Anda di halaman 1dari 29

BAHAN PERKULIAHAN

MATERI PEMBELAJAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN PENILAIAN ILMU


PENGETAHUAN SOSIAL DI SD

DISUSUN OLEH :

JUITA ANGGREKNI BR TUMANGGOR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS


KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVESITAS QUALITY MEDAN
TAHUN AJARAN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Seorang lulusan pendidikan guru sekolah dasar (PGSD) akan siap melaksanakan tugasnya
sebagai guru di jenjang pendidikan dasar (SD) jika telah memiliki seperangkat kemampuan
tertentu. Setiap kemampuan dicapai melalui sejumlah pengalaman belajar yang sesuai antara lain
kemampuan menguasai materi pembelajaran. Memenuhi atau mencapai kemampuan tersebut
penyusunan buku bahan pengajara (bahan ajar) yang merujuk pada kurikulum K13 PGSD S-1
bro berusaha mengembangkan bahan ajar, PGSD S1 sesuai pada kurikulum berjudul "materi
pembelajaran IPS SD DAN PENILAIAN MATA PELAJARAN IPS SD".
Buku bahan ajar ini, diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan ajar pokok, baik mahasiswa
maupun dosen PGSD. Namun, buku bahan ajar ini bukan satu-satunya sumber bahan ajar yang
dipergunakan dalam pembelajaran para mahasiswa PGSD S.1.
Dalam penyusunan buku bahan ajar ini, saya menyadari masih banyak kekurangan baik materi
serta teknis penyusunannya. Oleh karena itu setiap pengguna buku ini baik dosen, mahasiswa
maupun pihak lain yang terkait diharapkan dapat memberikan saran yang akan dimanfaatkan
sebagai bahan perbaikan dan penyempurnaan buku bahan ajar.
Dalam penyusunan buku bahan ajar ini, saya menyadari masih banyak kekurangan baik materi
serta teknis penyusunannya. Oleh karena itu setiap pengguna buku ini baik dosen, mahasiswa
maupun pihak lain yang terkait diharapkan dapat memberikan saran yang akan dimanfaatkan
sebagai bahan perbaikan dan penyempurnaan buku bahan ajar.

Penyusun
Juita Anggrekni Tumanggor

2
DAFTAR ISI

BAHAN PERKULIAHAN..........................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
MATERI PEMBELAJARAN IPS...............................................................................................................4
A.Hakikat Kurikulum 2013.....................................................................................................................4
B.HAKIKAT IPS....................................................................................................................................5
C.TUJUAN PENDIDIKAN IPS..............................................................................................................7
D.MATERI IPS.......................................................................................................................................7
E.RASIONALISASI IPS.........................................................................................................................8
F.KARAKTERISTIK IPS DI SD............................................................................................................9
BAB II.......................................................................................................................................................12
PENILAIAN PEMBELAJARAN IPS DI SD............................................................................................12
A.PENGERTIAN PENILAIAN ATAU EVALUASI............................................................................12
B.KARAKTERISTIK EVALUASI PEMBELAJARAN IPS................................................................12
C.BENTUK PENILAIAN PEMBELAJARAN IPS SD.......................................................................14
D. IMPLIKASI PRINSIP PENILAIAN IPS..........................................................................................18
E. TUJUAN PENILAIAN PEMBELAJARAN IPS..............................................................................19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................23

3
BAB I

MATERI PEMBELAJARAN IPS

A.Hakikat Kurikulum 2013


Mengenai kurikulum senantiasa terdapat pendirian yang berbeda-beda, bahkan sering
bertentangan. Ketidakpuasan dengan kurikulum yang berlaku adalah sesuatu yang biasa dan
memberi dorongan mencari kurikulum yang baru. Kurikulum tersebut akan berganti ganti seiring
perkembangan zaman pendidikan.
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 mengenai sistem pendidikan nasional yang menyebut
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturaran mengenai tujuan, isi, dan bahan
pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman menyelenggarakan nya kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari pulung berbasis kompetensi (KBK) yang pernah
diuji coba pada tahun 2004.KBK (Competency Based curriculum) dijadikan sebagai acuan dan
pedoman bagi para pelaksana pendidikan untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan
seperti, keterampilan, dan sikap dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada
jalur pendidikan sekolah.
Perubahan kurikulum KTSP 2006 ke kurikulum 2013 merupakan salah satu upaya untuk
memperbaharui setelah diadakannya evaluasi kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak bangsa
atau generasi zaman sekarang. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap
dalam menghadapi tantangan masa depan dan memiliki sikap serta etika yang bagus.
Kurikulum 2013 diberlakukan karena ditemukan beberapa kelemahan yang ada dalam
kurikulum sebelumnya itu (KTSP),antara lain: materi atau isi dalam kurikulum yang masih padat
,belum mengembangkan potensi secara utuh, kompetensi yang dikembangkan masih didominasi
oleh aspek kognitif, belum terdapat skill yang lebih efektif, belum pekah dan tanggap terhadap
berbagai persoalan, belum mengembangkan urutan pembelajaran secara rinci, serta penilaian
belum menggunakan standar penilaian berbasis kompetensi.
Kurikulum 2013 berbasis kompetensi memfokuskan pada sejumlah kompetensi dan seperangkat
tujuan pembelajaran, sehingga pencapaiannya dapat diamati dalam bentuk perilaku atau
keterampilan peserta didik sebagai suatu kriteria. Kurikulum 2013 bertujuan agar peserta didik
dapat memiliki kemampuan yang lebih baik dalam melakukan observasi, melakukan sesi
pertanyaan (bernalar), dan mengkomunikasikan atau mempresentasikan apa yang diperoleh atau
diketahui setelah menerima materi pembelajaran. Adapun objek pembelajaran kurikulum 2013
berupa; fenomena alam ,sosial ,seni ,dan budaya.

4
5
Pembelajaran yang dirancang berdasarkan kompetensi, penilaian tidak dilakukan berdasarkan
pertimbangan yang bersifat subjektif melainkan secara objektif berdasarkan kinerja peserta didik
dengan bukti penguasaan peserta didik terhadap pengetahuan, keterampilan,nilai,dan sikap
sebagai hasil belajar

B.HAKIKAT IPS
Setiap manusia sejak lahir telah berinteraksi dengan manusia lain, misalnya dengan ibu yang
melahirkannya, ayahnya, dan keluarganya. Selanjutnya setelah usia taman Kanak-kanak ia akan
berinteraksi dengan teman-teman sekelasnya, dan dengan gurunya. Sesuai dengan bertambahnya
umur, maka interaksi tersebut akan bertambah luas, begitu juga ia akan mendapat pengalaman
dan hubungan sosial dari kehidupan masyarakat disekitarnya. Dari pengalaman tersebut anak
akan mengenal bagaimana seluk beluk kehidupan. Misalnya bagaimana cara seseorang
memenuhi kebutuhan hidupnya, cara menghormati orang yang lebih tua, sebagai anggota
masyarakat harus mentaati aturan atau norma-norma yang berlaku, mengenal hal-hal yang baik
dan buruk, maupun benar dan salah.
Semua pengetahuan yang telah melekat pada diri anak tersebut dapat dikatakan sebagai
“pengetahuan sosial” Dengan demikian dalam diri kita masing-masing dengan kadar yang
berbeda, sebenarnya telah terbina pengetahuan sosial tersebut sejak kecil, hanya namanya belum
kita kenal dan dikenal setelah secara formal memasuki bangku sekolah.
Selanjutnya saudara pahami pula dalam kehidupan bermasyarakat itu banyak kegiatan atau
aspek yang dilakukan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, dan masing-
masing aspek tersebut saling kait mengkait. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya manusia
dibatasi oleh aturan-aturan yang berlaku di dalam lingkungannya. Sebagai anggota masyarakat,
kita harus mentaati aturan atau norma, misalnya cara berpakaian kita harus sopan bahkan jenis
pakaian ada aturan pemakaiannya, misalnya pakaian sehari-hari, pakaian dinas, pakaian pesta,
pakaian berkabung. Walaupun aturan ini tidak tertulis tetap dipatuhi oleh semua anggota
masyarakat. Manusia butuh makan untuk mempertahankan hidup sehingga kita dapat melakukan
kegiatan dan berhubungan dengan orang lain. Tidak kalah pentingnya manusia butuh rumah
sebagai tempat berlindung, sehingga kita tidak kedinginan dan kepanasan. Namun dengan
adanya perkembangan jaman, fungsi pakaian, makan, dan rumah menjadi berubah karena hal itu
tidak sekedar memenuhi kebutuhan pokok melainkan karena ada nilai sosialnya. Dengan
memakai pakaian yang mewah maka kedudukan sosial seseorang akan naik peringkatnya, makan
tidak sekedar makan nasi melainkan makan makanan produk instant, roti, hamburger, kentuky,
pizza. Begitu juga tempat tinggal tidak sekedar sebagai tempat berteduh melainkan sudah
merupakan istana tempat melakukan segala kegiatan. Dengan bertindak seperti itu manusia
merasa status sosialnya tinggi.
Dari kenyataan di atas dapat kita ketahui bahwa antara aspek-aspek kehidupan itu saling ada
keterkaitan, aspek ekonomi terkait dengan aspek psikologi dan sosial budaya. Kebutuhan hidup
manusia tidak sekedar memenuhi aspek ekonomi tetapi manusia juga perlu untuk menambah
pengetahuan, seperti yang saudara lakukan sekarang ini.

6
Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) merupakan ungkapan kemampuan manusia
memanfaatkan akal, pikirannya dalam memenuhi kebutuhan hidup bermasyarakat. Aspek
kehidupan tersebut merupakan aspek kehidupan budaya.
Perkembangan Iptek yang sangat cepat nampak pada penggunaan komputer dan satelit. Dengan
teknologi, sekarang orang dapat dengan cepat dapat menghimpun informasi dunia dengan rinci
tentang segala hal, misalnya kekayaan laut, hutan, Pengembangan situasi politik suatu negara,
dan peristiwa-peristiwa aktual lainnya. Dengan kemajuan Iptek yang begitu kuat pengaruhnya
sehingga dapat mengubah sikap, pandangan, dan perilaku sesorang. Dengan kemajuan teknologi
pula sekarang ini orang dapat berkomunikasi dengan cepat di manapun mereka berada melalui
handphone dan internet. Kemajuan Iptek menyebabkan cepatnya komunikasi antara orang yang
satu dengan lainnya, antara negara satu dengan negara lainnya. Dengan demikian maka arus
informasi akan semakin cepat pula mengalirnya,dan agar hubungan antar manusia di dalam suatu
masyarakat terlaksana sebagaimana yang diharapkan, maka dirumuskanlah norma-norma yang
mengatur pergaulan hidup dengan tujuan untuk mencapai suatu tata tertib. Mula-mula norma
tersebut terbentuk tidak disengaja, namun lama-kelamaan norma tersebut dibentuk secara sadar.
Misalnya, dahulu dalam jual beli seorang perantara tidak perlu diberi bagian dari keuntungan.
Tetapi lama kelamaan terjadi kebiasaan bahwa perantara harus mendapat bagian keuntungan,
sekaligus ditetapkan siapa yang menanggung, pembeli atau penjual? Contoh lain masalah utang
piutang yang menggunakan perjanjian tertulis, hal ini dahulu tidak pernah dilakukan. Semuanya
itu tidak lain bahwa norma sangat penting dalam hidup bermasyarakat untuk mencapai
ketertiban. Selanjutnya apabila Saudara amati dalam kehidupan berkeluarga, mengapa keutuhan
dapat tetap terjaga, tidak lain karena ada norma-norma tertentu.
Ada nilai yang menjadi pegangan dan ada kepemimpinan yang dikendalikan oleh kepala
keluarga (ayah atau suami). Walaupun norma tidak tertulis, namun menjadi aturan main dalam
menggariskan kepemimpinan, hak dan kewajiban masing-masing anggota keluarga. Di dalam
keluarga terdapat pengembangan kebijakan yang mengatur keluarga untuk menciptakan
keamanan, ketenteraman, dan kesejahteraan keluarga. Kebijakan mengatur seperti ini, bagaimana
jika terjadi dalam “pemerintahan” atau “negara”? Aspek pengaturan dan kebijakan ini termasuk
aspek politik.
Setelah kita pelajari ternyata kehidupan itu banyak aspeknya, meliputi aspek-aspek :
1. hubungan sosial: semua hal yang berhubungan dengan interaksi manusia tentang proses,
faktor-faktor, perkembangan, dan permasalahannya dipelajari dalam ilmu sosiologi.
2.ekonomi: berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan manusia, perkembangan, dan
permasalahannya dipelajari dalam ilmu ekonomi.
3. psikologi: dibahas dalam ilmu psikologi.
4. budaya: dipelajari dalam ilmu antropologi.
5.sejarah: berhubungan dengan waktu dan perkembangan kehidupan manusia dipelajari dalam
ilmu sejarah.

