Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP DASAR IPS SD

“Antropologi”

Dosen Pengampu: Dra. Hj. Yulia, M.Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok 5

AHMAD FADHIL ISMAIL (220407550001)

RESKY ULANDARI (220407552023)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas limpahan rahmat karunia dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai apa yang diharapkan dan sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan. Makalah ini disusun untuk melengkapi salah satu tugas
mata kuliah KONSEP DASAR IPS SD Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar sesuai
dengan ketentuan yang diberikan oleh Ibu Dra. Hj. Yulia, M.Pd selaku dosen pengampu
mata kuliah.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
terselesaikannya makalah ini dan tentunya kepada Ibu Dra. Hj. Yulia, M.Pd yang telah
membimbing kami dalam mata kuliah KONSEP DASAR IPS SD

Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami memohon
maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan dan penyampaian materi dalam makalah ini.
Selanjutnya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita.

Parepare, Minggu 19 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR. .................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB 1. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah. .............................................................................................. 2
C. Tujuan. ................................................................................................................. 2

BAB 2. PEMBAHASAN. ................................................................................................ 3


A. Pengertian antropologi. ........................................................................................ 3
B. Unsur kebudayaan ................................................................................................ 4
C. Perkembangan kebudayaan
D. Keanekaragaman budaya indonesia ..................................................................... 4

BAB 3. PENUTUP. ......................................................................................................... 7


A. Kesimpulan. ......................................................................................................... 7
B. Saran. ................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA. ..................................................................................................... 8

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang
budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal
dari keterkaitan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat,
budaya yang berbeda dari apa yang di kenal di Eropa.

Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarkat


tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama,
antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosioogi lebih menitikberatkan
pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pengertian antropologi ?
2. Bagaimana Unsur kebudayaan ?
3. Bagaimana upaya Perkembangan kebudayaan ?
4. Keanekaragaman budaya indonesia ?
5. Apa implikasi pendidikan yang berlandaskan antropologi di indonesia ?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu antropologi.
2. Mengetahui Unsur kebudayaan.
3. Mengetahui upaya Perkembangan kebudayaan.
4. Mengetahui Keanekaragaman budaya indonesia.
5. Mengetahui implikasi pendidikan yang berlandaskan antropologi di
indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Antropologi berasal dari dua akar kata Yunani: anthropos, artinya “orang”
atau “manusia”; dan logos, artinya “ilmu/nalar”. Menurut kamus athropology
dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang berusaha mencapai pengertian tentang
makhluk manusia dengan mempelajari aneka warna bentuk fisik, kepribadian,
masyarakat, serta kebudayaannya1.

Dari analisis usul asal kata, disimpulkan bahwa antropologi merupakan ilmu
pengetahuan tentang manusia. Dalam refleksi yang lebih bebas, antropologi
adalah ilmu pengetahuan yang mencoba menelaah sifat-sifat manusia secara
umum dan menempatkan manusia yang unik dalam sebuah lingkungan hidup
yang lebih bermartabat

Antropologi modern meneruskan apa yang telah dimulai oleh strategi


tradisional dari usaha antropologi pada masa-masa lampau. Yang terasa
sepanjang sejarah perkembangan ilmu pengetahuan umumnya, ilmu antropologi
berupaya untuk membangun sebagai kajian ilmiah tentang manusia dalam bingkai
kehidupan sosial dengan membuat perbandingan antar sosialitas yang satu dengan
yang lain. Perbandingan tersebut terutama berkenaan dengan pola menempatkan
model sosialitas masa silam dengan yang sekarang, dan bahkan berkaitan dengan
yang bakal terjadi (nanti).

Pemahaman antropologi dalam kerangka perbandingan ini bersifat


komprehensif, dalam arti elemen-elemen yang diambil untuk dibuat
perbandingan sungguh memberi satu pemahaman yang menyeluruh berkenaan
dengan kehidupan manusia, baik pribadi maupun kelompok. Dengan demikian,
kajian perbandingan antropologi merangkumi manusia, karya dan seluruh
keberadaannya, seperti terlihat secara struktural dalam uraian mengenai dua
elemen dasar kehidupan manusia sebagai satu entitas pribadi dan makhluk sosial.

