Anda di halaman 1dari 80

Istilah Antropologi berasal dari kata ANTROPOS berarti manusia,

dan LOGOS berarti ilmu, bicara tentang dan atau teori.


 Istilah antopologi berarti Ilmu tentang Manusia.

Ilmu tentang manusia ( antropologi ) dibagi dalam dua ( 2 ) cabang


besar ilmu :
a. Antropologi Fisik ( Ragawi )
Mempelajari segi-segi fisik manusia
b. Antropologi Budaya
Mempelajari segi-segi kebudayaan manusia

Menurut Prof. Dr. Koentjaraningrat :

Paleo Antropologi
Antropologi Fisik
Somatologi

ANTROPOLOGI
Etnolinguistik

Antropologi Budaya Prehistori

Etnologis

Descriptive Integration
Etnologis

Generalizing Approach ( Social


Antropology )

Keterangan :

a. Antropologi Fisik adalah ilmu yang mempelajari sejarah


terjadinya aneka ragam mahluk manusia dipandang dari ciri-
ciri tubuhnya. Seperti warna kulit, rambut, bentuk hidung,
indeks tengkorak, warna mata, tinggi badan, frekuensi
golongan darah dan sebagainya.
b. Antropologi Budaya adalah ilmu yang mempelajari segi-segI
kebudayaan manusia. Beberapa segi yang disoroti yaitu :
Jasmani, kerokhanian,kejiwaan,social dan kebudayaan.
- Segi jasmani menyangkut masalah kesehatan dan
fungsi-fungsi anggota tubuh.
- Segi kerokhanian tentang
keagamaan,kepercayan,kesenian, kesusilaan, dan
sebagainya.
- Segi kejiwaan pada sifat, watak, bakat, hasrat,
kesadaran,naluri, dan lain-lain.
- Segi Sosial berhubungan dengan kehidupan manusia
dalan hubungan dengan yang lainnya atau dalam
kehidupan kelompok-kelompok ( interaksi ).
- Segi kebudayaan berkaitan dengan kebudayaan yang
terbentuk dalam kehidupan manusia.
c. Paleo Antropologi adalah bagian dari Antropologi Fisik yang
mempelajari soal asal usul manusia dan evolusinya dengan
menggunakan sisa tubuh yang telah membatu ( fosil ) dari
zaman dahulu yang tersimpan dalam lapisan bumi yang
didapat dengan metode penggalian.
d. Somatologi ( sering disebut Antropologi Fisik dalam arti
khusus ) ialah ilmu yang mempelajari pengertian tentang
sejarah terjadinya aneka warna manusia dari sudut ciri-ciri
tubuhnya. Secara fenotip maupun genotip.
e. Etnolinguistik adalah ilmu yang pada mulanya berkait erat
dengan Antropologi. Objek kajiannya berupa daftar kata-
kata,pelukisan tenatang ciri-ciri dan tata bahasa yang
tersebar pada berbagai suku bangsa di muka bumi.
f. Prehistori berfokus pada sejarah perkembangan dan
penyebaran semua kebudayaan manusia di muka bumi ketika
manusia belum mengenal huruf.
g. Etnologi adalah ilmu yang ingin mencapai pengertian dasar
kebudayaan manusia dengan mempelajari kebudayaan
manusia sebanyak mungkin yang ada di seluruh dunia. Jika
yang dibahas kebudayaan pada suku bangsa tertentu, maka
disebut Etnografi. Uraiannya bersifat descriptive integration,
yaitu terdiri dari bahan – bahan paleo antropologi,
antropologi fisik, etno-linguistik dan pre histori yang
dipadukan. Penyelidikan untuk menghasilkan descriptive
integration dinamakan penyelidikan diakronis. Adapun yang
lain penyelidikan dalam etnologi ada yang disebut Syncronis
dengan menghasilkan uraian yang bersifat generalizing
approach ( antrop. Sosial ), yaitu mencari prinsip-prinsip
persamaan di antara aneka ragam warna masyarakat dan
kebudayaan dari berbagai kelompok masyarakat manusia di
muka bumi.

ANTROPOLOGI KESEHATAN Adalah bagian dari Antrop ologi


Spesialisasi, sejajar dengan Antrop. Ekonomi, Antrop. Politik,
Antrop.Kependudukan, Antrop.Kesehatan Jiwa, Antrop.pendidikan,
Antrop. Kesehatan Jiwa dan Antrop. Perkotaan dan sebagainya.
PROSES SOSIAL
&
INTERAKSI SOSIAL

Interasi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas


sosial.
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis
yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara
kelompok-kelompok manusia, maupunantaraorang perorangan dengan
kelompok manusia.
Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di
dalam masyarakat. Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi
benturan antara kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok.
MACAM INTERAKSI SOSIAL
a. Imitasi (peniruan)
Imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-
kaidah dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat
b. Sugesti
Sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu
pandangan/sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian
diterima oleh pihak lain
c. Identifikasi
Kecenderungan/keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi
sama dengan pihak lain.
d. Proses simpati
Suatu proses di mana seseorang merasa tertarik pada pihak lain.
Faktor utamanya perasaan utk memahami orang/pihak lain.
SYARAT INTERAKSI SOSIAL
a. Adanya kontak sosial (social contact). Ada tiga bentuk:
- antarindividu,
- individu dengan kelompok,
- antarkelompok.
b. Adanya Komunikasi, yaitu seseorang memberi arti pada perilaku
orang lain, perasaan-perassaan apa yang ingin disampaikan orang
tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi
terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.

BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL


• Akomodasi
• Kerja sama (cooperation),
• Persaingan (competition), dan
• Pertentangan atau pertikaian (conflict).
Kuliah 2
I. Masyarakat
 Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang
hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
 Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang
menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat
adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi
secara ekonomi.
 Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan
objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
 Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan
kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama
dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu,
mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar
kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.
 Menurut Koentjaraningrat (1996): masyarakat adalah kesatuan
hidup manusia yang berinteraksi sesuai dengan sistem adat istiadat
tertentu yang sifatnya berkesinambungan dan terikat oleh rasa
identitas bersama
 “Masyarakat merupakan suatu keseluruhan komplekshubungan
yang luas sifatnya” by Peter L. Berger.
 Keseluruhan kompleks sebagai suatu kesatuan
(sistem), yang menunjuk pada suatu sistem interaksi.
 Hubungan suatu keteraturan (adat istiadat, norma, dll)
Unsur-Unsur Masyarakat . Menurut Soerjono Soekanto dalam
masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai berikut ini :
1. Berangotakan minimal dua orang.
2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan
3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang
menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi dan
membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.
4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan
kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota
masyarakat.

Contoh :
1. Hubungan “duaan” (dyadic)
 Pasangan/suami istri
 Keluarga sebagai masyarakt terkecil
 Keluarga batih (Nuclear Family) terdiri suami-istri
(saja)/ + anak.
 Keluarga besar (extended family) terdiri suami-istri,
anak, pembantu, orang tua dan sebagainya.
2. RT/RW masyarakat ?
3. Pendidikan, agama, ekonomi sebagai institusi merupakan
masyarakat.

II. Individu
Yaitu subjek yang melakukan sesuatu, subjek yang mempunyai
pikiran, subjek yang berkehendak,subjek yang mempunyai
kebebasan, subjek yang memberi arti (meaning) pada sesuatu
yang mampu menilai tindakan dan hasil tindakannya sendiri.
Individu adalah subjek yang bertindak (actor).
 Subjek dunia internal manusia
 Objek dunia eksternal manusia
Contoh : batu, kursi, masyarakat (?)

III. Hubungan antara Individu dan Masyarakat


Yaitu seperti hubungan antara subjek dan objek (saling ada, dan
saling menentukan)
Contoh : adat dan perilaku masyarakat dll.

Kuliah 4
KELOMPOK SOSIAL DAN STRATIFIKASI SOSIAL

Stratifikasi Sosial/Pelapisan Sosial


 Sebagai Pembedaan / pengelompokan penduduk/masyarakat
kedalam jenjang sosial yang bersifat hierarkhis.
 Fenomena tersebut dapat dikatakan sebagai gejala sosial yang
bersifat normal/wajar dan universal.

Mengapa menjadi gejala universal?

 Sebab selama dalam masyarakat ada


sesuatu yang dihargai –pasti mempunyai sesuatu
yang dihargai--, maka sistem pelapisan
dalam masyarakat pasti terjadi.
 Sesuatu yang dihargai bisa berupa uang,
(benda-benda ekonomis, tanah, kekuasaan,
pendidikan dsb).

Menurut Pitirim Sorokinstratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk


atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis).
Perwujudannnya adalah adanya kelas-kelas tinggi dan kelas yang lebih
rendah.
Karakteristik Stratifikasi Sosial:
 Perbedaan dalam kemampuan atau kesanggupan.
 Perbedaan dalam gaya hidup (life style).
 Perbedaan dalam hal hak dan akses dalam memanfaatkan
sumber daya.

Unsur-unsur Stratifikasi Sosial:


1. Kedudukan (status)
2. Peran (role)

Kedudukan (status):
à tempat seseorang dalam suatu pola tertentu secara hirarhis
à sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial,
sehubungan dengan orang-orang lain dalam kelompok tersebut,
à tempat suatu kelompok sehubungan dengan kelompok-kelompok
lain di dalam kelompok yang leih besar lagi.
à Seseorang dapat memiliki beberapa kedudukan.

Menurut Pitirim Sorokin, untuk mengukur status dapat dilihat dari:


 Jabatan atau pekerjaan,
 Pendidikan dan luasnya ilmu pengetahuan,
 Kekayaan,
 Politis,
 Keturunan dan
 Agama

Beberapa macam status atas dasar cara untuk mendapatkan status:


1. Ascribed status
à kedudukan yang diperoleh tanpa usaha.
à Diperoleh karena kelahiran (contoh, kasta)
2. Achieved status
 kedudukan yang diperoleh lewat usaha
(contoh ; presiden, direktur perusahaan)
3. Assigned status
 kedudukan yang diberikan karena jasa
jasanya (pahlawan nas.)
à terkait dengan Achieved status

Konflik Status:
 Setiap individu mempunyai berbagai kedudukan, karena
masuk dalam berbagai kesatuan hidup (komunitas)
 Kedudukan satu dengan yang lain belum tentu selalu
berhubungan secara harmonis. Artinya bisa terjadi konflik
status satu dengan yang lain.
 Karena status itu umumnya berkaitan erat dengan peran
(role) maka jika seseorang mengalami konflik status maka
peran pun akan mengalami konflik. Misal dosen yang
harus menghukum mahasiswa yang kebetulan anak
kandungnya.

