Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ela

Judul Buku : Antropologi Budaya


Penulis : Gede A. B. Wiranata
Tebal Buku : 204 Halaman
Penerbit : PT Citra Aditya Bakti
Tahun Terbit : 2002 (cetakan pertama) 2011 (cetakan kedua)

Mengenal Antropologi
A. Apakah Antropologi itu?
Antropologi adalah salah satu ilmu yang mengkaji dan mempelajari tentang manusia.
Dari sudut pandang, cara berpikir dan pola perilaku manusia. “Sering disebut Antropologi
Sosial dan Budaya.” Manusia adalah makhluk sosial yang cenderung bergabung dengan
satu kesatuan, baik dalam kelompok kecil maupun kelompok besar, seperti satu bangsa
ataupun suku-suku bangsa yang ada. Dengan demikian, Antropologi sering disebut ilmu
yang mempelajari bangsa-bangsa. Seorang filsuf Grace de Laguna mengatakan “Dari
semua ilmu, antropologi adalah yang paling luas cakrawalanya. Antropologi tidak hanya
membongkar anggapan yang keliru mengenai superioritas ras dan kebudayaannya,
tetapi juga ketekunannya dalam mempelajari semua bangsa, tanpa memperdulikan di
mana dan bilamana mereka hidup, telah memberikan lebih banyak kejelasan tentang
sifat manusia daripada semua pemikiran para filsuf atau studi para ilmuwan di
laboratorium”.
Manusia memiliki cara berpikir yang selalu mengalami tingkat kemajuan, dari yang
sangat sederhana sampai ke tingkat yang modern. Namun perlu kita ketahui, perubahan
pola berpikir seperti ini dapat menimbulkan dua dampak kemungkinan pada diri manusia
tersebut, yaitu dampak positif dan dampak negatif. Hidup manusia selalu berkembang,
dari waktu ke waktu selalu mengalami yang namanya perubahan pola hidup. Baik itu
dalam pola berpikir maupun dalam kehidupan sehari-harinya. Namun proses terjadinya
perkembangan antropologi ini tidak serta merta berjalan dengan baik, karena adanya
beberapa keterbatasan yang dialami oleh teknologi yang ada. Sehingga geografis manusia
sangatlah terbatas, karena hal ini juga memerlukan observasi langsung. Dengan demikian
hal ini menyebabkan terhambatnya untuk kita menemukan tentang bangsa dan budaya
asing yang ada di dunia.
“Antropologi berasal dari kata Latin; anthropos yang berarti manusia dan logos atau
akal. Dengan begitu, antropologi dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang berusaha
mencapai pengertian tentang kedudukan makhluk sosial (manusia) dengan mempelajari
aneka warna bentuk fisik, kepribadian, masyarakat, serta kebudayaannya.”
Antropologi budaya merupakan cabang dari antropologi yang menyelidiki
kebudayaan. Pada umumnya ada terdapat berbagai kebudayaan, pada bangsa di muka
bumi ini, yang menyelidiki bagaimana manusia mampu berkebudayaan dan
mengembangkan kebudayaannya sepanjang zaman. Antropologi yang meneliti soal asal
usul atau terjadi evolusi makhluk sosial.
Ilmu antropologi = Ilmu-ilmu spesialisasi konvensional
1. Antropologi ekonomi
2. Antropologi linguistik
3. Antropologi psikologi
= Ilmu-ilmu spesialisasi
1. Antropologi politik
2. Antropologi hokum
3. Antropologi kependudukan
4. Antropologi kesehatan
- Antropologi kesehatan jiwa
- Antropologi gizi
5. Antropologi pendidikan
6. Antropologi perkotaan
7. Antropologi ekologi
Menilik dari Konsep, Teori, dan Metode ilmiah ilmu Antropologi, dimana Ilmu ini
telah memiliki spesifikasi kajian terhadap manusia dibandingkan dengan ilmu lain yang juga
mengkaji manusia sehingga muncul pertanyaan, apa yang ingin dikemukakan dalam kajian
ilmu ini, dan juga bagaimana cara pendekatan nya, dan apa sarana bantu yang dapat
dipergunakan untuk mengkajinya secara Ilmiah :

1. Antropologi Fisik (Physical Anthropology)


a. Mempelajari Manusia dari sudut keanekawarnaan tubuhnya sehingga disebut
juga ilmu Antropo-biologi,
2. Antropologi Budaya (Cultural Anthropology)
a. Dimana mempelajari Manusia dari sudut keanekawarnaan tingkah laku dan
cara berpikirnya.
Sedangkan Antropologi fisik juga mengkaji asal usul manusia, seperti: Perkembangan
evolusinya, struktur tubuh, dan kelompok manusia (yang lazim disebut ras) yang kemduian
berkembang menjadi dua bagian besar, yaitu studi tentang manusia sebagai hasil proses
evolusi dan studi serta analisis penduduk. Kedua bagian besar ini juga sama-sama menuju
pada arah kajian manusia dan perkembangan sosial dalam konteks pergaulan masyarakat.
Meninjau kembali menurut Harsoyo (1984) antropologi fisik berkembang dalam
bagian-bagian kajian yang berupa:
1. Paleontologi Primata
a. Mempelajari deskripsi Varietas Manusia (Tentang makhluk lain yang masih
erat hubungannya dengan Manusia).
2. Evolusi Manusia
a. Mempelajari proses perkembangan tipe manusia mulai dari makhluk bukan
manusia.
3. Antropometri
a. Mempelajari tentang pengukuran tubuh manusia
4. Somatology
a. Mempelajari tentang varietas manusia dan tentang perbedaan seks dan variasi
perseorangan
5. Antropologi Rasial
a. Mempelajari tentang penggolongan manusia dalam kelompok ras, sejarah ras,
dan percampuran ras.
6. Studi Perbandingan tentang pertumbuhan Organik dan Antropologi
konstitusional
a. Mempelajari predisposisi dari tipe tubuh manusia terhadap penyakit tertentu
dan tingkah laku khusus seperti tingkah laku kriminal.

Dari berbagai hal di atas perkembangan ilmu antropologi fisik nampaknya


menunjukan hasil menuju arah Antropologi genetika, dimana hal ini memusatkan pada
perhatiannya pengukuran manusia lebih ke arah anatomis-fisiologis untuk menentukan,
standar pakaian, senjata militer, tempat duduk, dan alat transportasi dan sebagainya.
Jika kita menilik halnya Antropologi dan Umat Manusia halnya juga memberikan
suatu wawasan yang cukup luar biasa “science without religion is blind, religion without
science is lame.” (Ilmu Tanpa moral adalah buta, moral tanpa ilmu adalah pincang).
Bahwasannya ilmu harus dibaktikan bagi kesejahteraan material dan spiritual umat manusia,
yang tidak perlu disangsikan lagi bagi manusia. Karena, manusia ilmiah adalah manusia yang
dalam segala aktivitasnya melakukan kerja dengan dibimbing oleh intelegensinya. Manusia
yang tidak bermoral tidak berbeda dengan robot dan karenanya sangat membahayakan
kehidupan manusia lainnya.
Ilmu antropologi dalam kehidupan manusia harus dapat mensejahterakan kehidupan
manusia pendukunganya, baik material maupun spiritualnya. Bak Albert Einsten yang dapat
menemukan formula (E = mc2) dimana struktur atom dapat meningkatkan energi, dunia
menyambutnya dengan sangat sukacita. Begitupun juga Ilmu Antropologi juga seharusnya
dapat memberikan sukacita dalam kajiannya. Dalam Harmonisasinya kehidupan antara
manusia tidak terletak pada teori dan sosial semata-mata, melainkan lebih pada bagaimana
manusia itu sendiri dan sosialisasi hubungannya sebagai makhluk sosial dengan sesamanya.
Akhlak dan ilmu harus dikedepankan untuk memecahkan berbagai persoalan yang ada. Baik
itu dipergunakan dalam persoalan dalam hubungan sosial antar manusia maupun berbagai
suku bangsa di muka bumi. Kita juga dapat meninjau sampai dekade 1980-an dimana,
Provinsi lampung yang menjadi salah satu provinsi di Indonesia menjadi sasaran tujuan
masuknya para transmigran, dimana kita dapat melihatnya dalam :
1. Menyikapi persoalan mendasar masuknya kebudayaan baru.
2. Proses asimilasi kebudayaan.
3. Proses Akulturasi.
4. Kesadaran integrasi antar unsur kebudayaan.
5. keterlibatannya dengan tokoh masyarakat.
6. menghidupkan saluran komunikasi.
dimana ini adalah contoh real lokasi yang dirintis Alm. Jend. Ahmad Yani dalam
pola kerangka seperti diatas.
Dari sinilah Pandangan bahwa Antropologi telah kehilangan bahan kajian seiring dengan
wacana modernisasi dalam masyarakat adalah keliru. karena Pendekatan perilaku dan
personifikasi masyarakat secara keseluruhan dan pendukung hukum khususnya, misalnya,
memberi peluang kajian baru bagi pengkaji antropologi.

Kesimpulan :
Antropologi Budaya merupakan salah satu cabang ilmu-ilmu sosial, yang tentunya
berupaya untuk memberikan jawaban atas berbagai pertanyaannya untuk memberi jawaban
atas berbagai pertanyaan yang berkaitan dengan manusia dalam posisi atau kedudukannya
sebagai makhluk sosial. Jawaban yang diberikan melalui buku ini menguraikan seluk-beluk
realitas fundamental tentang manusia yang dikonstruksikan sedemikian rupa sebagai
intersubjektivitas atau ketentuan Realita nyata dalam kehidupan bersosial yang menjadi dan
mengupayakan kebudayaan manusia. Garis besar pembahasan yang disajikan dalam buku ini
memberikan tiga kajian untama, yaitu yang dieksposisikan dalam beberapa bab. Pertama,
orientasi umum tentang Antropologi Budaya yang tercermin dalam pelbagai teori-teori yang
terdapat dalam dunia Antropologi, baik itu secara dasar, umum, etimologi, definisi, dan
semangat yang dipakai, juga hubungannya dengan ilmu lain, sejarah dan manfaat pengkajian,
maupun berbagai permasalahan yang terkait dengan penerapannya. Kedua, gejala- gejala
elementer atau esensial yang diamati dalam Antropologi budaya, semisal evolusi manusia dan
kebudayaannya, organisasi ataupun kehidupan kolektif dalam struktural yang ada pada
masyarakat yang kemudian melahirkan pranata sosial, penelitian kepribadian, norma atau
hukum, serta adat istiadat dalam budaya tertentu. Dimana hal tersebut dikaji dengan
memanfaatkan pendekatan hukum serta psikologi dalam penelitian kepribadian manusia.
Terakhir, yang adalah merupakan kajian mengenai perubahan kepribadian masyarakat dan
budayanya, seperti halnya tinjauan buku ini dalam Provinsi lampung yang mampu melihat
dan beradaptasi pada kehidupan bermasyarakat yang baru dan maju. Karena pada dasarnya
perubahan kebudayaan atau (Culture Change) selalu dapat terjadi, meskipun pada masa
perubahan tersebut juga cukup memakan waktu yang cukup lama, bahkan bisa ribuan tahun
namun dibawah Pemikiran yang maju Provinsi Lampung dapat memaknainya dengan tanpa
meninggalkan budaya yang ada.

KELEBIHAN
Dalam buku ini cukup membahas hal-hal penting yang dimulai dari penalaran Umum
ke khusus seperti tercermin dalam beberapa hal dan 3 hal utama yakni :
1. Orientasi umum tentang Antropologi Budaya.
2. Gejala- gejala elementer atau esensial yang diamati dalam Antropologi budaya
Cth (Evolusi manusia, Kebudayaannya, Organisasinya, Kehidupan Kolektif).
3. Kajian mengenai perubahan kepribadian masyarakat dan budayanya Cth.
(Culture change pada Provinsi Lampung)
4. Dalam Buku ini juga cukup meninjau contoh-contoh konkrit dalam Kehidupan
Antropologi Budaya pada masanya.
5. Cukup memberikan Point-point Komprehensif seperti Definisi, Epistimologi,
Etimologi dan cakupan dalam Antropologi Budaya.

KEKURANGAN
1. Kurang memberikan Relevansi pada Abad ke 21 sekarang ini
2. Kurangnya Tinjauan Agama dan contoh konkrit Kristen memberikan Dampak
diterimanya Culture Change pada zaman-ke jaman hingga jaman sekarang.
3. Bahasa yang kurang baku sesuai EYD terbaru.
4. Adanya indikasi Kekeliruan logika Informal yakni Menggeneralisasi dampak yang
terjadi tanpa ditinjau lagi melalui latar belakang dan Wawasan budaya Culture yang
ada.

Anda mungkin juga menyukai