Anda di halaman 1dari 13

PENGERTIAN, OBYEK KAJIAN, RUANG LINGKUP

DAN ANTROPOLOGI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Sosiologi dan Antropologi Hukum Islam
Dosen pembimbing: Zaleha, S.Ag, M.A

Oleh : Kelompok: 2
1. Patmawati (2002050034)
2. Sahadatun Wirda (2002050036)

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DAAR
AL ULUUM ASAHAN
2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Karena atas rahmat dan kasih sayang-Nya,
atas anugerah hidup serta kesehatan yang telah saya terima, dan petunjuk-Nya
sehingga saya bisa menyusun makalah ini. Di makalah ini, saya sebagai penyusun
hanya sebatas ilmu yang bisa saya sajikan dengan judul “Pengertian, Obyek
Kajian, Ruang Lingkup Dan Antropologi”.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Asahan, 31 Oktober 2022

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................i

Daftar Isi..................................................................................................................ii

BAB I PEMBAHASAN

A. Latar Belakang.............................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Antropologi................................................................................2

B. Obyek Kajian Antropologi...........................................................................4

C. Ruang Lingkup Antropologi........................................................................4

D. Manfaat Antropologi....................................................................................8

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan..................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Riba berasal dari bahasa arab “zidayah” yang artinya tambahan yang berarti
tambahan pembayaran atas uang pokok pinjaman. Sedangkan riba menurut istilah
adalah mengambil tambahan dari harga pokok atau modal dengan cara yang bathil.
Ada banyak pendapat dalam menjelaskan riba, akan tetapi secara umum terdapat
benang merah yang menegaskan bahwa riba adalah pengambilan tambahan, baik itu
dalam transaksi jual beli maupun pinjam meminjam dengan cara yang bathil, atau
bertentangan dengan prinsip muamalah dalam Islam.

Riba juga sering diterjemahkan kedalam bahasa Inggris sebagai usury yang
artinya tambahan/lebihan uang atas modal yang diperoleh dengan cara yang dilarang
oleh syara’, baik jumlah tambahan itu sedikit maupun banyak.19 Adapun menurut
ulama mazhab Hanafi riba ialah tambahan yang menjadi syarat dalam transaksi bisnis
tanpa adanya kesetaraan yang dibenarkan oleh syari’ah atas penambahan tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan riba?
2. Apa dasar-dasar hukum riba dalam Al-Qur’an?
3. Apa saja macam-macam riba?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Antropologi
Secara arti kata kata, istilah antroplogi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari
asal kata anthropos yang artinya manusia dan logos /logi yang artinya ilmu.
Kemudian ditulis dalam ejaan bahasa Inggris menjadi Anthroplogy. Sedangkan untuk
ejaan dalam bahasa Indonesia menjadi Antroplogi. Jadi kalau dalam bahasa Indonesia
terdiri dari Antro artinya manusia dan logo/logi artinya ilmu. Maka sepintas dari arti
kata secata etimologi dapat dikatakan bahwa antroplogi adalah ilmu yang
mempelajari tentang manusia. Beberapa defenisi berikut ini akan membantu kita
dalam memahami pengertian ilmu antroplogi.1

Beberapa defenisi berikut ini akan membantu kita dalam memahami


pengertian ilmu antroplogi.

1. Antropologi adalah studi untuk menyusun sejumlah generalisasi yang


bermakna tentang mahluk manusia dan tindakanya serta pengertian yang
lengkap tentang keragaman munusia baik kebudayaan maupun ciri fisiknya.
(Haviland. 199: 29).
2. Antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia pada umunya baik
mengenai warna kulit, bentuk fisik maupun kebudayaan yang dihasilkan.
(koentjaraningrat. 2009: 12).
3. Antropologi adalah ilmu yang membicarakan tentang beragam kebudayaan,
perbedaan dan persamaan fisik, sifat manusia dan kelembagaannya. (Keesing.
1999:1).

1
Okta Hadi Nurcahyono, Antropologi, (Jakarta: Pusat Perbukuan, 2021), hlm: 6.

2
4. Antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia sebagi mahluk
biologi dan manusia sebagai mahluk sosio-budaya secara holistik, yaitu
sebagai suatu kesatuan bio-sosio-budaya. (Harsoyo. 1999: 1).2

Antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dari asepk fisik, psikis, sosial
dan budayanya sebagai suatu kesatuan yang menentukan tindakanya. (Penulis)
Penjelasan mengenai pengertian tentang antroplogi di atas dapat difahami bahwa ilmu
ini memfokuskan kajianaya terhadap manusia dalam arti manusia yang seutuhnya.
Yaitu manusia dari aspek bentuk fisik, manusia dari aspek ruhaniah, manusia dari
aspek nilai atau pikran/ide (budaya) dan manusia dari aspek tindakan, baik tindakan
yang bersifat individual maupun tindakan yang berkaitan dengan orang lain dan
lingkungan sekitarnya (social).

Penjelasan terdahulu kita mendapat suatu gambaran mengenai arti dan makna
antroplogi, yaitu suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari manusia.
Sebagaimana kita ketahui bahwa kajian tentang manusia bukan hanya dilakukan oleh
ilmu antroplogi karena begitu banyak cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari
manusia. Namun tentu semua cabang ilmu mempunyai landasan epistemology (asal
usul ilmu),ontology (obyek kajian) dan axiology (kegunaan) untuk melihat manusia
dari sudut pandang kajian ilmunya. Dan Kajian antroplogi pada manusia ditujukan
pada aspek fisik atau manusia sebgai mahluk biologi dan aspek budaya atau manusia
sebagai mahluk sosial budaya.

Manusia sebagai mahluk biologi juga dipelajari oleh ilmu biologi, ilmu
kedokteran, ilmu olahraga dan kesehatan dan lain-lain. Sedangkan manusia sebagai
mahluk budaya dipelajari pula oleh ilmu sosiologi, ilmu psikologi, ilmu hukum, ilmu
komonikasi, ilmu pendidikan, ilmu filsafat, ilmu politik da lain sebaginya. Akan
tetapi kesemua ilmu yang membicarakan tentang manusia walaupun memiliki obyek
materi yang sama yaitu mempelajarai manusia akan tetapi kesemuanya masingmasing
mempunyai obyek forma (spesifikasi) yang berbeda.

2
Ibid, hal: 12.

3
C. Obyek Kajian Antropologi

Obyek dari antropologi adalah manusia dalam kedudukannya sebagai


individu, masyarakat, suku bangsa, kebudayaan dan perilakunya. Para antropolog
memperhatikan banyak aspek kehidupan manusia. Antara lain perilaku sehari-hari,
ritual, upacara dan prosesnya yang mendefinisikan manusia sebagai manusia.
Antropologi mempertanyakan bagaimana masyarakat bisa menjadi sama atau
berbeda, bagaimana evolusi membentuk cara berpikir manusia, apa itu budaya,
adakah manusia yang universal dan lainnya.3

Para antropolog mengeksplorasi hal-hal unik yang membuat manusia menjadi


manusia. Antropolog bertujuan untuk meningkatkan pemahaman manusia tentang diri
manusia itu sendiri dan satu sama lain. Perhatian utama para antropolog adalah
aplikasi atau penerapan pengetahuan untuk solusi masalah manusia.

D. Ruang Lingkup Antropologi

a. Antropologi Fisik
Pertanyaan yang mengusik kita semua terutama para ilmuan sosial dan
para antropolog adalah bagaimana asal usul munculnya manusia dan
perkembanganya kemudian (paleo-antroplogy), dan apa sebabnya, dan
bagaimana manusia masa sekarang memiliki perbedaan ciri-ciri fisik, yang
meliputi perbedaan struktur tubuh (tingi pendek), warna kulit (hitam, putih,
kuning dan coklat) serta bentuk dan warna rambut (kejur dan keriting, hitam
dan coklat kemerah-merahan).4
Manusia secara fisik atau ditinjau dari aspek biologisnya meliputi asal
usulnya, perkembangan evolusi organic, dan struktur tubuh yang dinamakan

3
Amri Marzali, Antropologi dan Kebijakan Publik, (Jakarta: Kencana Prenada, 2012), hlm:
21.
4
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), hlm: 24.

