Anda di halaman 1dari 22

STUDI ETNOGRAFI

OLEH :

D1-D

Ni Kadek Yuliantari Dewi (C2119167)

PROGRAM LINTAS JALUR S1 KEPERAWATAN

STIKES BINA USADA BALI

2019/2020
KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang
Widhi Wasa atas berkat dan karunia-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Studi Etnografi” pada mata kuliah Riset
Keperawatan di Buna Usada Bali ini tepat pada waktunya.
Makalah ini telah saya susun berkat bantuan dan partisipasi dari berbagai
pihak sehingga dapat terselesaikan. Untuk itu dalam kesempatan ini saya
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu selama
penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kemampuan penyusun, sehingga masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, saya membutuhkan kritik dan saran dari semua pihak yang membaca,
sehingga saya dapat menyempurnakan makalah ini untuk memperbaiki kekurangan-
kekurangan agar bisa lebih baik lagi.
“Om Santih, Santih, Santih, Om”

Denpasar, 20 Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................1
DAFTAR ISI.................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................3
A. Latar Belakang....................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...............................................................................................4
C. Tujuan Tulisan....................................................................................................5
BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................................6
A. Definis Etnografi................................................................................................6
B. Asumsi-Asumsi Penelitian Etnografi.................................................................7
C. Ciri- Ciri Penelitian Etnografi............................................................................8
D. Prinsip- Prinsip Penelitian Etnografi................................................................10
E. Jenis-Jenis Penelitian Etnografi........................................................................10
F. Kekuatan dan Kelemahan Etnografi.................................................................11
G. Prosedur Penelitian Etnografi...........................................................................12
H. Contoh Penelitian.............................................................................................16
BAB III PENUTUP.....................................................................................................19
A. Simpulan...........................................................................................................19
B. Saran.................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia pada hakikatnya memiliki kedudukan sebagai makhluk sosial
dan makhluk individu. Kaitannya dengan kedudukan manusia sebagai makhluk
sosial maka dalam menjalankan aktivitas sehari – harinya manusia tidak akan
pernah terlepas dari manusia yang lainnya, sehingga dalam prosesnya akan
terjadi suatu interaksi yang dapat menimbulkan suatu dampak , baik itu dampak
positif maupun dampak negatif. Dampak itulah yang pada akhirnya akan
menimbulkan berbagai fenomena – fenomena yang terjadi dilingkungan
manusia, baik fenomena dalam bentuk skala kecil maupun fenomena dalam
bentuk skala besar. Karena manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk
yang senantiasa terus berfikir maka manusia senantiasa meneliti setiap
fenomena yang berada di sekitar dirinya dan lingkungannya. Dalam proses
penelitian tersebut perlu adanya suatu prosedur serta ketetapan yang jelas
dengan begitu proses penelaahan tersebut akan menghasilkan suatu informasi
yang dapat memberikan manfaat bahkan memberikan kontribusi yang besar
bagi setiap permasalahan atau kendala yang sedang dihadapi.

Pada awal kemunculannya etnografi tidak dapat dipisahkan dengan ilmu


antropologi. Pada mulanya para antropolog berusaha membangun tingkat
perkembangan evolusi budaya manusia dari awal kemunculannya di muka bumi
hingga sekarang, namun dalam proses membangun perkembangan evolusi
budaya ini para antropolog tidak terjun langsung ke lapangan, tetapi mereka
membangun kerangka evolusi ini dengan tidak didukung oleh fakta-fakta dari
lapangan. Pada awal abad ke 20 mereka mulai menyadari perlunya pergi ke
lapangan untuk mengadakan penelitian tentang budaya, kesadaran untuk pergi
ke lapangan inilah yang menjadi cikal bakal dari kemunculan penelitian
etnografi.

