Anda di halaman 1dari 17

Komponen Kurikulum

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Telaah Kurikulum
Dosen Pengampu:
Maimunatun Habibah M.Pd.I

Disusun Oleh :
Kelompok II
1. Vina Ismatul Maula (20206087)
2. Nuriva Durrotul Hikmah (20206107)
3. Devi Widya Sukmawati (20206108)
4. Rania Yulia Zulaikhah (20206117)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAIN) KEDIRI
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayahnya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tetap
terlimpahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW sebagai suri tauladan
yang baik dalam bersikap dan bertutur kata. Berkat pertolongan Allah SWT
makalah kami yang berjudul Komponen Kurikulum ini dapat terselesaikan
dengan mengutip dari berbagai referensi yang ada dengan usaha semaksimal
mungkin. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Telaah
Kurikulum yang dibimbing oleh Ibu Maimunatun Habibah M.Pd.I Terima kasih
kepada beliau yang telah memberi kepercayaan dalam pengerjaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca khususnya kami.
Aamiin.

Kediri, 7 September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Masalah.............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Pengertian dan Isi Komponen Kurikulum.......................................................2
B. Strategi Pembelajaran dalam Kurikulum.........................................................3
C. Organisasi Kurikulum......................................................................................5
D. Evaluasi Kurikulum.........................................................................................8
BAB III PENUTUP...............................................................................................12
A. Kesimpulan.................................................................................................12
B. Saran............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai guru professional, guru bukan saja dituntut melaksanakan
tugasnya secara professional, tetapi juga harus memiliki pengetahuan dan
kemampuan professional. Guru harus menguasai atau memahami
kurikulum dan buku teks sebagai pedoman dan sarana untuk
memperlancar pembelajaran.Banyak masyarakat menganggap bahwa
untuk menjadi seorang pendidik itu sangatlah mudah, tapi sebenarnya
untuk menjadi seorang pendidik harus mampu untuk memahami dan
mengembangkan kurikulum. Didalam kurikulum terdapat komponen yang
telah disusun, komponen kurikulum secara umum dalam dunia pendidikan
teridentifikasi dalam unsur atau anatomi tubuh kurikulum. Komponen-
komponen kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dan isi komponen kurikulum ?
2. Bagaimana strategi pembelajaran dalam kurikulum ?
3. Bagaimana penjelasan mengenai organisasi kurikulum ?
4. Bagaimana penjelasan mengenai komponen kurikulum ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dan isi komponen kurikulum.
2. Untuk mengetahui strategi pembelajaran dalam kurikulum.
3. Untuk mengetahui penjelasan mengenai organisasi kurikulum.
4. Untuk mengetahui penjelasan mengenai komponen kurikulum.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Isi Komponen Kurikulum


Komponen kurikulum secara umum dalam dunia pendidikan
teridentifikasi dalam unsur atau anatomi tubuh kurikulum. Komponen-
komponen kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan,
kurikulum secara struktural terbagi menjadi beberapa komponen diantaranya
adalah
1. Komponen tujuan,
Komponen tujuan berhubungan erat dengan arah atau hasil
yang diharapan secara mikro maupun makro. Tujuan pendidikan
memiliki klasifikasi dari mulai tujuan yang sangat umum sampai
tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur, yang kemudian
dinamakan dengan kompetensi.
2. Komponen isi dan struktur program atau materi,
Komponen isi adalah komponen yang didesain untuk mencapai
komponen tujuan. Yang dimaksud komponen materi adalah bahan-
bahan kajian yang terdiri dari ilmu pengetahuan, nilai, pengalaman,
dan keterampilan yang dikembangkan ke dalam proses pembelajaran
guna mencapai komponen tujuan. Oleh karena itu komponen tujuan
dengan komponen materi atau dengan komponen-komponen yang
lainnya haruslah dilihat dari sudut hubungan yang fungsional.Pada
hakekatnya materi kurikulum adalah isi kurikulum.
3. Komponen proses/strategi belajar mengajar,
Komponen strategi dan metode merupakan komponen yang
memiliki peran yang sangat penting, dikarenakan berhubungan dengan
implementasi kurikulum. Strategi pembelajaran merupakan pola dan
urutan umum perbuatan guru-siswa dalam mewujudkan kegiatan
belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Strategi
pembelajaran mempunyai kedudukan yang strategis dalam kajian studi
kurikulum. Menetapkan strategi merupakan langkah ke tiga setelah
menetapkan tujuan dan isi materi bahan ajar. Strategi yang tepat akan

