Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
2020/2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan segala puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT sholawat
dan salam kita sampaikan kepada nabi kita Muhammad SAW. Atas limpahan rahmat dan
kasih sayang Allah SWT, kami sebagai penulis makalah ini dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul “Konsep Dasar Pembelajaran Terpadu”. Penulisan makalah tersebut
merupakan salah satu tugas yang di berikan dalam mata kuliah Pembelajaran Terpadu di
PGSD Universitas PGRI Madiun.
Kami selaku penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
pihak-pihak yang banyak membantu dalam penulisan makalah ini, khususnya kepada Dosen
kami Bu Diyan Marlina, S.Pd., M.Pd yang telah memberikan tugas dan arahan kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
2.1 Pengertian Pembelajaran Terpadu....................................................................................3
2.2 Karakteristi Pembelajaran Terpadu..................................................................................3
2.3 Prinsip Dasar Pembelajaran Terpadu...............................................................................7
2.4 Model-Model Pembelajaran Terpadu................................................................................8
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................12
3.1 KESIMPULAN..................................................................................................................12
3.2 SARAN...............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pebelajaran terpadu.
2. Untuk mengetahui karakteristik pembelajaran terpadu.
3. Untuk mengetahui prinsip dasar pembelajaran terpadu.
4. Untuk mengetahui model-model pembelajaran terpadu.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
memberikan keleluasaan pada peserta didik, baik secara individu maupun kelompok.
Peserta didik dapat aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip
dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan perkembangannya.
Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang
membentuk semacam jalinan antar skemata yang dimiliki peserta didik, sehingga akan
berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari peserta didik. Hasil yang nyata
didapat dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain
yang dipelajari dan mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih bermakna. Hal ini
diharapkan akan berakibat pada kemampuan peserta didik untuk dapat menerapkan
perolehan belajarnya pada pemecahan masalah-masalah yang nyata dalam kehidupannya.
4
fenomena pembelajaran dari segala sisi, yang pada gilirannya nanti akan membuat peserta
didik lebih arif dan bijak dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada.
1. Pembelajaran terpadu berpusat pada peserta didik (student centered). Hal ini
sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan
peserta didik sebagai subjek belajar. Peran guru lebih banyak sebagai fasilitator
yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada peserta didik untuk melakukan
aktivitas belajar.
2. Pembelajaran terpadu dapat memberikan pengalaman langsung kepada peserta
didik (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, peserta didik
dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami
hal-hal yang lebih abstrak.
3. Dalam pembelajaran terpadu pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu
jelas. Bahkan dalam pelaksanaan di kelas-kelas khususnya di kelas awal sekolah
dasar yaitu kelas satu, dua dan tiga, fokus pembelajaran diarahkan kepada
pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan peserta
didik.
4. Pembelajaran terpadu menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran
dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, peserta didik dapat
memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk
membantu peserta didik dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Pembelajaran terpadu bersifat luwes (fleksibel), sebab guru dapat mengaitkan
bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan
dengan kehidupan peserta didik dan keadaan lingkungan di mana sekolah dan
peserta didik berada.
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta
didik. Dengan demikian, peserta didik diberi kesempatan untuk mengoptimalkan
potensi yang dimilikinya secara maksimal.
5
1. Holistik
Suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran
terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus dan tidak dari
sudut pandang yang terkotak-kotak. Pembelajaran terpadu memungkinkan peserta
didik untuk memahami suatu fenomena dari segala aspek sisi. Hal ini pada
gilirannya nanti akan membuat peserta didik menjadi lebih arif dan bijak di dalam
menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada di depan peserta didik.
2. Bermakna
Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti yang sehingga
memungkinkan terbentuknya jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan yang
disebut skemata. Hal ini akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang
dipelajari. Rujukan yang nyata dari segala konsep yang diperoleh dan
keterkaitannya dengan konsep-konsep lainnya akan menambah kebermaknaan
konsep yang dipelajari, selanjutnya hal ini akan mengakibatkan pembelajaran
yang fungsional. Peserta didik mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk
memecahkan masalah-masalah yang muncul di dalam kehidupannya.
3. Otentik
Pembelajaran terpadu memungkinkan peserta memahami secara langsung prinsip
dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung.
Peserta didik memahami dari hasil belajarnya sendiri, bukan sekedar
pemberitahuan guru. Informasi dan pengetahuan yang diperoleh sifatnya menjadi
lebih otentik. Guru lebih banyak bersifat sebagai fasilitator dan katalisator,
sedangkan peserta didik bertindak sebagai aktor pencari informasi dan
pengetahuan. Guru memberikan bimbingan kearah mana yang dilalui dan
memberikan fasilitas seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan tersebut.
4. Aktif
Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan peserta dalam pembelajaran, baik
secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil belajar
yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat dan kemampuan peserta
didik sehingga peserta didik termotivasi untuk terus menerus belajar. Dengan
demikian pembelajaran terpadu bukan semata-mata merancang aktivitas-aktivitas
6
dari masing-masing mata pelajaran yang saling terkait. Pembelajaran terpadu
dapat saja dikembangkan dari suatu tema yang disepekati bersama dengan melirik
aspek-aspek kurikulum yang bisa dipelajari secara bersama-sama melalui
pengembangan tema tersebut.
7
2. Tema harus bermakna, maksudnya tema yang dipilih untuk dikaji harus
memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya.
3. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.
4. Tema yang dikembangkan harus mampu menunjukkan sebagian besar
minat siswa.
5. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa
otentik yang terjadi di dalam rentang waktu belajar.
6. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang
berlaku serta harapan masyarakat.
7. Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan
sumber belajar.
1. Guru hendaknya tidak bersikap otoriter atau menjadi single actor yang
mendominasi aktivitas dalam proses pembelajaran.
2. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam
setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok.
3. Guru perlu bersikap akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama
sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan pembelajaran.
8
sepuluh cara atau model dalam merencanakan pembelajaran terpadu. Kesepuluh
cara atau model tersebut adalah: (1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4)
sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan
(10) networked. Secara singkat kesepuluh cara atau model tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut.
1. Model Penggalan (Fragmented)
Model fragmented ditandai oleh ciri pemaduan yang hanya terbatas pada
satu mata pelajaran saja. Misalnya, dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, materi
pembelajaran tentang menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dapat
dipadukan dalam materi pembelajaran keterampilan berbahasa. Dalam proses
pembelajarannya, butir-butir materi tersebut dilaksanakan secara terpisah-pisah
pada jam yang berbeda-beda.
9
puisi. Penanda terkuasainya keterampilan tersebut dalam hal ini ditunjukkan oleh
kemampuan mereka dalam membuat ungkapan dan mengarang puisi.
10
semula terdapat dalam mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, Pengetahuan
Alam, dan Pengetahuan Sosial, agar tidak membuat muatan kurikulum berlebihan
cukup diletakkan dalam mata pelajaran tertentu, misalnya Pengetahuan Alam. Contoh
lain, dalam teks membaca yang merupakan bagian mata pelajaranBahasa Indonesia,
dapat dimasukkan butir pembelajaran yang dapat dihubungkan dengan Matematika,
Pengetahuan Alam, dan sebagainya. Dalam hal ini diperlukan penataan area isi
bacaan yang lengkap sehingga dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan berbagai
butir pembelajaran dari berbagai mata pelajaran yang berbeda tersebut. Ditinjau dari
penerapannya, model ini sangat baik dikembangkan di SD.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep merupakan pendekatan pembelajaran
yang mengaitkan dan memadukan materi ajar baik dalam satu mata pelajaran
ataupun antar mata pelajaran untuk memberikan pembelajaran yang bermakna
pada peserta didik serta disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan lingkungan
sosial.
2. Karateristik Pembelajaran Terpadu :
Holistik, Bermakna, Otentik, Aktif
3. Prinsip Pembelajaran terpadu berbentuk tema yang harus memilih materi dari
beberapa mata pelajaran yang mungkin saling berkaitan. Pembelajaran terpadu
tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku, pembelajaran
terpadu harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ada pada kurikulum. Tema
yang dibuat tidak boleh jauh dari pengalaman peserta didik dan peristiwa yang ada
dalam lingkungannya.
4. Model Pembelajaran Terpadu adalah (1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4)
sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan
(10) networked.
3.2 SARAN
Penulisan makalah ini memberikan saran atau masukan kepada para pembaca dan
seluruhnya untuk mau mempelajari tentang Pembelajaran Terpadu lebih dalam lagi
khususnya dalam hal Materi Konsep Pembeajaran Terpadu.
12
DAFTAR PUSTAKA
Sa’ud, U. dan Resmini, N. (2006). Pembelaajaran Terpadu. Bandung. UPI Press. Universitas
Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI
Press.
Tisno dan Ida,dkk. 2008. Pembelajaran Terpadu di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Widiastuti, Ni Luh Gede Karang. 2018. Modul Pembelajaran Terpadu. Denpasar: Universitas
Dwijendra
Tirtoni, Feri. 2018. Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar. Sidoarjo: Umsida Press
13