Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

DESAIN DAN LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN KUALITATIF

Oleh:
Kelompok 2:
1. Nela Agustin (21060125)
2. Annisa Agmilia Latifah (21060126)
3. Aisha Ridhonieta Honey (21060153)
4. Sandia Utami (21060158)
5. Zoni Putra (21060019)

Dosen Pengampu :
Triyono, M.Pd

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia
dan hidayahNya kepada kita semua sehingga akhirnya tugas makalah ini dapat
terselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad
SAW beserta para pengikutnya yang setia menemani hingga akhir zaman.
Penulis bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi
tugas mata kuliah Metodologi penelitian kualitatif. Di samping itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses pembuatan makalah ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Triyono,M.Pd selaku dosen
pembimbing mata kuliah Budaya alam minangkabau.
Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini masih banyak memiliki
kekurangan.Oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca sangatlah kami
harapkan untuk menyempurnakan makalah ini.

Padang, Februari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan masalah............................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan............................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Desain penelitian kualitatif................................................................. 3
a. Studi kasus..................................................................................... 3
b. Etnografi........................................................................................ 4
c. Naratif............................................................................................ 5
d. Fenomenologi................................................................................ 7
e. Grounded theory............................................................................ 7
B. Langkah-langkah Penelitian Kualitatif............................................... 8
a. Membangun Kerangka Konseptual............................................... 8
b. Merumuskan Permasalahan Penelitian.......................................... 11
c. Pemilihan Sampel/informan dan Pembatasan Penelitian.............. 12
d. Instrumentasi.................................................................................. 13
e. Pengumpulan Data......................................................................... 15
f. Analisis Data................................................................................. 16
g. Matriks dan Pengujian Kesimpulan...............................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 18
B. Saran................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian untuk
memahami fenomena-fenomena manusia atau sosial dengan menciptakan
gambaran yang menyeluruh dan kompleks yang dapat disajikan dengan
kata-kata, melaporkan pandangan terinci yang diperoleh dari sumber
informan, serta dilakukan dalam latar setting yang alamiah penelitian
kualiatatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalan
mengenai masalah-masalah manusia dan sosial, bukan mendeskripsikan
bagian permukaan dari sebuah realitas sebagaimana dilakukan penelitian
kuantitatif dengan positivismenya. Karena peneliti menginterpretasikan
bagaimana subjek memperoleh makna dari lingkungan sekeliling, dan
bagaimana makna tersebut mempengaruhi perilaku mereka. Penelitian
dilakukan dalam latar (setting) yang alamiah (naturalistic) bukan hasil
perlakuan (treatmen) atau manipulasi variable yang dilibatkan
Pendekatan-pendekatan penelitian dalam kualitatif ada beberapa
macam diantaranya adalah fenomenology, etnografi, hermeneutik,
grounded theory, naratif/historis, dan studi kasus. Fenomenology;
pendekatan ini berusaha untuk mengungkap, mempelajari serta memahami
fenomena dan konteksnya yang khas dan uni dialami oleh individu hingga
tataran keyakinan individu yang bersangkutan. Martin Heidegger
mengembangkan pendekatan ini bertujuan untuk memahami atau
mempelajari pengalaman hidup manusia, mencari hakikat atau esensi dari
pengalaman dan sasarannya adalah untuk memahami pengalaman
sebagaimana disadari. Etnografi; pendekatan ini fokus pada riset sosial

B. Rumusan masalah
1. Apa saja Desain penelitian kualitatif?
2. Bagaimana langkah-langkah penelitian kualitatif?

1
C. Tujuan pembahasan
Untuk mengetahui apa saja desaun penelitian kualitatif, dan bagaimana
langkah-langkah penelitian kualitatif