7
6.geografi: hubungan ruang dan tempat yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia
dipelajari dalam ilmu geografi.
7.politik: berhubungan dengan norma, nilai, dan kepemimpinan untuk mencapai kesejahteraan
masyarakat dipelajari dalam ilmu politik.

C.TUJUAN PENDIDIKAN IPS


Setiap usaha pendidikan senantiasa memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai. Berdasarkan
tujuan pendidikan yang jelas, tegas, terarah, barulah pendidik dapat menentukan usaha apa yang
akan dilakukannya dan bahan pelajaran apa yang sebaiknya diberikan kepada anak didiknya.
Demikian juga di dalam negara kita telah dirumuskan tujuan pendidikan nasional dirumuskan
berdasarkan pada falsafah negara Pancasila dan UUD 1945, seperti digariskan dalam GBHN.
Berdasarkan pada falsafah negara tersebut, maka telah dirumuskan tujuan pendidikan nasional
menurut Undang-undang Nomer 20 Tahun 2003 adalah untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab sesuai ketentuan yang termaksud dalam UUD 1945.
Berkaitan dengan tujuan pendidikan di atas, kemudian apa tujuan dari pendidikan IPS yang akan
dicapai? Tentu saja tujuan harus dikaitkan dengan kebutuhan dan disesuaikan dengan tantangan-
tantangan kehidupan yang akan dihadapi anak. Berkaitaan dengan hal tersebut, kurikulum 2013
untuk tingkat SD menyatakan bahwa, Pengetahuan Sosial (sebutan IPS dalam kurikulum 2013),
bertujuan untuk :
1.mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan,
pedagogis, dan psikologis.
2.mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan
keterampilan sosial
3. membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
4.meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk,
baik secara nasional maupun global.

D.MATERI IPS
Mempelajari IPS pada hakekatnya adalah menelaah interaksi antara individu dan masyarakat
dengan lingkungan (fisik dan sosial-budaya). Materi IPS digali dari segala aspek kehidupan
praktis sehari-hari di masyarakat. Oleh karena itu, pengajaran IPS yang melupakan masyarakat
sebagai sumber dan objeknya merupakan suatu bidang ilmu yang tidak berpijak pada kenyataan.
(Menurut Mulyono Tjokrodikaryo, 1986:21).
Ada 5 macam sumber materi IPS antara lain:

8
a.Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga, sekolah,
desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan berbagai
permasalahannya.
b.Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi, komunikasi,
transportasi.
c.Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang terdapat
sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh.
d.Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah
lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian yang besar.
e.Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan,
keluarga.

Dengan demikian masyarakat dan lingkungannya, selain menjadi sumber materi IPS sekaligus
juga menjadi laboratoriumnya. Pengetahuan konsep, teori-teori IPS yang diperoleh anak di
dalam kelas dapat dicocokkan dan dicobakan sekaligus diterapkan dalam kehidupannya sehari-
hari di masyarakat.
Mempelajari IPS pada hakekatnya adalah menelaah interaksi antara individu dan masyarakat
dengan lingkungan (fisik dan sosial-budaya). Materi IPS digali dari segala aspek kehidupan
praktis sehari-hari di masyarakat.
Beberapa subtansi materi IPS Kelas I SD & 6 SD :
Kelas I SD;Bab 1(Identitas),Bab 2(Pengalaman Diri),Bab 3(Kasih sayang),Bab 4(Rukun dalam
keragaman).
Kelas II SD; Bab 1 (perkembangan sistem administrasi wilayah Indonesia),Bab 2 (kenampakan
alam dan keadaan sosial di negara tetangga),Bab 3(kenampakan alam dan keadaan sosial di
benua benua dunia).

E.RASIONALISASI IPS
Indonesia adalah suatu negara yang besar dan luas, yang terdiri dari beribu-ribu pulau, baik
pulau besar maupun pulau kecil, membentang dari sabang sampai Maroke etnik dan kebudayaan,
yang kaya dengan sumber daya alamnya, baik yang ada di laut maupun yang ada di darat, seperti
hutan,tambang, flora dan fauna. Negara yang dibangun dengan banyak pengorbanan dari para
pahlawan dengan mempertaruhkan nyawanya untuk memperjuangkan kemerdekaan, sehingga
menjadi suatu negara kesatuan.Selain memiliki potensi kekayaan alam juga memiliki populasi
penduduk yang sangat besar jumlahnya dengan berbagai perbedaan strata sosial, etnik,ras, suku,

9
agama dan kebudayaan. semua itu perlu dipelajari, difahami dan disadari, sehingga akan tumbuh
rasa persatuan dan kesatuan, patriotisme,nasionalisme dan etnis kerja pada diri siswa untuk
membangun bangsa dan negara agar maju dan berkembang sejajar dengan negara-negara lain
yang sudah maju .Ilmu pengetahuan sosial adalah suatu mata pelajaran yang mengajarkan
kepada siswa dari mulai SD/MI , agar mereka dapat mengenal berbagai fenomena-fenomena
lingkungan alam sekitarnya sampai dengan fenomena-fenomena dunia.Dalam kenyataannya,
hidup dan kehidupan manusia ini tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain.Setiap
kegiatan yang dilakukan manusia akan berdampak pada lingkungannya.Dalam mempertahankan
hidupnya manusia akan saling ketergantungan baik dengan sesama manusia maupun dengan
dunia. Manusia perlu memahami hubungan yang sangat kompleks ini . Oleh sebab itu,
pembelajaran sejarah, geografi,sosiologi, antropologi dan Ekonomi dipadukan di SD/MI pada
mata pelajaran llmu sosial.Ilmu sosial ini diwadahi dalam topik-topik yang dekat dengan
lingkungan sosial dimana anak itu berada.Hal ini diharapkan dalam merencanakan pelajaran
tersebut menjadi lebih bermakna dan menarik bagi siswa daripada mengacu pada disiplin ilmu-
ilmu tersebut.
Munculnya rasionalisasi IPS dikarenakan sebagai berikut:
1. Karena banyak siswa yang berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda.

2. Masalah sosial sangat luas,kompleks,rumit,dan abstrak.

3. Dengan pendidikan IPS, siswa bisa dibimbing dan diarahkan untuk menghadapi masalah
sosial di sekitarnya.

Berdasarkan hal-hal di atas dengan adanya rasionalisasi yang mempelajari IPS adalah agar siswa
dapat:

1. Mansistem kan bahan, informasi, dan kemampuan yang telah dimiliki tentang manusia dan
lingkungan menjadi lebih bermakna.

2.Lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial secara rasional,dan bertanggung
jawab.

3.Mempertinggi rasa toleransi dan persaudaraan di lingkungan sendiri dan antar manusia.

F.KARAKTERISTIK IPS DI SD
Apabila kita perhatikan dengan teliti dan cermat bahwa inti proses pembelajaran siswa kelas
tinggi ( kelas IV, V, dan VI) di Sekolah Dasar (SD) adalah merupakan suatu proses pembelajaran

10
yang dilaksanakan secara logis dan sistematis untuk membelajarkan tentang konsep dan
generalisasi sehingga penerapannya ( menyelesaikan soal, menggabungkan, menghubungkan,
memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat, dan membagi) dapat dilaksanakan oleh siswa
kelas tinggi

11
Sekolah Dasar (SD). Dalam proses pembelajaran di kelas tinggi Sekolah Dasar (SD) dapat
digunakan dan dilakukan berbagai strategi dan metode mengajar.

Metode mengajar yang dapat digunakan dan dilaksanakan guru dalam proses pembelajaran
kepada siswa kelas tinggi di Sekolah Dasar adalah sebagai berikut : 1) ceramah, 2) tanya
jawab,3) diskusi, 4) simulasi dan bermain peran, 5) pemecahan masalah, 6) karya wisata, 7)
penugasan, 8) proyek, 9) studi kasus, 10) proyek, 11) observasi dan pengamatan, 12) studi kasus.
Kemampuan- kemampuan yang dicapai sesuai dengan indikator dari setiap penggunaan metode
mengajar pada proses pembelajaran IPS kelas tinggi di Sekolah Dasar (SD), maka berikut ini
akan disajikan penggunaan metode mengajar dan kemampuan yang dicapai sesuai dengan
indikator, metode mengajar dan kemampuanyang dicapai, yang telah disajikan pada uraian
sebelumnya yaitu pembelajaran IPS di kelas rendah tidak diulang lagi, sehingga sajian berikut ini
hanya menjelaskan metode mengajar yang belum ada pada proses pembelajaran di kelas rendah.
Contohnya metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dan observasi dan pengamatan dapat juga
diterapkan pada pembelajaran IPS di kelas tinggi. Dengan mengidentifikasi berbagai metode
mengajar ini, tujuannya adalah agar guru dapat menggunakan berbagai jenis metode mengajar
dan sebagai acuan dalam menetapkan metode dan strategi mengajar yang akan dilakukannya di
kelas tinggi di Sekolah Dasar (SD).

Pemilihan metode pembelajaran oleh guru dan calon guru pada proses pembelajaran
materi IPS ataupun pada materi pembelajaran IPS yang lain perlu mempertimbangkan
jumlah siswa, alat, fasilitas, biaya, dan waktu. Pada pembelajaran IPS siswa kelas tinggi di
Sekolah Dasar (SD) guru dapat membimbing siswa dengan menggunakan pembelajaran
Konstruktivisme yaitu mencari, menemukan, menggolongkan, menyusun, melakukan.
sejumlah karakteristik yang dapat diidentifikasi pada siswa SD berdasarkan kelas-kelas yang
terdapat di SD.
1. Karakteristik pada Masa Kelas Rendah SD (Kelas 1,2, dan 3)
a. Ada hubungan kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah.
b. Suka memuji diri sendiri.
c. Apabila tidak dapat menyelesaikan sesuatu, hal itu dianggapnya tidak penting.
d. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain dalam hal yang menguntungkan dirinya.
e. Suka meremehkan orang lain.
2. Karakteristik pada Masa Kelas Tinggi SD (Kelas 4,5, dan 6)

12
a. Perhatianya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari.
b. Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis.
c. Timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus.
d. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah.
Menurut Jean Piagiet, usia siswa SD (7-12 tahun) ada pada stadium operasional konkrit. Oleh
karena itu guru harus mampu merancang pembelajaran yang dapat membangkitkan siswa,
misalnya penggalan waktu belajar tidak terlalu panjang, peristiwa belajar harus bervariasi, dan
yang tidak kalah pentingnya sajian harus dibuat menarik bagi siswa.
Pola pembelajaran pendidikan IPS menekankan pada unsur pendidikan dan pembekalan pada
mahasiswa. Penekanan pembelajarannya bukan sebatas pada upaya mencecoki atau menjejali
mahasiswa dengan sejumlah konsep yang bersifat hafalan belaka, melainkan terletak pada upaya
agar mereka mampu menjadikan apa yang tekag dipelajarinya sebagai bekal dalam memahami
dan ikut serta dalam melakoni kehidupan masyarakat lingkungannya, serta sebagai bekal bagi
dirinya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Di sinilah sebenarnya
penekanan misi dari pendidikan IPS. Oleh karena itu, rancangan pembelajaran guru hendaknya
diarahkab dan difokuskan sesuai dengan kondisi dan perkembangan potensi siswa agar
pembelajaran yang dilakukan benar-benar berguna dan bermanfaat bagi siswa (Kosasih, 1994;
Hamid Hasan, 1996).
Karakteristik mata pembelajaran IPS berbeda dengan disiplin ilmu lain yang bersifat monolitik.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial
seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Rumusan Ilmu
Pengetahuan Sosial berdasarkan realitas dan fenomena sosial melalui pendekatan interdisipliner.
Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki keterpaduan yang
tinggi. Pembelajaran geografi memberikan kebulatan wawasan yang berkenaan dengan wilayah-
wilayah, sedangkan sejarah memberikan wawasan berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari
berbagai periode. Antropologi meliputi studi-studi komparatif yang berkenaan dengan nilainilai,
kepercayaan, struktur sosial, aktivitas-aktivitas ekonomi, organisasi politik, ekspresi-ekspresi dan
spiritual, teknologi, dan benda-benda budaya dari budaya-budaya terpilih. Ilmu politik dan
ekonomi tergolong ke dalam ilmu-ilmu tentang kebijakan pada aktivitas-aktivitas yang
berkenaan dengan pembuatan keputusan. Sosiologi dan psikologi sosial merupakan ilmu-ilmu
tentang perilaku seperti konsep peran, kelompok, institusi, proses interaksi dan kontrol sosial.
Secara intensif konsep-konsep seperti ini digunakan ilmu-ilmu sosial dan studi-studi sosial.

13
BAB II

PENILAIAN PEMBELAJARAN IPS DI SD

A.PENGERTIAN PENILAIAN ATAU EVALUASI


Secara harafiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau
penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983). Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa evaluasi merupakan penilaian yang sistematik tentang manfaat dan kegunaan atau
pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu objek. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang
sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan
untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk
menghimpun informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemajuan, perkembangan,
dan pencapaian belajar siswa, serta untuk mengetahui keefektifan pengajaran yang telah
dilaksanakan guru.

B.KARAKTERISTIK EVALUASI PEMBELAJARAN IPS


Karekteristik dari pendidikan IPS adalah upaya untuk mengembangkan kompetensi sebagai
warga negara yang baik. Hal ini dapat dibangun apabila dalam diri setiap orang terbentuk
perasaan yang menghargai terhadap segala perbedaan, baik berupa pendapat, etnik agama,
kelompok, budaya dan sebagainya. Oleh karena itu pendidikan IPS memiliki tanggung jawab
untuk dapat melatih siswa dalam membangun sikap yang demikian. Dalam pembelajaran IPS
evaluasi emiliki pengertian penilaian progam, proses dan hasil pembelajaran IPS. Evaluasi
pembelajaran IPS yang berkesinambungan, sebaiknya dilakukan terus menerus sesuai dengan
keterlaksanaan pembelajarannya. Evaluasi seperti ini merupakan baro meter atau pengecekan
apakah proses yang berlangsung itu dapat diikuti dan dipahami oleh peserta didik, serta seberapa
besar penguasaan atau pemahaman peserta didik. Evaluasi pembelajaran IPS pada setiap jenjang
meniliki karakteristik tersendiri yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.

Organisasi materi pendidikan IPS pada tingkat sekolah dasar (SD/MI) .menggunakan
pendekatan secara terpadu/ fusi. Hal ini disesuaikan dengan karakteristik tingkat perkembangan

14
usia siswa SD yang masih pada taraf berpikir abstrak. Materi pendidikan IPS di Sekolah Dasar
disajikan secara

15
tematik dengan mengambil tema-tema sosial yang terjadi di sekitar siswa. Demikian juga halnya
tema-tema sosial yang dikaji berangkat dari fenomena fenomena serta aktivitas sosial yang
terjadi di sekitar siswa. Dengan demikian seorang guru yang akan melaksanakan proses
pembelajaran IPS harus dibekali dengan sejumlah pemahaman tentang karakteristik pendidikan
IPS yang meliputi pengertian dan tujuan pendidikan IPS, Penilaian dalam kurikulum 2013 di SD
memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Belajar Tuntas

Ketuntasan belajar merupakan tingkat minimal pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan meliputi ketuntasan substansi dan ketuntasan belajar dalam kurun waktu belajar.
Pada kompetensi sikap (KI-1 dan KI-2), pemberian umpan balik dan pembinaan sikap dilakukan
secara langsung ketika perilaku peserta didik tidak mencapai kriteria baik. Peserta didik yang
belum mencapai ketuntasan belajar pada KI-3 dan KI-4, diberi kesempatan untuk ramedi, dan
peserta didik tidak diperkenankan melanjutkan pembelajaran kompetensi selanjutnya sebelum
kompetensi tersebut tuntas.

Kriteria ketuntasan dijadikan acuan oleh guru untuk mengetahui kompetensi yang sudah atau
belum dikuasai peserta didik. Melalui cara tersebut, guru mengetahui sedini mungkin kesulitan
peserta didik sehingga pencapaian kompetensi yang kurang optimal dapat segera diperbaiki.

2. Autentik

Memandang penilaian dan pembelajaran sebagai dua hal yang saling berkaitan. Penilaian
autentik harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah. Menggunakan berbagai
cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap).
Penilaian autentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih
menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.

3. Berkesinambungan

Penilaian berkesinambungan dimaksudkan sebagai penilaian yang dilakukan secara terus


menerus dan berkelanjutan selama pembelajaran berlangsung. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan gambaran utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau

16
proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dengan menggunakan berbagai bentuk
penilaian.

4.Menggunakan Bentuk Penilaian yang bervariasi

Penilaian pada kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan menggunakan berbagai bentuk
penilaian yang sesuai dengan karakteristik kompetensi yang akan diukur atau dinilai. Berbagai
bentuk penilaian yang dapat digunakan antara lain tes tertulis, tes lisan, penilaian produk,
penilaian portofolio, kinerja, proyek, dan pengamatan atau observasi.

5.Berdasarkan Acuan Kriteria

Penilaian pada kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan menggunakan acuan kriteria.
Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan
terhadap ketuntasan yang ditetapkan. Idealnya, kriteria ketuntasan ditetapkan oleh satuan
pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik kompetensi dasar yang akan dicapai, daya
dukung (sarana dan guru), dan karakteristik peserta didik. S serta disiplin-disiplin ilmu sosial
yang dikembangkan dalam pendidikan IPS.

C.BENTUK PENILAIAN PEMBELAJARAN IPS SD


Penilaian pembelajaran IPS di SD dilakukan dengan menggunakan berbagai bentuk penilaian
untuk semua kompetensi dasar yang dikategorikan dalam tiga kompetensi, yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.

1.Penilaian Kompetensi Sikap

Sikap merupakan kecenderungan untuk berbuat dan berperilaku kepada suatu objek. Penilaian
sikap dimaksudkan sebagai penilaian terhadap perilaku peserta didik dalam proses pembelajaran.
Penilaian sikap memiliki karakteristik yang berbeda dari penilaian pengetahuan dan
tekerampilan, seningga pendekatan dan bentuk penilaian yang digunakan juga berbeda. Dalam
hal ini, penilaian sikap lebih ditujukan untuk membina perilaku sesuai budi pekerti dalam rangka
pembentukan karakter peserta didik.

Penilaian kompetensi sikap dilakukan melalui observasi, rubrik, wawancara, penilaian diri,
penilaian antarteman, jurnal selama proses pembelajaran berlangsung, dan tidak hanya di dalam

17
kelas. Penilaian kompetensi sikap menggunakan deskripsi yang menggambarkan perilaku peserta
didik. Penilaian terhadap kompetensi sikap meliputi beberapa aspek, antara lain:

a.Kompetensi Sikap Spiritual

Aspek penilaian kompetensi sikap spiritual (KI-1), antara lain: (1) ketaatan beribadah; (2)
berperilaku syukur; (3) berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan; dan (4) toleransi dalam
beribadah. Kompetensi sikap spiritual tersebut dapat diganti dari yang ada dan ditambah sesuai
karakteristik satuan pendidikan. Aspek tersebut berlaku untuk semua muatan pelajaran.

b.Kompetensi Sikap Sosial

Aspek penilaian sikap sosial (KI-2) meliputi: (1) jujur; (2) disiplin; (3) tanggung jawab; (4)
santun; (5) peduli; (6) percaya diri.

Penilaian sikap sosial dapat dilakukan dalam penilaian diri dan penilaian teman. Instrumen
penilaian diri dan teman disiapkan oleh pendidik dalam bentuk esai, rubrik, atau portofolio.
Stimulus atau lontaran yang diberikan pendidik hendaknya dalam rangka pembentukan
kesadaran, kepedulian, dan sikap sosial serta emosional peserta didik. Hasil observasi atau
penilaian sikap digunakan sebagai pelengkap atau penguatan hasil pengamatan oleh pendidik.

2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan

Penilaian kompetensi pengetahuan (KI-3) pada pembelajaran IPS, dilakukan dengan


menggunakan berbagai bentuk penilaian. Guru diharapkan mampu mengidentifikasi setiap KD
atau materi pembelajaran IPS untuk selanjutnya memilih bentuk penilaian yang sesuai dengan
karakteristik kompetensi yang akan dinilai. Penilaian dimulai dengan perencannaan yang
dilakukan pada saat menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Penilaian KI-3
menggunakan predikat A (Sangat Baik); B (Baik); C (Cukup); D (Kurang); dan deskripsi.

Bentuk penilaian yang digunakan sebagai berikut:

a. Tes Tertulis

18
Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawaban serta dilaksanakan secara tertulis berupa pilihan
ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen tes tertulis dikembangkan atau
disiapkan berdasarkan langkah-langkah berikut ini:

1)Menetapkan tujuan tes, misal ulangan harian, ulangan tengah semester (UTS), dan ulangan
akhir semester (UAS).

2)Menyusun kisi-kisi sesuai dengan tujuan pembelajaran. Di dalam kisi-kisi ini memuat rambu-
rambu tentang kriteria soal yang akan ditulis, misalnya bentuk soal, jumlah soal, KD yang akan
diukur, materi, dan indikator soal. Dengan adanya kisi-kisi, penulisan soal lebih terarah karena
sesuai dengan tes dan proporsi soal per KD atau materi yang hendak diukur lebih tepat.

3)Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan soal.

4)Menyusun pedoman penskoran sesuai dengan soal yang digunakan. Untuk soal pilihan ganda,
isian, menjodohkan, dan jawaban singkat disediakan kunci jawaban. Untuk uraian disediakan
pedoman penskoran berupa rentang skor (rubrik).

b. Tes Lisan

Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara lisan dan peserta didik
merespon pertanyaan tersebut secara lisan sehingga menumbuhkan sikap berani berpendapat.
Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat, maupun paragraf. Sebelum pelaksanaan tes lisan,
pendidik perlu membuat perencanaan yang meliputi tujuan tes dan materi soal.

c. Penugasan

Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik untuk meningkatkan pengetahuan dari
materi yang sudah dipelajari. Pemberian tugas dapat juga diberikan pada materi yang akan
dipelajari sebagai bentuk stimulus pada peserta didik. Penugasan ini dapat dilakukan baik secara
individu ataupun kelompok sesuai karakteristik materi tugas yang diberikan.

3.Penilaian Kompetensi Keterampilan

Penilaian kompetensi keterampilan (KI-4) dilakukan dengan mengidentifikasi karakteristik


kompetensi yang ada untuk menentukan bentuk penilaiana yang sesuai. Tidak semua kompetensi

19
dasar dapat diukur dengan penilaian kinerja, penilaian proyek, atau portofolio. Penentuan bentuk
penilaian didasarkan pada karakteristik kompetensi keterampilan yang hendak diukur.

Penilaian KI-4 dimaksudkan untuk mengetahui apakah pengetahuan yang sudah dikuasai peserta
didik dapat digunakan untuk mengenal dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan
sesunguhnya (dunia nyata). Penilaian KI-4 menggunakan predikat A (Sangat Baik); B (Baik); C
(Cukup); D

(Kurang); dan deskripsi. Bentuk penilaian yang digunakan dalam penilaian kompetensi
keterampilan IPS di SD sebagai berikut:

a. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja merupakan penilaian yang meminta peserta didik untuk melakukan suatu tugas
pada situasi yang sesungguhnya dengan mengaplikasikan atau mendemonstrasikan pengetahuan
dan keterampilan yang dibutuhkan. Misalnya dalam pembelajaran IPS, bermain peran,
menyajikan laporan hasil pengamatan tentang hubungan sosial masyarakat, dan sebagainya. Pada
penilaian kinerja, penekanan penilaiannya dapat dilakukan pada proses dan produk. Penilaian
kinerja yang menekankan pada produk disebut penilaian produk, sedangkan penilaian kinerja
yang menekankan pada proses disebut penilaian unjuk kerja (praktik). Dalam penilaian
dibutuhkan rubrik sebagai dasar untuk penilaian.

b.Penilaian Proyek

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan
dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.

c.Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh
karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui
minat, perkembangan, prestasi, dan kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
Penilaian portofolio dilakukan untuk menilai karya-karya peserta didik untuk suatu subtema.
Portofolio merupakan bagian dari penilaian autentik, yang dapat menyentuh aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.

20
Bentuk dari portofolio dapat berupa stopma/bantex berisi tugas-tugas tulisan tangan atau
karangan siswa, laporan hasil pengamatan, karya-karya dan sebagainya.

21
D. IMPLIKASI PRINSIP PENILAIAN IPS
Sedangkan Menurut Purwanto ada 5 (lima) prinsip penilaian, yaitu:

1. Prinsip keobjektifan

Penilaian hasil belajar harus dilaksanakan secara obyektif atau apa adanya dansedapat mungkin
menjauhi unsur-unsur subyektif atau berdasarkan pendapat pribadi.

2.Prinsip Keadilan

Keputusan yang dibuat sebagai tindak lanjut kegiatan penilaian hendaknya adil bagisemua siswa
tanpa memandang siapa mereka. Semua siswa diperlakukan sama, rasa tidaksenang atau bahkan
benci, rasa tidak suka karena jasa dan sebagainya tidak bolehmempengaruhi pembuatan
keputusan.

3.Prinsip Keberlanjutan

Penilaian belajar harus dilakukan secara berkelanjutan selama kegiatan pembelajaran


berlangsung.

4.Prinsip Keseluruhan

Semua kompetensi yang telah dirumuskan diukur pencapaiannya. Hal inidimaksudkan untuk
mengetahui kompetensi mana yang telah dikuasai dan mana yang belum.

5.Prinsip Kependidikan

Penilaian tidak sekedar digunakan sebagai dasar untuk menghakimi siswa, melainkanharus
bermanfaat untuk mendidik mereka, terutama untuk membangkitkan motivasi, berdisiplin dalam
belajar, meminati materi pelajaran, dan sebagainya.

Sehingga dengan adanya prinsip-prinsip pembelajaran IPS ini dapat memberikan pengarahan
kepada setiap guru untuk melakukan penilaian dengan sebaik dan seadil mungkinuntuk setiap
siswa, yang mana penilaian dilakukan sesuai dengan nilai-nilai dari prinsip pembelajaran IPS
tersebut.Setiap guru harus mampu melaksanakan prosedur penilaian dan pencatatan secara tepat.
Implikasi dari prinsip ini adalah:

1.Prosedur penilaian harus dapat diterima atau dipahmi secara jelas oleh guru.

22
23
2.Prosedur penilaian dan catatan harian hasil belajar siswa hendaknya mudah dilaksanakan
sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran dan tidak menggunakan waktu yang berlebihan.

3.Catatan harian harus mudah dibuat, mudah dipahami, dan bermanfaat untuk perencanaan
pembelajaran.

4.Informasi yang diperoleh untuk menilai semua pencapaian belajar siswa dengan berbagai cara
harus digunakan sebagaimana mestinya.

5.Penilaian pencapaian hasil belajar yang bersifat positif untuk pembelajaran selanjutnya perlu
direncanakan oleh guru dan siswa.

6.Klasifikasi dan kesulitan belajar harus ditentukan sehingga siswa mendapatkan bimbingan dan
bantuan belajar yang sewajarnya.

7.Hasil penilaian hendaknya menunjukkan kemajuan dan keberlanjutan pencapaianhasil belajar


siswa.

8.Penilaian semua aspek yang berkaitan dengan pembelajaran, misalnya efektivitas pembelajaran
dan kurikulum perlu dilaksanakan.

9.Peningkatan keahlian guru sebagai konsekuensi dari diskusi pengalaman dan membandingkan
metode dan hasil penilaian perlu dipertimbangkan.

10.Pelaporan penampilan siswa kepada orang tua atau wali dan atasannya (kepalasekolah,
pengawas) dan instansi lain yang terkait seharusnya dilaksanakan.

E. TUJUAN PENILAIAN PEMBELAJARAN IPS


1.Mendeskripsikan kecakapan belajar para mahasiswa sehingga dapat diketahuikelebihan dan
kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaranyang ditempuhnya.

2.Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakniseberapa jauh


keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para mahasiswa kearah tujuan pendidikan yang
diharapkan. Dalam hal ini para mahasiswa untukmenjadi manusia yang berkualitas dalam aspek
intelektual, sosial, emosional,moral, dan keterampilan.

24
3.Menentukan tindak lanjut hasil penilaian pembelajaran IPS , yakni melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam hal program hpendidikan dan pengajaran sertastrategi pelaksanaannya.

4.Memberikan pertanggungjawaban dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan.


Pihak yang dimaksud meliputi pemerintah, masyarakat, dan paraorang tua mahasiswa.

Sesuai dengan tujuan belajar, maka penilaian harus dapat menggambarkan pencapaian
kompetensi dari peserta didik. Secara garis besar fungsi dari penilaian adalahsebagai berikut:

1.Penilaian berfungsi selektif

Dengan cara mengadakan beberapa penilaian guru mempunyai cara untukmengadakan seleksi
atau penilaian terhadap siswanya. Penilaian itu sendiri mempunyai berbagai tujuan antara lain:

a.Untuk memilih siswa yang dapat diterima disekolah tertentu.

b.Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya.

c.Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa.

d.Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah, dan sebagainya.

2. Penilaian berfungsi diagnostik

Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi persyaratan, makadengan
melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan siswa. Disamping itu,diketahui pula sebab
musabab kelemahan itu.Jadi dengan mengadakan penilaian,sebenarnya guru mengadakan
diagnosis kepada siswa tentang kebaikan dankelemahannya. Dengan diketahuinya kelemahan ini
akan lebih mudah dicari cara untuk mengatasi.

25
3.Penilaian berfungsi sebagai penempatan.

Sistem baru yang kini banyak dipopulerkan di negara barat, adalah sistem belajarsendiri. Belajar
sendiri dapat dilakukan dengan cara mempelajari sebuah paket belajar, baik itu berbentuk modul
atau paket belajar lain. sebagai alasan dari timbulnya sistemini adalah adanya pengakuan yang
besar terhadap kemampuan individual. Setiap siswasejak lahirnya telah membawa kemampuan
sendiri-sendiri sehingga pelajaran akan lebih efektif apabila disesuaikan dengan pembawaan
yang ada. Akan tetapi disebabkankarena keterbatasan sarana dan tenaga, pendidikan yang
bersifat individual kadang-kadang sukar sekali dilaksanakan.pendekatan yang lebih bersifat
melayani perbedaankemampuan adalah pengajaran secara kelompok.Untuk dapat menentukan
dengan pastidikelompok mana seorang siswa harus ditempatkan, digunakan untuk penilaian.

Penilaian pembelajaran penempatan IPS juga merupakan penilaian pembelajaranyang ditujukan


untuk mengetahui keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program pembelajaran dan
penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelummemulai kegiatan belajar untuk program
itu. Dengan kata lain, penilaian pembelajaranIPS ini berorientasi kepada siapapun mahasiswa
untuk menghadapi program baru dan kecocokan program belajar dengan kemampuan
mahasiswa.Dari segi alatbya, penilaian pembelajaran IPS hasil belajar dapat
dibedakanmendahului tes bukan tes (Moyes). Tes ini ada yang diberikan secara lisan,
testulisan,badan ada tes tindakan. Soal-soal tes ada yang disusun dalam bentuk objektif,ada juga
yang dalam bentuk esai atau uraian.

4.Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan

Fungsi keempat dari penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana suatu
program berhasil diterapkan. Telah disinggung pada bagian-bagian sebelum ini, keberhasilan
program ditentukan oleh, beberapa faktor yaitu faktor guru,metode mengajar, kurikulum, sarana,
dan sistem administrasi.

5.Berdasarkan fungsinya, penilaian sering dibedakan dalam dua kelompok yaitu:

 Penilaian formatif

Penilaian formatif berfungsi untuk memberi umpan balik terhadap kemajuan belajar peserta
didik, memperbaiki proses pengajaran atau pembelajaran dalamrangka meningkatkan

26
pemahaman atau prestasi belajar peserta didik. Jadi penilaianformatif ini sangat besar
pengaruhnya bagi pendidik juga peserta didik. Karenadalam umpan balik inilah seorang pendidik
bisa melihat perubahan siswa dalam proses pembelajaran. Misalnya guru menjelaskan mengenai
jenis-jenis pekerjaan,setelah guru selesai menjelaskan. Guru bisa mengajukan pertanyaan kepada
Persertadidik, sehingga peserta didik memberikan jawaban sesuai dengan apa yang mereka
ketahui.

 Penilaian sumatif

Penilaian sumatif berungsi untuk menilai pencapaian siswa pada suatu periodewaktu tertentu.
Pada perkembangan terakhir penilaian dibedakan dalam tigakelompok, yaitu assessment of
learning, assessment for learning, dan assessmentas learning. Assessment of learning adalah
penilaian terhadap apa yang telahdicapai peserta didik; assessment for learning adalah penilaian
untuk mengidentifikasi kesulitan yang mungkin dihadapi peserta dan menemukan cara atau
strategi untuk membantu peserta didik sehingga lebih mudah memahami danmembuat
pembelajaran menjadi efektif.

Assessment pada dasarnya adalah penilaian sumatif,assessment for learning dan assessment as
learning adalah penilaian formatif. Assessment as learning,merupakan penilaian yang
menekankan pada keterlibatan peserta didik untuk secaraaktif berpikir mengenai proses belajar
dan hasil belajarnya sehingga berkembangmenjadi pembelajar yang mandiri (independent
learner). Konsep penilaian tersebut muncul berdasarkan ide bahwa belajar tidak hanya transfer
pengetahuan dari seorangyang lebih mengetahui terhadap yang belum mengetahui, tetapi lebih
merupakan proses pengolahan kognitif yang aktif yang terjadi ketika seseorang
berinteraksidengan ide-ide baru.

27
DAFTAR PUSTAKA

E-journalSutrisno.2015, Penilaian Pembelajaran Tematik pada Kurikulum 2013 di Sekolah


Dasar.FIP Universitas Negeri Malang

Dantes, Nyoman.2008,Hakikat Asesment Otentik sebagai Penilaian Proses dan Produk Dalam
Pembelajaran.Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha

Fauziah, Tati. 2007, Pembelajaran IPS SD/MI. Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala
BandaAceh dan Universitas Muhammadiya Banda Aceh.

Hidayati dkk 2006. Pengembangan Pendidikan IPS SD. UPI Pres. Bandung

Ischak SU, dkk. 1997. Pendidikan IPS di SD. UT Depdikbud. Jakarta

Kartono dkk, 2013. Modul PLPG. Pusat Pengembangan Profesi Pendidik Kemendikbud. Jakarta

Pudjiastuti Ari, Chaterina M., 2016. Modul Kajian Materi IPS Kelas Tinggi. Dirjen GTK
Kemendikbud. Jakarta

Purwanto Ngalim, M. 1994.Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

28
Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.Purwanto Ngalim, M.2002.Prinsip-prinsip dan Teknik
Evaluasi Pengajaran.Bandung: PTRemaja Rosdakarya

29

Anda mungkin juga menyukai