MAKALAH
KONSEP PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Pendidikan IPS SD Kelas Rendah
Dosen Pengampu : Uvia Nursehah, M.Pd
Disusun oleh:
Kelompok 3
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
Konsep Pembelajaran Tematik Terpadu”.Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas Mata Kuliah Pendidikan IPS SD Kelas Rendah di Universitas Primagraha yang diampu
oleh ibu Uvia Nursehah, M.Pd. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca dan penulis tentang Konsep Pembelajaran Tematik
Terpadu. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini. Penulis berharap, makalah ini dapat bermanfaat
untuk ke depan nya bagi rekan-rekan mahasiswa lainnya.
Kelompok 3
2
DAFTAR ISI
BAB II ........................................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................ 5
A. Konsep Pembelajaran Tematik ......................................................................................................... 5
1. Pengertian Pembelajaran Tematik ................................................................................................ 5
2. Landasan Pembelaaran Tematik ................................................................................................... 7
3. Karakteristik Pembelajaran Tematik ........................................................................................... 10
4. Prinsip Dasar Pembelajaran Tematik .......................................................................................... 13
5. Kekuatan Pembelajaran Tematik ................................................................................................ 14
6. Manfaat pembelajaran tematik .................................................................................................... 15
7. Implementasi Pembelajaran Tematik .......................................................................................... 16
8. Arti Penting Pembelajaran Tematik ............................................................................................ 18
9. Alasan dan Keguanaan Penggunaan Pendekatan Tematik .......................................................... 18
10. Jenis Pembelajaran Tematik di Indonesia .................................................................................. 20
B. Pendekatan Tematik Dalam Pembelajaran Ips .................................................................................... 20
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu
(integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan
siswa, baik secara individu maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep
serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik (Rusman,
2012:254).
Pembelajaran tematik adalah suatu model pembelajaran yang memadukan
beberapa materi pembelajaran dari berbagai standar kompetensi dan kompetensi dasar
dari satu atau beberapa mata pelajaran. Penerapan pembelajaran ini dapat dilakukan
melalui tiga pendekatan yakni: penentuan berdasarkan keterkaitan standar kompetensi
dan kompetensi dasar, tema, dan masalah yang dihadapi (Munasik, 2014:107).
Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa mata
pelajaran kedalam sebuah tema, pembelajaran tematik di sekolah dasar menekankan
keaktifan siswa pada pembelajaran, sehingga dengan keterlibatan siswa secara aktif maka
hasil belajar yang diperoleh akan lebih baik dan pembelajaran akan lebih bermakna.
Menurut Permendikbud No.57 tahun 2014 tentang kurikulum SD, disebutkan
bahwa tujuan dari pembelajaran tematik adalah menghilangkan atau mengurangi
terjadinya tumpah tindih materi, memudahkan peserta didik untuk melihat hubungan-
hubungan yang bermakna, memudahkan peserta didik untuk memahami materi/konsep
secara utuh sehingga penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat, sedangkan
ruang lingkup pembelajaran tematik meliputi semua KD dari semua mata pelajaran
kecuali agama. Mata pelajaran yang dimaksud adalah: Bahasa Indonesia, PPKn,
Matematika, IPA, IPS, Penjasorkes dan Seni Budaya dan Prakarya (Permendikbud:2014
2. Rumusan Masalah
Dari Latar Belakang Diatas Maka Rumusan Masalah Pada Makalah Ini Yaitu;
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Pembelajaran Tematik Terpadu
2. Cara Pendekatan Tematik Dalam Pembelajaran IPS
3. Tujuan
Tujuan Dibuatnya Makalah Ini yaitu;
1. Agara Memahami mengenai Pembelajaran Tematik Terpadu
2. Dapat Melakukan Pendekatan Tematik Dalam Pembelajaran IPS
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
antara beberapa isi mata pelajaran dan pengalaman kehidupan nyata sehari-hari siswa
sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi siswa.
Rusman mengemukakan bahwa Pembelajaran tematik adalah pembelajaran
terpadu yang menggunakan pendekatan tematik serta melibatkan beberapa mata
pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Selanjutnya
menurut Abdul Munir pembelajaran tematikmerupakan pembelajaran yang terpadu,
dengan mengelola pembelajaran dalam satu topik pembicaraan yang disebut tema.
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dikemas dalam bentuk tema-tema
berdasarkan muatan beberapa mata pelajaran yang dipadukan atau diintegrasikan.
Pembelajaran tematik sebagai suatu pendekatan belajar mengajar yang melibatkan
beberapa mata pelajaran dalam satu tema untuk memberikan pengalaman bermakna
bagi siswa. Pengalaman bermakna maksudnya anak memahami konsep – konsep
yang telah mereka pelajari itu melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya
dengan konsep lain yang sudah mereka pahami (Depdikbud, tim pengembang
PGSD,1996).
Pendekatan menurut Depdiknas, 2004 adalah suatu pola umum pembelajaran
yang tersusun secara sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan, psikologi,
didaktik, dan komunikasi dengan mengintegrasikan struktur (langkah pembelajaran,
metode, media, manajemen kelas, evaluasi dan waktu yang diperlukan untuk
mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien).
Pembelajaran Tematik ini berorientasi pada kebutuhan perkembangan anak
artinya menolak drill sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual
anak. Jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional maka pembelajaran
Tematik lebih menekankan keterlibatan siswa secara aktif baik kognitif maupun skill
dalam proses pembelajarannya. Prinsip “Belajar seraya bermain dan Learning by
doing” diterapkan dalam pembelajaran Tematik. Menurut Fogarty, ada 3 macam
pembelajaran Tematik yang diperkenalkan di Indonesia terutama di kalangan
mahasiswa S1 – PGSD dari 10 macam yang ditulis olehnya. (i) Pembelajaran
Keterhubungan (conneccted) adalah pembelajaran dalam satu mata pelajaran yang
menggunakan tema untuk mengkaitkan sub bab /bab yang satu dengan lainnya.
6
7
Dengan kata lain proses pembelajaran itu bersifat mekanistis (Ellis 1993).
Aliran ini juga memandang bahwa dalam proses belajar, siswa sering
dihadapkan pada persoalan-persoalan yang harus mendapatkan pemecahan
atau bersifat “problem solving”.
Aliran kontruktivisme
Melihat pengalaman langsung siswa (directexperiences) sebagai kunci
dalam pembelajaran. Bagi kontruktivisme, pengetahuan tidak dapat ditransfer
begitu saja dari seorang guru kepada siswa, tetapi harus diinterprestasikan
sendiri oleh masing-masing siswa. Siswa harus mengkontruksi pengetahuan
sendiri. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses
8
yang berkembang terus menerus. Pengetahuan tidak lepas dari subyek yang
sedang belajar, penegtahuan lebih dianggap sebagai proses pembentukan
(kontruksi) yang terus menerus, terus berkembang dan berubah.
Aliran humanisme melihat siswa dari segi:
1) Keunikan / kekhasanya
2) Potensinya
3) Motivasi yang dimilikinya
4) Implikasi dari hal tersebut dalam kegiatan pembelajaran yaitu :
5) Layanan pembelajaran selain bersifat klasikal, juga bersifat individual.
6) Pengakuan adanya siswa yang lambat (slow learner) dan siswa yang cepat.
7) Penyikapan yang unik terhadap siswa baik yang menyangkut factor
personal /individual maupun yang menyangkut factor lingkungan social /
kemasyarakatan.
b. Landasan Psikologis
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, oleh sebab
itu dalam melaksanakan pembelajaran tematik harus dilandasi oleh psikologi
sebagai acuan dalam menentukan apa dan bagaimana perilaku itu harus
dikembangkan. Siswa adalahindividu yang berada dalam proses perkembangan,
seperti perkembangan fisik / jasmani, intelektual, social, emosional, dan moral.
Tugas utama guru adalah mengoptimalkan perkembangan siswa tersebut.
Pandangan-pandangan psikologis yang melandasi pembelajaran tematik dapat
diuraikan sebagai berikut :
Pada dasarnya masing-masing siswa membangun realitas sendiei. Dengan
kata lain, pengalaman langsung siswa adalah kunci dari pembelajaran yang
berarti bukan pengalaman oaring lain atau guru yang di transfer melalui
berbagai bentuk media.
Pikiran seseorang pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk mencari pola
dan hubungan antara gagasan-gagasan yang ada. Pembelajaran tematik
memungkinkan siswa untuk menemukan pola dan hubungan tersebut dari
berbagai disiplain ilmu.
9
10
a. Adanya Efisiensi
Efisiensi mengandung beberapa arti. Kamus besar bahasa Indonesia edisi
keempatmneyebutkan, yaitu; pertama, ketepatan cara dalam menjalakan sesuatu
(dengan tidak membuang waktu, tenaga, dan biaya) atau istilah lainnya
kedayagunaan; ketepatgunaan; atau kesangkilan.
Dalam hal ini, efesiensi meliputi penggunaan waktu, metode, sumber
belajar dalam upaya memberi pengalaman belajar yang riil kepada setiap peserta
didik untuk mencapai ketuntasan kompetensl secara efektif. Peserta didik diajak
11
12
oleh para siswa maka guru perlu meluruskan dan menjelaskan hal yang
sebenarnya.
13
Keempat materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema, sehingga
mempertimbangkan karekteristik siswa, seperti minat, kemampuan, kebutuhan
pengetahuan awal.
Kelima materi yang dipadukan tidak dipaksakan, artinya materi yang tidak
mungkin dipadukan tidak usah dipadukan.
14
Dari penjelasan di atas, guru harusnya menyadari bahwa tidak ada individu yang
sama di dunia ini. Sehingga guru perlu memperhatikan keberagaman siswa, baik dari
kecerdasan, pengalaman, lingkungan, skema yang dimiliki oleh siswa sehingga
pembelajaran yang terjadi bisa disesuaika dengan apa yang dibutuhkan siswa.
Pembelajaran yang terjadi hendaknya bermakna, yaitu memerankan siswa sebagai
actor utama dan guru sebagai fasilitator serta motivator dalam prosesnya. Proses
evaluasi yang dilakukan guru hendaknya menyeluruh dari awal sampai akhir.
15
16
17
18
mengeluarka bunyi “jes…jes…jes”, dst. Bila kita amati maka pelajaran Mat, IPA,
IPS, BI, SBK semuanya menjadi satu kesatuan.
2) Masih senang bermain artinya siswa TK dan SD masih senang aktif bergerak
untuk melancarkan psikomotor kasarnya. Kegiatan yang paling mereka senangi
adalah bermain karena bagi mereka bermain adalah ungkapan ekspresi,
manipulatif,dan inovasi mereka.
3) Rasa ingin tahu yang besar artinya anak usia 4 – 12 tahun rasa ingin tahu sangat
besar, terlihat dari perilaku mereka ketika mereka berusia balita selalu bertanya
mengapa?” , ketika usia mereka di atas balita mulai dengan mengotak-atik
mainan bahkan hingga rusak.
4) Berpikir operasional kongkrit artinya menurut Jean Piaget , siswa yang berusia 6 –
14 tahun termasuk tingkat berpikir operasional kongkrit. Mereka butuh media/alat
peraga yang sebenarnya (real) untuk memahami sesuatu fakta/peristiwa. Mereka
belum bisa berpikir abstrak seperti orang dewasa umumnya.
Pembelajaran Tematik selalu berkaitan dengan tema. Kegunaan dalam
pembelajaran tematik antara lain:
a) Tema gunanya sebagai payung untuk mengkaitkan beberapa mata pelajaran
b) Tema harus menarik dan bermakna bagi siswa untuk belajar selanjutnya
c) Tema disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa (dari khusus ke umum)
d) Tema dipilih sesuai dengan ketersediaan sumber belajar
Contoh tema yang dapat digunakan di kelas seperti: Diri sendiri, keluarga,
lingkungan, tempat umum, rumah, pekerjaan, hiburan, pakaian, makanan,
transportasi, pariwisata, komunikasi, teknologi, kejadian sehari-hari, negara,
pertanian, peristiwa, pendidikan, K3, tumbuhan, binatang, budi pekerti,
pengalaman, kesehatan dll. Pemilihan tema sebenarnya dibebaskan pada guru
disesuaikan dengan kondisi siswa, sekolah dan lingkungan. Guru A dan Guru B
mungkin akan berbeda ketika memilih tema untuk mengajarkan “membilang 1
sampai 5” , hal ini tidak menjadi masalah yang penting Kompetensi Dasar dari
mata pelajaran itu tercapai. Pada akhirnya siswa akan mengerjakan soal dan
pemecahan masalah yang umum ditemui di lingkungannya.
19
20
ini, dapat mengambil suatu topik dari suatu cabang ilmu tertentu, kemudian dilengkapi,
dibahas, diperluas, dan diperdalam dengan cabang-cabang ilmu yang lain. Topik/tema
dapat dikembangkan dari isu, peristiwa, dan permasalahan yang berkembang. Bisa
membentuk permasalahan yang dapat dilihat dan dipecahkan dari berbagai disiplin atau
sudut pandang, contohnya banjir, pemukiman kumuh, potensi pariwisata, IPTEK,
mobilitas sosial, modernisasi, revolusi yang dibahas dari berbagai disiplin ilmu-ilmu
sosial.
Beberapa model penerapan pendekatan tematik dalam pembelajaran IPS dapat
dikategorikan sebagai berikut.
1. Model Integrasi Berdasarkan Topik
Dalam pembelajaran IPS keterpaduan dapat dilakukan berdasarkan topik yang terkait,
misalnya ‘Kegiatan ekonomi penduduk’. Kegiatan ekonomi penduduk dikembangkan
dan ditinjau dari berbagai disiplin ilmu yang tercakup dalam IPS (geografi, ekonomi,
sosiolobi, dan sejarah). Kegiatan ekonomi penduduk dalam hal ini ditinjau dari
persebaran dan kondisi fisis-geografis yang tercakup dalam disiplin geografi. Secara
sosiologis kegiatan ekonomi penduduk dapat mempengaruhi interaksi sosial di
masyarakat atau sebaliknya. Secara historis dari waktu ke waktu kegiatan ekonomi
penduduk selalu mengalami perubahan. Selanjutnya penguasaan konsep tentang
jenis-jenis kegiatan ekonomi sampai pada taraf mampu menumbuhkan krteatifitas dan
kemandirian dalam melakukan tindakan ekonomi dapat dikembangkan melalui
kompetensi yang berkaitan dengan ekonomi.
2. Model Integrasi Berdasarkan Potensi Utama
Keterpaduan IPS dapat dikembangkan melalui topik yang didasarkan pada potensi
utama yang ada di wilayah setempat; sebagai contoh, “Potensi Bali Sebagai Daerah
Tujuan Wisata”. Pembelajaran yang dikembangkan tentang Kebudayaan Bali dikaji
dan ditinjau dari faktor alam, historis kronologis dan kausalitas, serta perilaku
masyarakat terhadap aturan. Melalui kajian potensi utama yang terdapat di daerahnya,
maka peserta didik selain dapat memahami kondisi daerahnya juga sekaligus
memahami Kompetensi Dasar yang terdapat pada beberapa disiplin yang tergabung
dalam IPS.
21
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada Kurikulum 2013 telah mengintegrasikan pembelajaran menjadi pembelajaran
tematik terutama pada sekolah dasar. Menurut Trianto pembelajaran tematik pada
dasarnya adalah pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya
merupakan pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bemakna kepada siswa.
Pembelajaran tematik terpadu berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi siswa dalam
memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema serta menambah
semangat belajar karena materi yang dipelajari merupakan materi yang nyata
(kontekstual) dan bermakna bagi siswa (Kemendikbud, 2014:16)
Landasan pembelajaran tematik
1. Landasan filosofis
2. Landasan psikologis
3. Landasan praktia
Melalui pembelajaran termatik peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung,
sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi
kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih
untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari.
B. Saran
Dari penjelasan di atas, guru harusnya menyadari bahwa tidak ada individu yang
sama di dunia ini. Sehingga guru perlu memperhatikan keberagaman siswa, baik dari
kecerdasan, pengalaman, lingkungan, skema yang dimiliki oleh siswa sehingga
pembelajaran yang terjadi bisa disesuaika dengan apa yang dibutuhkan siswa.
Saya sebagai penulis menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki
kekurangan yang jauh dari kata sempurna. tentunya, penulis akan terus memperbaiki
makalah dengan mengacu kepada sumber yang bisa dipertanggungjawabkan nantinya.
Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik serta saran dari Dosen
Pengampu dan pembaca mengenai pembahasan makalah diatas.
23
DAFTAR PUSTAKA
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Konsep+Pembelajaran+te
matik+terpadu&oq=#d=gs_qabs&u=%23p%3D13PhgME5N9sJ
Wahyu Iskandar, N. A. (2019). KONSEP PEMBELAJARAN TEMATIK. Yogyakarta: K‐Media.
24