Anda di halaman 1dari 18

PERKEMBANGAN KURIKULUM (K13-MERDEKA)

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Pengembangan Kurikulum

Dosen Pengampu : Fiki Rahmita, M.Pd.

Disusun oleh :

1. Muhammad Ali Fatah (201210270)


2. Muhammad Andiyan Arifai (201210271)
3. Muhammad Fauzan Rivaldi (201210275)
4. Muhammad Irsyadudin An Nafis (201210278)
5. Muhammad Shodiq Nur Ngaini (201210282)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
Swt. yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan sebaik-baiknya.

Shalawat serta salam kita limpahkan kepada Nabi Muhammad Saw. yang telah
memperjuangkan kebenaran dan kedamaian dunia ini. Dan dengan segala
kemampuan yang didampingi dengan petunjuk dari Allah Swt., penulis dapat
menyusun makalah ini dengan judul “Perkembangan Kurikilum (K13-Merdeka)”
untuk memenuhi tugas makalah Pengembangan Kurikulum semester tiga tahun
2022.

Makalah ini bertujuan untuk memperlancar proses belajar dan mengajar serta
meningkat pengetahuan kepada mahasiswa atau mahasiswi mengenai mata kuliah
Pengembangan Kurikulum. Semoga ini dapat bermanfaat. Aamiin.

Ponorogo, 19 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................. 2

C. Tujuan Pembahasan ............................................................... 2

BAB II : ANALISIS PEMBAHASAN

A. Kurikulum 2013
1. Pengertian Kurikulum 2013 .............................................. 3
2. Karakteristik Kurikulum 2013 .......................................... 4
3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kurikulum 2013 ................ 4
4. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013 ................... 6
B. Kurikulum Merdeka
1. Pengertian Kurikulum Merdeka ....................................... 7
2. Karakteristik Kurikulum Merdeka .................................... 8
3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kurikulum Merdeka .......... 9
4. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Merdeka ............. 11

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................ 14

B. Saran ....................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum itu sifatnya dinamis, serta
selalu dilakukan perubahan dan pengembangan, agar dapat mengikuti
perkembangan dan tantangan zaman. Meskipun demikian, perubahan dan
pengembangannya harus dilakukan secara sistematis dan terarah. Perubahan
dan pengembangan kurikulum tersebut harus memiliki visi dan arah yang jelas.
Sejak wacana perubahan dan pengembangan kurikulum 2013 direalisasikan,
telah muncul berbagai tanggapan dari berbagai kalangan, baik pro maupun
kontra.
Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pendidikan karakter, terutama
pada tingkat dasar, yang akan menjadi pondasi bagi tingkat berikutnya. Melalui
pengembangan kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi, kita
berharap bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat, dan masyarakatnya
memilih nilai tambah (added value), dan nilai jual yang bisa ditawarkan kepada
orang lain di dunia, sehingga kita bisa bersaing. Hal ini dimungkinkan kalau
implementasi kurikulum 2013 dapat menghasilkan insan yang produktif,
kreatif, inovatif, dan berkarakter.1
Berbagai studi nasional menunjukkan bahwa Indonesia mengalami krisis
pembelajaran (learning crisis) yang cukup lama. Studi-studi tersebut
menunjukkan bahwa banyak dari anak-anak Indonesia yang kurang mampu
memahami bacaan sederhana atau pelajaran. Untuk mengatasi krisis dan
berbagai tantangan tersebut, maka diperlukan perubahan yang sistemik, salah
satunya melalui kurikulum. Kurikulum mempengaruhi kecepatan dan metode
mengajar yang digunakan guru untuk memenuhi kebutuhan peserta didik.
Untuk itu Kemendikbudristek mengembangkan Kurikulum Merdeka sebagai

