Anda di halaman 1dari 10

Kajian Pustaka Konsep Bimbingan dan Konseling adalah Pendidik

Elvira Linanda Putri/A1E119046

Universitas Jambi/Bimbingan Konseling/Semester 5/R-001

Elvrlnnd17@gmail.com

Abstrak

Pendidikan merupakan salah satu fokus dalam sistem pendidikan nasional. Karena itu,
pendidik tidak boleh mengabaikan hal ini. Seorang konselor sekolah, sebagai salah satu
pendidik, harus berperan dalam pendidikan . Mengacu pada tanggung jawab bimbingan dan
konseling dalam kaitannya dengan aspek pribadi, sosial, akademik, dan karir siswa, seorang
konselor sekolah tidak boleh lepas dari tugas pokoknya. Menimbang bahwa pendidikan
karakter adalah tanggung jawab semua pihak, konselor sekolah dapat mandiri dan bekerja
sama dengan semua komponen sekolah, berperan dalam pendidikan karakter. Secara
individu, seorang konselor sekolah dapat memberikan layanan, seperti layanan individual,
layanan perencanaan individual, dan layanan responsif. Berkolaborasi dengan pihak lain,
seorang konselor sekolah bisa bersinergi dalam program pendidikan

Pendahuluan

Bimbingan merupakan proses membantu orang perorangan dalam memahami dirinya sendiri
dan lingkungan hidupnya dan konseling diartikan sebagai suatu proses interaksi yang
membantu

pemahaman diri dan lingkuangan dengan penuh berarti, dan menghasilkan pembentukan atau
penjelasan tujuan-tujuan dan nilai perilaku di masa mendatang.

Bertumpu pada pengertian diatas, bimbingan dan konseling akan sangat membantu
lancaranya proses pembelajaran dalam suatu lembaga pendidikan, apalagi pada masa
sekarang ini, dimana para kaum muda sudah banyak sekali mengalami problematika-
problematika kehidupan. Keadaan seperti ini sangat sekali membutuhkan suatu
wadah(bimbingan dan konseling terutama di sekolah) untuk mampu membantu para kaum
muda agar ia bisa mengatasi problematika yang ada sehingga ia bisa terus mengembangkan
potensi yang dimilikinya secara optimal.

Dalam makalah ini, penulis akan memaparkan secara khusus peran bimbingan dan konseling
dalam sekolah. Karena dari beberapa literature yang penulis temukan, bimbingan dan
konseling di sekolah sangat berpengaruh terhadap keberhasilan tercapainya tujuan dari
pendidikan. Selain itu juga sangat jarang sekali ditemukan bimbingan-bimbingan di luar
institusi pendidikan.
Konsep Bimbingan dan Konseling adalah Pendidik

Guru Bimbingan dan Konseling

Menurut prayitno guru bimbingan konseling adalah seorang pelaksana bimbingan dan
konseling sekolah yang secara khusus ditugasi untuk itu. Dengan demikian bimbingan dan
konseling tidak dilaksanakan oleh semua guru atau sembarangan guru.

Guru bimbingan dan konseling disebut dengan “konselor sekolah”. Konselor adalah guru
yang mempunyai tugas dan tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam kegiatan
bimbingan konseling terhadap sejumlah peserta didik. Selanjutnya menurut Andi Mapiare,
guru bimbingan dan konseling adalah suatu tunjukan kepada petugas dibidang konseling
yang memiliki sejumlah konpetensi profesional.

Tugas guru sebagai suatu profesi meliputi mendidik dalam arti meneruskan dan
mengembangkan nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan IPTEK,
sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan pada peserta didik. Tugas guru
dalam bidang kemanusiaan meliputi bahwa guru di sekolah harus dapat menjadi orang tua
kedua, dapat memahami peserta didik dengan tugas perkembangannya, mulai dari sebagai
makhluk beriman (homo ludens), sebagai makhluk remaja/ berkarya (homo pithers), dan
sebagai makhluk berpikir (homo sapiens). Membantu peserta didik dalam
mentransformasikan dirinya sebagai upaya pembentukan sikap dan membantu peserta dalam
mengidentifikasikan diri peserta didik itu sendiri (Hamzah B. Uno, 2007).

Manusia secara potensial dapat memiliki pengetahuan dan mengem bangkannya menjadi
ilmu (science) bahkan melahirkan teknologi karena manusia dibekali instrument baik berupa
pendengaran, penglihatan maupun akal dan hati sehingga pengalaman manusia dalam
hidupnya telah melahirkan ilmu pengetahuan. Kreativitas manusia dalam pengalaman
hidupnya, pendidikan dan latihan telah menghasilkan ilmu pengetahuan dan metode keilmuan
sehingga pengetahuan yang diperolehnya dapat dipertanggung jawabkan sebagai kebenaran
ilmiah dalam batas-batas kemampuan akal (Syafaruddin, dkk, 2017).

UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas bab 1 pasal 1 ayat 1 dan ayat 6. Ayat 1:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Ayat 6: Pendidikan
adalah tenaga pendidikan yang berkualifikasi sebagai guru dosen konselor, pamong belajar,
widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya
serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan.