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Desain Penelitian Kualitatif


a. Studi kasus
Studi Kasus berasal dari terjemahan dalam bahasa Inggris
A Case Study atau Case Studies. Kata Kasus diambil dari kata
Case yang menurut Kamus Oxford Advanced Learner’s
Dictionary of Current English (1989; 173), diartikan sebagai
contoh kejadian sesuatu, kondisi aktual dari keadaan atau situasi,
lingkungan atau kondisi tertentu tentang orang atau sesuatu.
Jadi Studi Kasus ialah suatu serangkaian kegiatan ilmiah
yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam tentang
suatu program, peristiwa, dan aktivitas, baik pada tingkat
perorangan, sekelompok orang, lembaga, atau organisasi untuk
memperoleh pengetahuan mendalam tentang peristiwa tersebut.
menurut Endraswara (2012: 78), Studi Kasus dapat dibagi menjadi
dua golongan, yaitu Studi Kasus berupa penyimpangan dari
kewajaran dan Studi Kasus ke arah perkembangan yang positif.
Studi Kasus pertama bersifat kuratif, dan disebut Studi Kasus
Retrospektif (Retrospective Case Study), yang memungkinkan ada
tindak lanjut penyembuhan atau perbaikan dari suatu kasus
(treatment).
Penelitian studi kasus bertujuan untuk mengungkap
kekhasan atau keunikan krakteristik yang terdapat didalam kasus
yang diteliti. kasus itu sendiri merupakan penyebab dilakukanya
penelitian studi kasus oleh karena itu tujuan dan fokus utama dari
penelitian studi kasus adalah pada kasus yang menjadi objek
penelitian. Kasus itu bisa ada dan ditemukan hampir disemua
bidang, oleh karena itu segala sesuatu yang berkaitan dengan
kasus seperti sifat alamiah kasus, kegiatan, fungsi, kesejarahan,
kondisi lingkungan dan berbagai hal lain yang berkaitan dan

3
mempengaruhi kasus harus diteliti dengan tujuan untuk
menjelaskan dan memahami keberadaan kasus tersebut secara
menyeluruh dan komprehensif. (Syampadzi, 2017).
b. Etnografi
Etnografi adalah sejenis metode penelitian terapan untuk
penemuan relevansi sosiokultural dengan mengeksplorasi model-
model kehidupan sehari-hari dan interaksi kelompok-kelompok
sosial-budaya (divisi budaya) tertentu dalam ruang atau konteks
tertentu. Seorang etnografer tidak hanya mengamati, tetapi juga
mencoba untuk bersatu dalam kehidupan budaya kelompok orang
yang diteliti. Penelitian etnografi berfokus pada kebudayaan
masyarakat etnik. Penelitian ini memiliki banyak manfaat antara
lain:
 memberikan sumbangan secara langsung dalam bentuk
deskripsi dan penjelasan mengenai keteraturan dan
evaluasi dalam tingkah laku sosial manusia
 menginformasikan teori-teori ikatan budaya
 menjelaskan bahwa setiap kebudayaan memiliki cara
tersendiri untuk melihat dunia
 menjelaskan bahwa kebudayaan memberikan kategori,
tanda, dan
 mendefinisikan dunia di mana orang itu hidup
 menjelaskan bahwa kebudayaan mengandung berbagai
asumsi mengenai sifat dasar realitas dan juga informasi
yang spesifik mengenai realitas itu
 memberikan deskripsi yang mengungkapkan berbagai
model penjelasan yang diciptakan oleh manusia
 sebagai gambaran untuk menunjukkan sifat dasar ikatan
budaya teori-teori ilmu sosial
 sebagai sarana untuk memahami masyarakat yang
kompleks dan multicultural

4
Metode penelitian etnografi terbagi menjadi 2, yaitu metode
observasi dan wawancara.
1. Metode Observasi Metode observasi merupakan metode
pengumpulan data penelitian etnografi dengan cara mengamati
dengan menggunakan alat indranya. Etnografer menggunakan
metode ini untuk mengamati objek yang berupa aktivitas,
interaksi, dan percakapan dari subjek penelitian. Metode
observasi sendiri terbagi menjadi empat jenis, yaitu:
Pengamatan biasa, Pengamatan yang dilaksanakan tanpa terlibat
secara langsung dengan kelompok masyarakat yang diteliti.
Pengamatan terkendali Pengamatan ini sama seperti pengamatan
biasa hanya saja sebelum mengamati peneliti menetapkan calon
informannya terlebih dahulu.
Pengamatan terlibatPengamatan yang dilaksanakan dengan
terlibat secara langsung dengan kelompok masyarakat yang
diteliti.
Pengamatan penuh, Pengamatan yang dilaksanakan ketika
peneliti telah menjadi bagian dari masyarakat yang ditelitinya.
2. Metode Wawancara. Metode wawancara merupakan metode
metode pengumpulan data penelitian etnografi dengan cara
bertanya kepada narasumber. Metode ini dilaksanakan dengan
tujuan untuk untuk mendapatkan informasi dengan gambaran
yang lebih detail dan mendalam. Dari metode peneliti dapat
memahami perspektif, pengalaman, dan kehidupan narasumber.
c. Naratif
Penelitian naratif adalah metode riset yang senantiasa
dipergunakan dengan menceritakan sebuah kasus terkait individu
atau kelompok, mengenai kehidupannya dalam berbentuk lisan
atau tulisan sehingga dalam penyusunannya berupaya untuk
memahami pengalaman yang diambil melalui dokumentasi atau
sumber informasi pribadi dari seseorang atau kelompok dengan

5
cara mengumpulkan dan menganalisis cerita kehidupannya. Ada
karakteristik utama yang penting dalam penelitian naratif, antara
lain:
 Pengalaman Individual, Memahami sejarah individu atau
pengalaman masa lalu akan membantu menjelaskan
dampak pengalaman mereka saat ini dan masa depan.
 Kronologi Pengalaman, Urutan waktu atau kronologi
peristiwa membantu pembaca memahami dan mengikuti
kisah yang tertulis dalam laporan penelitian.
 Mengumpulkan Cerita Individual, Cerita dapat diperoleh
melalui berbagai cara termasuk wawancara, pengamatan
informal, percakapan, jurnal, surat, atau kotak memori
(memory boxes). Semua adalah contoh teks lapangan.
 Memulihkan, Yang dimaksud memulihkan dalam hal ini
artinya menceritakan kembali atau memetakan kembali.
Proses mengumpulkan cerita, mengulasnya untuk unsur-
unsur kunci (misalnya: waktu, tempat, plot, dan adegan),
dan menulis ulang cerita dalam urutan kronologis. Unsur
kunci lainnya juga termasuk pengaturan, karakter,
tindakan, masalah, dan resolusi. Unsur-unsur itulah yang
akan memberikan informasi latar belakang pembaca.
 Pengodean untuk Tema, Data penelitian yang dibuat dapat
dikodekan ke dalam tema atau kategori. Sekitar lima
hingga tujuh tema diidentifikasi dan dapat dimasukkan ke
dalam bagian-bagian cerita atau di bagian terpisah.
 Konteks atau Pengaturan, Riset ini biasanya ijelaskan
secara rinci, tempat di mana cerita terjadi secara fisik.
 Berkolaborasi dengan Peserta, Hal ini terjadi pada seluruh
proses penelitian, partisipan dan peneliti bekerja sama
untuk mengurangi kesenjangan antara narasi yang
diceritakan dengan narasi yang dilaporkan.

6
d. Fenomenologi
Secara harfiah, fenomenologi berasal dari kata
pahainomenon dari bahasa Yunani yang berarti gejala atau segala
sesuatu yang menampakkan diri. Istilah fenomena dapat dilihat
dari dua sudut pandang, yaitu fenomena itu selalu menunjuk
keluar dan fenomena dari sudut pandang kesadaran kita. Oleh
karena itu, dalam memandang suatu fenomena kita harus terlebih
dulu melihat penyaringan atau ratio, sehingga menemukan
kesadaran yang sejati. Fenomenologi adalah pendekatan yang
dimulai oleh Edmund Husserl dan dikembangkan oleh Martin
Heidegger untuk memahami atau mempelajari pengalaman hidup
manusia. Pendekatan ini berevolusi sebuah metode penelitian
kualitatif yang matang dan dewasa selama beberapa dekade pada
abad ke dua puluh. Fokus umum penelitian ini untuk
memeriksa/meneliti esensi atau struktur pengalaman ke dalam
kesadaran manusia
Definisi fenomenologi juga diutarakan oleh beberapa pakar
dan peneliti dalam studinya. Menurut Alase (2017) fenomenologi
adalah sebuah metodologi kualitatif yang mengizinkan peneliti
menerapkan dan mengaplikasikan kemampuan subjektivitas dan
interpersonalnya dalam proses penelitian eksploratori. Kedua,
definisi yang dikemukakan oleh Creswell dikutip Eddles-Hirsch
(2015) yang menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah
sebuah penelitian yang tertarik untuk menganalisis dan
mendeskripsikan pengalaman sebuah fenomena individu dalam
dunia sehari-hari
e. Grounded theory
Pendekatan grounded teori (Grounded Theory Approach)
adalah metode penelitian kualitatif yang menggunakan sejumlah
prosedur sistematis guna mengembangkan teori dari kancah.
tujuan dari Grounded Theory Approach adalah teoritisasi data.

7
Teoritisasi adalah sebuah metode penyusunan teori yang
berorientasi tindakan/interaksi, karena itu cocok digunakan untuk
penelitian terhadap perilaku. Penelitian ini tidak bertolak dari
suatu teori atau untuk menguji teori (seperti paradigma penelitian
kuantitatif), melainkan bertolak dari data menuju suatu teori.
Untuk maksud itu, yang diperlukan dalam proses menuju teori itu
adalah prosedur yang terencana dan teratur (sistematis).
Selanjutnya, metode analisis yang ditawarkan Grounded Theory
Approach adalah teoritisasi data ada enam karakteristik dari
penelitian Grounded Theory. Enam karakteristik tersebut adalah :
Process approach, Theoretical sampling, Constant comparative
data analysis, a core category, theory generalization, and memos.
Metode pengumpulan data dalam penelitian grounded
theory adalah wawancara. Menurut Strauss & Corbin, dalam
Cresswel 1998 (Emzir, 2011: 209-210) wawancara dilakukan
untuk mengumpulkan data, dimana wawancara dilakukan untuk
menyerap (satarute) (menemukan informasi yang kontinu untuk
menambah hingga tidak ada lagi yang dapat ditemukan) kategori.

B. Langkah-langkah Penelitian Kualitatif


a. Membangun Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian merupakan suatu hubungan atau
keterkaitan antara konsep satu dengan konsep yang lainya dari
suatu masalah yang akan diteliti. Kerangka konseptual berguna
untuk menjelaskan secara lengkap dan detail tentang suatu topik
yang akan menjadi pembahasan.
Kerangka konseptual berasal dari konsep ilmu atau teori, yang
digunakan untuk landasan penelitian ilmiah, yang berawal dari
tinjauan pustaka. Jadi, kerangka konseptual adalah ringkasan dari
tinjauan pustaka yang dapat menghubungkan dengan garis yang
sesuai dengan variabel yang diteliti.

8
Cara Membuat Kerangka Konseptual
1. Menentukan Tema dan Topik Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, tentunya peneliti harus
menentukan tema dan topik penelitian terlebih dahulu untuk
nanti menjadi bahan pembahasan atau penelitian. Seorang
peneliti dapat menentukan berdasarkan spesialisasi atau minat
yang sesuai dengan bidang atau keilmuan yang dimilikinya.
Ada banyak sekali cabang tema dan topik yang dapat dipilih.
Apabila merasakan bingung ketika memilihnya, peneliti dapat
menggunakan tema dan topik yang paling dikuasainya, dan
menjadi daya tarik untuk menelitinya lebih lanjut.
2. Menyusun Kajian Pustaka
Langkah selanjutnya adalah dengan menyusun kajian
pustaka yang memiliki peran sebagai landasan penelitian.
Peneliti dapat melakukan langkah yaitu dengan membandingkan
kajian penelitian sudah ada dengan penelitian yang akan
dilakukan.
Tentunya, hal ini harus dilakukan secara cermat agar dapat
menentukan teori yang akan digunakan dalam menyusun
hipotesis serta menguji data penelitian.
Selain itu, peneliti harus memastikan teori yang digunakan,
apakah sesuai dengan fenomena atau gejala yang hendak diteliti.
Sebab, ini memiliki peran yang penting dalam menyusun
kerangka konseptual secara utuh.
Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian pustaka dengan
menggunakan sumber ilmiah yang terpercaya, seperti jurnal
ilmiah, tesis, disertasi, artikel ilmiah, serta berbagai sumber lisan
yang dapat dipertanggungjawabkan.

9
3. Memastikan Kebaruan atau Novelty
Ketika dalam penelitian dalam tahap melakukan kajian
pustaka, peneliti dapat mencari tahu apakah ada novelty dari
penelitian yang akan peneliti dilakukan.
Apabila penelitian tersebut telah dilakukan oleh orang lain,
maka penelitian akan menjadi tidak memiliki manfaat. Kecuali,
ada hal yang baru untuk ditambahkan, atau memberikan
bantahan terhadap topik penelitian yang sebelumnya.
4. Memetakan Konsep atau Variabel
Seorang peneliti tentunya harus mengetahui konsep atau
variabel yang akan diteliti. Hal ini bertujuan untuk dapat
menyusun logika berpikir yang digunakan untuk menjelaskan
suatu masalah yang sedang diteliti. Tentunya, konsep atau
variabel tersebut harus berdasarkan tinjauan pustaka yang telah
dilakukan sebelumnya.
5. Mengembangkan Pernyataan Hubungan
Langkah selanjutnya yaitu mengembangkan pernyataan
hubungan antara berbagai konsep yang dipengaruhi atau
mempengaruhi. Hal ini agar memudahkan peneliti dalam
menyusun kerangka konseptual penelitian.
6. Memeriksa Rumusan Masalah atau Hipotesis
Ketika peneliti akan melakukan penelitian kualitatif
maupun kuantitatif, tentunya perlu memeriksa terlebih dahulu
apakah rumusan atau hipotesis yang digunakan sudah sesuai
dengan alur logika berpikir. Peneliti harus memeriksa apakah
kedua hal tersebut sesuai dengan tinjauan pustaka yang telah
dilakukan sebelumnya.
7. Mengembangkan Konsep dalam Bentuk yang Sederhana
Peneliti dapat membuat kerangka konseptual dengan
berbagai bentuk seperti dalam bentuk bagan, peta konsep
diagram alir, atau mind map.

10
Dari berbagai bentuk tersebut, peneliti memilih bentuk
yang membuat lebih mudah untuk memahami kerangka
konseptual penelitian. Peneliti dapat menambahkan alur
penelitian dan menampilkan variabel atau konsep yang
terhubung satu sama lain.
Tunjukkan juga hubungan-hubungan yang mempengaruhi
berbagai komponen penelitian. apabila peneliti merasakan
kesulitan bagaimana cara menyusunnya, dapat memanfaatkan
berbagai website yang menyediakan fitur untuk membuat
kerangka konseptual dengan berbagai template yang tersedia
8. Menambahkan Narasi
Langkah selanjutnya yaitu melengkapi kerangka konseptual
yang sudah dibuat dengan narasi untuk menjelaskan maksud
dari setiap bagan atau alur. Tujuannya adalah untuk
memudahkan peneliti menemukan data atau fakta baru yang
dapat mempengaruhi variabel, konsep, atau komponen dalam
penelitian.
9. Memperbaiki Kerangka yang Telah Dibuat
Peneliti mungkin akan menemukan data baru yang berbeda
dari teori atau asumsi yang telah disusun sebelumnya.
Hal ini tentunya akan berpengaruh kepada hipotesis karena
data penelitian yang baru bisa jadi membuktikan jika hipotesis
penelitian yang telah disusun keliru. Apabila itu terjadi, peneliti
perlu memperbaiki kerangka konseptual yang telah disusun dari
awal, agar menyesuaikan dengan data yang ada.

b. Merumuskan Permasalahan Penelitian


Rumusan masalah berbeda dengan identifikasi masalah.
Kalau masalah yang sudah teridentifikasi merupakan kesenjangan
antara yang diharapkan dengan yang terjadi, sementara rumusan
masalah merupakan suatu kalimat pernyataan yang disusun

11
berdasarkan adanya masalah tersebut dan akan dicarikan
jawabannya melalui pengumpulan data dalam suatu proses
penelitian. Namun demikian terdapat kaitan erat antara suatu
masalah dan rumusan masalah, karena setiap rumusan masalah
penelitian harus didasarkan
pada masalah yang teridentifikasi.
Merumuskan masalah berarti mendeskripsikan dengan jelas
masalah yang dihadapi. Perumusan masalah merupakan proses
penyederhanaan masalah yang rumit dan kompleks, menjadi
masalah yang dapat diteliti. Perumusan masalah adalah
merumuskan kaitan-kaitan antara kesenjangan pengetahuan ilmiah
atau teknologi yang akan diteliti dengan kesenjangan pengetahuan
ilmiah yang lebih luas. Rumusan masalah penelitian biasanya
terdiri atas beberapa kalimat mengarahkan solusi atau alternatif
solusinya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan
masalah penelitian adalah:
1. Rumusan masalah dinyatakan secara singkat, jelas, dan padat.
2. Rumusam masalah akan lebih baik jika menggunakan kalimat
Tanya.
3. Rumusan masalah akan lebih baik jika bersifat
menghubungkan dua variable (atau faktor, atau indicator) atau
lebih.
4. Rumusan masalah hendaknya berisi implikasi adanya data
untuk pemecahan masalah.
5. Rumusan masalah hendaknya relevan dengan judul dan
perlakuan yang akan diteliti.
c. Pemilihan Sampel/informan dan Pembatasan Penelitian
Pemilihan informan dapat didasarkan pada dua aspek yaitu
teori dan praduga, yang keduanya berlandaskan pada kedalaman
pemahaman atau pengalaman dari responden/informan (bukan

12
didasarkan pada pilihan yang acak). Pemilihan informan
berdasarkan teori atau theoretical sampling cocok dilakukan jika
tujuan utama pengumpulan data adalah untuk mengembangkan
teori secara substantif. Teknik pemilihan informan dengan
praduga (A priori sampling) sering digunakan dalam penelitian
kesehatan masyarakat yang dilakukan dengan menentukan
karakteristik informan berdasarkan masalah dan tujuan penelitian.
Misalnya jika penelitian kualitatif bermaskud mendalami perilaku
kesehatan dan perilaku remaja pada satu komunitas, maka
informan penelitian akan dipilih dari komunitas tersebut.
Pemilihan informan pada penelitian kualitatif sepenuhnya
ditentukan oleh peneliti, sehingga Patton (2002) menyebutnya
dengan purposeful sampling, yaitu memilih kasus yang informatif
(information-rich cases) berdasarkan strategi dan tujuan yang
telah ditetapkan peneliti, yang jumlahnya tergantung pada tujuan
dan sumberdaya studi.
d. Instrumentasi
Instrumentasi adalah proses atau metode yang melibatkan
penggunaan alat-alat atau instrumen untuk mengukur, mengontrol,
atau memantau suatu proses, sistem, atau fenomena tertentu.
Tujuan dari instrumentasi adalah untuk mendapatkan data akurat,
mengatur variabel tertentu, atau mengamati perubahan dalam
sistem secara tepat.
Instrumentasi biasanya terjadi di berbagai bidang, seperti
ilmu fisika, teknik, kedokteran, kimia, dan banyak lagi. Instrumen
yang digunakan dalam instrumentasi dapat berupa perangkat keras
fisik seperti sensor, alat pengukur, dan perangkat kontrol. Selain
itu, instrumentasi juga bisa mencakup perangkat lunak komputer
yang digunakan untuk mengolah, menganalisis, dan menyajikan
data yang dikumpulkan oleh instrumen.
Jenis-Jenis Instrumentasi

13
Berikut adalah beberapa jenis instrumentasi yang umum
digunakan dalam berbagai bidang:
1. Sensor
Sensor adalah perangkat yang digunakan untuk mengubah
sinyal fisik atau kimia menjadi sinyal listrik yang dapat diukur.
Sensor banyak digunakan untuk mengukur berbagai parameter
seperti suhu, tekanan, kelembaban, cahaya, dan banyak lagi.
2. Alat Pengukur
Alat pengukur adalah perangkat yang digunakan untuk
mengukur nilai atau parameter tertentu. Contoh alat pengukur
termasuk voltmeter (untuk mengukur tegangan listrik),
amperemeter (untuk mengukur arus listrik), dan alat pengukur
tekanan.
3. Transduser
Transduser adalah jenis khusus dari sensor yang mengubah
satu bentuk energi menjadi bentuk energi lainnya. Misalnya,
transduser piezoelektrik mengubah tekanan mekanis menjadi
sinyal listrik.
4. Alat Pengontrol
Alat pengontrol digunakan untuk mengatur suatu proses
berdasarkan data yang diberikan oleh sensor atau alat pengukur.
Contohnya termasuk pengontrol otomatis untuk mengatur suhu
dalam oven atau pengontrol kecepatan motor.
5. Analiser
Analiser digunakan untuk menganalisis komponen atau
karakteristik tertentu dalam suatu sampel. Contohnya termasuk
spektrometer untuk menganalisis spektrum cahaya atau analiser
gas untuk menganalisis komposisi gas.

14
e. Pengumpulan Data
Data kualitatif adalah jenis data non-numerik atau tidak
dapat diproses dalam bentuk angka. Data ini umumnya hanya bisa
diamati dan dicatat sehingga menghasilkan suatu informasi.
Adapun yang termasuk data kualitatif adalah seperti
pendapat, opini, tingkat kepuasan, dan lain sebagainya.
Berbeda halnya dengan tipe kuantitatif yang ditujukan
untuk mengolah sekumpulan data ke dalam bentuk angka, data
kualitatif justru disajikan melalui sebuah narasi deskriptif.
Adapun teknik pengumpulan data kualitatif adalah sebagai
berikut.
1. Focus Group Discussion
Teknik pengumpulan data kualitatif yang pertama ialah
Focus Group Discussion (FGD). Ini merupakan metode
penghimpunan data melalui melalui rangkaian diskusi bersama
sekelompok narasumber. Tujuannya adalah untuk memperoleh
pemahaman tertentu dari suatu tema yang menjadi pembahasan.
Idealnya, FGD dijembatani oleh seorang moderator guna
menjaga serta memantik jalannya diskusi antar peserta. Dengan
begitu, diskusi pun dapat berlangsung secara interaktif dan
dinamis.
2. Observasi
Salah satu teknik analisis data kualitatif adalah melalui
observasi. Dalam metode ini, peneliti biasanya akan melakukan
pengamatan secara langsung kepada objek penelitian. Misalnya
dengan datang ke lokasi dan meninjau kondisi sekitarnya.
Dari pengamatan tersebut kemudian diperoleh sekumpulan
data yang dapat disusun atau diolah menjadi hasil penelitian. Agar
lebih akurat, data observasi bisa dikombinasikan dengan teknik
pengumpulan data kualitatif lainnya.
3. Studi Dokumen

15
Studi dokumen juga termasuk dalam teknik pengumpulan
data kualitatif. Seperti namanya, metode ini dilakukan dengan
mendalami atau mempelajari sejumlah dokumen terkait topik
penelitian.
Dokumen tersebut dapat berupa jurnal, laporan rapat, arsip
surat, dokumentasi foto, gambar, buku harian, dan semacamnya.
4. Wawancara
Apabila tidak ada dokumen apa pun yang dapat digunakan
sebagai sumber data, maka Anda bisa melakukan alternatif lain
seperti wawancara.
Ini merupakan teknik pengumpulan data kualitatif dengan
mengajukan sejumlah pertanyaan kepada narasumber seputar
topik penelitian.
Narasumber dalam wawancara pun tidak boleh asal pilih,
melainkan merupakan sosok yang sekiranya paham atau
berhubungan langsung dengan objek penelitian.