2
mempermudah untuk mengantarkan pencapaian tujuan
pembelajaran. Selain itu juga suasana kelas kondusip, hidup, gembira
dan menyenangkan.dalam dunia pendidikan banyak istilah yang
digunakan dalam menentukan cara penyampaian materi, seperti istilah
metode,teknik, pendekatan, model dan strategi pembelajaran.,
4. Komponen evaluasi atau penilaian.
Evaluasi merupakan komponen ke empat dari pengembangan
kurikulum dan pembelajaran. evaluasi menjadi mempunyai kedudukan
yang penting terutama dalam menentukan keberhasilan kegaiatan
pendidikan dan pembelajaran. Evaluasi dilihat dari aspek makro untuk
melihat keberhasilan kegiatan pendidikan secara umum, sedangkan
secara mikro dapat digunakan untuk melihat keberhasilan kegiatan
pembelajaran di kelas. Evaluasi dapat menentukan ketercapaian tujuan,
ksesuaian materi dn ketepatan menggunakan
strategi,pendekatan,teknik,model dan metode.
Hasil dari kegiatan evaluasi ini dapat dijadikan sebagai umpan
balik (feedback) untuk mengadakan perbaikan dan penyempurnaan
pengembangan komponen-komponen kurikulum. Pada akhirnya hasil
evaluasi ini dapat berperan sebagai masukan bagi penentuan
kebijakan-kebijakan dalam pengambilan keputusan kurikulum
khususnya, dan pendidikan pada umumnya, baik bagi para
pengembang kurikulum dan para pemegang kebijakan pendidikan,
maupun bagi para pelaksana kurikulum pada tingkat lembaga
pendidikan (seperti guru, kepala sekolah, dan sebagainya).1
B. Strategi Pembelajaran dalam Kurikulum
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien. Dilihat dari penyajiannya strategi pembelajaran dibagi 2
yaitu induktif dan deduktif. Strategi pembelajaran ini sifatnya konseptual.
Strategi atau model pembelajaran ini bisa diimplementasikan dengan bentuk

1
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2014, 24.

3
metode pembelajaran yang nyata. Metode pembejaran yang bisa dipilih dari
konsep strategi pembelajaran adalah, ceramah, diskusi kelompok, demonstrasi,
simulasi, pengalaman lapangan, mind mapping, drama dan lain-lain. Dalam
kurikulum 2013 strategi pembelajaran atau model pembelajaran ada 5,
diantaranya adalah:

1. Strategi discovery Learning (DL) (Menyingkap Pembelajaran)


Strategi discovery learning adalah teori belajar yang didefinisikan
sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan
dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan
mengorganisasi sendiri.
2. Strategi inkuiri Learning (IL) (Penyelidikan Pembelajaran)
Strategi Inkuiri Learning didefinisikan oleh Piaget (Sund dan
Trowbridge, 1973) sebagai: Pembelajaran yang mempersiapkan situasi
bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri; dalam arti luas ingin
melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan
simbul-simbul dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri,
menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang
lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan
orang lain.
3. Strategi Problem Based Learning (PBL) (Pembelajaran berbasis
masalah)
Strategi Problem Based Learning (PBL) adalah metode pengajaran
yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk
para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan
masalah, dan memperoleh pengetahuan (Duch,1995).
4. Strategi Project Based Learning (PBL) (Pembelajaran Berbasis
proyek)
Strategi Project Based Learning adalah pembelajaran yang
menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik
melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi
untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. 
5. Strategi Saintifik Learning (SL) ( Pembelajaran Ilmiah)

