Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PELAKSANAAN DAN PENERAPAN PEMBELAJARAN


TERPADU
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran PAUD
Dosen Pengampu : Irma Muti, S.Ag, M.Pd.I

Disusun oleh:

Isyfina Kamilah

PROGRAM PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

INSTITUT MADANI NUSANTARA

Jl. Lio Balandongan Sirnagalih (Beugeg) No.74 Kel.Cikondang Kec.Citamiang

Kota Sukabumi

2022
KATA PENGANTAR
            Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas rahmat, taufik dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah sudah
ada ditangan pembaca.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada jungjungan kita Nabi
Muhammad saw, keluarga serta sahabat yang telah membawa perubahan bagi
peradaban dunia dengan hadirnya agama islam sebagai peradaban terbesar yang tak
lekang oleh zaman.
            Ucapan terima kasih tak lupa penulis haturkan kepada rekan-rekan  mahasiswa
dan mahasiswi, atas bantuan dan partisipasinya untuk penyelesaian makalah ini. Adapun
isi makalah ini tentang “Model Pembelajaran Sentra dan Kelompok.”
            Besar harapan penulis agar makalah ini dapat berguna untuk para rekan-rekan
dalam proses perkuliahan untuk membantu Mahasiswa(i) dalam mencari informasi yang
relevan dan aktual serta menambah dan memperluas wawasan kita .
            Akhir kata, penulis ucapkan mohon maaf jika dalam proses penulisan makalah
ini banyak kekurangan disana dan disini. Pikiran kritis dan sumbang saran sangat
diharapkan demi perbaikan makalah ini.

Sukabumi, 26 Mei 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I.................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2

1.3 Tujuan Pembahasan.................................................................................................2

BAB II...............................................................................................................................3

PEMBAHASAN................................................................................................................3

2.1 Pengertian Pembelajaran Terpadu........................................................................3

2.2 Karakteristik Pembelajaran Terpadu....................................................................4

2.3 Prosedur Pembelajaran Terpadu..........................................................................6

BAB III..............................................................................................................................9

PENUTUP.........................................................................................................................9

1. Kesimpulan............................................................................................................9

2. Saran.......................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebelum memasuki bangku sekolah, anak terbiasa memandang dan mempelajari
segala peristiwa yang terjadi di sekitarnya atau yang dialaminya sebagai suatu kesatuan
yang utuh (holistik), mereka tidak melihat semua itu secara parsial (terpisah-pisah).
Sayangnya, ketika memasuki situasi belajar secara formal, mereka disuguhi oleh
berbagai ilmu atau mata pelajaran yang terpisah satu sama lain sehingga mereka
terkadang mengalami kesulitan untuk memahami fenomena yang terjadi di lingkungan
masyarakat dan alam sekitarnya. Penyelenggaraan pendidikan dengan menekankan pada
pembelajaran yang memisahkan penyajian antar satu mata pelajaran dengan mata
pelajaran lainnya akan mengakibatkan permasalahan yang cukup serius terutama bagi
siswa usia dini sampai dengan sekolah dasar.
Oleh karena itu, proses pembelajaran pada satuan pendidikan, terutama untuk
kelas-kelas awal, harus memperhatikan karakteristik anak yang akan menghayati
pengalaman belajar tersebut sebagai satu kesatuan yang utuh. Pengemasan pembelajaran
harus dirancang secara tepat karena akan berpengaruh terhadap kebermaknaan
pengalaman belajar anak. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur
konseptual baik di dalam maupun antar mata pelajaran, akan memberi peluang bagi
terjadinya pembelajaran yang efektif dan lebih bermakna (meaningful learning).
Pembelajaran terpadu diyakini sebagai pendekatan yang berorientasi pada
praktek pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak. Pembelajaran terpadu secara
efektif akan membantu menciptakan kesempatan yang luas bagi siswa untuk melihat
dan membangun konsep-konsep yang saling berkaitan. Dengan demikian, pembelajaran
terpadu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami masalah yang
kompleks yang ada di lingkungan sekitarnya dengan pandangan yang utuh. Dengan
pembelajaran terpadu ini siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk
mengidentifikasi, mengumpulkan, menilai, dan menggunakan informasi yang ada di

1
sekitarnya secara bermakna. (Metode Pembelajaran Terpadu | Mushlihatun Syarifah,
n.d.)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Pembelajaran Terpadu?
2. Bagaimana Hakikat dari Pembelajaran Terpadu?
3. Seperti apa Prosedur Pelaksanaan dari Pembelajaran Terpadu?

