Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH KELOMPOK 6

MATA KULIAH : METODOLOGI PENELITIAN

“Jenis-Jenis Penelitian Kualitatif”

Di Susun Oleh Kelompok :


Alfian Putra Pradana 21161030
Doni Harianto 21161051
Rizal Akbar 21161045
Ira Arini Azhari 21161016
Weni Rahma Wardani 21161053

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN MANDALIKA MATARAM
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang memberikan pemahaman


yang mendalam tentang fenomena sosial, budaya, dan individu. Dalam penelitian kualitatif,
terdapat beberapa pendekatan yang digunakan, antara lain penelitian deskriptif, studi kasus,
etnografi, dan fenomenologi. Masing-masing pendekatan memiliki pengertian, karakteristik,
metode, serta kelebihan dan kelemahan tersendiri.

Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang
peneltian deskriptif studi kasus, etnografi, dan fenomenologi, sebagai pendekatan atau jenis
penelitian kualitatif. Makalah ini akan menjelaskan pengertian, karakteristik, metode,
kelebihan, dan kelemahan dari masing-masing pendekatan. Diharapkan makalah ini dapat
menjadi referensi bagi para mahasiswa prodi Teknologi Pendidikan yang tertarik, serta
meningkatkan pemahaman tentang pendekatan-pendekatan penelitian kualitatif yang
digunakan dalam konteks penelitian sosial dan budaya.

Kami kelompok 6 (Enam) berharap makalah ini dapat memberikan pemahaman yang
lebih baik tentang studi kasus, etnografi, fenomenologi, dan grounded theory sebagai
pendekatan penelitian kualitatif. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menjadi referensi
yang berguna bagi mahasiswa prodi teknologi pendidikan yang ingin menggali pemahaman
yang lebih dalam tentang fenomena sosial, budaya, dan individu melalui pendekatan
penelitian kualitatif.

Mataram, 12 April 2023

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
A. Jenis-jenis Penelitian Kualitatif..............................................................................................3
BAB III PENUTUP..................................................................................................................................14
A. Kesimpulan..........................................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam penelitian kualitatif, terdapat beberapa jenis yang digunakan untuk


mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasi data, antara lain penelitian deskriptif,
studi kasus, etnografi, dan fenomenologi. Setiap pendekatan memiliki ciri khas, metode,
serta kelebihan dan kelemahan tersendiri. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam
tentang setiap pendekatan menjadi penting bagi peneliti yang ingin menggunakan
pendekatan kualitatif dalam penelitiannya.

Makalah ini disusun untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang
penelitian deskriptif, studi kasus, etnografi, dan fenomenologi sebagai jenis penelitian
kualitatif. Melalui makalah ini, diharapkan pembaca dapat memperoleh gambaran yang
jelas tentang pengertian, karakteristik, metode, kelebihan, dan kelemahan dari masing-
masing pendekatan. Diharapkan makalah ini dapat menjadi referensi khususnya
mahasiwa prodi Teknologi Pendidikan yang tertarik atau sedang melakukan penelitian
kualitatif, serta dapat meningkatkan pemahaman tentang pendekatan-pendekatan
penelitian kualitatif.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian deskriptif, studi
kasus, etnografi, dan fenomenologi ?
2. Apa saja tujuan dan contoh dalam jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian
deskriptif, studi kasus, etnografi, dan fenomenologi.?
3. Apa kelebihan dan kelemahan dari jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian
deskriptif, studi kasus, etnografi, dan fenomenologi. ?

C. Tujuan

1. Untuk menjelaskan pengertian dan tujuan dari pendekatan penelitian kualitatif,


termasuk penelitian deskriptif, studi kasus, etnografi, dan fenomenologi.
2. Untuk menggambarkan contoh yang digunakan dalam pendekatan penelitian
kualitatif, khususnya dalam penelitian deskriptif, studi kasus, etnografi, dan
fenomenologi, sehingga pembaca dapat memahami langkah-langkah yang
dilakukan dalam implementasi pendekatan ini.
3. Untuk menganalisis kelebihan dan kelemahan dari pendekatan penelitian
kualitatif, termasuk penelitian deskriptif, studi kasus, etnografi, dan fenomenologi,
sehingga pembaca dapat memahami pro dan kontra dalam penggunaan
pendekatan ini dalam penelitian.