Pengertian Antropologi Menurut Ahli


Berikut adalah beberapa pengertian dari Antropologi:
➢ Keesing (1981), Antropologi adalah kajian tentang manusia.
➢ Haviland (1985), Antropologi adalah suatu studi tentang manusia dan
perilakunya dan melaluinya diperoleh pengertian lengkap tentang
keanekaragaman manusia.

3
➢ Prof Harsojo, Antropologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang umat manusia sebagai mahkluk masyarakat, terutama pada sifat-
sifat khusus badani dan cara-cara produksi, tradisi-tradisi dan nilai-nilai
yang membuat pergaulan hidup menjadi berbeda dari yang satu dengan
lainnya
➢ koentjaraningrat (2009), Ilmu antropologi memperhatikan 5 (lima) buah
masalah mengenai makhluk hidup yaitu :
a) Masalah pada perkembangan manusia sebagai makhluk biologis
b) Masalah pada sejarah terjadinya aneka bentuk makhluk manusia,
dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya.
c) Masalah pada sejarah asal, perkembangan, serta penyebaran
berbagai macam bahasa di seluruh dunia.
d) Masalah persebaran dan terjadinya keanekaragaman kebudayaan
manusia di seluruh dunia.

Masalah pada dasar-dasar dan keanekaragaman kebudayaan manusia


dalam kehidupan masyarakatmasyarakat dan suku bangsa yang tersebar
di seluruh penjuru bumi pada zaman sekarang ini.
B. Unsur Kebudayaan
1. Sistem Peralatan dan Perlengkapan Hidup ( Teknologi)
Sistem teknologi dan peralatan masyarakat merupakan salah satu unsur
penting dalam suatu kebudayaan. Teknologi dan peralatan merupakan
perkakas yang membantu masyarakat dalam melaksanakan setiap
kegiatan penunjang kehidupan sosialnya. Masyarakat pribadi dan
Kecamatan Cigalontang secara konsisten masih menggunkan peralatan
ataupun perlengkapan hidup yang sederhana dan tradisional seperti untuk
keperluan memasak, masyarakat tersebut ada sebagian yang
menggunakan tungku dengan bahan bakar kayu sebagai sumber api.
Peralatan untuk membajak sawah masyarakat masih menggunakan
pembajak yang dijalankan oleh kerbau, cangkul, kored, cerulit dan
peralatan tradisional lainnya. Akan tetapi seiring perkembangan zaman
ada sebagian masyarakat yang menggunakan traktor.

Pengunaan sarana dalam beribadah pun menggunakan teknologi


modern dimana ketika adzan ditandai dengan suara adzan yang di
kumandangkan dengan memakai alat pengeras suara berupa speaker
layaknya dimasjid pada umumnya, tetapi ketika listrik mati adzan ditandai
dengan pukulan bedug sebanyak tiga kali.

2. Sistem Mata Pencaharian Hidup


Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya berada di bawah
kaki gunung disana terdapat banyak desa-desa yang di sebut sebagai desa
pertanian lahan-lahan dibeberapa desa sebelumnya hanya di gunakan
unutuk menanam padi, namun saat ini petani-petani di Kecamatan

4
Cigalontang di arahkan untuk menanam tumbuhan lain seperti cabai,
terong, dan singkong. Hal ini dapat di lakukan karena tanah di desa-desa
yang berada di Cigalontang memiliki potensi untuk ditanami berbagai
macam tumbuhan. Meskipun secara umum pertanian merupakan mata
pencaharian utama warga di Kecamatan Cigalontang, banyak warga
memiliki mata pencaharian lain seperti pengrajin, pedagang, buruh, PNS,
dukun terlatih dan lain sebagainya. Namun dengan seiring perkembangan
zaman beberapa mata pencaharian seperti dukun terlatih mulai hilang
keberadaannya. Selain itu di Kecamatan Cigalontang terdapat beberapa
tempat wisata yang bisa menambah pendapatan warga Cigalontang.
Seperti menjadi pedagang makanan di tempat wisata tersebut, atau
petugas karcis dalam wisata tersebut. Adapun tempat wisatanya sebagai
berikut :
✓ Curug Ciparay Tasikmalaya.
✓ Wisata Alam Bubulak.
✓ Bukit Kacapi.
✓ Situ Pangangonan.
3. Sistem Kemasyarakatan Organisasi Sosial
Sitem kemasyarakatan adalah pengelompokan orang-orang dalam suatu
masyarakat dan hubungan antara individu baik dalam kelompok yang
sama maupun anatara kelompok yang berbeda.

