Anda di halaman 1dari 8

Radiasi Elekromaknetik

DISUSUN OLEH :

Tiara Dela Puspita

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-nya yang
melimpah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Teori
Antropologi Sastra” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas makalah Teori Sastra dan disusun dari isi buku
yang berkaitan dengan materi Teori Antropologi Sastra. Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan tentang Teori Antropologi Sastra bagi para pembaca dan juga kami tim
penyusun.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak
kesalahan yang diluar batas kemampuan kami. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas
kesalahan tersebut. Kritik dan saran dari pembaca senantiasa ditunggu oleh kami guna
meningkatkan kualitas tulisan kami kedepannya.

DAFTAR ISI

Judul………………………………………………………………………
Kata pengantar……………………………………………………………
Daftar Isi………………………………………………………………….
Pendahuluan……………………………………………………………....
A. Latar Belakang…………………………………………………….
B. Rumusan Masalah…………………………………………………
C. Tujuan……………………………………………………………...
Pembahasan……………………………………………………………….
A. Pengertian Antopologi……………………………………………...
B. Teori – Teori Dalam Antropologi…………………………………..
C. Metode Yang Di Pakai Kajian Antropologi………………………...
Penutup……………………………………………………………………
Daftar Pustaka…………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Antropologi sebagai salah satu cabang ilmu sosial mempunyai bidang kajian
sendiri yang dapat dibedakan dengan ilmu sosial lainnya, seperti sosiologi, ilmu
ekonomi, ilmu politik, kriminologi, dan lain-lainnya. Antropologi juga dapat
dikelompokkan ke dalam cabang ilmu humaniora karena kajiannya tefokus kepada
manusia dan kebudayaannya. Sebagaimana sudah dijelaskan bahwa, secara umum
dapat dikatakan antropologi merupakan ilmu yang mempelajari manusia dari segi
keragaman fisiknya, masyarakatnya, dan kebudayaannya. Seperti yang pernah
diungkapkan Koentjaraningrat bahwa ruang lingkup dan dasar antropologi belum
mencapai kemantapan dan bentuk umum yang seragam di semua pusat ilmiah di
dunia.
Menurutnya, cara terbaik untuk mencapai pengertian akan hal ini adalah dengan
mempelajari ilmu-ilmu yang menjadi pangkal dari antropologi, dan bagaimana garis
besar proses perkembangan yang mengintegrasikan ilmu-ilmu pangkal tadi, serta
mempelajari bagaimana penerapannya di beberapa negara yang berbeda.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan antropologi ?
2. Apa saja teori-teori dalam antropologi ?
3. Metode apa saja yang dipakai dalam kajian antropologi ?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan antropologi.
2. Mengetahui apa saja teori-teori dalam antropologi.
3. Mengetahui metode apa saja yang digunakan dalam kajian antropologi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Antropopogi
Antropologi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu anthropos yang berarti manusia, dan
logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis,
sekaligus makhluk sosial. Ada beberapa pengertian mengenai antropologi, yaitu
sebagai berikut :
a). Antropologi merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari budaya
masyarakat etnis tertentu, yang berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa dengan
melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, dan budaya yang berbeda yang dikenal Eropa.
b). Antropologi lebih memusatkan pada penduduk sebagai masyarakat tunggal, yaitu
kesatuan masyarakat yang tinggal di daerah yang sama. Antropologi hamper identic
dengan sosiologi. Akan tetapi, sosoiologi menintikberatkan pada masyarakat dan
kehidupan sosialnya, sedangkan antropologi menitikberatkan pada unsure budaya,
pola piker, dan pola kehidupannya.
c). William A. Havilland (1998:6) mengatakan bahwa antropologi adalah studi
mengenai umat manusia yang berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat
tentang manusia dan perilakunya, serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap
tentang keragaman manusia.
d). David Hunter (1979:9) mengatakan bahwa antropologi adalah ilmu yang muncul
dari keingintahuan yang terbatas mengenai umat manusia.
e). Koentjaraningrat mengatakan bahwa antropologi adalah ilmu yang mempelajari
manusia dari segi keragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berperilaku, tradisi-
tradisi, dan nilai-nilai). Yang dihasilkan, sehingga setiap manusia satu dengan lainnya
berbeda. Antropologi mempelajari seluk beluk yang terjadi dalam kehidupan manusia,
pada masa dahulu hingga masa sekarang, sebagai fenomena yang terjadi di tengah
kehidupan kultural masyarakat dewasa ini.

