OLEH KELOMPOK 2
KELAS BI SEMESTER I A
1
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) BANDAR LAMPUNG
POKJAR KEDATON KOTA BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur atas Rahmat dan Ridha Allah SWT, karena
berkat bimbingan serta petunjuk-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas kelompok
MODUL 3 “MODEL-MODEL BELAJAR DAN RUMPUN MODEL
BELAJAR” DAN MODUL 4 “PROSEDUR PEMBELAJARAN” Tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih kepada semua anggota kelompok 2, yang banyak
menuangkan ide-idenya dalam pembuatan tugas ini dan tidak lupa kami ucapkan
terima kasih kepada Dra. Maryani Nurtejaningsih, M.Pd selaku Tutor mata
kuliah Strategi Pembelajaran di SD.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Daftar Pustaka
3
BAB I
PENDAHULUAN
Ini berarti bahwa di dalam penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses
penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Strategi disusun untuk
mencapai tujuan tertentu, artinya disini bahwa arah dari semua keputusan
penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan, sehingga penyusunan langkah-
langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar
semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Namun sebelumnya perlu
dirumuskan suatu tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya.
1.2 Tujuan
Tujuan Pembelajaran pada modul ini yakni :
a. Memahami model-model pembelajaran
4
b. Memahami rumpun model mengajar
c. Mengetahui dan memahami prosedur pembelajaran
BAB II
ISI
5
Manfaat Belajar Kolaboratif
Manfaat dari belajar kolaboratif yaitu :
a) Meningkatkan pengetahuan anggota kelompok (karena adanya interaksi).
b) Pebelajar belajar memecahkan masalah bersama dalam kelompok.
c) Memupuk rasa kebersamaan, tiap individu tidak dapat lepas dari kelompoknya,
mereka harus mengenali sifat, pendapat yang berbeda dan mampu
mengolahnya.
d) Meningkatkan keberanian memunculkan ide atau pendapat apabila ada teman
yang kurang memahami permasalahan untuk membantunya atau
mengajarkannya.
e) Memupuk rasa tanggung jawab individu.
f) Setiap anggota, merasa bahwa dirinya adalah milik kelompok, sehingga
memiliki tanggung jawab yang besar terhadap kelompok.
6
b) Segalanya bertujuan.
c) Berangkat dari pengalaman(siswa mengalami sebelum memberi nama untuk
sesuatu yang dipelajari).
d) Akui/hargai setiap usaha, Jika Layak Dipelajari, Maka Layak Pula Dirayakan.
Setiap keberhasilan perlu dirayakan (tepuk tangan, berteriak hore, catatan
pribadi, jempol, pujian dll).
7
b) Bagilah tugas menjadi sub-sub tugas kemudian sub tugas dibagi antar individu.
c) Nilailah kelompok sebagai satu kesatuan yang terdiri dari individu- individu.
d) Membuat struktur tujuan kooperatif dan kompetitif.
e) Menciptakan situasi fantasi yang menjadikan kelompok bekerjasama untuk
membangun kekuatan imajinatif, dengan aturan yang ditetapkan oleh situasi.
Memiliki beragam model dan teknik Hanya memiliki satu model yaitu
beberapa siswa tergabung dalam satu
kelompok
Memiliki struktur, jumlah dan teknik Memiliki satu cara, yaitu menyelesaikan
tertentu tugas tertentu bersama-sama
Menggalang potensi sosialisasi diantara Sangat tergantung dari niat baik setiap
anggotanya anggota kelompok
8
2.1.4 Belajar Tematik
Pembelajaran tematik merupakan suatu kegiatan belajar yang dirancang sekitar ide
pokok (tema) , dan melibatkan beberapa bidang studi (mata pelajaran) yang berkaitan
dengan tema. Pappas (1995) mengatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan
pembelajaran yang digunakan guru untuk mendorong partisipasi aktif pebelajar dalam
kegiatan-kegiatan yang difokuskan pada suatu topik yang disukai pebelajar dan dipilih
untuk belajar.
a. Pada dasarnya siswa SD kelas awal dalam mahami suatu konsep itu secara
utuh, semakin meningkat dan terperinci serta spesifik pemahamannya terhadap
konsep tertentu dan mengembangkan kecerdasannya secara komprehensif
(dengan kemampuan menangkap/menerima)
b. Kenyataan hidup menampilkan fakta yang utuh dan tematis
c. Ada konteksnya
d. Guru SD adalah guru kelas, akan lebih mudah jika mengajarkannya secara
utuh/tidak terpisah.
9
Kegiatan Belajar 2
Joice dan Wie (2000) mengatakan bahwa model-model sosial dirancang untuk
menilai keberhasilan dan tujuan akademik, termasuk studi tentang nilai-nilai sosial,
kebijakan publik, dan memecahkan masalah. Apabila pebelajar bekerja sama yang
menimbulkan energi kolektif disebut sinergi. Model mengajar sosial diciptakan untuk
membentuk masyarakat belajar.
2. Investigasi Kelompok
3. Bermain Peran
4. Inkuiri Yurisprudensi
10
5. Kepribadian dan Gaya Belajar
Dalam model ini dikemukakan adanya gaya belajar pebelajar dan guru yakni bahwa
semua itu dapat berkembang. Perkembangan dapat terjadi secara optimal, apabila
lingkungan menyediakan cara kerja konseptual yang diperlukan untuk kebutuhan
konseptual seseorang.
6. Inkuiri Sosial
Model ini dirancang dengan maksud khusus, yaitu mengajarkan informasi, konsep-
konsep, cara berfikir, dan studi tentang nilai-nilai sosial dengan memberi tugas-tugas
yang menggabungkan aspek kognitif dan sosial.
1. Berfikir Induktif
Model ini dapat digunakan untuk berbagai jenis kurikulum secara luas dan dengan
pebelajar semua umur, misalnya studi tentang masalnya studi tentang masyarakat,
bangga, dan sejarah yang memerlukan belajar konsep.
2. Pencapaian Konsep
Model ini ditempatkan disini karena memberikan cara penyajian dan klarifikasi
konsep-konsep secara pebelajar terlatih agar menjadi lebih efektif dalam
pengembangan konsep.
3. Inkuiri Ilmiah
11
4. Latihan Inkuiri
5. Mnemonic
6. Sinektik
Model ini dapat diterapkan hampir disemua materi dan pebelajar berbagai umur.
Model ini juga dapat dengan mudah dikombinasikan dengan model-model yang lain.
Misalnya, ketika penyajian dikombinasikan dengan kegiatan infuktif.
Model ini bertolak dari studi kohlberg yang digunakan untuk membantu kita
menyesuaikan pembelajaran pada suatu tahap kematangan pebelajar secara individu
dan merancang cara meningkatkan perkembangan pebelajar. Model ini dikembangkan
dengan asumsi bahwa pebelajar yang belajar dengan stategi intelektual yang lebih
kompleks akan meningkatkan kemampuan mencapai informasi dan konsep.
Model belajar personal dimulai dari pandangan tentang harga diri individu.
Seseorang berusaha memperoleh pendidikan sehingga berusaha memahami diri sendiri
dengan lebih baik, bertanggung jawab atas pendidikannya sendiri.
1. Pengajaran Nondirektif
12
Model ini digunakan dengan beberapa cara. Pertama, digunakan sebagai model
dasar untuk melaksanakan seluruh program pendidikan. Kedua, dikombinasikan
dengan model lain untuk meyakinkan bahwa kontak dilakukan dengan pebelajar.
Ketiga, digunakan ketika pebelajar merencanakan proyek belajar mandiri maupun
kooperatif. Keempat, digunakan secara periodik ketika memberikan konseling kepada
pebelajar menemukan jalan keluar tentang apa yang dipikirkan dan dirasakan pebelajar
untuk dipahami.
Dasar teoretik model ini sering disebut teori belajar sosial, modifikasi perilaku,
terapi perilaku, dan cybernetic. Manusia memiliki sistem komunikasi koreksi diri yang
memodifikasi perilaku dalam merespon informasi tentang seberapa jauh keberhasilan
tugas-tugas yang dihendaki.
Aplikasi teori sistem perilaku untuk tujuan akademik tampak dalam bentuk yang
disebut belajar tuntas (mastery learning). Pertama, materi yang dipelajari dipecah
menjadi unit-unit dari yang sederhana sampai ke komplek. Pebelajar mengerjakan
bagiandemi bagian dengan cara maju berkelanjutan.
2. Pembelajaran Langsung
13
2.3 MODUL 4 “PROSEDUR PEMBELAJARAN”
KEGIATAN BELAJAR 1
Kegiatan pra pembelajaran atau disebut juga kegiatan prainstruksional adalah kegiatan
pedahuluan pembelajaran yang diarahkan untuk menyiapkan siswa mengikuti
pelajaran. Kegiatan ini biasanya bersifat umum dan tidak berkaitan langsung dengan
kompetensi atau materi yang akan dibahas dalam kegiatan inti pembelajaran.
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan guru pada tahap prapembelajaran
diantaranya :
14
Untuk menghemat waktu dalam mengecek kehadiran siswa, guru dapat
mengajukan pertanyaan kepada siswa yang hadir tentang siswa yang tidak
hadir dan alasan ketidakhadirannya. Dengan selalu mengecek kehadiran siswa,
guru telah memberikan motivasi, disiplin, dan membiasakan diri
memberitahukan ketidakhadirannya kepada guru baik secara lisan atau tertulis.
2. Memberi Acuan
15
a. Memberitahukan tujuan (kemampuan) yang diharapkan atau garis besar
materi yang akan dipelajari
Kegiatan paling awal yang perlu dilakukan nsebelum membahas
pelajaran adalah memberitahukan tujuan atau kemampuan yang
diharapkan dikuasai siswa setelah pembelajaran dilakukan atau garis
besar materi yang akan dipelajari. Dengan informasi tersebut siswa
akan memperoleh gambaran yang jelas tentang kemampuan yang
dikuasai dan ruang lingkup materi yang akan dipelajari.
b. Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa
Dengan menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan selama
pembelajaran, siswa akan terarah usahanya untuk mencapai
kemampuan atau menguasai topik-topik tersebut.
Di samping menyampaikan informasi tentang kegiatan yang akan
dilakukan selama pembelajaran berlangsung, guru juga hendaknya
menyampaikan informasi tentang sumber-sumber belajar yang
mendukung dan dapat digunakan oleh siswa.
3. Membuat Kaitan
Siswa akan tertarik terhadap pelajaran yang diberikan apabila mereka
melihat kaitan atau hubungan dengan apa yang telah dikenal atau sesuai
dengan pengalaman mereka terdahulu atau sesuai dengan minat dan
kebutuhan mereka. Oleh karena itu salah satu cara untuk menarik dan
memusatkan perhatian siswa terhadap materi yang akan dipelajari adalah
dengan membuat kaitan. Cara yang dapat guru lakukan dalam membuat
kaitan diantaranya:
a. Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari
sebelumnya
b. Menunjukkan manfaat materi yang dipelajari
c. Meminta siswa mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan
materi yang akan dibahas
16
c. Dapat memberikan bimbingan belajar secara kelompok maupun
individu
d. Dapat menciptakan interaksi edukatif yang efektif sehingga siswa
merasakan adanya suasana belajar yang aman dan menyenangkan
e. Memberikan penguatan pada siswa
f. Menanamkan disiplin pada siswa.
KEGIATAN 2
a. Sistematis
Prinsip ini menuntut bahwa dalam pembelajaran klasikal guru harus selalu
memberikan perhatian terhadap aktifitas siswa secara menyeluruh dalam kelas.
c. Media Pembelajaran
Salah satu hal yang dilakukan guru untuk lebih mengoptimalkan efektivitas
pembelajaran klasikal adalah penggunaan media pembelajaran. Salah satu
17
keunggulan penggunaan media pembelajaran adalah dapet mengurangi verbalisme
siswa terhadap informasi yang dibrikan oleh guru
Tahap selanjutnya yang ditempuh dalam kegiatan inti pembelajaran klasikal adalah
sebagai berikut.
18
Tujuan utama dalam pembelajaran kelompok sesuai dengan esensi pembelajaran
kooperatif yaitu membentuk siswa untuk memiliki kemampuan bekerja sama serta
memiliki sikap toleransi bertanggung jawab.
b. Pembentukan kelompok
c. Kerja sama
d. Perhatian
e. Motivasi
Untuk menunjang keberhasilan belajar secara kelompok ,guru harus memotivasi dan
bimbingan terhadap siswa secara individu dalam kelompok.
Kelengkapan sumber belajar merupakan salah satu aspek yang memberikan daya
dukung yang kuat terhadap keberhasilan klompok.kerja kelompok siswa memerlukan
fasilitas untuk kerja (praktik),fasilitas tersebut disekolah atau dapat dengan mudah
disidiakan siswa.
Untuk memperkuat hasil kerja atau hasil belajar kelompok ,guru harus memberikan
tugas dan latihan latihan pada semua siswa secara individu yang diorganisasi secara
efektif dalam belajar kelompok.
Setelah semua siswa memahami tugas dan kegiatan yang harus dilakukan dalam
kelampok ,selanjutnya siswa melakukan diskusi sebagai inti kegiatan inti
pembelajaran dengan langkah- langkah sebagai berikut.
19
2. Mengidentifikasi masalah atau sub-sub masalah berdasarkan masalah yang
telah dirumuskan.
3. Analisis masalah berdasarkan sub-submasalah.
4. Menyusun laporan oleh masing-masing kelompok.
5. Presentasi kelompok atau melaporkan diskusi kelompok kecil pada seluruh
kelompok dilanjutkan diskusi kelas yang langsung dibimbing oleh guru.
1. Menjelaskan secara singkat tentang materi pelajaran yang akan ditugaskan atau
yang akan dilatihkan pada siswa.
2. Memberikan lebaran kerja atau tugas.
3. Memantau dan menilai kegiatan siswa.
20
KEGIATAN BELAJAR 3
Kegiatan akhir dalam pembelajaran tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk
menutup pelajaran. Kegiatan yang biasa di lakukan guru dalam kegiatan akhir ini
adalah memberikan tes, baik lisan maupun tertulis.
Untuk meninjau kembali penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari
siswa, guru dapat melakukan dua cara yaitu merangkum pokok materi atau membuat
ringkasan materi pelajaran. Dalam melaksanakan kegiatan membuat
rangkuman/kesimpulan/ringkasan, hendaknya memperhatikan kriteria berikut :
2. Melaksanakan Penilaian
21
Berikut ini beberapa kegiatan tindak lanjut yang dapat dilakukan untuk
mengoptimalkan penguasaan siswa terhadap kemampuan yang diharapkan dimiliki
siswa.
Dalam memberikan tugas dan latihan guru perlu memperhatikan waktu yang
tersedia dan kemampuan yang dimiliki siswa. Pemberian tugas tidak boleh melampaui
batas kemampuan siswa. Oleh karena itu, pemberian tugas pada siswa harus
berdasarkan pada perencanaan yang efektif dan terpadu.
Dari hasil evaluasi yang dilakukan, guru mengetahui kemampuan yang sudah dan
yang belum dikuasai siswa. Sebagai tindak lanjut dari adanya kemampuan yang belum
dikuasai siswa, guru hendaknya merancang kegiatan untuk membantu siswa
menguasai kemampuan yang belum dikuasai tersebut.
Kegiatan membaca ini dapat ditugaskan kepada siswa yang belum mampu yang
sudah menguasai kopetensi yang ditetapkan.Supaya siswa mengerjakan tugas tersebut
secara optimal, guru sebaiknya mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab oleh siswa atau meminta siswa untuk membuat laporan hasil bacaannya.
5. Mengemukakan tentang topik yang akan dibahas pada waktu yang akan
datang
Setelah guru menganggap kegiatan akhir dan tidak lanjut pembelajaran selesai
dilaksanakan secara optimal dan sesuai dengan waktu yang direncanakan maka
langkah selanjutnya guru harus menutup pelajaran.
22
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
23
h. Model sistem perilaku biasa disebut dengan teori belajar sosial yang memodifikasi
perilaku dalam merespon informasi tentang seberapa jauh keberhasilan tugas-
tugas yang diinginkan.
i. Prosedur pembelajaran terbagi menjadi lima yaitu, pra pembelajaran, awal, inti,
akhir dan tindak lanjut pembelajaran.
Daftar Pustaka
Bouhui, A.A.J., Schmidt, H.G., Berkel, H.J.M. (Eds). (1993). Problem Based Learning
Elaine, B. (2002). Contextual Teaching & Learning. California: Corwin Press, Inc.
Frazee, B.M. & Rudnitski, R.A. (1995). Integrated Teaching Methods. Washington:
Delmar Publishers.
Hill, S. & Hill, T. (1996). The Collaborative Classroom. Australia: Leanor Curtain
Publishing.
Slavin, R.E. (1995). Cooperative Learning. Theory, Research and Practice. Boston:
Yoice, B. & Marsha, W. (2000). Models of Teaching. Boston: Allyn & Bacon.
Glesser, W. (1985). Control Theory in The Classroom. New York: Harper and Winston.
Sinar Baru.
Houston, W.R., Clift, R.T., Freiberg, H.J. & Warner, A.R. (1988). Touch The Future
24
Teach. St Paul: West Publishing Co.
Steven, R.J. & Slavin, RE. (1995). The Cooperative Elementary School: Effect On
Student Achievment, Attitudes, and Social Relations. American Educational
Research Journal, 32, 321-351.
25