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Mengetahui Model Pembelajaran Terpadu .
2. Mengetahui Hakikat Pembelajaran Terpadu.
3. Menerapkan dengan baik terkait Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembelajaran Terpadu


Menurut guru besar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas
Sebelas Maret (UNS) Solo Prof. Dr. Sri Anitah Wiryawan, M.Pd. (Pikiran Rakyat,
11 April 2003) kurikulum terpadu adalah suatu pendekatan untuk
mengorganisasikan kurikulum dengan cara menghapus garis batas mata pelajaran
yang terpisah-pisah, sedangkan pembelajaran terpadu merupakan metode
pengorganisasian pembelajaran yang menggunakan beberapa bidang mata pelajaran
yang sesuai.
Istilah kurikulum terpadu dengan pembelajaran terpadu dalam penggunaannya
dapat saling dipertukarkan. Pembelajaran terpadu merupakan suatu aplikasi salah
satu startegi pembelajaran berdasarkan pendekatan kurikulum terpadu yang
bertujuan untuk menciptakan atau membuat proses pembelajaran secara relevan dan
bermakna bagi anak (Atkinson, 1989:9dalam Ahmad). Selanjutnya dijelaskan bahwa
dalam pembelajaran terpadu didasarkan pada pendekatan inquiry, yaitu melibatkan
siswa mulai dari merencanakan, mengeksplorasi, dan brain storming dari siswa.
Dengan pendekatan terpadu siswa didorong untuk berani bekerja secara kelompok
dan belajar dari hasil pengalamannya sendiri. Selanjutnya dijelaskan bahwa dalam
pelaksanaannya anak dapat diajak berpartisipasi aktif dalam mengeksplorasi topik
atau kejadian, siswa belajar proses dan isi (materi) lebih dari satu bidang studi pada
waktu yang sama.
Pembelajaran terpadu sangat memperhatikan kebutuhan anak sesuai dengan
perkembangannya yang holistik dengan melibatkan secara aktif dalam proses
pembelajaran baik fisik maupun emosionalnya. Untuk itu aktivitas yang diberikan

3
meliputi aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan
yang holistik, bermakna, dan otentik sehingga siswa dapat menerapkan perolehan
belajar untuk memecahkan masalah-masalah yang nyata di dalam kehidupan sehari-
hari. Pembelajaran terpadu juga menekankan integrasi berbagai aktivitas untuk
mengeksplorasi objek, topik, atau tema yang merupakan kejadian-kejadian, fakta,
dan peristiwa yang otentik. Pelaksanaan pembelajaran terpadu pada dasarnya agar
kurikulum itu bermakna bagi anak. Hal ini dimaksudkan agar bahan ajar tidak
digunakan secara terpisah-pisah, tetapi merupakan suatu kesatuan bahan yang utuh
dan cara belajar yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan siswa.
Jadi yang dimaksud dengan pembelajaran terpadu adalah suatu pendekatan
dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam
intramata pelajaran maupun antarmata pelajaran.
Prabowo (2000:3) mengatakan bahwa pembelajaran terpadu sebagai suatu proses
mempunyai beberapa ciri yaitu :
1. berpusat pada siswa (student centered)
2. proses pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman langsung
3. pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas.
Jadi, sesuai dengan pengertian-pengertian di atas, bahwa dengan adanya pemaduan
itu siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga
pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini memberikan arti
bahwa pada pembelajaran terpadu, siswa akan dapat memahami konsep-konsep
yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan
antarkonsep dalam intramata pelajaran maupun antarmata pelajaran. Pembelajaran
terpadu tampak lebih menekankan keterlibatan siswa dalam belajar, sehingga siswa
terlibat aktif dalam proses pembelajaran untuk pembuatan keputusan. Setiap siswa
memerlukan bekal pengetahuan dan kecakapan agar dapat hidup di masyarakat dan
bekal ini diharapkan diperolehnya melalui pengalaman belajar di sekolah. Oleh
karena itu pengalaman belajar di sekolah sedapat mungkin memberikan bekal siswa
dalam mencapai kecakapan untuk berkarya. Kecakapan ini disebut kecakapan hidup
yang cakupannya lebih luas dibanding hanya sekedar keterampilan.