f. Analisis Data
Analisis Data dalam Pengumpulan Data
Analisis data selama proses pengumpulan data dilakukan
untuk mengumpulkan data yang ada serta memikirkan data baru
yang akan dikumpulkan, mencari kebenaran informasi yang masih
kabur serta mengarahkan analisis yang sedang berjalan. Langkah
yang dapat ditempuh selama pengumpulan data, diantaranya
penyusunan lembar rangkuman kontak, pembuatan kode-kode,
pengkodean pola serta pemberian memo.
Lembar rangkuman kontak berisikan serangkaian
rangkuman pertanyaan tentang kontak lapangan yang ditelaah
melalui catatan lapangan serta menjawab pertanyaan secara
ringkas untuk mengembangkan rankuman secara keseluruhan dari
hal pokok dalam kontak.

16
Selama proses pengumpulan data pada prinsipnya juga dilakukan
proses penyusunan konsep-konsep, kategori dan hipotesa yang
selalu dimatangkan oleh data lapangan. Konsep, kategori atau
hipotesa yang didukung oleh datalah yang menjadi temuan
penelitian kualitatif.

Analisis Data Setelah Pengumpulan Data


Laporan penelitian kualitatif sebagian besar menyusun teks
naratif yang disusun secara sistematis, sehingga akhir
pengumpulan data peneliti disibukan oleh penyajian data yang
telah dikumpulkan serta dianalisis sebelumnya. Laporan penelitian
kualitatif biasanya bersifat kata-kata serta perilaku orang dalam
kontek waktu dan tempat. Konteks tersebut menunjukan situasi
dan sistem sosial dimana seseorang berfungsi.
Analisis data setelah pengumpulan data pada prinsipnya
kelanjutan dari analisis sebelumnya untuk memaparkan data
secara sistematis serta memastikan prosisi, hipotesa, konsep atau
pola yang telah dibangun berdasarkan data lapangan. Peneliti
kualitatif biasanya melengkapi data yang ada apabila menemukan
data yang telah disajikan kurang sepurna sesuai dengan fokus
penelitian. Kondisi semacam ini menunjukan bahwa pengumpulan
dan analisis data berlangsung secara berkelanjutan, terus menerus
serta berulang sampai ditemukan papaparan yang dalam tentang
suatu fenomena.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode kualitatif merupakan metode yang fokus pada pengamatan
yang mendalam. Oleh karenanya, penggunaan metode kualitatif dalam
penelitian dapat menghasilkan kajian atas suatu fenomena yang lebih
komprehensif. Penelitian kualitatif yang memperhatikan humanisme atau
individu manusia dan perilaku manusia merupakan jawaban atas kesadaran
bahwa semua akibat dari perbuatan manusia terpengaruh pada aspek-aspek
internal individu. Aspek internal tersebut seperti kepercayaan, pandangan
politik, dan latar belakang sosial dari individu yang bersangkutan.

B. Saran
Saya selaku penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada
para pembaca,karena mungkin masih banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan kata ataupun penulisan dalam makalah ini, untuk itu diharapkan
kritik dan saran yang membangun dari ibuk dosen pengampu mata kuliah
Budaya alam minangkabau, dan juga teman-teman semuanya agar
kedepanya bias lebih baik lagi

18
DAFTAR PUSTAKA

Mulyana, Dedy. 2013. METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF:


PARADIGMA BARU ILMU KOMUNIKASI DAN ILMU SOSIAL
LAINNYA. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.
Assyakurrohim, D., Ikhram, D., Sirodj, R. A., & Afgani, M. W. (2022). Metode
Studi Kasus dalam Penelitian Kualitatif. Jurnal Pendidikan Sains dan
Komputer, 3(01), 1–9. https://doi.org/10.47709/jpsk.v3i01.1951
Helaluddin. (2018). Mengenal Lebih Dekat dengan Pendekatan Fenomenologi:
Sebuah Penelitian Kualitatif [Getting Closer to the Phenomenological
Approach: A Qualitative Research]. Uin Maulana Malik Ibrahim Malang,
March, 1–15.
Riyanto, Y. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : Penerbit SIC
Emzir. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif : Analisis Data. Jakarta : Rajawali
Press

19

Anda mungkin juga menyukai