METODE PENELITIAN
Dosen Pengampu :
Kelompok 5 :
2024
KATA PENGANTAR
الر ِحيم
ّ ن ِِ الرحْ َم ِِّ ِبس ِِْم
ّ َللا
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,
1. Dosen Pengampu Mata Kuliah Metode Penelitian yaitu Prof. Dr. Firman,
M.Pd., Kons., dan Ibu Dr. Netrawati., M.Pd., Kons.
2. Penulis buku dan sumber sebagai acuan dan bahan referensi teori untuk
menyempurnakan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaaan, baik
materi maupun teknik penulisannya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun, sehingga makalah ini bisa mencapai
kesempurnaan sebagaimana mestinya.Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi yang membaca khususnya terhadap penulis. Atas kritik dan saran
yang diberikan penulis ucapkan terimakasih.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
kadang-kadang hanya memberi label dengan kualitatif, tetapi menggunakan teknik
analisis yang berbeda seperti analisis isi (content analysis), analisis wacana, seperti
dalam penelitian baha sa yang meneliti hasil karya (buku) seseorang) dan surat
kabar yang meneliti tajuk rencana surat kabar.
Pada saat akan memilih metodologi yang akan digunakan, peneliti perlu
memperhatikan: Pertanyaan pene litian; Tujuan penelitian; Kepercayaan dan
nilainilai (Beliefs dan values) peneliti; Ketrampilan peneliti; serta Waktu dan biaya.
B. Batasan Masalah
C. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Studi Kasus
1. Konsep Dasar
Penelitian kasus (Yusuf, 2014) adalah suatu proses pengumpulan data dan
informasi secara men dalam, mendetail, intensif, holistik, dan sistematis tentang
orang, kejadian, social setting (latar sosial), atau kelompok dengan menggunakan
berbagai metode dan teknik serta banyak sumber informasi untuk memahami
secara efektif bagaimana orang, kejadian, latar alami (social setting) itu beroperasi
atau berfungsi sesuai dengan konteksnya.
Penelitian kasus memperhatikan semua aspek yang penting dari suatu kasus
yang diteliti. Dengan menggunakan tipe penelitian ini akan dapat diungkapkan
gambaran yang mendalam dan mendetail tentang suatu situasi atau objek. Kasus
yang akan diteliti dapat berupa satu orang, keluarga, satu peristiwa, kelompok lain
yang cukup terbatas, sehingga peneliti dapat menghayati, memahami, dan
mengerti bagaimana objek itu beroperasi atau berfungsi dalam latar alami yang
sebenarnya.
Dalam penelitian kasus, setiap peneliti mempunyai tujuan yang berbeda
dalam mempelajari kasus yang ingin diungkapkannya. Sehubungan dengan itu,
Stake (Nasution, 2023) mengemukakan tiga tipe penelitian kasus, yaitu:
a. Studi kasus intrinsik dilaksanakan apabila peneliti ingin memahami lebih
baik tentang suatu kasus biasa, seperti sifat, karakteristik, atau masalah
individu. Peran an peneliti tidak untuk mengerti atau menguji abstrak teori
atau mengembangkan penjelasan baru secara teoretis. Ini berarti juga bahwa
perhatian peneliti terfokus dan ditujukan untuk mengerti lebih baik
aspekaspek intrinsik dari suatu kasus, seperti anakanak, kriminal, dan
pasien.
b. Studi kasus instrumental digunakan apabila peneliti ingin memahami atau
me nekankan pada pemahaman tentang suatu isu atau merumuskan kembali
5
(redefine) suatu penjelasan secara teoretis. Studi kasus tipe ini sebagai
instrumen, sebagai pe nolong untuk menjelaskan kembali suatu konsep,
kejadian, atau peristiwa secara teoretis, dan kejadian aktual bukan sesuatu
yang sangat esensial. Studi kasus ini le bih mendalam, dan mencakup semua
aspek serta kejadian secara terperinci. Namun perlu disadari bahwa tidak
mudah mengelaborasi perkasus secara perinci.
c. Studi kasus kolektif merupakan studi beberapa kasus instrumental (bukan
me lalui sampling) dan menggunakan beberapa instrumen serta sejumlah
peneliti se bagai suatu tim. Hal itu dimaksudkan untuk lebih mengerti
tentang suatu isu atau memperkaya kemampuan teori tentang sesuatu, dalam
konteks yang lebih luas.
6
Perbedaan latar belakang peneliti akan membawa dampak bahwa tujuan
penelitian yang dirumuskan oleh kedua peneliti itu akan berbeda pula.
7
4. Kelebihan dan Kekurangan Studi Kasus
1. Kelebihan Studi Kasus :
a. Studi kasus mampu mengungkap hal-hal yang spesifik, unik dan hal-hal
yang amat mendetail yang tidak dapat diungkap oleh studi yang lain. Studi
kasus mampu mengungkap makna di balik fenomena dalam kondisi apa
adanya atau natural.
b. Studi kasus tidak sekedar memberi laporan faktual, tetapi juga memberi
nuansa, suasana kebatinan dan pikiran-pikiran yang berkembang dalam
kasus yang menjadi bahan studi yang tidak dapat ditangkap oleh penelitian
kuantitatif yang sangat ketat.
2. Kelemahan Studi Kasus :
Dari kacamata penelitian kuantitatif, studi kasus dipersoalkan dari segi
validitas, reliabilitas dan generalisasi. Namun studi kasus yang sifatnya unik
dan kualitatif tidak dapat diukur dengan parameter yang digunakan dalam
penelitian kuantitatif, yang bertujuan untuk mencari generalisasi.
8
B. Penelitian Historis
1. Konsep Dasar
Penelitian historis merupakan salah satu tipe dan pendekatan dalam
penelitian kualitatif yang bertujuan untuk merekonstruksi kembali secara
sistematis, akurat, dan objektif kejadian atau peristiwa yang pernah terjadi dimasa
lampau dengan menggunakan pendekatan normatif dan interpretatif. Melalui tipe
penelitian historis, peneliti membuat rekonstruksi masa lampau dengan
mengumpulkan, memverifikasi, dan menganalisis serta menyintesiskan bukti atau
fakta yang ada dengan teliti, se hingga memungkinkan gambaran yang tepat pada
masa lampau, memberikan latar masa sekarang, dan perspektif masa datang.
Cohen (Yusuf, 2014) Penelitian sejarah didefinisikan sebagai lokasi,
evaluasi, dan sintesis bukti yang sistematis dan obyektif untuk menetapkan fakta
dan menarik kesimpulan tentang peristiwa masa lalu. Kutipan ini menunjukkan
bahwa jika seseorang menggunakan tipe penelitian historis, berarti ia melakukan
penyelidikan, penilaian, mengintensiskan bukti, dan menetapkan lokasi secara
sistematik dan objektif untuk mendapatkan fakta dan mengambil kesimpulan yang
tepat tentang objek yang telah terjadi di masa lalu.
9
a. Penelitian historis lebih banyak tergantung pada data yang ditulis, dicatat atau
diobservasi oleh orang lain daripada yang diobservasi oleh peneliti sendiri.
Data yang baik hasil kerja yang teliti dengan menganalisis keautentikan, kete
patan, dan kebermaknaan sumbersumbernya.
b. Berlainan dengan anggapan populer, peneliti historis haruslah tertib, ketat,
sistematis, dan tuntas. Sering kali penelitian dikatakan sebagai penelitian
historis, hanyalah koleksi informasi yang tidak layak atau tidak dipercayai
atau tidak reliabel atau informasi yang berat sebelah. Pandangan itu keliru dan
merusak citra penelitian historis.
c. Penelitian historis tergantung pada dua macam data; primer dan sekunder.