Beberapa pengelompokan pada Cigalontang masyarakatnya adalah:


▪ sebagai berdasarkan Kecamatan hasil sistem kriteria Berdasarkan
keadaan materi: adanya lapisan anu benghar (kaya) dan lapisan
sangsara (miskin).
▪ Berdasarkan pencaharian: profesi Pegawai mata negeri,
pengusaha, pedagang, petani, buruh.
▪ Ada pula bebagai organisasi : Karang taruna, kelompok tani, ibu-
ibu PKK, IREMA (Ikatan Remaja Masjid).

Interaksi sosial masyarakat cukup harmonis dan sederhana karena


tidak begitu banyak modernisasi yang masuk ke dalam desa sehingga rasa
kekeluargaannya masuh sangat kental, meskipun di beberapa tempat ada
yang memang kurang terlihat banyak interaksi antar warganya. Tingkat
gotong royong di Kecamatan Cigalontang cukup tinggi disebabkan oleh
rasa kekeluargaan sesama warga masih terbilang tinggi. Contohnya adalah
banyaknya warga yang ikut berpartisipasi dalam membantu pelaksanaan
hajatan atau pesta pernikahan salah satu warga.
4. Bahasa
Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi atau berinteraksi dalam
kehidupan sosial. Kebudayaan di Kecamatan Cigalontang masih terbilang
tinggi hal ini bisa di lihat dari interaksi masyarakatnya yang memakai
Bahasa Sunda sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa Sunda merupakan

5
bahasa ibu di berbagai desa di Kecamatan Cigalontang. Bahasa Sundanya
ada yang memakai Bahasa sunda buhun, sunda kasar, dan sunda lemes.
Namun banyak sesepuh yang tidak mahir berbahasa Indonesia sehingga
menghambat komunikasi masyarakat luar sunda.
5. Kesenian
Kesenian daerah dengan Kecamatan Cigalontang yang masih terpelihara
turun temurun dari ratusan lalu seperti jaipongan, pencak silat, rudat,
calung, ronggeng, rebana, dog dog, dan terebang gebes. Selain itu juga
ada adat turun temurun yang biasa di lakukan masyarakat yaitu ngacak
yang mau nikah dan syukuran seren taun jika akan panen dengan cara
bakar kemenyan. Seren taun adalah salah satu ritual panen yang setiap
tahun dilakukan oleh masyarakat sunda dari zaman dahulu. Ritual ini
merupakan simbol dari rasa terimakasih yang di berikan masyarakat
kepada Tuhan. Mereka akan menyerahkan beberapa bagian padi kepada
ketua adat untuk di simpan di dalam lumbung yang dalam bahasa sunda
sering di sebut leuit. Acara seren taun biasanya di awali dengan
pengambilan air di sumber yang telah di keramatkan. Selanjutnya air itu
akan di cipratkan ke semua orang ketika melakukan penjemputan padi.
Setelah proses ini selesai penduduk akan membakar menyan dan
membacakan doa dengan khidmat.

Upacara seren taun diawali dengan barisan muda mudi, ibu-ibu dan
bapakbapak yang membawa hasil bumi berupa padi, buah-buahan, dan
sayur-sayuran. Barisan dibagi empat penjuru sesuai dengan arah mata
angin. Barisan terdepan (lulugu) yaitu dua gadis membawa padi, buah-
buahan dan sayuran diiringi oleh seorang pemuda yang membawa payung
janur bersusun tiga. Kemudian sebelas gadis membawa padi, masing-
masing di payungi seorang pemuda, rombongan bapak-bapak yang
memikul padi dengan rengkong serta pikulan biasa.

Upacara seren taun dilaksanakan tujuh hari tujuh malam dengan


kegiatan sebagai berikut:
❖ Hari ke-1 Neuteupkeun adalah memanjatkan niat agar acara seren
taun berjalan lancar serta memohon agar kebutuhan pangan selama
acara terpenuhi tanpa ada kekurangan.
❖ Hari ke-2 Ngembang atau nyekar atau ziarah, di pimpin oleh
kokolot dilakukan ke makam sebagai leluhur warga.
❖ Hari ke-3 Sawer sudat dan ngalage, yaitu upacara sudat (sunat)
bagi anak-anak di kecamatan cigalontang dengan berpakaian adat
lengkap.
❖ Hari ke-4 Sebret kasep, yaitu pelaksaan sudat (sunat) di Bale
Pangriungan.
❖ Hari ke-5 Ngukulan adalah mengambil air dari tujur sumber mata
air.