B. Teori – teori dalam antrpologi


a). Teori Evolusi Deterministrik
Adalah teori tertua dan dikembangkan oleh 2 tokoh pertama dalam antrologi, ialah
Edward Burnet Tylor (1832-1917) dan Lewis Henry Morgan (1818-1889). Teori ini
berangkat dari anggapan bahwa ada suatu hokum (aturan) universal yang
mengendalikan perkembangan semua kebudayaan manusia.
b). Teori Difusi
Perkembangan sejarah unsur-unsur kebudayaan manusia diawali oleh seorang
sarjana bernama F.Ratzel (1844-1904). Dia adalah seorang sarjana elmu hayat
merangkap ilmu bumi, yang memberikan suatu anggapan bahwa kebudayaan manusia
itu pangkalnya satu, dan di satu tempat yang tertentu, yaitu pada waktu makhluk
manusia baru saja muncul di dunia ini. Kemudian, kebudayaan imduk itu berkembang,
menyebar, dan pecah ke dalam banyak kebudayaan baru, karena pengaruh keadaan
lingkungan dan waktu. Dalam proses pemecahan itu bangsa-bangsa pemangku
kebudayaan-kebudayaan baru tadi tidak tetap tinggal terpisah. Sepanjang masa di
muka bumi ini senantiasa terjadi gerak perpindahan bangsa-bangsa yang saling
berhubungan serta pengaruh mempengaruhi.
c). Teori Fungsionalisme
Teori ini dikembangkan oleh Bronislaw Malinowski (1884-1942) yang selama
Perang Dunia II mengisolisir diri bersama penduduk asli pulau Trobrian untuk
mempelajari cara hidup mereka dengan jalan melakukan observasi berperanserta
(participant observation). Ia mengajukan teori fungsionalisme, yang berasumsi bahwa
semua unsur kebudayaan merupakan bagian-bagian yang berguna bagi masyarakat di
mana unsur-unsur tersebut terdapat.

C. Metode yang di Pakai dalam Kajian Antropologi


1. Pengumpulan Fakta. Untuk antropologi-budaya, tingkat ini adalah pengumpulan
fakta mengenai kejadian dan gejala masyarakat dan kebudayaan untuk pengolahan
secara ilmiah. Dalam kenyataan, aktivitas pengumpulan fakta di sini terdiri dari
berbagai metode nebgobservasi , mencatat, mengolah, dan melukis fakta-fakta
yang terjadi dalam masyarakat yang hidup.
2. Penentuan Ciri-ciri Umum dan Sistem. Hal ini adalah tingkat dalam cara berpikit
ilmiah yang bertujuan untuk menentukan ciri-ciri umum dan sistem dalam
himpunan fakta yang dikumpulkan dalam suatu penelitian. Tingkat dalam proses
berpikir secara ilmiah dalam rangka ilmu antropologi ini, menimbulkan metode-
metode yang hendak mencari ciri-ciri yang sama, umum, dalam aneka warna fakta
dalam kehidupan masyarakat dan kebudayaan umat manusia. Proses berpikir di
sini berjalan secara induktif, dari pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa dan
fakta-fakta khusus dan konkret, kea rah konsep-konsep mengenai ciri-ciri umum
yang lebih abstrak.
3. Verifikasi. Metode-metode untuk melakukan verifikasi pengujian dalam kenyataan
terdiri dari cara-cara yang harus menguji kaidah-kaidah yang telah dirumuskan
atau yang harus memperkuat “pengetian” yang telah dicapai, dalam kenyataan-
kenyataan alam atau dalam masyarakat yang hidup. Di sini proses bepikir berjalan
secara deduktif dari perumusan-perumusan umum, kembali kea rah fakta-fakta
yang khusus. Ilmu antropologi yang mengandung pengetahuan yang lebih banyak
berdasarkan “pengertian” dari pada pengetahuan berdasarkan kaidah,
mempergunakan metode-metode verifikasi yang bersifat kualitatif.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya
masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari
ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang
berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Terbentuklah ilmu antropologi dengan melalui
beberapa fase. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan
masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang
sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan
pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.

B. Saran
Antropologi sangat besar peranannya dalam perkembangan kehidupan manusia
sehingga diharapkan kepada kita semua untuk selalu mengembangkan wawasan dan
memperdalam pemahaman tentang kehidupan masyarakat yang berkaitan dengan
antropologi.

DAFTAR PUSTAKA

Green, E.C 1986 Practicing Development Anthropoligy. Boulder and London:


Westview.

Leonard Seregar. 2002. Antropologi dan konsep Kebudayaan. Universitas Cendrawasi


Press. Jayapura.

Masinambow, E.K.M (Ed) 1997 Koentjaraningrat dan Antopologi di Indonesia, Jakarta:


Asosiasi Antopologi Indonesia dan Yayasan Obor Indonesia.

Rhoades, R.E 1986 Breaking New Ground: Agricultural Anthropology. Dalam: Green
Ed.
Suparlan, Pasurdi 1995 Antropologi dalam Pengembangan. Jakarta: UI Press

Anda mungkin juga menyukai