Anda di halaman 1dari 28

PENGEMBANGAN DIRI SISWA SDN 1 SAMBONG

MELALUI EKSTRAKURIKULER DAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH (GLN)

Disusun
Oleh:
Kadam Budianto, S.Pd.
Miranti Rizki Utami, S.Pd.
Nuri Widhia Asmawati, S.Pd.

SDN 1 SAMBONG
KORWIL BIDIK KECAMATAN SAMBONG
KABUPATEN BLORA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga
terselesainya karya tulis ini.
Karya tulis ini merupakan salah satu tugas dari Tim Penjamin Mutu Sekolah sebagai
sekolah imbas kegiatan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) yang dilaksanakan di SDN 1
Ledok. Sebagai dasar pembuatan tugas ini adalah surat perintah tugas dari Kepala Sekolah
dalam rangka penjaminan mutu pendidikan di tingkat sekolah dasar maka dibentuk Tim
Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah (TPMPS) Tahun Pelajaran 2019/2020 Nomor :
800/166/2019.
Karya tulis ini berisi tentang Pengembangan Diri Siswa SDN 1 Sambong Melalui
Ekstrakurikuler Dan Gerakan Literasi Sekolah (GLN). Dan karya tulis ini bertujuan untuk
memenuhi tugas sebagai sekolah imbas dari sekolah model, yaitu Karya tulis yang berisikan
pengalaman nyata suatu sekolah dalam mencapai suatu keberhasilan (best practices) di
sekolah masing-masing.
Dengan menyelesaikan karya tulis ini kami mengharapkan banyak manfaat yang
dapat dipetik dan diambil dari karya tulis ini. Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat
dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi para pembaca pada
umumnya dan dunia pendidikan pada khususnya, serta dapat diterima sebagai kelengkapan
dalam memenuhi tugas sebagai sekolah imbas.

Sambong, 4 Oktober 2019


Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i


KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Permasalahan ..................................................................................... 4
C. Tujuan dan Indikator Keberhasilan.................................................... 4
D. Strategi Pemecahan Masalah ............................................................ 4

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR ............. 6


BAB III. PEMBAHASAN
A. Alasan pemilihan strategi pemecahan masalah ............................... 12
B. Hasil atau dampak yang dicapai dari strategi yang dipilih .............. 13
C. Kendala – kendala yang dihadapi dalam melaksanakan strategi...... 14
D. Faktor-faktor pendukung ................................................................. 15
E. Alternatif Pengembangan ................................................................ 15
BAB IV. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI OPERASIONAL
A. Kesimpulan ...................................................................................... 16
B. Rekomendasi Operasional untuk Implentasi temuan ...................... 16

DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 18

Lampiran - lampiran.......................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang dikembangkan dari Kurikulum
tahun 2006 yang disusun mengacu pada Tujuan Pendidikan Nasional dan berdasarkan
evaluasi kurikulum sebelumnya yang bertujuan untuk menjawab tantangan yang dihadapi
bangsa Indonesia di masa depan. Pengembangan Kurikulum 2013 terletak pada
keseimbangan pengetahuan, sikap, keterampilan dengan menggunakan pendekatan
Saintifik dalam Pembelajaran dan model pembelajaran (Penemuan, Berbasis Proyek dan
Berbasis Masalah) yang memicu peserta didik berfikir kritis, kreatif dan inovatif serta
penilaian otentik.
Pengembangan kurikulum ini merupakan upaya pemerintah untuk mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang di era
globalisasi ini. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar bangsa Indonesia tidak tertinggal dan
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Penerapan kurikulum 2013 yang dimulai sejak
tahun 2013 dan semakin disempurnakan dari tahun ke tahun sehingga mengalami banyak
perubahan dan peningkatan yang menuntut siswa lebih kreatif, inovatif, mandiri, peka
terhadap sekitar serta kritis dalam menghadapi kemajuan IPTEK.
Dalam pembelajaran kurikulum 2013 memuat pendidikan karakter dan
pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik untuk memenuhi kebutuhan
peserta didik dan masyarakat di abad 21 ini. Dan kurikulum 2013 ini lebih berorientasi
kepada pengembangan kompetensi dan potensi peserta didik.
Pembelajaran Kurikulum 2013 menggunakan metode pembelajaran yang aktif
berdasarkan nilai budaya bangsa untuk membentuk daya saing karakter bangsa. Metode
pembelajaran dalam kurikulum 2013 lebih berpusat kepada peserta didik (active
learning), dan populer disebut dengan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). Dalam
pembelajaran kurikulum 2013 peserta didik diberi kesempatan untuk aktif terlibat secara
fisik, mental, intelektual, dan emosional serta diarahkan pada perkembangan ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Pembentukan karakter berbudi pekertiluhur dan berakhlak mulia,
sebagaimana tujuan ideal diamanatkan Undang-Undang Sisdiknas. Tujuan yang menjadi
kewajiban dari setiap guru mata pelajaran untuk melakukan implementasi
pembelajaranyang mengembangkan karakter peserta didik. Sangat disayangkan ketika
persoalan pengembangan karakter dan akhlak mulia peserta didik hanya ditudingkan
kepada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaan (PKn) dan mata pelajaran Pendidikan
Agama. Jika bertolak dari Undang-Undang Sisdiknas, maka menjadi kewajiban setiap
mata pelajaran untuk mengimplementasikannya.
Kearifan lokal merupakan salah satu sumber daya untuk membangun karakter
peserta didik, baik dalam etika, estetika, maupun dalam hubungan sosial antar sesama
manusia atau dengan lingkungannya. Hampir di setiap daerah ada kearifan yang perlu
diaktualkan sehingga kemajuan dalam persaingan global tetap memiliki ciri lokalitas yang
menjadi identitas kebangsaan. Guru kerap kali lupa bahwa membangun pengetahuan
peserta didik secara konstruktif akan lebih bermakna sebab hal yang diperoleh dibangun
dan dihubungkan dengan pengalaman nyata yang pernah di alami atau nyata di tengah
kehidupannya.
Tidak sedikit pula persoalan-persoalan lokal yang menjadi sumber inspirasi
dalam pengembangan pengetahuan. Sejarah masa lampau telah membuktikan bahwa
pengetahuan dalam bidang pengobatan yang dilakukan oleh nenek moyang kita telah
dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah. Maka tak ada salahnya jika pengobatan
herbaltradisional tersebut dijadikan sebagai salah satu sumber pengathuan dalam bidang
kesehatan, misalnya. Menjadikan pengetahuan (kearifan) lokal sebagai sumber belajar
bukan bermaksud kita kembali hidupke jaman dahulu, tetapi menjadikan pengathuan
masa lampau tersbeut sebagai wawasan (pijakan) untuk diaktulisasikan pada saat ini dan
dikembangkan untuk menghadapi tantangan masa depan.
Maka, tidak ada alasan bagi guru untuk mengimplementasikan dalam setiap
mata pelajaran. Implementasi tersebut akan selalu berkait dengan perilaku guru sebagai
pelaksana pembelajaran, artinya untuk menumbuhkan karakter kepada peserta didik harus
diawali dari karakter guru yang baik sehingga dapat meberikan tularan yang baik terhadap
siswa. Persoalan pengembangan karakter adalah persoalan perilaku bukan persoalan
teoritis yang bisa dituliskan bagus di lembaran kertas namun tercabik-cabik saat
diimplementasikan dalam realitas kehidupan.
Sangat disayangkan ketika upaya-upaya pengembangan karakter peserta didik
didengungkan di berbagai kesempatan di saat yang sama masih ada guru-guru yang
berbuat cela dengan melakukan kekerasan fisik bahkan kekeasan seksul terhadap murid
yang seharusnya diayomi dan dibimbingnya.
Sudah saatnya guru bersiap untuk melakukan perubahan, baik perubahan
kurikulum yang akan menjadi haluannya pada saat melakukan pembelajaran mau pun
perubahan personal dan profesional sehingga bisa bertindak profesional dan memberikan
manfaat bagi kemajuan pendidikan dan kemajuan bangsa. Perubahan yang mampu
menyiapkan peserta didik untuk berani menghadapi tantangan hidup sesuai dengan zaman
yang akan dihadapinya di waktu yang akan datang.
Perubahan kurikulum memberikan banyak harapan akan perbaikan kualitas
pendidikan di Indonesia, meski pada kenyataannya ide bagus dan tujuan mulia tersebut
kerap tersungkur di lapangan. Implementasi kurikulum akan berhubungan langsung
dengan guru-guru yang berhadapan langsung dengan peserta didik. Apabila guru sebagai
ujung tombak tidak memiliki kecakapan-kecakapan profesional sebagaimana yang
dipersyaratkan maka tidak tertutup kemungkinan strategi dan pendekatan Cara Belajar
Siswa Aktif (CBSA) akan kembali terjeremus kepada plesetan Catat Buku Sampai Abis.
Kenapa demikian? Semua berkenaan dengan kemampuan dan kemauan guru untuk
mengembangkan diri baik dari sisi penguasaan materi sebagai syarat profesionalisme mau
pun penguasaan paedagogik. Bukan hal yang mudah, ketika guru-guru yang ada di
sekolah hanya menjadi sebagai pentransfer ilmu dan menganggap dirinya selalu lebih
tahu daripada peserta didik. Guru belum bisa bertindak sebagai fasilitator peserta didik
untuk mengembangkan diri.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas SDN 1 Sambong Kecamatan Sambong
terdapat masalah mengenai pengembangan diri peserta didik yang belum maksimal.
Sekolah masih belum mewadai potensi siswa yang dapat berkembang mengikuti
pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 yang mengedepankan kecakapan abad
21 (Penguatan Pendidikan Karakter dan Literasi). Banyak potensi diri siswa yang belum
tergali dan dikembangkan.

