Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KONSEP DASAR PENELITIAN KUALITATIF


Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian PAUD
Dosen Pengampu : Dikrillah, M.Pd

Oleh :

Isyfina Kamilah (2.2021.3.0139)

Tiara Dina Cahyani (2.2020.1.0115)

PROGRAM PIAUD 6
INSTITUT MADANI NUSANTARA

ii
Jl. Lio Balandongan Sirnagalih (Beugeg) No.74 Kel.Cikondang
Kec.Citamiang Kota Sukabumi

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Ragam Penelitian Pendidikan
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Metode
Penelitian PAUD. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang telah


memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, tugas yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini

Sukabumi, 01 Juni 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................................2

BAB I....................................................................................................................................1

PENDAHULUAN................................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................................2

C. Tujuan Penulisan.........................................................................................................2

BAB II...................................................................................................................................3

PEMBAHASAN...................................................................................................................3

A. Definisi Penelitian Kualitatif.......................................................................................3

B. Karateristik Penelitian Kualitatif.................................................................................4

C. Jenis-Jenis Penelitian Kualitatif..................................................................................8

BAB III...............................................................................................................................12

PENUTUP..........................................................................................................................12

A. Kesimpulan............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Metode penelitian kualitatif memiliki sejarah yang sangat panjang dan


mengalami pasang surut dalam ilmu-ilmu sosial, ilmu-ilmu kesehatan, dan humaniora.
Para ahli metodologi penelitian kualitatif pada awal kelahirannya memaknai secara
berbeda dengan pemahaman para ahli penelitian kualitatif era post modernisme. Pada
awalnya, penelitian kualitatif sebenarnya hanya merupakan reaksi terhadap tradisi
paradigma positivisme dan postpositivisme yang berupaya melakukan kajian budaya
yang bersifat interpretatif. Namun metode penelitian kualitatif tidak berangkat dari satu
disiplin ilmu saja, tetapi dari banyak disiplin ilmu sosial secara bersamaan. Dengan
demikian, tidak benar jika dikatakan bahwa akar-akar penelitian kualitatif berangkat
dari disiplin sosiologi saja sebagaimana kita pahami selama ini. Namun demikian,
kendati asumsi teoretik dan pilihan-pilihan metodologisnya berbeda-beda, berbagai
disiplin yang disebutkan tersebut memiliki alasan yang sama dalam menggunakan
metode penelitian kualitatif, untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan memahami
perilaku terpola (patterned behaviors) dan proses-proses sosial di masyarakat.
Mengapa Diperlukan Penelitian Kualitatif ? Penelitian kualitatif diperlukan
karena ada banyak masalah penting dalam berbagai bidang kehidupan manusia yang
tidak bisa diselesaikan atau dijawab dengan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif
hanya bisa menjawab masalah-masalah yang menyangkut hal-hal yang bisa diukur
secara kuantitatif, yang biasanya menyangkut karakteristik yang mudah diamati dari
luar, atau karakteristik yang ada di dalam diri siswa yang dikuantifikasikan, dari suatu
kelompok tertentu yang biasanya kelompok yang besar, dan hubungan antar berbagai
variabel tersebut yang bisa diukur secara kuantitatif, misalnya : Berapakah indeks
prestasi kumulatif (IPK) rata-rata para lulusan yang diwisuda tahun ini ? Berapakah
IPK terendah, dan berapakah IPK tertinggi ? Berapakah rata-rata waktu yang
dibutuhkan oleh para lulusan itu untuk menempuh studinya di jenjang S1 ? Berbagai
pertanyaan (masalah) semacam ini memang bisa dijawab dengan penelitian kuantitatif.
Akan tetapi, masih ada banyak masalah lain yang tidak kalah pentingnya, atau bahkan

