Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ANTROPOLOGI DALAM LINGKUP ADAT ISTIADAT

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

1. NURUL FITRI MUHLIS ( CARI MATERI )


2. SRI WAHYUNI ( MENGETIK )
3. MUHAMMAD HELMI ( MENGEDIT )
4. ZELLA YOUL PRISKA ( BUAT PPT )
5. PUTRI AYU ( PRESENTASI )
6. UYUNI RIZKIYANA ( PRESENTASI )
7. DEVI WULANDARI ( PRINT )
8. NUR RAHMADANI (PRESENTASI)
9. AHMAD FAUZAN

AKADEMIK KEPERAWATAN MAPPAOUDDANG MAKASSAR


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan


rahmat dan karunianya saya dapat menyelesaikan makalah ini di waktu
yang tepat. Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas harian D3
Keperawatan. Makalah ini berisikan tentang antropologi dalam lingkup
adat istiadat. Saya berharap dengan disusunnya makalah ini dapat
membantu sebagian mahasiswa dan mahasiswi keperawatan yang
membaca mendapat informasi terbaru dan memudahkan dalam
pembelajaran mata kuliah keperawatan dasar. Saya juga mengharapkan
makalah ini sudah tersusun dengan baik dan benar. Walaupun saya
menyadari masih banyak kekurangan yang harus saya perbaiki di makalah
ini. Semoga saya terus menjadi mahasiswa dan mahasiswi yang ingin
belajar dari kesalahan.

Makassar,30 september 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................2

DAFTAR ISI.......................................................................................................3

BAB I.................................................................................................................5

PENDAHULUAN...............................................................................................4

1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................4

1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................5

1.3 TUJUAN...................................................................................................5

BAB II................................................................................................................6

PEMBAHASAN.................................................................................................6

2.1 PENGERTIAN HUKUM ADAT.................................................................6

2.2 PENGERTIAN ADAT ISTIADAT..............................................................6

2.3 MACAM-MACAM ADAT ISTIADAT.........................................................7

2.4 JENIS ADAT ISTIADAT...........................................................................8

2.5 UNSUR-UNSUR ADAT ISTIADAT..........................................................8

2.6 PEMBAGIAN ADAT ISTIADAT................................................................9

2.7 HUBUNGAN ANTARPOLOGI.................................................................9

BAB IV PENUTUP...........................................................................................11

A. KESIMPULAN.........................................................................................11

B. SARAN....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................13

BAB I

3
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Antropologi berasal dari dua akar kata Yunani: anthropos, artinya


“orang” atau “manusia”; dan logos, artinya “ilmu/nalar”. Menurut kamus
athropology dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang berusaha mencapai
pengertian tentang makhluk manusia dengan mempelajari aneka warna
bentuk fisik, kepribadian, masyarakat, serta kebudayaannya. Dari analisis
usul asal kata, disimpulkan bahwa antropologi merupakan ilmu
pengetahuan tentang manusia. Dalam refleksi yang lebih bebas,
antropologi adalah ilmu pengetahuan yang mencoba menelaah sifat-sifat
manusia secara umum dan menempatkan manusia yang unik dalam
sebuah lingkungan hidup yang lebih bermartabat.

Umumnya, ilmu antropologi berupaya untuk membangun sebagai


kajian ilmiah tentang manusia dalam bingkai kehidupan sosial dengan
membuat perbandingan antar sosialitas yang satu dengan yang lain.

Lalu bagaimana Pengertian Antropologi Secara Etimologi?

Secara etimologi atau asal-usul kata, antropologi berasal dari dua


kata dari bahasa Yunani: anthropos, yang memiliki makna “manusia”; dan
logos, artinya “ilmu.” Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
“manusia” adalah makhluk yang berakal budi sehingga mampu menguasai
makhluk lain. Sedangkan “ilmu” menurut KBBI adalah pengetahuan
tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode
tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di
suatu bidang tersebut. Sehingga secara etimologi,antropologi adalah ilmu
yang memiliki metode-metode dalam mempelajari, menjelaskan, atau
menerangkan gejala yang terjadi terhadap manusia yakni tentang sifat
mereka yang membedakan dengan makhluk lain (berakal budi).