4
ras. Antroplogi fisik memfokuskan perhatian pada manusia dalam bidang
perkembangan secara biologi.
1) Kajian untuk menjelaskan manusia awal yang kini sudah punah dan
hubungan manusia dengan mahluk lain dalam variasi keturunanya.
(Paleontologi primat). b. Proses perubahan manusia dari tipe lain yang
bekembang menjadi jenis manusia (evolusi manusia).
2) Mengkaji tentang teknik-teknik pengukuran tubuh manusia untuk
membedakan struktur anatomi antara suatu ras manusia dengan ras
manusia lainya. (antropomentri). d. Studi tentang verietes (ragam)
manusia yang masih hidup dan tentang perbedaan seks dan variasi
individu (samatologi).
3) Kajian tentang penggolongan manusia dalam kelompok ras, sejarah ras
dan pencampuran ras (Antropologi rasial).
b. Antropologi Budaya Kalau antropologi fisik menyoroti kajianya pada manusia
secara jasmaniah atau dari wujud manusia yang nampak terlihat, maka
antropologi budaya mengkaji manusia dan hasil kerja struktur organ tubunya
baik yang bersifat materil maupun yang bersifat non materil. Yang bersifat
materil berupa benda karya ciptannya, sedangkan non materil berupa,
gagasan, ide, pemikiran dan relasi sosial yang ditumbuh-kembangkannya.
Optimalisasi kerja tubuh manusia dalam bidang kebudayaan
menghasilkan sekurang-kurangnya tiga bidang, yaitu bidang penyebaran
bahasa, bidang penyebaran kebudyaan dan bidang kebudayaan etnik/local.
Dengan demikian antropologi budaya merupakan cabang besar (utama) dalam
antropologi yang menyelidiki kebudayaan pada umumnya dan bermacam
kebudayaan di seluruh dunia. Kajian antropologi ditujukan untuk memahami
bagiamana manusia mampu berkebudayaan dan mengembangkan
kebudayaanya sepanjang zaman. Yaitu bagaimana manusia dengan akalnya
mengembngkan stuktur berfikir dengan belajar dari berbagai pengalaman

5
yang dilalui, dan berhasil mengubah lingkugan alam sekitar melalui suatu
proses yang berlangsung sepanjang hidupnya.5
Antropologi budaya dapat dibagi menjadi empat macam bidang kajian
yaitu Arkelologi, Antroplogogi linguistik, etnologi dan antrpologi
kepribadian. Ke-empat bidang kajian ini walaupun memiliki obyek yang
secara khusus terpisah antara satu dengan yang lain, akan tetapi kesemuanya
dapat digunakan oleh antropologi untuk memahami dan menganalisis data
yang dapat menggambarkan tentang keudayaan manusia yang berbeda-beda di
berbagai tempat, dan bagaimana manusia dapat memajukan kebudayaanya.
Arkeologi Cabang ilmu antropologi Budaya yang memepelajari benda-
benda peninggalan manusia dengan tujuan untuk menjelaskan bagaimana
suatu kelompok manusia itu melaksanakan aktivitasnya di masa lalu serta
benda-benda peninggalan yang bisa merekontruksi atau menggambarkan
kepada kita kehidupan manusia dan kebudayaanya di zaman lampau itu, agar
bisa menghubungkan dengan kehidupan manusia di zaman kini dan
seterusnya. Karena manusia masa lalu (pra sejarah) tidak menggunakan
sumber tertulis untuk menggambarkan keadaan pada zamanya, sehingga salah
satu petunjuk yang menjadi alat bantu untuk memahami kehidupan manusia
masa lalu adalah dengan jalan menemukan alatperalatan hidup yang dipakai.

c. Antropologi Linguistik
Semua mahluk hidup mempunyai cara tersendiri untuk berkomonikasi
melalaui lambang atau kode yang telah diketahui. Coba kita perhatikan,
bagaimana seekor kucing atau ayam mengajak anak-anaknya untuk datang
mendekat karena ada makanan yang ditemukan melalui tanda atau kode suaru
tertentu, atau burung merpati jantan yang ingin sedang menggoda sang betina
dengan memamerkan bulu-bulunya sambil bersura menyerupai nyanyian, atau
sekawanan rusa yang tiba-tiba induknya bersura lantang memberikan kode

5
Ibid, hlm: 25.

6
bahwa kelompoknya telah terancam oleh beberapa kawanan harimaun atau
singa, serigala yang meraung tengah malam di tengah hutan.
Di laut, binatang jenius seperti ikan lumba-lumba membunyikan suara
yang dapat didengar oleh kawanan lainnya dalam radius beberapa puluh mil.
Kesemua itu adalah sutu kode atau tanda yang secara naluriah telah difahami
oleh binatang tersebut dalam melakukan komonikasi dengan kelompok
sejenisnya sejak dia ada di permukaan bumi sampai sekarang. Artinya tanda
atau kode tidak mengalami perubahan apapun. Sehingga semua binatang
tersebut tidak mampu mengembangkan atau menciptakan lambang atau kode
yang kompleks dan berkemmbang sedemikian rupa seperti halnya yang
diciptakan dan yang dimiliki oleh manusia.

