Anda di halaman 1dari 25

Konsep Dasar dan Model Pembelajaran Terpadu

Disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pembelajaran Terpadu

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Dosen Pengampu:
M.IQBAL ARROSYAD

Disusun Oleh:

RannyAnggraeni R 200141886

Repi Hasanah Saputri 200141888

Resti Septiani 200141889

Revi Mariska 200141890

Reza Yunita 200141891

Ria Nur Aeni 200141892

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANGKA BELITUNG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya. Salam dan shalawat
kepada Nabi Besar kita, Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat yang telah
memperjuangkan Islam, sehingga kita bisa merasakan indahnya Iman. Makalah ini disusun Kami
mengharapkan agar dapat membantu sistem pembelajaran. Kami ucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Fadillah Sabri,S.T.,M.Eng. Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung.


2. Bapak Romadon, S. T., M.Pd selaku Ketua Prodi PGSD Muhammadiyah Bangka
Belitung.
3. Bapak Iqbal Arrosyad selaku dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran Terpad

Kami sadari adanya kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Untuk itu, Kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan ke arah yang lebih baik dalam pembuatan
makalah selanjutnya. Akhir kata Kami Ucapkan terima kasih.

Pangkalanbaru, 23 Maret 2022

Kelompok 1
Daftar isi

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Masalah………………………………………………………………………………..........4

B.Rumusan
Masalah………………………………………………………………………………...........4

C. Tujuan………………………………………………………………………………..........4

BAB II KAJIAN TEORI

A.Pengertian BangunDatar..............................................................................................................5

B.Macam macam dan sifat BangunDatar........................................................................................5

C.Kesalahan dalam konsep BangunDatar......................................................................................11

D.Pembelajaran Bangun Datar.......................................................................................................11

E.Contoh Soal danpenyelesaian.....................................................................................................19

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan..............................................................................................................................24

B.Saran........................................................................................................................................24

DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................................................25
BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Secara garis besar, pembelajaran merupakan suatu kegiatan belajar mengajar yang
dimana terjadinya suatu interaksi antara guru dan siswa. Dalam hal ini, pembelajaran terpadu
dimaknai dengan pendekatan pembelajaran dengan memperhatikan tingkat perkembangan pada
anak peserta didik yang dimana terjadinya keterkaitan antara mata pelajaran satu dengan mata
pelajaran lainnya. Pembelajaran terpadu berpusat pada peserta didik, hal ini dimaksudkan agar
suatu pembelajaran dapat menekankan pembentukan serta pemahaman belajar pada anak.
Pembelajaran terpadu akan di mulai dengan suatu tema atau pokok pembahasan tertentu yang
kemudian dikaitkan anatara satu pokok bahasan satu dengan suatu pokok bahasan lainnya.

B.Rumusan Masalah

1. Apa itu pembelajaran terpadu?


2. Apa saja karakteristik dalam pembelajaran Terpadu?
3. Apa saja tujuan dan manfaat dalam pembelajaran terpadu?
4. Apa saja prinsip dalam pembelajaran terpadu?
5. Apa saja kelebihan & kekurangan pembelajaran terpadu?
6. Apa saja implikasi dan model dalam pembelajaran terpadu?

C.TUJUAN

Tujuan dalam materi kali ini agar dapat menambah wawasan, ilmu serta mengetahui apa
saja materi yang terdapat dalam pembelajaran terpadu, dimulai dari pengertian, karakteristik,
tujuan, manfaat, prinsip, kelebihan dan kekurangan, serta implikasi dan model dalam materi
pembelajaran terpadu.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian

pembelajaran dapat diartikan sebagai aktifitas menyampaikan informasi dari


pengajar(guru) kepada pelajar(siswa) . Pembelajaran adalah segala sesuatu yang da pat
membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan
peserta didik. Azhar(2011).

Pembelajaran terpadu dalam bahasa Inggris adalah integrated teaching and learning atau
integrated curriculum approach. Konsep yang ditemukan oleh john dewy sebagai usaha untuk
mengintegrasikan pertumbuhan belajar, perkembangan serta kemampuan siswa. Pembelajaran
terpadu merupakan salah satu model pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik.

B. Karakteristik Pembelajaran Terpadu

Pendekatan pembelajaran terpadu ini diterapkan supaya memperbaiki kualitas dari peserta didik
sehingga dapat mengimbangi isi kurikulum pada setiap proses pembelajaran. Tetapi dengan
adanya penjelasan kurikulum membuat peserta didik merasa dituntut untuk mengerjakan tugas
yang melebihi kapasitas dari apa yang telah dipelajari dikelas. (Hernawan and Resmini 2015)

Karakteristik yang harus dipahami dalam pembelajaan terpadu yang akan dilakukan oleh guru
disekolah sebagai berikut :