1.2 RUMUSAN MASALAH

4
1. Pengertian hukum adat?

2. Pengertian Adat istiadat?

3. Macam-macam Adat?

4. Jenis adat istiadat?

5. Unsur-unsur adat istiadat?

6. Pembagian adat istiadat?

7. Pengertian Antropologi dalam lingkup adat istiadat?

1.3 TUJUAN

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini yaitu :

A. Untuk mengenal Pengertian Antropologi.

B. Untuk mengetahui pengertian adat istiadat.

C. Untuk mengetahui macam-macam adat,jenis dan unsur unsur adat.

D. Untuk mengetahui pembagian adat istiadat.

E. Untuk mengetahui Hubungan antara Antropologi dalam lingkup adat


istiadat.

BAB II

5
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN HUKUM ADAT

Pengertian Hukum Adat adalah hukum/peraturan tidak tertulis yang


tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat yang hanya ditaati oleh
masyarakat yang bersangkutan. Hukum adat mempunyai kemampuan
menyesuaikan diri dan elastis karena peraturan peraturannya tidak
tertulis. Dalam hukum adat dikenal juga Masyarakat Hukum adat yaitu
sekumpulan orang yang di ikat oleh tatanan hukum/peraturan adat
sebagai warga bersama dalam satu persekutuan hukum yang tumbuh
karena dasar keturunan ataupun kesamaan lokasi tempat tinggal.
Hubungan antropologi hukum dan hukum adat bisa dikatakan sangat
berhubungan erat. Hal ini dikarenakan: Menurut Bapak Antropologi
Indonesia, yakni koentjaraningrat mengatakan bahwa “Hukum adat
memerlukan ilmu antropologi hukum, terutama mengenai metode-metode
penelitiannya, agar dapat mengkaji dan meneliti tentang latar belakang
hukum adat yang berlaku di suatu daerah”. Seorang ahli antropologi harus
mengetahui hukum adat yang berlaku di suatu daerah, hal ini dikarenakan
hukum adat itu yang membuat peneliti antropologi dapat beradaptasi dan
mengikuti aturan-aturan adat yang ada di dalam suatu daerah. Hukum
adat lahir dari kaidah-kaidah dan harus ditaati oleh masyarakat, sehingga
dapat disimpulkan bahwa hukum adat lahir dari kebudayaan yang
dihasilkan oleh masyarakat suatu daerah sebagai bagian dari hasil
antropologi.

2.2 PENGERTIAN ADAT ISTIADAT

Adat istiadat merupakan tata kelakuan yang kekal dan turun


temurun dari generasi kegenerasi lain sebagai warisan sehingga kuat

6
integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat( Kamus besar bahasa
Indonesia.

Adat istiadat adalah perilaku budaya dan aturan-aturan yang telah


berusaha diterapkan dalam lingkungan masyarakat.

  Adat istiadat merupakan ciri khas suatu daerah yang melekat sejak


dahulu kala dalam diri masyarakat yang melakukannya.

  Adat istiadat adalah himpunan kaidah-kaidah sosial yang sejak


lama ada dan telah menjadi kebiasaan (tradisi) dalam masyarakat.

2.3 MACAM-MACAM ADAT ISTIADAT

   
Adat yang Sebenarnya
Adalah adat yang tak lekang oleh panas, tak lapuk oleh hujan,
dipindah tidak layu, dibasuh habis air. Artinya, semua ketetapan yang ada
di alam ini memiliki sifat-sifat yang tak akan berubah, contohnya hutan
gundul menjadi penyebab banjir, kejahatan pasti akan mendapat
hukuman, kebaikan akan membuahkan kebahagiaan, dan seterusnya.

Adat yang diadatkan


ialah semua ketentuan yang berlaku di dalam masyarakat.
Ketentuan-ketentuan ini dikodifikasikan oleh Datuk Nan Duo berdasarkan
sifat benda-benda di alam. Gunanya untuk mengatur kehidupan
bermasyarakat dalam hal ketertiban, perekonomian, dan sosial budaya.