3
lebih penting, yang tidak bisa dijawab dengan penelitian kuantitatif. Misalnya : Untuk
lulusan yang berhasil menyelesaikan studinya dengan relatif cepat dan dengan IPK
yang tinggi, bagaimanakah cara menempuh studi yang ia lakukan? Pertanyaan-
pertanyaan atau masalah-masalah seperti ini jelas sangat penting untuk dicari
jawabannya, tetapi jawaban itu tidak bisa dicari dengan penelitian kuantitatif, karena
apa yang ditanyakan dalam pertanyaan-pertanyaan atau masalah-masalah tersebut
menyangkut kualitas, menyangkut proses, menyangkut pengalaman, dan segala sesuatu
yang lain yang tidak begitu mudah atau bahkan tidak bisa dikuantifikasikan.
Pertanyaan-pertanyaan semacam itu hanya bisa dijawab dengan penelitian kualitatif.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan penelitian kualitatif?
b. Bagaimana karakteristik penelitian kualitatif?
c. Apa saja jenis-jenis penelitian kualitatif?

C. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui definisi penelitian kualitatif
b. Untuk mengetahui karakteristik penelitian kualitatif
c. Untuk mengetahui jenis-jenis penelitian kualitatif

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Penelitian Kualitatif


Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan
penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik
atau dengan cara kuantifikasi lainnya. Straus dan Corbin (2008) merinci bahwa
penelitian kualitatif dapat digunakan untuk meneliti kehidupan masyarakat, sejarah,
tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, gerakan sosial, atau hubungan kekerabatan.
Creswell (1998) mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai suatu proses
penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu
fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu
gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan
melakukan studi pada situasi yang alami. Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007)
mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan
bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci. Oleh
karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa
bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas.
Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai.
Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis
dengan pendekatan induktif. Proses dan makna lebih ditonjolkan dalam penelitian
kualitatif, misalnya, ketika seseorang menangis, secara langsung kebanyakan orang
akan mengatakan bahwa ia sedih. Memang kebanyakan orang menangis karena sedih,
namun pendekatan kualitatif masih mempertanyakan mengapa menangis?, boleh jadi
seseorang menangis karena terlalu bahagia, karena baru mendapat hadiah atau baru
mendapat kabar mendapat nilai A. Berdasarkan pengertian diatas pendekatan kualitatif
merupakan suatu penerapan pendekatan alamiah pada pengkajian suatu masalah yang
berkaitan dengan individu, fenomenal, simbol-simbol, dokumen-dokumen, dan gejala-
gejala sosial.
Oleh karena itu penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menekankan
pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan
kondisi realitas atau natural setting yang holistis, kompleks, dan rinci. Penelitian yang
5
menggunakan pendekatan induksi yang mempunyai tujuan penyusunan konstruksi teori
atau hipotesis melalui pengungkapan fakta merupakan penelitian yang menggunakan
paradigma kualitatif. (Murdiyanto, 2020)

B. Karateristik Penelitian Kualitatif


Penelitian kualitatif memiliki sejumlah ciri-ciri yang membedakannya dengan
penelitian lain. Dan seorang peneliti harus memahami tentang konsep dan karakteristik
penelitian kualitatif agar tidak banyak mengalami kesulitan dalam proses
penelitian.Moleong (2002:4-8) mengidentifikasi ciri-ciri penelitian kualitatif antara lain
sebagai berikut:
1. Latar Alamiah
Penelitian kualitatif menuntut bahwa kenyataan-kenyataan dipandang sebagai
keutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari konteksnya. Penelitian kualitatif
menekankan kondisi yang sebenarnya atau apa adanya dari objek yang diteliti tanpa
adanya pengkondisian atau intervensi oleh peneliti agar konteksnya tidak mengalami
perubahan. Sebab konteks, ruang, dan sosial budaya bersifat determinatif terhadap
kebenaran informasi atau data yang akan dicari. Jika peneliti datang kesekolah yang
berlokasi di suatu desa pada pukul 12.00 siang dan kemudian mengamati seorang
guru yang sedang mengajar, ternyata guru tersebut kurang bersemangat, maka dapat
diduga bahwa guru tersebut kurang bersemangat karena beberapa faktor antara lain
mengalami kelelahan pada siang hari, sedang tidak enak badan atau sedang memiliki
masalah. Inilah konteks waktu yang tidak dapat dipisahkan dari kenampakan guru
kurang kurang bersemangat dalam mengajar. Maka dari itu, jika peneliti hanya
sekali melakukan pengamatan terhadap guru tanpa mempertimbangkan konteksnya,
tidak akan mendapatkan informasi yang benar tentang kinerjanya karena terlepas
dari konteks ruang, waktu dan situasi sosial yang utuh.
2. Lebih Mementingkan Proses
Pada penelitian kualitatif proses yang benar dalam menentukan sumber
data/informan, teknik mendapatkan data dan menganalisis data jauh lebih penting
daripda hasil akhir dan kesimpulan. Jika seorang peneliti dalam pengumpulan data
menggunakan teknik wawancara dan dilakukan hanya sekali terhadap informan,
maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang kredibel, sehingga kesimpulan
yang diambil pun tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Demikian pula
dalam menentukan sumber data, peneliti tidak dapat menggunakan teknik random

6
memenuhi kriteria yang telah yang ditetapkan. Kehadiran, sikap, cara berkomunikasi
penelii sangat penting untuk diperhatikan karena dapat mempengaruhi informan
dalam memberikan data atau informasi yang diperlukan.
3. Manusia sebagai instrumen
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan dilakukan oleh peneliti sendiri baik
dengan cara pengamatan maupun wawancara terhadap informan. Dengan perkataan
lain peneliti sendiri dan bisa dengan bantuan orang lain bertindak sebagai instrumen
dalam mengumpulkan data. Jadi tidak menggunakan paper dan pensil dalam proses
pengumpulan data sebagaimana dilakukan dalam penelitian kuantitatif. Dengan
menempatkan diri sebagai instrumen, maka peneliti dapat melakukan penyesuaian-
penyesuaian terhadap setiap perubahan yang berlangsung dilapangan, dimana hal ini
tidak mungkin dilakukan dalam penelitian kuantitatif yang instrumennya bukan
manusia. Selain itu, peneliti dapat menilai apakah kehadirannya, sikap dan
prilakunya menjadi faktor pengganggu bagi informan, jika terjadi hal yang demikian
ia harus segera mengambil sikap untuk mengatasinya.
Dalam praktiknya peneliti dapa saja menggunakan pedoman wawancara,
pengamatan atau chek list, tetapi hanya berfungsi sebagai alat bantu agar peneliti
tidak keluar dari fokus masalah. Pedoman wawancara dan pengamatan atau chek list
dapat disususn dengan menggunakan format tertentu dan berisi pokok- pokok tema
atau fokus masalah.
Salah satu kelebihan dari manusia sebagai instrumen ialah peneliti dapat
secara langsung bertemu dengan informan sehingga dapat mengetahi sikap,
perasaan, respon, serta sating ruang ketika dilakukan wawancara atau pengamatan.
Selain itu, peneliti dapat meminta kofirmasi secara langsung jika jawaban dari
informan tidak jelas atau meragukan. Bahkan jika peneliti ingin mengtahui lebih
jauh tentang perilaku atau tradisi kelompok masyarakat tertentu dapat melakukan
pengamatan berperan serta (paticipant-observation) yakni mengamati gejala tertentu
sambil ikut serta melakukan kegiatan misalnya ingin mengetahui suka duka menjadi
pengemis, maka peneliti turut serta mengemis bersama para pengemis.
4. Teori dari dasar
Penelitian kualitatif lebih menekankan pada penemuan konsep, pengetahuan
dan bahkan teori baru, dan bukan untuk menguji teori yang sudah ada. Penyusunan
teori tersebut di dasarkan Pfa data empiris yang di peroleh baik melalui pengamatan
maupun wawancara mendalam. Teori yang di bangun dari dasar (groudded theory)
7
akan lebih responsif terhadap nilai-nilai kontekstualsehingga mampu memecahkan
masalah-masalah kontemporer yang di hadapi masyarakat. Penelitian kualitatif
memandang bahwa kebenaran tidak bersifat tunggal tetapi jamak, juga tidak bersifat
mutlak tetapi dinamis sesuai dengan konteks sosial, kultural, dan historis. Sebagsi
contok kepemimpinan diktator tidak selamanya jelek, tatapi tergantung pada konteks
sosial budaya masyarakatnya. Dalam masyarakat yang sulit di atur, di landa konflik
sosial politik yang mengarah pada disentegrasi bangsa, maka di perlukan pemimpin
yang kuat dan bahkan menggunakan kepemimpinan diktator. Artinya kepemimpinan
diktator tidak selalu jelek dan salah, tetapi dalam kondisi tertentu di butuhkan.
5. Deskriptif
Data penelitian kualitatif berupa kata-kata, gambar dan bukan dalam bentuk
angka-angka. Data yang di peroleh melalui wawancara mendalam misalnya data
tentang sikap tiga orang pelajar terhadap korupsi. Pertama berpendapat bahwa
“korupsi adalah kejahatan luar biasa yang merugiakan negara. Koruptor harus di
hukum mati, karena menyengsarakan rakyat.” Kedua, menyatakan bahwa “korupsi
adalah kejahatan kemanusiaan, maka pelakunya harus di hukum seumur hidup agar
menimbulkan efek jera bagi yang bersangkutan”, ketiga menyatakan bahwa “korupsi
adalah kejahatan ekonomi yang merugikan negara, maka pelakunya harus di
miskinkan,” pendapat ketiga pelajar tersebut harus di sajikan dalam bentuk kata-kata
sesuai dengan aslinya dan tidak dapat di beri skor dengan angka 3 untuk hukuman
mati, angka 2 untuk hukuman seumur hidup dan angka 1 untuk hukuman di
miskinkan. Disini peneliti masih perlu memperdalam dengan mengajukan
pertanyaan tentang alasan-alasan, tujuan dan teknik memberikan hukuman terhadap
para koruptor, sehingga data di peroleh peneliti lebih kaya. Untuk memudahkan
dalam membuat deskripsi, peneliti biasa menggunakan analisis berdasarkan struktur
kalimat seperti subjek, objek, predikat atau menggunakan pertanyaan-pertanyaan
siapa, dimana, kapan, bagaimana dan mengapa.
6. Analisis Data Secara Induktif
Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan secara induktif. Atinya
pengambilan kesimpulan bertolak dari fakta-fakta khusus yang di peroleh di
lapangan dan bukan dari teori tertentu. Sebagai contoh data tentang situasi social
yang di peroleh dari lima orang sebagai sumber data. Dari lima orang tersebut
terdapat lima indikator: (1) pendidikan rendah; (2) tidak kreatif; (3) malas bekerja;
(4) tidak memiliki semangat hidup. Berdasarkan indikator tersebut dapat di
8
simpulkan bahwa penyebab kemiskinan antara lain tingkat pendidikan yang rendah,
tidak kreatif, malas bekerja, dan tidak memiliki semangat hidup. Dengan perkataan
lain dapat di jelaskan bahwa kemiskinan materi di sebabkan oleh kemiskinan mental.
Pendekatan induktif sejalan dengan karakteristik penelitian kualitatif yakni
untuk menyusun teori baru dan bukan menguji hipotesis atau kebenaran/kemampuan
suatu teori dalam memecahkan suatu masalah. Proses induktif lebih mampu
menemukan kenyataan ganda yang terdapat dalam data, dan dapat menguraikan latar
serta dapat membuat keputusan- keputusan mengenai dapat tidaknya di transfer pada
latar yang lain. Selain itu, analisis secara induktif juga dapat membuat hubungan
antara peneliti dan informan terbuka, dapat di kenal dan akuntabel.
7. Desain Bersifat Sementara
Desain penelitian kualitatif bersifat sementara karena kenyataan di lapangan
setiap saat bisa berubah dan bersifat ganda. Oleh karean itu, peneliti harus menyusun
desain secara terus menerus untuk di sesuaikan dengan kenyataan di lapangan.
Misalnya, jika seorang peneliti sudah menfokuskan penelitiannya pada kinerja Guru
Tidak Tetap (GTT) di suatu sekolah, ternyata beberapa bulan kemudian mereka
sudah di angkat menjadi pegawai negeri, maka peneliti harus mengubah focus
penelitiannya terhadap kinerja pegawai negeri agar penelitian bias di laksanakan. Di
lapangan peneliti juga sering menjumpai kenyataan ganda seperti motif guru
berdisiplin antara lain karena takut kepada pimpinan, mendapatkan penilaian yang
baik, untuk memberikan teladan bagi murid-muridnya dan sebagainya. Maka dari
itu, peneliti harus menyusun desain penelitiannya sesuai dengan kenyataan di
lapangan.
8. Hasil Penelitian Dirundingkan dan Disepakati Bersama
Dalam penelitian kualitatif pengertian dan hasil interpretasi yang di buat oleh
peneliti haerus di rundingkan dan disetujui oleh orang-orang yang menjadi informan.
Persetujuan ini penting karena data yang diperoleh berasal dari mereka dan
merekalah yang mengetahui apakah informasi yang diberikan di maknai sesuai
dengan maksud dan pengertian mereka. Pada hakikatnya persetujuan tersebut
merupakan bentuk konfirmasi yang dapat berfungsi sebagai bentuk ferikasi
kebenaran data dari sumber data/informan. Contoh, apabila seorang peneliti
menafsirkan anak-anak yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR) yang
diberikan guru adalah anak-anak malas, maka interprestasi itu keliru jika setelah
dirundingkan ternyata mereka adalah anak-anak yang tidak malas. Mereka
9
sebenarnya tidak malas mengerjakan pekerjaan rumah tetapi tidak memiliki waktu
yang cukup, karena hampir setiap guru memberi tugas pekerjaan rumah. Dengan
demikian, hasil intrprestasi tanpa persetujuan dari informan akan mengurangi dan
bahkan data tidak sahih
9. Analisisis Data Dilakukan Sejak Awal
Pada penelitian kualitatif analisis data dilakukan sejak awal ketika peneliti
mulai mendapatkan data di lapangan dan tidak dilakukan setelah semua data
terkumpul baru dianalisis. Peneliti melakukan analisis secara terus menerus sejak
dari mengumpulkan data , mereduksi data yang tidak sesuai, menyajikan data
sampai dengan melakukan interprestasi data. Beberapa keuntungan dari cara ini
antara lain pertama, jika terjadi kasus negatif yang tidak sesuai dengan data yang
telah diperoleh, peneliti dapat langsung dengan segera melakuakn verifikasi serta
memperbaiki sesuai dengan data terbaru. Kedua, ingatan peneliti terhadap apa yang
diamati beserta latar dan konteksnya masih kuat karena data yang diproleh belum
begitu rumit dan kompleks. (Abdussamad, 2021)
Karakteristik penelitian kualitatif diatas menurut Djamal (2015: 21) dapat
dirangkum dalam table dibawah ini.
KARAKTERISTIK PENELITIAN KUALITATIF

ASPEK KARAKTERISTIK
 Kualitas penelitian
 Lebih mementingkan proses
 Latar penelitian
 Latar alamiah
 Penyusunan instrumen
 Manusia sebagai instrument
 Penyusunan teori
 Teori dari dasar
 Jenis data penelitian
 Data deskriptif
 Metode analisis data
 Analisis data secara induktif
 Desain penelitian
 Desain bersifat sementara, bisa berubah setiap saat
 Hasil penelitian
 Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama
 Waktu analisis data
 Analisis data dilakukan sejak awal

C. Jenis-Jenis Penelitian Kualitatif


Menurut Merriam (2009), ada 6 jenis (enam pendekatan) penelitian kualitatif yang
relatif sering dilakukan atau digunakan dalam penelitian kualitatif, seperti yang

10
disebutkan di bawah ini. Di samping itu, Fraenkel dan Wallen (2009) menyebutkan
ada satu jenis lain dari penelitian kualitatif, yang tidak disebut dalam Merriam
(2009), yaitu yang disebutkan di bawah ini:
1. Studi kasus (kependekan dari “studi kasus yang bersifat kualitatif” , qualitative
case study)
Studi kasus (yang bersifat kualitatif) adalah suatu upaya melakukan deskripsi dan
analisis yang mendalam (in-depth) dari suatu kasus tertentu. Yang dimaksud
dengan kasus di sini bisa berupa seseorang, sesuatu kelompok, sesuatu program,
sesuatu institusi, sesuatu masyarakat tertentu, atau sesuatu kebijakan tertentu.
Misalnya studi kasus tentang seseorang guru di daerah terpencil yang tetap bisa
menjalankan tugasnya dengan baik sekalipun dalam situasi yang penuh dengan
kesulitan atau keterbatasan, atau studi tentang suatu sekolah tertentu yang
berhasil menjadi suatu sekolah favorit sekalipun asal mulanya merupakan suatu
sekolah yang banyak mengalami kesulitan ketika baru saja didirikan. Studi kasus
masih bisa dibedakan atas dua jenis, yaitu : 1). Studi kasus tunggal (single-case
study) 2). Studi kasus jamak (multiple-case study)
2. Penelitian fenomenologis (phenomenological research)
Penelitian fenomenologis adalah suatu penelitian kualitatif yang dimaksudkan
untuk meneliti suatu feomena (gejala) tertentu yang dialami oleh seseorang
tertentu atau sesuatu kelompok masyarakat tertentu. Contoh penelitian tentang
pengalaman yang dirasakan oleh masyarakat di suatu daerah tertentu ketika
mengalami peristiwa gempa bumi. Penekanannya adalah pada pengalaman orang
(kelompok) ketika fenomena itu terjadi, yang dirasakan oleh masyarakat di
daerah tersebut.
3. Penelitian etnografis (ethnographic research)
Penelitian etnografis adalah suatu penelitian kualitatif yang dimaksudkan untuk
meneliti budaya yang ada pada suatu masyarakat tertentu atau suatu kelompok
tertentu. Misalnya, penelitian tentang cara hidup suatu masyarakat yang tinggal di
suatu daerah tertentu yang jauh dari perkotaan. Dalam dunia pendidikan, contoh
peneltian etnografis adalah penelitian tentang budaya yang ada pada suatu kelas
tertentu yang dikenal sebagai suatu kelas yang mempunyai ciri tertentu (misalnya
berprestasi bagus), antara lain menyangkut relasi antar siswa, cara mereka
bekerjasama, interaksi yang terjadi ketika mereka mengikuti sesuatu pelajaran,
dan sebagainya. Penelitian etnografis yang dilakukan di suatu kelas tertentu di
11
suatu sekolah tertentu disebut classroom ethnography. Penekanan dari penelitian
etnografis adalah pada budaya yang ada pada kelompok yang bersangkutan.
4. Penelitian grounded theory (grounded theory research)
Penelitian grounded theory adalah penelitian kualitatif yang secara spesifik
dimaksudkan untuk membangun suatu teori tertentu yang betul-betul didasarkan
pada data spesifik yang ada di lapangan. Teori yang dihasilkan dari penelitian
semacam ini disebut juga teori substantif (substantive theory), artinya teori yang
betul-betul berbasis pada data yang ada, yang kemungkinan besar baru berlaku
secara lokal di lokasi penelitian tersebut atau pada kelompok yang keadaannya
sama. Jadi teori tersebut bukan atau belum berupa suatu teori formal, yang
berlaku umum. Misalnya, seorang guru matematika yang sudah bertahun-tahun
mengajar di suatu sekolah tertentu yang ada di daerah terpencil mungkin bisa
membangun suatu teori yang hanya atau baru berlaku di sekolah tersebut tentang
bagaimana cara belajar dan mengajar matematika yang baik di dalam situasi yang
penuh
5. Penelitian analisis naratif (narrative analysis research)
Penelitian analisis naratif adalah penelitian kualitatif yang didasarkan pada
analisis terhadap suatu narasi tertentu, misalnya suatu kisah hidup seseorang,
suatu otobiografi dari seseorang, kisah perjalanan sejarah suatu sekolah, dan
sebagainya. Merriam (2009: 32) menyebutkan sebagai berikut tentang penelitian
kualitatif jenis ini : “The key to this type of qualitative research is the use of
stories as data, and more specifically, first-person accounts of experience told in
story form having a beginning, middle, and end”.
6. Penelitian kritis (critical research)
Penelitian kritis adalah suatu penelitian kualitatif yang selain dimaksudkan untuk
mendeskripsikan suatu situasi tertentu seperti apa adanya secara mendalam, juga
dengan maksud untuk mengkritisi situasi tersebut agar situasinya berubah.
Contoh penelitian kritis adalah penelitian tentang situasi pendidikan bagi para
anak-anak perempuan di suatu daerah, yang selain dimaksudkan untuk
memberikan gambaran yang jelas tentang situasi pendidikan bagi anak-anak
perempuan di daerah tersebut, juga dimaksudkan untuk memberikan kesadaran
tentang kepincangan-kepincangan yang ada dalam pendidikan bagi anak-anak
perempuan di daerah itu, dan memberikan dorongan kepada berbagai pihak agar
situasi tersebut bisa diperbaiki. Misalnya, mungkin di daerah tersebut anak-anak
12
perempuan masih belum memiliki kesempatan yang sama dengan anak-anak
lakilaki dalam bidang pendidikan, sehingga penelitian itu dimaksudkan untuk
memberikan informasi tentang hal tersebut, dengan maksud agar pihak-pihak
yang terkait bisa mengupayakan adanya perubahan sehingga nantinya anak-anak
perempuan di daerah itu memiliki kesempatan yang sama dengan anak laki-laki
dalam bidang pendidikan
7. Penelitian historis (historical research)
Penelitian historis adalah penelitian yang meneliti suatu kasus, peristiwa, atau
fenomena yang terjadi di masa lalu. Artinya, ketika penelitian tersebut
dilaksanakan, kasus, peristiwa atau fenomena tersebut sudah tidak lagi ada atau
sudah tidak lagi terjadi. Misalnya, penelitian yang dilakukan pada masa sekarang,
yang meneliti tentang pendidikan matematika pada era pra-Kurikulum 1975.
(Suwarsono, 2016)

a.

13
BAB III

PENUTUP

D. Kesimpulan

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menekankan pada pemahaman


mengenai masalah-masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas atau
natural setting yang holistis, kompleks, dan rinci. Penelitian yang menggunakan
pendekatan induksi yang mempunyai tujuan penyusunan konstruksi teori atau hipotesis
melalui pengungkapan fakta merupakan penelitian yang menggunakan paradigma
kualitatif.

Karakteristik dari penelitian kualitatif:

 Lebih mementingkan proses

 Latar alamiah

 Manusia sebagai instrument

 Teori dari dasar

 Data deskriptif

 Analisis data secara induktif

 Desain bersifat sementara, bisa berubah setiap saat

 Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama

 Analisis data dilakukan sejak awal


Ada 7 jenis penelitian kualitatif yaitu: Studi kasus, penelitian fenomenologis,
penelitian etnografis, penelitian grounded theory, penelitian analisis naratif, penelitian
kritis dan penelitian historis.

Demikianlah materi yang bisa kami sampaikan sebagai pengantar untuk diskusi
ilmiah tentang penelitian kualitatif. Semoga materi tersebut bisa memberikan gambaran

14
secara agak komprehensif tentang penelitian kualitatif, khususnya penelitian kualitatif dalam
bidang pendidikan.

E.

15
DAFTAR PUSTAKA
Abdussamad, Z. (2021). Metode Penelitian Kualitatif (P. Rappana (ed.)). Syakir Media Press.

Murdiyanto, E. (2020). Metode Penelitian Kualitatif (Sistematika Penelitian Kualitatif). In


Bandung: Rosda Karya.
http://www.academia.edu/download/35360663/METODE_PENELITIAN_KUALITAIF
.docx

Suwarsono, S. (2016). Pengantar Penelitian Kualitatif. Hari Studi Dosen Program Studi
Pendidikan Matematika, 1.

16

Anda mungkin juga menyukai