Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN AKHIR

INTERNSHP MAHASISWA

(PERANAN BAWASLU DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI


PEMILU)

Oleh :

1. Enjelia Priskila Nainggolan (2101112858)


2. Dina Novita (2101110865)

BAWASLU PROVINSI RIAU

TATA KELOLA PEMILU

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS RIAU

2023
LEMBARAN PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN INTERNSHIP
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FISIP UNIVERSITAS RIAU

1. Nama Mahasiswa : Enjelia Priskila Nainggolan


2. Nomor Induk Mahasiswa : 2101112858
3. Jurusan : Ilmu Pemerintahan
4. Konsentrasi : Tata Kelola Pemilu
5. Lama Internship (D/M/Y) : 2 SKS x 170 menit x …… pertemuan
(8/9/10 hari kerja)
6. Instansi/perusahaan internship : Bawaslu Provinsi
7. Sifat Praktik : Dalam Ruangan
8. Tema/Judul Internship ………………………………………………
*) Pilih salah satu

Menyetujui, Pekanbaru,
Dosen Pembimbing 2023
Mahasiswa Ybs,

Adlin, S.Sos, M.Si


NIP. 19810208 200812 1 001 Nama Enjelia Priskila Nainggolan
NIM. 2101112858

Mengetahui, Instansi Tempat Internship


Ketua Jurusan

Adlin, S.Sos, M.Si …………………………………….


NIP. 19810208 200812 1 001

LEMBARAN PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN INTERNSHIP
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FISIP UNIVERSITAS RIAU

1. Nama Mahasiswa : Dina Novita


2. Nomor Induk Mahasiswa : 2101110865
3. Jurusan : Ilmu Pemerintahan
4. Konsentrasi : Tata Kelola Pemilu
5. Lama Internship (D/M/Y) : 2 SKS x 170 menit x …… pertemuan
(8/9/10 hari kerja)
6. Instansi/perusahaan internship : Bawaslu Provinsi
7. Sifat Praktik : Dalam Ruangan
8. Tema/Judul Internship ………………………………………………
*) Pilih salah satu

Menyetujui, Pekanbaru,
Dosen Pembimbing 2023
Mahasiswa Ybs,

Adlin, S.Sos, M.Si


NIP. 19810208 200812 1 001 Nama Dina Novita
NIM. 2101110865

Mengetahui, Instansi Tempat Internship


Ketua Jurusan

Adlin, S.Sos, M.Si …………………………………….


NIP. 19810208 200812 1 001

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita naikkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmatNya sehingga Praktik Kerja magang dan pembuatan Laporan Magang
di Bawaslu Provinsi Riau, Kota Pekanbaru dapat terselesaikan dengan baik.
Terima kasih kepada Bapak Adlin, S.Sos., M.Si sebagai pembimbing utama yang
telah membimbing dan memberikan pengarahan selama penulisan laporan
magang ini. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dan
memberi semangat dalam pengerjaan laporan magang ini.
Pada laporan magang ini sangat dimungkinkan masih banyak kekurangan
yang harus diperbaiki. Segala bentuk kritik dan saran akan dengan senang hati
diterima dan diharapkan dapat membantu dalam penulisan laporan selanjutnya
agar lebih baik lagi. Semoga Laporan Magang di Badan Pengawas Pemilihan
Umum (BAWASLU) Provinsi Riau dapat menambah wawasan dan pengetahuan
bagi pembaca.

Rabu, 7 Juni 2023

Penulis

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam rangka pendukung aspek keahlian profesional Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Riau telah menyediakan sarana dan pra sarana penunjang
pendidikan dengan lengkap. Namun sarana dan prasarana tersebut hanya
menunjang aspek keahlian professional secara teori saja. Dalam dunia kerja
nantinya dibutuhkan keterpaduan antara pengetahuan akan teori yang telah
didapatkan dari bangku perkuliahan dan pelatihan praktik di lapang guna
memberikan gambaran tentang dunia kerja yang sebenarnya.

