Anda di halaman 1dari 10

Manfaat mempelajari Antropologi :

1. Dapat mengetahui pola prilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat secara


Universal maupun pola prilaku manusia pada tiap-tiap masyarakat (suku bangsa)
2. Dapat mengetahui kedudukan serta peran yang harus kita lakukan sesuai dengan
harapan warga masyarakat dari kedudukan yang kita sandang
3. Dengan mempelajari Sosiologi dan Antropologi akan memperluas wawasan kita
terhadap tata pergaulan umat manusia diseluruh dunia yang mempunyai
kekhususan-kekhususan ayng sesuai dengan karakteristik daerahnya sehingga
menimbulkan toleransi yang tinggi
4. Dapat mengetahui berbagai macam problema dalam masyarakat serta memiliki
kepekaan terhadap kondisi-kondisi dalam masyarakat baik yang menyenangkan
serta mampu mengambil inisiatif terhadap pemecahan permasalahan yang muncul
dalam lingkungan masyarakatnya
Pengertian Antropologi dapat dilihat dari 2 sisi yaitu Antropologi sebagai ilmu
pengetahuan artinya bahwa Antropologi merupakan kumpulan pengetahuan-
pengetahuan tentang kajian masyarakat dan kebudayaan ayng disusun secara
sistematis atas dasar pemikiran yang logis. Dan pengertian Antropologi yang kedua
adalah cara-cara berpikir untuk mengungkapkan realitassosial dan budaya ayng ada
dalam masyarakat dengan prosedur dan teori yang dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya secara ilmiah.
Konsep-konsep dasar Antropologi
Konsep-konsep dasar pada dasarnya adalah konsep-konsep yang pokok yang akan
menjadi bahan kajian dalam Sosiologi maupun dalam Antropologi.

BUDAYA MASYARAKAT INDONESIA

Kata budaya berasal dari bahasa sangsekerta buddhayah, merupakan


bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal jadi bias
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan akal. Kebudayaan adalah
hasil budidaya manusia dalam bermasyarakat.

Adapun kata culture artinya sama dengan kebudayaan, berasal dari kata
corole berarti memelihara, mengolah, mengerjakan berbagai hal yang
menghasilkan tindak budaya. Menurut Fischer, kebudayaan-kebudayaan
yang ada di suatu wilayah berkembang disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain lingkungan geografis, induk bangsa, dan kontak antarbangsa.

Menurut Kroeber dan Kluckhohn, definisi kebudayaan dapat dikatagorikan


menjadi tujuh hal yaitu :

1. Kebudayaan sebagai keseluruhan hidup manusia yang kompleks.

2. Menekankan sejarah kebudayaan, yang memandang kebudayaan


sebgai warisan tradisi.
3. Menekankan kebudayaan yang bersifat normative, sebagai aturan
hidup, cita-cita, nilai, dan tingkah laku.

4. Pendekatan kebudayaan dari aspek spikologis, sebagai langkah


penyesuaian diri manusia.

5. Kebudayaan dipandang sebagai suatu struktur, berbicara tentang pola-


pola, organisasi kebudayaan, serta fungsinya.

6. Kebudayaan sebagai hasil kecerdasan dan perbuatan.

7. Definisi kebudayaan yang tidak lengkap dan kurang konsisten.

1. Unsur-unsur Kebudayaan

Kebudayaan dari tiap-tiap bangsa dapat dibagi kedalam suatu jumlah unsur-
unsur yang tidak terbatas jumlahnya. Ilmu Antropologi menyebutnya culture
universal, ini menunjukan unsur yang ada dapat digunakan di dalam semua
kebudayaan dari semua bangsa.

Di dunia ini ada tujuh unsur kebudayaan sebagai culture universal, yaitu :

1. Sistem religi dan upacara keagamaan

2. Sistem kekerabatan dan organisasi kemasyarakatan

3. Sistem pengetahuan,

4. Bahasa

5. Kesenian

6. Sistem mata pencaharian hidup/sistem ekonomi

7. Sistem teknologi dan peralatan, perlengkapan hidup manusia.

Suatu sistem religi dalam kebudayaan memiliki unsur-unsur penting yaitu :

1. sistem keyakinan (konsep tentang dewa, mahluk hidup, hidup dan


mati)

2. sistem upacara keagamaan (tempat, hari, benda dan alat serta


pemimpin adat)

3. umat yang menganut religi


2. Fungsi Unsur Bahasa, Seni, dan Religi

a. Bahasa

Bahasa adalah suatu sistem yang memungkinkan manusia untuk


mengungkapkan emosi dan perasaannya ke dalam bentuk lambang yang
dapat dipahami dan ditafsirkan oleh orang lain.

Fungsi-fungsi bahasa :

1. Fungsi praktis, yaitu untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan


sehari-hari.

2. Fungsi artistik, yaitu mengolah dan menggunakan bahasa dengan


seindah-indahnya demi pemuasan rasa estetika/kebutuhan akan
keindahan.

3. Fungsi filosofis, yaitu untuk mempelajari kebudayaan-kebudayaan


manusia yang hidup di jaman dahulu kala.

4. sebagai kunci atau sarana untuk mempelajari ilmu-ilmu lain.

b. Seni

Seni ialah produk jenis prilaku manusia khususnya dengan penggunaan


kreatif imajinasi manusia untuk menerangkan, memehami, dan menikmati
kehidupan. Menurut Malinowski, segala aktivitas kenudayaan itu sebenarnya
bermakksud untuk memmuaskan suatu rangkaian dari sejumlah kebutuhan
naluri mahluk manusia yang berhubungan dengan seluruh kehidupannya.
Oleh karena itu dengan mempelajari seni, kita dapat memperoleh gambaran
mengenai sejarah, keadaan dan identitas sebuah masyarakat atau bangsa.

Seni memiliki fungsi kreatif dan ekspresional juga seringkali memiliki fungsi
untuk mempererat ikatan solidaritas, sebagai saran pendidikan, sarana
sosialisasi norma-norma, alat untuk mewariskan adat dan nilai-nilai
kebudayaan.

Kesenian dapat dibagi dalam dua bagian besar, yaitu :

1. Seni rupa, yaitu kesenian yang dapat dinikmati dengan mata.

2. Seni suara, yaitu kesenian yang dapat dinikmati dengan telinga.

c. Religi
Menurut Koentjoraningrat istilah religi dibedakan dengan istilah agama, religi
merupakan bagian dari kebudayaan. Menurut Cirero religi tidak berbeda jauh
dengan pengertian agama yaitu suatu pengalaman batin dari kehidupan
kejiwaan manusia kemudian menimbulkan perbuatan-perbuatan atau
tingkah laku manusia yang dipersembahkan kepada suatu zat yang
menguasai manusia dan seluruh alam semesta.

Menurut E.B. Tylor, evolusi religi yang berdasarkan kesadaran manusia itu
sendiri yang terbagi menjadi :

1. Animesme, bentuk religi yang berdasarkan kepercayaan bahwa di


alam sekeliling tempat tinggal manusia tinggal berbagai maca, ruh,
spirit, mahluk halus, dan kekuatan gaib lainnya.

2. Dinamisme, bentuk religi yang berdasarkan pada kepercayaan akan


kekuatan alam yang melebihi kekuatan manusia.

3. Polytheisme, bentuk religi yang berdasarkan kepada kepercayaan


akan dewa-dewa, yang masing-masing mewakili suatu kekuatan atau
fenomena alam tertentu.

4. Panteon, bentuk kepercayaan kepada dewa-dewa, dimana dewa-


dewa tersebut tergabung didalam suatu sistem dengan struktur tugas
dan jenjang yang berbeda-beda.

5. Monotheisme, bentuk religi yang berdasarkan kepercayaan pada


suatu kekuatan tunggal.

Menurut Koenctjoroningrat religi merupakan suatu sestem yang terdiri


atas empat komponen :

1. Emosi keagamaan yang menyebabkan manusia menjadi religius.

2. Sistem kepercayaan yang mengadung keruhanian dan bayangan-


bayangan manusia tentang sifat tuhan, wujud dan alam gaib.

3. Sistem upacara religius yang bertujuan mencari hubungan manusia


dengan dewa-dewa atau mahluk-mahluk halus yang mendiami alam
gaib.

4. Kelompok-kelompok religius atau kesatuan-kesatuan sosial yang


menganut sistem kepercayaan tersebut.

Dalam suatu praktek keagamaan atau kepercayaan terdat bermacam-macm


fungsi psikologis dan sosial :
1. Fungsi Penyelamatan, keselamatan dapat dicapai dengan menjalankan
segalaaturanaturan atau norma yang ada.

2. Fungsi Sosial, yaitu mengatur hubungan antara manusia dengan


tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungan.

3. Fungsi Pendidikan, suatu upacara keagamaan dan inisiasi dapat


memperlancar atau membantu melestarikan budaya.

3. Wujud Kebudayaan

Koetjaraningrat kebudayaan mempunyai tiga wujud, yaitu :

1. Wujud ideal dari kebudayaan, sifat abtrak, tidak dapat diraba atau
difoto.

2. Wujud sistem sosial, mengenai kelakuan berpola pada manusia.

3. Wujud kebudayaan fisik, hasil fisik dari aktivitas, perbuatan dan karya
manusia dalam masyarakat, sifat kongkrit, benda-benda yang dapat
diraba, dilihat, difoto.

1. B. Studi Antropologi di Indonesia

Antropologi adalah ilmu yang mempelajari kebudayaan manusia. Antropolagi


merupakan suatu ilmu yang mempelajari mahluk antropos atau manusia.
Ilmu antropologi baru mencapai bentuk yang tegas pada tahun 1951.
Sasarannya adalah manusia dan kebudayaannya.

a. Antropologi Fisik

Mempunyai tujuan untuk mencapai pengertian tentang beraneka ragam


mahluk manusia dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya dengan memakai
ciri-ciri tubuh lahiriyah (fenotopik) dan ciri-ciri tuuh rohaniah (genetotip).
Yang dimulai sejak lahirnya manusia kedunia ( pithecanthropus ) sampai
manusia sekarang ( homo sapiens ).

Antropologi fisik lebih membahas struktur fisik dan asal usul manusia dengan
proses fisiologisnya dan antropologi budaya didalamnya mencakup ilmu-ilmu
sosial, seni dan ilmu-ilmu kemanusiaan yang lain.

b. Antropologi Budaya

Perkembangan antropologi budaya dimulai pada masa penjajahan Belanda


sekitar abad ke-19. Pada waktu itu antropologi digunakan secara praktis.
Dalam perkembangan selanjutnya melahirkan antropologi sosial dimana
antropologi sosial ini lebih menekankan pada salah satu fungsi dari unsur
kebudayaan. Jadi tugas antropologi sosial adalah meneliti secara sistimatis
pranata-pranata kemasyarakatan termasuk susunan politis dari masyakat.

Tujuan mempelajari antropologi :

1. Agar siswa mempunyai dasar pengetahuan untuk bekal sebagai


anggota masyarakat sesuai dengan bakat dan minat.

2. Menggali kekayaan bangsa yang dapat memperkuat keyakinan.

3. Menimbulkan rasa kasih sayang untuk bersama-sama menghim pun


kekuatan seluruh bangsa Indonesia.

Manfaat mempelajari Antropologi :

1. Antropologi budaya banyak memberikan bahan-bahan, pandangan,


teori, pendapat sehingga dapat secara metodis menghadapi segala
gejala yang timbul dalam masyarakat yang terus berkembang.

2. Antropologi budaya memberikan pengetahuan tentang


perkembangannya baik sebagai ilmu dan penerapannya dalam
penelitian dari segi kehidupan manusia.

3. Antropologi dapat mengarahkan pembangaunan bangsa dan negara


secara baik.

C. Budaya Lokal

Budaya lokal adalah budaya yang berkembang dan digunakan para


pendukung kebudayaan di suatu masyarakat. Budaya lokal merupakan adat-
istiadat, kebudayaan yang sudah berkembang, atau sesuatu yang menjadi
kebiasaan yang sukardiubah yang terdapat di suatu daerah tertentu.

Van Vollenhoven membagi masyarakat Indonesia kedalam 19 lingkungan


hukum adat. Koentjaraningrat menyebutnya sebagai daerah kebudayaan
(culture area).

Menurut Prof. Dr. Haryati Soebadio, untuk menanggulangi masalah


keakekaragaman budaya lokal perlu diperhatikan keadaan umum dan
menyeluruh, di antaranya sebagai beriktu :

1. Bahwa Indonesia merupakan daerah kepulauan yang luas sekali.

2. Bahwa dalam wilayah seluas itu dengan ribuan jumlah pulaunya dan
penduduk yang berakaka ragam.
3. Bahwa teryanta keakekaragamn bahasa dan budaya setempat itu
memiliki dasar yang sama, berasal dari rumpun bahasa dan jenis
budaya yang sama.

Untuk melihat gambaran yang lebih jelas tentang beberapa contoh


masyarakat dan budaya lokal tersebut kita bisa melihat pada Masyarakat
Tengger di Jawa Timur dan Masyarakt Badui di Jawa barat yang tetap
bertahan dengan budaya yang khas sampai sekarang.

Sistem-sistem Budaya masyakat Indonesia

Setidak-tidaknya ada tiga sistem budaya yang dapat dikenali, yaitu sistem
budaya etnik, sistem budaya agama besar, dan sistem budaya Indonesia.

1. Sistem Budaya Etnik adalah sistem budaya yang ada di kesatuan


masyarakat (ehtnic

group), yang terikat oleh suatu kesatuan budaya yang khusus.

2. Sistem Agama Besar, berasal dari luar Indonesia yang telah mengakar
secara kuat di

kalangan penduduk kepulauan Indonesia.

3. Sistem Budaya Indonesia, mempunyai dua fungsi yaitu sebagaiidentitas


bangsa dan sebagai alat yang dapat dipakai oleh seluruh bangsa Indonesia
dalam komunikasi. Perbedaan atau konflik yang terjadi dapat teratasi dengan
kembali kepada nilai-nilai dan norma-norma kolektif yang diterima dalam
sistem budaya Indonesia. Sebaliknya, posisi hirarkis sistem budaya Indonesia
menyebabkan ketegangan-ketegangan.

Pengaruh Budaya Asing

Budaya asing yang masuk memiliki dua sisi pengaruh, yaitu pengaruh positif
dan pengaruh negatif :

1. Pengaruh Positif, yaitu pengaruh yang memberikan kemajuan atau


peningkatan kuaitas hidup masyarakat. Penganruh tersebut antara lain
:

1. Alih teknologi asing yang berguna dalam industri,

2. Lapangan pekerjaan bagi masyarakat semakin luas,

3. Masuknya nilai-nilai positif, yaitu tentang arti penting pendidikan dan


nilai menghargai waktu.
2. Pengaruh Negatif, antara lain :

a. Masuknya Nilai-nilai budaya asing yang negatif, misalnya gaya hidup


hedonis dan

serta instan, budaya egoisme dan individualisme.

1. Menurunnya Moral bangsa (Demoralisasi)

2. Munculnya kesenjangan sosial masyarakat.

Hubungan Antarbudaya

Tenjadinya saling mempengaruhi budaya terjadi melalui proses difusi,


akulturasi, asimilasi, dan penetrasi budaya.

1. Difusi, dalam kamus Bahasa Indonesia difusi dinyatakan sebagai proses


penyebaran atau perembasan suatu unsur kebudayaan dari satu pihak
kepada pihak laian. W.A. haviland menyatakan difusi adalah penyebaran
kebiasaan atau adat istiadat dari kebudayaan yang satu kepada kebudayaan
yang lain.

Proses difusi unsur-unsur kebudayaan daerah ke dalam kebudayaan nasional


disebabkan oleh beberapa hal berikut :

1. Fungsinya sangat cocok dan berguna bagi kehidupan masyarakat.

2. Unsur-unsur budaya daerah mudah diserap atau diterima.

3. Unsur-unsur budaya daerah sangat digemari.

2. Akulturasi, merupakan suatu perubahan besar dari suatu kebudayaan


sebagai akibat adanya pengaruh dari kebudayaan asing. Prose akulturasi
berlangsung dalam jangka waktu yang relatif lama.

Mekanisme akulturasi dapat digambarkan sebagi berikut :

a. Unsur Budaya Asing yang Mudah diterima, bila :

1. Unsur-unsur kebudaya yang konkret wujudnya.

2. Unsur-unsur kebudayaan yang besar sekali kegunaannya.

3. Unsur-unsur yang mudah disesuaikan dengan masyarakat.

1. Unsur Budaya Asing yang Sulit Diterima


2. Unsur Budaya yang Sukar Dikanti, merupakan unsur yang mempunyai
fungsi luas dalam masyarakat.

3. Individu yang Cepat dan Suklar Menerima Kebudayaan Asing

1. Bentuk Proses Akulturasi :

1. Unsur-unsur kebudayaan wujudnya abstrak.

2. Unsur-unsur kebudayaan yang kecil sekali kegunaannya.

3. Unsur-unsur kebudayaan sukar disesuaikan dengan masyarakat.

1) Subtitusi, unsur budaya lama diganti dengan unsur budaya baru yang
memberikan nilai lebih bagi penggunanya.

2) Sinkretisme, unsur budaya lama yang berfungsi berpadu dengan unsur


budaya secara serasi sehingga membentuk sistem baru.

3) Adisi, unsur budaya lama yang masih berfungsi ditambah unsur


budaya baru sehingga memberikan nilai lebih.

4) Dekulturasi, unsur budaya lama hilang diganti unsur baru.

5) Originasi, masuknya budaya baru yang sebelumnya tidak dikenal


sehingga menimbulkan perubahan besar dalam kehidupan masyarakat.

6) Rejektor atau Penolakan, penolakan sebagian anggaota masyarakat


terhadap perubahan.

3. Asimilasi merupakan proses perubahan kebydayaan secara totral akibat


membaurnya dua kebudayaan atau lebih sehingga ciri-ciri kebudayaan yang
asli atau lama tidak tampak lagi. Menurut Koetjaraningrat, asimilasi adalah
suatu proses sosial yang terjadi pada berbagai golongan manusia dengan
latar belakang kebudayaan yang berbeda, sifat khas dari kebudayaan
masing-masing berubah menjadi unsur kebudayaan campuran.

Faktor Pendorong Asimilasi :

1. Adanya perbedaan di antara masing-masing pendukung kebudaayan.

2. Adanya sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya, slaing


melengkapi atas kekurangannya masing-masing.

3. Adanya sikap terbuka dari golongan yang berkuasa.


4. adanya perkawinan campuran (amalgamasi)

5. Adanya persaman unsur-unsur kebudayaan yang terdapat pada


masing-masing kebudayaan.

Faktor penghambat Asimilasi :

1. Sifat takut terhadap kebudayaan lain yang terjadi pada masyarakat.

2. Kurangnya pengetahuan tentang kebudayaan luar yang menyebabkan


sikap teleransi, simpati kurang berkembang.

3. Perasaan superioritas yang besar dari individu suatu kelompok


kebudayaan terhadap kebudayaan lain.

4. Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarkat.

5. In-group feeling yang kuat, yaitu perasaan yang kuat sekali bahwa
individu terikat pada kelompoknya dan kebudayaan kelompoknya yang
bersangkautan.

1. 4. Penetrasi adalah masuknya pengaruh kebudayaan asing yang


sedemikian rupa sehingga menimbulkan perubahan kebudayaan
secara besar-besaran dalam waktu yang relatif singkat.

Proses penetrasi berjalan melalui dua cara :

1. Penetrasi kebudayaan dengan cara damai atau bersahabat disebut


Penetration Pacifique.

2. Penetrasi kebudayaan dengan cara kekerasan disebut Penetration


Violence.

Anda mungkin juga menyukai