6
❖ Hari ke-6 Sedekah kue, sedekah daging, dan pertunjukan seni.
❖ Hari ke-7 Helaran, dan pintonan kesenian.

Iringan yang melengkapi upacara seren taun adalah angklung dan


dogdog lojor. Angklung adalah alat music tradisional yang berasal dari
jawa barat, terbuat dari bambu, yang dibunyikan dengan cara
digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu)
sedangkan Dogdog lojor berasal dari kata dogdog dan lojor artinya
dogdog yang panjang.
6. Sistem Pengetahuan(Pendidikan)
Usia pendidikan sama tuanya dengan usia kebudayaan manusia.
Pendidikan telah mulai dilaksanakan semenjak manusia hadir dimuka
bumi. Pada mulanya tujuan pendidikan hanyalah sekadar mempersiapkan
generasi muda untuk bisa survive ditengah masyarakat luas. Karena itu
bentuknya adalah berupa mewariskan wawasan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan kepada generasi berikutnya. Masyarakat
desa memiliki peluang yang sama dengan masyarakat kota untuk
memperoleh pendidikan.
7. Sistem Religi
Jika dilihat dari aspek kepercayaan, masyarakat di Kecamatan
Cigalontang menganut agama Islam dan mempercayai Allah SWT sebagai
Tuhannya. Hal ini terlihat dengan adanya pengajian rutin setiap minggu
yang diikuti oleh kalangan anak-anak, remaja, maupun orang tua.

Menurut salah satu narasumber yang dituakan disalah satu desa di


Kecamatan Cigalontang, masyarakat sudah sepenuhnya menganut agama
Islam dan tidak melakukan hal-hal yang musyrik seperti mendatangi
seorang dukun untuk mendatangkan kesejahteraan. Namun dari segi
kepamalian, masyarakat desa tentunya masih ada yang percaya terhadap
hal-hal yang ghaib, karena pada dasarnya manusia hidup berdampingan
dengan mahkluk halus.

C. Upaya Perkembangan Kebudayaan


Dengan istilah “kebudayaan” umumnya mencakup bagaimana seseorang
dalam berpikir dan bertindak dalam lingkungan sosialnya dalam suatu kelompok
masyarakat tertentu. Aspek kebudayaan terdiri dari keberagaman bahasa, nilai
dan norma, adat istiadat dan tradisi keagamaan lainnya, konsep kebudayaan
sangat penting untuk memahami makna konteks dari antropologi.

Untuk merumuskan dan mendiskusikan lebih lengkap mengenai antropologi


budaya maka akan dibatasi pada ketiga subdisiplin utama antropologi budaya
antara lain arkeologi, linguistik, dan etnologi (Supardan, 2008). Para arkeolog
atau ahli prasejarah selalu berusaha untuk menyusun kembali kebiasaan dan
tradisi dari suatu bangsa pada masa lalu, para ahli prasejarah mengamati dan

7
menelusuri tentang berbagai macam kondisi perkembangan kebudayaan terhadap
kemungkinan kemungkinan adanya perubahanperubahan dari kebudayaan
tersebut.

Seorang arkeolog ini sama dengan ahli sejarah, hanya yang membedakan dari
ahli sejarah adalah dimana seorang arkeolog lebih menelusuri masa lalu yang
lebih jauh. Dua hal yang penting dalam arkeologi yaitu yang pertama,
memantapkan tahaptahap perkembangan kebudayaan manusia di berbagai bagian
di dunia dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana cara-cara hidup manusia di
suatu bagian dunia itu terus berubah Dengandemikian, nantinya akan
pengamatannya sampai seorang sekarang. arkeolog mendapatkan tentang hasil
asal-usul kemunculan peradaban suatu wilayah, memahami tentang perubahan-
perubahan sosial masyarakat di suatu tempat sehingga berbagai perubahan di
masa lalu dijadikan sebagai sumber acuan untuk memahami perkembangan sosial
budaya masyarakat di masa yang akan datang.

Antropologi linguistik mempelajari keanekaragaman bahasa-bahasa manusia.