2. Peran ( role)
Aspek dinamis dari kedudukan:
Artinya,
 Seseorang telah menjalankan hak-hak dan kewajiban-
kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka orang
tersebut telah melaksanakan sesuatu peran.
 Keduanya tak dapat dipisahkan karena satu dengan yang
lain saling tergantung, artinya tidak ada peran tanpa status
dan tidak status tanpa peran.
 Peran menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat
serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan
masyarakat kepadanya.

Fungsi peran:
 Memberi arah pada proses sosialisasi,
 Pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma dan
pengetahuan,
 Dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat, dan
 Menghidupkan sistem pengendali dan kontrol, sehingga
dapat melestarikan kehidupan masyarakat.
Dua macam peran atas dasar pelaksanaannya:
 Peran yang diharapkan (expected roles)
 cara ideal dalam pelaksanaan peran menurut penilaian
masyarakat. Masyarakat menghendaki peran yang
diharapkan dilaksanakan secermat-cermatnya dan peran
ini tidak dapat ditawar dan harus dilaksanakan seperti
yang ditentukan.
 Contoh: Peran jenis ini antara lain peran hakim, peran
protokoler, diplomatik, dan sebagainya, dan
 Peran yang disesuaikan (actual roles),
à cara bagaimana sebenarnya peran itu dijalankan.
Peranan ini pelaksanaannya lebih luwes, dapat
disesuaikan dengan situasi dan kondisi tertentu. Peran
yang disesuaikan mungkin tidak cocok dengan situasi
setempat, tetapi kekurangan yang muncul dapat
dianggap wajar oleh masyarakat.

Pembedaan peran atas dasar cara memperolehnya:


 Peran bawaan (ascribed roles), yaitu peran yang diperoleh
secara otomatis, bukan karena usaha,
àmisalnya peran sebagai nenek, anak dan sebagainya,
 Peran pilihan (achieves role), yaitu peran yang diperoleh
atas dasar keputusannya sendiri,
à misalnya seseorang yang memutuskan untuk memilih
kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Airlangga dan menjadi mahasiswa program studi tertentu

Peran dalam Masyarakat:


 Setiap individu mempunyai peran yang senantiasa
berhubungan dengan beberapa peran yang lain yang
kemudian disebut “ set of role”.
Misal ; mahasiswa harus berhubungan orang lain yang
berperan sebagai dosen, petugas administrasi, pimpinan
fakultas, penjaga parkir dan sebagainya.

Kuliah 5

KEBUDAYAAN

 Kebudayaan berasal dari bahasa Sangsekerta, yaitu


Buddhayah( bentuk jamak dari budhi ) atau hal-hal yang
berkaitan dengan akal budi.
 Berasal dari istilah Culture (Bhs Inggris) tetapi derivat
(turunan) dari bahasa Latin yaitu Colere artinya mengolah
(mengolah alam )
Definisi-definisi Kebudayaan :
1. E.B. Taylor
▪ Kebudayaan merupakan sesuatu yang kompleks yang
mencakup pengetahuan,kepercayaan,
kesenian,moral,hukum adat – istiadat, dan kemampuan-
kemampuan lain serta kebiasaan yang didapat oleh
manusia sebagai anggota masyarakat.
2. Ki Hajar Dewantoro
▪ Kebudayaan merupakan buah budi manusia dalam
hidup bermasyarakat.
3. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
▪ Kebudayaan merupakan semua hasil karya, rasa, dan
cipta masyarakat.
4. Koentjaraningrat
▪ Kebudayaan merupakan sistem yang meliputi tindakan,
perbuatan, tingkah laku manusia, dan hasil karyanya
yang didapat dari hasil belajar.

Secara sederhana, kebudayaan yaitu :sistem gagasan,sistem


kelakuan, dan sistem hasil karya.
Unsur-Unsur Kebudayaan:
1. Menurut Melville J. Harskovits :
▪ Alat-alat teknologi
▪ Sistem Ekonomi
▪ Keluarga
▪ Kekuasaan politik
2. Menurut Bronislaw Malinowski (ahli teori fungsional dan
antropologi) :
▪ Sistem norma yang memungkinkan kerjasama di antara
para anggota masyarakat dalam upaya menguasai alam.
▪ Organisasi ekonomi
▪ Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan. Dalam
hal ini keluarga merupakan lembaga pendidikan yang
utama.
▪ Organisasi kekuatan.

Dari beberapa ulasan sarjana, tentang unsur-unsur


kebudayaan, menurut C. Kluckhohn terdapat unsur-unsur
pokok/besar kebudayaan yang disebut Cultural Universals, yaitu :
1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian,
perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat
produksi, dansebagainya) .
2. Mata pencaharian dan sistem ekonomi (pertanian,
peternakan, sistem produksi, sistem distribusi, dsb)
3. Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi
politik, sistem hukum, sistem perkawinan)
4. Bahasa (lisan dan tulisan)
5. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dsb)
6. Sistem pengetahuan
7. Religi (sistem kepercayaan)

Kerangka Clyde KluchohnTentang 5 masalah dasar


dalam hidup sebagai penentu orientasi nilai budaya
manusia :

Masalah Dasar
Orientasi Nilai Budaya
Hidup
Hakikat Hidup Hidup itu buruk Hidup itu baik Hidup itu
(MH) buruk tapi
manusia harus
Hakikat Karya Karya untuk Karya untuk berusaha agar
(MK) nafkah hidup kedudukan, jadi baik
kehormatan, dll. Karya untuk
Persepsi Manusia Orientasi ke masa menambah
tentang Waktu depan Orientasi ke masa karya
(MW) lalu.
Orientasi ke
masa depan
Pandangan
manusia terhadap
Manusia tunduk
alam
pada alam Manusia berusaha
(MA)
menjaga Manusia ingin
Hakikat hubungan keseimbangan menguasai
antara manusia Orientasi alam alam
(MM) horizontal, rasa
saling tergantung
Orientasi vertikal,
pada sesama
ketergantungan Individualisme,
(gotong royong)
pada tokoh-tokoh menilai tinggi
(atasan dan pada usaha dan
berpangkat) kekuatan
sendiri

LEMBAGA SOSIAL
(Lembaga Kemasyarakatan)

Pengertian
Lembaga sosial merupakan sistem norma yang memiliki tujuan untuk
mengatur tindakan-tindakan maupun kegiatan anggota masyarakat
dalam kehidupan dan untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia.
Bentuk Konkrit: Asosiasi

 Melalui lembaga sosial, anggota masyarakat tidak dapat hidup


seenaknya, sebab sesuatunya telah diatur menurut norma-norma
yang ada dalam lembaga tersebut
 Proses terbentuknya lembaga sosial :
Manusia memiliki naluri dasar (basic drive) untuk selalu
berinteraksi, dan untuk memenuhi kebutuhan dasar (basic needs)
diperlukan norma sosial.

Jika norma sosial sdh mengalami proses internalisasi (mendarah


daging) dlm jiwa setiap anggota masyarakat, maka akan tercipta
lembaga sosial

Fungsi Lembaga Sosial :

1. Memberikan pedoman pada anggota masyarakat bagaimana


mereka harus bertingkah di dalam menghadapi masalah-
masalah dalam masyarakat, terutama yang menyangkut
kebutuhan-kebutuhan.
2. Menjaga keutuhan masyarakat
3. Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk
mengadakan sistem pengendalian sosial

Proses pertumbuhan lembaga sosial:


1. Terencana
2. Tidak Terencana
Supaya hubungan antara manusia di dalam sesuatu masyarakat
terlaksana diciptakanlah norma yang mempunyai kekuatan mengikat
yang berbeda-beda.
Ada empat pengertian untuk membedakan kekuatan mengikat:
1. Cara (usage)
2. Kebiasaan (folkways)
3. Tata kelakuan (mores)
4. Adat (customs)

Jenis lembaga sosial :


1. Lembaga keluarga
Lembaga keluarga, yaitu lembaga yang berfungsi memenuhi
kebutuhan keluarga dan kekerabatan seperti pelamaran, dan perkawinan,
dsb.
2. Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan, yaitu lembaga yang berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan akan penerangan, pendidikan, dan informasi agar
setiap orang menjadi anggota yang berguna bagi masyarakat.
3. Lembaga Politik
Lembaga politik adalah lembaga yang tujuannya menyatukan
kelompok besar manusia dalam masyarakat pada suatu negara.
4. Lembaga Agama
Lembaga Agama adalah lembaga yang fungsinya mengatur
kehidupan manusia dalam kaitannya dengan kehidupan keagamaan.
5. Lembaga Ekonomi
Lembaga ekonomi adalah lembaga yang berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam hal mata percarian hidup,
baik dalam hal produksi, distribusi, dan konsumsi.
6. Lembaga Hukum
Lembaga hukum dalah lembaga yang berfungsi untuk memenuhi
ketertiban dan keteraturan sosial

• KEPERCAYAAN DAN AGAMA


DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
• Drs. NUR ARIFUL HAKIM, MPS.Sp.
• TUJUAN PEMBELAJARAN
A. TUJUAN UMUM
• Mahasiswa Mampu memahami kepercayaan dan
agama sebagai kekuatan dalam kehidupan
masyarakat

• TUJUAN KHUSUS
• Mahasiswa mampu memahami arti kepercayaan
dan agama;
• Mahasiswa mampu memahamai Kepercayaan
sebagai kekuatan dalam kehidupan masyarakat;
• Mahasiswa mampu memahamai Agama sebagai
kekuatan dalam kehidupan masyarakat;
• Mahasiswa mampu memahamai hubungan agama
dan kepercayaan sebagai kekuatan dalam
kehidupan masyarakat;

• TINJUAN KONSEP
KEPERCAYAAN / PERCAYA
• Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia :
• mengakui atau yakin bahwa sesuatu memang benar
atau nyata: -- kepada ceritanya; -- akan kabar itu;
• menganggap atau yakin bahwa sesuatu itu benar-
benar ada: -- kepada barang gaib;
• menganggap atau yakin bahwa seseorang itu jujur
(tidak jahat dan sebagainya): beliau tidak -- lagi
kepada Amir;
• yakin benar atau memastikan akan kemampuan atau
kelebihan seseorang atau sesuatu (bahwa akan
dapat memenuhi harapannya dan sebagainya): --
kepada diri sendiri;

 PERCAYA BERASAL DARI BAHASA


SANSEKERTA “PERCAYA” YANG BERARTI
PENDAPAT, I’TIKAD, KEPASTIAN DAN
KEYAKINAN.
 ISTILAH LAIN KEPERCAYAAN ADALAH
KEYAKINAN YANG BERASAL DARI BAHASA
ARAB “YAQIN” NAMUN MENGANDUNG
PERBEDAAN.