Adat yang Teradat


Yaitu aturan yang terbentuk berdasarkan musyawarah. Setiap
kelompok masyarakat memiliki aturan dan tata cara yang berbeda dengan
kelompok masyarakat lainnya.

7
 Adat-Istiadat
Merupakan kebiasaan atau kesukaan masyarakat setempat ketika
melaksanakan pesta, berkesenian, hiburan, berpakaian, olah raga, dsb.

2.4 JENIS ADAT ISTIADAT

1. Adat istiadat tertulis


Misal adat istiadat yang tertulis, diantaranya : piagam-piagam raja
(surat pengesahan raja, kepala adat), serta aturan persekutuan hukum
adat yang tertulis seperti penataran desa, agama desa, awig-awig
(ketentuan subak di Pulau Bali).

2. Adat istiadat tak tertulis


Misal adat istiadat yg tidak tertulis, diantaranya :
a. Upacara Ngaben dalam kebudayaan Bali
b. Upacara sesajen bagi orang-orang Jawa.
c. Upacara selamatan yang menandai tahapan hidup seorang dalam
masyarakat Sunda.

2.5 UNSUR-UNSUR ADAT ISTIADAT

Unsur-unsur yang terdapat dalam suatu adat istiadat menurut Buku


Ajar Hukum Adat oleh Yulia (2016)

- Adanya tingkah laku seseorang

- Dilakukan terus menerus

- Adanya dimensi waktu

- Diikuti oleh orang lain.

8
2.6 PEMBAGIAN ADAT ISTIADAT

1. Norma-norma
Sistem norma merupakan nilai budaya mengenai peranan seseorang
dalam kehidupan dan lingkungannya. Setiap individu memerankan fungsi
dan nilainya dalam kehidupan bermasyarakat.

2. Hukum
Sistem hukum cukup jelas dalam kehidupan bermasyarakat karena
berupa seperangkat aturan yang bisa dilihat dengan nyata. Sistem hukum
telah diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat dari dahulu kala
untuk menciptakan suasana yang tertib.

3. Aturan khusus
Aturan khusus adalah aturan yang mengatur aktivitas yang sangat jelas
dan terbatas pada ruang lingkup kehidupan masyarakat.

2.7 HUBUNGAN ANTROPOLOGI DAN ADAT ISTIADAT

Negara Indonesia adalah salah satu negara multikultur terbesar di


dunia, hal ini dapat terlihat dari kondisi sosiokultural maupun geografis
Indonesia yang begitu kompleks, beragam, dan luas. “Indonesia terdiri
atas sejumlah besar kelompok etnis, budaya, agama, dan lain-lain yang
masing- masing plural (jamak) dan sekaligus juga heterogen “aneka
ragam”.Sebagai negara yang plural dan heterogen, Indonesia memiliki
potensi kekayaan multi etnis, multi kultur, dan multi agama yang
kesemuanya merupakan potensi untuk membangun negara multikultur
yang besar “multikultural nation- state”.Keragaman masyarakat
multikultural sebagai kekayaan bangsa di sisi lain sangat rawan memicu
konflik dan perpecahan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nasikun
bahwa kemajemukan masyarakat Indonesia paling tidak dapat dilihat dari
dua cirinya yang unik, pertama secara horizontal, ia ditandai oleh
kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan suku
bangsa, agama, adat, serta perbedaan kedaerahan, dan Kedua secara

9
vertikal ditandai oleh adanya perbedaan-perbedaan vertikal antara lapisan
atas dan lapisan bawah yang cukup tajam.

Pluralitas dan heterogenitas yang tercermin pada masyarakat


Indonesia diikat dalam prinsip persatuan dan kesatuan bangsa yang kita
kenal dengan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”, yang mengandung
makna meskipun Indonesia berbhinneka, tetapi terintegrasi dalam
kesatuan. Hal ini merupakan sebuah keunikan tersendiri bagi bangsa
Indonesia yang bersatu dalam suatu kekuatan dan kerukunan beragama,
berbangsa dan bernegara yang harus diinsafi secara sadar. Namun,
kemajemukan terkadang membawa berbagai persoalan dan potensi
konflik yang berujung pada perpecahan. Hal ini menggam- barkan bahwa
pada dasarnya, tidak mudah mempersatukan suatu keragaman tanpa
didukung oleh kesadaran masyarakat multikultural. Terlebih, kondisi
masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang paling majemuk di dunia,
selain Amerika Serikat dan India.

Indonesia adalah suatu negara multikultural yang memiliki


keragaman budaya, ras, suku, agama dan golongan yang kesemuanya
merupakan kekayaan tak ternilai yang dimiliki bangsa Indonesia. Selo
Soemardjan mengemukakan bahwa pada waktu disiapkannya Republik
Indonesia yang didasarkan atas Pancasila tampaknya para pemimpin kita
menyadari realitas bahwa ditanah air kita ada aneka ragam kebudayaan
yang masing-masing terwadahkan di dalam suatu suku.

10
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Ilmu antropologi merupakan ilmu mengenai semua bangsa yang


ada dan selalu mengalami pembaharuan sesuai dengan zaman yang
semakin maju juga. Kita tidak dapat melepaskan antropologi dari ilmu-Ilmu
kemanusiaan yang ada. Koenthajaraningrat telah menjelaskan dengan
baik mengenai hamper keseluruhan ilmu antropologi yang dibutuhkan oleh
orang banyak, agar masyarakat dapat mengerti tentang kebudayaan satu
dengan yang lainnya.

Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang


mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi
lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang
melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang
dikenal di Eropa. Terbentuklah ilmu antropologi dengan melalui beberapa
fase. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan
masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal
daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada
sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan
sosialnya. Perkembangan antropologi terdiri atas 4 tahap yaitu ;

 Fase Pertama (Sebelum tahun 1800-an) Sekitar abad ke-15-16,


bangsa-bangsa di Eropa mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi
dunia. Mulai dari Afrika, Amerika, Asia, hingga ke Australia. Dalam
penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal baru. Mereka
juga banyak menjumpai suku-suku yang asing bagi mereka. Kisah-
kisah petualangan dan penemuan mereka kemudian mereka catat
di buku harian ataupun jurnal perjalanan.
 Fase Kedua (tahun 1800-an) Pada fase ini, bahan-bahan etnografi
tersebut telah disusun menjadi karangan-karangan berdasarkan
cara berpikir evolusi masyarakat pada saat itu. masyarakat dan

11
kebudayaan berevolusi secara perlahan-lahan dan dalam jangka
waktu yang lama. Mereka menganggap bangsa-bangsa selain
Eropa sebagai bangsa-bangsa primitif yang tertinggal, dan
menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya.
 Fase Ketiga (awal abad ke-20) Pada fase ini, negara-negara di
Eropa berlomba-lomba membangun koloni di benua lain seperti
Asia, Amerika, Australia dan Afrika. Dalam rangka membangun
koloni-koloni tersebut, muncul berbagai kendala seperti serangan
dari bangsa asli, pemberontakan-pemberontakan, cuaca yang
kurang cocok bagi bangsa Eropa serta hambatan-hambatan lain.
 Fase Keempat (setelah tahun 1930-an) Pada fase ini, Antropologi
berkembang secara pesat. Kebudayaan-kebudayaan suku bangsa
asli yang dijajah bangsa Eropa, mulai hilang akibat terpengaruh
kebudayaan bangsa Eropa.

B. Saran

Antropologi sangat besar peranannya dalam perkembangan kehidupan


manusia sehingga diharapkan kepada kita semua untuk selalu
mengembangkan wawasan dan memperdalam pemahaman tentang
kehidupan masyarakat yang berkaitan dengan antropologi.

12
DAFTAR PUSTAKA

anonim, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005.

Ember, C. R., & Ember, M. (2013). Perkenalan dengan Antropologi. In


TIhromi (Ed.),

Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor


Indonesia.

1 Ariyono Suyono, 1985, Kamus Antropologi, Jakarta : Akademi Persindo,


hlm. 28.

Buku Ajar Hukum Adat oleh Yulia (2016)

https://static.buku.kemdikbud.go.id/content/pdf/bukuteks/kurikulum21/
Antropologi-BS-KLS-XI.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai