Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Penyelesaian penyusunan Laporan ini semata-mata berkat pertolongan


Tuhan. Untuk itu tempat yang pertama dan utama penulis mengucapkan terima
kasih kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai pemberi hidup dan sumber
pengetahuan penulis.

Pada Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam jabatan tahun 2023, sebagai
Lulusan Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 3 saya mengikuti
pendidikan akademik dan membuat tugas dalam bentuk 3 laporan. Dengan
demikian, pada laporan pertama ini tentang Analisis Materi Berbasis Masalah
saya membuat kegiatan yang pernah dipelajari dan dilakukan selama
melaksanakan Program Pendidikan Guru Penggerak disekolah tempat saya
mengabdi.

Adapun penyususnan laporan yang dimaksud meliputi: a) Kebijakan


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi; b) Program
Pendidikan Guru Penggerak; c) Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional-Ki Hajar
Dewantara; d) Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak; e) Visi Guru Penggerak; f)
Budaya Positif.

Selama penulis menyusun Laporan Analisis Materi Berbasis Masalah ini


terdapat kendala (sebagai kekurangan dalam penyususnan laporan ini) untuk itu
sumbangsih kritik dan saran yang kontruktif demi penyempurnaan penyusunan
laporan ini sangat diharapkan. Semoga dengan PPG harapannya bisa menambah
pengalaman dan kompetensi sebagai guru yang professional sehingga bisa
bermanfaat untuk saya dan khusus berdampak pada peserta didik.

Penulis

Amelia Moykari

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………3

RINGKASAN……………………………………………………………………..4

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang kegiatan……………………………………………………….6


B. Tujuan Kegiatan……………………………………………………………….7
C. Manfaat Kegiatan……………………………………………………………...8

BAB II. PEMBAHASAN

A. Kebijakan Kementerian Pendidikan, ………………………………………….9


Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
B. Program Pendidikan Guru Penggerak………………………………..………10
C. Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional-Ki Hajar Dewantara………………...11
D. Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak…………………………………….…12
E. Visi Guru Penggerak…………………………………………………………13
F. Budaya Positif………………………………………………………………..14

BAB III. PENUTUP

A. Refleksi………………………………………………………………………15
B. Tindak Lanjut………………………………………………………….……..16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

LAMPIRAN...........................................................................................................19

3
RINGKASAN

Program pendidikan guru penggerak merupahkan salah satu kebijakan


Merdeka Belajar yang diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud). Program pendidikan guru penggerak adalah program pendidikan
bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program pendidikan ini
dijalankan selama 9 bulan yang terdiri dari kelas pelatihan daring, lokakarya, dan
pendampingan. Program Pendidikan Guru Penggerak dijalankan dengan
menekankan pada kompetensi kepemimpinan pembelajaran (instructional
leadership) yang mencakup komunitas praktik, pembelajaran sosial dan
emosional, pembelajaran berdiferensiasi yang sesuai perkembangan murid, dan
kompetensi lain dalam pengembangan diri dan sekolah.

Kompetensi tersebut dituangkan ke dalam tiga paket modul, yaitu


paradigma dan visi guru penggerak, praktik pembelajaran yang berpihak pada
murid, dan Pemimpin pembelajaran dalam pengembangan sekolah. Filosofi
pendidikan indonesia Ki Hajar Dewantara adalah pendidikan yang sesungguhnya
memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia
mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik
sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu
saya merumuskan visi guru penggerak “Menjadikan murid generasi masa depan
yang cerdas dan berkarakter profil pelajar pancasila”. Untuk mewujudkan visi
menjadikan murid yang cerdas saya melaksanakan inovasi pembelajaran sesuai
kebutuhan murid dan mensosialisasikan program pembiasaan karakter lewat
budaya positif.

Guru Penggerak memiliki 5 nilai yakni: 1) Mandiri, 2) Reflektif, 3)


Kolaboratif, 4) Inovatif, serta 5) Berpihak pada Murid. Guru Penggerak juga
memiliki peran meliputi: 1) pemimpim pembelajaran, 2) menggerakkan
komunitas praktisi, 3) menjadi coach bagi guru lain, 4) mendorong kolaborasi
antar guru dan mewujudkan kepemimpinan murid.

Dengan nilai dan peran guru penggerak dapat menjadi sumber kekuatan dalam
melaksanakan praktik-praktik baik di lingkungan kelas dan sekolah. Sehingga

4
Menjadi guru yang tergerak, bergerak dan menggerakkan semua ekosistem
sekolah agar Profil seorang pelajar Pancasila akan mudah diwujudkan. Akan lahir
sosok murid yang mampu bernalar kritis, mandiri, beriman bertaqwa dan beraklaq
mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, dan kreatif.

5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kegiatan

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)


tahun 2019-2024 salah satu visi Pemerintah Republik Indonesia berfokus pada
pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui peningkatan kualitas
pendidikan dan manajemen talenta.

Program Guru Penggerak ini bertujuan untuk menyiapkan para pemimpin


pendidikan Indonesia masa depan, yang mampu mendorong tumbuh kembang
murid secara holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan guru di
sekitarnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada
murid; serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk
mewujudkan profil Pelajar Pancasila. Serta menyiapkan Sumber Daya Manusia
yang memiliki kecakapan pengetahuan keterampilan dan sikap serta penguasaan
terhadap TIK dan diintegrasikan pada pendidikan abad 21. Untuk mendukung
tercapainya tujuan itu, Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) dijalankan
dengan menekankan pada kompetensi kepemimpinan pembelajaran (instructional
leadership) yang mencakup komunitas praktik, pembelajaran sosial dan
emosional, pembelajaran berdiferensiasi yang sesuai perkembangan murid, dan
kompetensi lain dalam pengembangan diri dan sekolah.

Karena itu penulis yang berkesempatan menjadi bagian dari guru


penggerak angkatan 3 yang telah menempuh pendidikan selama 9 bulan merasa
sangat penting mengimplementasikan semua materi yang telah didapatkan pada
saat pendidikan di sekolah tempat penulis mengabdi dengan peran guru
penggerak mendorong kolaborasi antar guru sehingga dapat mewujudkan
kepemimpinan murid untuk menjadi pelajar pancasila.

6
Berdasarkan uraian diatas maka penulis sebagai mahasiswa lulusan
pendidikan guru penggerak akan membuat laporan yang berkaitan dengan materi
mata kuliah yang pertama Pendidikan Profesi Guru (PPG) yakni Analisis Materi
Berbasis Masalah saat penulis mengikuti pendidikan dan bagaimana
implementasinya di sekolah tempat penulis mengabdi sampai sekarang.

B. Tujuan Kegiatan

Melalui kegiatan guru penggerak, pemerintah melalui kemendikbusristek


mengajar guru hebat seluruh indonesia untuk ikut berpartisipasi secara aktif
dan nyata untuk memajukan pendidikan indonesia dengan menciptakan
pembelajaran yang berpusat pada murid dan menggerakkan ekosistem
pendidikan seni yang lebih baik program ini akan bertujuan untuk menciptakan
guru penggerak yang dapat :

a. Mengembangkan diri dan guru lain dengan refleksi, berbagi dan


kolaborasi secara mandiri;
b. Memiliki kematangan moral, emosi dan spiritual untuk berperilaku sesuai
kode etik;
c. Merencanakan, menjalankan, merefleksikan, dan mengevaluasi
pembelajaran yang berpusat pada murid dengan melibatkan orang tua;
d. Berkolaborasi dengan orang tua dan komunitas untuk mengembangkan
sekolah dan menumbuhkan kepemimpinan murid;
e. Mengembangkan dan memimpin upaya dalam mewujudkan visi sekolah
yang berpihak pada murid dan relevan dengan kebutuhan komunitas di
sekitar sekolah.

7
C. Manfaat Kegiatan

Adapun manfaat bagi lulusan program guru penggerak adalah:

1. Pengembangan kompetensi dalam lokakarya bersama dan meningkatkan


kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran di kelas yang berpusat pada
peserta didik;
2. Mendapatkan pengalaman belajar yang sangat berharga, lebih mandiri,
sekaligus mendapatkan kelompok terbimbing.
3. Mendapatkan relasi baru dengan rekan guru sekolah lain. Sehingga mereka
bisa berbagi pengalaman dan praktik baik satu sama lain;
4. Mendapatkan bimbingan atau monitoring secara langsung dari pengajar
praktik atau pendamping yang profesional;
5. Mendapatkan komunitas baru di luar sekolah yang dapat meningkatkan
kualitas diri;
6. Mendapatkan penghargaan berupa sertifikat pendidikan sebanyak 306 JP
yang tentunya sangat bermanfaat bagi karier sebagai guru; dan
7. Mendapatkan kesempatan dalam jenjang karier karena denga sertifikat guru
penggerak akan mendapatkan prioritas utama.

8
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Untuk mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan, Kemendikbud


mengembangkan rangkaian kebijakan Merdeka Belajar pada tahun 2019.
Kebijakan ini dicetuskan sebagai langkah awal melakukan lompatan di bidang
pendidikan. Tujuannya adalah mengubah pola pikir publik dan pemangku
kepentingan pendidikan menjadi komunitas penggerak pendidikan. Filosofi
“Merdeka Belajar” disarikan dari asas penciptaan manusia yang merdeka memilih
jalan hidupnya dengan bekal akal, hati, dan jasad sebagai anugerah Tuhan Yang
Maha Kuasa. Dengan demikian, merdeka belajar dimaknai kemerdekaan belajar
yang memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar senyaman mungkin
dalam suasana bahagia tanpa adanya rasa tertekan.

Berbagai kebijakan dan program sedang diupayakan untuk hal tersebut


dengan melibatkan berbagai pihak menjadi satu ekosistem pendidikan. Program
tersebut dinamakan Pendidikan Guru Penggerak (PGP) yang sejatinya
mengembangkan pengalaman pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan guru
sebagai bagian dari Kebijakan Merdeka Belajar melalui pendidikan guru.

Saya sebagai calon guru penggerak saat itu juga telah mengikuti semua
tahapan pada program ini, dan telah memiliki profil sebagai guru penggerak serta
bersertifikat guru penggerak, beban belajar yang ditempu saat itu adalah 306 jam
pelajaran. saya merasakan bahwa saat pendidikan selama 9 bulan, penulis mampu
berkolaborasi bersama semua komponen ekosistem sekolah, sehingga dapat
menjalankan peran sebagai guru penggerak dan menggerakan perubahan yang riil.

9
B. Program Pendidikan Guru Penggerak

Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) dijalankan dengan


menekankan pada kompetensi kepemimpinan pembelajaran (instructional
leadership) yang mencakup komunitas praktik, pembelajaran sosial dan
emosional, pembelajaran berdiferensiasi yang sesuai perkembangan murid, dan
kompetensi lain dalam pengembangan diri dan sekolah.

Kompetensi tersebut dituangkan ke dalam tiga paket modul, yaitu


paradigma dan visi Guru Penggerak, praktik pembelajaran yang berpihak pada
murid, dan Pemimpin pembelajaran dalam pengembangan sekolah. Selanjutnya,
ketiga paket modul tersebut diperinci menjadi 10 bagian. Program pendidikan ini
dijalankan selama 9 bulan yang terdiri dari kelas pelatihan daring, lokakarya, dan
pendampingan. Dalam proses pendidikan ini guru tetap menjalankan perannya di
sekolah sekaligus menerapkan pengetahuan yang didapat dari ruang pelatihan ke
dalam pembelajaran di kelas.

Semua tahapan saya lalui yaitu mempelajari 10 modul bagian di mana


kelas pelatihan daring bersama fasilitator lewat LMS, tahapannya yaitu: 1) calon
guru penggerak belajar secara mandiri dengan mengeksplorasi konsep materi
dalam bentuk teks, file,video, kemudian eksplorasi konsep bersama rekan calon
guru penggerak; 2) kolaborasi antar rekan calon guru penggerak (CGP) dan
fasilitator; 3) elaborasi pemahaman materi bersama instruktur secara daring
bersama rekan CGP dari berbagai daerah; 4) membuat koneksi antar materi; 5)
merefleksikan pemahaman materi dan juga kenyataan yang terjadi; 6) membuat
aksi nyata di kelas secara khusus maupun lingkungan sekolah.

Pendampingan dilakukan oleh pengajar praktik, yang langsung ke sekolah


dan mendampingi serta melihat aktivitas CGP. Kemudian lokakarya dilaksanakan
bersama kelas fasilitator yang lain secara ofline. Disana calon guru penggerak
mendapatkan pengalaman belajar yang sangat berharga, lebih mandiri, sekaligus
mendapatkan kelompok terbimbing. Hal ini bisa menambah relasi dan
pengetahuan kami CGP dalam kegiatan lokakarya.

10
Disetiap awal modul baru, dilakukan pretest dan akhir modul yang
dipelajari peserta calon guru penggerak mengerjakan posttest.

C. Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional-Ki Hajar Dewantara

Filosofi pendidikan indonesia Ki Hajar Dewantara adalah pendidikan yang


sesungguhnya memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki
anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Adapun semboyan terkenal dari Ki Hajar Dewantara adalah Ing Ngarso


Sung Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso dan Tut Wuri Handayani, yang berarti
figur pendidik yang baik adalah disamping menjadi suri tauladan atau panutan,
tetapi juga harus mampu menggugah semangat dan memberikan dorongan moral
dari belakang agar anak didiknya dapat merasa situasi yang baik dan nyaman.
Sehingga mereka dapat menjadi manusia yang bermanfaat di masyarakat.

Ki Hajar Dewantara menekankan agar pendidikan selalu memperhatikan;


1) Kodrat Alam, 2) Kemerdekaan, 3) Kemanusiaan, 4) Kebudayaan, dan
5) Kebangsaan. Semua ini tujuannya yaitu agar terwujud pendidikan yang
memerdekakan siswa.

Setelah mempelajari modul ini (filosofi pendidikan indonesia Ki Hajar


Dewantara), yang berubah dari pemikiran saya adalah : 1) menyadari rencana
pembelajaran yang penulis buat belum sepenuhnya berpusat pada murid; 2)
mengetahui bahwa nilai bagus atau sempurna secara kognitif saja belum bisa
dikatakan pembelajaran yang berhasil; 3) pembelajaran belum sepenuhnya
mengakomodir seluruh kebutuhan peserta didik di kelas, karena tidak melakukan
diagnostik awal.

Berdasarkan pemikiran yang ada, yang saya lakukan dikelas terhadap


peserta didik yakni : 1) melakukan diagnosa awal peserta didik sebelum masuk
pada pembelajaran agar mengetahui kemampuan awal peserta didik; 2)
mengakomodir kebutuhan belajar peserta didik; 3) mendesain pembelajaran yang

11
berpusat pada peserta didik; 4) melakukan inovasi pembelajaran dengan
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan; 5) memberikan kebebasan pada
anak untuk berkreativitas.

D. Nilai dan Peran Guru Penggerak


1. Nilai Guru Penggerak

Penting bagi seorang Guru Penggerak untuk bisa memahami dan


menjiwai nilai-nilai dari seorang Guru Penggerak karena dapat berfungsi
sebagai standar bagi seseorang dalam mengambil posisi khusus dalam
suatu masalah, sebagai bahan evaluasi dalam membuat keputusan, bahkan
hingga berfungsi sebagai motivasi dalam mengarahkan tingkah laku
individu dalam kehidupan sehari-hari di sekolah maupun dimasyarakat.
Kelima nilai dari Guru Penggerak adalah: 1) Mandiri, 2) Reflektif, 3)
Kolaboratif, 4) Inovatif, serta 5) Berpihak pada Murid.

Berkaitan dengan materi ini, penulis mampu menanamkan 5 nilai


ini pada diri saya sebagai guru penggerak, misalnya melakukan perubahan
dilingkungan sekolah dimulai dari diri menginginkan agar program
sekolah yang tidak berjalan dapat dikelola dengan baik, maka saya
berkonsultasi dengan kepala sekolah dan berkolaborasi dengan beberapa
rekan guru untuk mengaktifkan kembali program PIS (Penguatan Iman
Siswa) yang dilaksanakan setiap hari jumat, dan program tersebut
terlaksana hingga sekarang di SMAN 12 Kupang.

2. Peran Guru Penggerak


Guru penggerak harus mampu melaksanakan peran guru penggerak
meliputi: 1) pemimpim pembelajaran, 2) menggerakkan komunitas
praktisi, 3) menjadi coach bagi guru lain, 4) mendorong kolaborasi antar
guru dan mewujudkan kepemimpinan murid.

12
Berkaitan dengan peran guru penggerak ini, sebagai pemimpin
pembelajaran penulis lakukan : 1) saya bersama murid mengatur penataan
kelas, menciptakan kelas yang bersih, rapi dan indah; 2) merancang
pembelajaran mengakomodir kebutuhan peserta didik, melakukan inovasi
pembelajaran dengan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan
misalkan menggunakan teknologi dengan menampilkan konten materi
lewat LCD, PPT, maupun Video Pembelajaran karya saya, buku cetak dan
media-media pembelajaran lainnya. Dalam pembelajaran saya juga
melakukan games terkait materi pelajaran maupun ice breaking. Saya juga
membagikan praktik baik ini kepada rekan guru lewat komunitas praktisi.

E. Visi Guru Penggerak


Guru harus memiliki visi yang mengarah pada perubahan baik
perubahan dikelas atau perubahan disekolah. Saya merumuskan visi guru
penggerak “Menjadikan murid generasi masa depan yang cerdas dan
berkarakter profil pelajar pancasila”. Untuk mewujudkan visi tersebut
menjadikan murid yang cerdas adapun kegiatan yang penulis lakukan yaitu
merancang program kepemimpinan murid yaitu program PEMANTIK
( penerapan materi matematika kontekstual), Sehingga mereka memiliki
pengalaman belajar yang lebih bermakna, mereka dapat menunjukan
keterampilan mereka dalam menerapkan pengetahuan matematika yang
mereka miliki secara lebih kontekstual atau realistik di lingkungan sekitar dan
dalam kehidupan bermasyarakat. Karakter yang dimiliki murid dari program
ini adalah, berpikir kritis, bergotong-royong dan berkebinekaan global. Selain
itu juga pembiasaan karakter lewat budaya positif.

F. Budaya Positif
1. Materi budaya positif

13
Seorang guru memiliki peran untuk membangun atau mewujudkan budaya
positif di sekolah. Budaya positif merupahkan perwujutan dari nilai-nilai
atau keyakinan universal yang diterapkan disekolah. Konsep-konsep
budaya positif yaitu Disiplin positif, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar
manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi.
2. Aksi nyata penulis
Budaya positif yang saya terapkan disekolah adalah 1) Budayakan 5S
(Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun) dan 2) dan kesepakatan kelas.
a. Latar belakang
Beranjak dari Filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara “Sekolah
merupakan tempat bersemainya benih-benih kebaikan. Hal ini menguatkan
kita guru menciptakan Budaya Positif di sekolah. 5S (Senyum, Salam,
Sapa, Sopan, dan Santun) disekolah sebagai penanaman pendidikan
karakter pada murid, lewat keteladanan seorang guru.
b. Strategi:
1) Mengsosialisasikan budaya positif kepada semua warga sekolah
berdasarkan impian murid yang disetujui oleh murid dan guru; 2)
Melibatkan semua warga kelas (wali kelas ,guru mata pelajaran,murid)
untuk budayakan 5S dan kesepakatan kelas masing-masing.
c. Tolak ukur
1) Dapat mengakomodir pendapat ide dan kretifitas dalam menciptakan
suasana kelas yang aman dan menyenangkan 2) menghasilkan produk
berupa kesepakatan peraturan didalam kelas 3) Melaksanakan peraturan
tersebut dengan sadar dan tidak ada paksaan 4) Dapat menjalankan
konsekuensi akibat pelanggaran peraturan yang telah dibuat dan disepakatai
bersama.

14
BAB III

PENUTUP

A. Refleksi

Guru sebagai penuntun melekat pada dirinya, nilai dan peran sebagai
teladan, pembangun dan pendorong keberhasilan bagi muridnya. Seorang
guru harus optimal memainkan perannya sebagai penuntun agar
meninggalkan jejak kisah yang bernilai positif pada murid di hari esok.

Nilai-nilai guru penggerak meliputi nilai mandiri, reflektif,


kolaboratif, inofatif, dan berpusat pada murid. Dengan nilai tersebut saya
Guru Penggerak Angkatan 3 Asal Kota Kupang, yang kini berdomisili di
Kalabahi Kabupaten Alor NTT. Mengikuti kegiatan pendidikan guru
penggerak selama 9 bulan, tentunya banyak ilmu, wawasan dan pengalaman
yang telah saya bagikan kepada rekan guru sekolah asal (SMAN 12
Kupang) lebih khusus lagi berdampak baik kepada peserta didik lewat
perubahan positif yang saya implementasikan di sekolah.
Seorang guru penggerak mampu mengembangkan peran yakni
menjadi pemimpim pembelajaran dan menggerakkan komunitas praktisi.
Nilai dan peran guru sangat berkaitan dengan profil pelajar pancasila
dimana nilai-nilai positif sebagai roh atau landasan yang harus dimiliki
oleh murid tentu dengan melalui tuntunan seorang guru. Nilai-nilai
tersebut wajib ditanamkan guru kepada muridnya melalui keteladanan dan
pembiasan yang baik. Misalnya program budayakan 5S (Senyum, Salam,
Sapa, Sopan, dan Santun) dan kesepakatan kelas yang saya laksanakan di
sekolah asal sekolah saat pendidikan Guru Penggerak dengan membangun
kolaborasi antar siswa, guru, kepala sekolah, dan seluruh warga sekolah
telah dilakukan dan terlaksana dengan baik. Profil saya sebagai guru
penggerak tetap melekat pada diri saya dengan nilai-nilai dan peran guru
penggerak saya juga tetap menggerakan pembelajaran yang berpusat pada

15
murid di SMKN 1 Kalabahi bersama rekan guru MGMP dan rekan guru
lainnya. Kemudian dampak lainnya, metode mengajar saya semakin
bervariatif dan berpihak pada murid dengan mengedepankan pembelajaran
berdiferensiasi. Juga lebih aktif mengajak rekan guru dalam komunitas
MGMP untuk bersama bergerak memajukan pendidikan baik dilingkup
sekolah ataupun daerah.

B. Tindak Lanjut

Setiap program yang selesai dilaksanakan membutuhkan Rencana


Tindak Lanjut (RTL). Hal ini karena RTL merupakan salah satu jaminan
bagi keberlangsungan dan keberlanjutan program. Dengan adanya RTL
akan lebih memudahkan dalam implementasi program ke depannya.
Membutuhkan perencanaan yang matang untuk bisa menyusun RTL yang
baik sesuai program berdasarkan potensi dan kekuatan yang dimiliki. Selain
itu, membutuhkan juga pertimbangan aset yang telah dimiliki dan akan
dikembangkan. Termasuk di dalamnya adalah sumber daya manusia sebagai
aset untuk koordinasi dan kolaborasi.

Kegiatan bertujuan untuk mengetahui kekuatan yang harus


ditingkatkan dan kelemahan yang harus diperbaiki oleh diri sendiri selama
mengikuti program. Kegiatan dilaksanakan melalui umpan balik dari
kepala sekolah, rekan sejawat, murid, dan orang tua/wali murid. Selain itu
juga melalui diskusi-diskusi informal dengan sejawat dalam komunitas
praktisi di sekolah. Salah satu rencana tindak lanjut merupakan
kompetensi guru penggerak yaitu: 1) Mengembangkan sosialisasi program
Pendidikan Guru Penggerak bagi komunitas praktisi di dalam dan sekitar
sekolah. Tujuannya adalah untuk menggalang kekuatan dan potensi di
lingkungan sekolah dan sekitar untuk bersama-sama tergerak, bergerak,
dan menggerakkan. Sosialisasi yang dilakukan menyangkut garis besar
pengalaman dan praktik baik selama mengikuti Pendidikan Guru
Penggerak Angkatan 3 Selain itu juga menyebarluaskan pemahaman dan

16
pengetahuan lainnya terkait pembelajaran berpusat pada murid; 2)
melaksanakan peningkatan kompetensi pendidik dalam komunitas praktisi
sekolah melalui pelatihan terkait teknologi; 3) mengembangkan nilai
budaya positif literasi dalam bentuk kesepakatan kelas; 4)
mengembangkan program pengelolaan kelas yang menyenangkan bagi
murid dalam proses pembelajaran.

Strategi kegiatan yang direncanakan :

1. Konsultasi Bersama kepala sekolah.


2. Rapat Bersama rekan guru bagian humas dan ketua jurusan.
3. Pelaksanaan sosialiasi program kegiatan kepada rekan guru di sekolah
dan sekitarnya.
4. Bersama membuat komitmen untuk melaksanakan 4 pokok kegiatan
yang didapatkan terkait materi sosialisasi.
5. Mendampingi dan membimbing rekan guru dalam pelaksanaan
pengembangan kemampuan guru terkait materi sosialisasi tersebut.
6. Melakukan evaluasi bersama.

Demikian RTL yang akan dilaksanakan ke depannya. RTL yang disusun


bersifat jangka panjang dan berkelanjutan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Buku panduan Pendidikan guru


penggerak, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen
GTK).2020
Simon Petrus Rafael M.Pd , Modul Paradigma dan Visi Guru Penggerak, Refleksi
Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, 2020
Aditya Dharma, Nilai-Nilai Dan Peran Guru Penggerak, Direktorat Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK).2020
Amalia Jiandra Tiasari, S.Psi. Dr. Murti Ayu Wijayanti, Budaya Positif,
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK).2020

18
LAMPIRAN

1. Pembukaan kegiatan Calon Guru Penggerak angkatan 3

https://www.youtube.com/watch?v=lEyu48QTfCg

2. Sertifikat guru penggerak

19
3. Kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

https://drive.google.com/file/d/1yCb70nHaLTmsGbY6WaiRstwE5MMrp052/
view?usp=share_link
4. Demonstrasi Kontekstual Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional-Ki Hajar
Dewantara

https://drive.google.com/file/d/1SmuIE-JovWcAzxiTR6aqAyRB4Fuvtl1/view?
usp=share_link

5. Demonstrasi Kontekstual Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak

https://drive.google.com/file/d/11rBjl76WOSryvuXqxr1QEbMrhHBhCipG/
view?usp=share_link

20
6. Demostrasi Kontekstual Visi Guru Penggerak

https://drive.google.com/file/d/1oKMtKLPxy0I-fdY6FYSe_GlkEtgzmBuW/
view?usp=share_link
7. Aksi nyata Budaya Positif

https://youtu.be/H8UC6FUALrs https://youtu.be/CgWI0o6yGVQ

21
8. Dokumentasi Foto Kegiatan Saat Pendidikan- Sekarang
a) .Sosialisasi Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara

b) Program PIS

c) Pembiasaan Karakter budaya positif 5S dan Kesepakatan kelas

22
Produk Kesepakatan kelas setiap kelas

d) Pembelajaran yang Inovatif

Presentasi dengan LCD Proyektor

Ice breaking

23
e) Penataan Kelas

Kelas sebelum Kelas setelah

24
f) Kegiatan Loka Karya dan Kolaborasi bersama Instruktur

25

Anda mungkin juga menyukai