d. Etnologi
Perbedaan arkeologi dengan etnologi adalah jika arkeolologi
memfokuskan kajianya pada kebudayaan masa lalu bahkan ribuan tahun
silam, serta benda-benda peniggalan manusia zaman dulu itu untuk
mendeskripsi keadaan kebudayaanya, maka etnologi melakukan studi
terhadap kebudayaan masa kini yang sedang dijalani oleh masyarakatnya,
lebih khusus lagi terhadap tindakannya sehari-hari baik sebagai individu
maupun sebagai kelompok, sebagaimana yang dapat disaksikan, dialami,
dipertanyakan dan didiskusikan dengan masyarakat pemilik kebudayaanya
tersebut.6
Menurut Koentjaraningrat bidang kajian antropologi secara
keseluruhan mencakup:
1) Masalah sejarah asal usul perkembangan manusia (evolusinya secara
biologis).
2) Maslah proses terjadinya beragam mahluk manusia, dipandang dari
ciri-ciri bentuk tubuhnya.

6
Koentjaraningrat, Antropologi Terapan, (Jakarta: UI Press, 1989).

7
3) Masalah ragam bahasa yang dihasilkan dan disebarkan ke seluruh
dunia.

D. Manfaat Antropologi

Tujuan akademis: untuk mencapai pengertian tentang makhluk manusia pada


umumnya dengan mempelajari berbagai bentuk fisiknya, masyarakat dan
kebudayaannya, Tujuan praktis: mempelajari manusia di berbagai masyarakat suku
bangsa di dunia guna membangun masyarakat itu sendiri. Terkait tujuan ilmu
antropologi maka dapat diketahui manfaat mempelajari antropologi untuk:

1) Mengetahui pola perilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat secara


universal maupun pola perilaku manusia pada tiap-tiap masyarakat (suku
bangsa).
2) Mengetahui kedudukan dan peran yang harus dilakukan sesuai dengan
harapan warga masyarakat dari kedudukan yang sedang disandang.
3) Memperluas wawasan tentang pergaulan umat manusia di seluruh dunia yang
mempunyai kekhususan-kekhususan sesuai dengan karakteristik daerahnya
sehingga menimbulkan toleransi yang tinggi.
4) Mengetahui berbagai macam problem dalam masyarakat, memiliki kepekaan
terhadap kondisi-kondisi dalam masyarakat, serta mampu mengambil inisiatif
pemecahan masalah.7

BAB III

PENUTUP
7
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Rineka Cipta, 2002), hlm: 45.

8
A. Kesimpulan

Secara arti kata kata, istilah antroplogi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari asal
kata anthropos yang artinya manusia dan logos /logi yang artinya ilmu. Kemudian
ditulis dalam ejaan bahasa Inggris menjadi Anthroplogy. Sedangkan untuk ejaan
dalam bahasa Indonesia menjadi Antroplogi. Jadi kalau dalam bahasa Indonesia
terdiri dari Antro artinya manusia dan logo/logi artinya ilmu. Maka sepintas dari arti
kata secata etimologi dapat dikatakan bahwa antroplogi adalah ilmu yang
mempelajari tentang manusia.

Manusia sebagai mahluk biologi juga dipelajari oleh ilmu biologi, ilmu
kedokteran, ilmu olahraga dan kesehatan dan lain-lain. Sedangkan manusia sebagai
mahluk budaya dipelajari pula oleh ilmu sosiologi, ilmu psikologi, ilmu hukum, ilmu
komonikasi, ilmu pendidikan, ilmu filsafat, ilmu politik da lain sebaginya. Akan
tetapi kesemua ilmu yang membicarakan tentang manusia walaupun memiliki obyek
materi yang sama yaitu mempelajarai manusia akan tetapi kesemuanya masingmasing
mempunyai obyek forma (spesifikasi) yang berbeda.

Tujuan akademis: untuk mencapai pengertian tentang makhluk manusia pada


umumnya dengan mempelajari berbagai bentuk fisiknya, masyarakat dan
kebudayaannya, Tujuan praktis: mempelajari manusia di berbagai masyarakat suku
bangsa di dunia guna membangun masyarakat itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

9
Okta Hadi Nurcahyono. 2021. Antropologi. Jakarta: Pusat Perbukuan
Amri Marzali. 2012. Antropologi dan Kebijakan Publik. Jakarta: Kencana Prenada.
Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Koentjaraningrat. 1989. Antropologi Terapan. Jakarta: UI Press.

10

Anda mungkin juga menyukai