C. Tujuan dan Indikator Keberhasilan


Berdasarkan permasalahan yang ada di SDN 1 Sambong Kecamatan Sambong,
maka terdapat beberapa tujuan dan indikator keberhasilan yang akan dicapai diantaranya:
Mengembangkan potensi diri peserta didik melalui ekstrakurikuler dan Gerakan Literasi
Sekolah (GLN). Selain itu, peserta didik akan lebih siap menghadapi abad 21 dengan
kecakapan abad 21.

D. Strategi Pemecahan Masalah


Berdasarkan tujuan dan Indikator keberhasilan permasalahan yang ada di SDN
1 Sambong Kecamatan Sambong, pihak sekolah mengambil strategi dan langkah–
langkah yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut yaitu dengan mengembangkan
potensi diri peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler dan Gerakan Literasi Sekolah
(GLN).
Langkah-langkah yang dilakukan pihak sekolah untuk memecahkan masalah
tersebut diatas sebagai berikut:
1. Mengaktifkan kembali ekstrakurikuler Pramuka di SDN 1 Sambong yang
dilaksanakan setiap hari Jumat.
2. Mengaktifkan kembali ekstrakurikuler karawitan setiap hari Minggu, Senin, dan
Selasa.
3. Mengaktifkan kembali kegiatan BTQ setiap hari Rabu dan Jumat.
4. Mengadakan Market day satu bulan sekali.
5. Mengintegrasikan kecakapan abad 21 (Penguatan Pendidikan Karakter dan Literasi)
secara maksimal dalam pembelajaran.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

Dengan adanya UU RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Tujuan Pendidikan


Nasional , dengan demikian keberhasilan pendidikan tidak hanya dilihat dari hasil Ujian
Sekolah saja, namun perlu diperhitungkan masalah tingkah laku, ahlak mulia dan karakter
tiap – tiap peserta didik. Secara umum pada kajian teori ini akan dibahas tentang Sarpras,
Kedisiplinan, Religius Pendidikan Karakter Bangsa. Selain itu, berdasarkan Permendikbud
No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah  yang memuat
tentang  Tingkat Kompetensi dan Kompetensi Inti sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Kompetensi Inti meliputi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan ketrampilan.
Ruang lingkup materi yang spesifik untuk setiap mata pelajaran dirumuskan berdasarkan
Tingkat Kompetensi dan Kompetensi Inti untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada
jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

A. Pengembangan Diri
Pengembangan diri merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik dalam
hal ini siswa atau murid dalam mengembangkan diri dan mengekspresikan diri sesuai
bakat dan minat. Pengembangan ini disesusaikan dengan kebutuhan dan kondisi sekolah.
Kegiatan pengembangan diri ini merupakan kegiatan di luar pelajaran. Sebagai bagian
integral dari kurikulum sekolah atau madrasah. Tujuan khususnya adalah
mengembangkan bakat, minat, kreativitas, kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan,
kemandirian, kemampuan kehidupan keagamaan, kemampuan sodial, kemampuan
belajar, wawasan dan perencanaan karier juga kemampuan pemecahan masalah.
Selain itu, pengembangan diri merupakan kegiatan yang bertujuan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik
sesuai. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru,
atau tenaga profesional lain. Pengembangan diri juga diarahkan untuk pengembangan
karakter peserta didik yang ditujukan untuk mengatasi persoalan dirinya, persoalan
masyarakat di lingkungan sekitarnya, dan persoalan kebangsaan. Satuan pendidikan bisa
menyediakan beberapa wadah pengembangan diri seperti kegiatan ekstrakurikuler,
bimbingan konseling, program program kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) yang
diujudkan dalam bentuk kegiatan.

B. Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler adalah kegiatan non-pelajaran formal yang dilakukan peserta
didik sekolah atau universitas, umumnya di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan-
kegiatan ini ada pada setiap jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai universitas.
Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat,
dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik. Kegiatan ini diadakan
secara swadaya dari pihak sekolah maupun siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan
di luar jam pelajaran sekolah. https://id.wikipedia.org/wiki/Ekstrakurikuler. Kegiatan dari
ekstrakurikuler ini berupa kegiatan seni, olahraga, pengembangan kepribadian, dan
kegiatan lain yang bertujuan positif untuk kemajuan dari siswa-siswi itu sendiri.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
060/U/1993 dan Nomor 080/U/1993, Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang
diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan sekolah, dan dirancang secara khusus agar sesuai dengan
faktor minat dan bakat siswa.
Sedangkan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia No. 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan, Kegiatan ekstrakurikuler
adalah salah satu jalur pembinaan kesiswaan. Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan
dilaksanakan oleh siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah, bertujuan agar siswa
dapat memperkaya dan memperluas diri.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
Ekstrakurikuler merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan diluar jam pelajaran agar
siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang
di luar bidang akademik sehingga peserta didik dapat memperkaya dan memperluas diri.
Secara umum, fungsi kegiatan ekstrakurikuler yaitu untuk mengembangkan
kemampuan potensi dan rasa tanggung jawab memberikan kesempatan pada siswa untuk
memperluas pengalaman sosial dalam kesiapan karier siswa melalui pengembangan
kapasitas. Sedangkan menurut Aqip dan Sujak (2011:68), terdapat 4 (empat) fungsi
kegiatan ekstrakurikuler. Diantaranya yaitu: fungsi pengembangan dimana kegiatan
ekstrakurikuler berfungsi untuk mendukung perkembangan personal peserta didik melalui
perluasan minat, pengembangan potensi dan pembentukan karakter dan pelatihan
kepemimpinan., fungsi sosial dimana kegiatan ektrakurikuler berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab memberikan kesempatan pada
peserta didik untuk memperluas pengalaman sosial, praktik keterampilan sosial dan
internalisasi nilai moral dan nilai moral. Kemudian fungsi Rekreatif dimana kegiatan
eksrakurikuler dilakukan dalam suasana rileks, menggembirakan dan menyenangkan
sehingga menunjang proses perkembangan peserta didik. Kegiatan ektrakurikuler harus
bisa menjadikan kehidupan atau atmosfer sekolah lebih menantang dan lebih menarik
bagi peserta didik. Dan yang berikutnya adalah fungsi persiapan karir dimana kegiatan
ekstrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik melalui
pengembangan kapasitas.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.
39 Tahun 2008 tentang pembinaan kesiswaan, tujuan kegiatan ekstrakurikuler diantaranya
yaitu:
1. Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat,
dan kreativitas.
2. Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai
lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dari pengaruh negatif dan
bertentangan dengan tujuan pendidikan.
3. Mengaktualisasi potensi siswa dalam pencapaian potensi unggulan sesuai bakat dan
minat.
4. Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia,
demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan
masyarakat mandiri (civil society).
Menurut Permendikbud No. 81A Tahun 2013, ada beberapa jenis kegiatan
ekstrakurikuler, yaitu:
1. Krida. Seperti Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa, Palang Merah
Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) dan lainnya.
2. Karya ilmiah. Seperti Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), Kegiatan Penguasaan Keilmuan
dan kemampuan akademik, penelitian dan sebagainya.
3. Latihan/olah bakat/prestasi. Seperti Pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya,
cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan, dan lainnya.