Secara yuridis keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai
salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor,
widyaiswara, fasilitator dan instruktur (UU No. 20/2003, pasal 1 ayat 6)
kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan
konseling adalah kompetensi kemandirian untuk mewujudkan diri (self actualization) dan
pengembangan kapasitasnya (capacity development) yang dapat mendukung pencapaian
kompetensi lulusan

Ada persamaan, keunikan, dan keterkaitan antara wilayah layanan, konteks tugas dan
ekspektasi kinerja guru BK dengan guru bidang studi. konselor memang juga diharapkan
untuk berperan serta dalam bingkai layanan yang komplementer dengan layanan guru, bahu
membahu dengan guru termasuk dalam pengelolaan kegiatan ekstra kurikuler

Secara hukum, posisi konselor (penyelenggara profesi pelayanan bimbingan dan konseling)
di tingkat sekolah menengah telah ada sejak tahun 1975, yaitu sejak diberlakukannya
kurikulum bimbingan dan konseling.

Dalam sistem pendidikan Indonesia, konselor di sekolah menengah mendapat peran dan
posisi/ tempat yang jelas.

Peran konselor, sebagai salah satu komponen student support services, adalah men-suport
perkembangan aspek-aspek pribadi, sosial, karier, dan akademik peserta didik, melalui
pengembangan menu program bimbingan dan konseling pembantuan kepada peserta didik
dalam individual student planning, pemberian pelayanan responsive, dan pengembangan
system support.

Landasan

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional menyatakan :
1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara (Pasal 1 angka 1).
2. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab (Pasal 3)
3. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, Konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur,
fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta
berpartisipasi dalam pendidikan (Pasal 1 angka 6). Dalam hal ini
Konselor adalah pendidik yang mempunyai tugas khusus dalam
pelayanan Bimbingan dan Konseling pada jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan.
4. Pendidikan diselenggarakan dengan  memberi keteladanan, membangun
kemauan, dan mengembangkan kreativitas  peserta didik dalam proses
pembelajaran (Pasal 4 Ayat 4).
5. Setiap siswa pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan
pelayanan pendidikan sesuai dengan ba-kat, minat, dan
kemampuannya ( Pasal 12 Ayat (1) b ).
6. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, yang
menyatakan bahwa:
1. Posisi untuk Guru Bimbingan dan Konseling (selanjutnya
disingkat BK) atau Konselor, adalah sebagai pelaksana
pelayanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan
dasar dan menengah.
2. Beban kerja Guru BK atau Konselor pada satuan pendidikan
dasar dan menengah adalah mengampu pelayanan bimbingan
dan konseling paling sedikit 150 orang peserta didik per tahun.
3. Pelayanan BK dilaksanakan dalam bentuk pelayanan tatap
muka terjadwal di dalam kelas dan layanan individual atau
kelompok bagi peserta didik yang dianggap perlu atau
memerlukan di luar kelas.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor yang
memberikan arah pengembangan profesi Konselor. Dalam Permendiknas
ini ditegaskan bahwa Konselor adalah lulusan Sarjana (S1) BK yang telah
menamatkan program Pendidikan Profesi Konselor menamatkan program
Pendidikan Profesi Konselor (PPK). Permendinas ini juga menegaskan
bahwa (Pasal 2) :
Penyelenggara pendidikan yang satuan pendidikannya mempekerjakan Konselor wajib
menerapkan standar kualifikasi akademik dan kompetensi Konselor sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri paling lambat 5 tahun setelah Peraturan Menteri ini mulai berlaku.

1. Dasar Standarisasi Profesi Konseling yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal


Pendidikan Tinggi Tahun 2004 untuk memberi arah pengembangan profesi BK di
sekolah dan di luar sekolah.
2. Peraturan Bersama Menteri pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian
Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan No-mor 14 Tahun 2010 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya menyatakan :
1. Guru BK atau Konselor adalah guru yag mempunyai tugas, tanggung
jawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam kegiatan pelayanan
Bimbingan dan Konseling terhadap sejumlah siswa.
2. Penilaian kinerja Guru BK atau Konselor dihitung secara proporsional
berdasarkan beban kerja wajib paling kurang 150 (seratus lima puluh)
orang peserta didik dan paling banyak  250 (dua ratus lima puluh) orang
peserta didik per tahun.
3. Kegiatan BK adalah kegiatan Guru BK atau Konselor dalam menyusun
rencana pelayanan Bimbingan dan Konseling, melaksanakan pelayanan
Bimbingan dan Konseling, mengevaluasi proses dan hasil pelayanan
Bimbingan dan Konseling serta melakukan perbaikan tindak lanjut
memanfaatkan hasil evaluasi.
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) RI
Nomor 81.A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum, khususnya
Lampiran IV Bagian VIII mengenai konsep dan strategi pelayanan BK
yang memberikan arahan dasar tentang :
1. Konsep pelayanan BK
2. Komponen layanan meliputi jenis layanan, kegiatan
pendukung, dan format layanan.
3. Strategi layanan, meliputi arah layanan, penyelenggara layanan
baik dalam jam pembelajaran, dan di luar jam pembelajaran
pada satuan pendidikan, program layanan, dan pelaksana
layanan.
PePeran yaitu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa. Peran
didasarkan pada preskripsi (ketentuan) dan harapan peran yang menerangkan apa yang
individu-individu harus lakukan dalam situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan
orang lain menyangkut peran-peran tersebut. Adapun struktur peran meliputi:

