Anda di halaman 1dari 13

PENDEKATAN TERINTEGRATIF BERBASIS ASANA DAN

JAMBOARD PADA MATERI SEL DI SMA

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Inovasi Pembelajaran
Biologi Berbasis Teknologi

Dosen Pengampu:
Dr. Bambang Supriatno, M.Si
Dr. H. Riandi, M.Si

Oleh:
Naufalia Qisthi (2208464)
Pipit Anggraeni (2208616)

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................ i


BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................. 1
1.2 Tujuan Makalah .............................................................................................. 2

BAB 2 PEMBAHASAN ...................................................................................... 3


2.1 Pendekatan Terintegrasi .................................................................................. 3
2.2 Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Terintegratif ...................................... 3
2.2.1 Kelebihan ..................................................................................................... 3
2.2.2 Kelemahan.................................................................................................... 4
2.3 Langkah-langkah Pendekatan Terintegratif .................................................... 5
2.4 Implementasi Pendekatan Terintegratif Berbasis Teknologi .......................... 6
2.4.1 Kompetensi Dasar yang Digunakan ............................................................. 6
2.4.2 Teknologi yang Digunakan .......................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11

i
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pembelajaran yang memisahkan secara tegas penyajian matapelajaran-
mata pelajaran tersebut hanya akan membuahkan kesulitan bagi setiap anak
karena hanya akan memberikan pengalaman belajar yang bersifat artificial atau
pengalaman belajar yang dibuatbuat. Oleh karena itu, proses pembelajaran
pada satuan pendidikan sekolah dasar, terutama untuk kelas-kelas awal, harus
memperhatikan karakteristik anak yang akan menghayati pengalaman belajar
tersebut sebagai satu kesatuan yang utuh. Pengemasan pembelajaran harus
dirancang secara tepat karena akan berpengaruh terhadap kebermaknaan
pengalaman belajar anak (Hasnawati, 2013)
Sebagian besar guru lebih mengesampingkan pembelajaran yang
berorientasi pada proses dan lebih menekankan pembelajaran yang berorientasi
pada tugas serta penilaian dalam pelaksanaan pembelajaran daring ini. Secara
psikologis, peserta didik mengalami tekanan saat mengikuti pembelajaran,
dipicu banyaknya tugas yang diberikan guru (Wulansari M, 2021). Pemberian
banyak tugas terhadap siswa SMA dapat mempengaruhi kondisi psikologis
siswa, baik secara positif maupun negatif. Beberapa pengaruh yang mungkin
terjadi adalah:
a. Stres: Jumlah tugas yang banyak dapat membuat siswa merasa stres dan
tertekan, terutama jika waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas
terbatas. Hal ini dapat memengaruhi kesehatan mental dan fisik siswa.
b. Kebosanan: Terlalu banyak tugas yang serupa dapat membuat siswa
merasa bosan dan tidak termotivasi untuk menyelesaikan tugas.
c. Keterampilan manajemen waktu: Pemberian banyak tugas dapat
memperkuat keterampilan manajemen waktu siswa, karena mereka perlu
membagi waktu mereka dengan baik untuk menyelesaikan semua tugas.
d. Kemampuan multitasking: Pemberian banyak tugas dapat membantu
siswa mengembangkan kemampuan multitasking mereka, yaitu
melakukan lebih dari satu tugas dalam waktu yang sama.

1
e. Motivasi: Jumlah tugas yang tepat dapat meningkatkan motivasi siswa
untuk belajar, karena mereka merasa bahwa mereka dapat mencapai
sesuatu yang bermanfaat.
Oleh karena itu, penting bagi guru dan sekolah untuk mempertimbangkan
jumlah dan jenis tugas yang diberikan kepada siswa agar tidak terlalu
memberatkan dan dapat memperkuat keterampilan dan motivasi mereka untuk
belajar.
Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual baik
di dalam maupun antar matapelajaran, akan memberi peluang bagi terjadinya
pembelajaran yang efektif dan lebih bermakna (meaningful learning)
(Hasnawati, 2013). Pandangannya tentang belajar bermakna atau “Meaningful
learning” yang juga tergolong dalam aliran kognitif ini, mengatakan bahwa
belajar merupakan asmilasi bermakna. Materi yang dipelajari diasimilasikan
dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Faktor
motivasi dan pengalaman emosional sangat penting dalam peristiwa belajar,
sebab tanpa motivasi dan keinginan dari pihak si pelajar, maka tidak akan
terjadi asimilasi pengetahuan baru ke dalam struktur kognitif yang telah
dimilikinya. Teori humanstik berpendapat bahwa belajar apapun dapat
dimanfaatkan, asal tujuannya untuk memanusiakan manusia yaitu mencapai
aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang belajar secara
optimal. Pemahamanan terhadap belajar yang diidealkan menjadikan teori
humanistik dapat memanfaatkan teori belajar apapun asal tujuannya untuk
memanusiakan manusia. (Djamaluddin A, 2019).
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan pendekatan terintegratif dalam
pengajaran dan pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan kesamaan antar mata
pelajaran untuk mengintegrasikan konsep dan membantu siswa memahami
hubungan antar mata pelajaran. Selain itu, guru juga dapat menggunakan
metode pengajaran yang sama atau serupa dalam mengajarkan setiap mata
pelajaran untuk memudahkan siswa dalam memahami materi.
1.2 Tujuan Makalah
Tujuan disusunnya makalah ini yaitu untuk menyampaikan salah satu
contoh penerapan inovasi pendekatan terintegratif di SMA.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pendekatan Terintegratif