1
Khaeruddin Said, Pengembangan Profesi Guru Pada Kurikulum 2013 (Riau: PT. Indragiri
Dot Com, 2019) 104.

1
bagian penting dalam upaya memulihkan pembelajaran dan krisis yang telah
dialami.
Berdasarkan penjelesan di atas, maka makalah ini akan mengajak kita
untuk membahas lebih dalam tentang “Perkembangan Kurikulum (K13-
Merdeka)” yang di dalamnya akan dibahas mengenai tentang Kurikulum
2013 dan Kurikulum Merdeka yang meliputi tentang pengertian,
karakteristik, prinsip-prinsip pembelajaran, dan kekurangan serta
kelebihannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kurikulum 2013?
2. Bagaimana karakteristik kurikulum 2013?
3. Bagaimana prinsip-prinsip pembelajaran kurikulum 2013?
4. Bagaimana kelebihan dan kekurangan dari kurikulum 2013?
5. Apa pengertian dari kurikulum merdeka?
6. Bagaimana karakteristik kurikulum merdeka?
7. Bagaimana prinsip-prinsip pembelajaran kurikulum merdeka?
8. Bagaimana kelebihan dan kekurangan dari kurikulum merdeka?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kurikulum 2013.
2. Untuk mengetahui karakteristik kurikulum 2013.
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pembelajaran kurikulum 2013.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kurikulum 2013.
5. Untuk mengetahui pengertian dari kurikulum merdeka.
6. Untuk mengetahui karakteristik kurikulum merdeka.
7. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pembelajaran kurikulum merdeka.
8. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kurikulum merdeka.

2
BAB II

ANALISIS PEMBAHASAN

A. Kurikulum 2013
1. Pengertian Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi yang
merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Acuan dan prinsip penyusunan
kurikulum 2013 mengacu pada pasal 36 Undang-Undang Nomor 20 tahun
2003, yang menyatakan bahwa penyusunan kurikulum
harus memperhatikan peningkatan iman dan takwa, peningkatan akhlak
mulia, peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat siswa, keberagaman
potensi daerah dan lingkungan, tuntutan pembangunan daerah dan
nasional, tuntutan dunia kerja, perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni dan agama, dinamika perkembangan global, dan persatuan
nasional dan nilai-nilai kebangsaan.2
Kurikulum 2013 merupakan seperangkat rencana dengan aktivitas
pembelajaran sedemikian rupa sehingga menghasilkan peserta didik yang
siap menghadapi kehidupan abad ke-21 yang penuh tantangan. K 2013
dimaksudkan untuk menyiapkan dan mengantarkan peserta didik untuk
mencapai kompetensi dan keterampilan yang dibutuhkan di abad-21.
Pengembangan K-2013 yang dikembangkan telah memperhatikan
tantangan internal, tantangan eksternal, penyempurnaan pola pikir, dan
penguatan tata kelola kurikulum. Pembelajaran K-2013 berlangsung
dalam bentuk aktivitas pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat
dengan menggunakan pendekatan pengalaman belajar langsung sesuai
dengan karakteristik peserta didik.3

2
Ahmad Zainuri, Konsep Dasar Kurikulum Pendidikan (Palembang: Noer Fikri, 2018) 93.
3
Etty Sisdiana dkk, Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 (Jakarta:
Puslitjakdikbud, 2019) 16.

3
2. Karakteristik Kurikulum 2013
Masing-masing kurikulum memiliki karakteristik tersendiri,
demikian halnya dengan kurikulum 2013 yang dirancang oleh pemerintah.
Adapun kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:4
a. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual
dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan
intelektual dan psikomotorik.
b. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa
yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan
masyarakat sebagai sumber belajar.
c. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.
d. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
e. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang
dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.
f. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing
elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan
proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang
dinyatakan dalam kompetensi inti.
g. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar
mata pelajaran dan jenjang pendidikan.
3. Prinsip -Prinsip Pembelajaran Kurikulum 2013
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,

4
Ma’as Shobirin, Konsep dan Impelementasi Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar (Sleman:
Deepublish, 2016), 39-40.

4
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu
setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi
lulusan.
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi,
maka prinsip pembelajaran kurikulum 2013 adalah:5
a. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu.
b. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar
berbasis aneka sumber belajar.
c. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan
penggunaan pendekatan ilmiah.
d. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
kompetensi.
e. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu.
f. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju
pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi.
g. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif.
h. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal
(hardskills) dan keterampilan mental (softskills).
i. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat.
j. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi
keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing
madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik
dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani).
k. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di
masyarakat.

5
Shafa, Karekteristik Proses Pembelajaran Kurikulum 2013, Jurnal Dinamika Ilmu. Vol. 14.
No 1 (2014): 84-85.

5
l. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,
siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.
m. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
n. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya
peserta didik.
4. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013
Pengembangan kurikulum dari KTSP ke kurikulum 2013
menekankan pada aspek yang tidak hanya pengetahuan saja yang menjadi
tolak ukur keberhasilan peserta didik, namun juga aspek sikap dan
keterampilan serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Implementasi dari kurikulum 2013 memiliki kelebihan serta kekurangan
sebagai berikut:6
a. Kelebihan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dilakukan melalui pembelajaran tematik terpadu
membuat peserta didik mempelajari serta memperoleh science secara
komprehensif. Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik
memungkinkan peserta didik belajar secara kontekstual dan mampu
berpikir secara ilmiah. Pendidikan karakter dijadikan hal penting yang
termuat dalam semua mata pelajaran menjadikan peserta didik tidak
hanya menguasai pengetahuan namun juga penerapannya serta cara
pengambilan keputusan menggunakan etika yang berlaku. Adanya
buku guru dan buku siswa menjadi pedoman tidak hanya bagi
pendidik, peserta didik, namun juga bagi orang tua.
b. Kekurangan Kurikulum 2013
Pemerintah belum sepenuhnya memberikan pemerataan
penunjang kurikulum 2013 ke lembaga pendidikan atau sekolah baik
berupa buku guru dan buku siswa sampai pada fasilitas berupa LCD
serta proyektor. Sosialisasi gencar dilakukan ke lembaga pendidikan

6
Prihantini dkk, Manajemen Berbasis Sekolah (Tasikmalaya: Edu Publisher, 2021), 54-55.

6
namun tidak pada subjek pendidikan atau peserta didik, orang tua,
serta masyarakat. Kurikulum 2013 menuntut pendidik tidak hanya
aktif dan kreatif namun juga inovatif. Hal ini menjadi tugas besar pada
pemerintah khususnya subjeknya yaitu pendidik untuk meningkatkan
kompetensi yang dimilikinya.

B. Kurikulum Merdeka
1. Pengertian Kurikulum Merdeka
Kurikulum merdeka belajar merupakan salah satu konsep kurikulum
yang menuntut kemandirian bagi peserta didik. Kemandirian dalam artian
bahwa setiap peserta didik diberikan kebebasan dalam mengaksesilmu
yang diperoleh dari pendidikan formal maupun non formal. Dalam
kurikulum ini tidak membatasi konsep pembelajaran yang berlangsug
disekolah maupun diluar sekolah dan juga menuntut kekreatifan terhadap
guru maupun peserta didik.
Kemunculan kurikulum merdeka belajar menunjang tersebarluasnya
pendidikan di Indonesia secara merata dengan kebijakan afirmasi yang
dibuat oleh pemerintah terhadap peserta didik yang berada didaerah
tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Tidak hanya itu saja kurikulum
merdeka belajar juga akan mengubah metode belajar yang awalnya
dilaksanakan di ruang kelas dan diubah menjadi pembelajaran di luar
kelas.
Pembelajaran di luar kelas akan memberikan peluang yang lebih
besar bagi peserta didik untuk berdiskusi dengan guru. Pembelajaran di
luar kelas akan membentuk karakter peserta didik baik dalam keberanian
mengutarakan pendapat saat diskusi, kemampuan bergaul secara baik,
menjadi peserta didik yang berkompetensi sehingga dengan sendirinya
karakter peserta didik semakin terbentuk.
Kurikulum merdeka belajar juga tidak mematokkan kemampuan dan
pengetahuan siswa hanya dari nilai saja tetapi juga melihat bagaimana
kesantunan dan keterampilan siswa dalam bidang ilmu tertentu. Peserta

7
didik diberikan kebebasan untuk mengembangkan bakat yang ia punya.
Hal ini menunjang kekreatifan siswa dan akan terwujud dengan sendirinya
melalui bimbingan guru. Tuntutan bagi guru harus mampu
mengembangkan konsep pembelajaran yang inovatif bagi peserta didik
juga akan terwujud. Dalam konsep kurikulum merdeka belajar guru dan
siswa secara bersama-sama akan menciptakan konsep pembelajaran yang
lebih aktif dan produktif bagi guru maupun peserta didik.7
2. Karakteristik Kurikulum Merdeka
Kurikulum merdeka mendorong pembelajaran yang sesuai dengan
kemampuan siswa, serta memberi ruang lebih luas pada pengembangan
karakter dan kompetensi dasar. Kurikulum merdeka diberikan sebagai opsi
tambahan bagi satuan pendidikan untuk melakukan pemulihan
pembelajaran selama 2022-2024. Kebijakan kurikulum nasional akan
dikaji ulang pada 2024 berdasarkan evaluasi selama masa pemulihan
pembelajaran. Karakterisasi kurikulum harus terencana dengan
komprehensif. Artinya, kegiatan belajar yang telah ditentukan untuk siswa
adalah cara terbaik untuk mengatasi kebutuhan pelajar sesuai desain
kurikulum merdeka. Pandangan ini memiliki dua variasi. Pertama,
kurikulum adalah rencana pernyataan tujuan, sasaran, dan tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya, yaitu apa yang siswa harus belajar. Kedua,
desain kurikulum harus berisi rincian semua materi, rencana, dan
pengaturan yang akan memfasilitasi pembelajaran siswa. Ia juga
menekankan bahwa tujuan harus ditulis dengan jelas, terutama jika
perilaku belajar siswa dapat ditentukan secara eksplisit.
Karakteristik kurikulum merdeka dalam konteks ini, jika merujuk
dari materi Kemendikbudristek, maka dijelaskan kurikulum prototipe
mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa, serta
memberi ruang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi

7
Juliati Boang Manalu, Pernando Sitohang, dan Netty Heriwati Henrika Turnip,
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kurikulum Merdeka Belajar, Jurnal Prosiding Pendidikan
Dasar, Vol. 1. No. 1 (2022): 83-84.

8
dasar. Kurikulum prototipe memiliki beberapa karakteristik utama yang
mendukung pemulihan pembelajaran, yaitu:8
a. Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan
karakter (iman, taqwa, dan akhlak mulia; gotong royong; kebhinekaan
global; kemandirian; nalar kritis; dan kreativitas).
b. Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk
pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi
dan numerasi.
c. Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai
dengan kemampuan murid (teach at the right level) dan melakukan
penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kurikulum Merdeka
Pada dasar struktur kurikulum merupakan bagian paling penting
dalam kurikulum itu sendiri. Karena agar dapat menganalisis kebutuhan
dan menjalankan kurikulum sesuai dengan kenyataan lapangan.
Kurikulum merdeka mengutamakan pengembangan karakter melalui
konten pada pembelajaran dan profil pelajar Pancasila. Karakter yang
dibentuk yaitu poin-poin penting dalam pancasila, berakhlak mulia,
bertaqwa, mandiri, berpikir, kritis, dan dapat bergotong royong, serta
kreatif.
Kemendikbudristek membuat prinsip kurikulum merdeka yaitu
terbagi menjadi empat prinsip merdeka belajar, di antaranya adalah:
a. Mengubah USBN menjadi Asesmen Kompetensi
Pada kurikulum saat ini, USBN yang sudah mendarah daging di
satuan pendidikan Indonesia digantikan menjadi Asesmen
Kompetensi, hal ini bertujuan untuk mengembalikan keleluasaan
sekolah untuk meneguhkan kelulusan sesuai dengan UU Sisdiknas.
Asesmen Kompetensi dapat dilakukan dengan dua opsi yaitu dalam
bentuk tes tertulis atau bentuk asesmen lainnya yang lebih

8
Hamidulloh Iba, Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar: Fenomena, Teori, dan
Implementasi (Semarang: CV Pilar Nusantara, 2022), 119-120.

9
komprehensif guna melihat kompetensi lain yang dimiliki siswa.
Perubahan ini pada dasarnya bermanfaat bagi sekolah, guru, dan
siswa. Khususnya pada siswa, akan meminimaliskan tekanan
psikologis dan siswa memiliki kesempatan untuk menunjukkan
kompetensi lain yang dimilikinya. Selain itu kebermanfaatan pada
guru adalah dapat membuat guru merdeka dalam melakukan
pembelajaran, menilai sesuai dengan kebutuhan siswa dan sekolah,
selain itu dapat pula guru mengembangkan kompetensi
profesionalitasnya. Sementara bagi sekolah, akan lebih merdeka
karena memiliki nilai positif dalam proses dan hasil belajar siswa.
b. Mengganti Ujian Nasional (UN) menjadi Asesmen Kompetensi
Minimum dan Survei Karakter
Tujuan utama UN digantikan dengan Asesmen Kompetensi
Minimum Survei Karakter untuk mengurangi tekanan pada siswa,
orang tua, dan guru guna untuk memperbaiki mutu pendidikan di
Indonesia. Asesmen Kompetensi akan mengukur kompetensi berpikir
kritis seperti literasi, numerasi, dan karakter sebagai problem solving
secara personal dan profesional yang berlandaskan pada praktek di
level internasional. Sementara pada ruang lingkup karakter diukur dari
unsur penerapan nilai pendidikan profil Pancasila di sekolah.
c. Meminimaliskan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Kegiatan ini dilakukan untuk mengoptimalkan performa guru
dikelas. Kurikulum sebelumnya yaitu RPP memiliki terlalu banyak
segmen sehingga jika disusun dapat mencapai lebih dari 20 halaman.
Namun saat ini, RPP dapat dibuat 1 halaman halaman yang meliputi
tiga unsur penting yaitu tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
dan evaluasi. Tujuannya untuk menyederhanakan administrasi guru
sehingga waktu guru lebih fokus pada pembelajaran dan saat ini RPP
telah digantikan dengan modul ajar yang sifatnya lebih bervariasi.