4
Strategi Saintifik Learning adalah Proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar  peserta didik secara aktif mengonstruk konsep,
hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk
mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan
berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan
mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.2 
C. Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum adalah susunan komponen kurikulum, seperti konten
kurikulum, kegiatan dan pengalaman belajar, yang diorganisasi menjadi mata
pelajaran, program, lessons, topik, unit, dan sebagainya untuk mencapai
efektivitas pendidikan .3Organisasi kurikulum adalah susunan pengalaman
dan pengetahuan baku yang harus disampaikan dan dilakukan peserta didik
untuk menguasai kompetensi yang telah ditetapkan (Arifin 2011, 94).4
Berdasarkan pengertian di atas bahwa organisasi kurikulum ialah pola dan
susunan komponen-komponen kurikulum yang diorganisasi menjadi mata
pelajaran, program, lessons, topik, unit yang tujuannya untuk mempermudah
siswa memahami apa yang diajarkan sehingga menguasai kompetensi yang
telah ditetapkan.
Organisasi kurikulum terdiri dari mata pelajaran tertentu yang secara
tradisional bertujuan menyampaikan kebudayaan/sejumlah pengetahuan,
sikap dan keterampilan yang harus diajarkan kepada anak-anak. Setiap
organisasi kurikulum memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing
baik yang bersifat teoritis maupun praktis. Implementasi kurikulum
dipengaruhi dan bergantung kepada beberapa, faktor terutama guru, kepala
sekolah, sarana belajar, dan orang tua siswa. Berdasarkan pemaparan tersebut,
dapat dikatakan bahwa organisasi kurikulum penting adanya untuk
membentuk materi-materi pelajaran apa saja yang nantinya dapat diajarkan
serta diberikan kepada siswa-siswa di sekolah. Organisasi kurikulum dapat
2
Andi Achruh, ”Komponen dan Metode Pengembangan Kurikulum”, Vol. VIII, No. 1, Januari –
Juni 2019, 7 – 8.
3
Aset Sugiana, “PROSES PENGEMBANGAN ORGANISASI KURIKULUM DI INDONESIA”,
Jurnal Kajian dan Penelitian Pendidikan Islam, Vol. 12, No. 1, 2018, 93
4
Aset Sugiana, ”Proses Pengembangan Organisasi Kurikulum dalam Meningkatkan Pendidikan di
Indonesia”, Jurnal Pedagogik, Vol. 05, No. 02, 2018, 259

5
dikatakan sebagai konsep dasar awal untuk mengembangkan materi-materi
pelajaran sebagai isi kurikulum.5
Dalam studi tentang kurikulum dikenal begitu banyak bentuk bentuk
organisasi kurikulum. Dari masing-masing bentuk organisasi kurikulum
tersebut memiliki ciri tersendiri, dan nampaknya mengalami proses
pengembangan secara berurutan, sejalan dengan berbagai macam penemuan
baru dalam ilmu kurikulum. Ada berbagai jenis pengorganisasian kurikulum,
yang isinya mengupas bagaimana bentuk bidang studi harus disajikan didepan
kelas yang konsekuensinya akan diikuti oleh tindakan bagaimana cara
memilih bahan ajar dan cara menyajikan, mengevaluasinya. Secara garis
besar, ada tiga organisasi kurikulum, yaitu:
1. Separated Subject Curriculum
Separated Subject Curriculum atau nama lainnya Kurikulum Mata
Pelajaran, dapat dikatakan sebagai golongan bentuk kurikulum yang masih
tradisional. Karena bahwasanya kurikulum ini sudah sejak lama diterapkan
di sekolah-sekolah kita, sampai dengan munculnya kurikulum tahun 1968
dan kurikulum 1975.
Kurikulum ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang terpisah satu sama lain
dan masing-masing berdiri sendiri.
b. Tiap mata pelajaran seolah-olah tersimpan dalam kotak
tersendiridan diberikan dalam waktu tertentu.
c. Hanya bertujuan pada penguasaan sejumlah ilmu pengetahuan dan
mengabaikan perkembangan aspek tingkah laiku lainnya.
d. Tidak didasarkan pada kebutuhan, minat, dan masalah yang
dihadapi para siswa.
e. Bentuk kurikulum yang tidak mempertimbangkan kebutuhan,
masalah, dan tuntutan dalam masyarakat yang senantiasa berubah
dan berkembang.

5
Sandi Aji Wahyu Utomo dan Wida Nurul Azizah, ”Analisis Organisasi Kurikulum dan Struktur
Kurikulum Anak Usia Kelas Awal Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)”, Jurnal
PANCAR, Vol. 2, No. 1, 2018, 21