4
2.2 Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Sebagai suatu proses, pembelajaran terpadu memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Pembalajaran terpusat pada anak
Pembalajaran terpadu dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat pada anak,
karena pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran
yang memberikan keleluasaan pada siswa, baik secara individu maupun secara
kelompok. Siswa dapat aktif mencari, menggali, dan manemukan konsep serta
prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan
perkembangannya.
2. Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan
Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang
membentuk semacam jalinan antarskemata yang dimiliki oleh siswa, sehingga akan
berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari siswa. Hasil yang nyata
didapat dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-
konsep lain yang dipelajari dan mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih
bermakna. Hal ini diharapkan dapat berakibat pada kemampuan siswa untuk dapat
menerapakan perolahan belajaranya pada pemecahan masalah-masalah yang nyata
dalam kehidupannya.
3. Belajar melalui proses pengalaman langsung
Pada pembelajaran terpadu diprogramkan untuk melibatkan siswa secara langsung
pada konsep dan prisip yang dipelajari dan memungkinkan siswa belajar dengan
melakukan kegiatan secara langsung. Sehingga siswa akan memahami hasil
belajarnya secara langsung dan kemudian siswa akan memahami hasil belajarnya
sesuai dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami, bukan sekedar informasi dari
gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator yang membimbing kearah
tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan siswa sebagai aktor pencari fakta dan
informasi untuk mengembangkan pengetahuannya.
4. Lebih memperhatikan proses daripada hasil semata

5
Pada pembelajaran terpadu dikembangkan pendekatan discovery inquiry (penemuan
terbimbing) yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yaitu
mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai proses evaluasi. Pembelajaran terpadu
dilaksanakan dengan melihat keinginan, minat, dan kemampua siswa sehingga
memungkinkan siswa termotivasi untuk belajar terus-menerus.
5. Sarat dengan muatan keterkaitan
Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu
gejala atau peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut
pandang yang terkotak-kotak. Sehingga memungkinkan siswa untuk memahami
suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi, yang pada gilirannya nanti akan
membuat siswa lebih arif dan bijak dalam menyikapi atau menghadapi kejadian
yang ada.

2.3 Prosedur Pembelajaran Terpadu


Pada dasarnya ada 2 tahap yang harus dilalui dalam prosedur pembelajaran terpadu
yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi.
1. Tahap Perencanaan Pembelajaran Terpadu
Perencanaan pembelajaran pada dasarnya adalah rangkaian yang memuat isi dan
kegiatan pembelajaran yang bersifat menyeluruh dan sistematis, yang akan
digunakan sebagai pedoman oleh guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar.
Dalam pembalajaran terpadu perencanaan yang harus dilakukan seorang guru adalah
sebagai berikut :
a. Pemilihan tema dan unit-unit tema
Pemilihan tema ini dapat datang dari staf pengajar yaitu guru kelas atau guru bidang
studi dan siswa. Biasanya guru yang memilih tema dasarnya dan dengan
musyawarah siswa memilih unit tema. Pemilihan tema dasar yang dilakukan oleh
guru dengan mengaju pada tema dan materi-materi pada pokok bahasan pada setiap
mata pelajaran yang terdapat pada kurikulum. Tema dapat juga dipilih berdasarkan
pertimbangan lain, yaitu tema yang dipilih merupakan consensus antar siswa, misal

