Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang
peneltian deskriptif studi kasus, etnografi, dan fenomenologi, sebagai pendekatan atau jenis
penelitian kualitatif. Makalah ini akan menjelaskan pengertian, karakteristik, metode,
kelebihan, dan kelemahan dari masing-masing pendekatan. Diharapkan makalah ini dapat
menjadi referensi bagi para mahasiswa prodi Teknologi Pendidikan yang tertarik, serta
meningkatkan pemahaman tentang pendekatan-pendekatan penelitian kualitatif yang
digunakan dalam konteks penelitian sosial dan budaya.
Kami kelompok 6 (Enam) berharap makalah ini dapat memberikan pemahaman yang
lebih baik tentang studi kasus, etnografi, fenomenologi, dan grounded theory sebagai
pendekatan penelitian kualitatif. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menjadi referensi
yang berguna bagi mahasiswa prodi teknologi pendidikan yang ingin menggali pemahaman
yang lebih dalam tentang fenomena sosial, budaya, dan individu melalui pendekatan
penelitian kualitatif.
Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
A. Jenis-jenis Penelitian Kualitatif..............................................................................................3
BAB III PENUTUP..................................................................................................................................14
A. Kesimpulan..........................................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makalah ini disusun untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang
penelitian deskriptif, studi kasus, etnografi, dan fenomenologi sebagai jenis penelitian
kualitatif. Melalui makalah ini, diharapkan pembaca dapat memperoleh gambaran yang
jelas tentang pengertian, karakteristik, metode, kelebihan, dan kelemahan dari masing-
masing pendekatan. Diharapkan makalah ini dapat menjadi referensi khususnya
mahasiwa prodi Teknologi Pendidikan yang tertarik atau sedang melakukan penelitian
kualitatif, serta dapat meningkatkan pemahaman tentang pendekatan-pendekatan
penelitian kualitatif.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian deskriptif, studi
kasus, etnografi, dan fenomenologi ?
2. Apa saja tujuan dan contoh dalam jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian
deskriptif, studi kasus, etnografi, dan fenomenologi.?
3. Apa kelebihan dan kelemahan dari jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian
deskriptif, studi kasus, etnografi, dan fenomenologi. ?
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
b. Tujuan dan contoh penelitian deskriptif
Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan atau
menguraikan suatu fenomena atau peristiwa dengan cermat dan terperinci.
Beberapa tujuan khusus dari penelitian deskriptif antara lain:
> Mengidentifikasi variabel atau faktor yang terlibat dalam suatu fenomena
atau peristiwa: Penelitian deskriptif dapat digunakan untuk mengidentifikasi
variabel atau faktor yang terlibat dalam suatu fenomena atau peristiwa, seperti
mengidentifikasi faktor-faktor penyebab suatu masalah, mengidentifikasi
variabel yang berpengaruh dalam suatu kejadian, atau mengidentifikasi aspek-
aspek suatu konsep.
> Menyusun basis data awal untuk penelitian lebih lanjut: Penelitian deskriptif
dapat digunakan sebagai langkah awal dalam menyusun basis data awal yang
nantinya dapat digunakan dalam penelitian lebih lanjut, seperti penelitian
eksploratif, penelitian kausal, atau penelitian evaluatif.
4
dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan, baik dalam
konteks akademik, bisnis, maupun kebijakan publik. Informasi deskriptif yang
diperoleh dari penelitian deskriptif dapat membantu dalam merumuskan
kebijakan, mengembangkan program, atau merencanakan langkah-langkah
tindakan lebih lanjut.
Adapun contoh dari penilitian deskriptif
Berikut adalah beberapa contoh penelitian deskriptif dalam berbagai bidang:
5
> Jenis riset ini mempunyai potensi untuk menggabungkan antara penelitian
kuantitatif dengan kualitatif.
2. Studi kasus
a. Pengertian studi kasus.
Studi kasus adalah suatu pendekatan atau metode dalam penelitian
kualitatif yang digunakan untuk mempelajari secara rinci suatu fenomena atau
peristiwa yang spesifik dalam konteks nyata. Dalam studi kasus, peneliti
menggali informasi mendalam tentang suatu kasus atau situasi tertentu untuk
memahami secara holistik karakteristik, konteks, interaksi, dan dinamika yang
terjadi dalam kasus tersebut.
> Menyediakan deskripsi rinci tentang fenomena atau peristiwa: Studi kasus
dapat digunakan untuk memberikan gambaran yang rinci tentang suatu
fenomena atau peristiwa dalam konteks yang sebenarnya. Studi kasus dapat
menggali detail dan informasi kualitatif yang mendalam mengenai
karakteristik, konteks, dan kompleksitas suatu fenomena.
