Anda di halaman 1dari 16

ILMU-ILMU SOSIAL

Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Dosen pengampu :
Eneng Yeni Mariah, S.Pd.I., M.Pd

Disusun oleh :
Nevi Irawati Nurlatifah (0318.0304)

JURUSAN PGMI KARYAWAN (SEMESTER 3)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) SUKABUMI
Jl. Lio Balandongan Sirnagalih (Beugeg) No. 74 Kel. Cikondang Kec. Citamiang.
Kota Sukabumi 2018

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada hakikatnya manusia hidup tidak dapat memenuhi kebutuhannya


sendiri, melainkan membutuhkan orang lain. Manusia hidup secara berkelompok-
kelompok yang akan membentuk suatu organisasi yang berusaha mengatur dan
mengarahkan agar tercapainya tujuan hidup. Pada mulanya manusia dalam
kehidupan bersama, baik individu-individu atau kelompok-individu. Kemudian
manusia hidup dalam kelompok keluarga, selanjutnya berusaha membentuk
kelompok yang lebih besar lagi seperti suku, masyarakat, dan bangsa.

Ilmu-ilmu sosial mengkaji perilaku manusia yang berlangsung dalam proses


kehidupan sehari-hari dalam upaya menjelaskan mengapa manusia berperilaku
seperti apa yang mereka lakukan. Setiap ilmu sosial merupakan suatu disiplin ilmu
tersendiri yang memiliki scope materi dan metodologi tertentu, batang tubuh, atau
struktur ilmu pengetahuan (body of knowledge atau struktur of knowledge) tentang
suatu bidang kajian. Setiap ilmu sosial seperti : sejarah, geografi, ekonomi,
antropologi, sosiologi, psikologi sosial, ilmu politik, dan pemerintahan,
memandang manusia dari sudut pandangnya masing-masing dan menggunakan
metode kerja yang berbeda untuk memperoleh struktur ilmunya. Pengetahuan
tentang tindakan atau perilaku manusia ini memberikan suatu pola dasar bagi materi
imu pengetahuan sosial (IPS).

Dalam suatu struktur ilmu pengetahuan, termasuk di dalamnya ilmu


sosial, tersusun dalam 3 tingkatan materi, mulai dari yang paling sempit hingga
yang paling luas, yaitu fakta, konsep dan generalisasi (Savage dan Amstrong dalam
Fakih Samlawi dan Bunyamin Maftuh, 1998:4)

2
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Antropologi, Sosiologi, Politik dan Psikologi


Politik?
2. Bagaimana Struktur Ilmu-Ilmu Sosial?
3. Bagaimana kedudukan Fakta, Konsep dan Generalisasi dalam IPS?
4. Bagaimana model pembelajaran tentang Fakta, Konsep dan Generalisasi
dalam IPS?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Antropolgi, Sosiologi, Politik dan Psikologi


Politik
2. Untuk mengetahui Struktur Ilmu-Ilmu Sosial
3. Untuk mengetahui Kedudukan Fakta, Konsep dan Generalisasi
4. Untuk mengetahui bagaimana model tentang fakta, konsep dan generalisasi

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Antropology, Sosiologi, Politik dan Psikologi Politik

1. Pengertian Antropology

Kata antropologi berasal dari bahasa Yunani yaitu antropos dan logos yang
berarti manusia dan ilmu. Jadi, antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial. Manusia merupakan
makhluk yang memiliki kebudayaan dan peradaban, hal ini dapat dibuktikan sejak
zaman manusia purba sampai manusia modern. Keunikan dalam hal peradaban ini
tidak dimiliki makhluk lainnya.

Ariyono Suyono (1985) memberikan batasan tentang antropologi sebagai


berikut :

“Antropologi berasal dari kata latin: antropos yang berarti manusia dan
logos atau akal. Dengan begitu, antropology dapat diartikan sebagai suatu ilmu
yang berusaha mencapai pengertian tentang makhluk manusia dengan mempelajari
aneka warna, bentuk fisik, kepribadian, masyarakat serta kebudayaannya.”