C. Gerakan Literasi Nasional (GLN)


Gerakan Literasi Nasional merupakan upaya untuk memperkuat sinergi
antarunit utama pelaku gerakan literasi dengan menghimpun semua potensi dan
memperluas keterlibatan publik dalam menumbuhkembangkan dan membudayakan
literasi di Indonesia. Selain itu, Gerakan Literasi Nasional (GLN) merupakan salah satu
upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup, daya saing, pengembangan
karakter bangsa, serta melihat perkembangan keterampilan dan kompetensi yang
dibutuhkan pada abad ke-21. Oleh karena itu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
menyelenggarakan berbagai kegiatan literasi untuk meningkatkan indeks literasi nasional
melalui Gerakan Literasi Nasional (GLN).
GLN harus dilaksanakan secara masif, baik di dalam lingkungan keluarga,
sekolah, maupun masyarakat. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan budaya
literasi pada ekosistem pendidikan mulai dari keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam
rangka pembelajaran sepanjang hayat sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup.
Dalan Gerakan Literasi Nasional (GLN) terdapat 6 literasi dasar yang harus dikuasai
diantaranya Literasi Baca dan Tulis, Literasi Numerasi, Literasi Sains, Literasi Digital,
Literasi Finansial, Literasi Budaya dan Kewargaan yang mencakup 3 (tiga) ranah, yaitu
Gerakan Literasi Sekolah, Keluarga, dan masyarakat
Gerakan literasi dilaksanakan dengan mengacu pada prinsip-prinsip sebagai
berikut.
1. Berkesinambungan artinya literasi harus dilaksanakan secara terus-menerus dan
berkesinambungan, tidak bergantung pada pergantian pemerintahan.
2. Terintegrasi artinya pelaksanaan literasi harus terintegrasi dengan program yang
dilaksanakan oleh Kemendikbud dan kementerian dan/atau lembaga lain, termasuk
nonpemerintah. 
3. Melibatkan Semua Pemangku Kepentingan artinya literasi harus memberikan
kesempatan dan peluang untuk keterlibatan semua pemangku kepentingan, baik
secara individual maupun kelembagaan.

D. Kerangka Berfikir Pengembangan diri


Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan sistematis dalam pengembangan
potensi peserta didik. Dan Penguatan Pendidikan Karakter merupakan salah satu upaya
peerintah untuk mendorong agar pendidikan nasional kembali memperhatikan olah hati
(etik dan spiritual) olah rasa (estetik), dan juga olahraga (kinestetik). Keempat dimensi
pendidikan ini hendaknya dapat dilakukan secara utuh-menyeluruh dan serentak.
Integrasi PPK dalam pembelajaran dapat dilaksanakan secara intrakurikuler,
ekstrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler di sekolah. Hal ini dapat dilaksanakan
dengan berbasis pada pengembangan budaya sekolah maupun melalui kolaborasi dengan
komunitas-komunitas di luar lingkungan pendidikan.
Sebagai bangsa yang besar, Indonesia harus mampu mengembangkan budaya
karakter dan literasi sebagai prasyarat kecakapan hidup abad ke-21 melalui pendidikan
yang terintegrasi, mulai dari keluarga, sekolah, sampai dengan masyarakat. Penguasaan
enam literasi dasar yang disepakati oleh World Economic Forum pada tahun 2015
menjadi sangat penting tidak hanya bagi peserta didik, tetapi juga bagi orang tua dan
seluruh warga masyarakat. Enam literasi dasar tersebut mencakup literasi baca tulis,
literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya dan
kewargaan. Pintu masuk untuk mengembangkan budaya literasi bangsa adalah melalui
penyediaan bahan bacaan dan peningkatan minat baca anak. Sebagai bagian penting dari
penumbuhan budi pekerti, minat baca anak perlu dipupuk sejak usia dini mulai dari
lingkungan keluarga. Minat baca yang tinggi, didukung dengan ketersediaan bahan
bacaan yang bermutu dan terjangkau, akan mendorong pembiasaan membaca dan
menulis, baik di sekolah maupun di masyarakat. Dengan kemampuan membaca ini pula
literasi dasar berikutnya (numerasi, sains, digital, finansial, serta budaya dan kewargaan)
dapat ditumbuhkembangkan.
Melaksanakan Kegiatan
Peserta didik belum
Ekstrakurikuler dan Gerakan
Kondisi Awal mengembangkan potensi diri
Literasi Nasional (GLN)
secara maksimal

Berkarakter

Elaksanakan Kegiatan
ekstrakurikuler Pramuka,
Tindakan
Karawitan, BTQ dan Olahraga
serta mengintegrasikan kegiatan
GLN dalam pembelajaran

Memiliki kecakapan
abad 21

Ekstrakurikuler Pramuka,
Karawitan, BTQ, Olahraga,
Peserta didik menjadi berkarakter, Marketday, Pengintegrasian
Kondisi Akhir kreatif, mandiri, dan mampu pembelajaran yang HOTS
mengembangkan potensi dan bakat berbasic Kecakapan Abad 21

Gambar 1. Kerangka Berpikir


BAB III
PEMBAHASAN

A. Alasan pemilihan Strategi Pemecahan Masalah


1. Kegiatan Ekstrakurikuler dan Gerakan Literasi Nasional (GLN)
Keunggulan Ekstrakurikuler dan Gerakan Literasi Nasional (GLN), antara lain :
a. Melalui Ekstrakurikuler dan Gerakan Literasi Sekolah, sekolah mampu menggali
porensi diri peserta didik dalam pembelajaran maupun diluar jam pelajaran. Hal
ini merupakan wadah bagi sekolah untuk peserta didik mengembangkan bakat dan
potensi diri sehingga mereka mempunyai kecakapan abad 21.
b. Mengurangi kenakalan peserta didik dengan memberikan wadah untuk
mengekpresikan dirinya yaitu ekstrakurikuler serta dengan pembiasaan Gerakan
Literasi dan penguatan pendidikan karakter untuk menyiapkan diri peserta didik
menghadapi abad 21.
c. Partisipatif, yakni meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan karakter melalui pengambilan keputusan bersama.
d. Langkah–langkah yang dapat diterapkan sebagai berikut :
1) Penentuan visi, misi dan tujuan sekolah
2) Pengembangan profil sekolah, yang mencerminkan kondisi internal dan
kemampuan sekolah.
3) Analisis lingkungan eksternal, dengan maksud untuk mengidentifikasikan
cara-cara dalam hal perubahan-perubahan linkungan, sosial/budaya dapat
secara langsung mempengaruhi tingkah laku.
4) Analisis internal sekolah, kekuatan dan kelemahan, dalam hal ini dapat
dimungkinkan bahwa setiap rencana yang dibuat dapat dilaksanakan dengan
berhasil dan mendapat hasil yang sebaik mungkin.
2. Pengembangan diri
Secara umum pengertian Pengembangan diri adalah kegiatan yang
bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik
sesuai. Pengenbangan diri siswa ini juga diiringi dengan Penguatan Pendidikan
Karakter yang merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana serta
proses pemberdayaan potensi serta pembudayaan peserta didik membangun karakter
pribadi dan atau dan kelompok yang tidak baik sebagai warga Negara.

B. Hasil atau Dampak yang dicapai dari Stategi yang dipilih


Pengembangan Potensi melaui Kegiatan Ekkstrakurikuler dan Gerakan
Literasi Nasional (GLN) di sekolah merupakan tindakan yang tepat untuk menggali
potensi diri peserta didik sehingga peserta didik mampu mengembangkan bakat dan
minatnya. Dengan Kegiatan tersebut peserta didik mampu berfikir kreatif, kritis dan
inovatif sehingga peserta didik memiliki kecakapan abad 21. Pelaksanaan kegiatan ini
juga merupakan salah satu program pemerintah untuk mengembangkan peserta didik
yang terampil dan kreatif serta inovatif.
Dengan mernerapkan kegiatan tersebut sekolah dapat membentuk siswa yang
terampil dan kreatif serta inovatif dan berkarakter. Berdasarkan hal tersebut sekolah
mempunyai tanggung jawab yang besar dalam proses dan pengelolaan pendidikan dan
pembelajaran di sekolah. Untuk terlaksananya kegiatan tersebut sekolah merencanakan,
mengorganisasikan, mengawasi, mempertanggung jawabkan, memimpin sumber daya
sekolah, kurikulum dan tata pelayanan pendidikan dengan kondisi sekolah masing-
masing. Yang berlandaskan peraturan pemerintah yang berlaku dan berasaskan pancasil.
SDN 1 Sambong telah menerapkan kegiatan ekstrakurikuler diantaranya
pramuka yang merupakan ekstra wajib di sekolah, ekstrakurikuler seni yaitu karawitan,
BTQ, dan olahraga. Dan mengintegrasikan kegiatan Gerakan Literasi Nasional (GLN)
dalam pembelajaran sehari-hari.
Untuk menunjang kegiatan tersebut ada bantuan dari beberapa pihak
diantaranya Komite dan Lingkungan sekolah. Komite memberi bantuan berupa tenaga
dan berusaha membantu dalam penggalangan dana untuk pembelian LCD sebagai sarana
pelaksanaan Literasi Digital. Bantuan tersebut kita manfaatkan dengan baik. Selain itu,
warga lingkungan sekitar sekolah juga ikut membantu kelancaran kegiatan sekolah.
Sehingga kegiatan tersebut mampu dilaksanakan dengan lancar dan mudah. Harapan
sekolah kami melalui kegiatan ini peserta didik mampu menghadapi abad 21 ini dengan
mudah dan menjadi peserta didik yang berkarakter baik sebagai bekal dalam kehidupan
sehari – hari.
Kegiatan yang dilaksanakan di SDN 1 Sambong mendapatkan respon yang
positif dari lingkungan masyarakat dan orangtua. Sebagai bukti keberhasilan kegiatan ini,
pada beberapa event yang lalu SDN 1 Sambong mampu meraih beberapa juara pada
Lomba MAPSI tingkat kecamatan dan lomba kepramukaan tingkat kecamatan. Hal
tersebut di atas dapat dicapai karena adanya keguatan ekstrakurikuler dan pengintegrasian
GLN dalam Pembelajaran sehingga peserta didik dpat mengembangkan potensi diri yang
ada pada dirinya untuk menjadi manusia berkarakter yang terampil, kreatif dan inovatif.
Dengan demikian tujuan bangsa dan Negara untuk meningkatan mutu pendidikan pada
umumnya dapat tercapai.

C. Kendala – Kendala yang dihadapi dalam melaksanakan strategi yang dipilih


Belum ada cara yang dapat digunakan sebagai tolok ukur yang pasti untuk
menjamin keberhasilan pengembangan diri peserta didik pada semua tempat dan kondisi
tertentu ini menjadi kendala bagi sekolah untuk mengukur tingkat keberhasilan yang
pasti. Kegiatan ini berbeda antara sekolah yang satu dengan sekolah yang lainnya dan
antara daerah satu dengan daerah lainnya. Namun demikian, kegiatan ini akan berhasil
bila diterapkan dan dilaksanakan pada sekolah sendiri.
Keterlibatan masyarakat (orang tua murid, anggota komite sekolah, tokoh
masyarakat dsb) hanya dalam bentuk dukungan dana atau material. Dukungan tersebut
tidak diiringi dengan contoh atau perhatian dari keluarga dan masyarakat di lingkungan
peserta didik. Selain itu, kondisi masyarakat yang heterogen pada tingkat ekonomi, sosial
dan latar belakang pendidikan yang tidak sama membuat pelaksanaan kegiatan ini belum
berjalan maksimal.
D. Faktor- Faktor Pendukung
Peranan keterlibatan orang tua juga tidak boleh dilupakan, seperti kerjasama
dengan sekolah dalam pemberian dorongan dan pemberian sumbangan dalam bentuk
material dan spiritual, penambahan sarana prasarana sekolah dan lain lain.
Masyarakat secara umum perlu diberdayakan secara optimal untuk
memberikan dukungan ke sekolah. Menurut Kepmen Diknas No. 044/U/2002,
pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan,dan efisiensi
pengelolaan pendidikan di sekolah diwadahi oleh komite Sekolah yang sifatnya mandiri
dan tidak mempunyai hubungan yang hierarki dengan lembaga pemerintahan.
Selanjutnya, peran komite sekolah yang dalam hal ini merupakan refleksi dari pemangku
kepentingan pendidikan kepentingan (orang tua, masyarakat, pengguna lulusan, guru
kepala sekolah dan penyelenggara pendidikan) terlibat baik secara langsung maupun tidak
langsung di dalam pengelolaan pendidikan di sekolah . Artinya dengan penerapan
kedisiplinan dan religius tujuan pendidikan yang diharapkan oleh pemangku kepentingan
dapat dipenuhi. Warga sekolah ( kepala sekolah, guru, karyawan, dan siswa) juga menjadi
faktor penentu keberhasilan dalam sekolah.

E. Alternatif Pengembangan
Pembentukan dan pengembangan potensi peserta didik untuk berpola pikir
secara baik, berhati baik dan berperilaku baik, terampil, kreatif dan inovatif. Perbaikan dan
Penguatan yaitu memperbaharui dan menguatkan peran satuan pendidikan, masyarakat dan
pemerintah dalam mempertanggungjawabkan peserta didik yang lebih bermartabat.
Penyaringan dalam memilih budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai- nilai
budaya bangsa Indonesia yang bermartabat.
BAB IV
Kesimpulan rekomendasi operasional untuk Implementasi temuan

A. Kesimpulan
Melalui inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya
yang tersedia, maka sekolah dapat memilih prioritas kegiatan pengembangan diri
melalui kegiatan ekstrakurikuler dan Gerakan Literasi Nasional (GLN). Pada akhirnya
pendidikan karakter dengan kecakapan abad 21 yang diharapkan dapat tercapai dan dalam
pelaksanaannya dilakukan secara partisipatif dan akuntabel.
Berdasarkan bukti nyata pengembangan diri peserta didik melalui kegiatan
ekstrakurikuler dan Gerakan Literasi Nasional (GLN) sebagai berikut :
a. Pengembangan diri melalui kegiatan ekstrakurikuler di SDN 1 Sambong secara
umum berjalan baik sehingga peserta didik menjadi bersemangat dan antusias dalam
kegiatan.
b. Peserta didik belajar melatih mengembangkan diri melalui wadah kegiatan
ekstrakurikuler dan Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang terintegrasi dalam
pembelajaran.
c. Kegiatan ekstrakurikuler dan Gerakan Literasi Nasional (GLN) mempunyai pengaruh
yang positif dan dalam kehidupan sehari–hari. Peserta didik dibiasakan agar mampu
mengembangkan dirinya agar selalu berfikir kritis, kreatif, dan inovatif yang
memiliki kecakapan abad 21.
d. Terlaksananya kegiatan ini pada umumnya merupakan realisasi rencana yang baik
dalam yang tertuang dalam visi, misi, tujuan, rencana mutu dan harapan sekolah.
e. Penguatan Pembentukan Karakter peserta didik di SDN 1 Sambong secara umum
berjalan menjadi lebih baik lagi.

B. Rekomendasi Operasional (Implementasi temuan)


Faktor-faktor pendukung keberhasilan pendidikan karakter adalah pendidikan
keluarga, pengalaman, latihan – latihan yang dilakukan pada stiap harinya. Sumbangsih
pihak komite dan orangtua murid dalam mewujudkan prasarana sekolah membuat
pembelajaran semakin lebih mudah dan mengarah pada perkembangan abad 21.
Berdasarkan hal tersebut di atas penulis mengajukan temuan sebagai berikut.
a. Hendaknya masing-masing sekolah melaksanakan pengembangan diri melalui
kegiatan ekstrakurikuler sebagai wadahnya dan mengintegrasikan gerakan Literasi
Nasional (GLN) dalam pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan bakat
dan minat peserta didik.
b. Sekolah menekankan dan melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler dan Gerakan Literasi
Nasional (GLN) agar mampu mencetak generasi muda yang terampil dan berfikir
kreatif, kritis dan inovatif sesuai dengan kecakapan abad 21 sehingga peserta didik
memiliki kecakapan abad 21 yang berkarakter.
DAFTAR PUSTAKA

Data–data Sekolah SDN 1 Sambong


https://www.pelajaran.co.id/2019/21/pengertian-ekstrakurikuler-fungsi-tujuan-dan-jenis-
ekstrakurikuler-menurut-para-ahli.html
https://www.kompasiana.com/hidayatraharja/552bfd7e6ea8347f0c8b4588/kurikulum-2013-
pembaharuan-metode-dan-pengembangan-karakater
https://www.kompasiana.com/elfakiridris/5a82b901dcad5b3e8a1c0f32/pengembangan-diri-
anak-di-sekolah
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2016/07/14/permendikbud-no-20-21-22-dan-23-tahun-
2016/
https://id.wikipedia.org/wiki/Ekstrakurikuler
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
FOTO KEGIATAN SDN 1 SAMBONG

GAPURA DAN NAMA SDN 1 SAMBONG

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA


KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA

KEGIATAN LOMBA KEPRAMUKAAN MEMPERINGATI


HARI PRAMUKA
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KARAWITAN

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KARAWITAN


KEGIATAN LITERASI MEMBACA BERSAMA
PERPUSTAKAAN KELILING

KEGIATAN RECYCLE BOTOL MENJADI KOTAK PENSIL


KEGIATAN UPACARA BENDERA

KEGIATAN LITERASI SAINS


KEGIATAN MARKET DAY

KEGIATAN LITERASI DIGITAL

Anda mungkin juga menyukai