2
BAB II

PEMBAHASAN

D. Jenis-jenis Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif melibatkan pendekatan yang berfokus pada pemahaman


mendalam, interpretasi, dan penggalian makna terhadap fenomena sosial atau perilaku
manusia. Ada beberapa jenis penelitian kualitatif yang sering digunakan dalam
berbagai bidang ilmu sosial, antropologi, psikologi, sosiologi, pendidikan, dan lain-
lain. Beberapa jenis penelitian kualitatif termasuk:
1. Penelitian deskriptif
a. Pengertian penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang
menggambarkan karakteristik populasi atau fenomena yang sedang diteliti.
Sehingga fokus utama metode penelitian ini adalah menjelaskan objek
penelitiannya. Sehingga menjawab apa peristiwa atau apa fenomena yang
terjadi.
Metode penelitian secara deskriptif berbeda dengan metode lain yang
cenderung lebih fokus pada pembahasan kenapa suatu peristiwa atau fenomena
terjadi. Dimana peristiwa dan fenomena yang dimaksudkan disini adalah objek
penelitian. Hasil penelitiannya tentu saja akan menggambarkan objek
penelitian dengan detail.
Menurut Etna Widodo Muchtar (2000), penelitian dengan metode
deskriptif adalah metode riset yang digunakan untuk memperjelas gejala sosial
melalui berbagai variabel penelitian yang saling berkaitan antara satu dengan
lainnya.
Etna juga menambahkan, bahwa dalam penelitian yang dilakukan secara
deskriptif pihak peneliti tidak perlu menyusun hipotesis. Mengapa? Sebab
kegiatan penelitian yang dilakukan untuk proses pengujian dan penulisan
hasilnya baru dilakukan setelah terjun langsung di lapangan.

3
b. Tujuan dan contoh penelitian deskriptif
Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan atau
menguraikan suatu fenomena atau peristiwa dengan cermat dan terperinci.
Beberapa tujuan khusus dari penelitian deskriptif antara lain:

> Mendeskripsikan karakteristik atau profil suatu fenomena atau peristiwa:


Penelitian deskriptif dapat digunakan untuk menggambarkan karakteristik
suatu fenomena atau peristiwa secara rinci, seperti menggambarkan profil
demografi suatu populasi, menggambarkan pola perilaku, atau
menggambarkan ciri-ciri suatu gejala atau penyakit.

> Mengidentifikasi variabel atau faktor yang terlibat dalam suatu fenomena
atau peristiwa: Penelitian deskriptif dapat digunakan untuk mengidentifikasi
variabel atau faktor yang terlibat dalam suatu fenomena atau peristiwa, seperti
mengidentifikasi faktor-faktor penyebab suatu masalah, mengidentifikasi
variabel yang berpengaruh dalam suatu kejadian, atau mengidentifikasi aspek-
aspek suatu konsep.

> Menggali persepsi, pandangan, atau pengalaman subjek penelitian:


Penelitian deskriptif dapat digunakan untuk menggali persepsi, pandangan,
atau pengalaman subjek penelitian, seperti menggali pandangan masyarakat
terhadap suatu isu, menggali pengalaman individu dalam menghadapi suatu
situasi, atau menggali persepsi partisipan terhadap suatu program atau
kebijakan.

> Menyusun basis data awal untuk penelitian lebih lanjut: Penelitian deskriptif
dapat digunakan sebagai langkah awal dalam menyusun basis data awal yang
nantinya dapat digunakan dalam penelitian lebih lanjut, seperti penelitian
eksploratif, penelitian kausal, atau penelitian evaluatif.

> Menyediakan informasi deskriptif yang dapat digunakan untuk pengambilan


keputusan: Penelitian deskriptif dapat menyediakan informasi deskriptif yang

4
dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan, baik dalam
konteks akademik, bisnis, maupun kebijakan publik. Informasi deskriptif yang
diperoleh dari penelitian deskriptif dapat membantu dalam merumuskan
kebijakan, mengembangkan program, atau merencanakan langkah-langkah
tindakan lebih lanjut.
 Adapun contoh dari penilitian deskriptif
Berikut adalah beberapa contoh penelitian deskriptif dalam berbagai bidang:

 Penelitian deskriptif tentang persepsi masyarakat terhadap pelayanan


kesehatan di suatu wilayah: Penelitian ini dapat menggali persepsi
masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan di suatu wilayah,
termasuk kepuasan masyarakat terhadap fasilitas kesehatan,
aksesibilitas, waktu tunggu, dan kualitas layanan yang diberikan.

