Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Penulis juga memanjatkan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmatnya berupa kesehatan, kesempurnaan serta pengetahuan
sehingga makalah mata kuliah ini yang berjudul “Konsep Dasar Penelitian Kuan
Titatif”, dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Serta terimakasih kami kepada
Dosen Zughrofiatun Najah, M.Pd, selaku dosen pengampu yang telah
membimbing kami dalam pembuatan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................
Daftar Isi.....................................................................................................................
BAB I.........................................................................................................................
Pendahuluan...............................................................................................................
Latar Belakang...........................................................................................................
A. Rumusan Masalah..........................................................................................
B. Tujuan Masalah..............................................................................................
BAB II........................................................................................................................
Pembahasan................................................................................................................
Kesimpulan................................................................................................................
Daftar Pustaka............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
PEMBAHASAN
Pada penelitian kualitatif, semakin mendalam, teliti, dan tergali suatu data yang
didapatkan, maka bisa diartikan pula bahwa semakin baik kualitas penelitian tersebut.
Maka dari segi besarnya responden atau objek penelitian, metode penelitian kualitatif
memiliki objek yang lebih sedikit dibandingkan dengan penelitian kuantitatif, sebab
lebih mengedepankan kedalaman data, bukan kuantitas data. Beberapa poin penting
1
Lexy J. Moloeng.” Metodologi Penelitian Kualitatif”.[ (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013]hal 6 .
2
Mulyana.”Metodologi Penelitian Kualitatif.” (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2008). hal 151.
3
Sugiyono.” Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.” (Bandung:
Alfabeta, 2014), hal 15.
yang perlu dipahami oleh seorang peneliti dalam melakukan penelitian kuakitatif adalah
:
Setidaknya ada delapan jenis penelitian kualitatif, yakni etnografi (ethnography), studi
kasus (case studies), studi dokumen/teks (document studies), observasi alami (natural
observation), wawancara terpusat (focused interviews), fenomenologi (phenomenology),
grounded theory, studi sejarah (historical research). Berikut uraian ringkas tentang
masing-masing jenis penelitian itu.
1. Etnografi (Ethnography)
Etnografi merupakan studi yang sangat mendalam tentang perilaku yang terjadi secara
alami di sebuah budaya atau sebuah kelompok sosial tertentu untuk memahami sebuah
budaya tertentu dari sisi pandang pelakunya. Para ahli menyebutnya sebagai penelitian
lapangan, karena memang dilaksanakan di lapangan dalam latar alami. Peneliti
mengamati perilaku seseorang atau kelompok sebagaimana apa adanya. Data diperoleh
dari observasi sangat mendalam sehingga memerlukan waktu berlama-lama di lapangan,
wawancara dengan anggota kelompok budaya secara mendalam, mempelajari dokumen
4
Rafika Ulfa,” KONSEP DASAR PENELITIAN KUALITATIF DALAM PENELITIAN PENDIDIKAN”, Jurnal
Pendidikan dan Keislaman,H 582-583.
atau artifak secara jeli. Tidak seperti jenis penelitian kualitatif yang lain dimana lazimnya
data dianalisis setelah selesai pengumpulan data di lapangan, data penelitian etnografi
dianalisis di lapangan sesuai konteks atau situasi yang terjadi pada saat data dikumpulkan.
Penelitian etnografi bersifat antropologis karena akar-akar metodologinya dari
antropologi. Para ahli pendidikan bisa menggunakan etnografi untuk meneliti tentang
pendidikan di sekolah-sekolah pinggiran atau sekolah-sekolah di tengah-tengah kota.
Studi kasus merupakan penelitian yang mendalam tentang individu, satu kelompok,
satu organisasi, satu program kegiatan, dan sebagainya dalam waktu tertentu. Tujuannya
untuk memperoleh diskripsi yang utuh dan mendalam dari sebuah entitas. Studi kasus
menghasilkan data untuk selanjutnya dianalisis untuk menghasilkan teori. Sebagaimana
prosedur perolehan data penelitian kualitatif, data studi kasus diperoleh dari wawancara,
observasi, dan arsif. Studi kasus bisa dipakai untuk meneliti sekolah di tengah-tengah
kota di mana para siswanya mencapai prestasi akademik luar biasa.
Studi dokumen atau teks merupakan kajian yang menitik beratkan pada analisis atau
interpretasi bahan tertulis berdasarkan konteksnya. Bahan bisa berupa catatan yang
terpublikasikan, buku teks, surat kabar, majalah, surat-surat, film, catatan harian, naskah,
artikel, dan sejenisnya. Untuk memperoleh kredibilitas yang tinggi peneliti dokumen
harus yakin bahwa naskah-naskah itu otentik. Penelitian jenis ini bisa juga untuk
menggali pikiran seseorang yang tertuang di dalam buku atau naskah-naskah yang
terpublikasikan. Para pendidik menggunakan metode penelitian ini untuk mengkaji
tingkat keterbacaan sebuah teks, atau untuk menentukan tingkat pencapaian pemahaman
terhadap topik tertentu dari sebuah teks.
5. Fenomenologi
1. Wawancara Mendalam
2. Observasi
4. Dokumentasi
Jenis sampel yang dipakai dalam penggunaan metode penelitian kualitatif tidak
representatif, sedikit, serta dapat berkembang selama proses penelitian berlangsung.
Peneliti bisa memilih jenis sampling non probabilitas seperti snowball atau purposive.
Teknik penarikan sampel ini digunakan untuk meneliti fenomena yang sifatnya
sensitif. Kamu bisa meminta informasi dari sampel pertama untuk mendapatkan sampel
berikutnya, secara terus menerus hingga seluruh kebutuhan sampel penelitian telah
terpenuhi. Snowball sampling biasanya cocok untuk penelitian yang menjelaskan pola-
pola sosial atau komunikasi komunitas tertentu.
Masih ingat apa itu instrumen dalam penelitian? Instrumen adalah alat ukur untuk
mengumpulkan informasi. Jika instrumen pada metode kuantitatif berupa angket atau
kuesioner, instrumen pada metode kualitatif adalah peneliti alias kita sendiri. Kamu
harus terjun langsung untuk memberikan pertanyaan, menggali informasi, merespons
jawaban responden serta menginterpretasinya.
2. Bersifat Subjektif
Data pada penelitian kualitatif bersifat subjektif karena diolah oleh peneliti
sendiri. Selain itu, informasi pada penelitian kualitatif bertumpu pada asumsi,
keyakinan, pendapat serta dipengaruhi oleh emosi dan perasaan pribadi.
Proses pengumpulan data dalam penelitian kualitatif tidak bisa dilakukan 1 kali,
apalagi kalau responden yang kamu hubungi berjumlah 2 orang atau lebih. Bisa jadi
apa yang dikatakan oleh narasumber A perlu dikonfirmasi oleh narasumber B, atau
pernyataan yang diberikan salah satu diantara mereka berbeda dengan kondisi yang
kamu temui di lapangan. Itu sebabnya, penelitian kualitatif terus berkembang dan
membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk selesai.
Penelitian kualitatif banyak digunakan dalam ilmu alam maupun ilmu sosial. Beberapa
contoh judul penelitiannya bisa kamu lihat sebagai berikut:
1. Persepsi Remaja terhadap Isu Kesehatan Mental: Studi Kasus di SMA Global
Bandung
2. Strategi Komunikasi Politik Partai P3K Selama Masa Pilkada di Kota Tangerang
Selatan
4. Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Penerimaan Diri pada Pasien Kanker
Payudara
5. Analisis Beban Mental pada Karyawan Divisi Marketing dengan Metode Nasa TLX
(Studi Kasus pada PT Harapan Bersama)
Dari sisi kememadaian, dalam penelitian kualitatif yang bersifat holistik, jumlah
teori yang harus dimiliki peneliti kualitatif jauh lebih banyak di bandingkan penelitian
kuantitatif karena harus disesuaikan dengan fenomena yang berkembang di lapangan.
Peneliti kualitatif akan lebih profesional kalau menguasai semua teori sehingga
wawasannya lebih luas, dan dapat menjadi instrumen penelitian yang baik. Teori bagi
peneliti kualitatif akan berfungsi sebagai bekal untuk bisa memahami konteks sosial
secara lebih luas dan mendalam. Walaupun peneliti kualitatif dituntut untuk menguasai
teori yang luas dan mendalam, namun dalam melaksanakan penelitian, peneliti kualitatif
harus mampu melepaskan teori yang dimiliki tersebut dan tidak digunakan sebagai
panduan dalam menyusun instrument dan sebagai panduan dalam menyusun panduan
untuk wawancara, dan observasi.
Peneliti kualitatif dituntut dapat menggali data berdasarkan apa yang diucapkan,
dirasakan, dan dilakukan oleh partisipan atau sumber data. Peneliti kualitatif harus
bersifat “perspektif emic” artinya memperoleh data bukan “sebagai seharusnya”, bukan
berdasarkan apa yang dipikirkan oleh peneliti tetapi berdasarkan sebagaimana adanya
yang terjadi dilapangan, yang dialami, dirasakan, dan dipikirkan oleh partisipan/sumber
data. Oleh karena itu penelitian kualitatif jauh lebih sulit dari penelitian kuantitatif,
karena peneliti kualitatif harus berbekal teori yang luas sehingga mampu menjadi
“human instrument” yang baik. Penelitian kualitatif jauh lebih sulit bila. 5
5
Madekhan,” POSISI DAN FUNGSI TEORI DALAM PENELITIAN KUALITATIF,” Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran,H 64
1. Karakteristik Metode Penelitian kualitatif.
1. Latar dan sumber langsung adalah kunci penelitian kualitatif, artinya data
terhadap ojek maupun subjek penelitian dikumpulkan langsung oleh peneliti.
2. Sifatnya deskriptif, yang diartikan sebagai penghimpunan data dan fakta dimuat
dalam bentuk teks tidak seperti kuantitatif yang datanya dimuat berbentuk angka
dan statistik.
4. Analisis data yang dilakukan bersifat induktif artinya simpulan diperoleh dalam
bentuk utuh sebagai pecahan dari gambaran-gambaran terkait fakta atau data
yang ditemukan saat mengumpulkan informasi.
Untuk menilai karakterisitik dari penelitian kuantitatif, maka dapat dilakukan dengan
memerhatikan paradigma, ruang lingkup, format, ragam, dan proses penelitian.
2. Ruang lingkup, ruang lingkupnya seluas dengan ruang lingkup ilmu sosial yang
mencakup ekonomi, hukum, administrasi, dan lainya yang objek pengamatannya
memiliki gejala majemuk. Hal tersebut menyebabkan ilmu sosial dianggap
memiliki keunggulan yang lebih dibandingkan dengan ilmu alam lainnya yang
sajiannya berupa peristiwa monoton dan sifatnya rutin.
4. Penggolongan dan jenis penelitian, pada penelitian kuantitatif para ahli berupaya
menghindari ketumpang tindihan suatu jenis dengan jenis lainnya dengan
membuat golongan penelitian kuantitatif, penggolongannya dapat berdasarkan
tujuan (eksplorasi, pengembangan, dan verifikasi), pendekatan (longitudinal,
cross sectional, survey, assesment, action research, dan evaluasi), tempat
(perpustakaan, laboratorium, dan lapangan), bidang ilmu (keagamaan,
pendidikan, manajemen, komunikasi, adminisrasi, hukum, bahasa, ekonomi,
sejarah, dll), tarap penelitian (deskriptif, dan eksplanatif), saat terjadinya variabel
(historis, eskpos-fekto, dan eksperimen).6
6
Ahmad Tarmizi Hasibuan , Mila Rosdiana Sianipar , Astary Desty Ramdhani , Fika Widya Putri , Nadya
Zain Ritonga.” Konsep dan Karakteristik Penelitian Kualitatif serta Perbedaannya dengan Penelitian
Kuantitatif,” Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan,hal 8690.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Tarmizi Hasibuan , Mila Rosdiana Sianipar , Astary Desty Ramdhani , Fika
Widya Putri , Nadya Zain Ritonga.” Konsep dan Karakteristik Penelitian
Kualitatif serta Perbedaannya dengan Penelitian Kuantitatif,” Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara Medan,hal 8690.