 PERBEDAAN :
 KEPERCAYAAN DIARTIKAN SEBAGAI
KEBENARAN YANG DIPEROLEH PIKIRAN,
KEYAKINAN ADALAH SUATU KEBENARAN
YANG DIPEROLEH JIWA DIKUATKAN OLEH
PIKIRAN
 KEBENARAN AGAMA ADALAH KEYAKINAN,
SEDANGKAN KEBENARAN ILMU
PENGETAHUAN, FILASAFAT DAN
INTELEKTUAL ADALAH KEPERCAYAAN
 KEYAKINAN MENGHARUSKAN MELAKUKAN
AKTIVITAS, KEPERCAYAAN BELUM
MENGHARUSKAN UNTUK MELAKUKAN
AKTIVITAS

 KEPERCAYAAN SESEOARANG KEPADA HAL-


HAL YANG BERADA DILUAR DIRINYA, DI LUAR
PENGHAYATAN LAHIRIYAHNYA DIYAKINI
MENJADI MATERI ATAU KEADAAN YANG
MEMENGARUHI KEHIDUPAN

Menurut Rousseau et al (1998),


• Kepercayaan adalah wilayah psikologis yang
merupakan perhatian untuk menerima apa adanya
berdasarkan harapan terhadap perilaku yang baik dari
orang lain.
(Morgan & Hunt, 1994).
• Kepercayaan terjadi ketika seseorang yakin dengan
reliabilitas dan integritas dari orang yang dipercaya

Menurut Ba dan Pavlou (2002)


• mendefinisikan kepercayaan sebagai penilaian
hubungan seseorang dengan orang lain yang akan
melakukan transaksi tertentu sesuai dengan harapan
dalam sebuah lingkungan yang penuh ketidakpastian
• PENGERTIAN AGAMA
 AGAMA dianggap sebagai kata yang berasal dari
Bahasa sansekerta, yaitu “a” berarti tidak dan “gama”
berarti kacau, yang artinya “tidak kacau”
 Agama mengandung pegertian adalah suatu
peraturan yang mengatur kehidupan manusia agar
tidak kacau
 Agama dapat disamakan dengan kata religion
dalam Bahasa Inggris, religie dalam Bahasa
Belanda dan religio dari Bahasa Latin dari akar kata
religare yang berarti mengikat.
 Dalam Bahasa Arab, dikenal dengan kata al-din
yang mengandung banyak pengertian (kerajaan,
pelayanan, kejayaan, kehinaan, pemaksaan,
kebajikan, kebiasaaan, pengabdian, kekuasaan dan
pemerintahan, tunduk dan patuh dsb)
 Sedangkan pengertian al-din dalam arti agama
adalah nama yang bersifat umum tidak ditujukan
kepada salah satu agama, tapi menunjuk pada
setiap kepercayaan yang ada di dunia.
Dalam perspektif sosiologis, agama dipandang sebagai
system kepercayaan yang diwujudkan dalam perilaku
social tertentu. Ia berkaitan dengan pengalaman manusia
baik sebagai individu maupun kelompok.

DALAM KAMUS SOSIOLOGI,


• Pengertian agama ada tiga macam yaitu :
• Kepercayaan pada hal-hal yang spiritual
• Perangkat kepercayaan dan praktik-praktik spiritual
yang dianggap sebagai tujuan tersendiri, dan
• Ideologi mengenai hal-hal yang bersifat supranatural

AGAMA DILIHAT DARI KATEGORI PEMAHAMAN


MANUSIA :

• SEGI KEJIWAAN (PSYCHOLOGICAL STATE)


YAITU SUATU KONDISI KEJIWAAN BERKENAAN
DENGAN APA YANG DIRASAKAN OLEH
PENGANUT AGAMA (KEPATUHAN KEPADA YANG
DISEMBAH) ATAU DISEBUT RELIGIUS EMOTION
(EMILE DURKHEIM)

2. SEGI OBYEKTIF
YAITU SEGI LUAR YANG DISEBUT JUGA
KEJADIAN OBJEKTIF, DIMENSI EMPIRIS DARI
AGAMA. KEADAAN INI MUNCUL KETIKA AGAMA
DINYATAKAN OLEH PENGANUTNYA DALAM
BERBAGAI EKSPRESI, BAIK EKSPRESI
TEOLOGIS, RITUAL MAUPUN PERSEKUTUAN
• PENDAPAT AHLI TENTANG PENGERTIAN AGAMA
Herbert Specer (Principles of Sociologi)
• berpendapat bahwa factor utama agama adalah iman
akan adanya kekuatan tak terbatas, atau kekuasaan
yang tidak bisa digambarkan batas waktu dan
tempatnya

E.B. Taylor (The primitive Culture)


• agama adalah keyakinan tentang adanya makhluk
spiritual (roh-roh), keyakinan ini merupakan dasar
dari kebudayaan animism
James Redfield (Pengantara Sejarah Agama),
• mengatakan bahwa agama adalah pengarahan
manusia agar tingkah lakunya sesuai dengan
perasaan tentang adanya hubungan antara jiwanya
dan jiwa yang tersembunyi, yang diakui kekuasaannya
atas dirinya dan atas sekalian alam, dan dia rela
merasa berhubungan seperti itu.
Thomas F. O’Dea mengatakan bahwa
• agama adalah pendayagunaan sarana-sarana supra-
empiris untuk maksud-maksud non-empiris atau supra-
empiris

• INTERELASI ANTARA AGAMA DAN MASYARAKAT


C.Y. Glock dan R. Stark (American Piety, The Nature of
Religious Commitment) menyebutkan ada 5 dimensi
beragama :
• dimensi keyakinan;
• dimensi praktek agama yang meliputi perilaku
simbolik dari makna-makna keagamaan yang
terkandung di dalamnya;
• dimensi pengalaman keagamaan yang merujuk pada
seluruh keterlibatan subjektif dan individual dengan
hal-hal yang suci dari suatu agama;
• dimensi pengetahuan agama, artinya orang
beragama memiliki pengetahuan tentang keyakinan
ritus, kitab suci, dan tradisi;
• dimensi konsekwensi yang mengacu kepada
identifikasi akibat-akibat keyakinan, praktik,
pengalaman dan pengetahuan sesorang dari hari
kehari.

Wach menunjukan adanya pengaruh timbal balik antara


agama dan masyarakat factor tersebut :
• pengaruh agama terhadap masyarakat seperti yang
terlihat dalam pembentukan, pengembangan, dan
penentuan kelompok keagamaan spesifik yang baru;
• pengaruh masyarakat terhadap agama pada factor-
faktor social yang memberikan nuansa dan
keberagaman perasaan dan sikap keagamaan yang
terdapat dalam suatu lingkungan atau kelompok
tertentu.
Hubungan manusia dengan masyarakat merupakan suatu
proses dialektis yang terdiri atas tiga momen ;
• Eksternalisasi, melalui eksternalisasi manusia
mengekspresikan dirinya dengan membangun
dunianya;
• Objektivasi, melalui eksternalisasi tersebut
masyarakat menjadi kenyataan buatan manusai yaitu
menjadi realitas obyektif- kenyataan yang berpisah
dari manusia dan berhadapan dengan manusia-
masyarkat dengan segala pranata sosialnya akan
membentuk prilaku manusia;
• Internalisasi, proses penyerapan kembali pranata
social oleh manusia melalui proses internalisasi.
Nottingham menjelaskan hubungan agama dengan
masyarakat :
 Masyarakat yang terbelakang dan nilai-nilai sacral;
agama menjadi focus utama bagi pengintegrasian
dan persatuan masyarakat dari masyarakat secara
keseluruhan
 Masyarakat praindustri yang berkembang; agama
memberi arti kepada system nilai dalam masyarakat,
tetapi pada saat yang sama lingkungan yang sacral
dan yang sekuler sedikit banyak masih dapat
dibedakan.
• INTERELASI AGAMA DENGAN TINDAKAN
MANUSIA
 Weber dalam analisisnya bahwa setiap tindak
manusia membutuhkan pembenaran langsung dari
segi-segi kehdiupan material dalam ukuran-ukuran
formal agama.
 Menurutnya tingkah laku tersebut merupakan
fenomena sosiologis tentang tingkah laku manusia
yang menginginkan makna hidup berupa gagasan
tentang tindakan rasional dalam memahami dan
menafsirkan tingkah laku manusia yang dikenal
dengan konsep Type ideal dalam Protestanisme-nya.
 Weber melihat sebuah kaitan yang bermakna antara
kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai tertentu di
satu pihak dan fakta-fakta sosiologis yang teramati
dilain pihah.
 Terdapat sebuah pertalian pilihan antara pandangan
kelompok religius yang puritan dan kegiatan para
wiraswastawan kapitalis : sukses duniawi yang
dikombinasikan hidup hemat (yang melahirkan
seorang kapitalis yang efektif)
• Menurut Weber :
terdapat 4 tipe ideal tindakan social
• Tingkah laku manusia rational tujuan
Yaitu bentuk orientasi manusia yang mencakup
perhitungan yang tepat dan pengambilan sarana-
sarana yang paling efektif untuk tujuan-tujuan yang
dipilih dan dipertimbangkan dengan jelas, atau
sasaran (kerangka piker yang logis, ilmiah dan
ekonomis)

2. Tingkah laku manusia rasional idea


Tingkah laku manusai yang lebih mengejar nilai-nilai
daripada memperhitungkan sarana- sarana
dengan cara evaluative netral. Manusia yang
mengatakan kebenaran apa adanya, jelas
bertindak secara rasional nilai.