10
d. Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi
Sistem zonasi telah diterapkan pada peraturan Penerimaan
Peserta Didik Baru (PPDB) yang sifatnya lebih fleksibel. Rancangan
peraturan sebelumnya membagi PPDB sistem zonasi menjadi tiga
jalur yaitu jalur zonasi 80%, jalur prestasi 15%, jalur perpindahan 5%.
Sedangkan rancangan peraturan terbaru menjadi empat jalur yaitu
jalur zonasi 50%, jalur afirmasi 15%, jalur perpindahan 5%, jalur
prestasi 0-30%.9
4. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Merdeka
Program Merdeka Belajar atau Kurikulum Merdeka adalah sebuah
program yang dicanangkan oleh pemerintah di tengah pandemic Covid-19
yang melanda dunia. Tentunya program ini sangat diharapkan
memaksimalkan perkembangan pendidikan di tengah ketidakbiasaan dan
ketidakpastian. Karena ini merupakan sesuatu yang baru, tentunya ada
kelebihan dan kekurangannya. Adapun kelebihan dan kekurangannya
adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan Kurikulum Merdeka
1) Pembelajaran yang fleksibel
Salah satu tujuan dari kurikulum merdeka adalah menciptakan
pembelajaran yang fleksibel atau tidak kaku. Pembelajaran yang
dapat dilakukan dengan senang dan bahagia tanpa tekanan baik
oleh peserta didik, guru, maupun orang tua. Sebab elemen
kebahagiaan tiga unsur ini sangat diharapkan dalam mencapai
tujuan yang diharapkan.
2) Memberikan kesempatan kepada peserta didik oleh siswa
maupun mahasiswa untuk lebih mendalami potensi dan bakat
yang dimiliki. Hal ini dilakukan agar skill yang mereka miliki
terasah dan berkembang dengan baik.

9
Utami Maulida, Pengembangan Modul Ajar Berbasis Kurikulum Merdeka, Jurnal Tarbawi
Vol. 5 No. 2 (2022): 132-134.

11
3) Menjadi wadah bagi mahasiswa untuk belajar di masyarakat.
Program kurikulum merdeka ini memberikan ruang ekskresi baik
kepada dosen maupun mahasiswa untuk lebih kreatif dalam
mengasah potensi yang dimilikinya, salah satunya adalah dengan
terjun langsung dalam masyarakat atau belajar langsung dari
masyarakat. Hal ini memungkinkan mahasiswa mendapatkan
pengalaman baru yang dapat membantu pengembangan potensi
yang mereka miliki.
4) Mempersiapkan diri untuk terjun ke dunia kerja.
Dengan kurikulum merdeka setiap mahasiswa diberikan
kebebasan untuk mengembangkan minat dan bakat sesuai dengan
potensi yang dimiliki tanpa terkait dengan kurikulum kampus
yang membelenggu kebebasan berekspresi. Maka diharapkan
setelah lulus mahasiswa sudah memiliki modal keterampilan
sehingga siap untuk kerja.
5) Menciptakan lapangan kerja.
Merdeka belajar adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah
agar mahasiswa ketika lulus dari perkuliahan tidak harus antre
menunggu lowongan pekerjaan yang ditawarkan oleh
pemerintah, namun harus mampu menciptakan lapangan
pekerjaan sehingga setelah lulus tidak ada yang menjadi
pengangguran yang berijazah.
b. Kekurangan Kurikulum Merdeka
1) Persiapan yang belum matang.
Kita tahu bersama bahwasanya kurikulum merdeka dicanangkan
tengah kepanikan yang diakibatkan oleh virus Covid-19 sehingga
kurikulum ini terkesan dadakan dan tidak ada perencanaan yang
matang. Hal inilah yang diragukan oleh sebagian orang atas
keberhasilannya.