6
f. Pendekatan metodologi mengajar yang digunakan adalah sistem
penuangan (imposisi) dan mencipatakan perbedaan individual
dikalangan para siswa.
g. Guru berperan paling aktif dengan pelaksanaan sistem guru mata
pelajaran dan
h. mengabaikan unsur belajar aktif dikalangan para siswa.
i. Para siswa sama sekali tidak dilibatkan dalam perencanaan
kurikulum secara kooperatif.
Separated Subject Curriculum kalau bidang studi secara terpisah
diajarkan dengan pembatasan bahan serta waktu yang telah ditentukan
terlebih dahulu. Misalnya mata pelajaran sejarah, geografi, ekonomi,
bahasa indonesia, matematika kemudian masing-masing diajarkan oleh
guru dengan jadwal yang telah ditetapkan.
2. Correlated Curriculum
Correlated Curriculum atau dapat dikatakan kurikulum dengan
mata pelajaran berkorelasi. Untuk mengurangi kelemahan dengan adanya
keterpisahan di antara berbagai mata pelajaran tersebut, diusahakanlah
agar mata pelajaran tersebut disusun dalam pola korelasi, sehingga lebih
mudah dipahami oleh para siswa. Organisasi correlated curriculum adalah
suatu pengaturan/penyusunan mata pelajaran dengan cara menggabungkan
dua atau lebih mata pelajar baik yang ada dalam bidang studi maupun
yang ada diluar bidang studi.
Ciri-ciri kurikulum ini diantaranya adalah sebagai berikut ini:
a. Berbagai mata pelajaran dikorelasikan satu dengan lainnya.
b. Sudah dimulai adanya usaha untuk merelevansikan pelajaran
degnan permasalahan kehidupan sehari-hari, kendatipun tujuannya
masih penguasaan pengetahuan.
c. Sudah mulai mengusahakan penyesuaian pelajaran degnan minat
dan kemampuan para siswa, meski pelayanan terhadap perbedaan
individual masih sangat terbatas.
d. Metode penyampaian menggunakan metode korelasi, meski masih
banyak menghadapi kesulitan.

7
e. Meski guru masih memegang peran aktif, namun aktivitas siswa
mulai dikembangkan.
3. Integrated Curriculum
Integrated Curriculum atau sering dikenal kurikulum terintegrasi
yang mana kurikulum ini dirancang sebagaimana pelaksanaannya disusun
secara menyeluruh untuk membahas suatu pokok masalah tertentu.
Pembahasan tersebut dapat dengan cara menggunakan berbagai mata
pelajaran yang relevan dalam suatu bidang studi atau antar bidang studi.
opik pembahasan ditentukan secara demokratis antara siswa dengan guru.
Metode yang digunakan dengan pendekatan student centered, problem
solving, dan PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif
Menyenangkan).
Ciri-cirikurikulum terintegrasi ini adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan filsafat pendidikan demokrasi.
b. Berdasarkan psikologi belajar Gestalt atau organismic.
c. Berdasarkan landasan sosiologis dan sosial kultural.
d. Berdasarkkan kebutuhan, minat, dan tingkat perkembangan atau
pertumbuhan siswa.
e. Bentuk kurikulum ini tidak hanya ditunjang oleh semua mata
pelajaran atau bidang studi yang ada, akan tetapi lebih luas.
Bahkan mata pelajaran atau bidang studi baru dapat saja muncul
dan dimanfaatkan guna pemecahan masalah.
f. Sistem penyampaian menggunakan sistem pengajaran unit, baik
unit pengalaman atau unit pelajaran.
g. Peran guru sama aktifnya dengan peran murid. Bahkan, peran
siswa lebih menonjol dalam kegiatan pembelajaran, dan guru
bertindak selaku pembimbing. 6
D. Evaluasi Kurikulum
1. Pengertian Evaluasi Kurikulum

6
Sandi Aji Wahyu Utomo dan Wida Nurul Azizah, ”Analisis Organisasi Kurikulum dan Struktur
Kurikulum Anak Usia Kelas Awal Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)”, Jurnal
PANCAR, Vol. 2, No. 1, 2018, 23

8
Ada beberapa pengertian evaluasi menurut bebrapa ahli. Wand dan
Brown mendefinisikan evaluasi sebagai “…refer to the act or process to
determining the value of something” kegiatan evaluasi mengacu pada
suatu proses untuk menentukan nilai sesuatu yang dievaluasi. Sejalan
dengan pendapat tersebut, Guba dan Lincoln mendefinisikan evaluasi
merupakan suatu proses memberikan pertimbangan mengenai nilai dan arti
sesuatu yang dipetimbangkan (evaluand). Dan sesuatu yang
dipertimbangkan itu bisa berupa orang, benda, kegiatan, keadaan atau
sesuatu kesatuan tertentu.
Dari kedua pengertian di atas, ada dua hal yang menjadi
karakteristik evaluasi. Pertama, evaluasi merupakan suatu proses. Kedua,
evaluasi berhubungan dengan pemberian nilai atau arti.
Evaluasi kurikulum dimaksudkan sebagai suatu proses
mempertimbangkan untuk memberi nilai dan arti terhadap tujuan, isi, hasil
pembelajaran yang menyeluruh dan saling keterkaitan, di mana hal ini
diusahakn oleh satuan pendidikan yang dirancang untuk peserta didik baik
di dalam kelas, sekolah maupun di luar sekolah. Definisi evaluasi memiliki
pengertian yang berbeda dengan pengukuran dan penilaian. Pengukuran
berkaitan dengan angka atau kuantitatif, sedangkan penilaian bersifat
kualitatif. Sedang evaluasi merupakan kegiatan yang sistematis yang
mencakup pengukuran dan penilaian. Evaluasi merupakan tahapan akhir
dari penilaian dan pengukuran dan didalamnya memiliki unsur
pertimbangan dan keputusan terhadap suatu program berdasarkan standart
atau kriteria yang telah ditetapkan sebelum program tersebut
dilaksanakan.7
2. Tujuan Evaluasi Kurikulum
Tujuan evaluasi kurikulum yaitu mengungkapkan proses
pelaksanaan kurikulum secara keseluruhan, ditinjau dari berbagai aspek.
Adapun indikator kinerja yang dievaluasi adalah evektivitas, efisiensi,
relevansi, dan kelayakan program. Hal ini dimaksudkan untuk
memberikan acuan dan gambaran program kedepan. Sementara itu,

7
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Rawamangun, 2010), 335.

9
menurut ibrahim diadakanya evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk
keperluan berikut:
a. Perbaikan Program
Peranan evaluasi, yaitu lebih bersifat kontruktif, informasi hasil
evaluasi dijadikan masukan perbaikan yang diperlukan di dalam
program kurikulum yang sedang dikembangkan. Evaluasi
kurikulum dipandang sebagai proses dan hasil yang relevan untuk
dijadikan acuan pengembangan kurikulum yang akan dilaksanakan.
b. Pertanggungjawaban Kepada Berbagai Pihak
Evaluasi kurikulum menjadi bentuk laporan yang harus
dipertanggung jawaban dari pengembang kurikulum kepada pihak-
pihak yang bersangkutan, diantaranya: Pemerintah, orang tua,
pelaksana satuan pendidikan, masyarakat, dan semua pihak yang
secara langsung maupun tidak langsung ikut serta dalam
pengembangan kurikulum yang bersangkutan.
c. Penentuan Tindak Lanjut Hasil Pengembangan
Tindak lanjut hasil pengembang kurikulum dapat berbentuk
jawaban atas dua kemungkinan pertanyaan. Pertama, apakah
kurikulum baru tersebut akan atau tidak akan disebarluaskan ke
dalam sistem yang ada? Kedua, dalam kondisi yang bagaimana dan
dengan cara yang bagaimana pula kurikulum baru tersebut akan
disebarluaskan ke dalam sistem yang ada.8
3. Fungsi Evaluasi Kurikulum
Ada beberapa fungsi evaluasi kurikulum pendidikan:
a. Sebagai umpan balik bagi peserta didik.
b. Sebagai alat untuk mengetahui ketercapaian peserta didik mencapai
tujuan yang telah dietapkan.
c. Memberi informasi dan acuan untuk pengembangan program
kurikulum.

8
Mohammad Mustafid Hamdi, “Evaluasi Kurikulum Pendidikan”, Jurnal Manajemen Pendidikan
Islam, Vol 4, No. 1, Oktober 2020, 68.

10
d. Sebaga dasar peserta didik secara individual untuk memutuskan
masa depan sehubungan dengan bidang pekerjaan dan
pengembangan karir.
e. Untuk pengembang kurikulum dalam khusus yang ingin dicapai
f. Sebagai umpan balik semua pihak yang berkepentingan dalam
pendidikan di sekolah, seperti; orang tua, tenaga pendidik,
pengembang kurikulum, untuk perguruan tinggi, pemakai lulusan,
untuk orang yang mengambil kebijakan pendidikan termasuk juga
untuk masyarakat.9

4. Teknik-teknik Pelaksanaan Evaluasi


Pelakasanaan evaluasi kurikulum dapat menggunakan dua macam
teknik, yaitu:
a. Teknik bukan tes Bukan tes alat evaluasi yang biasanya digunakan
untuk menilai aspek tingkah laku termasuk sikap, minat dan motivasi,
ada beberapa jenis teknik bukan tes seperti:
1) Wawancara atau interview. Teknik wawancara ini dilakukan
dengan mengadakan tanya jawab, baik secara langsung maupun
menggunakan media. Alat yang digunakan adalah pedoman
wawancara. Tentu saja pedoman mengacu pada tujuan yang
ditetapkan
2) Angket. Angket adalah wawancara yang dilakukan secara tertulis.
Prinsip penggunaan dan penyusunan alat sama dengan wawancara
3) Pegamatan atau observasi. Dilakukan dengan cara melakukan
pengamatan terhadap kegiatan baik langsung maupun tidak langsung
b. Teknis tes Tes merupakan teknik yang biasa digunakan untuk
mengukur dan menilai kemampuan siswa dalam mencapai kompetensi
tertentu, yang mana hasil penilaian berbentuk angka (kuantitatif).
Selanjutnya ditafsirkan tingkat penguasaan kompetensi siswa. Selain
hal tersebut, Teknik tes biasanya digunakan untuk menilai hasil atau
produk kurikulum, yang berupa hasil belajar siswa. Tes dapat

9
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Rawamangun, 2010), 339.

11
dilakukan dengan tiga cara, yaitu tes lisan, tes tulis, dan tes
perbuatan.10

10
Mohammad Mustafid Hamdi, “Evaluasi Kurikulum Pendidikan”, Jurnal Manajemen Pendidikan
Islam, Vol 4, No. 1, Oktober 2020, 74 - 75.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Komponen kurikulum berisikan Komponen tujuan, komponen materi,
komponen strategi mengajar dan komponen evaluasi.
2. Strategi pembelajaran yang ada dalam kurikulum salah satunya yaitu :
Discovery Learning, Inquiry learning, Problem Based learning, Project
Based learning dan saintific learning.
3. Organisasi kurikulum ialah pola dan susunan komponen-komponen
kurikulum yang diorganisasi menjadi mata pelajaran, program, lessons,
topik, unit yang tujuannya untuk mempermudah siswa memahami apa
yang diajarkan sehingga menguasai kompetensi yang telah ditetapkan.
4. Evaluasi kurikulum dimaksudkan sebagai suatu proses
mempertimbangkan untuk memberi nilai dan arti terhadap tujuan, isi,
hasil pembelajaran yang menyeluruh dan saling keterkaitan, di mana
hal ini diusahakn oleh satuan pendidikan yang dirancang untuk peserta
didik baik di dalam kelas, sekolah maupun di luar sekolah.

B. Saran
Pada makalah ini kami sebagai penulis dan pemakalah berharap
kepada para pembaca agar dapat memberikan kritik dan sarannya pada
makalah yang sudah dibuat dan dibahas oleh para pemakalah. Agar
makalah yang sudah dibuat dan dibahas oleh pemakalah dapat menjadi
lebih baik lagi kedepannya, apabila ada perbaikan juga saran dan kritik
akan sangat berguna dan dapat digunakan sebagai tambahan wawasan
serta pengetahuan yang lebih bermanfaat.

13
DAFTAR PUSTAKA

Achruh Andi (2019). ”Komponen dan Metode Pengembangan Kurikulum”. Vol.


VIII. No. 1. 7 – 8.
Hamdi Mohammad Mustafid (2020). “Evaluasi Kurikulum Pendidikan”. Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam. Vol 4. No. 1. 68 - 75.
Idi Abdullah. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik. Jakarta: Raja
Grafindo Persada. 2014. 24.
Sanjaya Wina. Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Rawamangun. 2010). 335 -
339.
Sugiana Aset (2018). “PROSES PENGEMBANGAN ORGANISASI
KURIKULUM DI INDONESIA”. Jurnal Kajian dan Penelitian
Pendidikan Islam. Vol. 12. No. 1. 93
Sugiana Aset (2018). ”Proses Pengembangan Organisasi Kurikulum dalam
Meningkatkan Pendidikan di Indonesia”. Jurnal Pedagogik. Vol. 05. No.
02. 259
Utomo Sandi Aji Wahyu dan Azizah Wida Nurul (2019). ”Analisis Organisasi
Kurikulum dan Struktur Kurikulum Anak Usia Kelas Awal Sekolah Dasar
(SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)”. Jurnal PANCAR. Vol. 2. No. 1. 21 - 23

14

Anda mungkin juga menyukai