3. Tindakan efektif atau emosional


Tindakan dibawah dominasi perasaan secara
langsung. Disini tidak rumusan sadar nilai-nilai, atau
kalkulasi rasional sarana-sarana yang cocok.
Tindakan ini sama sekali emosional dan karena itu
tidak rasional

4. Tindakan manusia tradisionalis


Tindakan ini mencakup tingkah laku yang
berdasarkan kebiasaan yang muncul dari praktik-
praktik yang mapandan menghormati otoritas yang
ada.
0•PANDANGAN SEHAT SAKIT
MENURUT DUNIA BARAT
DAN NON-BARAT
Drs. NUR ARIFUL HAKIM, MPSSp
0• TUJUAN PEMBELAJARAN
KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN
0• Persepsi tentang sehat sakit
Masyarakat
1• Perilaku Sakit
2• Tahapan Sakit
3• Peranan sosial penyakit

1• REFERENSI
0• Antropologi Kesehatan (Terjemahan),
Foster/Anderson, 1986, UI Press, Jakarta
1• Sosiologi Kesehatan Beberapa Konsep dan
Aplikasinya, Solita Sarwono, 2004, Gadjah
Mada, Yogyakarta
2• Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip
Dasar, Soekidjo Notoatmodjo, 2003, PT. Asdi
Mhasatya, Jakarta

2• A. PENGERTIAN
DEPKES
0• Masalah sehat merupakan proses yang berkaitan dengan
kemampuan manusia beradaptasi dengan lingkungan
baik secara biologis, psikologis maupun sosio budaya.

UU.Kesehatan No. 23/1992 , UU. No, 36/2009


1• Kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan
(jasmani), jiwa (rohani) dan social yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara social dan ekonomis.
Pepkin’s
2• Sehat adalah suatu keadaan keseimbangan yang dinamis
antara bentuk tubuh dan fungsi yang dapat mengadakan
penyesuaian, sehingga dapat mengatasi gangguan dari luar.

Pender
3• Sehat merupakan perwujudan individu yang
diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan
dengan orang lain (Aktualisasi). Perilaku yang
sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang
kompeten sedangkan penyesesuaian diperlukan
untuk mempertahankan stabilitas dan integritas
struktural.
Paune
4• Sehat adalah fungsi efektif dari sumber-sumber
perawatan diri (self care Resouces) yang
menjamin tindakan untuk perawatan diri (self
care Aktions) secara adekuat.

3• PERSEPSI TENTANG SEHAT SAKIT


0• Pandangan orang tentang kriteria tubuh sehat atau
sakit, sifatnya tidaklah selalu obyektif, tetapi bersifat
Subyektif
1• Dipengaruhi oleh unsur pengalaman masa lalu dan
unsur sosial budaya.
2• Sebaliknya petugas kesehatan berusaha menerapkan
kriteria medis yang obyektif berdasarkan simptom
yang tampak guna mendiagnosa kondisi fisik seorang
individu tentang penyakit
3• Perbedaan persepsi antara masyarakat dan petugas
kesehatan inilah yang sering menimbulkan masalah
dalam melaksanakan program kesehatan.

4• PENYAKIT (DESEASE)
DAN SAKIT (ILLNESS)
5• Secara Ilmiah penyakit (desease) itu diartikan
sebagai gangguan fungsi fisiologis dari suatu
organisme sebagai akibat dari infeksi atau
tekanan dari lingkungan. Penyakit itu bersifat
obyektif
6• Sedangkan sakit (illness) adalah penilaian
individu terhadap pengalaman menderita suatu
penyakit. Fenomena subyektif ini ditandai
dengan perasaan tidak enak (tidak enak makan,
tidak bisa tidur atau gannguan lainnya)

5• Dengan demikian bisa terjadi secara


obyektif individu terserang
penyakit dan salah satu organ
tubuhnya terganggu fungsinya
namun dia tidak merasa sakit dan
tetap menjalankan tugasnya sehari-
hari.
6• Sebaliknya seseorang mungkin
merasa sakit tetapi dari pemeriksaan
medis tidak diperoleh bukti bahwa dia
sakit (psikosomatis)
3• Di negara-negara maju dimana kebanyakan orang memiliki
kesadarannya tinggi dan takut terkena penyakit sehingga jika
dirasakan sedikit saja kelainan pada tubunya, maka dia akan
langsung pergi ke dokter, padalah ternyata tidak terdapat
gangguan fisik yang nyata
4• Dalam masyarakat tradisional umumnya memandang
seseorang sebagai sakit jika orang itu kehilangan nafsu
makan, gairah kerja, tidak bisa menjalankan tugas sehari-hari
secara optimal, atau kehilangan kekuatan sehingga harus
tinggal di tempat tidur (Sudarti, 1988)
5• Selama seseorang masih dapat melaksanakan fungsinya
seperti biasa maka orang itu masih dikatakan sehat.
Pengertian sakit menurut etiologi
naturalistik dapat dijelaskan dari segi
impersonal dan sistematik, yaitu bahwa
:

0 Sakit merupakan satu keadaan atau


satu hal yang disebabkan oleh
gangguan terhadap sistem tubuh
manusia.

1 Sakit adalah keadaan yang


disebabkan oleh bermacam-macam
hal, bisa suatu kejadian, kelainan
yang dapat menimbulkan gangguan
terhadap susunan jaringan tubuh,
dari fungsi jaringan itu sendiri
maupun fungsi keseluruhan.

1•PERILAKU SEHAT SAKIT


7• Batasan Sehat menurut WHO adalah ”a state of
complete physical, mental, and social wellbeing”
suatu keadaan sejahtera secara utuh baik fisik,
mental dan social, dan tidak hanya terbebas dari
penyakit dan kecacatan .
8• Perilaku Sakit diartikan sebagai segala bentuk
tindakan yang dilakukan oleh individu yang
sedang sakit agar memperoleh kesembuhan.
9• Prilaku sehat adalah tindakan yang dilakakukan
individu untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatannya termasuk pencegahan penyakit,
perawatan kebersihan diri (personal hygiene),
penjagaan kebugaran melalui olah raga dan
makanan bergizi.
10• Perilaku sehat ini diperlihatkan oleh individu-
individu yang merasa dirinya sehat meskipun
secara medis belum tentu sehat

Menurut Mechanic dan Volkhart


7• Tingkah laku sakit merupakan istilah
yang paling umum didefinisikan
sebagai cara-cara dimana gejala-
gejala ditanggapi, dievaluasi dan
diperankan oleh seorang individu
yang mengalami sakti, kurang
nyaman, atau tanda-tanda lain dari
fungsi tubuh yang kurang baik
0• Menurut Notoatmodjo dan Sarwono (1986) Kondisi Kesehatan Individu
dapat dibedakan dalam 8 golongan yaitu :
8• TAHAPAH SAKIT
Suchman (1965) memberikan lima tahapan sakit :
11• Tahap pengalaman gejala-gejala (keputusan
bahwa ada yang tidak beres)
12• Asumsi dari keadaan peranan sakit (keputusan
bahwa seseorang sakit dan membutuhkan
perawatan profesinal)
13• Tahap kontak perawatan medis (keputusan
untuk mencari perawatan medis profesional)
14• Tahap peranan ketergantungan pasien
(keputusan untuk mengalihkan pengawasan
kepada dokter dan menerima serta mengikuti
pengobatan yang ditetapkan)
15• Kesembuhan atau keadaan rehabilitasi
(keputusan untuk mengakhiri peranan pasien)
PENYEBAB PENYAKIT DALAM
PANDANGAN MASYARAKAT TRADISIONAL

1. Naturalistik
Penyebab sakit akibat pengaruh
lingkungan, makanan (salah Makan), kebiasaan
hidup, ketidak seimbangan tubuh, cuaca alam,
bawaan.

2. Personalistik
Munculnya suatu penyakit disebabkan oleh
intervensi suatu agen aktif yang dapat berupa
mahluk bukan manusia (hantu, roh, leluhur atau
roh jahat) atau manusia (tukang sihir, tukang
tenung)
0• PENDEKATAN DALAM PROSES
TERJADINYA PENYAKIT
1• Model Ekologi (Ecologic Models) atau
Segitiga Epidemiologi (Host, Agen,
Environment)
Faktor Host
Termasuk faktor instrinsik yang sangat dipengaruhi
oleh sifat genetik manusia. Faktor Instrinsik : umur,
ras, jenis kelamin, agama, keturunan , kepribadian,
prilaku, gizi, dll.
Contoh : kepribadian agresif, ambisius, selalu aktif
mempunyai kecenderungan menderita penyakit
jantung

Faktor Agent
Berbagai jenis Agent : yang bersifat kimiawi,
biologis, fisik (alam), makanan dan minuman dll.
Contoh : agent dari lingkungan kimia berasal dari
limbah Industri yang mengandung bahan kimia yaitu
Hg (penyebab penyakit minamata) atau insektisida
Faktor Environment
9• Faktor lingkungan sebagai faktor
ekstrinsik terdiri atas lingkungan fisik,
sosial (budaya), biologis, iklim, sistem
perekonomian, sistem politik

2• HUBUNGAN SUMBER LINGKUNGAN


DENGAN PENYAKIT

10• BERBAGAI PERSEPSI


MASYARAKAT
TENTANG PENYAKIT DI
INDONESIA
PENYAKIT KUSTA DI MAKASAR (Kabupaten Soppeng, Bugis)
16• Ada Istilah Kaddala sikuyu (kusta kepiting) dan
Kaddala Massolong (kusta yang lumer)
17• Terdapat keyakinan masyarakat bahwa apabila
terjadi pelanggaran yakni melakukan hubungan
intim saat istri sedang haid maka akan terkutuk
menderita kaddala (kusta).
18• Penderita kusta sebagai aib, sebagai
penanggung dosa
19• Keluarga merasa tercemar bila salah satu
anggota keluarga terkena kusta
20• Orang tua akan menolak bila didiagnose salah
satu anggota keluarga terkena kusta.
DEMAM DAN PANAS
21• Penyebabnya adalah cuaca, kena hujan, salah
makan, atau masuk angin.Ppengobatan dengan
mengompres dengan es, oyong, dikerik, makan
labu putih atau beli obat warung influenza. Di
Indramayu dikatakan sebagai penyakit adem
meskipun gejalanya panas tinggi (termasuk
campak)

SAKIT MENCRET
22• Penyebabnya terlalu banyak makan pedas,
makan udang, ikan, akan meningkat
kepandaiannya, susu ibu basi, encer dll.
Pengobatan pucuk daun jambu dikunyak ibunya
lalu diberikan kpd anaknya (Bima, NTB), lainnya
LGG, Oralit, pil Ciba,