4
Etnografi diperkenalkan oleh B. Malinowski dengan mempublikasikan
penelitian pertamanya yang berjudul Argonuts of the Western Pacific, pada
tahun 1922 dengan menggunakan metode lapangan dan observasi partisipan.
Penggunaan metode lapangan ini oleh Malinowski ini dapat dikatakan sebagai
perpaduan antara ilmu antropologi dan ilmu sosiologi. (Engkus Kuswarno,
2008, 32-33). Fokus utama dari penelitian Mallinowski adalah kehidupan masa
kini yang dijalani oleh masyarakat dan cara hidup suatu masyarakat (society’s
way of life) dan untuk memberikan deskripsi tentang struktur sosial dan budaya
suatu masyarakat dengan melakukan wawancara dengan beberapa informan dan
observasi pasrtipasi dalam kelompok yang diteliti.

Istilah etnografi berasal dari kata ethno (bangsa) dan grafhy


(menguraikan). Etnografi yang akarnya antropologi pada dasarnya adalah
kegiatan penelitian untuk memahami cara orang-orang berinteraksi dan
bekerjasama melalui fenomena teramati kehidupan sehari-hari. Jadi etnografi
lazimnya bertujuan mengurai suatu budaya secara menyeluruh, yakni semua
aspek budaya, baik yang bersifat material seperti artefak budaya (alat-alat,
pakaian, bangunan, dan sebagainya) dan yang bersifat abstrak, seperti
pengalaman, kepercayaan, norma, dan sistem nilai kelompok yang teliti.

Penelitian etnografi diidentikan dengan kerja antropologi, dengan dasar


selain sebagai Founding Father, penentu cikal bakal lahirnya antropologi, juga
karena karakter penelitian etnografi yang mengkaji secara alamiah individu dan
masyarakat yang hidup dalam situasi budaya tertentu. Karena itu pula etnografi
dikenal sebagai Naturalistic Inquiry (Guba& Lincoln, 1995).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penelitian etnografi?
2. Apa saja asumsi-asumsi yang ada pada penelitian etnografi?
3. Bagaimanakah prinsip-prinsip penelitian etnografi?
4. Apa aja jenis-jenis penelitian etnografi?
5. Apa saja yang termasuk kekuatan dan kelemahan penelitian etnografi?

5
6. Bagaimanakah prosedur penelitian etnografi?
7. Bagimanakah contoh penelitian etnografi?

C. Tujuan Tulisan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan penelitian etnografi.
2. Mengetahui apa saja asumsi-asumsi yang ada pada penelitian etnografi.
3. Mengetahui bagiamanakah prinsip-prinsip penelitian etnografi.
4. Mengatahui apa saja jenis-jenis penelitian etnografi.
5. Mengetahui apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari penelitian
etnografi.
6. Mengetahui prosedur dari penelitian etnografi.
7. Mengetahui contoh dari penelitian etnografi.

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Definis Etnografi
Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem
kelompok sosial. Peneliti menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola
perilaku, kebiasaan dan cara hidup. Etnografi adalah sebuah proses dan hasil
dari sebuah penelitian. Etnografi adalah suatu bentuk penelitian yang terfokus
pada makna sosiologi melalui observasi lapangan tertutup dari fenomena
sosiokultural. Menurut Haris seperti yang dikutip oleh Cresswell, etnografi
adalah suatu desain kualitatif dimana seorang peneliti menggambarkan dan
menginterpretasikan pola nilai, perilaku, kepercayaan dan bahasa yang
dipelajari dan dianut oleh suatu kelompok budaya.

Suatu penelitian etnografi adalah penelitian kualitatif yang melakukan


studi terhadap kehidupan suatu kelompok masyarakat secara alami untuk
mempelajari dan menggambarkan pola budaya satu kelompok tertentu dalam
hal kepercayaan, bahasa, dan pandangan yang dianut bersama dalam kelompok
itu.

Sebagai sebuah proses, etnografi melibatkan pengamatan yang cukup


panjang terhadap suatu kelompok, sehingga peneliti memahami betul
bagaimana kehidupan keseharian subjek penelitian tersebut (Participant
observation, life history), yang kemudian diperdalam dengan indepth interview
terhadap masing-masing individu dalam kelompok tersebut. Penelitian
etnografi khusus menggunakan tiga macam metode pengumpulan data:
wawancara, observasi, dan dokumen dan menghasilkan tiga jenis data: kutipan,
uraian, dan kutipan dokumen tergabung dalam satu produk yaitu uraian naratif.

Pemilihan informan dilakukan kepada mereka yang mengetahui yang


memiliki sudut pandang/pendapat tentang berbagai kegiatan masyarakat. Para

7
informan tersebut diminta untuk mengidentifikasi informan - informan lainnya
yang mewakili masyarakat tersebut. Informan - informan tersebut diwawancarai
berulang - ulang, menggunakan informasi dari informan - informan sebelumnya
untuk memancing klarifikasi dan tanggapan yang lebih mendalam terhadap
wawancara ulang. Proses ini dimaksudkan untuk melahirkan pemahaman–
pemahaman kultur umum yang berhubungan dengan fenomena yang sedang
diteliti.
Dengan demikian penelitian etnografi menghendaki etnografer /peneliti :
(1) mempelajari arti atau makna dari setiap perilaku, bahasa, dan interaksi
dalam kelompok dalam situasi budaya tertentu, (2) memahami budaya atau
aspek budaya dengan memaksimalkan observasi dan interpretasi perilaku
manusia yang berinteraksi dengan manusia lainnya, (3) menangkap secara
penuh makna realitas budaya berdasarkan perspektif subjek penelitian ketika
menggunakan simbol-simbol tertentu dalam konteks budaya yang spesifik.

D. Asumsi-Asumsi Penelitian Etnografi


1. Etnografi mengasumsikan kepentingan penelitian yang prinsip terutama
dipengaruhi oleh pemahaman kultural masyarakat. Metodologi secara
sungguhsungguh menjamin bahwa pemahaman kultural umum akan
diidentifikasi untuk kepentingan peneliti. Interpretasi menempatkan tekanan
besar pada kepentingan kausal dari pemahaman kultual seperti itu. Fokus
etnografi mempertimbangkan secara berlebihan peran persepsi budaya dan
tidak mempertimbangkan peran kausal kekuatan-kekuatan objektif.

2. Etnografi mengasumsikan suatu kemampuan mengidentifikasi masyarakat


secara relevan dari kepentingan. Masyarakat, organisasi formal, kelompok
non formal dan persepsi tingkat lokal semuanya mungkin memainkan peran
dalam banyak subjek yang diteliti, dan kepentingan ini mungkin bervariasi
menurut waktu, tempat dan masalah.

3. Etnografi mengasumsikan peneliti mampu memahami kelebihan kultural


dari masyarakat yang diteliti, menguasai bahasa atau jargon teknis dari

8
kebudayaan tersebut, dan memiliki temuan yang didasarkan pada
pengetahuan komprehensif dari budaya tersebut.

4. Penelitian etnografi lintas budaya menghindari risiko asumsi yang keliru


bahwa pengukuran yang ada memiliki makna yang sama lintas budaya.

E. Ciri- Ciri Penelitian Etnografi


Penelitian etnografi memiliki ciri khas yaitu penelitian bersifat holistik,
integrative, thick description dan menggunakan analisis kualitaif dalam mencari
sudut pandang yang semula (native’s point of view). Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan obeservasi-partisipasi dan wawancara secara
terbuka dan mendalam, sehingga penelitian etnografi memerlukan waktu yang
lama.
Penelitian etnografi secara umum dilakukan secara bertahap dengan
dimulai tahap perkenalan yang meliputi mempelajari bahasa penduduk yang
sedang diteliti. Selanjutnya pembelajaran terhadap bahasa asli dipakai untuk
membantu dalam menganilis permasalahan-permasalahan yang muncul dari
aktivitas sehari-hari.

Elemen-elemen inti dari penelitian etnografi oleh Creswell (dalam.


Engkus, 2008, 34) dijabarkan:

1. Penggunaan penjelasan yang detail.

2. Gaya laporan bersifat cerita (story telling)

3. Menggali tema-tema kultural, seperi tema-tema tentang peran dan perilaku


masyarakat.

4. Menjelaskan kehidupan keseharian orang-orang (everyday life of persons)


bukan peristiwa khusus yang menjadi pusat perhatian.

