Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

METODOLOGI PENELITIAN

Tentang

Paradigma Penelitian Kualitatif

Disusun oleh:

Kelompok 6

Dheva Aryanda : 1913010016

M. Fauzan Auliandri : 1913010029

Hidayatul Fikra : 1913010038

Rizka Afria Sarnila : 1913010041

Dosen Pembimbing:

Dr. Yusnita Eva, S. Ag, M. Hum

JURUSAN HUKUM KELUARGA (A)

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

IMAM BONJOL PADANG

1442 H/2021 M
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrahim

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan taufik dan
hidayahNya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Shalawat dan salam selalu kita curahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad saw beserta keluarga, sahabat dan pengikut beliau hingga
akhir zaman.

Dalam kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang


sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Yusnita Eva, S. Ag, M. Hum selaku dosen
yang telah memberi pengetahuan, arahan, dan bimbingan kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat pada waktunya dengan judul
“Paradigma Penelitian Kualitatif”.

Serta dalam penyempurnaan makalah ini, penulis menyadari bahwa dalam


tulisan ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dari segi penulisan maupun isi
dari makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat konstruktif dan membangun demi kesempurnaan makalah ini bermanfaat
bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Padang Panjang,11 April 2021

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................1

B. Rumusan Masalah .........................................................................2

C. Tujuan Penulisan............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Landasan Penelitian Kualitatif.......................................................4


B. Asumsi Dasar Penelitian Kualitatif................................................4-6
C. Logika Penelitian Kualitatif...........................................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................9

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara umum paradigma dapat didefinisikan sebagai suatu dasar atau
pegangan yang menjadi acuan. Paradigma berkaitan erat dengan prinsip-prinsip
dasar yang menentukan berbagai macam pandangan manusia terhadap dunia
sebagai bagian dari system bricoleur.1

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang lebih mengutamakan pada


masalah proses dan makna/persepsi, di mana penelitian ini diharapkan dapat
mengungkap berbagai informasi kualitatif dengan deskripsi-analisis yang teliti
dan penuh makna, yang juga tidak menolak informasi kuantitatif dalam bentuk
angka maupun jumlah. Pada tiap-tiap obyek akan dilihat kecenderungan, pola
pikir, ketidakteraturan, serta tampilan perilaku dan integrasinya sebagaimana
dalam studi kasus genetik .2

Penelitian kualitatif merupakan suatu model penelitian yang bersifat


humanistik, dimana manusia dalam penelitian ini ditempatkan sebagai subyek
utama dalam suatu peristiwa sosial. Dalam hal ini hakikat manusia sebagai
subyek memiliki kebebasan berfikir dan menentukan pilihan atas dasar budaya
dan sistem yang diyakini oleh masing-masing individu.

Paradigma kualitatif meyakini bahwa dalam suatu sistem kemasyarakatan


terdapat suatu ikatan yang menimbulkan keteraturan. Keteraturan ini terjadi
secara alamiah, oleh karenanya tugas seorang peneliti sosial adalah mencari
dan menemukan keteraturan itu.

Menurut Sukmadinata Penelitian kualitatif bersifat induktif, peneliti


membiarkan permasalahan permasalahan muncul dari data atau dibiarkan
terbuka untuk interpretasi. Data dihimpun dengan pengamatan yang seksama,
mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetail disertai catatancatatan hasil
wawancara yang mendalam, serta hasil analisis dokumen dan catatan-catatan.3

B. Rumusan Masalah

1. Apa landasan dari penelitian kualitatif?


1
Mardawani, Praktis Penelitian Kualitatif, (CV Budi Utama, Yogyakarta: 2012), hlm. 6
2
Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Yogyakarta: Rake Sarasin,1996)
3
https://studylibid.com/doc/4302525/makalah-paradigma-penelitian--terutama-kualitatif-

2
2. Apa saja asumsi dasar dari penelitian kualitatif?
3. Bagaimana logika penelitian kualitatif?

C. Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan landasan dari penelitian kualitatif.


2. Menjelaskan asumsi dasar dari penelitian kualitatif.
3. Menjelaskan logika penelitian kualitatif.

BAB II

3
PEMBAHASAN

A. Landasan Penelitian Kualitatif

1. Fenomenologi adalah pandangan berpikir yang menekankan pada fokus


kepada pengalaman pengalaman subjektif manusia dan interpretasi dunia.
Tidak berasumsi bahwa peneliti mengetahui arti sesuatu bagi orang - orang
yang sedang diteliti. Inkuiri fenomenologis memulai dengan diam. Diam
merupakan tindakan untuk menangkap pengertian sesuatu yang sedang
diteliti.

2. Interaksi simbolik pendekatan ini berasumsi bahwa pengalaman manusia


ditengahi penafsiran. Obyek, orang,situasi dan peristiwa tidak memiliki
pengertiannya sendiri, sebaliknya pengertian itu diberikan unt’uk mereka

3. Kebudayaan melibatkan kajian sosiologi dan antropologi

a. Kebudayaan sebagai kerangka teoritis dalam menjelaskan pekerjaan


b. Kebudayaan sebagai pengetahuan yang diperoleh manusia dan
digunakan untuk menafsirkan pengalaman dan menimbulkan perilaku.
c. Sebaiknya etnografi mempertimbangkan perilaku manusia dengan jalan
menguraikan apa yang diketahui mereka yang membolehkan mereka
berperilaku secara baik sesuai dengan common sense dalam
masyarakatnya

4. Etnometodologi adalah studi tentang bagaimana individu menciptakan dan


memahami kehidupannya sehari-hari metodenya untuk mencapai kehidupan
sehari-hari.

5. Etnografi yaitunya studi keseluruhan budaya lapangan

B. Asumsi Dasar Penelitian Kualitatif

Asumsi diartikan di sini sebagai kondisi yang ditetapkan sebagai suatu


kebenaran, yang berfungsi sebagai konteks sekaligus pembatasan bagi suatu
penelitian.

Dalam pendekatan penelitian, asumsi-asumsi dasarnya merupakan jabaran


dari paradigma, sehingga disebut juga sebagai asumsi-asumsi paradigmatik.

Paradigma sendiri adalah keyakinan dasar yang mencerminkan suatu


pandangan duniawi (worldview) peneliti tentang sifat-dasar “dunia nyata”, tempat
individu di dalamnya, dan rentang pertalian yang dimungkinkan dengan dunia
tersebut ataupun bagian-bagiannya.

4
Asumsi-asumsi paradigmatik itulah yang menuntun tindakan peneliti
dalam kerja penelitiannya. Untuk penelitian kualitatif,

Lincoln dan Guba (1985) merinci lima asumsi paradigmatik atau asumsi
dasar penelitian kualitatif. Berturut-turut adalah asumsi tentang realitas sosial
(ontologi), hubungan peneliti dan tineliti (epistemologi), peran nilai (aksiologi),
bahasa penelitian (retorika), dan proses penelitian (metodologi).

1. Asumsi realitas sosial

Bagi peneliti kualitatif realitas sosial adalah wujud bentukan (konstruksi)


para subyek yang terlibat dalam penelitian yaitu tineliti dan peneliti.
Pendeknya, buah intersubyektivitas tineliti-peneliti. Karena itu, ia senantiasa
bersifat subyektif dan majemuk, sesuai subyektivitas dan kemajemukan
partisipan penelitian.

Sebaliknya, pada penelitian kuantitatif, realitas sosial dipandang sebagai


sesuatu yang bersifat obyektif, tunggal, berada di “luar diri” peneliti, dan dapat
diukur melalui seperangkat instrumen.

2. Asumsi hubungan peneliti dan tineliti

Dalam penelitian kualitatif hubungan antara peneliti dan tineliti menunjuk


pada proses interaksi sosial. Di situ jarak antara peneliti dan tineliti diupayakan
sedekat mungkin. Sehingga antara keduanya terjalin suatu hubungan sosial
yang bersifat simetris, informal, dan akrab.

Ini kebalikan dari pola hubungan yang bersifat formal dan asimetris dalam
penelitian kuantitatif, yang menempatkan peneliti pada posisi berjarak dan
independen terhadap tineliti.

3. Asumsi peran nilai

Hubungan interaktif atau intersubyektif antara tineliti dan peneliti


membawa implikasi sarat-nilai (value-laden) dan bias pada penelitian
kualitatif. Dengan bahasa yang bersifat personal, di dalam laporannya peneliti
kualitatif mengungkapkan nilai-nilai dan bias-biasnya sendiri serta nilai-nilai
yang terkandung dalam informasi yang dikumpulkannya dari lapangan.

Ini adalah kebalikan penelitian kuantitatif yang diklaim sebagai obyektif


dan, karena itu, maka diklaim sebagai bebas nilai dan netral.

4. Asumsi bahasa penelitian

5
Ciri sarat-nilai dan bias pada penelitian kualitatif membawa implikasi
informalitas, kelenturan, dan personal dalam bahasa penelitian. Menegaskan
perbedaan dengan penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif mempunyai dan
menggunakan kosa kata tersendiri, misalnya “makna” (meaning), dan
“pemahaman” (understanding).

Bahasa penelitian kuantitatif sebaliknya bersifat formal, baku, impersonal,


dengan kosa kata tersendiri, misalnya “perbandingan” (comparison) dan
“hubungan” (relationship).

5. Asumsi proses penelitian

Sebagai implikasi dari asumsi-asumsi di atas, maka proses penelitian


kualitatif menjadi bersifat induktif dan terbuka. Proses tersebut terpumpun
pada pengungkapan keterkaitan simultan-mutual antara beragam faktor dalam
masyarakat. Orientasinya adalah pengembangan pola dan teori untuk
mendapatkan pemahaman yang bersifat kontekstual atas suatu kejadian
ataupun gejala sosial.

Sebaliknya, proses penelitian kuantitatif bersifat deduktif dan tertutup. Ia


terpumpun pada pengungkapan gejala sebab dan akibat dalam masyarakat.
Orientasinya adalah pencapaian perumuman (generalisasi) untuk keperluan
peramalan, penjelasan, dan pemahaman tentang suatu kejadian ataupun gejala,
tanpa menghiraukan konteksnya.4

C. Logika Penelitian Kualitatif

Logika penelitian dapat diartikan sebagai sebuah proses penalaran yang


dilakukan oleh seorang peneliti, dimana proses itu sendiri terdiri dari beberapa
tahapan yang terurut secara logis dalam bentuk rantai atau diagram penalaran.
Logika penelitian juga dapat diartikan sebagai struktur pikiran berkenaan
dengan proses penelitian.

Proses ilmiah yang terjadi artinya proses kegiatan yang memproduksi


ilmu pengetahuan yaitu dimulai dengan fakta dan diakhiri dengan fakta. Jadi
manusia akan memperoleh pengetahuan jika dia memulai kegiatannya dengan
mengamati fakta terlebih dahulu kemudian dia mulai mengklasifikasi fakta
tersebut menjadi kategorisasi-kategorisasi yang dia susun sendiri kemudian ia
tarik sebuah pernyataan hukum setelah itu muncullah definisi tentang fakta
4
Y.S. Lincoln & E.G. Guba, , Naturalistic Inquiry,  Beverly Hills, (London, New Delhi: Sage
Publications : 1985)

6
baru yang dia temukan tadi dengan definisi yang sesuai dengan sifat-sifat fakta
tersebut.

Fakta-fakta diamati oleh manusia itu sifatnya partikular, karena dia adalah
bagian-bagian dari fakta-fakta yang ada di seluruh alam raya ini sedangkan
definisi itu sifatnya general, karena dia merupakan justifikasi atau kesimpulan
akhir dari kumpulan beberapa fakta yang ada. Logika ini yang kemudian
dikenal dengan logika induktif yang pada akhirnya dijadikan sebagai logika
dari penelitian kualitatif. Artinya penelitian kualitatif sebenarnya mencari
generaliasi dari fakta-fakta partikular teramati dan teranalisis tersebut. Jadi
sebenarnya penelitian kualitatif merupakan penelitian yang memproduksi teori
bukan menguji teori. Teori dihasilkan ketika ada penelitian kualitatif.

5 tahapan dalam logika penelitian adalah:

1. Perumusan permasalahan penelitian


Permasalahan penelitian adalah titik berangkat dan menjadi alasan satu-
satunya mengapa suatu penlitian perlu dilakukan. Pada tahap ini,
seorang peneliti harus dapat memaparkan tentang alasan penelitian
dilakukan, cakupan penelitian, bagaimana memformulasikan
permasalah dengan bentuk yang mudah dipahami.
2. Perumusan kerangka teoritik
Bangunan yang menjelaskan defenisi-defenisi variable-variabel dan
keterkaitan antara satu variable dengan variable lainnya disebut sebagai
kerangka teoritik atau kerangka berfikir penelitian.
3. Penentuan metodologi
Tahapan ini akan benar-benar menentukan kadar keilmiahan suatu
penelitian.Pada tahap ini peneliti harus benar-benar tahu metode apa
yang paling sesuai dengan penelitian yang sedang dilakukan.
4. Analisis data
Pada tahap ini seorang peneliti ditantang untuk mengerahkan seluruh
kemampuan analisisnya untuk menghidangkan temuan penelitiannya
dalam bentuk yang paling obyeltif, efektif, dan efesien.
5. Penarikan kesimpulan
Pada tahapan ini peneliti harus benar-benar dapat memberikan
bagaimana kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukannya.5

5
https://www.scribd.com/doc/77133155/5-Tahapan-Dalam-Logika-Penelitian-Adalah

7
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Landasan Penelitian Kualitatif:

1. Fenomenologi adalah pandangan berpikir yang menekankan pada fokus


kepada pengalaman pengalaman subjektif manusia dan interpretasi
dunia.
2. Interaksi simbolik pendekatan ini berasumsi bahwa pengalaman
manusia ditengahi penafsiran.
3. Kebudayaan melibatkan kajian sosiologi dan antropologi
4. Etnometodologi adalah studi tentang bagaimana individu menciptakan
dan memahami kehidupannya sehari-hari metodenya untuk mencapai
kehidupan sehari-hari.
5. Etnografi yaitunya studi keseluruhan budaya lapangan

Lincoln dan Guba (1985) merinci lima asumsi paradigmatik atau


asumsi dasar penelitian kualitatif.Berturut-turut adalah asumsi tentang
realitas sosial (ontologi), hubungan peneliti dan tineliti (epistemologi),
peran nilai (aksiologi), bahasa penelitian (retorika), dan proses penelitian
(metodologi).

Logika penelitian dapat diartikan sebagai sebuah proses penalaran


yang dilakukan oleh seorang peneliti, dimana proses itu sendiri terdiri dari
beberapa tahapan yang terurut secara logis dalam bentuk rantai atau diagram
penalaran. Logika penelitian juga dapat diartikan sebagai struktur pikiran
berkenaan dengan proses penelitian.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/77133155/5-Tahapan-Dalam-Logika-Penelitian-
Adalah diakses pada tanggal 11 April 2021.

https://studylibid.com/doc/4302525/makalah-paradigma-penelitian--terutama-
kualitatif- diakses pada tanggal 11 April 2021.

Lincoln, Y.S& E.G. Guba, 1985. Naturalistic Inquiry, Beverly Hills, London,


New Delhi: Sage Publications

Mardawani, 2012.Praktis Penelitian Kualitatif. CV Budi Utama, Yogyakarta.

Muhadjir, Noeng 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake


Sarasin.

Anda mungkin juga menyukai