Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIK BAIK

Pengembangan Komunitas Belajar Melalui Kegiatan


“Bersama Guru”
(Belajar dan Sharing yang Bermanfaat bagi Guru)
di SD Negeri Gayamharjo

Disusun oleh:
Nama : Agus Widodo S.Pd.SD., M.Pd
NIP : 19810812 200902 1 005
Unit Kerja : SD Negeri Gayamharjo
Surel : aguswidodo282@admin.sd.belajar.id

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN


DINAS PENDIDIKAN
TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktik Baik yang
berjudul “Pengembangan Komunitas Belajar Melalui Kegiatan “Bersama Guru”
(Belajar dan Sharing yang Bermanfaat bagi Guru) di SD Negeri Gayamharjo ini.
Penulis menyadari karya ini dapat terselesaikan berkat bantuan, serta
dukungan yang diberikan oleh berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada:

1. Ibu Rumiyatun, S.Pd selaku Korwil Kapanewon Prambanan yang


telah memberi bimbingan kepada penulis.
2. Guru dan karyawan SD Negeri Gayamharjo yang telah memberikan
bantuan dalam pembuatan praktik baik ini.
3. Siswa-siswa SD Negeri Gayamharjo yang telah berpartisipasi dalam
kegiatan ini.
4. Keluarga, Orangtua, teman dan semua pihak yang telah banyak
membantu dan memberi dukungan dalam program ini.
Semoga amal baik yang telah diberikan mendapat balasan yang
setimpal dari Allah SWT. Semoga program ini dapat bermanfaat bagi
peningkatan mutu pendidikan baik di masa sekarang maupun masa yang
akan datang.

Penulis

2
DAFTAR ISI

SAMPUL………………………………………………………………… 1

KATA PENGANTAR ………………………………………………… 2

DAFTAR ISI ……………………………………………………… 3

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………… 4

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………… 4

B. Prumusan Masalah …………………………………………… 5

C. Jenis Kegiatan ……………………………………………… 5

D. Tujuan …………………………………………………….. 5

E. Manfaat …………………………………………………… 6

BAB II PELAKSANAAN …………………………………………. 7

A. Konsep Dasar Komunitas Belajar …………………………… 7

B. Dasar Pengelolaan Komunitas Belajar ……………………… 7

C. Program Kegiatan ………………….………. ……………… 8

D. Teknis Pelaksanaan Program …………………. …………… 9

E. Kendala Dan Solusi ………………………………………… 11

F. Dampak yang sudah diperoleh Sekolah …… 11

BAB III PENUTUP…………………………………………………….. 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 14

LAMPIRAN

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Undang-Undang No 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa Tujuan
Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan
nasional, dapat dicapai jika seluruh kompenen dalam sistem pendidikan
mendukung pencapaian tujuan pendidikan.
Salah satu upaya pemerintah dalam pencapaian tujuan pendidikan adalah
dengan merancang kurikulum merdeka yang selaras terhadap kebutuhan dunia
nyata. Tujuan kurikulum merdeka adalah untuk menciptakan pendidikan yang
menyenangkan bagi peserta didik dan guru. Pendidik harus memiliki
kemampuan untuk menguasai materi pembelajaran dan mampu
mengembangkannya menjadi menarik dan menyenangkan. Fokus pembelajaran
pada kurikulum merdeka, adalah pengetahuan yang esensial dan pengembangan
peserta didik sesuai dengan kemampuannya.
Kompetensi pedagogik pendidik sangat penting agar mampu
mengimplementasikan kurikulum merdeka (Sibagariang, 2021). Proses
pembelajaran mengalami pergeseran menuju pembelajaran paradigma baru,
perubahan kompenen komponen kurikulum, dan perubahan gaya belajar. Salah
satu cara agar dapat mengimplementasikan kurikulum merdeka adalah
mengefektifkan komunitas belajar di satuan pendidikan (Munawar, 2022).
Komunitas belajar dapat menjadi wadah pengembangan diri bagi anggota dari
sisi berinteraksi dengan orang lain, mendapatkan pengetahuan baru,
pengembangan skill, kepercayaan diri, dan jaringan dengan orang lain. Budaya
dialog reflektif, saling percaya, kolaborasi aktif yang dilandasi semangat
kebersamaan, kepedulian dan keterbukaan merupakan hal yang perlu
diperhatikan dalam membangun komunitas belajar.
Peran kepala sekolah sebagai menajer harus dapat mengefektifkan
seluruh pendidik untuk bersama-sama mencapai tujuan yang ditetapkan. Kepala
sekolah perlu melakukan tata kelola sumber daya manusia dengan baik sehingga