1. Pembelajaran terpadu berpusat pada siswa. Dimana yang dimaksudkan disini adalah
siswa disini yang menjadi subjek dalam belajar karena langsung berpusat kepada siswa,
peserta didik disini harus aktif dalam mencari, menggali dan menemukan konsep
pembelajaran. Jadi disini peran guru hanyalah sebagai fasilitator kepada siswa sehingga
dalam pemahaman materi siswa dapat diberikan kemudahan dalam menjalankan aktivitas
belajar
2. Dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Peserta didik dalam
mengembangkan pemahaman yang mereka lalui dengan hasil belajar sesuai dengan fakta
dan peristiwa yang mereka alami, tidak hanya sekedar informasi yang disampaikan oleh
guru.
3. Dalam pembelajaran terpadu, pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas.
Sehingga fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema supaya lebih dekat dan
bisa langsung berkaitan dengan kehidupan siswa.
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran pada pembelajaran terpadu. Agar dapat
memudahkan siswa dalam/untuk memahami konsep secara utuh. Sehingga materi yang
disampaikan dapat lebih bermakna dengan berbagai konsep yang nyata. Sehingga peserta
didik dapat belajar untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya.
5. Pemebelajaran terpadu bersifat luwes (fleksibel). Maksud disini guru itu bisa mengaitkan
semua bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Sehingga
peserta didik itu dalam pemahaman dapat lebih banyak lagi pengetahuan yang dicari.
6. Hasil pembalajaran dapat berkembang sesuai dengan mintat dan kebutuhan siswa. Disini
pada pembelajaran terpadu dapat dikembangkan dengan pendekatan discovery inquiri
dimana melibatkan secara aktif proses dari pembelajaran terpadu tersebut sehingga siswa
itu diberi kesempatan untuk mengoptimalkan proses tersebut dengan minat dan
kebutuhan siswa masing masing sehingga mereka dapat termotivasi dengan pembelajaran
tersebut.

Sementara itu menurut kementrian pendidikan dan kebudayaan karakteristik pembelajaran


terpadu sebagai berikut : (Abdillah, dan Ananda R. 2018)

1. HOLISTIK
2. BERMAKNA
3. OTENTIK
4. AKTIF

C. TUJUAN PEMBELAJARAN TERPADU

Sukayati (2004:4) Menjelaskan Pembelajaran terpadu dikembangkan selain untuk


mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, diharapkan peserta didik juga dapat:

1. Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajari peserta didik secara lebih


bermakna.
2. Nemenukan, mengolah dan memanfaatkan inormasi untuk mengembangkan
keterampilan.
3. Menanamkan nilai-nilai luhur yang positif dan kebiasaan yang baik untuk kehidupan
sosial.
4. Meningkatkan keterampilan sosial, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, serta
menghargai pendapat orang lain.
5. Meningkatkan gairah atau semangat dalam proses belajar mengajar.
6. Dapat memilih kegiatan yang sesuai dengan minat, bakat, dan kebutuhannya.

D. MANFAAT PEMBELAJARAN TERPADU

Beberapa manfaat dari penerapan pelaksanaan pembelajaran terpadu dijelaskan


Hermawan dan Resmini (2005:1.15) antara lain:

1. Mata pelajaran yang diigabung, sehingga dapat terjadi penghematan karena tumpang-
tindih materi dapat dikurangi atau bisa dihilangkan.
2. Adanya hubungan-hubungan bermakna yang dapat dilihat oleh siswa, sebab materi
pembelajaran berperan lebih menonjol sebagai sarana atau alat daripada tujuan akhir
itu sendiri.
3. Dapat meningkatkan kecakapan berpikir peserta didik.
4. Kemungkinan pembelajaran yang terpotong-potong sedikit sekali terjadi, sebab siswa
dilengkapi dengan pengalaman belajar yang lebih terpadu.
5. Kesempata transfer pembelajaran/transfer of learning meningkat sebab pembelajaran
terpadu memberikan penerapan-penerapan di dunia nyata.
6. Penguasaan materi diharapkan dapat lebih meningkat.
7. Adanya makna positif dari pengalaman belajar antar mata pelajaran.
8. Meningkatkan motivasi belajar antar mata pelajaran.
9. Pembelajaran terpadu membantu menciptakan struktur kognitif atau pengetahuan
awal peserta didik dapat menjembatani pemahaman yang terkait.
10. Melalui pembelajaran terpadu terjadi kerja sama yang lebih meningkat antara para
pendidik, peserta didik, dan lain sebagainya, belajar jadi lebih menyenangkan, belajar
dalam situasi yang lebih nyata dan dalam konteks yang lebih bermakna.
Sementara itu, manfaat penerapan pembelajaran terpadu menurut sukayati (2004:4) antara lain:

1. Topik pada mata pelajaran memiliki keterkaitan konsep dengan apa yang dipelajarai
peserta didik.
2. Dari mempelajari keterkaitan antar mata pelajaran, dapat memungkinkan peserta
didik untuk memanfaatkan keterampilannya.
3. Melatih peserta didik untuk semakin banyak membuat hubungan inter dan antar mata
pelajaran, sehingga peserta didik mampu memproses informasi dengan cara yang
sesuai daya pikirnya.
4. Membantu peserta didik agar dapat memecahkan masalah ataupun berpikir kritis
sehingga keterampilan dalam dunia nyata akan berkembang.
5. Daya ingat (retensi) terhadap materi yang dipelajari peserta didik dapat ditingkatkan
dengan jalan memberikan topik-topik dalam berbagai ragam situasi dan berbagai
ragam kondisi.
6. Kesinambungan di antara situasi pembelajaran dan situasi kehidupan nyata dapat
memudahkan terjadinya transfer pembelajaran.

E. PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN TERPADU

Dalam kegiatan pembelajaran terpadu di SD, terdapat beberapa prinsip. Terutamanya ketika
penggalian tema, pelaksanaan pembelajaran terpadu, pelaksanaan evaluasi, dan yang lainnya.
Di dalam penggalian tema, hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip bahwa tema
hendaknya tidak terlalu luas, mudah untuk dipadukan ke dalam mata pelajaran, tema yang
dibuat bermakna, sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, tema yang dikembangkan
menunjukan sebagian besar minat siswa, tema yang dipilih memperhatikan peristiwa-
peristiwa otentik yang terjadi di dalam rentang waktu belajar, memilih tema dengan
mempertimbangkan kurikulum dan harapan masyarakat, dan tema yang dipilih hendaknya
juga mempertimbangkan ketersedian sumber belajar.

Begitu pula dalam prinsip pelaksanaan pembelajaran terpadu yaitu, guru sebagai fasilitator
dalam pembelajaran yang bertujuan agar siswa aktif, pemberian tanggung jawab individu dan
kelompokk harus jelas dan rata agar terjadi kerja sama, dan terakhir guru harus bersikap
akomodatif terhadap ide-ide yang mungkin saja tidak terpikirkan dalam perencanaan
pembelajaran.

Dalam proses evaluasi, prinsip-prinsip yang dapat diperhatikan adalah sebagai berikut.

1. Kesempatan bagi siswa untuk melakukan self evaluation atau penilaian diri sendiri, di
samping bentuk penilaian lainnya.

2. Guru mengajak siswa untuk menilai perolehan belajar, sesuai dengan tujuan atau
kompetensi yang telah disepakati.

Menurut H. Udin Syaefuddin Saud(2006:15) Pada garis besarnya prinsip-prinsip


pembelajaran terpadu ada 5 macam, yaitu :

1. Hidden curriculum. Prinsip yang menekankan pada pembelajaran yang tidak terbatas.
Sehingga sangat mungkin pembelajaran dikembangkan memuat pesan penuh makna bagi
anak.

2. Subjects in the curriculum. Dalam pemilihan pokok bahan ajar, akan dipertimbangkan
mana yang perlu didahulukan. Mulai dari tema pembelajaran, waktu belajar, serta penilaian
kemajuannya.

3. Learning environment. Prinsip yang memperhatikan lingkungan pembelajaran di kelas


sehingga siswa dapat berpikir bebas dan kreatif dalam belajar.

4. View of the social world. Prinsip yang membuka dan memberikan kesempatan bagi
masyarakat dalam memberikan wawasan guna untuk pengembangan pembelajaran di
sekolah.

5. Values and Attitude. Prinsip untuk menanamkan sikap dan nilai-nilai(norma) dari
lingkungan masyarakat. Seperti di rumah, sekolah, dan panutannya. Baik secara verbal dan
nonverbal.

F. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran.


Perolehan pengalaman pembelajaran yang diperoleh oleh peserta didik, seperti sikap kognitif,
sikap afektif, dan sikap psikomotorik hanya dapat direfleksikan melalui pembelajaran
terpadu. Di samping memiliki keunggulan, pembelajaran terpadu juga memiliki kelemahan.
Keunggulan atau kelebihan pembelajaran terpadu menurut H. Udin Syaefuddin Saud, dkk
(2006:17) diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Guru didorong untuk mrmiliki dan mengembangkan kreativitas, sehingga hal ini
membuat guru dituntut untuk mempunyai wawasan, pemahaman, dan kreativitas yang
tinggi.
2. Adanya peluang bagi guru untuk mengembangkan situasi pembelajaran yang utuh,
menyeluruh, dinamis dan bermakna dengan penerapan pembelajaran terpadu.
Kaitannya dengan pembelajaran terpadu yaitu memberikan peluang terjadinya
pengembangan ilmu pengetahuan, dimana hal ini berkaitan dengan tema atau pokok
bahasan yang disampaikan.
3. Memberikan motivasi dan mempermudah peserta didik untuk dapat mengenal,
menerima, menyerap dan memahami keterkaitan/hubungan antara konsep,
pengetahuan, nilai atau tindakan. Penerapan pada pembelajaran terpadu akan
membuat peserta mengetahui bahwa terdapat beberapa pokok bahasan atau bidang
studi. Secara psikologis, peserta didik digiring untuk berpikir luas, mendalam untuk
menangkap dan memahami hubungan-hubungan konseptual yang disajikan guru.
Selanjutnya, hal ini dapat membuat peserta didik akan terbiasa berpikir terarah,
teratur, utuh dan menyeluruh, sistematik, dan analitik.
4. Menghemat waktu, tenaga dan sarana serta biaya pembelajaran. Di samping itu, dapat
menyederhanakan langkah-langkah pembelajaran. Hal ini dapat terjadi sebab proses
perpaduan atau penyatuan sejumlah unsur tujuan, materi maupun langkah
pembelajaran yang dipandang memiliki kesamaan atau keterkaitan.

Kelemahan Pembelajaran Terpadu

Selanjutnya mengenai kelemahan pembelajaran terpadu, dijelaskan oleh Saud, dkk (2006: 18)
adalah sebagai berikut:

1. Dilihat dari aspek guru, Pembelajaran terpadu menuntut tersedianya peran guru yang
memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, kreatifitas yang tinggi, keterampilan
metodologik yang handal, kepercayaan diri dan etos akademik yang tinggi, dan berani untuk
mengemas dan mengembangkan materi. Akibat akademiknya, guru dituntut untuk terus
menggali informasi/pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan, salah satu
strateginya, guru harus sesuai dengan keinginan membaca literattur secara mendalam. Tanpa
hal ini, penerapanpembelajaran terpadu sulit diwujudkan.

2. Dilihat dari aspek peserta didik.

Pembelajaran terpadu memiliki peluang untuk pengembangan kreatifitas akademik yang


menuntut kemampuan belajar peserta didik yang relatif baik, baik dalam aspek intelegensi
maupun kreatifitasnya. Hal tersebut terjadi karena penerapan pembelajaran terpadu
menekankan pada pengembangan kemampuan analitik (menjiwai), kemampuan asosiatif
(menghubung-hubungkan) dan kemampuan eksploratif dan elaboratif (menemukan dan
menggali). Apabila kondisi ini tidak dimiliki peserta didik, maka sangat sulit pembelajaran
terpadu diterapkan.

3. Dilihat dari aspek sarana atau sumber pembelajaran.

Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak
dan beragam dalam menunjang dan memperkaya serta mempermudah mengembangkan
wawasan dan pengetahuan yang diperlukan. Dengan demikian, jika pembelajaran terpadu ini
hendak dikembangkan, maka ketersediaan sumber belajar dan perpustakaan juga perlu
dikembangkan pula secara bersamaan. Bila keadaan yang dituntut tersebut tidak dapat
dipenuhi maka akan sulit untuk menerapkan pembelajaran tersebut.

4. Dilihat dari aspek kurikulum.

Penerapan pembelajaran terpadu memerlukan jenis kurikulum yang terbuka untuk


pengembangannya. Kurikulum harus bersifat luwes, dalam arti kurikulum yang berorientasi
pada pencapaian pemahaman peserta didik terhadap materi (buka berorientasi pada
penyampaian target materi), kurikulum yang memberikan kewenangan sepenuhnya pada
guru untuk mengembangkannya baik dalam materi, metode maupun penilaian dan
pengukurankeberhasilan pembelajarannya.

5. Dilihat dari aspek penilaian.


Penerapan pembelajaran terpadu membutuhkan sistem penilaian dan pengukuran (objek,
indikator dan prosedur) yang terpadu dalam arti sistem yang berusaha menetapkan
keberhasilan belajar peserta didik dilihat dari beberapa mata pelajaran yang terkait, atau
dengan kata lain, hasil belajar peserta merupakan kumpulan dan paduan penguasaan dari
berbagai materi yang disatukan/digabung. Dalam kaitan ini, guru di samping dituntut mampu
menyediakan teknik dan prosedur pelaksanaan penilaian dan pengukuran yang terpadu, juga
dituntut melakukan koordinasi dengan guru lain, bila ternyata materi tersebut diajarkan
dalam beberapa mata pelajaran oleh guru yang berbeda. Ketiadaan sistem evaluasi dan
pengukuran seperti itu kemungkinan sekali penilaian tidak bisa dilakukan secara absah dan
terpecaya sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

6. Dilihat dari aspek suasana dan penekanan proses pembelajaran.

Penerapan pembelajaran terpadu berkecenderungan mengakibatkan “tenggelamnya”


pengutamaan salah satu atau lebih mata pelajaran. Dengan kata lain, ketika seorang guru
mengajarkan sebuah tema atau pokok bahasan, maka guru tersebut berkecenderungan lebih
mengutamakan, menekankan atau mengintensifkan substansi gabungan tersebut sesuai
pemahaman, selera, dan subjektifitas guru itu sendiri. Secara kurikuler, akan terjadi
pedominasian terhadap materi tertentu, serta sebaliknya sekaligus terjadi proses pengabaian
terhadap materi/mata pelajaran lain yang dipadukan.

Selanjutnya kelemahan pembelajaran terpadu menurut

Hernawan dan Resmini (2005:1.8) adalah sebagai berikut:

1. Kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik dalam kurikulum masih terpisah-
pisah ke dalam mata pelajaranmata pelajaran yang ada. hal ini akan menyulitkan guru dalam
mengembangkan program pembelajaran terpadu. Di samping itu,Tidak semua kompetensi
dasar dapat dipadukan.

2. Dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu dibutuhkan sarana dan prasarana belajar yang
memadai untuk mencapai kompetensi dasar secara optimal. Jika tidak, maka proses
pelaksanaan pembelajaran terpadu tidak akan berjalan dengan baik, dan hal ini tentu saja
akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai peserta didik.
3. Belum semua guru memahami konsep pembelajaran terpadu ini secara utuh, bahkan ada
kecenderungan yang menjadi kendala utama dalam pelaksanaannya yaitu sifat konservatif
guru, dalam arti bahwa pada umumnya guru merasa senang dengan proses pembelajaran
yang sudah biasa dilakukannya, yaitu pembelajaran yang konvensional.

G. Implikasi Pembelajaran Terpadu

Dalam implementasi pembelajaran terpadu mempunyai berbagai implikasi terhadap beberapa


hal mencakup guru, peserta didik, sarana, prasarana, sumber belajar dan media, pengaturan
ruang dan pemilihan metode.

1. Implikasi terhadap guru.

Pembelajaran terpadu memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan


kegiatan/pengalaman belajar bagi peserta , juga dalam memilih kompetensi dari berbagai
mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik,
menyenangkan dan utuh. Untuk itu kriteria guru yang dibutuhkan dalam pembelajaran
terpadu adalah sebagai berikut:

a. Guru yang kreatif.

Guru yang kreatif artinya guru yang mampu menjabarkan pembelajaran dalam berbagai
bentuk, apakah belajar di dalam kelas, di luar kelas, maupun ditempat lain yaang memang
dibutuhkan dalam mencapai tujuan pembelajaran.

b. Guru yang adaptif.

Guru yang adaptif artinya guru yang dapat mengadaptasi berbagai model pembelajaran dan
menyesuaikannya dengan keadaan peserta didik, keadaan sarana dan fasilitas yang tersedia.
Melalui cara tersebut, pembelajaran akan terus berlangsung dengan tidak menjadikan alasan
kekurangan akan sarana, fasilitas maupun sumber belajar.

c. Guru yang akomodatif.

Guru yang akomidatif artinya guru yang mampu mengayomi peserta didik dari segala macam
karakter dan kemampuan. Kemampuan guru menerima perbedaan yang heterogen, peserta
didik dengan segala tingkah lakunya akan menuntut guru yang sabar, ulet dan mampu
mengembangkan segala potensi yang dimiliki peserta didik.

d. Di samping kemampuan di atas, tentunya guru dengan

kualifikasi standar tetap menjadi kriteria utaama, seperti guru yang memiliki wawasan
kependidikan, psikologi peserta didik, pembelajaran dan lain sebagainya.

2. Implikasi bagi peserta didik.

Peserta didik harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya
dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok kecil ataupun
klasikal. Peserta didik harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara
aktif misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan
pemecahan masalah. Pembelajaran terpadu memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Kegiatan peserta didik akan seimbang antara pengalaman kognitif, afektif dan
psikomotorik.
b. Kegiatan dan pengalaman peserta didik tidak hanya di dalam kelas, tetapi juga dapat
dilakukan di luar kelas.
c. Kegiatan peserta didik tidak banyak melakukan pembelajaran dengn sendiri atau belajar
individual akan tetapi bervariasi antara belajar sendiri, belajar berpasangan atau belajar
berkelompok.

3. Implikasi Terhadap Bahan Pembelajaran

Bahan pembelajaran (instructional material) menurut Dick, Carey dan Carey (2009:230)
adalah materi, isi atau konten baik tertulis, dimediasi, atau difasilitasi oleh pengajar,
melaluinya peserta didik akan menggunakannya untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Bahan pembelajaran juga termasuk bahan-bahan untuk tujuan umum dan tujuan khusus dan
bahan-bahan untuk meningkatkan memori dan transfer. Bahan pembelajaran memiliki peran
yang penting dalam pembelajaran termasuk dalam pembelajaran terpadu. Oleh karena
pembelajaran terpadu pada dasarnya merupakan perpaduan dari berbagai disiplin ilmu, maka
untuk itu diperlukan sejumlah sumber belajar yang sesuai dengan jumlah standar kompetensi
yang merupakan jumlah bidang keahlian yang tercakup di dalamnya.Sumber bahan
pembelajaran utama yang dapat digunakan dalam pembelajaran terpadu dapat berbentuk teks
tertulis seperti buku, majalah, brosur, surat kabar, poster ataupun berupa lingkungan sekitar,
seperti lingkungan alam, lingkungan sosial.

4. Implikasi terhadap sarana dan prasarana dan sumber belajar.

Sarana dan prasarana yang dimaksudkan di sini adalah sarana dan prasarana dalam konteks
pendidikan. Dalam konteks pendidikan sarana dan prasarana dipergunakan untuk
dipergunakan dalam pelaksanaan pendidikan secara umum maupun dipergunakan secara
khusus untuk pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari definisi mengenai sarana dan prasarana
yang dikemukakan beberapa ahli.Sarana adalah alat yang secara langsung dapat mendukung
tercapainya tujuan pendidikan, misalnya ruang, buku, perpustakaan, laboratorium dan
sebagainya sedangkan prasarana adalag alat yang tidak secara langsung dapat mendukung
tercapainya tujuan seperti lokasi/tempat, lapangan olahraga, uang dan sebagainya (Daryanto
dalam Syafaruddin dkk, 2016:156).

5. Implikasi terhadap Pengaturan ruangan.

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran terpadu perlu melakukan pengaturan ruang agar
suasana belajar menyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi:

a. Ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang dilakspeserta an.

b. Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan


pembelajaran yang sedang berlangsung. Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat
duduk di tikar/karpet. Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilakspeserta an baik di
dalam kelas maupun di luar kelas.

c. Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan
dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola
sehingga memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya kembali.
d. Pengelompokkan peserta didik dapat dilakukan secara individual, berdua secara
berpasangan, kelompok kecil tiga orang, atau kelompok besar. Semuanya dikembangkan
dengan tujuan agar peserta didik dapat berkembang karena perubahan pengelompokkan.

6. Implikasi terhadap pemilihan media pembelajaran.

Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang secara harfiah berarti tengah,
perantara atau pengantar (Arsyad, 2000:3). Sardiman dkk (1996:6) mengemukakan arti dari
media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.

Hennich dkk sebagaimana dikutip Arsyad (2000:4) menjelaskan istilah medium sebagai
perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi televisi, film, foto,
radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan dan sebagainya adalah media komunikasi.
Apabila media tersebut membawa pesan-pesan atau iinformasi yang bertujuan untuk
pembelajaan atau mengandung maksud-maksud pembelajaran maka media itu disebut media
pembelajaran. Media pembelajaran apabila dipahami secara garis besar adalah manusia,
materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat peserta didik mampu
memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan
lingkungan sekolah merupakan media.

7. Implikasi terhadap pemilihan metode pembelajaran.

Dalam pendidikan dan pembelajaran kata metode digunakan untuk menunjukkan serangkaian
kegiatan guru yag terarah yang menyebabkan peserta didik belajar. Metode dapat pula
dianggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam belajar atau
sebagai alat yang menjadikannya mengajar menjadi efektif (Wahab, 2009:36).Metode
pembelajaran adalah cara-cara atau teknik yang dianggap jitu untuk menyampaikan materi
ajar (Prawiradilaga, 2007:18). Hal senada dengan ini dijelaskan Sanjaya (2014:147) bahwa
metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.

MODEL PEMBELAJARAN TERPADU

Model Pembelajaran Ekspositori


Model pembelajaran ekspositori adalah model pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyarnpaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud
agar siswa dapat menguasai materi secara optimal. Roy Killen (1998) menamakan model
ekspositori ini dengan istilah model pembeiajaran langsung (direct instruction). Mengapa
demikian? Karena dalam model pembelajaran ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh
guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah adi.
Oleh karena model ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga
dinamakan istilah model “chalk and talk”.

Model pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembeiajaranyang berpusat


pada guru (teacher-centered approaches). Dikatakan demikian, sebab dalam model ini guru
memegang peran yang sangat dominan, guru menyampaikan materi pelajaran secara terstruktur
dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus
utama model ini adalah kemampuan akademik siswa.

Model Inquiry Based Learning

Model pembelajaran inquiry learning adalah kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi peserta
didik untuk mengajukan pertanyaan, melakukan penyelidikan atau pencarian, eksperimen hingga
penelitian secara mandiri untuk mendapatkan pengetahuan yang mereka butuhkan. Dalam model
ini, peserta didik diarahkan agar dapat mencari tahu sendiri materi yang disajikan dalam
pembelajaran dengan cara mengajukan pertanyaan dan investigasi mandiri. Secara makna
bahasa, inkuiri berasal dari bahasa Inggris, yakni inquiry yang bermakna penyelidikan atau
meminta keterangan. Seperti yang diungkapkan Anam (2016, hlm. 7) bahwa secara bahasa,
inkuiri berasal dari kata inquiry yang merupakan kata dalam bahasa Inggris yang berarti;
penyelidikan atau meminta keterangan; terjemahan bebas untuk konsep ini adalah “siswa diminta
untuk mencari dan menemukan sendiri”.

Model Problem Based Learning

Problem based learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran
yang mengutamakan penyelesaian masalah umum yang lazim terjadi dalam prosesnya. Seperti
yang dikemukakan oleh Shoimin (2017, hlm. 129) bahwa problem based learning artinya
menciptakan suasana belajar yang mengarah terhadap permasalahan sehari-hari (Shoimin, 2017,
hlm. 129).

Melengkapi pernyataan tersebut, Panen (dalam Rusmono 2014, hlm. 74) menyatakan bahwa
dalam model pembelajaran dengan pendekatan problem based learning, peserta didik diharapkan
untuk terlibat dalam proses penelitian yang mengharuskannya untuk mengidentifikasi
permasalahan, mengumpulkan data, dan menggunakan data tersebut untuk pemecahan masalah.

Model Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir

Model pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (MPPKB) adalah model pembelajaran


yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta
atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan.

Terdapat beberapa hal yang terkandung dalam pengertian di atas. Pertama, MPPKB adalah
model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir, artinya tujuan
yang ingin dicapai oleh MPPKB adalah bukan sekedar siswa dapat menguasai sejumlah materi
pelajaran. Akan tetapi bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan atau ide-ide
melalui kemampuan berbahasa secara verbal. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa kemampuan
bicara secara verbal merupakan salah satu kemampuan berpikir.

Kedua, telaahan fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakan dasar pengembangan
kemampuan berpikir, artinya pengembangan gagasan dan ide-ide didasarkan kepada pengalaman
sosial anak dalam kehidupan sehari- hari dan/atau berdasarkan kemampuan anak untuk
mendeskripsikan hasil- hasil pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang mereka
peroleh dalam kehidupansehari-hari.

Ketiga, sasaran akhir MPPKB adalah kemampuan anak untuk memecahkan masalah-masalah
soisal sesuai dengan taraf perkembangan anak.

Model Penggalan ( Fragmented)

Model ini hanya terbatas satu mata pelajaraan saja, sehingga dalam proses pembelajarannya butir
butir materi yang disampaikan dilakukan secara terpisah pada jam jam tertentu. Misalnya dalam
mata pelajaran bahasa indoneia terdapat banyak materi dalam satu mata pelajaran sehingga dapat
dipadukan dalam materi pembelajaran keterampilan berbahasa. (Hernawan and Resmini 2015)

Model pembelajaran paikem

Model pembelajran PAIKEM terdiri dari pembelajran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan. Model pembelajaran PAIKEM ini meriorentasikan pada keaktifan peserta didik
dilaksanakan dengan efektif sehingga pelajaran tersebut dapat menyenangkan peserta didik.
dalam model pembelajaran ini harus benar benar memahami peserta didik, memahami
perkembangan kecerdasan siswa, dan harus mengenal siswa itu satu persatu. (Arrosyad M &
Nugroho F: 2020)

Model pembelajaran kooperatif

Model pembelajaran kooperatif ini model pembelajaran berbentuk kelomppok dengan ini peserta
didik dapat berkolaborasi dalam memecahkan masalah untuk mecari solusi yang dibentuk secara
kelompok kecil. Sehingga dalam model pembelajaran ini menciptakan pemahaman yang lebih
mendalam terhadap materi dan menciptakan perserta didik untuk bekerja sama, model
pembelajaran itu sendiri banyak tipenya seperti model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw,STAD, Grup investigation. Nah semuanya itu model pembelajaran yang membutuhkan
kerja sama dengan membentuk kelompok tetapi dengan cara yang berbeda-beda. (Arrosyad M &
Nugroho F: 2020)

Model Connected (Keterhubungan)


Dalam pembelajaran terpadu model connected atau keterhubungn merupakan model
integrasi interbidang studi.Model ini mengorganisasikan atau mengintegrasikkan satu
konsep,keterampilan,atau kemampuan yang ditumbuhkembangkan dalam suatu pokok bahasan
atau subpokok bahasan yang dikaitkan denngan konsep,keterampilan atau kemampuan pada
pokok bahasan atau subpokok bahasan dalam suatu bidang studi.Kekuatan pembelajaran terpadu
model conected terletak pada adanya hubungan antara satu konsep dengan konsep lain.Dengan
merencanakan secara eksplisit tentaang keterkaitan tersebut,peserta didik diharapkan dapat
membangun pemahamannya tentang pembelajaran terpadu model conneced.

Model sequenced

Model sequenced merupakan model paduan topik-topik antar mata pelajaran yang berbeda
secara paralel. Isi cerita dalam roman sejarah misalnya, pembahasannya secara paralel atau
dalam jam yang sama dapat dipadukan pembelajarannya pada lokasi jam yang sama.
Pembelajaran terpadu bertahap merupakan pembelajaran yang di tempuh dengan cara
mengajarkan yang secara material memiliki kesamaan materi dan keterkaitan antara keduanya.
Keterpaduan ini ditempuh dalam upaya untuk mengutuhkan atau menyatukan ma teri-materi
yang bercirikan sama dan terkait agar lebih menyeluruh dan utuh. Dengan demikian, siswa
mudah menerima, memahami. menyimpan dan memproduksi serta menghayati makna yang ter
kandung dalam dua mata pelajaran tersebut. Penerapan model ini secara metodologis lebih
praktis dan hemat. Untuk itu, penggabungan dalam penyampaian materi dapat ditempuh dengan
cara mengatur sedemikian rupa waktu, materi secara bertahap.

Model shared.

Model shared merupakan perpaduan pembelajaran akibat adanya overlapping konsep atau ide
pada dua mata pelajaran atau lebih. Pembelajaran terpadu model ini merupakan pendekatan atau
tata cara yang dilakukan dengan berbagai pokok bahasan di antara ma la-mata pelajaran yang
tumpang-tindih. Pendekatan pembelajaran terpadu ini ditempuh berdasar kenyataan bahwa
banyak dijumpai adanya satu kemampuan yang pencapaiannya harus diwujudkan melalui dua
atau lebih mata-mata pelajaran. Sebagaimana butir-bu tir pembelajaran tentang kewarganegaraan
dalam PKn, dapat ber tumpang-tindih dengan butir pembelajaran Pendidikan Pancasila. Dalam
model pembelajaran terpadu bentuk ini, seorang guru di tuntut memiliki kepiawaian untuk
memahami secara detail dan terurai konsep-konsep yang berserakan tersebut sehingga menjadi
konsep yang utuh. Penggunaan model pembelajaran ini secara metodologis dapat
mengembangkan kemampuan dan kreativitas siswa secara lebih efektif karena pendekatan ini
menuntut siswa untuk membuka wawasan dan cara berpikir yang luas dan men dalam melalui
pemahaman terhadap konsep secara lintas disiplin ilmu.

Model integrated

Model integrated merupakan perpaduan dari sejumlah topik atau bahan ajar yang berbeda-beda
tetapi esensinya sama dalam sebuah tema tertentu. Model ini berangkat dari adanya tumpang-
tindih konsep pengalaman, keterampilan, dan sikap yang menuntut ada nya pengintegrasian
multidisiplin. Dalam kaitan ini, perlu adanya satu tema yang dapat ditinjau dari berbagai disiplin
ilmu dalam pemecahan topik masalah. Model ini memerlukan bentuk organi sasi kurikulum
integrated curriculum.

Model Threaded

Model pembelajaran ini merupakan model bergalur, di mana pendekatan pembelajaran


yang ditempuh dengan cara mengembangkan gagasan pokok yang merupakan benang merah
yang berasal dari satu tema yang bersumber dari berbagai disiplin ilmu. Model threaded
merupakan model pemaduan bentuk keterampilan, misal melakukan prediksi dan estimasi, dalam
matematika, ramalan terhadap kejadian-kejadian, antisipasi cerita dalam novel, dan lain
sebagainya.

Model threaded ini terfokus pada apa yang disebut meta curriculum. Bentuk model threaded ini
dapat dicermati pada gambar berikut.
Gambar Model Threaded

Model Integrated

Model integrated merupakan perpaduan dari sejumlah topik atau bahan ajar yabg
berbeda-beda tetapi esensinya sama dalam sebuah tema tertentu. Model ini berangkat dari
adanya tumpang-tindih konsep pengalaman, keterampilan, dan sikap yang menuntut adanya
pengintegrasian multidisiplin. Dalam kaitan ini, perlu adanya satu tema yang dapat ditinjau dari
berbagai disiplin ilmu dalam pemecahan topik masalah. Model ini memerlukan bentuk organisasi
kurikulum integrated curriculum. Bentuk model integrated sebagai berikut:

Gambar Model Integrated

Model immersed

Model immersed merupakan model pembelajaran yang dirancang untuk membantu siswa dalam
menyaring serta memadukan pengalaman-pengalaman yang kemudian dihubungkan dengan
medan pemakaiannya. Di dalam model ini, gagasan-gagasan minat dikaitkan ke dalam bidang
studi/bahan ajar menurut pengalaman individu melalui satu frame pada konten atau isi
kurikulum.
Model Immersed 1

Model networked.

Model networked merupakan model pembelajaran terpadu yang dilakukan dengan pengandaian.
Maksudnya yaitu adanya kemungkinan merubah konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun
tuntutan bentuk keterampilan baru yang didapatkan siswa setelah melakukan studi lapangan.
Dimana biasanya studi lapangan ini memiliki situasi, kondisi, dan konteks yang berbeda-beda.
Proses ini akan berlangsung secara terus menerus akibat adanya hubungan timbal balik antara
pemahaman dan kenyataan yang dihadapi siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Johan, Albert Efendi. Konsep pembelajaran daring berbasis pendekatan ilmiah, 2020.

Kadarwati, Ani, and Vivi Rulviana. Pembelajaran terpadu, 2020.

Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Rajawali Pers.

Johni Dimyati, M.M. 2016. Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP

Hernawan, Asep Herry, dan Novi Resmini. 2015. “Konsep Dasar Dan Model-Model
Pembelajaran Terpadu.” Pembelajaran Terpadu 1(1):1–35.

Abdillah, dan Ananda R. 2018. “Pembelajaran Terpadu”. Medan: Lembaga Peduli


Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI)

Arrosyad M & Nugroho F. 2020. “Strategi pembelajaran di sd”. Jawa tengah: Intishar
Publishing

Kadarwati, Ani dan Vivi Rulviana.2020.Pembelajaran Terpadu.Jawa Timur: CV.AE MEDIA


GRAFIKA

Dimyati,Johni.2016.Pembelajaran Terpadu Untuk Taman Kanak-Kanak/Raudatul Athfal dan


Sekolah Dasar.Jakarta: PRENADA MEDIA

Udin Syaefuddin Sa’ud, dkk. 2006. Pembelajaran Terpadu. Bandung:UPI Press.

Siti Aisyah, dkk. 2012. Pembelajaran Terpadu. Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka

Saud,U.S,Rukmana,A dan Resmini,N.(2006).Pembelajaran Terpadu.Bandung:UPI Press.

Ananda Rusyandi,Abdillah (2018).Pembelajaran Terpadu.Medan:LPPPI.

Trianto, ( 2009) Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.Jakarta:Prenada Media


Group

Ananda, Rusyadi dan Abdillah. 2018.Pembelajaran Terpadu (Karakteristik, Landasan, Fungsi,

Prinsip Dan Model). Medan. Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI).
Huda, Fatkhan Amirul. 2021.”Model Pembelajaran Ekspositori”, https://fatkhan.web.id/model-
pembelajaran-ekspositori/, diakses pada 21 Maret 2022 pukul 22:43

Thabroni, Gamal.2021.” Model Pembelajaran Inquiry Learning (Penjelasan Lengkap)”


,https://serupa.id/model-pembelajaran-inquiry-learning-penjelasan-lengkap/, diakses pada
21 Maret 2022 pukul 22:26

Thabhroni, Gamal.” Problem Based Learning (Model Pembelajaran Berbasis Masalah)”


,https://serupa.id/problem-based-learning/, diakses pada 21 Maret 2022 pukul 22:32

Huda, Fatkhan Amirul.2021. “Model Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir”


,https://fatkhan.web.id/model-pembelajaran-peningkatan-kemampuan-berfikir/, diakses
pada 21 Maret 2022 pukul 22:39

Anda mungkin juga menyukai