Antropology adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari umat manusia


sebagai makhluk masyarakat. Perhatian ilmu pengetahuan ini ditujukan pada sifat
khusus badani dan cara produksi, tradisi, dan nilai-nilai yang membuat pergaulan
hidup yang satu berbeda dari pergaulan hidup yang lainnya. Memang banyak ilmu
yang membahas tentang manusia, seperti biologi, anatomi, psikologi, dan
sebagainya. Namun antropologi secara lebih khusus mengkaji manusia dari sudut
keanekawarnaannya, yaitu aneka warna fisik (ragawi/tubuh) dan tingkah laku serta
cara berfikirnya. Antropologi bahkan melihat persoalan manusia biologi dan
manusia sebagai makhluk sosial tidak secara terpisah, tetapi secara keseluruhan
(holistik dan integral).

4
Dari batasan diatas tergambar demikian luas objek yang menjadi kajian ilmu
antropology. Secara global dapat diungkapkan ruang lingkup ilmu ini sebagai
berikut:

a) Antropology Fisik (Physical Antropology)

Mempelajari makhluk dari sudut keanekawarnaan tubuhnya sehingga


disebut juga ilmu antropology-biologi.

b) Antropologi Budaya (Cultural Antropology)

Mempelajari manusia dari sudut keanekawarnaan tingkah laku dan cara


berfikirnya.

Antropologi fisik mengkaji asal usul manusia, perkembangan evolusi


organik, struktur tubuh, dan kelompok manusia (yang lazim disebut ras)
berkembang menjadi dua bagian besar, yaitu studi tentang manusia sebagai hasil
proses evolusi dan studi serta analisis penduduk. Kedua bagian besar ini sama-sama
menuju pada arah kajian manusia dan perkembangan sosial dalam konteks
pergaulan masyarakat.

Menurut Harsoyo (1984) antropologi fisik berkembang dalam bagian-


bagian kajian berupa :

1. Paleontologi Primata

Mempelajari deskripsi varietas manusia yang telah tidak ada lagi hidup di
muka bumi ini dan tentang makhluk lain yang masih erat hubungannya
dengan manusia.

2. Evolusi Manusia

Mempelajari proses perkembangan tipe manusia mulai dari makhluk bukan


manusia.

3. Antropometri

Mempelajari tentang pengukuran tubuh manusia.

5
4. Somatologi

Mempelajari tentang varietas manusia dan tentang perbedaan seks dan


variasi perseorangan

5. Antropologi Rasial

Mempelajari tentang penggolongan manusia dalam kelompok ras, sejarah


ras dan percampuran ras.

6. Studi Perbandingan tentang Pertumbuhan Organik dan Antropologi


Konstitusional

Mempelajari predisposisi dari tipe tubuh manusia terhadap penyakit tertentu


dan tingkah laku khusus seperti tingkah laku kriminal.

2. Pengertian Sosiologi

Secara etimologis kata sosiologi berasal dari bahasa latin: socius dan logos.
Socius artinya masyarakat dan logos artinya ilmu. Jadi sosiologi adalah tentang
masyarakat. Horton dan Hunt (1987,59) dan Peter L. Berger dalam Damsar (2010)
telah memberikan definisi masyarakat. Masyarakat adalah sekumpulan manusia
yang secara relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama,
mendiami suatu wilayah, memiliki kebudayaan yang sama dan melakukan sebagian
kegiatannya dalam kelompok tersebut. Masyarakat yang terdiri dari sekumpulan
manusia tersebut selalu berinteraksi satu sama lain.

Berikut ini adalah pendapat beberapa ahli mengenai definisi sosiologi:

a. David B. Brinkerhoft dan Lym K. White, sosiologi merupakan studi


sistematik tentang interaksi sosial manusia. Penekanannya pada hubungan-
hubungan dan pola-pola interaksi, yaitu bagaimana pola-pola tersebut
tumbuh kembang, bagaimana mereka dipertahankan dan juga bagaimana
dia berubah.