Pada awal mula penelitiannya para ahli antropologi mula-mulameminta bantuan
dari tenaga-tenaga ahli bahasa untuk mempelajari dialektika masyarakat primitif.
bahasa-bahasa Para arkeolog memahami bahwa bahasa memegang peranan utama
dalam perkembangan suatu kebudayaan manusia selain sebagai alat komunikasi
antar sesama masyarakat, di sisi lain juga sebagai alat utama untuk mewariskan
adat-istiadat dari generasi yang satu ke generasi berikutnya sehingga tetap terjaga
pola tradisi di suatu kelompok masyarakat tersebut. Salah seorang ahli etnologi
berusaha untuk memahami tentang apa saja yang membedakan dari pola pikir dan
perilaku seseorang yang sudah baku di dalam kepribadian seseorang di masa
sekarang maupun masa yang akan datang serta mencari penyebab dari perbedaan
tersebut.

Dengan kata lain, ahli etnologi mempelajari dan membahas tentang pola
perilaku seseorang seperti halnya ritual perkawinan, ekonomi, politik dan agama,
serta mempelajari pola perilaku dalam cerita rakyat, kesenian dan bagaimana
bentuk peristiwa terhadap perubahan pola perilaku masyarakat yang ada di masa
kini. Para pakar etnologi juga mempelajari dan mendalami tentang perubahan
kebudayaan baik tentang perkembangan suatu kebudayaan atau tentang cara
bagaimana suatu kebudayaan mempengaruhi terhadap kabudayaan yang lain.

Berdasarkan uraian di atas, maka maksud dan tujuan para pakar etnologi tidak
jauh berbeda dengan tujuan para pakar arkeologi. Akan tetapi, para pakar etnologi
juga sebagai peneliti lapangan sendiri dalam mempergunakan data tentang
perilaku kebudayaan seseorang. Sedangkan para pakar arkeologi harus berusaha
dalam mengumpulkan datanya dengan mencari kepingan-kepingan sisa
kebudayaan zaman dahulu dan cara tersebut merupakan dasar bagi seorang pakar

8
arkeologi dalam mengumpulkan data dan membuat suatu perkiraan akademis
tentang kebiasaaan-kebiasaan atau pola perilaku masayarakat di zaman dahulu.

D. Keanekaragaman Budaya Indonesia


Keragaman budaya Indonesia menurut kamus bahasa Indonesia
keanekaragaman budaya dimaknai sebagai proses cara atau pembuatan
menjadikan banyak macam ragamnya tentang kebudayaan yang sudah
berkembang. Hal ini dimaksudkan bahwa kehidupan bermasyarakat memiliki
corak kehidupan yang beragam dengan latar belakang kesukuan, agama, maupun
ras yang berbeda-beda. Bangsa Indonesia merupakan bangsa majemuk karena
masyarakatnya terdiri atas kumpulan orang-orang atau kelompok-kelompok
dengan ciri khas kesukuan yang memiliki beragam budaya dengan latar belakang
suku bangsa yang berbeda.

Keragaman budaya Indonesia memiliki lebih dari 1.128 suku bangsa bermukim
di wilayah yang tersebar dari ribuan pulau terbentang dari Sabang sampai
Merauke. Adanya berbagai kelompok masyarakat yang beragam sesungguhnya
merupakan masyarakat yang mempunyai potensi konflik.

Perbedaan yang terdapat dalam masyarakat karena nilai-nilai budaya yang


dilatarbelakangi sosial kultural, akan menjadi pendorong munculnya perasaan
kesukaan yang berlebihan dapat memicu nilai negatif berupa etnosentrisme yang
menganggap remeh suku dan kebudayaan lain hal ini akan berakibat timbul
perilaku eksklusif berupa kecenderungan memisahkan diri dari masyarakat
bahkan mendominasi masyarakat lainnya.

Nilai negatif lain yang harus dihindari adalah pandangan diskriminatif berupa
sikap membeda-bedakan perlakuan sesama anggota masyarakat yang akan
menimbulkan prasangka yang bersifat subjektif serta muncul konsep sifat atau
watak dari suatu golongan atau stereotip. Keanekaragaman yang khas dari satu
Suku dengan suku lainnya berdampak pada kesalahpahaman yang berujung pada
konflik. Terkadang konflik sering didominasi oleh isi-isi yang lebih bersifat
politik dan ekonomi namun penolakan terhadap keragaman budaya tetap menjadi
alasan utama.

Keragaman budaya di Indonesia merupakan sebuah potensi yang perlu


dimanfaatkan agar dapat mewujudkan Kekuatan yang mampu menjawab berbagai
tantangan saat ini seperti melemahnya budaya lokal sebagai bagian dari
masyarakat. Hal ini dikhawatirkan akan menurunnya kebanggaan nasional yang
dapat menimbulkan disintegrasi sosial. Analisis SWOT keragaman budaya
kekuatan atau (Strength) keragaman budaya sebagai kekuatan Khasanah.

Budaya merupakan suatu keunggulan dan modal membangun bangsa Indonesia


yang multikultural, karena memiliki gambaran budaya yang lengkap dan

9
bervariasi. Sebagai contoh dalam bidang seni, Indonesia sangat berlimpah karya
kreasi dan keunikan dari keragaman kultur masing-masing etnis baik dalam
bentuk seni sastra, seni pertunjukan, seni suara atau instrumental, seni tari dan
seni lainnya ragam seni tari yang memiliki ciri khas kesukuan seperti tari saman
dari Aceh dari Minangkabau, tari legong dari Bali, Tari Merak dari Jawa Barat,
Tari Yapong dari Jakarta, tari serimpi dari Jawa Tengah Tari Baksa Kembang dari
Kalimantan Selatan dari daerah Papua berupa tari Selamat datang dan berbagai
macam tarian dari suku-suku lainnya.

Nilai-nilai budaya yang tertanam di dalam masyarakat Indonesia merupakan


sebuah kekuatan yang luar biasa dan perlu dimanfaatkan dengan baik antara
lain:
➢ Dibandingkan dengan negara lain di dunia, keragaman budaya Indonesia
sangat bervariasi, unik, dan lengkap karena dipengaruhi oleh keadaan
alam dengan kondisi geografis flora dan fauna yang berbeda antara
wilayah Indonesia bagian barat tengah dan timur.
➢ Keunikan dan kekhasan budaya lokal mulai dari sistem kekerabatan ,etika
pergaulan, pakaian adat, rumah adat, tari tradisional, alat musik
tradisional, senjata tradisional, bahasa dan dialek, instrumen dan lagu
daerah, pengetahuan pengamatan dan pengetahuan kuliner.
➢ merupakan hal yang menarik pandangan bangsa lain yang ingin
mempelajari mencoba menikmati bahkan memiliki hasil budaya lokal
Indonesia banyak warga asing tertarik dan mempelajari kebudayaan lokal
dan ada pula yang akhirnya menjadi warga negara Indonesia pada
program yang ditayangkan Metro TV ditampilkan eksperiat yang
mengagumi budaya Indonesia diantaranya zorica.

E. Implikasi Pendidikan Yang Berlandaskan Antropologi Di Indonesia


Indonesia merupakan negara kita yang memiliki batas wilayah sangat luas
terdiri dari 12.000 pulau di luar pulau jawa khususnya masih banyak pulau-pulau
yang tertutup atau dikelilingi hutan belantara.

Hal ini menyebabkan terkendalanya komunikasi dan transportasi baik yang


dilakukan antar daerah maupun antar masyarakat. Keanekaragaman suku-suku
bangsa berkembang sesuai dengan daerah geografis ketika masyarakat tersebut
pertama kali berada di Indonesia semisal suku Jawa, suku Sunda, suku Madura,
suku Dayak, suku Minang dan lain sebagainya. Seiring dengan berjalannya waktu
dengan adanya lingkungan geografis yang berbeda-beda menyebabkan perubahan
pola pada adat istiadat bahasa kebiasaan-kebiasaan perilaku masyarakat serta
sistem nilai-nilai atau norma-norma yang dianut oleh setiap suku bangsa.

Oleh karena itu setiap suku bangsa di Indonesia memiliki suatu adat istiadat
bahasa sistem nilai dan norma yang berbeda titik pendidikan yang dari dulu
merupakan suatu proses transmisi dan transportasi kebudayaan yang dilakukan

10
oleh masyarakat, akan terjadi perbedaan di setiap masing-masing suku bangsa
dalam hal pelaksanaan pendidikan Indonesia dijajah telah mempunyai landasan
antropologi yang kuat dalam proses pendidikannya kemudian sistem pendidikan
melalui kurikulum yang telah diatur dan disusun dengan rapi yang dibawa oleh
bangsa Eropa Setelah tiba di daerah masyarakat Indonesia membuat masyarakat
tersebut memiliki cara yang berpedoman pada penerapan sistem pendidikan
tersebut titik perkembangan dan kemajuan masyarakat di setiap masing-masing
suku bangsa memiliki pengalaman yang berbeda-beda titik tingkat perkembangan
dan kemajuan masyarakat di setiap masing-masing suku bangsa di Indonesia
dipengaruhi oleh pengetahuan dan pemahaman tentang wawasan kebangsaan
setelah penjajahan yang berlangsung cukup lama kemudian tentang tingkat
kebutuhan pola pikir tata cara bertahan hidup masyarakat juga dipengaruhi
terhadap perbedaan perkembangan dan kemajuan masyarakat di setiap masing-
masing daerah.