5. Laporan keseluruhan perbaduan antara deskriptif, analitis dan interpretatif.

6. Hasil penelitian memfokuskan bukan pada apa yang menjadi agen perubahan
tetapi pada pelopor untuk berubah yang bersifat terpaksa.

9
Beberapa karakteristik penelitian etnografi baik yang dirangkum dari
Wolcott dan Gay, Mills dan Airasian.

1. Berlatar alami bukan eksperimen di laboratorium

2. Peneliti meneliti tema-tema budaya tentang peran dan kehidupan sehari-hari


seseorang

3. Interaksi yang dekat dan tatap muka dengan partisipan

4. Mengambil data utama dari pengalaman di lapangan

5. Menggunakan berbagai metode pengumpulan data seperti wawancara,


pengamatan, dokumen, artifak dan material visual.

6. Peneliti menggunakan deskripsi dan detail tingkat tinggi

7. Peneliti menyajikan ceritanya secara informal seperti seorang pendongeng

8. Menekankan untuk mengekplorasi fenomena sosial bukan untuk menguji


hipotesis.

9. Format keseluruhannya adalah deskriptif, analisis dan interpretasi

10. Artikel diakhir dengan sebuah pertanyaan.

Ciri-ciri penelitian etnografi menurut Nur Syam, yaitu :

1. Deskripsi etnografis sepenuhnya disusun sesuai dengan pandangan,


pengalaman warga pribumi (emic view)
2. Memanfaatkan metode wawancara mendalam dan observasi terlibat.

3. Peneliti tinggal di lapangan untuk belajar tentang budaya yang dikajinya.

4. Analisis datanya bercorak menyeluruh (holistik) yaitu menghubungkan


antara suatu fenomena budaya dengan fenomena budaya lainya atau
menghubungkan antara suatu konsep dengan konsep lainnya.

10
F. Prinsip- Prinsip Penelitian Etnografi
Dalam penelitian etnografi ada beberapa prinsip yang harus
diperhatikan. Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan adalah meliputi:
1. Mempertimbangkan tentang informan. Artinya peneliti harus secara selektif
dalam meimilih informan yang akan diwawancarai dan diteliti. Peneliti harus
melindungi informan dan akibat-akibat yang ditimbulkan bila memilih
mereka.

2. Mengerti informan. Mengerti di sini memiliki arti bahwa peniliti harus


memperhatikan hak-hak asasi, kepentingan dan sensivitas. Seorang peneliti
memiliki tanggung jawab untuk melindungi mereka terhadap konsekuensi
yang akan muncul.

3. Menyampaikan tujuan penelitian. Peneliti harus menympaikan kepada


informan sehingga mereka dapat membantu penelitian yang ada.

4. Melindungi privasi informan. Setiap kerahasiaan informan harus dilindungi,


bila mereka tidak mau disebutkan identitas mereka maka kitapun harus
menjaga kerahasiaan mereka (prinsip anonimitas) dan peneliti juga harus
memperhatikan keberatan-keberatan dari pihak informan.

5. Jangan mengeksploitasi informan. Peniliti tidak boleh hanya menfaatkan


informan untuk mencapai tujuan penelitian, tetapi setelah penelitian selesai
harus memberikan balas jasa kepadanya karena telah menjadi informan yang
membantu selama penelitian berlangsung sehingga penelitian dapat berjalan
dengan baik.

6. Memberikan laporan kepada informan. Setelah penelitian selesai etnografer


harus memperlihatkan (melaporkan kepada informan).

G. Jenis-Jenis Penelitian Etnografi


1. Etnografi realis
Etnografi realis mengemukakan suatu kondisi objektif suatu kelompok dan
laporannya biasa ditulis dalam bentuk sudut pandang sebagai orang ke-3.

11
2. Etnografi kritis

Pendekatan etnografi kritis ini penelitian yang mencoba merespon isu-isu


sosial yang sedang berlangsung misalnya dalam masalah
jender/emansipasi, kekuasaan, status quo, ketidaksamaan hak, pemerataan
dan lain sebagainya.

3. Etnografi Konfensional

Laporan mengenai pengalaman pekerjaan lapangan yang dilakukan


etnografer.

4. Autoetnografi

Refleksi dari seseorang mengenai konteks budayanya sendiri.

5. Mikroetnografi

Studi yang memfokuskan pada aspek khusus dari latar dan kelompok
budaya.

6. Etnografi feminis

Studi mengenai perempuan dalam praktek budaya yang yang merasakan


pengekangan akan hak-haknya.

7. Etnografi postmodern

Suatu etnografi yang ditulis untuk menyatakan keprihatinan mengenai


masalahmasalah sosial terutama mengenai kelompok marginal.

8. Studi kasus etnografi

Analisis kasus dari seseorang, kejadian, kegiatan dalam perspektif budaya.

H. Kekuatan dan Kelemahan Etnografi


1. Kekuatan

12
Penelitian etnografi memiliki keunggulan dibandingkan dengan penelitian
yang lain Kekuatan etnografi oleh Anne Suryani (2008, 124) dijelaskan
bahwa etnografi menyediakan kesempatan yang lebih dalam
mengumpulkan data yang komplet dan relevan dalam menjawab
permasalahan karena penelitian etnografi ini mengadakan penelitian secara
mendalam dan bersifat partisipan. Etnografi juga mempertimbangkan data
dari sumber terbaik untuk studi perbandingan dan analisis. Seorang
etnografer dapat berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari dengan
memperhatikan, mendengar, bertanya dan mengumpulkan data.

2. Kelemahan

Dalam research etnografi hanya dapat meneliti sedikit atau bahkan hanya
satu kasus, dan hasil dari penelitian etnografi tidak dapat digeneralisasi ke
dalam konteks sosial yang lain. Kelemahan lainnya adalah peneliti sebagai
instrumen primer dalam mengumpulkan data.

I. Prosedur Penelitian Etnografi


Penelitian etnografi secara umum mempunyai kesamaan dengan
seseorang penjelajah yang mencoba memetakkan suatu wilayah hutan belantara.
Penjelajah memulai dengan sesuatu masalah umum, mengidentifiksi ciri-ciri
utama dari wilayah tersebut, peneliti etnografi ingin mendeskripsikan wilayah
kultural. Kemudian penjelajah mulai mengumpulkan informasi, menapak rute
tersebut, selanjutnya memulai menyelidiki satu arah baru. Pada sebuah
penemuan sebuah danau di tengah sebuah hutan berpohon-pohon besar,
penjelajah mungkin berjalan melewati daerah yang sudah dikenalnya untuk
mengukur jarak danau dari tepi hutan tersebut. Penjelajah akan sering membaca
kompas, memeriksa arah matahari, membuat catatan tentang tanda-tanda yang
menonjol, dan menggunakan umpan balik dari setiap pengamatan dari setiap
pengamatan untuk dimodifikasi informasi awal. Setelah beberapa minggu
penyelidikan, penjelajahan mungkin mengalami kesulitan menjawab pertanyaan

13
“apa yang telah kamu temukan?” seperti seseorang peneliti etnografi, penjelajah
mencari untuk mendeskripsikan suatu area hutan belantara daripada berusaha
menemuakan sesuatu

Menurut Spradley (1980:26) dalam praktiknya penelitian nyata


berbedaan ini dapat diungkapkan dalam dua pola penelitian. Sementara para
peneliti ilmu sosial cenderung mengikuti penyelidikan pola “linear”, peneliti
etnografi cenderung mengikuti pola “siklus”.

a. Siklus penelitian etnografi

Menurut Spradley (1980:22-35) prosedur penelitian etnografi bersifat


siklus, bukan bersifat urutan linear dalam penelitian ilmu sosial. Prosedur siklus
penelitian etnografi mencakup enam langkah yaitu pemilihan suatu proyek
etnografi, pengajuan pertanyaan etnografi, pengumpulan data etnografi,
pembuatan suatu rekaman etnografi, analisis data etnografi, dan penulisan
sebuah etnografi.

Berikut ini uraian masing - masing siklus penelitian :

1. Pemilihan suatu objek etnografi

Siklus dimulai dengan pemilihan suatu proyek etnografi. Barangkali


yang pertama peneliti etnografi mempertimbangkan ruang lingkup dari
penyelidikan mereka.

2. Pengajuan pertanyaan etnografi

Pekerjaan lapangan etnografi dimulai ketika mulai mengajukan


pertanyaan etnografi. Itu memperlihatkan bukti yang cukup ketika
pelaksanaan wawancara, tetapi observasi yang sangat sederhana dan entri
catatan lapangan pun melibatkan pengajuan pertannyaan.

Terdapat tiga jenis utama pertanyaan etnografi, masing – masing


mengarah pada jenis observasi yang berbeda dilapangan. Semua jenis
etnografi mulai dengan

14
“pertanyaan deskriptif” umum / luas seperti “siapa orang yang ada
disini ?’’ “ apa yang mereka lakukan?” dan “apa latar fisik dari situasi
sosial ini?”

Kemudian setelah penggunaan jenis pertanyaan ini untuk menuntun


observasi, dan setelah analisis data awal, dilanjutkan dengan menggunakan

“pertanyaan struktural” dan “pertanyaan kontras” untuk penemuan. Ini


akan membimbing observasi agar lebih terfokus.

Dalam sebuah etnografi, seseorang dapat mengajukan sub - sub


pertanyaan yang berhubungan dengan : a) suatu deskriptif tentang konteks;
b) analisis tentang tema - tema utama; dan c) interprestasi perilaku kultural.

3. Pengumpulan data etnografi

Dengan cara observasi partisipan dapat mengamati aktivitas


seseorang, karakteristik fisik situasi sosial, dan apa yang akan menjadi
bagian dari tempat kejadian. Anda akan memulai dengan melakukan
observasi deskriptif secara umum, mencoba memperoleh suatu tinjauan
terhadap situasi sosial dan yang terjadi disana.

Kemudian setelah perekaman dan analisis data awal anda, anda akan
mempersempit penelitian dan mulai melakukan observasi ulang dilapangan,
anda akan mampu mempersempit penyelidikan anda untuk melakukan
observasi selektif. Walaupun observasi anda semakin terfokus anda akan
selalu melakukan observasi deskriftif umum hingga akhir studi lapangan
anda.

4. Pembuatan suatu rekaman etnografi

Tahap ini mencakup pengambilan catatan lapangan, pengambilan


foto, pembuatan peta, dan penggunaan cara – cara lain untuk merekam
observasi anda. Rekaman ini akan membantu membangun sebuah jembatan

15
antara observasi dengan analisis. Sebagian analisis anda akan tergantung
pada apa yang telah anda rekam.

5. Analisis data etnografi

Langkah berikutnya dalam siklus tidak perlu perlu menunggu hingga


terkumpul banyak data. Peneliti etnografi menganalisis data lapangan yang
dikumpulkan dari observasi partisipan untuk menemukan pertanyaan.
Anda perlu menganalisis catatan - catatan lapangan anda setelah
setiap periode pekerjaan lapangan untuk mengetahui apa yang akan dicari
dalam observasi periode berikutnya dari observasi partisipan. Terdapat
empat jenis analisis, yaitu analisis domain, analisis taksonomi, analisis
komponen, dan analisis tema.

a. Analisis domain yaitu memperoleh gambaran umum dan menyeluruh


dari objek penelitian atau situasi sosial. Melalui pertanyaan umum dan
pertanyaan rinci peneliti menemukan berbagai kategori atau domain
tertentu sebagai pijakan penelitian selanjutnya.

b. Analisis taksonomi yaitu menjabarkan domain - domain yang dipilih


menjadi lebih rinci untuk mengetahui struktur internalnya.

c. Analisis komponensial yaitu mencari ciri spesifik pada setiap strukur


internal dengan cara mengontraskan antar elemen. Hal ini dilakukan
melalui observasi dan wawancara terseleksi melalui pertanyaan yang
mengontraskan.

d. Analisis tema budaya, yaitu mencari hubungan diantara domain dan


hubungan dengan keseluruhan, yang selanjutnya dinyatakan kedalam
tema - tema sesuai dengan fokus dan subfokus penelitian.

