinan kelas
tersebut.
d. Kebutuhan dasar manusia
1) Kebutuhan bertahan hidup
9
2) Kebutihan akan kasih sayang dan rasa diterima
3) Kebutuhan akan penguasaan
4) Kebutuhan akan kebebasan
5) Kebutuhan akan kesenangan
e. Restitusi : Segitiga restitusi
Tahapan pada segitiga restitusi yaitu menstabilkan identitas, validasi
tindakan yang salah dan menanyakan keyakinan kelas.
10
BAB III
PENUTUP
1. REFLEKSI
2. TINDAK LANJUT
Pembuatan Rencana Tindak Lanjut (RTL) selalu menjadi langkah yang diambil
setelah menyelesaikan setiap program, karena RTL adalah salah satu faktor
11
yang menjamin keberlangsungan dan berkelanjutan dari program tersebut.
Dengan adanya RTL, pelaksanaan program yang akan datang akan menjadi
lebih terencana. Berikut ini Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang dilaksanakan
setelah mengikuti Pendidikan Guru Penggerak :
a. Melakukan refleksi diri setelah mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami dengan baik
terkait kemampuan/kekuatan yang ada pada diri, kekuatan di lingkungan
sekitar (aset) serta kekuatan yang dapat saya tumbuhkan untuk
meningkatkan mutu pembelajaran dan pengajaran yang saya berikan di
sekolah dengan cara meminta umpan balik Kepala Sekolah, Rekan Sejawat
serta siswa.
b. Menyusun program manajemen kelas yang asik dan menyenangkan bagi
siswa selama proses pembelajaran. Kegiatan ini bertujuan untuk
meningkatkan minat serta kualitas pembelajaran yang berpusat pada murid.
c. Pembiasaan budaya positif di kelas maupun lingkungan sekolah agar dapat
menumbuhkembangkan karakter profil pelajar pancasila pada murid.
d. Mengelola program yang berdampak pada murid terutama di bidang literasi
sekolah melalui program unggulan yang telah saya buat yaitu “SAKA
SARI (Satu Kata Satu Hari)”. Melihat kurangnya minat literasi anak di
tingkat sekolah dasar.
e. Menerapkan teknik segitiga restitusi untuk menangani murid – murid yang
memiliki permasalahan di sekolah, baik dalam belajar maupun
permasalahan akan kedisiplinan.
f. Menerapkan teknik coaching kepada rekan sejawat demi memecahkan
masalah dalam pembelajaran melalui komunitas belajar di sekolah.
g. Menggerakkan komunitas praktisi dengan ikut serta dalam kepengurusan
Komunitas Belajar seperti MGMP, KKG, dan Komunitas Guru Penggerak
yang ada di wilayah saya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Aditya dharma dan Khristian Arimara. Modul 1.2 Nilai-nilai dan Peran Guru
Penggerak. 2021. Jakarta: Direktorat Jendral Guru dan Tenaga
Kependidikan.
Aditya dharma dan Ibrena Merry Sella purba. Modul 1.3 Visi Guru Penggerak.
2021. Jakarta: Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan.
Andri Nurcahyani, S.Pd, M.S.dkk. Modul 1.4 Budaya Positif. . 2021. Jakarta:
Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan.
Irawati, D., Iqbal, A. M., Hasanah, A., & Arifin, B. S. (2022). Profil pelajar
Pancasila sebagai upaya mewujudkan karakter bangsa. Edumaspul:
Jurnal Pendidikan, 6(1), 1224-1238.
Mulyasa, H. E. (2021). Menjadi guru penggerak merdeka belajar. Bumi Aksara.
Satriawan, W., Santika, I. D., & Naim, A. (2021). Guru Penggerak Dan
Transformasi Sekolah Dalam Kerangka Inkuiri Apresiatif. Al-Idarah:
Jurnal Kependidikan Islam, 11(1), 1-12.
https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak/ (diakses tanggal 23
September 2023)
13
LAMPIRAN
14
2. Nilai dan Peran Guru Penggerak
15
Menggerakkan komunitas praktisi, MGMP dan KKG di Kabupaten
Bengkayang
16
17
Visi Guru Penggerak
4. Budaya Positif
18
Link : https://youtu.be/xY1wrFsGscw
19