6
> Mengidentifikasi faktor penyebab atau faktor yang mempengaruhi: Studi
kasus dapat membantu mengidentifikasi faktor penyebab atau faktor yang
mempengaruhi suatu fenomena atau peristiwa. Dengan menggali konteks yang
lebih luas dan mendalam, studi kasus dapat membantu mengidentifikasi
faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya fenomena atau peristiwa tertentu.
> Menggali perspektif individu atau kelompok: Studi kasus dapat digunakan
untuk memahami perspektif individu atau kelompok yang terlibat dalam suatu
fenomena atau peristiwa. Studi kasus dapat menggali pandangan, sikap,
keyakinan, dan pengalaman individu atau kelompok yang terlibat dalam suatu
fenomena atau peristiwa.
Judul: Studi Kasus: Pengaruh Program Pendidikan Anak Usia Dini Terhadap
Perkembangan Kognitif Anak Usia 4-6 Tahun di Sekolah Dasar XYZ.
Deskripsi:
Penelitian ini bertujuan untuk menggali pengaruh dari sebuah program
pendidikan anak usia dini terhadap perkembangan kognitif anak usia 4-6 tahun
di sebuah sekolah dasar (SD) di wilayah perkotaan. Metode yang digunakan
adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif, melibatkan partisipan anak-
anak usia 4-6 tahun, guru, dan orang tua di SD XYZ.
Prosedur Penelitian:
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam kepada guru,
orang tua, dan pengelola program pendidikan anak usia dini di SD XYZ untuk
memahami implementasi dan perencanaan program.
Observasi partisipan dilakukan di kelas-kelas pendidikan anak usia dini untuk
mengamati langsung proses pembelajaran yang dilakukan serta interaksi
antara guru dan anak-anak.
Pengumpulan data dilakukan melalui tes kognitif yang sesuai dengan
perkembangan kognitif anak usia 4-6 tahun, seperti tes memori, keterampilan
berhitung, dan bahasa.
7
Analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan induktif, yaitu
mengidentifikasi pola temuan, mengkategorikan, dan menginterpretasi data
yang ditemukan.
Hasil:
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program pendidikan anak usia dini di
SD XYZ memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan kognitif
anak usia 4-6 tahun. Anak-anak yang mengikuti program tersebut
menunjukkan peningkatan dalam keterampilan memori, berhitung, dan bahasa
dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mengikuti program. Selain itu,
interaksi antara guru dan anak-anak juga mempengaruhi perkembangan
kognitif anak-anak.
Kesimpulan:
Berdasarkan temuan penelitian, dapat disimpulkan bahwa program pendidikan
anak usia dini di SD XYZ memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
perkembangan kognitif anak usia 4-6 tahun. Studi kasus ini memberikan
pemahaman yang mendalam tentang implementasi dan pengaruh program
pendidikan anak usia dini dalam konteks sekolah dasar, serta dapat menjadi
referensi bagi pengambil keputusan dalam pengembangan program serupa di
masa depan.
> Kekayaan data: Studi kasus dapat menghasilkan data yang kaya dan detail
mengenai kasus yang sedang diteliti. Data yang diperoleh melalui
wawancara, observasi, analisis dokumen, dan metode lainnya dalam studi
kasus dapat memberikan pemahaman yang mendalam tentang konteks,
karakteristik, dan dinamika yang terjadi dalam kasus tersebut.
8
> Konteks yang nyata: Studi kasus sering dilakukan dalam setting yang
nyata, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif
tentang situasi atau permasalahan yang sedang diteliti. Studi kasus dapat
menggali informasi yang relevan tentang lingkungan, budaya, nilai, dan
aspek lain dari kasus yang mungkin sulit ditemukan dalam penelitian lain.
> Generalisasi terbatas: Hasil dari studi kasus biasanya tidak dapat
digeneralisasi ke populasi yang lebih luas. Keterbatasan jumlah partisipan
dan fokus pada kasus yang spesifik membuat generalisasi hasil studi kasus
menjadi terbatas. Oleh karena itu, hasil studi kasus perlu diperlakukan
dengan hati-hati dalam mengeneralisasi temuan ke populasi yang lebih besar.
> Potensi bias: Studi kasus rentan terhadap bias dalam pengumpulan dan
interpretasi data. Keterlibatan peneliti sebagai instrumen pengumpulan data
dan proses interpretasi data yang subjektif dapat mempengaruhi hasil studi
kasus. Oleh karena itu, peneliti perlu berhati-hati dalam mengendalikan
potensi bias dalam studi kasus, seperti dengan menggali sudut pandang yang
berbeda dan menggunakan triangulasi data.