6
b. J.A A Van Ogburn dan Meyer F. Nimkoff, sosiologi adalah ilmu
pengetahuan tentang struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang
bersifat stabil.
c. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, sosiologi adalah imu yang
mempelajari struktur sosial dan proses sosial, termasuk perubahan sosial.
Struktur sosial adalah jalinan antara unsur sosial yang pokok (norma sosial,
lembaga sosial, kelompok serta lapisan sosial). Proses sosial adalah
pengaruh timbal balik antara gejala sosial yang melahirkan perubahan sosial
dan struktur sosial.
Soekanto (1990)
3. Ilmu Politik

Istilah politik berasal dari kata polis menurut Bahasa Yunani yang
artinya negara kota. Dari kata polis di hasilkan kata-kata politeia artinya
segala hal ihwal mengenai negara. Polites artinya warga negara. Politikus
ahli negara atau orang yang paham tentang negara atau negarawan. Politicia
artinya pemerintahan negara.

Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala yang teratur


dalam kehidupan masyarakat dengan pemusatan perhatian pada perjuangan
manusia mencari atau mempertahankan kekuasaan guna mencapai apa yang
diinginkan. Ilmu politik senantiasa berkenaan dengan kekuasaan, sumber
kekuasaan, pengaruh, pembuat dan pelaksanaan kebijakan, kewenangan dan
kekuasaan berdasarkan legimitasi, konflik dan konsensus, pengambilan
keputusan dan cara mendistribusikan kekuasaan.

Berikut definisi menurut para ahli:

a. David Easton, politik adalah pola-pola kekuasaan, aturan dan kewenangan.


b. Roger F. Soltun, politik adalah ilmu mempelajari negara, tujuan negara,
lembaga-lembaga negara, hubungan negara dengan negara, serta dengan
negara-negara lainnya.

7
c. J. Barents, politik adalah ilmu yang mempelajari kehidupan negara dan
tugas-tugasnya yang merupakan dari masyarakat.
Damsar (2010) Budiarjo (1972)
4. Psikologi Sosial

Psikologi merupakan kata yang diambbil dari Bahasa Belanda


“Psycologie” atau dari Bahasa Inggris “psychology”. Ditinjau dari sudut
asal katanya, psycologie dan psychology berasal dari Bahasa Yunani yang
terdiri dari dua buah kata, yaitu psyche dan logos yang berarti jiwa dan ilmu.
Berdasarkan kedua pengertian itu maka orang dengan mudah memberikan
batasan atau pengertian psikologi sebagai ilmu pengethuan tentang jiwa atau
sering disebut dengan ilmu jiwa.

Adapun pendapat tokoh tentang pengertian psikologi sosial yang


dirangkum oleh Ahmad (2002) sebagai berikut :

a. Hubert Bonner dalam bukunya “social psychology” menyatakan bahwa:


psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku
manusia. Definisi ini menunjukkan bahwa Bonner lebih menitikberatkan
pada tingkah laku individu, bukan tingkah laku sosial.
b. A. M Chorus menyatakan bahwa: psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari tingkah laku individu manusia sebagai anggota suatu
masyarakat.
c. Roueck and warren menyatakan bahwa: psikologi sosial ialah ilmu
pengetahuan yang mempelajari segi-segi psychologis dari pada tingkah laku
manusia yang dipengaruhi oleh interaksi sosial
d. Kimbal Young menyatakan bahwa: psikologi sosial adalah studi tentang
proses interaksi individu manusia.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa psikologi sosial adalah ilmu
yang mempelajari tingkah laku individu atau kelompok dalam berinteraksi
dalam masyarakat.

8
B. Struktur Ilmu-ilmu Sosial

Struktur ilmu pengetahuan termasuk ilmu sosial tersusun dalam tiga


tingkatan, yaitu fakta, konsep dan generalisasi. Di bawah ini akan dijelaskan
pengertian dari ketiganya.

1. Fakta

Fakta dapat diartikan sebagai suatu informasi atau data yang ada/terjadi
dalam kehidupan sehari-hari dan dikumpulkan dan dikaji oleh para ahli ilmu
sosial yang terjamin kebenarannya. Walaupun demikian fakta memiliki
kekuatan yang terbatas untuk menjelaskan suatu masalah. Fakta menunjuk pada
kondisi yang khusus dan keberlakuannya terbatas (kurang berlaku umum). Di
bawah ini dikemukakan beberapa contoh fakta sebagai berikut:

a. Penduduk indonesia berkonsentrasi di Pulau Jawa, Bali dan Madura


b. Ikrar Sumpah Pemuda terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928
c. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945
d. Bandung adalah Ibu Kota Provinsi Jawa Barat.

Pentingnya fakta dalam struktur susunan ilmu pengetahuan karena fakta


dapat membentuk suatu konsep dan generalisasi.

Menurut Savage dan Amstrong (1996:24) mengatakan bahwa: “Konsep


tidak dapat dipelajari dalam kekosongan, melainkan dicapai dalam suatu proses
yang melibatkan fakta-fakta yang khusus”. Dari beberapa fakta yang khusus dan
saling berkaitan satu sama lain, maka dapat membentuk suatu konsep atau
pengertian.

Hubungan yang erat antara fakta dan konsep dapat dilihat pada ilustrasi
berikut, sebagai contoh:

Indonesia selama tiga setengah abad dijajah oleh bangsa Belanda. Sejak
tahun 1908 bangsa indonesia mulai berjuang untuk melawan penjajah yang dikenal
dengan hari Kebangkitan Nasional. Dengan melalui perjalanan yang panjang
dengan pengorbanan yang tidak sedikit, bangsa Indonesia menyatakan bebas dari

9
penjajahan pada tanggal 17 Agustus 1945. Selain 17 Agustus 1945 bangsa
Indonesia terus berjuang untuk mempertahankan kemerdekaannya. Setelah
merdeka bangsa Indonesia merasa kedudukannya sejajar dengan bengsa-bangsa
lain di Dunia. Oleh karena itu, bangsa Indonesia ingin menentukan nasib dan masa
depannya sendiri.

Dari contoh diatas dapat dikatakan bahwa fakta merupakan suatu kejadian
atau peristiwa yang pernah terjadi atau pernah ada dan memberikan informasi yang
bermakna bagi manusia, sehingga dapat membentuk sebuah konsep.

2. Konsep

Konsep secara sederhana dapat diartikan sebagai penamaan (pemberian


label) untuk sesuatu yang membantu seseorang mengenal, mengerti, dan
memahami tentang sesuatu tersebut. Konsep adalah kesepakan bersama untuk
penamaan sesuatu dan merupakan alat intelektual yang membantu kegiatan
berfikir dan memecahkan masalah.

Menurut S. Hamid Husen (1995) mengemukakan bahwa: “Konsep adalah


pengabstraksian dari sejumlah benda yang memiliki karakteristik yang sama”.

Selanjutnya More dalam Skell (1995:30) bahwa: “Konsep itu adalah sesuatu
yang tersimpan dalam benak atau pikiran manusia berupa sebuah ide atau
sebuah gagasan”. Sedangkan Paker menyatakan bahwa: “Konsep itu adalah
gagasan-gagasan tentang sesuatu”. Konsep dapat berupa fakta yang memiliki
keterkaitan dengan makna atau definisi yang ditentukan. Konsep diberi label
atau nama berupa kata-kata.

3. Generalisasi

Generalisasi berasal dari kata “general” yang berarti umum atau


menyeluruh. Oleh karena itu, generalisasi merupakan pengambilan
kesimpulan secara umum dari suatu gejala informasi yang kita terima yang
didukung oleh data dan fakta yang ada.

10
Fakih Samlawi (1998:9) mengemukakan bahwa: “Generalisasi
merupakan sejumlah konsep yang memiliki karakteristik dan makna.
Generalisasi adalah pernyataan tentang hubungan diantara konsep.
Generalisasi mengungkapkan sejumlah besar informasi”. Kebenaran suatu
generalisasi ditentukan oleh rujukan pembuktian.

Savage dan Amstrong (1996:26) menyatakan: “Ketika angka


pengangguran di suatu negara meningkat, maka kejahatan dan kriminal pun
meningkat pula”.

Dari generalisasi diatas terdapat berupa konsep, yaitu: konsep


pengangguran, konsep negara, konsep kejahatan dan konsep kriminal.

C. Kedudukan Fakta, Konsep dan Generalisasi Dalam IPS

1. Fakta dalam IPS

Dalam kurikulum Sekolah Dasar tahun 2004 dikemukakan bahwa Ilmu


Pengetahuan Sosial merupakan suatu mata pelajaran yang mengkaji
serangkaian peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu
sosial dan kewarganegaraan. Sedangkan fungsi dari Ilmu Pengetahuan Sosial
itu sendiri adalah untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan negara
Indonesia.

Bertitik tolak dari pengertian IPS tersebut, fakta merupakan salah satu
materi yang dikaji dalam IPS. Dengan fakta-fakta yang ada, kita dapat
menyimpulkan sesuatu atau beberapa peristiwa yang pernah terjadi. Fakta
sangat penting dalam struktur ilmu atau susunan ilmu karena dari fakta yang
ada kita dapat membentuk suatu konsep dan generalisasi.

2. Konsep dalam IPS

IPS sebagai bidang kajian terdiri dari konsep dasar sejarah, seperti konsep
peristiwa/kejadian tempat dan waktu. Geografi terdiri dari konsep lokasi, posisi
(kedudukan), situasi, tempat (side), distribusi dan perancangan. Dalam ilmu
ekonomi terdiri dari konsep kelangkaan (scancity), spesialis (specialization),

11
saling ketergantungan (interdepence), pasar (market) dan konsep kebijaksanaan
umum (public policy). Pada psikologi mengkaji konsep keanggotaan dalam
kelompok prilaku, tujuan, norma, nilai, peran, keluwesan, dan lokasi.
Sedangkan adat istiadat, etika, tradisi, hukum dan keyakinan. Dalam psikologi
terkandung konsep-konsep kemandirian, motif, sikap, persepsi internasional,
kelompok, norma kelompok, konflik dan sebagainya. Sedangkan dalam ilmu
politik terkandung konsep negara, kekuasaan, pengambilan keputusan,
kebijaksanaa, pembagian kekuasaan, demokrasi dan lain-lain.

3. Generalisasi dalam IPS

Generalisasi merupakan pernyataan tentang hubungan antara konsep yang


mengungkapkan sejumlah besar informasi. Dengan demikian, generalisasi
berisi beberapa atau banyak konsep.

Struktur ilmu pengetahuan terdiri dari fakta, konsep dan generalisasi. Dari
pernyataan itu jelas, bahwa ilmu pengetahuan tidak akan terbentuk secara
teorotis apabila tidak didukung oleh generalisasi, maka sudah tentu materi ilmu
pengetahuan sosial tidak terbentuk sesuai dengan struktur ilmu yang ada.

Fakta akan bermakna bila terkait dengan konsep, konsep pun baru bermakna
bila terkait dengan bentuk generalisasi dan generalisasi merupakan simpulan-
simpulan implementasi yang akan membentuk teori ilmu pengetahuan.

Keterkaitan dan kedudukan atau peranan generalisasi dalam IPS sudah


diawali sejak pengumpulan fakta atau data, membentuk suatu konsep dan
akhirnya membuat suatu generalisasi. Dengan demikian antara fakta, konsep
dan generalisasi merupakan suatu rangkaian keseluruhan (sistem) yang satu
sama lain dapat dipisahkan dalam rangka membentuk suatu teori ilmu
pengetahuan termasuk IPS.

D. Model Pembelajaran Fakta, Konsep Dan Generalisasi Dalam IPS

Memahami fakta, konsep dan generalisasi sangatlah penting, karena dalam


membentuk suatu teori dalam ilmu pengetahuan tidak akan terlepas dari unsur

12
fakta, konsep dan generalisasi. Sebagaimana telah dikemukakan bahwa fakta
merupakan suatu informasi atau data yang terjadi dalam kehidupan ini dikumpulkan
oleh para ahli ilmu sosial untuk menjamin kebenarannya dan memiliki kemampuan
menjelaskan yang terbatas, seperti contoh: angin berhembus, matahari terbit dari
sebelah timur, jakarta adalah ibu kota negara Indonesia.

Sedangkan konsep adalah penamaan (pemberian label) terhadap sesuatu


untuk membantu seseorang memahami, mengenal, dan mengerti sesuatu tersebut
(Fakih Samlawi, dkk : 1998). Dikatakan lebih lanjut bahwa konsep merupakan
kesepakan bersama untuk penamaan sesuatu sebagai alat intelektual yang
membantu kegiatan berfikir dan memecahkan masalah. Konsep dapat dinyatakan
dalam beberapa bentuk, seperti : konkrit atau abstrak, luas atau sempit, satu kata
atau frase. Konsep konkrit adalah yang berkaitan dengan objek, lembaga atau
kejadian, seperti: pulau, daratan, lautan, manusia, gunung, barang, konsumsi,
negara, partai politik, produsen, konsumen, gempa bumi, kemarau, dan sebagainya.

Sementara konsep yang bersifat abstrak adalah: demokrasi, adaptasi,


kejujuran, kesetiaan, kebudayaan,kemerdekaan, keadaan, tanggung jawab,
kerjasama, hak, kesamaan, pertentangan dan sebagainya. Sedangkan generalisasi
merupakan sejumlah konsep yang memiliki keterkaitan dan makna atau pernyataan
tentang hubungan diantara konsep. Kebenaran suatu generalisasi ditentukan oleh
rujukan pembuktiannya.

Langkah-langkah pembelajarannya: persiapan, penyajian, penutup.

Dalam membelajarkan materi tentang fakta, konsep dan generalisasi dapat


menggunakan strategi, metode pendekatan, media dan evaluasi sebagai berikut :

a. Strategi

Untuk materi ini tepat sekali menggunakan strategi pemberian contoh dan
ilustrasi kepada kelompok maupun kepada individu agar siswa lebih cepat
memahami tentang apa itu fakta, konsep dan generalisasi.

b. Metode

13
Metode yang digunakan dapat sesuai dengan kondisi siswa agar materi
dapat diterima oleh siswa dan tidak membosankan yang penting efektif dan
efisien. Misalnya metode ceramah bervariasi tanya jawab, diskusi, dan lain-
lain.

c. Media

Dapat menggunakan kertas karton yang bertuliskan materi pelajaran tentang


fakta, konsep dan generalisasi serta masing-masing contohnya.

d. Evaluasi

Dapat menggunakan beberapa item tes yang disusun guru dan dilaksanakan
secara tertulis setelah proses pembelajaran selesai.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia sebagai


makhluk biologis sekalipun makhluk sosial. Sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang masyarakat. Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari gejala-
gejala yang teratur dalam kehidupan masyarakat dengan pemusatan perhatian pada
perjuangan manusia mencari atau mempertahankan kekuasaan guna mencapai apa
yang diinginkan. Psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan tentang jiwa atau proses
interaksi individu manusia.

Struktur ilmu-ilmu sosial meliputi: fakta, konsep dan generalisasi. Fakta


dapat diartikan sebagai suatu informasi atau data yang ada/terjadi dalam kehidupan
sehari-hari dan dikumpulkan dan dikaji oleh para ahli ilmu sosial yang terjamin
kebenarannya. Konsep adalah penamaan (pemberian label) untuk sesuatu yang
membantu seseorang mengenal, mengerti, dan memahami tentang sesuatu tersebut.
Sedangkan generalisasi adalah pengambilan kesimpulan secara umum dari suatu
gejala informasi yang kita terima yang didukung oleh data dan fakta yang ada.

Model pembelajaran fakta, konsep dan generalisasi dalam Ilmu


Pengetahuan Sosial (IPS) dapat menggunakan strategi, metode, media dan evaluasi.

B. Saran

Mengingat keterbatasan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, kami


menyadari bahwa makalah yang kami buat, masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Demikian dan terima kasih.

15
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. I Gede A B. Wiranata, S.H., M.H 2002. Antropologi Budaya, Bandung:
PT Citra Aditya Bakti.

Susi Fitria Dewi, S.Sos., M.Si., Ph.D 2017. Sosiologi Politik, Yogyakarta: Gre
Publishing

Fakih Samlawi dan Bunyamin Maftuh. 1998/1999. Konsep Dasar IPS. Jakarta:
Dekdikbud. Ditjen. Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

https://kuliahsonia.blogspot.com/2016/10/pengertian-dan-model-pembelajaran-
fakta.html?m=1

https://pgsdday.blogspot.com/2017/12/fakta-konsep-dan-generalisasi.html?m1

16

Anda mungkin juga menyukai