Seorang peneliti etnografi yang berpengalaman dapat melakukan


bentuk - bentuk analisis berbeda secara simultan selama periode penelitian.
Sedangkan peneliti pemula dapat melakukannya dengan cara berurutan,

16
belajar melakukan masing - masing dalam putaran sebelum bergerak ke
analisis berikutnya. Observasi partisipan dan perekaman catatan lapangan
selalu diikuti oleh pengumpulan data, yang mengarah pada penemuan
pertanyaan etnografi baru, pengumpulan data, catatan lapangan, dan
analisis data lebih lanjut.

6. Penulisan sebuah etnografi

Penulisan sebuah etnografi memaksa penyelidik ke dalam suatu jenis


analisis yang lebih intensif. Peneliti etnografi hanya dapat merencanakan
dari awal perjalanan penyelidikan mereka dalam pengertian yang paling
umum. Setiap tugas utama dalam tindakan siklus penelitian dianggap
sebagai kompas untuk memlihara diperjalanan. Kesadaran terhadap siklus
penelitian etnografi dapat memelihara dari kehilangan jalan bahkan dalam
proyek penelitian yang sangat kecil. Peneliti etnografi yang menghabiskan
beberapa jam sehari melakukan observasi partisipan secara proporsional
akan memiliki sejumlah besar data lapangan

J. Contoh Penelitian
Ada beberapa contoh penelitian etnografi yang dilakukan oleh peneliti-
peneliti sebelumnya yang akan kami uraikan dalam makalah ini. Salah satunya
diambil dari penelitian etnografi karya Donald W. Ball yang berjudul Sebuah
Etnografi Klinik Aborsi.

Latar Balakang Penelitian dilakukan di California-Meksiko dengan latar


belakang adanya pemberitaan surat kabar lokal dan nasional (Amerika Serikat)
yang memberitakan tentang budaya aborsi yang menjamur di Amerika, namun
pemberitaan itu di dasarkan atas data-data statistic yang bersifat positivist.
Peneliti (Donald W. Ball) tergerak untuk mengadakan penelitian terhadap
budaya yang menyimpang ini dari persepektif etnografis yang bersifat kualitatif
dan studi lapangan (filed study).

17
Prosedur Penelitian etnografis yang dilakukan oleh Donald W Ball ini
dilakukan dengan:

1. mengadakan pengamatan yang cukup lama terhadap aktifitas rutin sebuah


klinik (yang terdiri dari prosedur medis yang sebenarnya tidak terlalu
relevan dengan masalah penelitian ini) untuk membangun pola-pola
aktivitas keseharian.

2. Wawancara yang ekstensif dengan sejumlah kecil pasien, yang


senagaimana juga diamati dalam klinik.

3. Diskusi terbatas dengan staff non medisklinik.

4. Wawancara-wawancara dengan orang-orang yang pernha menikmati jaya


pelayanan klinik tersebut. (Semua nara sumber di jaga anonimitasnya untuk
menjaga kerahasiaan mereka.

5. Selain dengan wawancara-wawancara terhadap nara sumber di atas peneliti


juga memperhatikan setting dari tempat aborsi tesebut secara mendetail,
yang meliputisuasana ruangan, detail-detail ruangan, transaksi-transaksi
yang muncul, symbol-simbol yang ada dan lain-lain untuk mendapatkan
gambaran yang mendalam.

Hasil penelitian etnografi yang dihasilkan oleh Donald W. Ball


disimpulkan dalam dua tema besar yaitu:
1. kemewahan dan biaya: hal ini mengandung arti bahwa praktek aborsi yang
dilakukan memberikan pelayanan yang mewah dan nyaman dengan biaya
yang disepakati oleh kedua pihak. Praktek ini dilakukan secara ekslusif.

2. Praktik-praktik konvensial kedokteran. Dalam praktek aborsi yang


dilakukan mengikuti gaya konvensial dari klinik atau Rumah Sakit pada
umumnya. Symbolsimbol dalam klinik aborsi itu yang meliputi peralatan,
setting ruangan hingga istilah-istilah yang dipakai meniru prosedur rumah
sakit pada umum.

18
Laporan Penelitian Etnografis yang ditulis oleh Donald W. Ball ini lebih
menyerupai suatu cerita yang di susun berdasarkan sequensinya secara detail
yang memberikan gambaran jelas tentang budaya praktik aborsi yang
berlangsung selama ini. Sangat jelas bahwa laporan etnografis ini sangat
bersifat subjektif.

Contoh yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Megan L.


Comfort pada tahun 2002 dengen judul “Papa’s House” : The Prison as
Domestic and Social Satellite. Comfort melakukan pengamatan perilaku
interaksi antara napi dengan anggota keluarga, kerabat dan temannya di ruang
berkunjung di California s San Quentin State Prison. Dengan mewawancarai
secara mendalam (indepth interview) pada 50 perempuan pengunjung, Comfort
berkesimpulan, ruang berkunjung menjadi semacam ruang privat untuk
melakukan aktivitas yang bersifat pribadi, karena ada permakluman . Aktivitas
pribadi meliputi perkawinan, peringatan kelahiran, melepas kerinduan suami-
istri, atau aktivitas-aktivitas yang biasa dilakukan di rumah (ruang domestic).
Penjara tidak ubahnya seperti rumah ayah yang menjadi satelit domestic dan
sosial (papas house as domestic and social satellite). Sikap maklum antara
napi, pengunjung dan sipir penjara, secara sosiologis dapat dipahami sebagai
bentuk permisifisme di dalam institusi total.

19
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Etnografi merupakan jenis penelitian yang bersifat kualitatif yang
bertolak dari ilmu antropologi yang berkembang pada awal abad 20. Penelitian
ini menggunakan pendekatan dalam perspektif budaya sebagai way of life
dalam mengkaji suatu permasalahan. Penelitian ini bersifat mendalam dan
peneliti langsung bersinggungan dengan permasalahan yang diteliti dengan
mencari informan dari lingkungan yang terlibat dengan masalah yang ada.

Metode etnografi digunakan untuk melihat orang menggunakan


kebudayaannya. Kedua kelompok anggota masyarakat melihat realitas yang
sama, namun menginterpretasikannya dengan berbeda. Etnografi menjadi
metode untuk menggali pemaknaan terhadap suatu realitas. Etnografer tidak
hanya berhenti pada mengamati tingkah laku, tetapi lebih dari itu dia juga
menyelidiki makna dari tingkah laku itu.

K. Saran
Dengan penyusunan makalah ini, semoga bermanfaat bagi para pembaca,
khususnya bagi mahasiswa keperawatan. Penyusun berharap agar para pembaca
dapat lebih memahami mengenai konsep studi etnogarfi dalam keperawatan
sehingga ilmu yang didapatkan dapat bermanfaat di masa yang akan datang.

20
DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. (2007). Analisis Data Penelitian Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Kuswarno, Engkus. (2008). Suatu Pengantar dan Contoh Penelitiannya. Bandung :
Widya Padjadjaran.
Mulyana, Deddy. (2001). Metodologi Penelitian Kualitataif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Mulyana, Deddy dan Solatun. (2008). Metode Penelitian Komunikasi: Contoh-
Contoh Penelitian Kualitatif Dengan Pendekatan Praktis. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Muriel Sabille-Troike. (1982). The Ethonography Of Communication: An


Intrduction.
Southampton: Basil Blackwell Publisher Limited.
Sukidin, Basrowi. (2002). Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro. Surabaya:
Insan Cendekia.
Suryani, Anne. (2008). Comparing Case Stury and Ethnography as
Qualitative
Research Approaches. Jurnal Ilmu Komunikasi. Vol. 5, No. 1. September
2008.
Yogyakarta: Universitas Atma Jaya

21
22

Anda mungkin juga menyukai