11• PERANAN SAKIT DAN


PERANAN SOSIAL PENYAKIT
23• Secara umum semua orang lebih menyukai
sehat daripada sakit …..> menjadi asumsi dasar
sosiolog maupun program2 kesehatan
24• Sebagian orang aspek kesehatan menjadi skala
prioritas teratas, namun sebagian orang
kesehatan menempati urutan lebih jauh dibawah
25• Menjadi prioritas utama terutama bila
kenikmatan untuk kesehatan yang baik itu akan
secara serius membatasi kesenangan.
2•PERANAN SAKIT
26• Penyakit sering memiliki fungsi-fungsi adaptif
yang positif
27• Hampir semua orang pada titik tertentu
menyambut baik penyakit sebagai pelepasan
sementara dari situasi stress
28• Dengan demikian peran sakit dapat dilihat
sebagai mekanisme untuk mengatasi, sebagai
cara yang berguna dalam strategi total kehidupan
seorang individu
29• Sejak dini orang belajar bahwa menjadi sakit
adalah menerima hak istimewa.
12• PERANAN SOSIAL PENYAKIT
30• Penyakit merupakan pelepasan dari tekanan
yang yang tak tertahankan :
0– Curandera dan komunitas Amerika-Meksiko mengakui
bahwa apabila seorang dinyatakan sakit, maka
kegagalan untuk melakukan fungsi-fungsi normalnya,
bukanlah kesalahannya dan iapun diberi hak
pembebasan dan perawatan
1– Karena tekanan-tekanan sosial yang berat, penyakit
memberikan suatu penyelesaian yang sangat menarik,
karena peranan sakit merupakan sarana pengunduran
diri setengah resmi membebaskan dari tanggung jawab
sosial dan membiarkan dirinya dirawat orang lain (di
Indonesia menghindari pengadilan, penagih hutang dll)
13• Penyakit membantu untuk
menanggung kegagalan pribadi
0– Orang dapat membenarkan
kegagalan dirinya atau kelompok
acuannya, yang penting melalui
ketidakmampuannya untuk
bertindak sebagai akibat dari
penyakit atau sakit

31• Sakit dapat digunakan untuk memperoleh


perhatian
2–Konvensi-konvensi budaya menekankan bahwa orang
sakit harus menerima perhatian khusus ; ramah dan
sopan, makanan khusus, harapan yang baik, tempat yang
baik dsb.

32• Masuk rumah sakit dapat dianggap sebagai


hiburan
3–dibeberapa negara ditemukan bahwa pertama kali
diperkenankan pada perawatan kesehatan ibu dan anak,
termasuk klinik bersalin dan rumah sakit dengan senang
hati menerima perawatan rumah sakit, alasannya dapat
istirahat sambil tiduran 4 atau 5 hari dengan makanan
yang baik, kebebasan dari mengurus anak-anak yang
lain, kebebasan dari mengurus rumah tangga

3• Penyakit dapat digunakan sebagai alat


kontrol sosial
4– Ibu (janda) yang terkena penyakit serius dapat mengikat
anak-anaknya untuk merawat atau memanipulasi
perasaan bersalah anak sehingga akan melakukan apa
yang diinginkan.
33• Penyakit dapat dijadikan alat untuk menghapus
perasaan berdosa
5– Orang Barat maupun non Barat memandang penyakit
mereka sebagai akibat dari dosa atau telah
menyebabkan kemarahan para dewa mereka.

nilai-nilai sosial
(norma, moral dan etika)
Program studi d3 keperawatan stikes bhamada slawi tahun 2019
0 UMUM
Mahasiswa mampu memahami tentang fungsi
norma-norma dalam kehidupan masyarakat
1 KHUSUS
4• Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian
nilai-nilai social (norma, moral dan etika)
5• Mahasiswa mampu menjelaskan macam-
macam norma
6• Mahasiswa mampu menjelaskan arti penting
norma
7• Mahasiswa mampu menjelaskan hakekat
norma, kebiasaan, adat istiadat yang berlaku
di masyarakat
8• Mahasiswa mampu menjelaskan hubungan
antar norma

NILAI-NILAI SOSIAL
Nilai-nilai dan norma social merupakan factor pendorong bagi
manusia untuk bertingkah laku dan mencapai kepuasan tertentu
dalam kehidupan sehari-hari manusia.
Nilai sebagai pokok pembicaraan dapat dikatakan sebagai
ukuran sikap dan perasaan seseorang atau kelompok yang
berhubungan dengan keadaan baik buruk, benar salah, atau suka
dan tidak suka terhadap obyek baik material maupun non-
material
NILAI-NILAI SOSIAL
PENGERTIAN NILAI
0 Nilai atau value termasuk bidang kajian filsafat, filsafat
nilai (Axiology, Theory of value).
1 Filsafat sering juga di artikan sebagai ilmu tentang nilai
nilai.
2 Istilah nilai dipakai untuk menunjuk kata benda abstak
yang artinya keberhargaan (worth) atau kebaikan
(goodness)
3 Nilai dalam kerja artinya suatu tindakan kejiwaan dalam
menilai atau melakukan penilaiaan.
4 Nilai memiliki tingkatan-tingkatan
WJS POERWADARMINTA
Dalam kamus Bahasa Indonesia nilai diartikan sebagai :
Harga ; (dalam arti taksiran harga)
Harga sesuatu (uang misalnya) jika diukur atau ditukarkan
dengan yang lain
Angka kepandaian
Kadar; mutu, banyak sedikit isi
Sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi
kemanusaiaan

Ada empat tingkatan Nilai sebagai berikut:


Nilai nilai kenikmatan : dalam tingkatan ini terdapat deretan
nilai-nilai yang mengenakkan dan tidak mengenakkan (die
Wertreihe ddes Angenehmen und Unanggehen), yang
menyebabkan orang senang atau menderita tidak enak.
Nilai nilai kehidupan : dalam tingkat ini terdapatlah nilai nilai
yang penting bagi kehidupan (Werte des vztalen fuhlens)
misalnya kesehatan, kesegaran jasmani, kesejahteraan umum
Nilai nilai kejiwaan : nilai kejiwaan (geis tige werte) yang sama
sekali tidak tergantung dari keadaan jasmani maupun
lingkungan (sepeti nilai nilai keindahan, kebenaran dan
pengetahuan murni yang dicapai dalam filsafat)
Nilai nilai kerohanian : dalam tingkat ini terdapatlah moralitas
nilai dari yang suci dan tak suci (wermodalitat des heiligenung
Unheiligeri). Nilai nilai semacam ini terutama terdiri dari nilai
nilai pribadi.
DA. WILA Huky (Abdul Syani; 2002)
Ada sebelasciri nilai-nilai social :
34• Nilai merupakan konstruksi social masyarakat yang tercipta
melalui interaksi social bukan secara biologis atau bawaan
sejak lahir
35• Nilai social ditularkan melalui proses social
36• Nilai dipelajari
37• Nilai memuaskan manusia dan mengambil bagian dalam
usaha pemenuhan kebutuhan social
38• Nilai merupakan asumsi abstrak dimana terdapat consensus
social tentang harga relative dari obyek dalam masyarakat
14• Nilai berkaitan antara satu dengan yang lain secara
komunal untuk membentuk pola-pola dan system nilai
dalam masyarakat dan bersifat harmony
15• System nilai bervariasi antara kebudayaan yang satu denga
kebudayaan yang lain, sesuai dengan harga relative yang
diperlihatkan oleh setiap kebudayaan terhadap pola-pola
aktivitas dan tujuan serta sasaranya
16• Nlai menggambarkan alternative dan system nilai yang
terdiri dari struktur rangking alternative-alternatif itu
sendiri, sehingga saling menyempurnakan dan mengisi,
dalam menentukan rangking dari posisi atau level objek
yang ada
17• Masing-masing nilai dapat mempunyai efek yang berbeda
terhadap orang-perorang dan masyarakat sebagai
keseluruhan
18• Nilai-nilai juga melibatkan emosi
19• Nilai-nilai dapat mempengaruhi pengembangan pribadi
dalam masyarakat secara positif maupun negative.

Pengetian norma
Norma merupakan ketentuan-ketentuan yang menjadi pedoman
dan panduan dalam bertingkah laku dalam kehidupan
bermasyarakat. Norma berisi anjuran untuk berbuat baik dan
larangan untuk berbuat buruk dalam bertindak.
Norma dipakai sebagai tolak ukur di dalam mangevaluasi
perbuatan seseorang dan norma selalu berpasangan dengan
sanksi, yaitu suatu keadaan yang diberikan kepada si pelanggar
norma.

Pengetian norma
Norma mengandung sanksi yang relatif tegas terhadap
pelanggarnya. Alvin L Betrand mendefinisikan norma
sebagai suatu standar-standar tingkah laku yang terdapat di
dalam semua masyarakat.
Norma dibedakan menurut kekuatannya :
- Cara berbuat (Usage)
- Kebiasaan (folkways)
- Tata Kelakuan (mores)
- Adat istiadat (custom)
Norma yang berlaku
di masyarakat :
39• Norma agama, yaitu peraturan hidup manusia yang berisi
perintah dan larangan yang berasal dari Tuhan
40• Norma moral/kesusilaan yitu peraturan atau kaida hidup
yang bersumber dari nurani yang merupakan nilai-nilai
moral yang mengikat manusia (1-2 berkaitan dengan
kehidupan pribadi)
41• Norma adat / kesopanan yaitu peraturan / kaidah yang
besumber dari pergaulan hidup antar manusia
42• Norma hukum yaitu peraturan / kaidah yang diciptakan
oleh kekuasaaan resmi atau negara yang sifatnya mengikat
dan memaksa (3 - 4 berkaitan dengan aspek kehidupan
social)
Pengertian moral
Pengertian Moral Menurut Para Ahli dan Secara Umum –
Pengertian moral secara umum adalah suatu hukum
tingkah laku yang di terapkan kepada setiap individu
untuk dapat bersosialiasi dengan benar agar terjalin rasa
hormat dan menghormati.
Kata moral selalu mengacu pada baik dan buruknya perbuatan
manusia (akhlak).
Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia
menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan
yang memiliki nilai positif. Manusia yang tidak memiliki
moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak
memiliki nilai positif di mata manusia lainnya.

Pengertian moral
Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam
ber interaksi dengan manusia. apabila yang dilakukan
seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di
masyarakat tersebut dan dapat diterima serta
menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu
dinilai memiliki moral yang baik, begitu juga sebaliknya.
Moral merupakan produk dari budaya dan Agama. Setiap
budaya memiliki standar moral yang berbeda-beda sesuai
dengan sistem nilai yang berlaku dan telah terbangun sejak
lama.

Pengertian moral menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa


Indonesia) bisa diartikan sebagai berikut :
(ajaran tentang) baik buruk yang diterima umum mengenai
perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya; akhlak; budi
pekerti; susila:
kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat,
bergairah, berdisiplin, dan sebagainya; isi hati atau
keadaan perasaan sebagaimana terungkap dalam
perbuatan:
ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu cerita;

Menurut Merriam-webster
Moral adalah mengenai atau berhubungan dengan apa yang
benar dan salah dalam perilaku manusia, dianggap benar dan
baik oleh kebanyakan orang sesuai dengan standar perilaku
yang tepat pada kelompok atau masyarakat tersebut.
Menurut Kamus Psikologi
Pengertian moral adalah mengacu kepada akhlak yang sesuai
dengan peraturan sosial, atau menyangkut hukum atau adat
kebiasaan yang mengatur tingkah laku.
Menurut Sonny Keraf
Pengertian moral dapat digunakan untuk mengukur kadar baik
dan buruknya sebuah tindakan manusia sebagai manusia,
mungkin sebagai anggota masyarakat (member of society) atau
sebagai manusia yang memiliki posisi tertentu atau pekerjaan
tertentu.

Pengertian etika
Etika berasal dari Bahasa Yunani, yaitu Ethos, secara etimologis
etika adalah ajaran tentang baik buruk, yang diterima umum
tentang sikap perbuatan, kewajiban dan sebagainya.
Etika bisa disamakan artinya dengan moral (mores – latin),
akhlak, atau kesusilaan. Etika berkaitan dengan masalah nilai
susila. Baik dan buruk perbuatan manusia.
Bertens (Herimanto dan Winarno; 2010)
menyebut ada tiga jenis makna etika :
Etika dalam arti nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang / kelompok dalam mengatur tingkah laku
Etika dalam arti kumpulan asas atau nilai moral (kode etik)
Etika dalam arti ilmu atau ajaran tentang yang baik dan yang
buruk (filsafat moral)
perbedaan norma hukum
Perbedaan norma hokum dengan norma-norma lainya :
Norma hukum datangnya dari luar diri kita sendiri, yaitu dari
kekuasaan / lembaga yang resmi dan berwenang
Norma hukum dilekati sanksi pidana atau pemaksan secara fisik
Sanksi pidana atau sanksi pemaksa itu dilaksanakan oleh apparat
negara.
Arti penting norma dalam hubungan sosial
1. Masyarakat tanpa norma adalah mustahil
Tanpa norma perilaku tidak dapat diprediksi. Standar perilaku
yang terkandung dalam norma memberi perintah agar
interaksi relasi sosial berjalan lancar jika individu
mengikuti norma kelompok.
Manusia membutuhkan tatanan normatif untuk hidup di
masyarakat karena organisme manusia tidak cukup
komprehensif atau terintegrasi untuk memberikan
tanggapan otomatis yang secara fungsional memadai untuk
masyarakat.
Manusia tidak mampu hidup sendiri, Ketergantungannya pada
masyarakat tidak berasal dari tanggapan bawaan yang tetap
terhadap rangsangan sosial mekanis melainkan dari
tanggapan yang dipelajari untuk rangsangan yang berarti.
Ketergantungannya pada masyarakat pada akhirnya adalah
ketergantungan pada suatu tatanan normatif.

Arti penting norma dalam hubungan sosial


2. Norma memberikan kohesi kepada masyarakat
Suatu kelompok tanpa norma akan menggunakan kata-kata
Hobbes, “Menyendiri, miskin, jahat, kasar dan pendek.”
Organisme manusia untuk mempertahankan dirinya harus hidup
dalam sistem sosial yang diatur secara normatif. Sistem
normatif memberikan suatu kohesi tanpa mana kehidupan
sosial tidak mungkin.
Kelompok-kelompok yang tidak dapat mengembangkan
tatanan normatif dan mempertahankan kontrol normatif
atas anggota mereka gagal bertahan karena kurangnya
kerjasama internal.

Arti penting norma dalam hubungan sosial


3. Norma mempengaruhi sikap individu
Norma mempengaruhi sikap individu dan motifnya. Menjadi
anggota kelompok menyiratkan pembentukan sikap dalam
kaitannya dengan norma-norma kelompok. Individu
menjadi anggota yang baik sejauh ia mematuhi norma-
norma.
Norma-norma menentukan dan membimbing penilaian
intuitifnya terhadap orang lain dan penilaian intuitifnya
tentang dirinya sendiri. Mereka menuntun fenomena hati
nurani, perasaan membimbing, kegembiraan dan depresi.
Melalui internalisasi mereka menjadi bagian dari dirinya
secara otomatis diekspresikan dalam perilakunya.
tugas BELAJAR MANDIRI
Salah satu upaya pencegahan Penyebaran Covid-19 yaitu
dengan cara melakukan social distancing bagi masyarakat.
Namun pada kenyataannya masyarakat kebanyakan tidak dapat
menaati aturan tersebut, sehingga upaya pencegahan covid-19
kurang efektif, terbukti terus meningkatnya jumlah kasus
terkonfirmasi covid-19. Pertanyaannya kenapa masyarakat di
Indonesia secara umum tidak dapat mematuhi aturan social
distancing tersebut?

PRAKTIK KEPERAWATAN
TRANSKULTURAL
Drs. NUR ARIFUL HAKIM, MPS.Sp
TUJUAN PEMBELAJARAN
TUJUAN UMUM
0 Mampu memahami tentang Transkultural dalam praktik
keperawatan

TUJUAN KHUSUS
1 Memahami teori Keperawatan transkultural
2 Mampu memahami kompetensi budaya yang harus dimiliki
oleh perawat
3 Mampu menerapkan transkultural dalam praktik
keperawatan
LATAR BELAKANG
Tuntutan pelayanan kebutuhan masyarakat akan kesehatan pada
abad ke-21 semakin meningkat
Termasuk di dalamnya adalah tuntutan terhadap pelayanan
asuhan keperawatan yang berkualitas.
Globalisasi menyebabkan adaya pergeseran terhadap tuntutan
asuhan keperawatan.
lANJUTAN
0 Persaingan pelayanan kesehatan (termasuk asuhan
keperawatan) semakin ketat bukan saja di dalam negeri
tetapi juga di tingkat global
1 Keperawatan sebagai profesi memiliki landasan body of
knowledge yang kuat, yang dapat dikembangkan serta
dapat diaplikasikan dalam praktek keperawatan.
2 Pentingnya kompetensi keperawatan transkultural akibat
globalisasi dan tuntutan pelayanan kesehatan yang
berkualitas.

Ragam suku dan budaya


Konsep dalam Transcultural Nursing
0• Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota
kelompok yang dipelajari, dan dibagi serta memberi
petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil
keputusan.
1• Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang
lebih diinginkan atau sesuatu tindakan yang dipertahankan
pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan
keputusan.
2• Pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk
memberikan asuhan budaya yang menghargai nilai budaya
individu, kepercayaan dan tindakan termasuk kepekaan
terhadap lingkungan dari individu yang datang dan
individu yang mungkin kembali lagi (Leininger, 1985)
Konsep dalam Transcultural Nursing
0• Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu
yang menganggap bahwa budayanya adalah yang terbaik
diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain.
1• Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau
kelompok budaya yang digolongkan menurut ciri-ciri dan
kebiasaan yang lazim.
2• Ras adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan
pada mendiskreditkan asal muasal manusia
3• Etnografi adalah ilmu yang mempelajari budaya.
Pendekatan metodologi pada penelitian etnografi
memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran
yang tinggi pada perbedaan budaya setiap individu
0• Care adalah fenomena yang berhubungan dengan
bimbingan, bantuan, dukungan perilaku pada individu,
keluarga, kelompok
1• Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk
membimbing, mendukung dan mengarahkan individu,
keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau
antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi
kehidupan manusia.

2• Cultural Care berkenaan dengan kemampuan kognitif


untuk mengetahui nilai, kepercayaan dan pola ekspresi
yang digunakan untuk mebimbing, mendukung atau
memberi kesempatan individu, keluarga atau kelompok.
3• Culturtal imposition berkenaan dengan kecenderungan
tenaga kesehatan untuk memaksakan kepercayaan, praktik
dan nilai diatas budaya orang lain karena percaya bahwa
ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi daripada
kelompok lain.

Leininger (1985) mengartikan paradigma keperawatan


transcultural sebagai cara pandang, keyakinan, nilai-nilai,
konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan keperawatan yang
sesuai dengan latar belakang budaya terhadap empat konsep
sentral keperawatan yaitu : manusia, kesehatan, lingkungan
dan keperawatan (Andrew and Boyle, 1995).
1. Manusia
0 Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang
memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang diyakini dan
berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan pilihan.
1 Menurut Leininger (1984) manusia memiliki
kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada
setiap saat dimanapun dia berada (Geiger and Davidhizar,
1995).
2. Kesehatan
4 Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien
dalam mengisi kehidupannya, terletak pada rentang sehat
sakit.
5 Kesehatan merupakan suatu keyakinan, nilai, pola
kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk
menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang
dapat diobservasi dalam aktivitas sehari-hari.
6 Klien dan perawat mempunyai tujuan yang sama yaitu
ingin mempertahankan keadaan sehat dalam rentang
sehat-sakit yang adaptif (Andrew and Boyle, 1995).
3. Lingkungan
2 Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena
yang mempengaruhi perkembangan, kepercayaan dan
perilaku klien.
3 Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan
dimana klien dengan budayanya saling berinteraksi.
4 Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial dan
simbolik.
4. Keperawatan
3 Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian
kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan kepada
klien sesuai dengan latar belakang budayanya.
4 Asuhan keperawatan ditujukan untuk memandirikan
individu sesuai dengan budaya klien.
5 Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah
: perlindungan/memper-tahankan budaya,
mengakomodasi/negoasiasi budaya dan
mengubah/mengganti budaya klien (Leininger, 1991)
KOMPETENSI BUDAYA
7 Cultural awareness : menyadari diri secara mendalam.
mengenali bias dan prasangka-prasangka, asumsi tentang
orang lain
8 Cultural knowledge : pengetahuan tentang nilai-nilai,
kepercayaan, kesehatan, praktek keperawatan, wordview
dan ekologi biocultural
9 Cultural skill : pengkajian sosial budaya, faktor-faktor
biofisik yang mempengaruhi pengobatan dan perawatan
klien
10 Cultural desire : Motivasi dan komitmen untuk merawat
klien, menggerakkan individu untuk belajar dari yang lain
11 Cultural Care Nursing
KOMPETENSI BUDAYA

Geisser (1991) menyatakan bahwa proses keperawatan ini


digunakan oleh perawat sebagai landasan berfikir dan
memberikan solusi terhadap masalah klien (Andrew and
Boyle, 1995).
Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap :
1) pengkajian, 2) diagnosa keperawatan, 3)
perencanaan dan pelaksanaan 4) evaluasi.

1. Pengkajian
2 Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk
mengidentifikasi masalah kesehatan klien sesuai dengan
latar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995).
3 Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada
pada "Sunrise Model" yaitu :
1. Faktor teknologi (tecnological factors)
Perawat perlu mengkaji : persepsi sehat sakit, kebiasaan
berobat atau mengatasi masalah kesehatan, alasan mencari
bantuan kesehatan, alasan klien memilih pengobatan
alternatif dan persepsi klien tentang penggunaan dan
pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan
kesehatan saat ini
2. Faktor agama dan falsafah hidup (religious and
philosophical factors)
Faktor agama yang harus dikaji oleh perawat adalah : agama
yang dianut, status pernikahan, cara pandang klien terhadap
penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama
yang berdampak positif terhadap kesehatan

3. Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and


social factors)
Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : nama
lengkap, nama panggilan, umur dan tempat tanggal lahir,
jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan
dalam keluarga, dan hubungan klien dengan kepala
keluarga.

4. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and


life ways)
Yang perlu dikaji pada faktor ini adalah : posisi dan jabatan
yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yang
digunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang
dalam kondisi sakit, persepsi sakit berkaitan dengan
aktivitas sehari-hari dan kebiasaan membersihkan diri

5. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political


and legal factors)
Yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : peraturan dan
kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah
anggota keluarga yang boleh menunggu, cara pembayaran
untuk klien yang dirawat.
6. Faktor ekonomi (economical factors)
Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat diantaranya
: pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan, tabungan yang
dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain misalnya
asuransi, penggantian biaya dari kantor atau patungan antar
anggota keluarga
7. Faktor pendidikan (educational factors)
Hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : tingkat
pendidikan klien, jenis pendidikan serta kemampuannya
untuk belajar secara aktif mandiri tentang pengalaman
sakitnya sehingga tidak terulang kembali.

2. Diagnosis Keperawatan
0 Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar
belakang budayanya yang dapat dicegah, diubah atau dikurangi
melalui intervensi keperawatan. (Giger and Davidhizar, 1995).
1 Tiga diagnose dalam asuhan keperawatan transcultural
yaitu :
1) gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan
perbedaan kultur,
2) gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi
sosiokultural
3) ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan
sistem nilai yang diyakini.
3. Perencanaan dan Pelaksanaan

2 Perencanaan adalah suatu proses memilih strategi yang


tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang
sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger and
Davidhizar, 1995).

3 Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam keperawatan


transkultural (Andrew and Boyle, 1995) yaitu : a)
mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya
klien tidak bertentangan dengan kesehatan, b)
mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang
menguntungkan kesehatan dan c) merubah budaya klien
bila budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan
kesehatan.
a. Cultural care preservation/maintenance/
Mempertahankan budaya
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak
bertentangan dengan kesehatan.
Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan sesuai
dengan nilai-nilai yang relevan yang telah dimiliki klien
sehingga klien dapat meningkat-kan atau mempertahankan
status kesehatannya, mi-salnya budaya berolahraga setiap
pagi
b. Cultural careaccomodation/negotiation / Nego-siasi
budaya
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap
ini dilakukan untuk membantu klien beradaptasi
terhadap budaya tertentu yang lebih
menguntungkan kesehatan.
Perawat membantu klien agar dapat memilih dan
menentukan budaya lain yang lebih mendukung
peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang
hamil mempunyai pantang makan yang berbau
amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber
protein hewani yang lain.

c. Cultual care repartening/reconstruction / Restruk-


turisasi budaya
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang
dimiliki merugikan status kesehatan.
Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang
biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup
yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai
dengan keyakinan yang dianut
4. Evaluasi
12 Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan
terhadap keberhasilan klien tentang mempertahankan
budaya yang sesuai dengan kesehatan, mengurangi budaya
klien yang tidak sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi
dengan budaya baru yang mungkin sangat bertentangan
dengan budaya yang dimiliki klien.
13 Melalui evaluasi dapat diketahui asuhan keperawatan yang
sesuai dengan latar belakang budaya klien.

KEPERAWATAN
TRANSKULTURAL
43• Drs. NUR ARIFUL HAKIM, MPS.Sp
3•TUJUAN
PEMBELAJARAN
20• Mahasiswa dapat memahami
pengertian transkultural
21• Mahasiswa dapat memahami
karakteristik budaya
22• Mahasiswa dapat memahami
budaya kesehatan keluarga di
Indonesia
0• PENGERTIAN
4• Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia; trans berarti melintang ,
melintas , menembus , melalui.
5• Cultur berarti budaya . ... -
kebudayaan , cara pemeliharaan ,
pembudidayaan.
6• Bila ditinjau dari makna
kata , transkultural berasal dari kata
trans dan culture, Trans berarti aluar
perpindahan , jalan lintas atau
penghubung.
1• PENGERTIAN
Keperawatan
44• Asuhan keperawatan adalah suatu proses
atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan kepada klien
sesuai dengan latar belakang budayanya.
45• Asuhan keperawatan ditujukan untuk
memandirikan individu sesuai dengan budaya
klien. Strategi yang digunakan dalam asuhan
keperawatan adalah perlindungan /
mempertahankan budaya, mengakomodasi /
negoasiasi budaya dan mengubah / mengganti
budaya klien (Leininger, 1991)
7• KEPERAWATAN
TRANSKULTURAL
(TRANSCULTRAL NURSING)
Transcultural Nursing
46• adalah suatu area/wilayah keilmuwan
budaya pada proses belajar dan praktek
keperawatan yang fokus memandang
perbedaan dan kesamaan diantara budaya
dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit
didasarkan pada nilai budaya manusia,
kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini
digunakan untuk memberikan asuhan
keperawatan khususnya budaya atau keutuhan
budaya kepada manusia (Leininger, 2002).

4• Transcultural Nursing
Theory
0Teori keperawatan transkultural
berasal dari disiplin ilmu antropologi
dan dikembangkan dalam konteks
keperawatan.
1Teori ini menjabarkan konsep
keperawatan yang didasari oleh
pemahaman tentang adanya
perbedaan nilai-nilai kultural yang
melekat dalam masyarakat.
2Leininger beranggapan bahwa
sangatlah penting memperhatikan
keanekaragaman budaya dan nilai-
nilai dalam penerapan asuhan
keperawatan kepada klien. Bila hal
tersebut diabaikan oleh perawat, akan
mengakibatkan terjadinya cultural
shock.

5• Transcultural Nursing
Theory
23• Asumsi mendasar dari teori
adalah perilaku Caring. Caring
adalah esensi dari keperawatan,
membedakan, mendominasi serta
mempersatukan tindakan
keperawatan
24• Human caring secara umum
dikatakan sebagai segala sesuatu
yang berkaitan dengan dukungan
dan bimbingan pada manusia
secara utuh
6• Transcultural Nursing
Theory
47• Cultural shock akan dialami oleh klien pada
suatu kondisi dimana perawat tidak mampu
beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya
dan kepercayaan. Hal ini dapat menyebabkan
munculnya rasa ketidaknyamanan,
ketidakberdayaan dan beberapa mengalami
disorientasi.
48• Salah satu contoh ketika klien sedang
mengalami nyeri. Pada beberapa budaya
tertentu diperbolehkan seseorang untuk
mengungkapkan rasa nyerinya dengan
berteriak atau menangis. Tetapi karena
perawat memiliki kebiasaan bila merasa nyeri
hanya dengan meringis pelan, bila berteriak
atau menangis akan dianggap tidak sopan,
maka ketika ia mendapati klien tersebut
menangis atau berteriak, perawat akan
memintanya untuk bersuara pelan-pelan, atau
memintanya berdoa atau malah memarahi
pasien karena dianggap telah mengganggu
pasien lainnya.

Paradigma Transcultural Nursing


8• Leininger (1985) mengartikan
paradigma keperawatan transcultural
sebagai cara pandang, keyakinan, nilai-
nilai, konsep-konsep dalam
terlaksananya asuhan keperawatan
yang sesuai dengan latar belakang
budaya terhadap empat konsep sentral
keperawatan yaitu : manusia, sehat,
lingkungan dan keperawatan (Andrew
and Boyle, 1995).
0• PENGETAHUAN
KEBUDAYAAN
Pengertian kebudayaan
Kebudayaan : suatu sistem gagasan, tindakan, hasil karya
manusia yang diperoleh dengan cara belajar dalam rangka
kehidupan masyarakat (Koentjaraningrat, 1986).

Kebudayaan itu ada tiga wujudnya, yaitu:


1. Sebagai suatu kompleksitas ide-ide, gagasan, nilai-nilai,
norma-norma, peraturan-peraturan, yang merupakan wujud
ideal dari kebudayaan, Sifatnya abstrak, tak dapat diraba.

1• PENGETAHUAN
KEBUDAYAAN
2. Sebagai suatu kompleksitas aktivitas
serta tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat, disebut juga
sistem sosial, yang terdiri dari
aktivitas-aktivitas manusia-manusia
yang berinteraksi, berhubungan,
bergaul yang berdasarkan adat tata
kelakuan
3. Sebagai benda-benda hasil karya
manusia, disebut kebudayaan fisik
yang merupakan seluruh total dari
hasil aktivitas fisik , perbuatan dan
karya semua manusia dalam
masyarakat
49• BUDAKAYA KESEHATAN KELUARGA
DI INDONESIA
50• Perilaku merupakan faktor yang memegang
peranan hampir 60% dalam determinan
kesehatan, di samping faktor lingkungan.
Namun, tidak hanya itu, berbicara perilaku
akan sangat erat kaitannya dengan faktor
budaya masyarakat.
51• Menurut Menteri Kesehatan, Nila Farid
Moeloek, saat memberikan keterangan pers
usai pembukaan Rapat Kerja Kesehatan
Nasional (Rakerkesnas) tahun 2018 di
International Convention Center (ICE) BSD
Tangerang
52• Budaya tentunya juga termasuk salah satu
faktor determinan yang mempengaruhi status
kesehatan masyarakat.
Untuk mengetahui keterkaitan budaya dengan
derajat kesehatan di Indonesia dapat diambil
beberapa contoh budaya yang menghambat
peningkatan derajat kesehatan masyarakat :
0 Budaya patriarki di Indonesia atau dominasi
laki-laki di dalam keluarga, mempengaruhi
angka kematian ibu. Seringkali terjadi
keterlambatan dalam pengambilan
keputusan sehingga terlambat dibawa ke
pelayanan kesehatan
1 Pola perilaku masyarakat yang berdampak
pada kesehatan yakni kebiasaan mengunyah
makanan dengan tujuan untuk melumatkan
dan diberikan kepada bayi. Hal ini
membawa risiko besar bagi bayi yang
diasuhnya, mengingat di dalam mulut orang
dewasa banyak berkembang kuman dan
akan berbahaya bila kuman tersebut sampai
masuk ke dalam tubuh bayi.