 Penelitian deskriptif tentang perilaku penggunaan transportasi umum di


kota metropolitan: Penelitian ini dapat menggali perilaku penggunaan
transportasi umum, seperti frekuensi penggunaan, alasan memilih atau
tidak memilih transportasi umum, waktu yang dihabiskan dalam
penggunaan transportasi umum, dan faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan penggunaan transportasi umum.

c. Kelebihan dan kekurangan penelitian deskriptif


Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif dalam penerapannya memiliki kelebihan dan kekurangan.
Bab ini akan membahas mengenai kelebihan dan kekurangan penelitian
deskriptif. Penjelasannya seperti di bawah ini.

Kelebihan Penelitian Deskriptif:


> Jenis riset ini dapat menganalisis topik atau isu yang jarang, sulit, dan
menyimpang terjadi di masyarakat.
> Jenis riset ini dapat melakukan pengamatan dalam kondisi sosial yang alami
dan apa adanya.
> Tidak banyak memakan waktu seperti penelitian kuantitatif.

5
> Jenis riset ini mempunyai potensi untuk menggabungkan antara penelitian
kuantitatif dengan kualitatif.

Kekurangan Penelitian Deskriptif:


> Jenis riset ini tidak bisa menghasilkan temuan yang signifikan secara
statistik.
> Jenis riset ini riskan atau rentan dengan opini subjektif, sehingga hasilnya
bisa menjadi bias.
> Jenis riset ini tidak bisa menjelaskan penyebab di balik fenomena tersebut.
> Jenis riset ini bersifat kontekstual dan observasional, sehingga sulit untuk
diverifikasi.

2. Studi kasus
a. Pengertian studi kasus.
Studi kasus adalah suatu pendekatan atau metode dalam penelitian
kualitatif yang digunakan untuk mempelajari secara rinci suatu fenomena atau
peristiwa yang spesifik dalam konteks nyata. Dalam studi kasus, peneliti
menggali informasi mendalam tentang suatu kasus atau situasi tertentu untuk
memahami secara holistik karakteristik, konteks, interaksi, dan dinamika yang
terjadi dalam kasus tersebut.

b. Tujuan dan contoh studi kasus


Tujuan dari studi kasus adalah untuk menggali pemahaman yang
mendalam dan rinci tentang suatu fenomena, peristiwa, individu, atau
kelompok dalam konteks yang sebenarnya. Tujuan khusus dari studi kasus
dapat bervariasi tergantung pada jenis studi kasus yang dilakukan dan bidang
penelitian yang digunakan. Beberapa tujuan umum dari studi kasus antara lain:

> Menyediakan deskripsi rinci tentang fenomena atau peristiwa: Studi kasus
dapat digunakan untuk memberikan gambaran yang rinci tentang suatu
fenomena atau peristiwa dalam konteks yang sebenarnya. Studi kasus dapat
menggali detail dan informasi kualitatif yang mendalam mengenai
karakteristik, konteks, dan kompleksitas suatu fenomena.

6
> Mengidentifikasi faktor penyebab atau faktor yang mempengaruhi: Studi
kasus dapat membantu mengidentifikasi faktor penyebab atau faktor yang
mempengaruhi suatu fenomena atau peristiwa. Dengan menggali konteks yang
lebih luas dan mendalam, studi kasus dapat membantu mengidentifikasi
faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya fenomena atau peristiwa tertentu.

> Menggali perspektif individu atau kelompok: Studi kasus dapat digunakan
untuk memahami perspektif individu atau kelompok yang terlibat dalam suatu
fenomena atau peristiwa. Studi kasus dapat menggali pandangan, sikap,
keyakinan, dan pengalaman individu atau kelompok yang terlibat dalam suatu
fenomena atau peristiwa.

 Berikut adalah contoh studi kasus dalam konteks penelitian kualitatif:

Judul: Studi Kasus: Pengaruh Program Pendidikan Anak Usia Dini Terhadap
Perkembangan Kognitif Anak Usia 4-6 Tahun di Sekolah Dasar XYZ.
Deskripsi:
Penelitian ini bertujuan untuk menggali pengaruh dari sebuah program
pendidikan anak usia dini terhadap perkembangan kognitif anak usia 4-6 tahun
di sebuah sekolah dasar (SD) di wilayah perkotaan. Metode yang digunakan
adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif, melibatkan partisipan anak-
anak usia 4-6 tahun, guru, dan orang tua di SD XYZ.

Prosedur Penelitian:
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam kepada guru,
orang tua, dan pengelola program pendidikan anak usia dini di SD XYZ untuk
memahami implementasi dan perencanaan program.
Observasi partisipan dilakukan di kelas-kelas pendidikan anak usia dini untuk
mengamati langsung proses pembelajaran yang dilakukan serta interaksi
antara guru dan anak-anak.
Pengumpulan data dilakukan melalui tes kognitif yang sesuai dengan
perkembangan kognitif anak usia 4-6 tahun, seperti tes memori, keterampilan
berhitung, dan bahasa.

7
Analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan induktif, yaitu
mengidentifikasi pola temuan, mengkategorikan, dan menginterpretasi data
yang ditemukan.
Hasil:
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program pendidikan anak usia dini di
SD XYZ memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan kognitif
anak usia 4-6 tahun. Anak-anak yang mengikuti program tersebut
menunjukkan peningkatan dalam keterampilan memori, berhitung, dan bahasa
dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mengikuti program. Selain itu,
interaksi antara guru dan anak-anak juga mempengaruhi perkembangan
kognitif anak-anak.

Kesimpulan:
Berdasarkan temuan penelitian, dapat disimpulkan bahwa program pendidikan
anak usia dini di SD XYZ memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
perkembangan kognitif anak usia 4-6 tahun. Studi kasus ini memberikan
pemahaman yang mendalam tentang implementasi dan pengaruh program
pendidikan anak usia dini dalam konteks sekolah dasar, serta dapat menjadi
referensi bagi pengambil keputusan dalam pengembangan program serupa di
masa depan.

c. Kelebihan dan kelemahan studi kasus

Studi kasus adalah metode penelitian kualitatif yang memiliki kelebihan


dan kelemahan yang perlu diperhatikan. Beberapa kelebihan dan kelemahan
studi kasus antara lain:

* Kelebihan studi kasus:

> Kekayaan data: Studi kasus dapat menghasilkan data yang kaya dan detail
mengenai kasus yang sedang diteliti. Data yang diperoleh melalui
wawancara, observasi, analisis dokumen, dan metode lainnya dalam studi
kasus dapat memberikan pemahaman yang mendalam tentang konteks,
karakteristik, dan dinamika yang terjadi dalam kasus tersebut.

8
> Konteks yang nyata: Studi kasus sering dilakukan dalam setting yang
nyata, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif
tentang situasi atau permasalahan yang sedang diteliti. Studi kasus dapat
menggali informasi yang relevan tentang lingkungan, budaya, nilai, dan
aspek lain dari kasus yang mungkin sulit ditemukan dalam penelitian lain.

> Pendekatan holistik: Studi kasus dapat menghadirkan pendekatan holistik


dalam memahami fenomena atau permasalahan yang kompleks. Studi kasus
memungkinkan peneliti untuk memeriksa hubungan antara berbagai faktor
yang saling berinteraksi dalam kasus yang sedang diteliti, sehingga dapat
memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang permasalahan
yang kompleks.

* Kelemahan studi kasus:

> Generalisasi terbatas: Hasil dari studi kasus biasanya tidak dapat
digeneralisasi ke populasi yang lebih luas. Keterbatasan jumlah partisipan
dan fokus pada kasus yang spesifik membuat generalisasi hasil studi kasus
menjadi terbatas. Oleh karena itu, hasil studi kasus perlu diperlakukan
dengan hati-hati dalam mengeneralisasi temuan ke populasi yang lebih besar.

> Potensi bias: Studi kasus rentan terhadap bias dalam pengumpulan dan
interpretasi data. Keterlibatan peneliti sebagai instrumen pengumpulan data
dan proses interpretasi data yang subjektif dapat mempengaruhi hasil studi
kasus. Oleh karena itu, peneliti perlu berhati-hati dalam mengendalikan
potensi bias dalam studi kasus, seperti dengan menggali sudut pandang yang
berbeda dan menggunakan triangulasi data.

> Keterbatasan waktu dan sumber daya: Studi kasus sering memerlukan
waktu yang cukup lama untuk mengumpulkan dan menganalisis data. Selain
itu, studi kasus juga dapat memerlukan sumber daya yang cukup besar, baik
dalam hal finansial, tenaga kerja, atau akses ke sumber data yang relevan.
Keterbatasan waktu dan sumber daya dapat menjadi kendala dalam
melakukan studi kasus yang berkualitas.

3. Etnografi
1. Pengertian studi kasus

9
Etnografi adalah metode penelitian yang digunakan untuk memahami
budaya, masyarakat, dan kelompok sosial melalui pengamatan langsung,
interaksi, dan partisipasi dalam konteks alamiah mereka. Etnografi
merupakan pendekatan yang holistik dan deskriptif dalam menggali
pemahaman mendalam tentang norma, nilai, kepercayaan, praktik, dan pola
interaksi dalam suatu kelompok atau masyarakat.

2. Tujuan dan contoh Etnografi

Tujuan dari etnografi sebagai metode penelitian adalah untuk memahami


dan menggambarkan budaya, nilai-nilai, norma, serta praktik sosial suatu
kelompok manusia dalam konteks sosial dan budaya mereka. Etnografi
secara khusus bertujuan untuk menggali pemahaman yang mendalam tentang
cara hidup, pengalaman, keyakinan, serta sistem sosial dan budaya suatu
kelompok manusia, dengan melibatkan observasi partisipatif, wawancara
mendalam, serta analisis terhadap data yang diperoleh dari interaksi langsung
dengan kelompok tersebut.

Tujuan utama dari etnografi adalah untuk memahami aspek-aspek


berikut:

> Budaya: Menggali, menggambarkan, dan memahami budaya suatu


kelompok manusia, termasuk nilai-nilai, norma, tradisi, simbol, serta praktik
sosial yang ada dalam kelompok tersebut.

> Konteks sosial: Menggali dan memahami konteks sosial di mana kelompok
manusia tersebut berada, termasuk struktur sosial, sistem nilai, serta
dinamika interaksi sosial dalam kelompok tersebut.

> Perspektif lokal: Memahami pandangan dunia, pengalaman, serta


perspektif lokal dari anggota kelompok yang diteliti, sehingga dapat
menggambarkan realitas mereka dari sudut pandang mereka sendiri.

> Pengalaman individu: Memahami pengalaman individu anggota kelompok


yang diteliti, termasuk pemikiran, perasaan, dan tindakan mereka dalam
konteks budaya dan sosial kelompok tersebut.

10
 Berikut adalah beberapa contoh dari penelitian etnografi:
 Studi etnografi tentang masyarakat suku pedalaman di Amazon yang
menggali sistem sosial, budaya, serta interaksi antara suku-suku yang
tinggal di daerah tersebut, termasuk struktur keluarga, sistem
kepercayaan, dan pola ekonomi mereka.
 Penelitian etnografi tentang komunitas nelayan di sebuah pulau kecil
di Indonesia yang memeriksa praktik budaya mereka dalam
memancing, sistem sosial dalam komunitas nelayan, serta peran
ekonomi dan keberlanjutan sumber daya laut dalam kehidupan
mereka.
 Penelitian etnografi tentang kelompok remaja di perkotaan yang
menggali subkultur remaja, praktik sosial, serta identitas remaja
dalam konteks lingkungan perkotaan, termasuk dinamika kelompok,
interaksi sosial, dan peran dalam masyarakat.

3. Fenomenologi
a. Pengertian fenomenologi

Fenomenologi adalah salah satu pendekatan dalam penelitian kualitatif


yang berfokus pada pemahaman pengalaman subjektif individu atau
kelompok dalam menghadapi dunia atau fenomena yang ada. Fenomenologi
bertujuan untuk menggali makna dan esensi dari pengalaman subjektif
manusia dalam konteks sosial, budaya, dan konteks yang ditempati.

b. Tujuan dan contoh fenomenologi


 Berikut adalah beberapa tujuan dari penelitian fenomenologi:
> Memahami pengalaman dan persepsi individu terhadap suatu fenomena atau
peristiwa dengan lebih mendalam dan holistik.
Contoh: Tujuan penelitian fenomenologi mungkin untuk memahami
pengalaman individu yang mengalami perubahan hidup signifikan, seperti
pengalaman berduka, pengalaman spiritual, atau pengalaman trauma.

> Mendeskripsikan dan menjelaskan esensi dan struktur fenomena atau


peristiwa sesuai dengan pengalaman subjektif individu yang terlibat.

11
Contoh: Tujuan penelitian fenomenologi mungkin untuk
mendeskripsikan esensi dari pengalaman belajar mahasiswa dalam konteks
pendidikan tinggi, atau mendeskripsikan struktur pengalaman estetika dalam
konteks seni rupa.

> Mengeksplorasi makna dan signifikansi fenomena atau peristiwa bagi


individu atau kelompok tertentu.
Contoh: Tujuan penelitian fenomenologi mungkin untuk mengeksplorasi
makna pengalaman religius bagi individu dalam suatu komunitas agama
tertentu, atau makna pengalaman berkomunikasi secara daring bagi kelompok
remaja.

 Berikut beberapa contoh penelitian fenomenologi:

 Penelitian fenomenologi tentang pengalaman perawatan palliatif pada


pasien terminal
Contoh: Penelitian ini dapat melibatkan wawancara mendalam dengan
pasien yang menghadapi penyakit terminal dan merujuk pada pengalaman
mereka tentang penerimaan, harapan, arti hidup, serta perasaan tentang proses
perawatan palliatif yang mereka terima.

 Penelitian fenomenologi tentang pengalaman menjadi orang tua


dengan anak berkebutuhan khusus
Contoh: Penelitian ini dapat melibatkan observasi partisipatif dan
wawancara dengan orang tua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus,
untuk menggali pengalaman mereka dalam menghadapi tantangan, harapan,
stres, serta koping dalam menjalani peran sebagai orang tua dengan anak yang
memiliki kebutuhan khusus.

 Penelitian fenomenologi tentang pengalaman penggunaan media sosial


pada remaja
Contoh: Penelitian ini dapat melibatkan wawancara mendalam dan
observasi partisipatif dengan remaja yang aktif menggunakan media sosial,

12
untuk memahami pengalaman mereka dalam berinteraksi dengan media sosial,
pengaruhnya terhadap kesehatan mental, hubungan sosial, dan identitas
remaja.

c. Kelebihan dan kelemahan fenomelogi


Berikut adalah beberapa kelebihan dan kelemahan dalam menggunakan
pendekatan fenomenologi dalam penelitian:

 Kelebihan fenomenologi:
> Pemahaman yang mendalam tentang pengalaman subjektif: Fenomenologi
memungkinkan peneliti untuk memahami pengalaman subjektif individu atau
kelompok secara mendalam. Pendekatan ini mendorong peneliti untuk
memahami dunia dalam perspektif peserta penelitian, menggali makna dan
esensi pengalaman subjektif yang tidak dapat diakses dengan metode
penelitian lainnya.

> Pengungkapan makna yang tersembunyi: Fenomenologi dapat


mengungkapkan makna yang tersembunyi di balik pengalaman subjektif yang
mungkin tidak langsung terlihat atau dipahami. Pendekatan ini memungkinkan
peneliti untuk menggali makna dan esensi pengalaman subjektif secara
mendalam, mengungkapkan aspek-aspek yang mungkin terabaikan atau
diabaikan dalam penelitian lain.

> Fleksibilitas dalam desain penelitian: Fenomenologi memberikan


fleksibilitas dalam desain penelitian, memungkinkan peneliti untuk
beradaptasi dengan karakteristik unik dari fenomena yang diteliti.

 Kelemahan fenomenologi:
> Subyektivitas dalam interpretasi: Karena fenomenologi fokus pada
pengalaman subjektif individu atau kelompok, interpretasi oleh peneliti dapat
menjadi subjektif. Peneliti harus sadar akan pengaruh mereka sendiri dalam
memahami dan menginterpretasi data, sehingga dapat mempengaruhi validitas
dan reliabilitas hasil penelitian.

13
> Pengumpulan data yang intensif: Metode pengumpulan data dalam
fenomenologi, seperti wawancara mendalam dan observasi partisipatif, dapat
memakan waktu dan sumber daya yang intensif. Proses pengumpulan data
yang intensif ini dapat menjadi kendala dalam penelitian fenomenologi,
terutama jika sumber daya terbatas.

> Terbatasnya generalisasi hasil: Hasil penelitian fenomenologi mungkin tidak


dapat langsung digeneralisasi ke populasi yang lebih luas karena fokus pada
pengalaman subjektif individu atau kelompok tertentu. Oleh karena itu,
generalisasi hasil penelitian fenomenologi harus dilakukan dengan hati-hati
dan dalam batasan yang sesuai dengan karakteristik penelitian dan fenomena
yang diteliti.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Penelitian deskriptif, Studi kasus, etnografi dan fenomenologi adalah beberapa jenis
yang umum digunakan dalam penelitian kualitatif. Setiap jenis memiliki pengertian,
tujuan, contoh serta kelebihan dan kelemahan tersendiri.
Penting bagi kita untuk memahami dan mengenali tujuan, contoh serta kelebihan dan
kelemahan dari jenis penelitian kualitatif yang digunakan. Pemahaman yang baik
terhadap jenis penelitian kualitatif dapat membantu peneliti dalam merancang dan
melaksanakan penelitian kualitatif yang berkualitas dan akurat.

14

Anda mungkin juga menyukai