> Keterbatasan waktu dan sumber daya: Studi kasus sering memerlukan
waktu yang cukup lama untuk mengumpulkan dan menganalisis data. Selain
itu, studi kasus juga dapat memerlukan sumber daya yang cukup besar, baik
dalam hal finansial, tenaga kerja, atau akses ke sumber data yang relevan.
Keterbatasan waktu dan sumber daya dapat menjadi kendala dalam
melakukan studi kasus yang berkualitas.
3. Etnografi
1. Pengertian studi kasus
9
Etnografi adalah metode penelitian yang digunakan untuk memahami
budaya, masyarakat, dan kelompok sosial melalui pengamatan langsung,
interaksi, dan partisipasi dalam konteks alamiah mereka. Etnografi
merupakan pendekatan yang holistik dan deskriptif dalam menggali
pemahaman mendalam tentang norma, nilai, kepercayaan, praktik, dan pola
interaksi dalam suatu kelompok atau masyarakat.
> Konteks sosial: Menggali dan memahami konteks sosial di mana kelompok
manusia tersebut berada, termasuk struktur sosial, sistem nilai, serta
dinamika interaksi sosial dalam kelompok tersebut.
10
Berikut adalah beberapa contoh dari penelitian etnografi:
Studi etnografi tentang masyarakat suku pedalaman di Amazon yang
menggali sistem sosial, budaya, serta interaksi antara suku-suku yang
tinggal di daerah tersebut, termasuk struktur keluarga, sistem
kepercayaan, dan pola ekonomi mereka.
Penelitian etnografi tentang komunitas nelayan di sebuah pulau kecil
di Indonesia yang memeriksa praktik budaya mereka dalam
memancing, sistem sosial dalam komunitas nelayan, serta peran
ekonomi dan keberlanjutan sumber daya laut dalam kehidupan
mereka.
Penelitian etnografi tentang kelompok remaja di perkotaan yang
menggali subkultur remaja, praktik sosial, serta identitas remaja
dalam konteks lingkungan perkotaan, termasuk dinamika kelompok,
interaksi sosial, dan peran dalam masyarakat.
3. Fenomenologi
a. Pengertian fenomenologi
11
Contoh: Tujuan penelitian fenomenologi mungkin untuk
mendeskripsikan esensi dari pengalaman belajar mahasiswa dalam konteks
pendidikan tinggi, atau mendeskripsikan struktur pengalaman estetika dalam
konteks seni rupa.
12
untuk memahami pengalaman mereka dalam berinteraksi dengan media sosial,
pengaruhnya terhadap kesehatan mental, hubungan sosial, dan identitas
remaja.
Kelebihan fenomenologi:
> Pemahaman yang mendalam tentang pengalaman subjektif: Fenomenologi
memungkinkan peneliti untuk memahami pengalaman subjektif individu atau
kelompok secara mendalam. Pendekatan ini mendorong peneliti untuk
memahami dunia dalam perspektif peserta penelitian, menggali makna dan
esensi pengalaman subjektif yang tidak dapat diakses dengan metode
penelitian lainnya.
Kelemahan fenomenologi:
> Subyektivitas dalam interpretasi: Karena fenomenologi fokus pada
pengalaman subjektif individu atau kelompok, interpretasi oleh peneliti dapat
menjadi subjektif. Peneliti harus sadar akan pengaruh mereka sendiri dalam
memahami dan menginterpretasi data, sehingga dapat mempengaruhi validitas
dan reliabilitas hasil penelitian.
13
> Pengumpulan data yang intensif: Metode pengumpulan data dalam
fenomenologi, seperti wawancara mendalam dan observasi partisipatif, dapat
memakan waktu dan sumber daya yang intensif. Proses pengumpulan data
yang intensif ini dapat menjadi kendala dalam penelitian fenomenologi,
terutama jika sumber daya terbatas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian deskriptif, Studi kasus, etnografi dan fenomenologi adalah beberapa jenis
yang umum digunakan dalam penelitian kualitatif. Setiap jenis memiliki pengertian,
tujuan, contoh serta kelebihan dan kelemahan tersendiri.
Penting bagi kita untuk memahami dan mengenali tujuan, contoh serta kelebihan dan
kelemahan dari jenis penelitian kualitatif yang digunakan. Pemahaman yang baik
terhadap jenis penelitian kualitatif dapat membantu peneliti dalam merancang dan
melaksanakan penelitian kualitatif yang berkualitas dan akurat.
14