Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ETNOGRAFI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
penyelesaian makalah yang berjudul “Etnografi”. Makalah ini dibuat untuk
melengkapi tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian. Pada kesempatan yang
berbahagia ini, kami mengucapkan terima kasih kepada :
2. Orang tua kami atas segala dukungan dan doanya selama ini.
3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada kami,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, kami dengan senang hati menerima kritik dan saran dari pembaca
makalah ini. Semoga makalah yang berjudul ”Etnografi” ini dapat bermanfaat
bagi pembaca semua dan bagi kami khususnya.

Surakarta, September 2018

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

C. Tujuan Makalah............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Pengertian Etnografi.....................................................................................3

B. Etnografi Sebagai Metode.............................................................................4

C. Ciri Utama Penelitian Etnografi....................................................................4

D. Prinsip-Prinsip Metodologi Etnografi...........................................................5

E. Etika Penelitian Etnografi.............................................................................6

F. Instrumen Pengumpulan dan Paparan Data Etnografi..................................7

G. Langkah-Langkah Penelitian Etnografi........................................................9

H. Analisis Data...............................................................................................11

I. Prosedur Siklus Penelitian Etnografi..........................................................13

J. Penyajian Etnografi.....................................................................................14

K. Implementasi Model Etnografi Dalam Penelitian Kualitatif Berbagai


Bidang Ilmu........................................................................................................15

BAB III PENUTUP...............................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Metode penelitian adalah langkah yang dimiliki dan dilakukan oleh
peneliti dalam rangka untuk mengumpulkan informasi atau data serta
melakukan investigasi pada data yang telah didapatkan tersebut. Metode
penelitian memberikan gambaran rancangan penelitian yang meliputi antara
lain: prosedur dan langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian,
sumber data, serta dengan langkah apa data-data tersebut diperoleh dan
selanjutnya diolah kemudian dianalisis. Metode penelitian dibagi menjadi dua,
yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif
memiliki beberapa jenis pendekatan dari bidang ilmu-ilmu pengetahuan sosial,
yaitu: pendekatan studi kasus, etnografi, fenomenologi, etnofenomenologi,
praktik imperatif, etnografi, riset biografi, riset sejarah, dan riset klinis (Denzin
& Lincolin dalam Creswell, 2015:12). Pembahasan kali ini akan membahas
tentang pendekatan etnografi. Menurut Creswell (2013:125) etnografi lebih
memfokuskan diri pada kelompok masyarakat yang memiliki kebudayaan yang
sama. Kebudayaan di sini dimaksudkan sebagai keseluruhan sistem
ide/gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat
yang dijadikan milik manusia melalui proses belajar. Hampir seluruh tindakan
manusia adalah kebudayaan kecuali tindakan-tindakan yang dilakukan karena
faktor naluri, refleks atau fisiologi yang dilakukan tanpa melalui proses belajar
dan jumlahnya relatif terbatas (Koentjoroningrat, 2009:144). Jadi pendekatan
etnografi adalah suatu metode penelitian kualitatif yang digunakan untuk
meneliti kelompok masyarakat yang memiliki kebudayaan sama yang berfokus
pada aspek pilihan termasuk bagaimana mereka memimpin kegiatan rutin, hal-
hal yang berkaitan dengan yang dapat teringat, kehidupan ritual dengan orang
lain dalam lingkungan mereka.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :

1
1. Apakah pengertian dari etnografi?
2. Apakah etnografi merupakan metode ilmiah?
3. Apa saja ciri utama penelitian etnografi?
4. Apa saja prinsip dari etnografi?
5. Bagaimana etika dalam melakukan penelitian menggunakan pendekatan
etnografi?
6. Bagaimana instrumen pengumpulan dan paparan data etnografi?
7. Bagaimana langkah-langkah penelitian etnografi?
8. Bagaimana proses analisis data dalam penelitian etnografi?
9. Bagaimana prosedur siklus penelitian etnografi?
10. Bagaimana analisis penyajian etnografi?
11. Apa saja implementasi penelitian etnografi?

C. Tujuan Makalah
Penulisan ini dilakukan dengan tujuan yakni :
1. Mengetahui pengertian dari etnografi.
2. Mengetahui bahwa etnografi merupakan metode ilmiah.
3. Mengetahui ciri utama penelitian etnografi.
4. Mengetahui prinsip dari etnografi.
5. Mengetahui etika dalam melakukan penelitian menggunakan pendekatan
etnografi.
6. Mengetahui instrumen pengumpulan dan paparan data etnografi.
7. Mengetahui langkah-langkah penelitian etnografi.
8. Mengetahui proses analisis data dalam penelitian etnografi.
9. Mengetahui prosedur siklus penelitian etnografi.
10. Mengetahui analisis penyajian etnografi.
11. Mengetahui implementasi penelitian etnografi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Etnografi
Etnografi merupakan gabungan dari dua kata, yaitu ethno dan
graphic. Ethno berarti orang atau anggota kelompok sosial atau budaya,
sedangkan graphic berarti tulisan atau catatan. Jadi, secara literer etnografi
berarti menulis/catatan tentang orang atau anggota kelompok sosial dan
budaya. Etnografi merupakan metode yang banyak digunakan dalam
mendeskripsikan kebudayaan suatu suku bangsa.
Menurut Creswell (2013:125) etnografi lebih memfokuskan diri pada
kelompok masyarakat yang memiliki kebudayaan yang sama. Kebudayaan di
sini dimaksudkan sebagai keseluruhan sistem ide/gagasan, tindakan dan hasil
karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia
melalui proses belajar. Hampir seluruh tindakan manusia adalah kebudayaan
kecuali tindakan-tindakan yang dilakukan karena faktor naluri, refleks atau
fisiologi yang dilakukan tanpa melalui proses belajar dan jumlahnya relatif
terbatas (Koentjoroningrat, 2009:144).
Menurut Mulyana (2003) etnografi adalah metode penelitian kualitatif
yang digunakan untuk meneliti perilaku manusia dalam lingkungan spesifik
yang alamiah.
Menurut Muecke (1992) etnografi adalah deskripsi tertulis tentang
orang-orang yang diteliti dengan berfokus pada aspek pilihan termasuk
bagaimana mereka memimpin kegiatan rutin, hal-hal yang berkaitan dengan
yang dapat teringat, kehidupan ritual dengan orang lain dalam lingkungan
mereka.
Jadi, etnografi adalah suatu metode penelitian kualitatif yang
digunakan untuk meneliti kelompok masyarakat yang memiliki kebudayaan
yang sama yang berfokus pada aspek pilihan termasuk bagaimana mereka
memimpin kegiatan rutin, hal-hal yang berkaitan dengan yang dapat teringat,
kehidupan ritual dengan orang lain dalam lingkungan mereka.

3
B. Etnografi Sebagai Metode
Menurut Emzir (2010) dalam terminologi metode, secara umum,
istilah “etnografi” mengacu pada penelitian sosial yang memiliki karakteristik
berikut :
1. Perilaku manusia dikaji dalam konteks sehari-hari, bukan di bawah kondisi
eksperimental yang diciptakan oleh peneliti.
2. Data dikumpulkan dari suatu rentangan sumber, tetapi observasi dan
percakapan yang relatif informal biasanya lebih diutamakan.
3. Pendekatan untuk pengumpulan data tidak terstruktur dalam arti tidak
melibatkan penggunaan suatu set rencana terperinci yang disusun
sebelumnya, juga tidak menggunakan kategori yang telah ditetapkan
sebelumnya untuk penginterpretasian apa yang dikatakan atau dilakukan
orang. Ini tidak berarti bahwa penelitian tidak sistematis; hanya pada
awalnya data dikumpulkan sebagai suatu format mentah, dan sebisa
mungkin sebagai medan yang luas.
4. Fokus penelitian biasanya merupakan suatu latar tunggal atau kelompok dari
skala yang relatif kecil. Dalam penelitian sejarah kehidupan fokus penelitian
dapat berupa individu tunggal.
5. Analisis data melibatkan interpretasi arti dan fungsi tindakan manusia dan
sebagian besar mengambil format deskripsi verbal dan penjelasan, dengan
kualifikasi dan analisis statistik yang kebanyakan memainkan peran
subordinat.
Sebagai suatu satuan metode, etnografi tidak jauh berbeda dari
pendekatan yang Anda gunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk
memahami lingkungan Anda. Pendekatan ini tidak sespesifik dan secanggih
pendekatan eksperimental atau survei sosial; meskipun semua metode
penelitian memiliki asal historisnya dalam cara-cara manusia memperoleh
informasi tentang dunia mereka dalam kehidupan sehari-hari (Genzuk,
2005).

4
C. Ciri Utama Penelitian Etnografi
Penelitian etnografi merupakan penelitian kualitatif yang memerlukan
partisipasi cukup lama bagai peneliti di lapangan, waktu yang diperlukan
sekitar 6 bulan sampai 3 tahun (Muhadjir, 1996).

Menurut Ulfiati (2014:86), ciri utama penelitian etnografi adalah


sebagai berikut :

1. Ingin memahami pandangan hidup orang atau sekelompok orang.


2. Ingin memahami keaslian atau kewajaran dalam semua aspek kehidupan
manusia.
3. Sebagai alat belajar dari manusia atau orang yang lain yaitu subjek yang
diteliti.

D. Prinsip-Prinsip Metodologi Etnografi


Penelitian etnografi memiliki tiga prinsip metodoologis yang
digunakan sebagai dasar metode penelitian. Menurut Hammersley (Emzir,
2010:149-152) prinsip metodologis penelitian etnografi yaitu :
1. Naturalisme
Naturalisme merupakan pandangan bahwa tujuan penelitian sosial
untuk menangkap karakter perilaku manusia yang muncul secara alami, dan
ini hanya dapat diperoleh melalui kontak langsung dengannya, bukan
melalui inferensi dari apa yang dilakukan orang dalam latar buatan seperti
eksperimen atau dari apa yang mereka katakan dalam wawancara tentang
apa yang mereka lakukan. Ahli etnografi melakukan penelitian mereka
dalam latar alami, latar yang ada kebebasan proses penelitian, bukan dalam
latar yang secara spesifik dibuat untuk tujuan penelitian atau eksperimen.
2. Pemahaman yang Sentral
Pemahaman yang sentral disini sebagai cara untuk meyikapi
tindakan manusia yang berbeda dari perilaku objek fisik, bahkan dari
makhluk lainnya, tindakan tersebut tidak hanya berisi tanggapan stimulus,
tetapi melalui interpretasi terhadap stimulus dan konstruksi tanggapan.
Kadang-kadang tanggapan ini mencerminkan penolakan yang lengkap
terhadap konsep kausalitas sebagai tidak dapat diterapkan dalam dunia

5
sosial, dan desakan tegas atas karakter yang dibangun secara bebas dari
tindakan manusia dan institusi.
3. Penemuan
Corak lain dari pemikiran etnografi adalah konsepsi proses
penelitian sebagai induktif atau berdasarkan temuan, daripada dibatasi pada
pengujian hipotesis secara eksplisit. Seseorang yang mendekati suatu
fenomena dengan suatu set hipotesis, mungkin dia gagal menemukan
hakikat fenomena tersebut yang sebenarnya karena dibutakan oleh asumsi
yang dibangun kedalam hipotesis tersebut. Namun, ahli etnografi memiliki
suatu minat umum dalam banyak jenis fenomena sosial dan atau dalam
banyak masalah teoteris atau masalah praktis.

E. Etika Penelitian Etnografi


Menurut Madison (Creswell, 2012:474) etika dalam penelitian
etnografi antara lain yaitu :
1. Etnografer harus terbuka dan transparan tentang pengumpulan data
Harus menyampaikan tentang tujuan penelitian, dampak yang mungkin
ditimbulkan, sumber-sumber pendanaan.
2. Peneliti harus mempelajari orang-orang atau tempat-tempat dengan rasa
hormat, menghindarkan dari bahaya, menjaga martabat mereka, dan
memastikan privasi mereka terjaga.
3. Peneliti dan peserta perlu menegosiasikan batas yang berkaitan dengan
faktor-faktor ini.
4. Peneliti etnografi juga mempunyai tanggung jawab terhadap komunitas
ilmiah, seperti tidak menipu salah satu peserta atau pembaca (misalnya
memanipulasi data, mengarang bukti, memalsukan, menjiplak) atau tidak
melaporkan kesalahan.
5. Penelitian harus dilakukan dengan rasa hormat agar peneliti lain tidak
dilarang memasuki lingkungan kelompok tersebut di masa yang akan
datang.
6. Peneliti harus memberikan umpan balik dan memberikan imbalan kepada
mereka yang diteliti yang adil dan mungkin memberikan sesuatu yang
sedang dibutuhkan

6
7. Peneliti juga harus menyadari potensi dampak negatif dari presentasi dan
publikasi mereka yang mungkin ada pada populasi yang diteliti.

F. Instrumen Pengumpulan dan Paparan Data Etnografi


Sebagaimana layaknya penelitian kualitatif yang mengedepankan
naturalitik dalam mendapatkan data yang bersifat deskriptif, maka penelitian
etnografi juga memafaatkan teknik pengumpulan data yang digunakan
penelitian kualitatif pada umumnya, namun ada beberapa teknik yang khas.
Adapun instrumen pengumpul data pada penelitian etnografi sebagai berikut:
1. Pertama, wawancara mendalam (indepth interview) merupakan serangkaian
pertanyaan yang diajukan peneliti kepada subjek penelitian. Mengingat
karakter etnografi yang naturalistik, maka bentuk pertanyaan atau
wawancara yang dilakukan merupakan pertanyaan terbuka dan sifatnya
mengalir, meski demikian untuk menjaga fokus penelitian ada baiknya
seorang peneliti memiliki panduan wawancara yang sifatnya fleksibel.
Setiap wawancara yang dilakukan, peneliti harus memperdalamnya dengan
cara membuat catatan hasil wawancara dan observasi. Karena itu, kegiatan
wawancara akan selalu menghasilkan pertanyaan baru yang sifatnya
memperdalam apa yang telah diterima dari subjek penelitan. Dalam konteks
memperdalam data, proses wawancara dapat dilakukan secara spontan
maupun terencana.
2. Kedua, observasi partisipan (participant observation). Untuk mengetahui
secara detail langsung bagaimana budaya yang dimiliki individu atau
sekelompok masyarakat maka seorang peneliti etnografi harus menjadi
“orang dalam”. Menjadi “orang dalam” akan memberi keuntungan peneliti
dalam menghasilkan data yang sifatnya natural. Peneliti akan mengetahui
dan memahami apa saja yang dilakukan subjek penelitian, perilaku
keseharian, kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan keseharian, hingga pada
pemahaman terhadap simbol-simbol kehidupan subjek penelitian dalam
keseharian yang bisa jadi orang lain tidak memahami apa sebenarnya simbol
itu. Menjadi orang dalam memberikan akses yang luar biasa bagi peneliti
untuk “menguak” semua hal tanpa sedikitpun halangan, karena subjek
penelitian akan merasa kehadiran peneliti sebagai bagian dari keluarganya,

7
sehingga tidak ada keraguan dan hambatan bagi subjek untuk berperilaku
alami, sebagaimana layaknya dia hidup dalam keseharian. Namun demikian,
menjadi orang dalam melalui kegiatan observasi partisipan tidak
menjadikan peneliti larut hingga tidak bisa membedakan dirinya dengan diri
subjek penelitian. Posisi inilah yang harus benar-benar dijaga dalam
melakukan riset etnografi.
3. Ketiga, diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion), merupakan
kegiatan diskusi bersama antara peneliti dengan subjek penelitian secara
terarah. Dalam konteks ini sebenarnya kemampuan peneliti untuk
menyajikan isu atau tema utama, mengemasnya dan kemudian
mendiskusikan serta mengelola diskusi itu menjadi terarah dalam arti proses
diskusi tetap berada dalam wilayah tema dan tidak terlalu melebar apalagi
sampai menyertakan emosi subjek secara berlebihan menjadi kata kunci dari
proses FGD yang baik. Diskusi kelompok terarah ini bisa diawali dengan
pemilihan anggota diskusi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh peneliti,
ataupun dapat saja dilakukan dengan secara acak, namun tetap
memperhatikan “kekuatan” masing-masing peserta diskusi, mulai dari
tingkat pendidikan, intelektualitas, pengalaman bahkan keseimbangan
gender. Dengan penetapan ini, merupakan langkah untuk menghindari
ketimpangan atau dominannya satu kelompok atau individu dalam sebuah
diskusi. Kemudian, dilanjutkan dengan tema yang akan diusung peneliti,
dan diskusikan secara bersama. Proses inilah yang kemudian oleh peneliti
dicatat secara rinci untuk kemudian dijadikan dasar pijak untuk
memperdalam dan memperkaya data etnografi.
4. Keempat, sejarah hidup (Life history), merupakan catatan panjang dan rinci
sejarah hidup subjek penelitian. Melalui catatan sejarah hidup ini peneliti
etnografi akan memahami secara detail apa saja yang menjadi kehidupan
subjek penelitian dan faktor-faktor yang mempengaruhinya termasuk
budaya yang ada di lingkungannya. Catatan sejarah hidup, menghendaki
kemampuan peneliti untuk jeli dalam melihat setiap detail kehidupan
seseorang, sehingga tergambar dengan jelas bagaimana “jalan” kehidupan
subjek penelitian dari lahir hingga dewasa sehingga ditemukan peristiwa-

8
peristiwa penting yang menjadi titik balik (turning point) dalam sejarah
kehidupan subjek penelitian. Meski hampir sama dengan pola autobiografi,
namun terdapat perbedaan terutama pada upaya yang lebih kuat dalam
penulisan untuk menghindari subjektivitas penulis.
5. Kelima, analisis dokumen (Document analysis). Analisis dokumen
diperlukan untuk menjawab pertanyaan menjadi terarah, disamping
menambah pemahaman dan informasi penelitian. Mengingat di lokasi
penelitian tidak semua memiliki dokumen yang tersedia, maka ada baiknya
seorang peneliti mengajukan pertanyaan tentang informan-informan yang
dapat membantu untuk memutuskan apa jenis dokumen yang mungkin
tersedia. Dengan kata lain kebutuhan dokumen bergantung peneliti, namun
peneliti harus menyadari keterbatasan dokumen, dan bisa jadi peneliti
mencoba memahami dokumen yang tersedia, yang mungkin dapat
membantu pemahaman.
Berbagai teknik pengumpulan data yang terpapar tersebut bisa
digunakan peneliti secara bersamaan atau dipilih peneliti berdasarkan
kebutuhan dan juga bergantung peneliti dalam memaksimalkan instrument
tersebut. Yang jelas, bagaimana upaya peneliti dalam mendapatkan dan
menghasilkan data etnografi yang rinci dan utuh.
Setelah melakukan proses penggalian data dan menganalisisnya,
maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan peneliti adalah membuat
laporan etnografi. Ada enam bentuk laporan etnografi yang dapat disajikan
peneliti.

G. Langkah-Langkah Penelitian Etnografi


Menurut Spradley (Agus, 2006:130) penelitian etnografi dilaksanakan
dengan langkah-langkah :
1. Menetapkan informasi
Peneliti perlu menetapkan informan kunci terlebih dahulu sesuai
fokus penelitian yang telah direncanakan, yaitu individu yang mampu
memberikan informasi yang tepat dan benar serta produktif.

9
2. Melakukan wawancara terhadap informan
Dalam melakukan wawancara harus disikapi dengan baik, sebab
pola wawancara akan menentukan keterungkapan informasi yang khas
sesuai dengan kondisi masing-masing informan, tempat dan kegiatan.
3. Membuat catatan etnografis
Peneliti mencatat informasi itu dengan baik yang akan memberikan
makna penting pada penulisan etnografi. Sebaiknya gunakan alat perekam,
namun perlu kehati-hatian dalam penggunaannya sehingga tidak
mengganggu percakapan/wawancara.
4. Mengajukan pertanyaan deskriptif
Pengajuan pertanyaan deskriptif hendaklah berawal dari diri
informan sendiri. Sebagai pijakan awal, peneliti dapat membuat pertanyaan
dari jawaban informan, pada saat informan berbicara sesama mereka.
5. Melakukan analisis wawancara etnografis
Data yang sudah terkumpul sebelumnya melalui wawancara,
dianalisis dengan baik.
6. Membuat analisis domain
Analisis domain merupakan penyelidikan terhadap unit-unit
pengetahuan budaya yang lebih besar dan ditujukan untuk mendapatkan
gambaran umum dan menyeluruh dari objek penelitian etnografi.
7. Mengajukan pertanyaan struktural
Hal ini dimaksudkan untuk menguji kategori domain serta
menemukan istilah-istilah tercakup (included term) yang lain.
8. Membuat analisis taksonomi
Membuat analisis taksonomi dilakukan dengan menjabarkan
domain yang dipilih menjadi lebih terperinci, untuk mengetahui struktur
internal yang terdapat dari domain itu.
9. Mengajukan pertanyaan kontras
Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh perbedaan di antara
berbagai hubungan yang tersembunyi di antara berbagai istilah asli dari
orang yang diteliti dan juga untuk mendapatkan berbagai hubungan yang

10
tersembunyi di antara berbagai istilah asli dari orang diteliti yang telah
dikumpulkan.
10. Membuat analisis komponensial
Analisis komponensial merupakan pencarian sistematis berbagai
atribut komponensial, budaya yaang berhubungan dengan simbol budaya
atau dapat juga dimaknai sebagai suatu cara mencari ciri-ciri spesifik pada
setiap struktur internal dengan cara mengontraskan antar elemen.
11. Menentukan tema budaya
Menentukan tema budaya dilakukan dengan melebur diri (peneliti)
berjam-jam mendengarkan informan sampai selesai dan membuat
inventarisasi daftar domain budaya yang teridentifikasi maupun yang tidak
teridentifikasi, melakukan analisis komponensial, mencari kemiripan di
antara berbagai kontras, mencari dan mengidentifikasi domain yang
mengatur serta mencari tema-tema universal.
12. Menulis etnografi
Penulisan etnografi sebagai produk suatu penelitian pada
prinsipnya adalah mengomunikasikan makna temuan kepada pembaca.

H. Analisis Data
Menurut Muhadjir (1996:104) analisis data merupakan upaya mencari
dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya
untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan
menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.
Kriteria untuk mengevaluasi etnografi dimulai dengan menerapkan
standar yang digunakan dalam penelitian kualitatif, kemudian faktor-faktor
tertentu harus dipertimbangkan dengan benar. Dalam evaluasi etnografi yang
baik, peneliti (Creswell, 2012: 480) harus memastikan :
1. Apakah kelompok berbudaya sama atau kasus yang diteliti teridentifikasi
secara jelas dan spesifk?
2. Apakah ada pola-pola yang diidentifikasi untuk kelompok atau kasus
tersebut?
3. Apakah kelompok atau kasus itu dideskripsikan secara rinci?

11
4. Apakah jelas kelihatan konteks yang ada di seputar kelompok atau kasus
itu?
5. Apakah si penulis melakukan refleksi tentang peranannya dalam penelitian?
6. Apakah peneliti membuat interpretasi dengan lingkup yang lebih luas
tentang makna dari pola-pola atau kasus tersebut?
7. Apakah interpretasi itu muncul secara wajar (tidak dibuat-buat) dari
deskripsi dan tema?
8. Dari membaca sebuah etnografi, apakah pembaca memiliki pemahaman
tentang bagaimana sebuah budaya berfungsi ditilik dari sudut pandang
partisipan dan peneliti?
9. Apakah si penelti mengecek akurasi penelitian dengan jalan menggunakan
prosedur, seperti triangulasi antar sumber data atau membawa laporan
penelitian kembali pada para partisipan untuk ditinjau ulang?
Menurut Spradley (Emzir, 2012) terdapat empat jenis analisis, yaitu
analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponen, dan analisis tema.
1. Analisis domain, yaitu memperoleh gambaran umum dan menyeluruh dari
objek penelitian atau situasi sosial. Melalui pertanyaan umum dan
pertanyaan rinci peneliti menemukan berbagai kategori atau domain tertentu
sebagai pijakan penelitian selanjutnya. Semakin banyak domain yang
dipilih, semakin banyak waktu yang diperlukan untuk penelitian.
2. Analisis taksonomi, yaitu menjabarkan domain-domain yang dipilih
menjadi lebih rinci untuk mengetahui struktur internalnya. Hal ini dilakukan
dengan melakukan pengamatan yang lebih terfokus.
3. Analisis komponensial, yaitu mencari ciri spesifik pada setiap struktur
internal dengan cara mengontraskan antar elemen. Hal ini dilakukan melalui
observasi dan wawancara terseleksi melalui pertanyaan yang
mengontraskan.
4. Analisis tema budaya, yaitu mencari hubungan di antara domain dan
hubungan dengan keseluruhan, yang selanjutnya dinyatakan ke dalam tema-
tema sesuai dengan fokus dan subfokus penelitian.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian etnografi adalah
teknik analisis tematik etnografi dalam upaya mendeskripsikan secara

12
menyeluruh karateristik kultural yang memengaruhi perilaku sosial individu.
Fokus utama laporan penelitian adalah narasi deskriptif tentang konteks dan
tema-tema kultural yang memengaruhi perilaku sosial individu. Fokus ini
sesuai dengan pengertian etnografi yang berarti penelitian untuk menemukan
dan mendeskripsikan secara komprehensif fenomena budaya dari sebuah
kelompok (Hanurawan, 2016:90). Hanurawan (2016:91), teknik analisis
tematik etnografi dilakukan melalui prosedur:
1. Peneliti membuat daftar kategori yang menonjol sesuai dengan tujuan
penelitian yang terdapat dalam data-data hasil pengumpulan data (hasil
observasi, wawancara, dokumen, dan rekaman audio dan video). Daftar
kategori itu adalah fenomena perilaku atau kejiwaan yang spesifik suatu
kelompok kebudayaan tertentu atau etnik tertentu.
2. Peneliti memberi label terhadap kategori-kategori yang muncul.
3. Berdasarkan pada daftar kategori yang menonjol tersebut maka kemudian
peneliti membuat kesimpulan-kesimpulan hasil-hasil penelitian.

I. Prosedur Siklus Penelitian Etnografi


Menurut Spradley (Ary dkk., 2010:462). Prosedur siklus penelitian
etnografi mencakup enam langkah yaitu:
1. Memilih proyek etnografi.
Ruang lingkup proyek-proyek ini dapat sangat bervariasi dari
mempelajari keseluruhan masyarakat yang kompleks, seperti kelompok
berburu Inuit di Alaska, hingga mempelajari situasi sosial tunggal atau
lembaga, seperti bar perkotaan, persaudaraan, atau taman bermain sekolah.
Para pemula akan bijaksana untuk membatasi ruang lingkupnya proyek
untuk situasi sosial tunggal sehingga dapat diselesaikan dalam waktu yang
wajar. Sebuah situasi sosial selalu memiliki tiga komponen: tempat, pelaku,
dan kegiatan.
2. Mengajukan pertanyaan etnografis.
Peneliti memiliki pertanyaan dalam pikirannya untuk membimbing
apa yang ingin dia lihat, dia dengar dan data yang ingin dikumpulkan
3. Mengumpulkan data etnografi.

13
Peneliti melakukan penelitian lapangan untuk mengetahui kegiatan
orang-orang, karakteristik fisik, dan bagaimananya rasanya menjadi bagian
dari situasi. Langkah ini biasanya dimulai dengan gambaran yang terdiri
dari pengamatan deskriptif yang luas. Kemudian, setelah melihat data,
peneliti berpindah ke pengamatan yang lebih terfokus. Di sini, peneliti
menggunakan observasi partisipan, wawancara mendalam, dan sebagainya
untuk mengumpulkan data
4. Membuat catatan etnografis.
Langkah ini termasuk mengambil catatan lapangan dan foto,
membuat peta, dan menggunakan cara lain yang sesuai untuk merekam
pengamatan.
5. Menganalisis data etnografi.
Penelitian lapangan selalu diikuti dengan analisis data, yang
mengarah ke pertanyaan-pertanyaan baru dan hipotesis baru, pengumpulan
lebih banyak data dan catatan lapangan, serta analisis yang lebih mendalam.
Siklus tersebut terus berlanjut sampai proyek selesai.
6. Menulis etnografi.
Etnografi harus ditulis, sehingga budaya atau kelompok dapat
dibawa ke kehidupan nyata, membuat pembaca merasa bahwa mereka
memahami orang-orang dan cara hidup mereka atau situasi dan orang-orang
di dalamnya. Laporan etnografis dapat berbentuk panjang dari beberapa
halaman untuk satu atau dua volume. Penulisan harus rinci dan konkret,
tidak umum atau samar.

J. Penyajian Etnografi
Setelah melakukan proses penggalian data dan menganalisisnya, maka
langkah selanjutnya yang harus dilakukan peneliti adalah membuat laporan
etnografi. Ada enam bentuk laporan etnografi yang dapat disajikan peneliti,
yaitu :
1. Ethnocentric descriptions adalah studi yang dibentuk dengan tidak
menggunakan bahasa asli dan mengabaikan makna yang ada. Masyarakat
dan cara berperilaku dikarakteristikkan secara stereotype.

14
2. Social science descriptions digunakan untuk studi yang terfokus secara
teoritis pada uji hipotesis.
3. Standard ethnographies menggambarkan variasi luas yang ada pada penutur
asli dan menjelaskan konsep asli. Studi ini juga menyesuaikan kategori
analitisnya pada budaya lain.
4. Monolingual ethnographies, seorang anggota masyarakat yang dibudayakan
menulis etnografi dalam bahasa aslinya. Etnografer secara hati-hati
membawa sistem semantis bahasanya dan menterjemahkan ke dalam
bahasanya
5. Life histories adalah salah satu bentuk deskripsi yang menawarkan
pemahaman terhadap budaya lain. Mereka yang melakukan studi ini akan
mengamati secara mendetail kehidupan seseorang dan proses yang
menunjukkan bagian penting dari budaya tersebut. Semua dicatat dalam
bahasa asli, kemudian diterjemahkan dan disajikan dalam bentuk yang sama
sesuai dengan pencatatan; serta
6. Ethnographicnovels adalah penyajian data menjadi sebuah buku..

K. Implementasi Model Etnografi Dalam Penelitian Kualitatif Berbagai


Bidang Ilmu
Etnografi digunakan untuk penelitian di banyak bidang seperti
kedokteran, psikologi, sosiologi, sistem informasi, pendidikan dan lainnya, dan
hal ini berfokus pada lingkungan sekitar sistem budaya seperti masyarakat,
kelompok, sistem, organisasi dan semacamnya. Genre ini memungkinkan studi
tentang perilaku, norma, kepercayaan, kebiasaan, nilai, pola manusia terapan
dan fenomena manusia seperti yang diungkapkan dalam praktik (Shagrir,
2017:9).
Penelitian kualitatif dalam bidang kedokteran, istilah etnografi adalah
metodologi yang sangat berguna untuk menangani berbagai pertanyaan
penelitian di profesi kesehatan. Secara khusus, itu bisa menghasilkan data dan
laporan rinci tentang profesional dokter dan hubungan interprofesional,
interaksi mereka dengan pasien, dan pendekatan mereka untuk memberikan
perawatan, seperti serta laporan mendalam tentang pengalaman perawatan
pasien. Memahami dasar etnografi dan isinya elemen kunci akan membantu

15
pembaca saat mereka menemukan laporan yang menggunakan metodologi ini
(Reeves, Kuper, and Hodges, 2008:514).
Asal etnografi dalam penelitian kesehatan berasal dari pengembangan
cabang antropologi yang dikenal sebagai antropologi medis. “Antropologi
medis menyangkut dirinya dengan berbagai isu terkait kesehatan, termasuk
etiologi penyakit, tindakan preventif terhdap sistem sosiokultural keanggotaan
manusia yang telah dibangun atau dirancang untuk mencegah suatu penyakit,
dan tindakan kuratif yang mereka miliki diciptakan dalam upaya mereka untuk
memberantas penyakit atau setidaknya mengurangi konsekuensinya” (Rashid,
Caine, and Goez, 2015:1)
Sementara pemahaman budaya adalah penggunaan etnografi yang
paling banyak dikutip, ada banyak pengaturan khusus di mana metode ini
cukup berharga. Salah satunya adalah kesehatan. Sejumlah besar variabel
dalam setting klinis memungkinkan mereka dianalisis dengan baik dalam
pendekatan yang lebih terbuka daripada menjawab pertanyaan dari survei atau
menarik data arsip dari database rumah sakit dan klinik. Hubungan
pasien/perawat adalah kunci keberhasilan perawatan kesehatan. Pemahaman
yang lebih baik tentang dinamika tersebut memungkinkan pengambil
keputusan untuk melanjutkan informasi yang lebih andal dan relevan.
Mendapatkan masalah akar tentang perawatan pasien daripada perilaku
pelacakan mengarah pada solusi nyata daripada proses coba-coba.
Fakta menunjukkan bahwa karya etnografi klasik semakin meningkat
diambil dalam berbagai cara dalam penelitian kesehatan dan etnografi sebagai
metodologi telah berubah dari waktu ke waktu. Sedangkan bentuk baru
Etnografi telah berkembang sebagai respons terhadap pergeseran pemahaman
dan untuk mendefinisikan kembali budaya, beberapa elemen kunci dari
penelitian etnografi telah hilang. Pemeriksaan yang teliti terhadap beberapa
studi etnografi menunjukkan bahwa etnografi berlanjut menjadi penting di
bidang penelitian kesehatan (Rashid, Caine, and Goez, 2015:13). Selain itu,
penelitian di bidang nutrisi, penelitian etnografi ini berkembang. Etnografi
merupakan aspek penting dalam penelitian penerapan nutrisi, karena ini
memberikan wawasan penting membuat keputusan tentang intervensi dan

16
platform penyampaian yang tepat; menentukan bagaimana cara terbaik untuk
menyesuaikan aspek perancangan dan implementasi program ke dalam konteks
lingkungan dan budaya yang berbeda; membuka 'kotak hitam' dalam intervensi
untuk memahami bagaimana proses pengiriman dan pemanfaatan
memengaruhi hasil atau dampak program; dan memahami bagaimana dampak
program tercapai, atau tidak (Tumilowicz, Neufeld, and Pelto, 2015:56).
Penelitian etnografi dalam bidang psikologi adalah penelitian yang
bertujuan untuk menemukan dan mendeskripsikan secara komprehensif makna
fenomena kejiwaan atau perilaku sebagai isu atau topik psikologi dalam sebuah
kelompok budaya tertentu. Beberapa contoh penelitian etnografi dalam bidang
psikologi adalah: (Hanurawan, 2016:88).
1. Penelitian etnografi tentang perilaku prososial dalam kelompok etnik Jawa
di Kota Yogyakarta.
2. Penelitian etnografi sikap petani Jawa di Daerah Pedesaan tentan
globalisasi.
Etnografi komunikasi adalah salah satu dari sekian metode penelitian
bidang komunikasi yang beranjak dari paradigma interpretatif atau
konstruktivis. Paradigma interpretatif adalah cara pandang yang bertumpu pada
tujuan untuk memahami dan menjelaskan dunia sosial dari kacamata aktor
yang terlibat di dalamnya. Pada dasarnya paradigma konstruktivis adalah
kegiatan peneliti untuk memahami cara orang-orang berinteraksi dan
bekerjasama melalui fenomena teramati kehidupan sehari hari. Bertujuan
menguraikan suatu budaya, baik yang bersifat material seperti artefak budaya,
dan yang bersifat abstrak seperti pengalaman, kepercayaan, norma, dan sistem
kelompok yang diteliti (Ginting, Zulkarnain, 2017:1086; Mulyana, 2010:161).

17
BAB III
PENUTUP

Penelitian Etnografi menitikberatkan pada keadaan suatu kelompok tanpa


adanya campur tangan orang lain. Tujuannya adalah sosial untuk menangkap
karakter perilaku manusia yang muncul secara alami, dan ini hanya dapat
diperoleh melalui kontak langsung dengannya, bukan melalui inferensi dari apa
yang dilakukan orang dalam latar buatan seperti eksperimen atau dari apa yang
mereka katakan dalam wawancara tentang apa yang mereka lakukan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Agus, Salim. (2006). Teori dan Pradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara
Wacana.
Ary, Donald, Jacobs, Lucy Cheser, Razavieh, Asghar. (2010). Introduction to
Research in Education 8th edition. Wardswoth Cengage Learning.
Canada: Nelson Education Ltd.
Emzir. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Raja Garindo
Persada.
Emzir. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif : Analisis Data. Jakarta: Rajawali
Pers
Cresswell, J. W.(2012). Eduactional Research: Planning, Conducting, and
Evaluating Quantitative and Qualitative Research. Ney Jersey: Person
Education, Inc.
Creswell, J. W. (2013). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Creswell, J. W. (2015). Penelitian Kualitatif & Desain Riset.Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Genzuk, Michel. (2005). A Synthesis of Ethnographic Research. http:/ /
64.233.187.1…/Ethnographic_Research.pdf +Ethnography +
research&hl= id&lr = lang_en&ieUTF-
Hanurawan, Fattah. (2016). Metode Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu Psikologi.
Jakarta:RajaGrafindo Persada.
Koentjoroningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Muecke, Stephen. (1992). Textual Spaces : Aboriginality and Cultural Studies.
Kensington, NSW: New South Wales UP: Communication and Culture
Sense.
Muhadjir, Noeng. (1996). Metode Penelian Kualitatif Pendekatan Positivistik,
Rasionalistik, Phenomenologik, dan Realisme Metaphisik Telaah Studi
Teks dan Penelitian Agama.Yogyakarta:Rakesarasin.
Mulyana, Deddy. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:PT. Remaja
Rosdakarya.
Rashid, Marghalara, Vera Caine, and Helly Goez. 2015. “The Encounters and
Challenges of Ethnography as a Methodology in Health Research.”
International Journal of Qualitative.
Reeves, Scott, Ayelet Kuper, and Brian David Hodges. 2008. “Qualitative
Research Methodologies: Ethnography.” BMJ (Clinical Research Ed.)
337 (February):10–13. https://doi.org/10.1136/bmj.a1020. Methods 14
(5):160940691562142. https://doi.org/10.1177/1609406915621421.
Shagrir, Leah. (2017). Journey to Ethnographic Research.
https://doi.org/10.1007/978-3-319-47112-9.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Tumilowicz, Alison, Lynnette M. Neufeld, and Gretel H. Pelto. 2015. “Using
Ethnography in Implementation Research to Improve Nutrition
Interventions in Populations.” Maternal and Child Nutrition 11:55–72.
https://doi.org/10.1111/mcn.12246.
Ulfiatin, Nurul. (2014). Metode penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan.
Malang:Banyumedia.
Wijaya, Hengki. (2018). Analisis Data Kulialitatif Ilmu Pendidikan Teologi.
Makassar:Sekolah Tinggi Theologia Jaffray.

Anda mungkin juga menyukai