Integrated approach merupakan pendekatan yang mengintegrasikan
beberapa mata pelajaran yang terkait secara harmonis untuk memberikan
pengalaman berlajar yang bermakna pada siswa (Sa’ud, dkk. 2006).
Karakteristik pendekatan terintegratif yaitu,
a. Berpusat pada anak (student centerd).
b. Memberi pengalaman langsung pada anak.
c. Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses
pembelajaran.
d. Bersifat luwes.
e. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan
anak.
f. Holistik, artinya suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam
pembelajaran terpadu di amati dan di kaji dari beberapa mata pelajaran
sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak.
g. Bermakna, artinya pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek
memungkinkan terbentuknya semacam jalinan skemata yang dimiliki
siswa.
h. Otentik, artinya informasi dan pengetahuan yang diperoleh sifatnya
menjadi otentik.
i. Aktif, artinya siswa perlu terlibat langsung dalam proses pembelajaran
mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga proses evaluasi.

2.2 Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Terintegratif


2.2.1 Kelebihan
a. Pengalaman dan kegiatan belajar anak akan selalu relevan dengan tingkat
perkembangan anak.
b. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak sehingga hasil belajar
akan dapat bertahan lebih lama.

3
c. Pembelajaran Terpadu menumbuh kembangkan keterampilan berpikir
anak.
d. Menumbuh kembangkan keterampilan sosial anak seperti kerja sama,
toleransi, komunikasi dan respek terhadap gagasan orang lain.
e. Mendorong guru untuk mengembangkan kreatifitas
f. Memberikan peluang bagi guru untuk mengembangkan situasi
pembelajaran yang utuh, menyeluruh, dinamis dan bermakna sesuai
dengan keinginan dan kemampuan guru maupun kebutuhan dan kesiapan
siswa.
g. Mempermudah dan memotivasi siswa untuk mengenal, menerima,
menyerap, dan memahami keterkaitan atau hubungan antara konsep,
pengetahuan, nilai atau tindakan yang terdapat dalam beberapa pokok
bahasan atau bidang studi.
2.2.2 Kelemahan
a. Pada aspek evaluasi, Guru dituntut untuk mengevaluasi tidak hanya pada
hasil tetapi juga pada prosesnya.
b. Dilihat dari aspek guru, model ini menuntut tersedianya peran guru yang
memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, kreativitas tinggi,
keterampilan metodologik yang handal, kepercayaan diri dan etos
akademik yang tinggi, dan berani untuk mengemas dan mengembangkan
materi.
c. Dilihat dari aspek siswa, pembelajaran terpadu termasuk memiliki
peluang untuk pengembangan kreatifitas akademik, yang menuntut
kemampuan belajar siswa yang relatif baik, baik dalam aspek intelegensi
maupun kreatifitasnya.
d. Dilihat dari aspek sarana atau sumber pembelajaran, pembelajaran
terpadu memerlukan bahan atau sumber informasi yang cukup banyak
dan berguna, seperti yang dapat menunjang dan memperkaya serta
mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang diperlukan.
e. Dilihat dari sistem penilaian dan pengukurannya, pembelajaran terpadu
tersebut membutuhkan sistem penilaian dan pengukuran (objek,
indikator dan prosedur) yang terpadu dalam arti sistem yang berusaha