KODE ETIK
7•
KEPERAWATAN
Kode etik keperawatan merupakan bagian dari
etika kesehatan. Inti dari hal tersebut, yaitu
menerapkan nilai etika terhadap bidang
pemeliharaan atau pelayanan kesehatan
masyarakat.

Menurut Kozier kode etik keperawatan adalah :


53• Alat untuk menyusun standar praktik
profesional serta memperbaiki dan
memelihara standar tersebut.
54• Pedomen resmi untuk tindakan profesional.
Artinya, diikuti orang-orang dalam profesi
dan harus diterima sebagai nila pribadi bagi
anggota profesional.
55• Memberi kerangka pikir kepada anggota
profesi untuk membuat keputusan dalam
situasi keperawatan.
56• Menunjukan standar profesi untuk kegiatan
keperawatan, standar ini akan melindungi
perawat dan pasien.

KODE ETIK
8•
KEPERAWATAN
Kode etik keperawatan Indonesia telah disusun
oleh Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia, melalui Munas PPNI di
Jakarta pada tanggal 29 November 1989..

Macam-macam tanggung jawab seorang


perawat secara umum
57• Menghargai martabat setiap pasien dan
keluarganya.
58• Menghargai hak pasien untuk menolak
pengobatan, prosedur atau obat-obatan
tertentu dan melaporkan penolakan tersebut
kepada dokter dan orang-orang terkait
59• Menghargai hak setiap pasien dan
keluarganya dalam hal kerahasiaan informasi.
60• Perawat mematuhi aturan apabila
didelegasikan oleh dokter untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan pasien dan sumber 
informasi yang biasanya diberikan oleh
dokter.
61• Mendengarkan pasien secra seksama dan
melaporkan hal-hal penting kepada ornag
yang tepat.
9•
TANTANGAN
KEPERAWATAN DI ERA MEA
62• Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015
(bahasa Inggris: ASEAN Economic
Community (AEC)) adalah sebuah integrasi
ekonomi ASEAN dalam menghadapi
perdagangan bebas antarnegara-negara
ASEAN. Seluruh negara anggota ASEAN
telah menyepakati perjanjian
ini. MEA dirancang untuk mewujudkan
Wawasan ASEAN 2020
63• Secara singkat, tujuan di
bentuknya MEA adalah untuk meningkatkan
stabilitas dan daya saing ekonomi di kawasan
Asia Tenggara, serta siap dalam menghadapi
hambatan-hambatan dibidang ekonomi antar
negara anggota ASEAN.
10• TANTANGAN
KEPERAWATAN DI ERA MEA
64• Implementasi MEA merupakan peluang
sekaligus tantangan bagi Indonesia, karena
MEA juga membuka arus tenaga kerja
terampil, tidak hanya pada sektor industri
namun juga disektor kesehatan (perawat) .
65• Artinya tenaga kesehatan Indonesia
memiliki peluang yang sangat besar untuk
mengisi lapangan pekerjaan yang semakin
terbuka luas. Sekaligus dihadapi persaingan
ketat dalam merebut bursa kerja.
66• Salah satu isu yang mengemuka menjelang
diberlakukan MEA adalah kualitas SDM.
PERTANYAAN YANG HARUS
DIRENUNGKAN OLEH CALON
PERAWAT

Bagaimana dengan kualitas


SDM kesehatan (baca: Perawat)
indonesia?
Sejauh mana SDM Kesehatan
kita siap bersaing dengan para
tenaga kesehatan asing dengan
kompetensi tinggi?
JADILAH PERAWAT YANG PUNYA NILAI
LEBIH, BUKAN ASAL JADI PERAWAT

25• MANFAAT ANTROPOLIGI DALAM PRAKTEK


KEPERAWATAN
26•Drs. Nur Ariful Hakim, MPS.Sp
27•TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Meningkatnya pemahaman mahasiswa tentang
perkembangan antropologi dalam keperawatan
2. Meningkatnya pemahaman mahasiswa tentang
manfaat antropologi dalam keperawatan
3. Mahasiswa mampu memberikan contoh-contoh
penerapan antropologi dalam praktik keperawatan
28•REFERENSI

67• Antropologi Kesehatan (Terjemahan),


Foster/Anderson, 1986, UI Press, Jakarta
68• Sosiologi Kesehatan Beberapa Konsep dan
Aplikasinya, Solita Sarwono, 2004, Gadjah Mada,
Yogyakarta
69• Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar,
Soekidjo Notoatmodjo, 2003, PT. Asdi Mhasatya,
Jakarta

0• ANTROPOLOGI
29•ANTROPOLOGI KESEHATAN
Antropologi Kesehatan merupakan salah satu
Antropologi Spesialisasi yang dalam arti sempit
merupkan suatu ilmu yang mempelajari tentang
pengaruh unsur-unsur budaya terhadap penghayatan
masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita
Sarwono, 1993)

30•Koentjaraningrat (1990)
31•Antropologi Kesehatan membicaraakan masalah
konsep sakit, sehat, pengobatan tradisional, serta
kebiasaan atau perilaku dan pandangan suatu
kelompok masyarakat tentang makanan tertentu
2• Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi
perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budaya
dari tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara
interaksi antara keduanya disepanjang sejarah
kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan
dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-
3).

Menurut Fabrega
Fokus masalah yang dihadapi para ahli antropologi
dalam dua ( 2 ) kelompok :
1. Teoritis ;
Dorongan untuk ingin tahu tentang perilaku
kesehatan manusia dalam manifestasi yang
luas.
2. Terapan ;
Keyakinan bahwa teknik-teknik penelitian
antropologi,teori-teori maupun datanya dapat dan
harus digunakan pada program-program untuk
memperbaiki perawatan kesehatan di negara-
negar maju maupun negara berkembang.

32•KEBUDAYAAN
Ada 7 unsur kebudayaan
33•Sistem Religi dan Upacara keagamaan
34•Sistem Organisasi Kemasyarakatan
35•Sistem Pengetahuan
36•Bahasa
37•Kesenian
38•Sistem Mata Pencaharian
39•Tehnologi dan Peralatan
9• KEPERAWATAN
70•Pada dasarnya, inti dari keperawatan adalah
memberikan asuhan keperawatan kepada orang lain
dimana asuhan keperawatan tersebut diberikan
kepada individu, keluarga, kelompok, serta
masyarakat.
71•tujuan dari keperawatan adalah untuk meningkatkan
kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan
penyakit, serta pemulihan kesehatan.
72•Sehingga bisa disimpulkan bahwa keperawatan
merupakan profesi yang mempunyai tujuan untuk
kesejahteraan umat manusia.

40•Dalam menjalankan keperawatan digunakan ilmu dan


seni serta menggunakan proses keperawatan sebagai
metode ilmiah yang dijadikan sebagai pedoman dalam
melaksanakan praktek keperawatan profesional.
41•Asuhan keperawatan adalah faktor penting dalam
survival klien dan dalam aspek-aspek pemeliharaan,
rehabilitatif, dan preventif perawatan kesehatan
42•PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI KEPERAWATAN
11• Dimulai Tahun 1936 Oleh Baron
12•Tahun 1968 hanya ada 8 orang antropolog yang
berkecimpung dalam pendidikan keperawatan
13•Tahun 1969 Leininger menemukan 19 tulisan tentang
perawatan dalam konteks antropologi
14•Sekarang telah berkembang antropologi dan tulisan-
tulisan antropologi keperawatan
15•KETERKAITAN ANTROPOLOGI DAN
KEPERAWATAN
43•Keperawatan sebagai sistem sosial budaya memiliki
kekhasan untuk dikaji, baik secara sendiri maupun
integral dengan bidang profesi lainya
44•Profesi keperawatan merupakan bidang pengamatan
yang sangat erat hubungannya dengan antropologi
45•dalam praktik keperawatan manusia tidak dapat
dilepaskan dengan tata kelakuan, kebiasaan, adat
istiadat, maupun nilai-nilai dan norma masyarakat yang
berlaku.
46•Hubungan antara social budaya dan biologi yang
merupakan dasar dari perkembangan antropologi
keperawatan
47•Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks
yang merupakan resultante dari berbagai masalah
lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah
buatan manusia, social budaya, perilaku, populasi
penduduk, genetika, dan sebagainya.

48•Derajat kesehatan masyarakat yang disebut sebagai


psycho socio somatic health well being , merupakan
resultante dari 4 faktor yaitu :
1– Environment atau lingkungan
2– Behaviour atau perilaku, Antara yang pertama dan
kedua dihubungkan dengan ecological balance
3– Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh
populasi, distribusi penduduk, dan sebagainya
4– Health care service berupa program kesehatan
yang bersifat preventif, promotif, kuratif, dan
rehabilitatif
49•MANFAAT ANTROPOLOGI KEPERAWATAN
73•Pengaruh Kebudayaan terhadap individu dapat dilihat
dari bagaimana cara memandang dunia, bagaimana
mengungkapkan emosionalnya, dan bagaimana
berhubungan dengan orang lain, kekuatan
supernatural atau Tuhan serta lingkungan alamnya.
74•Budaya itu sendiri diturunkan dari suatu generasi ke
generasi selanjutnya dengan cara menggunakan
simbol, bahasa, seni, dan ritual yang dilakukan dalam
perwujudn kehidupan sehari-hari.
75•Latar belakang budaya mempunyai pengaruh yang
penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia
(kepercayaan, perilaku, persepsi, emosi, bahasa,
agama, ritual, struktur keluarga, diet, pakaian, sikap
terhadap sakit, dll). Selanjutnya, hal-hal tersebut
tentunya akan mempengaruhi status kesehatan
masyarakat dan pola pelayanan kesehatan yang asa di
masyarakat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai