Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

RANCANGAN PENELITIAN NARATIF

Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur Mata Kuliah Metodologi Penelitian


Pendidikan

Dosen pengampu : Inne Mathyane Pratiwi, M.Pd

Disusun Oleh :

Noor Halanajmi 1212090116


Risa Ristiandari 1212090141
Riska Febriani 1212090142

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrabil’alamin segala puji bagi Allah SWT yang telah


memberikan nikmat sehat, umur dan kehidupan. Sehingga, kami dapat
menyelesaikan makalah mengenai Rancangan Penelitian Naratif dengan baik dan
tepat waktu.

Ucapan terimakasih yang deras kami panjatkan untuk :

1. Kepada kedua orang tua yang tak henti-hentinya memberikan support


terbaik kepada kami saat menyelesaikan semua tugas perkuliahan.
2. Inne Marthyane Pratiwi, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
Metodologi Penelitian Pendidikan yang selalu memberikan pengajaran
dan pengarahan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini masih banyak


kekurangan, maka saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan.

Bandung, 7 Maret 2024

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2


BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ........................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 5
C. Tujuan ......................................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .................................................................................................... 6
A. Definisi Rancangan Penelitian Naratif ..................................................... 6
B. Tipe-tipe Rancangan Naratif .................................................................... 6
C. Ciri-ciri Khusus Penelitian Naratif .......................................................... 9
D. Langkah-langkah Proses Penelitian Naratif .......................................... 15
BAB III ................................................................................................................. 21
HASIL ANALISIS ............................................................................................... 21
ANALISIS ARTIKEL ..................................................................................... 21
MANFAAT PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN BAGI
KINERJA DOSEN DI MASA PANDEMI COVID-19 ................................. 21
ANALISIS ARTIKEL ..................................................................................... 22
NARRATIVE STUDY: DIARY OF A DIGITAL IMMIGRANT EFL
TEACHER IN MYANMAR ........................................................................... 22
ANALISIS TESIS ............................................................................................ 24
“SAYA BUKAN GURU YANG MAHIR TEKNOLOGI":
IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DIGITAL DI KELAS UNTUK
PEMBALAJARAN BAHASA INGGRIS ...................................................... 24
ANALISIS ARTIKEL ..................................................................................... 26
NARRATIVE STUDY: DIARY OF A DIGITAL IMMIGRANT EFL
TEACHER IN MYANMAR ........................................................................... 26
BAB III ................................................................................................................. 29
PENUTUP ............................................................................................................ 29
A. Kesimpulan ............................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 31
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian merupakan suatu proses dalam memperoleh kebenaran
melalui data dengan tujuan serta fungsi tertentu didasari dengan
menggunakan langkah-langkah metode ilmiah. Ketika berbicara metode
ilmiah, berarti mencirikan sebuah keilmuan. Di mana, penelitian ini mencari
kebenaran yang menghasilkan keilmuan tertentu sehingga prosesnya
menggunakan cara-cara yang sistematis, rasional serta langkah-langkah
yang logis.

Validitas dan reliabilitas data-data pendukung dalam proses ini


harus benar-benar teruji. Data-data yang diperoleh secara empiris harus
valid dengan menunjukkan kesesuaian dan ketepatan antara data serta objek
yang dijadikan penelitian. Sehingga, selain hal tersebut juga sebuah data
harus reliable atau dapat diandalkan kepercayaannya mengenai konsistensi
data baik fenomena maupun tindakan yang diteliti.

Secara garis besar, penelitian terdapat dua macam penelitian yaitu


kualitatif dan kuantitatif. Kedua penelitian tersebut memiliki asumsi,
karakteristik serta prosedurnya berbeda. Mengacu pada sebuah fenomena
ataupun tindakan yang diteliti, penelitian tersebut mengarah pada penelitian
kualitatif. Di mana, pada penelitian kualitatif peneliti terjun langsung
dengan memasuki situasi sosial tertentu dengan cara melakukan observasi
dan wawancara kepada seseorang.

Metode kualitatif digunakan untuk peneliti dapat dengan mudah


mendapatkan data yang sebenarnya. Sehingga, kualitatif ini lebih
menekankan pada sebuah makna. Dalam metode kualitatif terdapat
beberapa rancangan penelitian, diantaranya adalah rancangan penelitian
naratif. Rancangan penelitian naratif biasa digunakan sebagai rancangan
penelitian dalam biografi kehidupan seseorang.
Rancangan Penelitian yang dipilih harus sesuai dengan masalah
yang akan diteliti, karena rancangan penelitian akan mempengaruhi hasil
dari penelitian yang kita lakukan. Penelitian naratif merujuk kepada sastra
yang difokuskan kepada cerita individu yang lebih spesifik, pembawaan
cerita yang disusun sesuai prosedur atau langkah-langkah rancangan
penelitian naratif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi rancangan penelitian naratif ?
2. Apa saja tipe-tipe rancangan naratif ?
3. Apa saja ciri-ciri khusus rancangan penelitian naratif ?
4. Apa saja masalah-masalah etik potensial dalam mengumpulkan cerita
dalam penelitian naratif?
5. Bagaimana langkah-langkah dalam proses penelitian naratif ?
6. Bagaimana mengevaluasi penelitian naratif ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi rancangan penelitian naratif
2. Untuk mengetahui apa saja tipe-tipe rancangan naratif
3. Untuk mengetahui apa saja ciri khusus rancangan penelitian naratif
4. Untuk mengetahui masalah-masalah etik potensial dalam
mengumpulkan cerita dalam penelitian naratif
5. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam proses penelitian naratif
6. Untuk mengetahui bagaimana mengevaluasi penelitian naratif
BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi Rancangan Penelitian Naratif
Naratif dalam bahasa inggris yaitu narrative, berasal dari kata kerja
“ to narrate” dapat diartikan “menarasikan”. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia narasi dapat diartikan sebagai kisah cerita atau suatu kejadian
yang diambil sesuai urutan kejadian dari suatu peristiwa. Manusia memiliki
karakteristik dan sifat yang berbeda-beda satu sama lain. Maka dari itu,
pengertian penelitian naratif adalah studi mengenai bagaimana manusia
yang memiliki karakteristik dan sifat yang berbeda-beda sesuai individu
yang dapat dikumpulkan dan dijadikan cerita dari pengalaman seseorang.
Pada umumnya penelitian naratif ini bertujuan sebagai penelitian untuk
mengumpulkan dan menceritakan pengalaman seseorang. Karena secara
garis besar, naratif merupakan karya tulisan yang memiliki makna untuk
mengisahkan suatu kejadian atau cerita, sehingga dapat terdiri atas
serangkaian paragraf yang ditulis sedemikian mungkin.

Sebagai bentuk dari penelitian kualitatif, sebuah naratif berfokus


pada penelitian satu orang, melaporkan bagaimana sebuah pengalaman
individu, pengumpulan data dari kumpulan cerita-cerita serta pendiskusian
makna dari pengalaman telah dialami tersebut. Penelitian naratif digunakan
tatkala seorang peneliti berkeinginan menceritakan pengalaman ataupun
cerita seseorang serta ingin melaporkannya cerita tersebut.

Peneliti yang mencari sebuah pengalaman pribadi seseorang dalam


kawasan sekolah yang nyata, maka penelitian naratif berwawasan spesifik
serta praktis. Dengan penelitian naratif, dapat membangun ikatan yang
dekat antar peneliti dengan partisipan yang menjadi objek dalam penelitian.

B. Tipe-tipe Rancangan Naratif


Penelitian naratif termasuk kategori yang meliputi beragam tipe-tipe
penelitian diantarnya :
1) Autobiografi
2) Biografi
3) Life writing
4) Personal accounts
5) Narasi pribadi
6) Wawancara naratif
7) Dokumentasi pribadi
8) Dokumen kehidupan
9) Cerita kehidupan dan riwayat hidup
10) Riwayat lisan
11) Etnohistori
12) Etnobiografi
13) autoetnografi
14) Etnopsikologi
15) Person-Centered ethnographies
16) Popular memories
17) Testimonios Amerika Latin
18) Memoar Polandia
Dalam menentukan tipe penelitian naratif, ada lima pertanyaan yang
menjadi acuan dalam kita mengetahui tipe tersebut yakni :
1) Siapa yang menulis atau mencatat cerita?
Dalam penentuan siapa yang menulis atau mencatat cerita
individu merupakan sebuah perbedaan yang mendasar dalam
penelitian naratif. Di mana, ada biografi yang menjadi bentuk
penelitian naratif dalam menulis serta mencatat pengalaman hidup
seorang individu. Peneliti biasanya menyusun sebuah biografi dari
arsip serta catatan-catatan mengenai individu tersebut. Kemudian,
dalam autobiografi, individu menjadi subjek dalam penelitian
tersebut yang menulis ceritanya.
2) Berapa banyak bagian kehidupan yang dicatat dan disuguhkan?
Dalam antropologi, banyak contoh cerita kehidupan dari
seorang individu. Riwayat hidup merupakan cerita naratif di mana
berisi pengalaman seumur hidup seseorang. Contohnya, antropologi
yang terlibat dalam penelitian riwayat hidup yang mempelajari
kehidupan seseorang dalam konteks kelompok yang sering kali
mencakup titik balik secara signifikan dalam kehidupan seseorang.
Tetapi, pada kenyataan dalam dunia pendidikan, penelitian naratif
biasanya tidak banyak melibatkan semua kehidupan tetapi hanya
memfokuskan pada peristiwa dalam kehidupan seorang individu.
3) Siapakah yang menyediakan cerita?
Dalam mengidentifikasi tipe narasi peneliti harus memeriksa
dengan cermat mengenai siapa yang menyediakan cerita. Dalam
bidang pendidikan, tipe pendidik menjadi sasaran fokus dalam
penelitian naratif. Contohnya, cerita guru yang menceritakan
pengalaman pribadi di dalam kelas. Penelitian naratif lainnya fokus
pada siswa di kelas, dalam bentuk cerita anak-anak seperti tentang
pengelaman belajar mereka di kelas. Dalam ranah pendidikan,
banyak individu yang berbeda-beda dalam menyediakan berbagai
cerita seperti administrator, anggota dewan sekolah dan yang
lainnya.
4) Apakah lensa teoritis digunakan?
Hal yang menjadi fokus dalam pertanyaan ini yakni sejauh
mana peneliti dalam mendalami penelitiannya menggunakan lenda
teoritis dalam mengembangkan narasi. Lensa teoris merupakan
perspektif pemandu yang menyediakan struktur untuk dilakukannya
advokasi bagi kelompok atau seorang individu dalam laporan
tertulis. Lensa ini dapat digunakan dalam melakukan advokasi atau
juga dengan menggunakan cara pengumpulan cerita. Contohnya
seperti lensa yang digunakan orang Amerika Latin dalam
menggunakan testimonios dalam pelaporan cerita tentang para
perempuan dengan menggunakan lensa feminis. Dalam contoh
tersebut, peneliti naratif, membuka seluas-luasnya dalam
penyediaan suara bagi siapa pun yang jarang didengarkan dalam
sebuah penelitian terutama dalam hal pendidikan.
5) Dapatkah berbagai bentuk naratif digunakan?
Suatu study naratif mungkin berupa biografi karena pada
hakikatnya penelitian naratif dicirikan dengan peneliti menulis serta
membuat laporan tentang partisipan yang ditelitinya. Penelitian ini
juga dapat berfokus pada seorang pribadi guru. Mak dengna itu, hal
ini dapat menunjukkan peristiwa dari kehidupan seorang guru.
Contohnya, ada pemecatan guru di suatu sekolah, menghasilkan
naratif pribadi kemudian jika individu tersebut wanita, maka peneliti
menggunakan perspektif teoretis “feminish” dan menguji serta
mengontrol mengenai masalah yang terjadi.

C. Ciri-ciri Khusus Penelitian Naratif


Dalam bentuknya yang paling mendasar, penelitian adalah
penyelidikan yang dirancang untuk menemukan kebenaran tentang suatu
permasalahan. Data, ide, generalisasi, dan hipotesis yang diperoleh dari
penelitian membantu orang untuk memahami fenomena dan menyelesaikan
permasalahan yang dihadapinya. Permasalahan dalam penelitian mungkin
berasal dari tantangan yang mengganggu kehidupan manusia atau dari
dorongan dasar manusia untuk mengetahui. (Darmanita & Yusri, n.d.)

Merancang penelitian naratif, peneliti harus memahami ciri-ciri


khusus rancangan penelitian terlebih dahulu sebelum masuk ke proses
penelitian. Sesuai dengan definisi yang telah dijelaskan diatas, bahwa
naratif adalah menceritakan jadi, penelitian naratif bisa disimpulkan sebagai
penelitian yang diambil dari cerita atau kehidupan seseorang. Dalam
konteks ada beberapa ciri-ciri maupun karakteristik khusus rancangan
penelitian naratif, namun dapat disimpulakan secara umum, diantara lain
sebagai berikut :

1. Pengalaman individu

Dalam penelitian naratif, para ilmuwan sering kali berfokus pada


satu subjek. Pengalaman satu orang atau lebih menjadi fokus utama
peneliti naratif. Dalam penelitian cerita, pengalaman bersifat sosial dan
pribadi yaitu pengalaman individu yang berinteraksi satu sama lain.
Penekanan pada pengalaman ini didasarkan pada gagasan filosofis John
Dewey, yang percaya bahwa pengalaman unik individu berfungsi
sebagai lensa utama untuk memandang dunia. Dalam penelitian naratif,
peneliti sering kali berfokus pada satu subjek. Dalam penelitian naratif
ini, pengalaman mengacu pada pengalaman individu serta interaksi
sosialnya. Dengan demikian, pakar naratif berkonsentrasi pada
pemahaman peristiwa masa lalu atau sejarah masa lalu orang tersebut
dan bagaimana pengalaman masa lalunya memengaruhi pengalaman
mereka saat ini dan masa depan.

Peneliti dalam narasi fokus pada pengalaman satu orang atau lebih.
Peneliti terutama tertarik untuk mempelajari pengalaman orang-orang,
selain mempelajari individu. Menurut Clandinin dan Connelly (2000),.
Biasanya penelitian ini berkonsentrasi pada pemeriksaan seseorang atau
individu dan bagaimana orang tersebut memberi makna pada
pengalamannya melalui cerita yang diceritakannya, penelitian naratif
adalah jenis penelitian kualitatif yang unik. Data dikumpulkan
menggunakan mengumpulkan pengalaman pribadi, berbagi pengalaman
langsung, dan membicarakan pentingnya pengalaman tersebut bagi
setiap individu (Cresswell, 2012).

2. Kronologi pengalaman

Peneliti dapat mempelajari detail tentang partisipan di masa lalu,


sekarang, dan masa depan ketika mereka berkonsentrasi untuk
memahami pengalaman ini. Istilah “kronologi” dalam penelitian naratif
adalah akademisi yang menggunakan urutan kronologis untuk
menganalisis dan menulis tentang kehidupan masyarakat sesuai dengan
kronologi peristiwa. Memahami masa lalu, masa kini, dan masa depan
seseorang merupakan komponen fundamental dari studi naratif. Peneliti
yang mempelajari narasi meneliti garis waktu dan menyajikan kisah-
kisah pribadi.

Menurut Cortazzi (1993), penelitian naratif berbeda dengan genre


penelitian lain karena mengutamakan urutan melalui kronologinya.
Misalnya, peneliti mungkin memasukkan rincian tentang pengenalan
komputer oleh pendidik, penggunaan komputer saat ini, dan tujuan serta
aspirasi masa depan dalam studi tentang penggunaan teknologi oleh
guru di ruang kelas sekolah menengah. Cerita peneliti akan meliput
pengalaman guru terhadap peristiwa yang terjadi secara berurutan.

3. Mengumpulkan cerita individu

Peneliti meminta partisipan untuk menceritakan sebuah cerita (atau


kisah-kisah) tentang pengalaman mereka untuk membangun gambaran
historis dari pengalaman individu. Fokus peneliti naratif adalah
mengumpulkan anekdot dari beragam teks lapangan atau dari orang-
orang yang memberi mereka cerita. Narasi ini mungkin muncul dalam
diskusi kelompok santai atau wawancara empat mata. Dan peneliti
menyusun cerita atau pengalaman tersebut mendjadi sebuah cerita yang
baru.

Kisah-kisah ini sering kali memiliki awal, tengah, dan akhir yang
mana Komponen ini mirip dengan komponen dasar novel yang ditulis
dengan baik karena mencakup keadaan, konflik, atau perjuangan yang
menantang; tokoh protagonis atau tokoh cerita; dan adegan yang
menunjukkan hubungan sebab dan akibat (plot), di mana permasalahan
yang menantang terselesaikan. Peneliti memprioritaskan pengumpulan
narasi dari beragam teks lapangan atau dari orang-orang yang secara
pribadi membagikan narasi tersebut kepada mereka. Dalam narasi
pembelajaran, orang pertama yang berbicara secara terbuka dan lisan
adalah orang yang mengatakan atau partisipan.

Peneliti yang mempelajari narasi mengumpulkan anekdot dari


beberapa sumber data. Dalam struktur naratif, teks lapangan menyajikan
data yang dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber. Sampai saat ini,
contoh kita sedang menggunakan pembicaraan, wawancara, atau
interaksi antara peneliti dan subjek untuk mengilustrasikan kumpulan
cerita. Cerita juga bisa bersifat otobiografi, dalam hal ini peneliti
menganalisis narasi tersebut dan menggabungkannya dengan narasi
individu lain. Peneliti sering kali memainkan peran penting dalam
proses penelitian, karena mereka terjerat dalam narasi yang kompleks
(Clandinin & Connolly, 2000, hal. 63).

4. Restroying

Untuk menceritakan kembali cerita atau pengalam seseorang,


peneliti naratif menggunakan kata-katanya sendiri untuk membuat
ulang, memetakan ulang, atau menceritakan kembali cerita tersebut.
Peneliti menggunakan teknik ini untuk memberikan cerita yang
mungkin diceritakan di luar urutan struktur dan kronologinya.

Tindakan mengumpulkan cerita, menganalisisnya untuk


mengidentifikasi poin-poin naratif, latar, dan adegan penting, dan
kemudian menulis ulang cerita-cerita tersebut untuk menyusunnya
dalam urutan kronologis dikenal sebagai menceritakan kembali, atau
menceritakan kembali. sekuensial. Cerita sering kali diceritakan tanpa
urutan ini atau berkembang dengan cara yang tidak logis. Peneliti
menawarkan urutan kronologis dan hubungan sebab akibat antar konsep
melalui penceritaan. Menceritakan kembali sebuah cerita dapat
dilakukan dengan berbagai cara.

Ranah adalah latar tertentu di mana sebuah cerita terjadi, yang


ditunjukkan oleh unsur-unsur seperti tempat, waktu, dan tahun. Para
peneliti dapat menggunakan kepribadian, tindakan, gaya, atau pola
karakter untuk mewakili karakter tersebut atau mendiskusikan sosok
tersebut sebagai arketipe.

Kesulitan adalah pertanyaan atau kekhawatiran yang muncul pada


saat menceritakan suatu kisah atau penjelasan suatu
fenomena.Menyelesaikan suatu kesulitan menghasilkan sebuah
resolusi, yang mungkin merupakan jawaban atas pertanyaan atau tujuan
akhir cerita. Hal ini dapat mencakup pemberian penjelasan atas
perubahan karakter dalam narasi. Ketika menceritakan kembali
pengalaman seseorang, peniliti naratif mencari berbagai komponen.
Unsur domain, karakter, tindakan, masalah, dan penyelesaian hanyalah
salah satu contohnya.

Berikut adalah beberapa tahapan dalam restorying :

1) Peneliti mengabadikan diskusi dengan menggunakan rekaman


suara dan melakukan wawancara.
2) Peneliti mengidentifikasi komponen narasi penting dan mencatat
data kasar atau mentah.
3) Dengan menyusun kode-kode kunci menjadi suatu rangkaian atau
urutan, peneliti menceritakan kembali kisah tersebut. Latar, orang,
tindakan, masalah, dan solusi yang membentuk rangkaian resolusi
5. Mengkode untuk tema

Seperti semua penelitian kualitatif, data dapat dibagi menjadi


beberapa tema. Pakar naratif dapat memasukkan data dari cerita ke
dalam kategori atau tema. Mengidentifikasi tema meningkatkan
pemahaman kita tentang cara orang menafsirkan pengalaman mereka
sendiri dan menekankan kompleksitas cerita. Sepertit misalnya lima
hingga tujuh tema yang ditemukan oleh para peneliti, yang dapat di
masukan kepenilitan atau cerita. Tema-tema ini dimasukkan ke dalam
deskripsi kisah tertentu. Sebelum memberikan tema ini, peneliti naratif
biasanya menceritakan kembali kisah terlebih dahulu.

6. Konteks atau ranah

Para peneliti yang berspesialisasi dalam narasi memberikan


penjelasan rinci tentang bidang atau konteks di mana individu
menghadapi peristiwa sentral. Peneliti naratif menyampaikan kisah
peserta dan membacakan tema dengan detail yang kaya tentang domain
atau konteks pengalaman peserta. Tempat tinggal teman, keluarga,
tempat kerja, komunitas sosial, atau sekolah dapat berfungsi sebagai
domain studi naratif. Dalam beberapa kasus, peneliti naratif dapat
memulai dengan penjelasan tentang domain atau konteksnya sebelum
menceritakan kisah tentang seorang guru dan kemudian menceritakan
peristiwa atau tindakan yang terjadi dalam cerita tersebut.

7. Kolaborasi dengan partisipan

Peneliti naratif bekerja sama dengan subjek penelitiannya sepanjang


keseluruhan proses penelitian. Dalam penelitian naratif kolaboratif,
partisipan dilibatkan secara aktif oleh peneliti saat kisah tersebut
diceritakan. Metode penelitian mungkin melibatkan sejumlah langkah
dalam proses ini, mulai dari mengartikulasikan fenomena utama hingga
memilih jenis teks lapangan yang akan menghasilkan materi yang
berguna untuk menulis interpretasi akhir dari pengalaman
seseorang.Untuk meminimalkan perbedaan antara cerita yang
dilaporkan dan cerita yang diucapkan, kolaborasi memerlukan
hubungan negosiasi antara peneliti yang menjadi partisipan (Clandinin
& Connelly, 2000). Hal ini mungkin juga memerlukan pengaturan
metode bagi partisipan penelitian untuk berinteraksi satu sama lain,
mengelola perubahan dari pengumpulan data ke penulisan narasi, dan
menguraikan tujuan penelitian kepada partisipan (Clandinin &
Connelly, 2000).

D. Masalah-masalah Etik Potensial dalam Mengumpulkan Cerita dalam


Penelitian Naratif
Dalam mengumpulkan cerita, peneliti harus benar-benar berhati-hati
dalam menyampaikan atau menceritakan ulang dalam penelitiannya. Karna
penelitian naratif ini benar-benar fokus kepada cerita pengalaman
pantisipan. Jika melenceng sedikit dan menimbulkan kontroversi mengenai
cerita yang kita ambil, akan menimbulkan dampak juga bagi partisipan yang
kita jadikan objek pada penelitian ini.

Penelitian apa pun dapat mengalami distorsi data, namun peneliti


cerita sangat rentan terhadap hal ini karena mereka sebagian besar
mengandalkan informasi yang dilaporkan sendiri oleh partisipan. Untuk
menjamin bahwa data berkualitas tinggi dikumpulkan, akan sangat
membantu jika mengumpulkan banyak teks lapangan, melakukan
triangulasi data, dan memverifikasi data yang dikumpulkan . Kebenaran
mungkin tidak dapat diungkapkan oleh peserta. Ketidak mampuan ini
mungkin diakibatkan oleh pengalaman yang terlalu buruk atau mentah
untuk dilaporkan (misalnya, para penyintas Holocaust atau bencana alam).
Hal ini juga bisa terjadi ketika orang khawatir akan dihukum jika mereka
mengungkapkan pengalamannya, seperti dalam kasus pelecehan seksual.

Jika orang tersebut tidak memiliki ingatan sama sekali, kisah aslinya
juga bisa terungkap. Narasinya terlalu tertanam dalam pikiran. Hal ini juga
bisa terjadi karena orang-orang membangun narasi mereka berdasarkan
kejadian-kejadian yang telah lama terlupakan, sehingga mengarah pada
ingatan-ingatan awal yang dapat memutarbalikkan peristiwa-peristiwa dan
mengungkapkan perbuatan-perbuatan sebelumnya (Lieblich dkk., 1998).

E. Langkah-langkah Proses Penelitian Naratif


Penelitian naratif dalam pendidikan mengikuti serangkaian
prosedur. Tujuan langkah-langkah utama memberikan struktur pada
prosedur yang sering diikuti ketika melakukan penelitian naratif.
Representasi melingkar dari proses tersebut menunjukkan bagaimana setiap
fase terhubung satu sama lain.

Temukan fenomena yang memberikan jawaban terhadap tantangan


penelitian expolari. Temukan kejadian yang memberikan jawaban atas
pertanyaan penelitian yang harus diselidiki.Berfokus pada suatu masalah
penelitian dan menentukan peristiwa sentral yang akan diselidiki dalam
proses kualitatif merupakan langkah awal dalam proses penelitian.

1. Pilih satu atau lebih orang yang mempunyai pengetahuan tentang situasi
yang dipermasalahkan.
Partisipan dalam penelitian ini mungkin adalah individu biasa atau
mereka yang memiliki pengalaman penting dalam penelitian ini.
masalah atau keadaan tertentu. Selain itu, pilihan pengambilan
sampelnya lebih banyak. Meskipun banyak penelitian naratif berfokus
pada satu orang, Anda juga dapat melihat banyak orang untuk sebuah
proyek; masing-masing memiliki kisah unik yang mungkin
bertentangan atau melengkapi yang lain.
2. Dapatkan anekdot pribadi dari orang-orang untuk mengumpulkan
informasi.
Meminta cerita dari orang tersebut melalui interaksi langsung atau
wawancara adalah metode paling efektif untuk mengumpulkan
cerita.Selain itu, Anda dapat mengumpulkan kolom teks dengan
meminta orang menuliskan cerita mereka di jurnal atau buku harian,
atau dengan mengamati orang dan membuat catatan lapangan.
- Kumpulkan surat pribadi dari orang-orang;
- Kompilasi anekdot tentang anggota keluarga tertentu;
- Memperoleh dokumen, seperti korespondensi resmi atau memo
tentang orang-orang tertentu;
- Dapatkan gambar, kotak memori, dan keluarga lainnya,
- peninggalan pribadi dan sosial;
- Menangkap pengalaman hidup individu (tari, teater, musik, film, seni,
dan sastra; Clandinin & Connelly, 2000).
3. Ceritakan kembali kisah spesifik
Para peneliti mengambil bagian aktif dalam proses tersebut,
menyatukan “kisah ulang” narasi ke dalam kerangka kerja yang
koheren. Struktur kerangka ini dapat berupa sebagai berikut:
mengumpulkan cerita, mengkajinya untuk mengidentifikasi komponen-
komponen utama (seperti latar, kronologi, narasi, dan suasana), dan
kemudian menulis ulang cerita tersebut untuk menyusunnya dalam
urutan kronologis (Ollerenshaw & Creswell, 2000 ). Fakta bahwa
sebuah cerita memiliki awal, tengah, dan akhir merupakan komponen
penting dalam kronologi. Dengan asumsi waktu memiliki orientasi non-
linier, kronologi selanjutnya dapat terdiri dari konsep masa lalu, masa
kini, dan masa depan (Clandinin & Connelly, 2000).

Peneliti dapat mendalami secara lebih rinci tema-tema yang muncul


dari cerita di luar kronologi ini, sehingga menawarkan analisis yang
lebih mendalam mengenai signifikansi cerita tersebut. Dengan
demikian, deskripsi narasi dan tema-tema yang muncul ke permukaan
dapat dimasukkan dalam analisis data kualitatif.

4. Bekerja sama dengan mereka yang berbagi narasi.


Setiap tahap lain dalam proses berinteraksi dengan tahap ini.
Sepanjang studi, peserta dan peneliti secara aktif berkolaborasi.
Kerjasama ini dapat diwujudkan dalam beberapa bentuk. Memperoleh
teks lapangan untuk mencatat pengalaman peserta, mendapatkan akses
ke latar dan subjek studi, serta menyusun dan menceritakan cerita
peserta menggunakan kata-kata peneliti adalah beberapa contohnya.
5. Tulislah kisah pertemuan sosial dan pribadi peserta.
Menyusun dan menyajikan narasi tentang pengalaman seseorang
merupakan tahapan utama dalam penulisan penelitian. Meskipun tidak
hanya ada satu cara untuk menulis laporan naratif, penyertaan elemen
naratif akan bermanfaat. Penceritaan kembali cerita tidak diragukan
lagi menjadi pusat perhatian dalam laporan naratif. Selain itu, penulis
perlu menganalisis beberapa topik yang muncul saat menulis novel.
6. Verifikasi bahwa laporan tersebut akurat.
Validasi ini dapat terjadi kapan saja dalam proyek jika peserta
bekerja sama. Sejumlah teknik validasi berguna dalam menilai
kebenaran dan keakuratan sebuah narasi, termasuk pengecekan
anggota, melakukan triangulasi sumber data, dan mencari bukti yang
bertentangan.

F. Mengevaluasi Penelitian Naratif


Proyek penelitian naratif yang baik menceritakan kisah-kisah
tentang pengalaman hidup masyarakat, mengikatnya secara kronologis,
menempatkannya dalam suatu domain atau konteks, mengekstraksi tema-
tema dari cerita-cerita tersebut, dan menunjukkan hubungan kerja yang erat
antara peneliti dan peserta proyek.
Penelitian naratif harus mematuhi standar kualitas yang ditetapkan
untuk penelitian kualitatif. Selain itu, ada beberapa elemen naratif yang
mungkin perlu dipertimbangkan oleh pembaca dan evaluator penelitian.
Tabel berikut menyajikan standar penelitian naratif yang unggul, yang
berasal dari rekomendasi yang dibuat oleh Riessman dan Clandinin dan
Connelly (2000). (2008).

Mengevaluasi Kualitas Penelitian Naratif


Indikator Kualitas yang Indikator Kualitas
Kriteria Kualitas
Lebih Tinggi yang Lebih Rendah
Elemen-Elemen Kunci
Satu atau dua orang Peneliti berkonsentrasi Lebih dari dua orang
menjadi subjek pada satu atau dua orang yang diteliti oleh
utama penelitian dan menjelaskan proses peneliti, sehingga
naratif. seleksi yang digunakan narasi yang disajikan
untuk memilih mereka lebih merupakan narasi
untuk potret naratif. kelompok
dibandingkan deskripsi
menyeluruh mengenai
pengalaman satu
orang.
Peneliti Melalui pengalaman Agar pembaca tidak
memberikan mereka yang sangat rinci, memperoleh
penjelasan rinci peneliti memberikan pemahaman yang
tentang pengalaman wawasan kepada benar dan
masyarakat pembaca tentang komprehensif
sepanjang hidup. kehidupan subjek. mengenai peristiwa
. kehidupan subjek,
peneliti tidak menggali
terlalu detail tentang
pengalaman masing-
masing orang.
Peneliti Para sarjana Peneliti menampilkan
menceritakan kisah mengintegrasikan banyak kejadian-kejadian
mereka, mungkin narasi dari cerita-cerita sewenang-wenang
membuat kronologi terpisah, sering kali yang tidak cocok untuk
peristiwa dalam disajikan dalam format membentuk narasi
prosesnya. berurutan. kehidupan seseorang
tertentu.

Para ulama mengetahui


kejadian-kejadian besar
dalam narasi ini.
Latar cerita, latar Peneliti membahas Hanya anekdot
belakang, dan gambaran yang lebih individual yang
beberapa partisipan besar tentang kehidupan dilaporkan oleh
semuanya tercakup seseorang, termasuk peneliti; kehidupan
dalam laporan keluarga, teman, mereka tidak
akhir. pekerjaan, aktivitas, dikontekstualisasikan
minat, dan hobinya. dalam hal pekerjaan,
Wawancara, observasi, keluarga, atau
dan dokumen yang tanggung jawab
bersumber dari luar lainnya. Dalam cerita
digunakan untuk seperti ini, kita gagal
mendapatkan data ini. mengenali konteks
yang lebih luas di mana
pengalaman orang
tersebut berada.
Tema-tema yang Setelah merangkum Narasinya dibatasi oleh
muncul dalam cerita subjek dan latar, peneliti peneliti pada cerita
dilaporkan oleh mengidentifikasi tertentu, dan tidak ada
peneliti. sejumlah tema penting analisis data yang
yang muncul dalam dilakukan untuk
narasi. Topik-topik ini mengidentifikasi tema
dapat disusun secara yang
kronologis atau disajikan mengkomunikasikan
sedemikian rupa sehingga konsep atau peristiwa
menyoroti momen-
momen penting dalam utama dalam cerita
kehidupan seseorang. tersebut.
Peneliti yang Penyelidik Tanpa meminta
mempelajari narasi menyampaikan undangan partisipan lagi untuk
bekerja sama kepada para peserta untuk mengkonfirmasi
dengan subjek yang meneliti fakta-fakta yang keaslian cerita atau
menyumbangkan dikumpulkan dan cara penyajiannya
cerita. melibatkan mereka dalam dengan cara yang
membentuk narasi akhir. berbeda, peneliti
menyajikan penjelasan
yang obyektif.
BAB III

HASIL ANALISIS

ANALISIS ARTIKEL
MANFAAT PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN BAGI
KINERJA DOSEN DI MASA PANDEMI COVID-19
Judul Manfaat penerapan manajemen pengetahuan bagi
kinerja dosen di masa pandemi Covid-19
Nama jurnal JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia)
Volume dan halaman Vol.7, N0.2, Halaman 285-291
Tahun 2021
Penulis Wahyudi Wahyudi, Denok Sunarsi
Link download https://jurnal.iicet.org/index.php/jppi
Analis Noor Najmi Hala
Risa Ristiandari
Riska Febriani
Tanggal analisis 07 Maret 2024
Latar belakang Pandemi mengubah segala tatanan hidup tanpa
terkecuali Lembaga Pendidikan Tinggi. Maka dari itu,
harus bijak dalam beradaptasi. Lembaga
memaksimalkan potensi manajemen pengetahuan
guna menghadirkan model kerja yang relevan serta
selalu menjaga eksistensi suatu kinerja.
Permasalahan Hadirnya pandemi covid-19 menjadi suatu masalah
besar bagi setiap manusia. Sehingga, akibatnya adanya
pembatasan aktivitas. Sehingga, kebijakan tersebut
membuat seluruh kehidupan manusia dalam segala
aspek terancam dan dituntut untuk dapat beradaptasi.
Tujuan penelitian Bertujuan untuk penerapan manajemen pengetahuan
bagi kinerja dosen di masa pandemi Covid-19 dengan
mengungkap manajemen pengetahuan dalam
implementasinya yang dapat menjadi solusi di dalam
menjaga dan mempertahankan kinerja dosen pada
covid-19 yang telah terjadi.
Sumber data Wawancara
Metode penelitian Metode naratif dengan pendekatan kualitatif
Objek penelitian Dosen-dosen di universitas swasta
Hasil penelitian Manajemen pendidikan membantu pihak manajemen
lembaga pendidikan tinggi dalam mencoba
beradaptasi dengan keadaan yang sedang terjadi, yaitu
covid-19. Khususnya dalam menjaga suatu kinerja
dosen dalam melaksanakan penelitian yang ternyata
terbukti, dapat mendorong lahirnya sistem
penyelenggaraan khususnya pendidikan secara online
berbasis teknologi yang canggih sehingga kinerja para
dosen dilahirkan kembali dengan model kerja orientasi
sistem. Dengan demikian, walaupun pandemi ini
menjadikan adanya sebuah batasan dalam setiap
langkah, tetapi dengan adanya penerapan manajemen
pengetahuan dapat berjalan seperti layaknya tri darma
perguruan tinggi. Jadi, keadaan ini sebagai cambukan
bahwa manajemen pengetahuan ini mempunyai
manfaat yang begitu besar bagi dosen serta lembaga-
lembaga di dalamnya.

ANALISIS ARTIKEL
NARRATIVE STUDY: DIARY OF A DIGITAL IMMIGRANT EFL
TEACHER IN MYANMAR
judul NARRATIVE STUDY: DIARY OF A DIGITAL
IMMIGRANT EFL TEACHER IN MYANMAR
nama jurnal Indonesian Jurnal of English Education (IJEE)
volume dan halaman Vol. 7 No. 2, Halaman 217-237
tahun 2020
penulis Yam Saroh, Khin Wint War Htun
link download https://journal.uinjkt.ac.id/index.php/ijee/article/down
load/17690/pdf
Anggota analisis Noor Najmi Hala
Riska Febriani
Risa Ristiandari
tanggal analisis 07 Maret 2024
latar belakang Semakin bertambahnya tahun dan bertambah luas
pengetahuan, teknologi menjadi tolak ukur
berkembangnya generasi. Anak yang lahir pada masa
generasi sekarang sudah mahir sekali menggunakan
teknologi, bahkan balita pun sudah bisa memainkan
game pada gadget. Berbeda dengan orang yang lahir
empat dekade lalu, yang mengharuskan mereka untuk
belajar lagi dengan teknologi masa sekarang dan hal
tersebut dapat dikatakan sulit bagi mereka.
permasalah Seroang guru EFL senior disuatu universitas di
Myanmar, memliki kesulitan dalam menggunakan
teknologi dalam proses pembelajarannya, salah satu
faktor permasalahnnya karna umur, dan kurang nya
pengetahuan tentang teknologi masa kini.
tujuan penelitian Untuk mengetahui cerita atau pengalaman dan
mencari Solusi mengenai hidup seorang guru EFL
senior pada suatu universitas di Myanmar yang
mengalami kesulitan dalam menggunakan teknologi
masa kini dalam proses belajar mengajarnya.
sumber data Wawancara semi terstruktur dan open ended
questionnaire (pertanyaan yang ditujukan untuk
mendapatkan pertanyaan yang lebih luas).
metode penelitian Metode kualitatif dengan penelitian studi naratif
objek penelitian Seorang guru EFL dari perguruan tinggi pendidikan
berkualitas tinggi di Myanmar.
hasil penelitian Hasil penelitian dengan menggunakan penelitian
naratif ini pada fakta nya dapat dikatakan banyak
generasi senior yang mengalami kesulitan atau
immigrant teknologi dalam menggunakan teknologi
masa sekarang. Terutama dikhususkan pada penelitian
ini yaitu seorang guru atau dosen di Myanmar yang
mengalami kesulitan tersebut dan membagikan
pengalamannya untuk dijadikan penelitian ini. Solusi
yang didapat untuk permasalahan ini adalah dengan
TPACK (Technological Pedagogical And Content
Knowledge). merekomendasikan TPACK sebagai
rekomendasi yang berguna untuk membantu guru EFL
imigran tekonologi untuk memahami bagaimana
imigran tekonologi Guru EFL bisa menjadi guru yang
efektif di ruang kelas yang meenggunakan teknologi.
Strategi ini bisa membantu menghadapi para guru
yang gaptek dalam beradaptasi dan berintegrasi
dengan ICT dalam pengajarannya.

ANALISIS TESIS
“SAYA BUKAN GURU YANG MAHIR TEKNOLOGI": IMPLEMENTASI
TEKNOLOGI DIGITAL DI KELAS UNTUK PEMBALAJARAN BAHASA
INGGRIS
judul “SAYA BUKAN GURU YANG MAHIR
TEKNOLOGI": IMPLEMENTASI TEKNOLOGI
DIGITAL DI KELAS UNTUK PEMBALAJARAN
BAHASA INGGRIS
nama universitas Universitas Negri Semarang
tahun 2023
penulis Lita Liviani Taopan, Januarius Mujiyanto, Sri Wuli
Fitriati, Zulfa Sakhiyya
link download Lita+Liviani+Taopan(465-472)
anggota analisis Noor Najmi Hala
Riska Febriani
Risa Ristiandari
tanggal analisis 07 Maret 2024
latar belakang Dalam proses pembelajaran teknologi sangat
berpengaharuh, apalagi dengan pembelajaran bahasa
inggris yang butuh bantuan media atau teknologi untuk
mendukung proses pembelajarannya. Tetapi masih
banyak tenaga pendidik yang belum mahir atau paham
cara menggunakan teknologi masa kini.
permasalah Cerita atau pengalaman seorang guru di suatu SMA
yang kesulitan mengoprasikan teknologi digital dalam
proses pembelajarannya.
tujuan penelitian Untuk mengetahui pengalaman atau cerita seorang
guru SMA di indonesia yang minim tentang
pengetahuan teknologi digital, dan bagaimana solusi
untuk permasalahan tersebut.
sumber data Wawancara dan pertanyaan semi terstruktur.
metode penelitian Metode kualitatif dengan penelitian studi naratif
objek penelitian Seorang guru bahasa inggris SMA di indonesia.
hasil penelitian Dari penelitian naratif ini hasil nya adalah pengalaman
seorang guru bahasa inggris SMA di indonesia yang
menggunakan teknologi digitsl dalam proses
pembelajarannya. Karna materi bahasa inggris yang
bervariasi, seorang guru secara tidak langsung dituntut
untuk dapat menggunakan teknologi digital dalam
proses pembelajarannya, itu lah yang menjadi kendala
atau permasalahan pada penelitian ini. Dari
permasalahan tersebut dalam tesis ini terdapat solusi
yang dapat digunakan dalam permasalahan diatas
yaitu menggunakan metode TPACK, agar guru dapat
lebih efektif dalam mengajar dan lebih berinteraksi
dengan ICT selama proses pembelajaran agar guru
dapat terbiasa dengan teknologi dalam proses
pembelajaran khususnya bahasa inggris ini.

ANALISIS ARTIKEL
NARRATIVE STUDY: DIARY OF A DIGITAL IMMIGRANT EFL
TEACHER IN MYANMAR
ANALISIS NARATIF BERITA PEMBUBARAN HTI
judul DALAM PORTAL KOMPAS COM. DAN
REPUBLIKA. CO.ID
nama tesis Indonesian Jurnal of English Education (IJEE)
volume dan halaman Vol. 3, Nomor 1 Januari 2021; 57-67
tahun 2019
penulis Jakarija Hidayatullah
link download https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/12345
6789/58017/1/ZAKARIJA%20HIDAYATULLAH-
FDK.pdf
anggota analisis Noor Najmi Hala
Riska Febriani
Risa Ristiandari
tanggal analisis 07 Maret 2024
latar belakang Hizbut tahrir sebagai partai polotik transnasional di
dirikan oleh alumni Al-Azhar Mesir yakni Taqiyudin
An-nabhani pada tahun 1953 di kota Qudus Palestina.
Masuknya generasi Hizbun Tahrir di indonesia yang
nantinya menjelma sebagai organisasi Hizbun Tahrir
dari australia yang betrasal dari yordania. Kegiatan
HTI berawal dari kampus kampus hingga akhirnya
berhasil menjadi salasatu gerakan keagamaan di
Indonesia.
permasalah Dalam penelitian ini, peneliti mengidentifikasi
beberapa masalah
• Pro dan kontra pembubaran ormas HTI
• Proses pemberitaan HTI tidak terjadi secara
alami
• Perbedaan setruktur narasi berita pembubaran
HTI antara kompas. Com da Republika. Com
tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
1. Lingkup tindak narasi dalam berita
pembubaran HTI pada portal daring
kompas.com sesuai teori narasi vladimir
Propp.
sumber data Wawancara semi terstruktur dan open ended
questionnaire (pertanyaan yang ditujukan untuk
mendapatkan pertanyaan yang lebih luas).
metode penelitian Metode kualitatif dengan penelitian studi naratif
objek penelitian Seorang Mahasiswa Program Magister Komunikasi
hasil penelitian Berikut ini adalah penyajian data hasil penelitian poin-
poin narasi yang terdapat dalam portal Kompas.com
dan Republik.co.id tentang peristiwa pembubaran
Hizbut Tahrir Indonesia ( HTI ) yang di himpun satu
hari sebelum pembubaran HTI hingga satu hari setelah
pembubaran HTI, terhitung dari tanggal 18 Juli 2017.
Dalam portal kompas com. Terdapat 11 berita sebagai
sumber himpunan dari tanggal 18 hingga 20 juli 2017
terkait peristiwa pembubaran HTI
1. HTI ajukan gugatan “ Judicial Review” Perpupp
ormas ke MK.
Berikut ini temuan data dalam berita tyerntang
pembubaran HTI berjudul ‘ HTI ajukan gugatan”
Judicial ke MK “ yang terbit dalam portal berita
kompas.com pada tanggal 18 juli 2017, pada pukul
18;26 WIB.
2. HTI resmi di bubarkan pemerintah
Berikut ini adalah temuan data dalam berita
gentang pembubaran HTI berjudul “ HTI RESMI
DI BUBARKAN PEMERINTAH “ yang terbit
dalam portal berita kompas. Com pada tanggal 19
juli 2019, pukul 10:18 WIB.
3. Kemenkumhan : pembubaran HTI berdasarkan
data dan fakta.
Berikut ini adalah temuan data dalam berita
tentang HTI berjudul “ kemunkahan : pembubaran
HTI berdasarkan data dan fakta yang terbit dalam
fortal berita kompas.com pada tanggal 19 juli
2019
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian merupakan suatu proses dalam memperoleh kebenaran
melalui data dengan tujuan serta fungsi tertentu didasari dengan
menggunakan langkah-langkah metode ilmiah. Penelitian terdapat dua
macam penelitian yaitu kualitatif dan kuantitatif. metode kualitatif
terdapat beberapa rancangan penelitian, diantaranya adalah rancangan
penelitian naratif. Rancangan penelitian naratif biasa digunakan sebagai
rancangan penelitian dalam biografi kehidupan seseorang. Sebagai
bentuk dari penelitian kualitatif, sebuah naratif berfokus pada penelitian
satu orang, melaporkan bagaimana sebuah pengalaman individu,
pengumpulan data dari kumpulan cerita-cerita serta pendiskusian makna
dari pengalaman telah dialami tersebut.

Rancangan penelitian naratif memiliki beberapa tipe, diantaranya


Autobiografi, Biografi, Life writing, Personal accounts, Narasi pribadi,
Wawancara naratif, Dokumentasi pribadi, Dokumen kehidupan, Cerita
kehidupan dan riwayat hidup, Riwayat lisan, Etnohistori, Etnobiografi,
Autoetnografi, Etnopsikologi, Person-Centered ethnographies, Popular
memories, Testimonios Amerika Latin, Memoar Polandia.

Terdapat ciri khusus pada penelitian naratif, diantaranya


pengalaman individu, kronologi pengalaman, mengumpulkan cerita
individu, restroying, Mengkode untuk tema, konteks atau ranah,
kolaborasi dengan partisipan. Selain terdapat ciri khusus, dalam
penelitian naratif terdapat masalah-masalah etik potensial dalam
mengumpulkan cerita dalam penelitiannya yang berupa penyampaian
atau menceritakan ulang dalam penelitiannya karena jika sampai
melenceng sedikitpun dan bahkan menimbulkan kontroversi mengenai
cerita yang kita ambil, maka akan menimbulkan dampak juga bagi
partisipan yang kita jadikan objek pada penelitian.
Sebelum pada tahap penyusunan penelitian, kita harus mengetahui
langkah-langkah prosesnya dalam penelitian naratif, maka dari itu,
berikut langkah-langkah tersebut diantaranya; 1) Pilih satu atau lebih
individu yang dapat memberikan pemahaman tentang kejadian yang
dimaksud, 2) Mengumpulkan informasi berupa cerita dari individu, 3)
Menceritakan kembali kisah individu, 4) Berkolaborasi dengan
partisipan yang menceritakan kisahnya, 5) Menulis suatu cerita tentang
pengalaman-pengalaman personal dan sosial partisipan, 6) Memvalidasi
keakuratan laporan.
Mengevaluasi penelitian merupakan suatu hal yang penting
termasuk penelitian naratif, di mana Sebagai bentuk penelitian
kualitatif, narasi perlu konsisten dengan kriteria untuk penelitian
kualitatif yang baik. Di samping itu, ada aspek-aspek naratif tertentu
yang mungkin dipertimbangkan oleh para pembaca dan pengevaluasian
suatu penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.upi.edu/76540/4/S_PGSD_1801809_Chapter%203.pdf

https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=jurnal+peneliti
an+naratif+&oq=#d=gs_qabs&t=1709790704315&u=%23p%3DP2WBqSV
Wbw4J

https://journal.uny.ac.id/index.php/cp/issue/view/1883

https://journal.isi.ac.id/index.php/rekam/article/view/1297/234

https://jurnal.unikastpaulus.ac.id/index.php/jm/article/view/2211/1016

Lita+Liviani+Taopan(465-472)

https://www.researchgate.net/profile/Amirfan-
Asfar/publication/330337822_ANALISIS_NARATIF_ANALISIS_KONTEN_
DAN_ANALISIS_SEMIOTIK_Penelitian_Kualitatif/links/5c39a386458515a4
c71fe1f2/ANALISIS-NARATIF-ANALISIS-KONTEN-DAN-ANALISIS-
SEMIOTIK-Penelitian-Kualitatif.pdf

https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=jurnal+peneliti
an+naratif+&btnG=#d=gs_qabs&t=1709770005749&u=%23p%3DP2WBqS
VWbw4J

https://www.google.com/search?q=jurnal+rancangan+penelitian+naratif&oq
=jurnal+rancangan+penelitian+naratif&gs_lcrp=EgZjaHJvbWUyBggAEEU
YOTIGCAEQRRg8MgcIAhAhGKABMgcIAxAhGKAB0gEKMTQ0OTlqM
GoxNqgCALACAA&client=ms-android-xiaomi-terr1-
rso2&sourceid=chrome-mobile&ie=UTF-
8#vhid=zephyrhttps://ejournal.upi.edu/index.php/jassi/article/download/3922
/2806&vssid=zephyr-w-
https://ejournal.upi.edu/index.php/jassi/article/download/3922/2806

https://pgsd.umk.ac.id/files/semnas-pgsd-umk-2021/110-116-murniati.pdf

https://repository.upi.edu/76540/1/S_PGSD_1801809_Title.pdf
https://digilib.unila.ac.id/71835/2/02.%20THESIS%20MARLINDA%20FUL
L%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf

https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/14062/1/Buku%20-
%20Metode%20Penelitian%20Pendidikan%20%282020%29.pdf

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=h
ttps://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/58017/1/ZAKARIJ
A%2520HIDAYATULLAH-
FDK.pdf&ved=2ahUKEwivyMKw5uqEAxX9TGwGHRQNBHwQFnoECC8
QAQ&usg=AOvVaw0R_wQmd7gsTG71P1gTOH8J

https://jurnal.iicet.org/index.php/jppi

https://journal.uinjkt.ac.id/index.php/ijee/article/download/17690/pdf

https://jurnal.staiddimakassar.ac.id/index.php/asjmd/article/download/75/58/344

Anda mungkin juga menyukai