12
2) Pendidikan dan pengajaran belum berjalan dengan baik.
Setiap program pastinya butuh proses yang panjang untuk
mendapatkan hasil yang maksimal. Pada kurikulum merdeka ini
karena masih baru, maka perlu adanya kerja keras dan kerja
cerdas dari seluruh elemen masyarakat agar pembelajarannya
berjalan dengan maksimal. Namun kenyataan yang terjadi, karena
tenaga pendidik dalam hal ini guru dan dosen belum memiliki
keteramoilan bahkan ada yang belum melek terhadap kurikulum
merdeka ini maka pembelajarannya berjalan tidak maksimal.
3) Persiapan sumber daya manusia yang belum maksimal.
Setiap program baru harus disiapkan SDM atau sumber daya
manusianya lebih dahulu sehingga mereka siap untuk bekerja di
lapangan. Namun, kenyataannya SDM yang ada belum sesuai
dengan harapan. Hal ini terlihat dari banyaknya tenaga pendidik
yang belum memahami bagaimana dan seperti apa penerapan
kurikulum merdeka.10

10
Froilan D. Mobo dkk, Merdeka Belajar (Yogyakarta: Zahir Publishing, 2021), 93-94.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya
yaitu KTSP yang menggunakan pendekatan saintifik yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik tersebut. Salah satu karakteristiknya adalah
kompetensi yang ingin dicapai terdapat dalam kompetensi inti yang nantinya
dijabarkan dalam kompetensi dasar. Adapun prinsip pembelajarannya yaitu
pembelajarannya terpadu. Adapun kelebihan dari K13 ini adalah menjadikan
siswa mampu mengambil keputusan sesuai dengan etika. Akan tetapi juga
terdapat kekurangan, yaitu sosialiasi pemerintah yang belum merata.
Sedangkan kurikulum merdeka adalah sebuah terobosan di kala pandemi
melanda dunia yang menekankan pada kemandirian siswa. Salah satu
karakteristiknya adalah fleksibilitas guru dalam mengajar. Adapun prinsip dari
Kumer ini adalah adanya penyederhanaan RPP. Kumer ini memiliki kelebihan
yaitu pembelajarannya menjadi fleksibel. Akan tetapi kekurangannya adalah
belum mampunya SDM untuk menjalankan Kumer yang telah diprogramkan.

B. Saran
Dengan adanya kurikulum 2013 ataupun kurikulum merdeka, ini
seharusnya mampu dimanfaatkan dengan baik oleh seluruh elemen pendidikan.
Karena dalam kedua konsep kurikulum tersebut memiliki komponen-
komponen yang mampu untuk mengembangkan potensi peserta didik. Apalagi
pada abad 21 ini, seluruh peserta didik harus mampu untuk menyesuaikan diri.
Dengan pengaplikasian Kumer atau K13 ini dengan baik, akan sangat
membantu dalam proses adaptasi peserta didik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Iba, Hamidulloh. 2022. Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar: Fenomena,


Teori, dan Implementasi. Semarang. CV Pilar Nusantara.

Manalu, Juliati Boang, Pernando Sitohang, dan Netty Heriwati Henrika Turnip.
2022. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kurikulum Merdeka Belajar.
Jurnal Prosiding Pendidikan Dasar. 1 (1): 80-86.

Maulida, Utami. 2022. Pengembangan Modul Ajar Berbasis Kurikulum Merdeka.


Jurnal Tarbawi. 5 (2): 130-138.

Mobo, Froildan D, dkk. 2021. Merdeka Belajar. Yogyakarta. Zahir Publishing.

Prihantini, dkk. 2021. Manajemen Berbasis Sekolah. Tasikmalaya. Edu Publisher.

Said, Khaerudin. 2019. Pengembangan Profesi Guru Pada Kurikulum 2013. Riau.
PT. Indragiri Dot Com.

Shafa. 2014. Karekteristik Proses Pembelajaran Kurikulum 2013. Jurnal Dinamika


Ilmu. 14 (1): 81-96.

Shobirin, Ma’as. 2016. Konsep dan Impelementasi Kurikulum 2013 di Sekolah


Dasar. Sleman. Deepublish.

Sisdiana, Etty, dkk. 2019. Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013.


Jakarta. Puslitjakdikbud.

Zainuri, Ahmad. 2018. Konsep Dasar Kurikulum Pendidikan. Palembang. Noer


Fikri.

Anda mungkin juga menyukai