Data primer di mana peneliti langsung melakukan observasi atau dari sumber
primer, sedangkan data sekunder apabila peneliti mengumpulkan data dari
orang lain, bukan dari sumber pertamanya.
d. Untuk menentukan nilai data, biasanya dilakukan dua macam kritik, yaitu
kritik eksternal dan internal.
e. Meskipun penelitian historis mirip dengan penelaahan kepustakaan,
mendahului rancangan penelitian yang lain, namun pendekatan historis lebih
tuntas mencari informasi dari sumber yang lebih luas.
10
b. Heuristic
Heuristik yaitu langkah awal bagi penulis dalam proses mencari dan
mengumpulkan bahan-bahan informasi yang diperlukan serta berhubungan
dengan permasalahan penelitian. Tahap heuristik yaitu kegiatan sejarawan
untuk mengumpulkan sumber, jejak-jejak
c. Kritik
Kritik yaitu kegiatan untuk menyelidiki apakah sumber sejarah itu sejati
atau otentik dan dapat dipercaya atau tidak. Pada tahap ini kritik sumber
dilakukan dengan dua cara yaitu :
1) Kritik ekstern yaitu kritik terhadap otentisitas sumber, apakah sumber
yang dikehendaki asli atau tidak, utuh atau turunan (Salinan). Kritik
ekstern dilakukan terhadap sumber yang diperoleh berdasarkan bentuk
fisik atau luarnya berupa bahan (kertas atau tinta) yang digunakan dari segi
penampilan yang lain. Kritik ekstern dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara melihat kapan sumber dibuat, siapa pengarangnya dan
bagaimana latar belakang pendidikan pengarang.
2) Kritik intern dilakukan dengan membandingkan antara isi sumber yang
satu dengan isi sumber yang lain sehingga data yang diperoleh dapat
dipercaya dan dapat memberikan sumber yang dibutuhkan. Hal ini
dilakukan agar dapat mengetahui bagaimana isi sumber sejarah dan
relevansinya dengan masalah yang dikaji.
d. Interpretasi
Interpretasi yaitu penafsiran dan analisis terhadap data dan fakta,
menghubungkan berbagai data dan fakta serta membuat tafsirnya. Peneliti
memberikan penafsiran terhadap sumber-sumber yang telah dikumpulkan
selama penelitian berlangsung. Kemudian dalam tahap ini, peneliti membuat
deskripsi, analisis kritis serta pemilihan fakta-fakta.
e. Historiografi
Historiografi yaitu langkah akhir dari metode sejarah. Historiografi yaitu
kegiatan menyusun fakta sejarah menjadi satu kisah. Dalam kegiatan ini
peneliti menyajikan hasil temuan sejarah pada tahap heuristik, kritik, dan
11
interpretasi yang dilakukan sebelumnya dengan menggunakan cara
menyusunnya menjadi sebuah tulisan yang jelas dalam bahasa yang mudah
dimengerti dan dipahami dalam kaidahkaidah ilmiah serta kaidah penulisan
yang baik dan benar.
12
serta memungkinkan seseorang dapat belajar dari keberhasilan dan
kegagalan masa lampau itu.
4) Dapat membantu dalam memprediksi untuk masa datang.
5) Dapat lebih memahami dan mengerti tentang kebijaksanaan dan praktik
kehidupan yang sedang terjadi dengan memperhatikan akar kehidupan dan
keadaan masa lampau.
13
C. Grounded Research (Penelitian Pengembangan)
1. Konsep Dasar
Sebagaimana jenis penelitian kualitatif lainnya,grounded research juga
berangkat dari kasus yang unik, berskala mikro, berlatar alami, dengan tujuan
akhir untuk menghasilkan teori (generating theory) berdasarkan data,bukan untuk
membuktikan teori (verifying theory). Grounded theory adalah suatu metodologi
umum untuk mengembangkan teori melalui penelitian kualitatif yang dilakukan
secara sistematis dan mendasar. Teori dibangun berdasarkan data yang
dikumpulkan tentang suatu fenomena yang menjadi fokus pe nelitian. Para
ahli/peneliti membangun teori secara induktif dari penelitian fenomena yang
tampak di lapangan.
Teori dibangun berdasarkan data empiris, dari berbagai area yang lebih
substantif. Dalam penelitian ini peneliti mulai dari suatu teori yang bersumber dari
berbagai pedoman yang telah ada. Teori perlu disusun berdasarkan logika yang
konsisten, jelas masalah dan rumusannya, serta mengikuti pola dan proses yang
benar, dan bukan hasil berpikir deduktif. Lebih jauh Glasser dan Strauss (1980)
mengemukakan ada dua cara dalam menemukan teori berdasar kan data, yaitu
teori formal dan teori substantif.
Penelitian model grounded menawarkan pendekatan yang berbeda dari jenis
penelitian kualitatif yang lain, seperti fenomenologi, etnografi, etnometodologi,
dan studi kasus.Grounded researchtidak berangkat dari teori untuk menghasilkan
teori baru (from a theory to generate a new theory), melainkan berupaya
menemukan teori berdasar data empirik, bukan membangun teori secara deduktif
logis.Teori yang dihasilkan lewat kerja yang sistematik dan sistemik itu disebut
grounded theory, dan model penelitiannya disebut grounded research.
Sudira dalam (Bernabas, 2012) menyimpulkan bahwa Grounded Research
adalah sebuah metodologi penelitian kualitatif yang menekankan penemuan teori
dari data observasi empirik di lapangan dengan metode induktif (menemukan teori
dari sejumlah data), generatif yaitu penemuan atau konstruksi teori menggunakan
data sebagai evidensi, konstruktif menemukan konstruksi teori atau kategori lewat
analisis dan proses mengabstraksi, dan subjektif, yaitu merekonstruksi penafsiran
14
dan pemaknaan hasil penelitian berdasarkan konseptualisasi masyarakat yang
dijadikan subjek studi. Secara lebih ringkas, Nazir dalam (Bernabas, 2012)
berpendapat bahwa Grounded Research merupakan suatu metode penelitian yang
mendasarkan diri pada fakta dan menggunakan analisis perbandingan bertujuan
untuk mengadakan generalisasi empiris, menetapkan konsep-konsep,
membuktikan teori dan mengembangkan teori di mana pengumpulan data dan
analisis data berjalan pada waktu yang bersamaan.
15
a. Merumuskan masalah penelitian
Perumusan masalah pada penelitian grounded research dilakukan secara
bertahap, yakni pada tahap awal atau sebelum pengumpulan data, rumusan
masalah dikemukakan secara garis besar yang berfungsi sebagai panduan
dalam mengumpulkan data data, kemudian data-data yang bersifat umum
tersebut dikumpulkan, setelah itu rumusan masalah dipersempit dan
difokuskan sesuai sifat data yang dikumpulkan. Rumusan masalah yang kedua
ini digunakan peneliti sebagai panduan dalam menyusun teori.
b. Penjaringan data
Data dalam penelitian grounded research digali dari berbagai fenomena atau
perilaku yang sedang berlangsung yang digunakan utnuk melihat prosesnya
serta untuk menangkap hal-hal yang bersifat kausalitas/ sebab akibat.
c. Analisis data
Tahap-tahap analisis data yakni:
1) open coding, peneliti membentuk beberapa kategori awal informasi
tentang fenomena yang diteliti dengan memilah-milah data ke dalam jenis
yang relevan;
2) axial coding, peneliti memilih salah satu kategori dan memposisikannya
sebagai inti fenomena yang sedang diteliti;
3) selective coding, peneliti menulis teori dari berbagai hubungan dari
seluruh kategori dalam tahap axial coding sebelumnya.
d. Penyusunan teori
Dalam proses penyusunan teori meliputi analisa dari hubungan yang
terjadi pada keseluruhan kategori yang telah ditemukan sebelumnya. Menurut
Creswell (Bernabas, 2012) mengemukakan bahwa teori dapat dituliskan
dalam bentuk narasi yang menggambarkan kesalingterkaitan seluruh kategori.
e. Validasi teori
Proses validasi ini dilakukan setelah teori selesai dirumuskan, dengan
cara membandingkannya dengan proses-proses sejenis yang terdapat dalam
penelitian sebelumnya. Penilai luar, seperti partisipan juga daapt dimintai
untuk memeriksa keabsahan teori maupun validitas dan kredibilitas data.
16
f. Menyusun laporan penelitian
Struktur laporan dalam penelitian Grounded Research sangat tergantung
pada desain yang digunakan. Jika desain yang digunakan adalah pendekatan
sistematik, laporan penelitian relatif mirip dengan struktur laporan penelitian
kuantitatif, yang mencakup bagian-bagian perumusan masalah, metode
penelitian, analisis dan diskusi, dan hasil penelitian. Jika desain yang
digunakan adalah pendekatan emerging atau konstruktivis, struktur laporan
penelitikan bersifat fleksibel.
17
2) Grounded Research dapat disamakan dengan pilot studi atau exploratory
research belaka.
3) Karena dalam memberikan definisi banyak sekali digunakan aksioma atau
asumsi mereka sendiri, maka sukar sekali dinilai dengan metode-metode
umum lainnya yang sering dilakukan dalam penelitian kemasyarakatan.
4) Akhir suatu penelitian bergantung pada subjektivitas peneliti. Apakah
hasilnya suatu teori atau hanya satu generalisasi saja, tidak ada seorang
pun yang tahu kecuali peneliti itu sendiri.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Studi Kasus merupakan salah satu dari sekian banyak metode pencarian
kebenaran yang tentu saja hasilnya juga berupa kebenaran tentatif, yang tidak lepas
dari kelemahan dan kekurangan. Terlepas dari kekurangannya, Studi Kasus
dianggap sebagai metode penelitian yang cukup menantang dan sangat tepat untuk
mengungkap hal-hal yang tersembunyi dalam fenomena sosial dan budaya untuk
selanjutnya diangkat ke permukaan sehingga menjadi pengetahuan publik.
Penelitian historis merupakan penelitian yang secara khusus memfokuskan
kepada masa lalu. Penelitian ini mencoba merekonstruksi apa yang telah terjadi di
masa lalu selengkap dan seakurat mungkin, dan biasanya menjelaskan mengapa hal
itu terjadi. Dilakukan secara sistematis agar mampu menggambarkan, menjelaskan,
dan memahami kegiatan atau peristiwa yang terjadi beberapa waktu lalu.
Grounded Research merupakan varian lain dalam tradisi penelitian
kualitatif dengan ciri-ciri model kerja yang berbeda dengan model penelitian-
penelitian kualitatif yang lain pada umumnya. Perbedaan mencolok terletak pada
posisi dan peran teori yang dikembangkan. Jika penelitian kualitatif pada umumnya
berangkat dari perspektif teoretik tertentu untuk dikembangkan menjadi teori baru,
maka penelitian grounded justru menyingkirkan teori dan langsung ke lapangan
untuk mengumpulkan data. Dari data akan dihasilkan teori baru.
D. Saran
Uraian makalah di atas masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis
berharap kepada pembaca untuk dapat memberikan saran atau kritik yang dapat
membangun, agar kita dapat menyempurnakan makalah ini.
19
DAFTAR RUJUKAN
Kuntowijoyo,ِK.ِ(2003).ِMetodologi Sejarahِ(M.ِYahyaِ(ed.);ِEdisiِKedu).ِPT.ِ
TiaraِWacanaِYogya.
Sugiyono.ِ(2007).ِPENELITIAN KUALITATIF.ِ
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/d5d469abf744acb440e
83e203501bccd.pdf
20