4
dapat dipastikan bahwa semua guru telah bekerja sesuai dengan tugas dan
tanggungjawabnya masing-masing (Megawati, Syamsir, 2020). Kepala sekolah
adalah pihak yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil laporan pengembangan diri pendidik tahun 2022 di SD
Negeri Gayamharjo, dari 7 pendidik baru 1 pendidik atau 14% yang aktif dalam
kegiatan pengembangan kompetensi pendidik, sedangkan 6 pendidik atau 86%
belum aktif dalam kegiatan pengembangan diri utuk meningkatkan kompetensi
pendidik.
Melihat kondisi yang demikian, sebagai kepala sekolah yang
bertanggungjawab atas keberhasilan pendidikan pada satuan pendidikan yang
diampunya berusaha mencari solusi terbaik agar pendidik dapat mengikuti
kegiatan pengembangan diri untuk peningkatan kompetensinya. Salah satu
caranya adalah mengefektifkan peran komunitas belajar di lingkungan sekolah.
Permasalahan yang akan dikaji adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana peran kepala sekolah agar mampu mengefektifkan komunitas
belajar SDN Gayamharjo?
2. Bagaimana kepala sekolah mampu mengelola komunitas belajar,
sehingga menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi pendidik untuk
belajar dan mengembangkan kompetensi di SDN Gayamharjo ?
C. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan praktik baik ini adalah kegiatan
Pengembangan Komunitas Belajar Melalui Kegiatan “Bersama Guru” (Belajar
dan Sharing yang Bermanfaat bagi Guru) di SD Negeri Gayamharjo.
D. Tujuan
Berdasarkan rumusan belakang masalah yang telah disampaikan, tujuan
penyusunan best practice ini adalah:
1. Mendeskripsikan peran kepala sekolah agar mampu mengefektifkan
komunitas belajar SDN Gayamharjo.

5
2. Menjelaskan langkah - langkah kepala sekolah sehingga mampu
mengelola komunitas belajar, sehingga menjadi tempat yang aman dan
nyaman bagi pendidik untuk belajar dan mengembangkan kompetensi di
SDN Gayamharjo
E. Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan kegiatan ini adalah:
1. Membangun jejaring antara pendidik yang sebelumnya tidak memiliki
kesempatan untuk bertemu;
2. Memberikan ruang bagi pendidik untuk berkomunikasi dan berbagi
informasi, yang dapat membangun pemahaman dan wawasan terkait
pembelajaran;
3. Membangun diskusi antar rekan sejawat yang dapat mengeksplorasi
strategi dan solusi atas tantangan yang dihadapi dan saling mendukung
proses pengembangan diri;
4. Menstimulasi pembelajaran sebagai sarana untuk komunikasi,
mentoring, coaching, dan refleksi diri;
5. Membagikan pengetahuan yang ada untuk membantu anggota dalam
meningkatkan praktik mereka;
6. Memperkenalkan proses kolaboratif kepada kelompok untuk
mendorong gagasan dan pertukaran informasi;
7. Mendorong anggota komunitas untuk mengembangkan aksi nyata;

6
BAB II
PELAKSANAAN

A. Konsep Dasar Komunitas Belajar


Komunitas belajar dalam sekolah adalah sekelompok pendidik dan tenaga
kependidikan dalam satu sekolah yang belajar bersama-sama dan berkolaborasi
secara rutin dengan tujuan yang jelas dan terukur untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran sehingga berdampak pada hasil belajar peserta didik.
Dengan adanya komunitas belajar dalam sekolah, ketimpangan kompetensi
antar pendidik dapat diminimalisir, sehingga peserta didik memeroleh
pengalaman belajar dengan kualitas yang sama siapapun pendidiknya. Proses
belajar dalam komunitas yang terjadi secara berkelanjutan akan membentuk
ekosistem dan budaya belajar yang pada akhirnya akan berdampak pada
peningkatan kualitas pembelajaran dan hasil belajar peserta didik.

B. Dasar Pengelolaan Komunitas Belajar


Terdapat 3 (tiga) hal untuk mengoptimalkan terbangunnya komunitas
belajar yang berpusat pada pembelajaran peserta didik, yakni:
1. Fokus pada Pembelajaran
Ketika belajar bersama di dalam komunitas, pendidik diharapkan
berfokus pada pembelajaran peserta didik.
2. Membudayakan Kolaborasi dan Tanggung Jawab Kolektif
Pendidik perlu membangun budaya kolaboratif untuk bekerja bersama
dan memikul tanggung jawab kolektif demi membantu peserta didik
mengoptimalkan proses belajarnya. Kualitas belajar peserta didik yang
optimal sulit tercapai jika pendidik bekerja secara individual. Kolaborasi
yang dilakukan pendidik diharapkan tidak hanya berhenti pada kegiatan
berdiskusi dan berbagi praktik baik, namun berlanjut sampai pelaksanaan
kegiatan belajar-mengajar di kelasnya. Oleh karenanya sikap saling
membantu, memiliki pemikiran terbuka, dan senang memecahkan
masalah bersama perlu menjadi kebiasaan sehari-hari.

7
3. Berorientasi pada Hasil Belajar peserta didik
Menggeser fokus dari mengajar menjadi belajar diharapkan akan
membantu pendidik agar tidak hanya memastikan bahwa ia telah
mengajar tetapi juga memastikan peserta didiknya belajar. Cara untuk
memastikan peserta didik belajar adalah dengan melakukan asesmen
yang berkelanjutan dan mendapatkan bukti bahwa peserta didik telah
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Oleh
karenanya, output serta acuan terbangunnya komunitas belajar di satuan
pendidikan yang efektif bukan pada seberapa baiknya rencana yang telah
disusun dan dilaksanakan, tapi pada seberapa berdampaknya hal tersebut
pada peningkatan hasil belajar peserta didik.

C. Program Kegiatan “Bersama Guru”


Untuk memulai komunitas belajar dibutuhkan komitmen dari semua
anggota komunitas belajar dalam sekolah. Kepala sekolah diharapkan
memahami bagaimana membangun komunitas belajar dalam sekolah. Kepala
sekolah memberikan dukungan, menjadi teladan dalam belajar dan
berperilaku, serta ikut terlibat belajar dalam komunitas.
Sebelum proses belajar dalam komunitas dilakukan, diperlukan
persiapan-persiapan untuk menyiapkan komunitas belajar.
Persiapan pelaksanaan Komunitas Belajar “Bersama Guru” di SDN
Gayamharjo antara lain;
1. Kepala sekolah mengumpulkan para pendidik di sekolah untuk
berdiskusi dan menyamakan persepsi tentang pentingnya komunitas
belajar dalam sekolah untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik
2. Pendidik di dalam komunitas belajar dalam sekolah menyepakati
aturan komunitas belajar yang sudah disepakati.
3. Kepala sekolah dan pendidik bersama-sama menentukan tujuan yang
ingin dicapai bersama dalam kurun waktu tertentu.
4. Kepala sekolah dan pendidik bersama-sama menyusun agenda dan
jadwal kegiatan komunitas belajar.

