DASAR
MAKALAH
Disusun oleh :
OFFERING GK - A
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Semoga Rahmat dan Hidayah-Nya selalu dilimpahkan kepada kita setiap saat.
Makalah yang berjudul “Konteks Teoritik Pembelajaran Terpadu di Sekolah
Dasar” disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Kajian Bahan Ajar Terpadu
Pada Pendidikan Dasar.
Penyusunan makalah telah dilakukan dengan maksimal dan mendapat
bantuan dari berbagai pihak dan sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun serta bimbingan sangat diharapkan demi tercapainya hasil yang
lebih baik sehingga dapat menjadi perbaikan dalam penyusunan makalah. Akhir
kata penyusun berharap makalah yang berjudul “Konteks Teoritik Pembelajaran
Terpadu di Sekolah Dasar” ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca
serta dapat memenuhi tugas mata kuliah Kajian Bahan Ajar Bahasa dan Seni
Budaya Pendidikan Dasar.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .....................................................................................i
DAFTAR ISI ...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konteks Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar………………
B. Teoritik Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar………………..
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ............................................................................................
Saran .......................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
memahami dan mencerna materi pelajaran yang sedang disampaikan oleh guru.
Karena, ketika seorang siswa dihadapkan pada suatu materi pelajaran yang hanya
mengandalkan guru sebagai penyampai materi dan tidak ada keterlibatan siswa
didalamnya, tentu akan membuat siswa akan lebih kurang bisa memahami dan
mencerna materi yang disampaikan oleh guru dalam jangka waktu yang lama.
baik.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam pembahasan ini sebagaimana yang dijabarkan
dalam latar belakang, dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan konteks pembelajaran terpadu di sekolah dasar
dan bagaimana ruang lingkupnya?
2. Apa yang dimaksud dengan teoritik pembelajaran terpadu di sekolah dasar
dan bagaimana ruang lingkupnya?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini sebagaimana yang dijabarkan dalam latar belakang dan
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian konteks pembelajaran terpadu
di sekolah dasar beserta ruang lingkupnya.
2. Untuk mengetahui dan memahami pengertian teoritik pembelajaran terpadu
di sekolah dasar beserta ruang lingkupnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
siswa. Siswa diajarkan untuk merefleksikan tindakan mereka dan bagaimana mereka berdampak pada komunitas
global dan lokal, serta bagaimana belajar dari komunitas di sekitar mereka. Guru sering melibatkan siswa dalam
proyek yang menerapkan keterampilan berpikir kritis untuk memecahkan masalah dunia nyata. Pendidikan
holistik adalah gerakan yang relatif baru yang dikembangkan pada 1980-an untuk menangkal struktur
pembelajaran AS yang dianggap mekanistik, menurut Education Corner. Namun, teori mendidik berdasarkan
seluruh pengalaman seseorang berakar pada konsep instruksi kuno, termasuk budaya asli Yunani dan pribumi,
dan telah meningkat prevalensinya selama abad yang lalu. Beberapa pendekatan berbeda yang didasarkan pada
pendidikan orang seutuhnya menjadi populer di abad ke-20, termasuk filosofi pertumbuhan motivasi diri Maria
Montessori dan teknik pembelajaran berdasarkan pengalaman Waldorf dari Rudolf Steiner dan Emil Molt.
Tujuan dari pendidikan holistik adalah untuk menumbuhkan atribut fisik, emosional, moral, psikologis,
dan spiritual anak yang sedang berkembang. Melayani seluruh anak berarti memberikan kesempatan yang
disesuaikan dengan keterampilan dan perasaan anak. Pelajaran dilakukan di lingkungan yang aman dan
mendukung yang memungkinkan siswa memanfaatkan kekuatan masing-masing. Guru harus siap membina
siswa dengan berbagai tingkat pendidikan dan kemampuan belajar. Sementara pendidikan holistik dipandu oleh
satu filosofi menyeluruh, guru dapat menggunakan sejumlah metode dan strategi untuk menciptakan budaya
belajar holistik.
5. Integrative Learning
Pembelajaran integratif adalah proses membuat hubungan antara konsep dan pengalaman sehingga
informasi dan keterampilan dapat diterapkan pada masalah atau tantangan baru dan kompleks. Pembelajaran
integratif membangun kemampuan untuk membuat hubungan antara ide dan pengalaman, lintas kurikulum dan
ko-kurikulum, untuk mensintesis dan mentransfer pembelajaran ke situasi baru di dalam dan di luar sekolah.
Kemampuan untuk mengintegrasikan pembelajaran adalah keterampilan yang dipraktikkan siswa lintas
mata kuliah, sepanjang waktu, dan antara kehidupan kampus dan masyarakat. Meskipun dapat dilakukan di
dalam kelas, pembelajaran integratif seringkali juga dapat terjadi saat pembelajar mengatasi masalah dunia
nyata. Idealnya, pembelajaran integratif menghasilkan perubahan internal dalam diri siswa, menandakan
pertumbuhan sebagai pembelajar seumur hidup yang percaya diri. Itu meminta siswa untuk menerapkan
keterampilan intelektual mereka dan untuk mengembangkan tujuan, nilai, dan etika individu mereka. Melalui
pembelajaran integratif, siswa menyatukan pengalaman mereka di dalam dan di luar kelas, membuat hubungan
antara teori dan praktik. Karena pembelajaran integratif melibatkan pembuatan koneksi, itu dapat muncul dalam
pekerjaan reflektif, penilaian diri atau tugas yang mendorong pembelajaran antara kursus dan pengalaman hidup,
kegiatan ko-kurikuler, atau tempat kerja. Kunci untuk membangun pembelajaran integratif adalah merancang
tugas, aktivitas, dan unit yang mencakup pemikiran reflektif, mendukung dan memberikan bukti pemeriksaan
siswa atas pembelajaran mereka dan hubungan yang mereka buat dengan kehidupan pribadi, profesional, dan
5
sipil mereka yang terus berkembang. Dalam dunia yang kompleks, berubah dengan cepat, dan semakin
terhubung, kapasitas untuk mengintegrasikan dan menerapkan pembelajaran bukan hanya keterampilan yang
bermanfaat, tetapi juga diperlukan.
Para pendidik khususnya guru harus mampu memahami karakteristik materi dan
karakteristik siswa dalam proses pembelajaran. Guru harus mampu memilih model-
model pembelajaran yang tepat sehingga proses pembelajaran akan lebih variatif dan
inovatif sehingga dapat meningkatkan kreatifitas peserta didik. Guru harus bisa
berkomunikasi baik dengan siswanya. Agar siswa mampu menerima materi yang
disampaikan oleh guru dengan baik. Untuk membantu siswa memahami materi dan
memudahkan guru dalam mengajarkan materi maka diperlukan suatu pendekatan
pembelajaran yang langsung dikaitkan dengan materi pelajaran dengan pengalaman
siswa dalam kehidupan sehari-hari. Agar proses pembelajaran bisa berjalan dengan baik
dan sesuai yang diharapkan oleh guru.
nyata maka materi yang di terima siswa masih bersifat abstrak sehingga siswa hanya
berangan-angan saja.
6
Teori pembelajaran konstruktivisme, teori pembelajaran konstrukvisme
merupakan teori pembelajaran kognitif yang baru dalam psikologi pendidikan
yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan
mentransformasikan informasi komplek, mengecek informasi baru dengan
aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai lagi.
(Trianto, 2007 : 26)
Bagi siswa pencarian informasi lebih baik apabila dilakukan dengan bertanya.
Dengan bertanya maka siswa akan mengetahui hal-hal baru yang belum diketahui.
Dengan bertanya maka akan menjadikan siswa semakin aktif dalam proses pembelajaran.
Aktivitas belajar pada questioning (bertanya) dilakukan antara siswa dengan siswa,
antara guru dengan siswa, antara siswa dengan orang lain yang berada dikelas.
Kemudian bertanya juga ditemui ketika siswa berdiskusi, bekerja dalam kelompok,
menemui kesulitan pada saat proses pembelajaran dikelas, ketika siswa belajar diluar
7
kelas dengan mengamati benda-benda yang ada disekitar. Kegiatan- kegiatan tersebut
akan menumbuhkan dorongan siswa untuk bertanya. Pada proses pembelajaran ketika
guru bertanya kepada siswa maka guru dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan yang
dimiliki oleh siswa dan guru juga dapat menilai kemampuan berfikir pada siswa.
Kegiatan ini diawali dari pengamatan terhadap sesuatu fenomena dan dilanjutkan
dengan kegiatan untuk menghasilkan penemuan tentang informasi yang diperoleh sendiri
oleh siswa. Pengetahuan yang didapat oleh siswa diharapkan bukan pengetahuan dari
hasil mengingat atau hafalan melainkan dengan siswa mencari informasi sendiri dengan
begitu maka pengetahuan yang diperoleh siswa murni sehinggaakan bisa diingat dalam
jangka waktu yang lama dan lebih bermakna. Pembelajaran inkuiri ini akan membuat
siswa lebih menjadi aktif dikelas untuk belajar menemukan sesuatu yang baru untuk
mereka pelajari bersama, dan model pembelajaran inkuiri akan membuat siswa lebih
banyak berdiskusi dengan teman mereka untuk dapat memecahkan masalah secara
bersamaan. Pada pembelajaran inkuiri ini, guru hanya menjadi sebagai fasilitator saja,
yang membimbing siswa untuk menemukan permasalahan yang diberikan oleh guru.
Informasi yang diperoleh siswa akan lebih diingat siswa apabila diikuti dengan bukti
yang ditemukan sendiri oleh siswa. Langkah-langkah kegiatan inkuiri :
1. Siswa harus merumuskan masalah terlebih dahulu
2. Siswa Mengamati atau melakukan observasi
3. Siswa menganalisis kemudian menyajikan hasil tulisan, gambar, laporan, table, dan
karya lain
4. Siswa mengemukakan atau mempresentasikan kepada teman sekelas dan guru.
Kegianatan tersebut dilakukan didepan kelas
Model pembelajaran inkuiri memang sangat bagus untuk digunakan dalam proses belajar
mengajar. Dengan model pembelajaran inkuiri siswa akan lebih bisa untuk mengerti dan
mamahami masalah yang diberikan oleh guru.
Konsep masyarakat belajar (learning community) menyarankan agar hasil
pembelajaran diperolehdari kerja sama dengan orang lain (Trianto,2008:32)
8
Hasil belajar pada learning community dapat diperoleh dengan bertanya dengan
teman, antar kelompok, antara yang tahu kepada yang tidak tahu baik didalam kelas
maupun diluar kelas misalnya ketika seorang siswa belajar cara mengukur tebal buku
dengan menggunakan jangka sorong.siswa itu bertanya kepada temannya kemudian
temannya yang sudah bisa menunjukkan cara mengukur menggunakan jangka sorong
dengan benar. Maka dua siswa tersebut sudah membentuk masyarakat belajar, learning
community. Konsep masyarakat belajar atau learning community ini menyarankan agar
hasil pembelajaran yang didapatkan oleh siswa diperoleh dari kerjasama dengan
temannya. Seorang siswa yang ikut dalam kegiatan masyarakat belajar ini memberikan
informasi yang sedang dibutuhkan atau diperlukan oleh temannya dan juga siswa
meminta suatu informasi yang diperlukan dari teman belajarnya. Kegiatan masyarakat
belajar ini dapat terjadi bila siswa berkomunikasi dengan temannya, tidak ada siswa yang
malu untuk bertanya, dan tidak ada siswa yang paling tahu, tidak ada siswa yang paling
cerdas, semua siswa yang terlibat dalam masyarakat belajar harus saling berbagi
pengetahuan , informasi, saling membantu satu sama lain dan siswa harus mau untuk
mendengarkan .Dengan demikian masyarakat belajar akan terjadi apabila masing masing
pihak yang terlibat didalamnya sadar bahwa pengetahuan, informasi, pengalaman, dan
keterampilan yang dimilikinya bermanfaat bagi orang lain.
pembelajaran seperti itu siswa tidak akan cepat bosan karena mereka juga dapat
berkomentar lebih leluasa dan karena yang menjadi model adalah teman mereka sendiri
sehingga siswa tidak malu lagi jika menyampaikan pendapat mereka. Dalam pemodelan
seperti ini siswa dapat menjadi model yang akan memperagakan apa yang guru minta
dan semua siswa pastinya akan lebih tertarik jika temannya sendiri yang memperagakan
9
materi yang akan disampaikan. Sehingga dengan begitu siswa juga ikut aktif dalam
proses pembelajaran dan akan lebih melekat kedalam ingatan jangka panjang siswa
karena mereka sendiri yang menjadi model dan cara pembelajaran seperti ini akan lebih
cepat dipahami siswa daripada hanya bercerita atau memberikan penjelasan kepada
siswa tanpa ditunjukkan modelnya atau contohnya.
Refleksi (reflection) adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau
berpikir kebelakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di masa yang lalu.
Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang
baru diterima. (Trianto,2008:35)
Dengan memikirkan apa yang baru saja dipelajari dalam pembelajaran siswa akan
menyadari bahwa pengetahuan yang baru diperolehnya merupakan pengayaan atau
bahkan revisi dari pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Kesadaran semacam ini
penting ditanamkan kepada siswa agar siswa bersikap terbuka terhadap pengetahuan
baru.Siswa akan lebih aktif dan banyak informasi yang temukannya dengan mencari tau
sendiri dari teman, guru dan orang tua .Hal ini akan mempermudah siswa untuk
mengulang pelajaran atau kejadian yang pernah siswa dapatkan untuk dikembangkan
dengan menggali informasi atau mencari tau sendiri dengan melakukan obserfasi
sehingga siswa dapat meningkatkan cara berfikir yang lebih baik. Menjadikan siswa
nyaman dalam belajar dengan mengemukakan ide-ide yang mereka miliki dan
membangkitkan tingkat kreatifitas peserta didik. Meningkatkan pengetahuan yang telah
dimiliki oleh siswa dengan memberikan penyegaran otak disela-sela belajar siswa agar
siswa tidak merasa bosan saat proses pembelajaran sehingga belajar tidak lagi menjadi
setan atau hal yang menakutkan melainkan belajar adalah hal yang menyenangkan.
10
evaluasi hasil belajar tetapi dilakukan bersama-sama tidak terpisahkan dari kegiatan
pembelajaran. Ketika siswa sudah merasa kebingungan dengan materi yang sedang
diajarkan maka tugas guru untuk mengatasi nya dengan memahamkan kembali siswa
tersebut .kemudian ketika siswa melakukan kegiatan berdiskusi ketika siswa
membahasnya keluar dari topic disitu tugas guru membenarkannya. Pembelajaran yang
benar memang seharusnya ditekankan pada upaya membantu siswa agar mampu
mempelajari bukan ditekankan untuk mencari informasi sebanyak mungkin informasi
diakhir pembelajaran. Karena penilaian menekankan pada proses pembelajaran. Maka
data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dilakukan oleh siswa
pada saat melakukan proses pembelajaran. Penilaian autentik menilai pengetahuan dan
keterampilan siswa yang dilakukan oleh guru. Hal-hal yang digunakan untuk menilai
pengetahuan dan keterampilan siswa misalnya pekerjaan rumah (PR) karya siswa,
presentasi, dan hasil tes tulis
11
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
13
DAFTAR RUJUKAN
Ananda, R & Abdillah. 2018. Pembelajaran Terpadu Karakteristik Landasan, Fungsi, Prinsip, dan Model. Medan:
LPPPI.
Integrative Learning. Adapted from the AAC&U VALUE Rubrics.
https://www.laguardia.edu/uploadedfiles/main_site/content/divisions/aa/assessment/docs/integrative
%20learning%20competency%20rubric%20.pdf
Moss, A. 2020. Curriculum Development in Elementary Education. United Kingdom: ED – Tech Press.
Tirtoni, F. 2018. Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar. Sidoarjo: UMSIDA Press.
Trianto, 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta : Prestasi Pustaka
Publisher.
The Glossary of Education Reform. 2014. Coherent Curriculum. For Journalist, Parents, and Community Members.
https://www.edglossary.org/coherent-curriculum/
Victorian Early Years Learning and Development Framework. Practice Principle Guide Integrated Teaching and
Learning Approaches. https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwj-xZC84-
78AhWkJrcAHaSPDDsQFnoECAkQAQ&url=https%3A%2F%2Fwww.education.vic.gov.au%2FDocuments
%2Fchildhood%2Fproviders%2Fedcare
%2Fpracguideintegratedteachinglearning2017.docx&usg=AOvVaw2SwCobhrv9S57pMcaxu5oY
What Is Holistic Education? Understanding the History, Methods, and Benefits. School of Education Online
Programs. https://soeonline.american.edu/blog/what-is-holistic-education/
Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
14