Misalnya tentang pendidikan antara masyarakat perkotaan dengan daerah


masyarakat pedesaan di daerah masyarakat perkotaan seperti halnya untuk kelas
menengah ke atas serta hal yang bisa menyekolahkan anaknya mulai dari tingkat
dasar sampai dengan tingkat perguruan tinggi sedangkan pendidikan pada
masyarakat pedesaan untuk kelas menengah ke bawah merupakan hal yang sulit
untuk menunjukkan contoh terjadinya perguruan tinggi selain karena faktor
pembiayaan dalam masyarakat pedesaan yang ditunjuk juga menjadi pencari
nafkah dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Berlandaskan antropologi adalah
pendidikan itu harus mengetahui apa yang menjadi kebutuhan pada masyarakat
sekitar baik secara sosiokultural maupun kebutuhan pengembangan oleh karena
yang dibutuhkan tentang identifikasi kebutuhan belajar masyarakat
memperhatikan masyarakat sebagai sumber informasi merupakan hal penting
dalam identifikasi kebutuhan belajar masyarakat.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Antropologi modern meneruskan apa yang telah dimulai oleh strategi
tradisional dari usaha antropologi pada masa-masa lampau. Yang terasa
sepanjang sejarah perkembangan ilmu pengetahuan umumnya, ilmu antropologi
berupaya untuk membangun sebagai kajian ilmiah tentang manusia dalam bingkai
kehidupan sosial dengan membuat perbandingan antar sosialitas yang satu dengan
yang lain. Perbandingan tersebut terutama berkenaan dengan pola menempatkan
model sosialitas masa silam dengan yang sekarang, dan bahkan berkaitan dengan
yang bakal terjadi (nanti).

Aspek kebudayaan terdiri dari keberagaman bahasa, niali dan norma, adat
istiadat dan tradisi keagamaan lainnya, konsep kebudayaan sangat penting untuk
memahami makna konteks dari antropologi.

B. Saran
Seperti yang kita ketahui bahwa manusia tidak lepas dari kesalahan dan
ketidaksempurnaan, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Maka dari
itu, kami selaku penulis makalah ini meminta saran dan kritik karena masih
banyak kekurangan yang harus diperbaiki agar teman-teman mahasiswa yang
membaca ataupun dosen yang membimbing agar memberikan masukan demi
kesempurnaan penulisan makalah yang berjudul “ANTROPOLOGI” .

12
DAFTAR PUSTAKA
Nurmansyah Gunsu, nunung rodliyah dan recca ayu Hapsari. 2019. PENGANTAR
ANTROPOLOGI Sebuah Ikhtisar Mengenal Antropolog. Bandar Lampung.
AURA CV. Anugrah Utama Raharja.
Satria Rachmat, Nur amaliyah Hanum, elvia baby shahbana, achmad supriyanto,&
Nurul ulfatin. 2020. Landasan Antropologi Pendidikan dan Implementasinya
Dalam Pembangunan Indonesia. Indonesian Journal of Social Science
Education (IJSSE). Vol 2 (1) 54-55.
Syakhrani Wahab Abdul dan Muhammad Lutfi Kamil. 2022. Budaya Dan Kebudayaan:
Tinjauan Dari Berbagai Pakar, Wujud-Wujud Kebudayaan, 7 Unsur
Kebudayaan Yang Bersifat Universal. Cross-border. Vol 5(1).
Widiastuti. 2013. Analisis Swoot Keragaman Budaya Indonesia. Jurnal Ilmiah Widya.
Vol. 1(1) 10-11.
Jayanti Krisma, Aini Loita dan Helda Safaat. 2018. Analisis 7 Unsur Kebudayaan
Masyarakat Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Pendidikan
Seni. Vol 1(2) 81-83.

13

Anda mungkin juga menyukai