8
Langkah-langkah yang dilaksanakan Kepala Sekolah agar Pelaksanaan
Komunitas Belajar “Bersama Guru” di SDN Gayamharjo bisa berjalan
seperti yang diharapkan:
1. Menetapkan SK Kepala Sekolah tentang komunitas belajar di sekolah;
2. Menganggarkan anggaran komunitas belajar dalam ARKAS;
3. Melakukan rapat bersama komunitas belajar untuk mengkaji dan
menyusun program program sesuai kebutuhan pendidik;
4. Memberi arahan guna meyakinkan bahwa komunitas belajar adalah
salah satu cara untuk mendiskusikan masalah-masalah yang dihadapi
saat melakukan pembelajaran;
5. Melibatkan semua pendidik dan tenaga kependidikan dalam komunitas
belajar;
6. Menjadwalkan secara rutin kegiatan komunitas belajar;
7. Melakukan evaluasi secara berkala tentang pelaksanaan komunitas
belajar;
8. Menanamkan budaya saling membantu dan berbagi pengalaman antar
pendidik.

D. Teknis Pelaksanaan Program ”Bersama Guru” di SDN Gayamharjo


1. Peserta
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh pendidik dan tenaga kependidikan di
SDN Gayamharjo
2. Waktu Pelaksanaan
Komunitas Belajar dilaksanakan rutin satu minggu sekali.
3. Narasumber
Narasumber berasal dari internal dan juga eksternal yaitu guru penggerak
dari luar sekolah dan juga pihak berkompeten.
4. Anggaran kegiatan
Kegiatan dibiayai dengan BOSREG dan juga BOSKIN Sekolah
Penggerak.

9
5. Materi Kegiatan
Materi dalam Platform Merdeka Mengajar maupun materi lain yang
relevan dengan kebutuhan pendidik.
Materi Kegiatan
No Kegiatan
1 Perumusan visi dan misi sekolah

2 Pelatihan Griyaan (In House Training)


Peningkatan Kompetensi Guru tentang metode dan strategi
3 pembelajaran / Pemb. Berdiferensiasi (NE)
Pelatihan Anti Bullying/ Perundungan (NE)
4

Pelatihan Terkait hukuman fisik (NE)


5
6 Workshop literasi melalui PMM

7 Workshop terkait pelibatan orang tua dalam penguatan literasi

Pelatihan Terkait kekerasan seksual(NE)


8

Pelatihan Terkait penyalahgunaan narkoba (NE)


9
10 Workshop terkait mengajar literasi

11 Workshop terkait literasi melalui modul di luar PMM

12 Workshop terkait kualitas pembelajaran melalui PMM

13 Workshop terkait refleksi pembelajaran melalui PMM (NI)

14 Workshop terkait numerasi melalui PMM

15 Workshop terkait numerasi melalui modul di luar PMM

16 Workshop Pelatihan bersama komunitas belajar di sekolah

17 Workshop terkait kreativitas melalui PMM (NE)

18 Workshop Penyusunan ATP dan Modul Ajar (NI)

19 Workshop Penyusunan dan Pengembangan Bahan Ajar (NI)

20 Workshop Peningkatan Kompetensi Guru tentang pengelolaan kelas (NI)

21 Workshop Pengembangan media pembelajaran berbasis TIK/ Canva (NI)

10
E. Kendala Dan Solusi
Ada beberapa kendala yang dihadapi dalam kegiatan ini, diantaranya;
1. Guru seringkali memiliki jadwal yang padat dan waktu yang terbatas
2. Masih ada guru kurang memiliki motivasi untuk mengikuti kegiatan
komunitas belajar
3. Guru tidak tertarik atau merasa kurang yakin dalam mengikuti kegiatan
tersebut
4. Setiap guru memiliki pandangan dan pendapat yang berbeda-beda
5. Sumber daya dan dukungan yang belum memadai.
Langkah yang diambil untuk mengatasi masalah tersebut, diantaranya;
1. Penyelenggaraan kegiatan yang lebih fleksibel.
2. Dilakukan pendekatan yang persuasif dan menarik.
3. Pendekatan yang kolaboratif untuk merangkul perbedaan tersebut,
misalnya dengan menyediakan waktu untuk diskusi
4. Mengadakan kegiatan pelatihan untuk memperkuat pemahaman dan
pengetahuan guru tentang kurikulum merdeka
5. Menyediakan ruang dan fasilitas yang memadai, memberikan anggaran
khusus untuk kegiatan komunitas belajar guru
6. Memilih topik yang relevan dan menarik untuk dibahas, serta
menyediakan fasilitator yang kompeten dalam bidangnya
7. Melakukan evaluasi terhadap kegiatan komunitas belajar secara berkala,
untuk mengetahui keberhasilan dan kekurangan dari kegiatan tersebut.

F. Dampak Kegiatan yang sudah diperoleh Sekolah


Dampak kegiatan ini yang diproleh bagi SD Negeri Gayamharjo antara
lain:
1. Guru telah menyelesaikan 5 – 15 topik dalam PMM, dan sudah keluar 1-
2 sertifikat;
2. Beberapa inovasi pembelajaran juga sudah menunjukkan perubahan
seperti pembelajaran berbasis projek dalam mengelola sampah;
3. Pembelajaran differensiasi sudah dilaksanakan di kelas;

11
4. Guru sudah mampu mengadopsi modul ajar dan perangkat ajar yang
disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah;
5. Guru mampu melaksanakan projek penguatan profil pelajar pancasila di
kelas;
6. Pembelajaran dilakukan dengan suasana yang lebih menyenangkan;
7. Siswa terpenuhi kebutuhan belajarnya dengan berbagai media/sarana
yang disiapkan oleh guru.

12
BAB III
PENUTUP

Salah satu cara dalam meningkatkan kompetensi pendidik adalah


mengefektifkan peran komunitas belajar di lingkungan sekolah. Komunitas
belajar dalam sekolah sangat penting karena menjadi sarana kolaborasi antar
pendidik. Peran kepala sekolah sangat berpengaruh untuk iklim komunitas
belajar. Kepala sekolah harus mengelola komunitas belajar secara efektif
sehingga mampu menjadi tempat berbagi pengalaman, menyelesaikan kesulitan
dalam proses pembelajaran.
Dengan adanya komunitas belajar dalam sekolah, ketimpangan
kompetensi antar pendidik dapat diminimalisir, sehingga peserta didik
memeroleh pengalaman belajar dengan kualitas yang sama siapapun
pendidiknya. Proses belajar dalam komunitas yang terjadi secara berkelanjutan
akan membentuk ekosistem dan budaya belajar yang pada akhirnya akan
berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran dan hasil belajar peserta
didik.
Dengan keseriusan dan kerjasama semua pihak maka Program ”Bersama
Guru” (Belajar dan Sharing yang Bermanfaat bagi Guru) di SD Negeri
Gayamharjo dapat berjalan baik yang akhirnya lambat laun akan membawa
perubahan besar dengan munculnya generasi-generasi pelajar Pancasila dalam
menyongsong Indonesia Emas tahun 2045.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Wahyudi, Bambang Sumardjoko, dan D. (2019). Hasil Belajar Siswa. Varia
Pendidikan, 31(9),29–38.
Megawati, Syamsir, F. (2020). PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM
PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU. Tafhim Al-’Ilmi, 11(2),277–291.
Munawar, M. (2022). Penguatan Komite Pembelajaran dalam Implementasi
Kurikulum Merdeka pada Pendidikan Anak Usia Dini. Tinta Emas: Jurnal
Pendidikan Islam Anak Usia Dini.
Sibagariang, D., Sihotang, H., Murniarti, E., Smk, ), & Paramitha, P. (2021). Peran
Guru Penggerak Dalam Pendidikan Merdeka Belajar Di Indonesia. Jurnal
Dinamika Pendidikan,14(2),88–99.

14

Anda mungkin juga menyukai