a. Peran Formal (peran yang Nampak dan jelas) Yaitu sejumlah prilaku yang bersifat
homogeny. Peran formal yaitu standar terhadap keluarga. b. Peran Informal (tertutup) Yaitu
peran yang bersifat implicit (emosional) biasanya tidak Nampak kepermukaan dan dimainkan
hanya untuk memenuhi kebutuhan emosional individu dan menjaga keseimbangan dalam
keluarga.

Peran juga merupakan serangkaian prilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai
dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun informal.

Guru bimbingan konseling memiliki peran dalam membantu setiap masalah siswa
salah satunya penerimaan diri siswa. Dari itu guru bimbingan konseling diharapkan dapat
merespon masalah dan tingkah laku yang terjadi dalam proses pembelajaran guna
mempersiapkan diri agar:

1. Dapat menolong siswa untuk memecahkan masalah antar siswa dan orang tuanya.

2. Bisa memperoleh keahlian dalam membina hubungan kemanusiaan, komunikasi dan


kerjasama. Dalam bimbingan belajar guru pembimbing mempunyai peran sangat penting.
Menurut Sardiman bahwa peran guru pembimbing adalah:

1) Motivator . Guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan


serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan
swadaya (aktivitas) dan daya cipta (krativitas) sehingga terjadi dinamika
didalam proses belajar mengajar.
2) Director . Guru dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar
siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
3) Inisiator . Guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar mengajar.
4) Fasilisator . Guru akan memberikan fasilitas dan kemudahan dalam proses
pembelajaran.
5) Mediator . Guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
6) Evaluator . Guru mempunyai otoritas untuk memilih perstasi anak didik
dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat
menentukan bagaimana anak didik berhasil atau tidak.
7) Informator . Guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar
informative, laboratorium, study lapangan, dan sumber informasi kegiatan
akademik maupun umum.
8) Organisator . Guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal
pelajaran dan lain-lain.
Kesimpulan

Guru bimbingan konseling memiliki peran dalam membantu setiap permasalah siswa,salah
satunya masalah penerimaan diri siswa baru juga termasuk tanggung jawab guru
BK.Sedangkan Konselor pendidikan adalah konselor yang bertugas dan bertanggung jawab
memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik di satuan pendidikan.
Konselor pendidikan merupakan salah satu profesi yang termasuk ke dalam tenaga
kependidikan seperti yang tercantum dalamUU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas bab
1 pasal 1 ayat 1 dan ayat 6. Ayat 1. Secara yuridis keberadaan konselor dalam sistem
pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan
kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator dan instruktur (UU
No. 20/2003, pasal 1 ayat 6).
Daftar Pustaka

 Boharudin. 2011. Bimbingan dan konseling.


http://boharudin.blogspot.com/2011/05/keberadaan-bimbingan-dan-konseling.html?
m=1
 Dewa ketut sukardi. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. (Jakarta: Rineka Cipta. 2002).
 Dr. Fenti Hikmawati, M.Si., Bimbingan Konseling, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, cet. Pertama, 2010), hlm. 53-54
 Hamzah B. Uno. 2007. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara
 https://bkpemula.com/2021/07/18/konseling-adalah-pendidikan/.
https://id.wikipedia.org/wiki/Konselor_pendidikan.
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/download/760/729#:~:text=
Simpulan- ,Bimbingan%20dan%20konseling%20pendidikan%20adalah%20kegiatan
%20atau%20proses%20bimbingan%20dan,agar%20selaras%20dengan%20tujuan
%20pendidikan. .
 https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.usd.ac.id/fakultas/pendidikan/f1l3/PLPG2
017/Download/materi/bk/BAB-I-Esensi-Bimbingan-dan-
Konseling.pdf&ved=2ahUKEwjO3sWu-
vPzAhUj7XMBHUMrBFQQFnoECBMQAQ&usg=AOvVaw3cTlcCUXvOmrixilqFv
Mo3
 Naskah Akademik ABKIN, Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan
Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan formal, 2007 6)
Syafaruddin, dkk. 2017. Bimbingan dan Konseling dalam Presfektif Alquran dan
Sains. Perdana Publishing: Medan
 Nellychandrawati. 2015. PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA
SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KURIKULUM 2013.
https://www.google.com/amp/s/nellysside.wordpress.com/2013/09/25/pelayanan-
bimbingan-dan-konseling-pada-satuan-pendidikan-dasar-dan-menengah-kurikulum-
2013-2/amp/ .
 Sofwan Adiputra. 2021. Konseling adalah pendidik. Blogspot.
https://www.google.com/amp/s/bkpemula.com/2021/07/18/konseling-adalah-
pendidikan/amp/ .

Anda mungkin juga menyukai