6
dari buku-buku bacaan, pengalaman, minat, isu-isu, yang sedang beredar di
masyarakat dengan mengingat ketersediaan sarana dan sumber belajar yang sesuai
dengan tingkat perkembangan siswa.
1) Tema dasar-Unit tema
Tema dapat muncul dari siswa, kemudian guru yang mengorganisir atau guru
melontarkan tema dasar, kemudian siswa mengembangkan unit temanya.
2) Curah pendapat
Curah pendapat ini bermanfaat untuk memunculkan tema dasar kemudian
dikembangkan menjadi unit tema. Setelah tema dasar dan unit tema dipilih maka
akan terbentuk jaring-jaring.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam penentuan tema, yaitu :
• Penentuan tema merupakan hasil ramuan dari berbagai materi di dalam satu atau
beberapa mata pelajaran.
• Tema diangkat sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran yang terpadu
dalam materi pelajaran, prosedur penyampaian, serta pemaknaan pengalaman
belajar oleh para siswa.
• Tema disesuaikan dengan karakteristik belajar siswa sehingga asas perkembangan
berpikir anak dapat dimanfaatkan secara maksimal.
• Tema harus bersifat cukup problematik atau popular sehingga membuka
kemungkinan luas untuk melaksanakan pembelajaran yang beragam yang
mengandung substansif yang lebih luas yang apabila dibandingkan dengan
pembelajaran yang biasa.
Beberapa prosedur pemilihan tema adalah sebagai berikut :
Model ke-1
Pada model ini tema sudah ditentukan atau dipilih oleh guru berdasar pada beberapa
kurikulum beberapa mata pelajaran yang kemudian dapat dikembangkan menjadi
sub-sub tema atau unit tema.
Model ke-2
Pada model ini tema ditentukan bersama antara guru dengan siswa. Meskipun
demikian tema tidak boleh lepas dari materi yang akan dipelajari.

7
Model ke-3
Pada model ini tema ditentukan oleh siswa dengan bimbingan guru.

b. Langkah perencanaan aktivitas


Langkah perencanaan aktivitas di sini meliputi : pemilihan sumber, pemilihan
aktivitas, dan perencanaan evaluasi. Evaluasi dalam pembalajaran terpadu meliputi
berikut ini :
1. Janis evaluasi yaitu evaluasi otentik.
2. Sasaran evaluasi berupa proses dan dan hasil belajar siswa.
3. Aspek yang dievaluasi. Keseluruhan aspek kepribadian siswa dievaluasi yaitu
meliputi kognitif, afektif, dan psikomotorik.
4. Teknik-teknik evaluasi yang digunakan meliputi :
a. Observasi (mengamati prilaku hasil belajar siswa) dengan menggunakan daftar
cek atau skala penilaian.
b. Wawancara guru dan siswa dengan menggunakan pedoman wawancara.
c. Evaluasi siswa
d. Jurnal siswa
e. Portofolio
f. Tes prestasi belajar (baku atau buatan guru)
c. Kontrak belajar
Kontrak belajar ini akan memeberikan arah dan isi aktivitas siswa dan merupakan
suatu kesepakatan antara guru dan siswa.
2. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu dan Evaluasi
Pada tahap pelaksanan ini langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a. Aktivitas siswa
Aktivitas dapat berupa : pengumpulan informasi baik kelompok maupun individual,
membaca sumber, wawancara dengan narasumber, pengamatan lapangan,
eksperimen, pengolahan informasi, dan penyusunan laporan.
b.Kulminasi (Sharing)

8
Kulminasi (Sharing) dalam bentuk penilaian proses (merupakan dampak dari proses
pembelajaran, dampak pengiring, prosedur formal dan informal terutama untuk
memperoleh balikan) yaitu penyajian laporan, diskusi dan balikan, unjuk kerja dan
pameran, serta evaluasi.(Model-model, n.d.)

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
 Jadi yang dimaksud dengan pembelajaran terpadu adalah suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intramata
pelajaran maupun antarmata pelajaran. Disini dituntut keprofesionalan seorang guru
dalam mengkaitkan beberapa materi dalam satu mata pelajaran atau bahkan dari
berbagai macam mata pelajaran. Guru sangat dituntut untuk berwawasan yang luas,
sehingga dalam mengkaitkan antar beberapa mata pelajaran tidak terpisah-pisah,
melainkan menjadi suatu kesatuan yang utuh.

2. Saran
Pembelajaran pada anak usia dini harus diciptakan menyenangkan, bebas, tidak
terikat dan aktif. Agar pembelajaran pada anak usia dini bisa optimal, maka
pembelajaran harus melibatkan anak secara aktif. Dan pembelajarannnya harus
menarik agar anak tertarik untuk belajar.

9
DAFTAR PUSTAKA

Metode Pembelajaran Terpadu | Mushlihatun Syarifah. (n.d.). Retrieved May 26, 2022,
from https://www.msyarifah.my.id/metode-pembelajaran-terpadu/
Model-model, K. D. (n.d.). Konsep Dasar dan Model-model Pembelajaran Terpadu. 1–
35.

10

Anda mungkin juga menyukai