4
menetapkan keberhasilan belajar siswa dilihat dari beberapa mata
pelajaran yang terkait, atau dengan kata lain, hasil belajar merupakan
kumpulan dan panduan penguasaan dari berbagai materi yang disatukan
dan digabungkan (Karli dan Hutabarat, 2007).
2.3 Langkah-langkah Pendekatan Terintegratif
Berikut adalah langkah-langkah pendekatan terintegratif:
a. Identifikasi masalah atau tujuan yang ingin dicapai. Langkah pertama
adalah mengidentifikasi masalah atau tujuan yang ingin dicapai, dan
mengumpulkan informasi yang relevan tentang masalah atau tujuan
tersebut.
b. Identifikasi sumber daya yang tersedia. Langkah selanjutnya adalah
mengidentifikasi sumber daya yang tersedia, seperti pengetahuan,
teknologi, atau keahlian, yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah atau mencapai tujuan.
c. Identifikasi disiplin ilmu yang relevan. Langkah berikutnya adalah
mengidentifikasi disiplin ilmu yang relevan untuk memecahkan
masalah atau mencapai tujuan, dan mengumpulkan informasi tentang
konsep, metode, dan teknik yang terkait dengan disiplin ilmu tersebut.
d. Integrasi sumber daya dan konsep. Langkah selanjutnya adalah
mengintegrasikan sumber daya yang tersedia dan konsep dari berbagai
disiplin ilmu untuk menghasilkan solusi yang lebih holistik dan lengkap.
e. Implementasi solusi terintegratif. Langkah terakhir adalah
mengimplementasikan solusi terintegratif yang dihasilkan dan
memantau hasilnya, serta melakukan evaluasi terhadap solusi tersebut.
Dalam pendekatan terintegratif, penting untuk memastikan bahwa
berbagai sumber daya dan konsep dari berbagai disiplin ilmu diintegrasikan
secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang diinginkan. Selain itu,
komunikasi yang efektif dan kolaborasi antara individu atau tim yang
berbeda sangat penting untuk memastikan keberhasilan pendekatan
terintegratif.
Dengan demikian, Pendekatan terintegratif dalam pendidikan adalah
pendekatan yang mengintegrasikan berbagai aspek atau disiplin ilmu dalam

5
proses belajar-mengajar. Dalam pendekatan ini, siswa tidak hanya belajar
satu subjek atau topik saja, melainkan juga mempelajari hubungan antara
topik yang berbeda dan bagaimana topik tersebut saling terkait dalam
kehidupan sehari-hari. Pendekatan terintegratif juga memiliki tujuan untuk
memberikan pengalaman belajar yang lebih holistik dan kontekstual bagi
siswa. Dalam pendekatan ini, siswa belajar melalui pengalaman praktis,
observasi, refleksi, dan diskusi kelompok. Mereka juga didorong untuk
memecahkan masalah secara kreatif dan mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilan mereka dalam berbagai situasi.
Pendekatan ini mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu dalam satu
konteks dan memungkinkan siswa untuk memecahkan masalah dan
mengembangkan keterampilan melalui proses desain, percobaan, dan
proyek-proyek praktis. Kelebihan dari pendekatan terintegratif adalah
memungkinkan siswa untuk mengembangkan pemahaman yang lebih
dalam dan menyeluruh tentang topik tertentu, serta mengembangkan
keterampilan yang relevan dan bermanfaat di dunia nyata. Selain itu,
pendekatan terintegratif juga memungkinkan siswa untuk belajar dengan
lebih menyenangkan dan kreatif, karena mereka diberikan kesempatan
untuk memecahkan masalah secara kreatif dan bekerja sama dalam
kelompok. Pendekatan terintegratif (integrative approach) menggabungkan
konsep dan metode dari berbagai disiplin ilmu untuk memecahkan masalah
atau menghasilkan solusi yang lebih lengkap dan holistik.
2.4 Implementasi Pendekatan Terintegratif Berbasis Teknologi
2.4.1 Kompetensi Dasar yang Digunakan
Pembuatan telur asin merupakan salah satu contoh produk yang tidak
hanya menerapkan konsep biologi saja, namun juga berkaitan erat dengan
konsep kimia, fisika, bahasa Indonesia, dan kewirausahaan. Dari kelima
konsep tersebut sejalan dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai sesuai
dengan kurikulum 2013 di kelas XI IPA dengan rincian sebagai berikut:

6
Biologi

Kimia

Fisika

Bahasa Indonesia

Kewirausahaan

7
Dengan demikian, diharapkan masing-masing guru terkait mampu saling
berkolabodani dan mendorong siswa agar mampu bekerja secara berkelompok dan
mendapatkan keilmuan yang utuh pada saat mengamati maupun membuat telur
asin.
2.4.2 Teknologi yang Digunakan
a. Asana
Asana adalah aplikasi manajemen tugas dan proyek yang dirancang
untuk membantu tim dan individu dalam mengelola tugas dan proyek mereka.

Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan penggunaan


aplikasi Asana:

8
Kelebihan Asana yaitu:
1) Peningkatan efisiensi: Asana membantu mengorganisir tugas dan proyek
secara terstruktur, membuatnya lebih mudah untuk menyelesaikan tugas
dengan lebih cepat dan efisien.
2) Kolaborasi yang lebih baik: Asana memungkinkan tim untuk bekerja
sama pada tugas dan proyek yang sama, membuat komunikasi dan
kolaborasi menjadi lebih efektif dan efisien.
3) Pemantauan yang mudah: Asana memungkinkan pengguna untuk
melacak kemajuan tugas dan proyek dengan mudah, dan memastikan
bahwa semua anggota tim berada pada jalur yang sama.
4) Fleksibilitas: Asana dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi
pengguna, memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan tampilan dan
fitur sesuai dengan kebutuhan mereka.
Kekurangan Asana:
1) Kurangnya fitur tertentu: Asana mungkin tidak memiliki semua fitur
yang dibutuhkan oleh beberapa pengguna atau tim, sehingga membatasi
kemampuan Asana untuk menangani proyek yang lebih kompleks.
2) Kurangnya fleksibilitas pada tampilan: Meskipun Asana dapat
disesuaikan, beberapa pengguna mungkin merasa terbatas dengan
tampilan dan opsi tampilan yang tersedia.
3) Kurangnya integrasi dengan aplikasi lain: Asana tidak selalu dapat
terintegrasi dengan aplikasi lain yang digunakan oleh pengguna atau tim,
sehingga membatasi kemampuan pengguna untuk mengelola proyek
secara holistik.
Meskipun Asana memiliki kekurangan, aplikasi ini masih menjadi
pilihan populer untuk pengelolaan tugas dan proyek yang efektif dan efisien.
Hal ini terutama karena fitur dan manfaat utama yang ditawarkan oleh
Asana, termasuk kemampuan untuk mengorganisir, berkolaborasi, dan
memantau kemajuan tugas dan proyek secara efisien.
b. Jamboard
Jambord adalah papan tulis digital dari Google yang telah terintegrasi
dengan berbagai layanan cloud. Jambord hadir untuk memfasilitasi

9
kolaborasi secara real time antara guru dan siswa sehingga dapat membuat
pembelajaran lebih menarik dan interaktif. Guru dalam kegiatan tatap muka
virtual dapat menampilkan Google Jamboard. Guru dapat mengajak siswa
untuk membuat sketsa ide, memecahkan masalah atau menggambar secara
kolaboratif, dan mengsinkronkan materi dengan pengalaman empiris siswa.
Salah satu kelebihan dari aplikasi google Jamboard ini adalah segala hasil
pekerjaan siswa atau tugas siswa dapat disimpan secara otomatis di akun
Google Drive guru (Rafael A, 2022).

Dengan menggunakan Jamboard, guru dan siswa mampu mengakses


secara real time, siswa dapat mempresentasikan hasil laporan dan guru
mengintegrasikan setiap konsep pada mata pelajarannya sehingga
pemahaman siswa menjadi utuh.

10
DAFTAR PUSTAKA

Adeyemo, D. A., & Akinbobola, A. O. (2017). Homework and its effects on the
psychological well-being of learners in primary schools. Mediterranean
Journal of Social Sciences, 8(4), 15-22.

Asana review: Is this the ultimate project management tool?. Diakses pada 1 Maret
2023. https://www.creativebloq.com/reviews/asana-review

Djamaluddin, A., & Wardana. (2019). Belajar dan Pembelajaran 4 Pilar


Peningkatan Kompetensi Pedagogis. Parepare: CV. Kaffah Learning Center

Hasnawati. (2013). Sistem pembelajaran terpadu di sekolah. Marwah, 12(1). 1–13.

Karli H, R Hutabarat Oditha. (2007). Implementasi KTSP. Bandung: Generasi.

Rafael, & Ensteinb, J. (2022). Pemanfaatan Google Jamboard sebagai Media


Pembelajaran Bahasa di Kelas Rendah Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan
Teknologi Informasi (JUKANTI), 5(1), 181-187. doi:
10.37792/jukanti.v5i1.483

Sa’ud, dkk. (2006). Pembelajaran Terpadu. Bandung: UPI Press

Widodo, A. (2021). Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. In UPI Press (Vol. 53,
Issue 9)

Wulansari, Merlin Putri. (2021). Impresi Teknis Penugasan Terhadap Beban Tugas
Siswa dalam Pembelajaran Daring di Madrasah Aliyah Negeri 1 Nganjuk,
Islamika: Jurnal Keislaman dan Ilmu Pendidikan. Vol. 3 (No. 2). hlm.149-
162.

11

Anda mungkin juga menyukai