Magang Kerja merupakan bentuk perkuliahan melalui kegiatan bekerja secara


langsung di dunia kerja. Magang Kerja ini merupakan suatu kegiatan praktik bagi
mahasiswa dengan tujuan mendapatkan pengalaman dari kegiatan tersebut, yang
nantinya dapat digunakan untuk pengembangan profesi. Kegiatan magang kerja
ini dilaksanakan di Badan Pengawas Pemilihan Umum (BAWASLU) Provinsi
Riau. Badang Pengawas Pemilihan Umum adalah lembaga penyelenggara
pemilihan umum yang bertugas mengawasi penyelenggaraan pemilu diseluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Selain dapat menambah wawasan dan pengalaman kerja mahasiswa dapat


membandingkan teori dengan praktik di Badan Pengawas Pemilihan Umum
(BAWASLU) Provinsi Riau, sehingga mahasiswa akan memperoleh kesiapan
dalam menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya. Kuliah kerja magang ini
dilakukan sesuai dengan jurusan dan konsentrasi mahasiswa sehingga mahasiswa
bisa mendapatkan deskripsi mengenai pengimplementasian ilmunya di dunia
nyata dan diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk lebih memahami bidang
studi yang ditekuninya.

1.2 Tujuan Magang Kerja


Adapun tujuan magang kerja yaitu:

1. Melakukan berbagai kegiatan magang kerja serta mempelajari dan


mengetahui bagaimana tahapan-tahapan pemilu yang akan dilangsungkan
pada Pemilihan Umum tahun 2024.
2. Menambah pengalaman dan wawasan mengenai dunia kerja di perusahaan
pengawasan pemilihan umum.
3. Meningkatkan softskil mahasiswa (kemampuan dalam berkomunikasi,
meningkatkan rasa percaya diri, dan memperbaiki sikap dan prilaku).

1.3 Manfaat Magang Kerja

Adapun manfaat magang kerja adalah sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa
a. Sebagai sarana latihan dan penerapan ilmu yang didapat di
perkuliahan.
b. Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan
pengalaman di dunia kerja dibidang pengawasan Pemilihan Umum.
c. Menguji kemampuan pribadi dalam berkreasi pada bidang ilmu yang
dimiliki serta dalam tata cara hubungan masyarakat pada lingkungan
kerja nyata.
2. Bagi Instansi Magang dan Instansi Pendidikan
Terciptanya hubungan yang baik dan adanya pertukaran informasi antara
Badan Pengawas Pemilihan Umum (BAWASLU) Provinsi Riau dengan
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Riau.

1.4 Tempat dan waktu pelaksanaan


Kegiatan magang kerja yang dilakukan setiap seminggu sekali disetiap hari
jumat ini yang dilakukan selama 8- 10 kali pertemuan yang dimulai dari tanggal 3
Maret 2023 sampai tanggal 26 Mei 2023 pukul 08:00-15:00.

Kegiatan praktik kerja lapangan (Magang) dilaksanakan di Badan Pengawas


Pemilihan Umum (BAWASLU) Provinsi Riau yang merupakan suatu lembaga
khusus yang mengawasi proses Pemilihan Umum yang terletak di Jalan Adi
Sucipto No 284, Sidomulyo Timur, Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru, Riau.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Penelitian Relevan

Tujuan dari penelitian hasil penelitian terdahulu yaitu untuk memperoleh


gambaran hubungan antara masalah yang akan diteliti dengan penelitian terdahulu
sehingga penelitian saat ini tidak mengulangi apa yang dilakukan.
a. Penelitian pertama, yang dilakukan oleh Safrina dengan judul
Implementasi Fungsi Pengawasan Pada Pelaksanaan Pemilu Oleh
Bawaslu Aceh. Persamaan dari penelitian penulis dan calon peneliti, adalah
sama-sama mengkaji tentang pengawasan, sedangkan perbedaan nya yaitu
penelitian ini berfokus pada bagaimana solusi untuk mencegah dan
mengatasi pelanggaran dan kecurangan pada pemilu sedangkan penelitian
calon peneliti untuk mengetahui bagaimana Bawaslu dalam menerapkan
pengawasan partisipatif.
b. Penelitian kedua, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Alif Afdillah
dengan judul, Peran Bawaslu Dalam Menyelenggarakan Pemilu Yang
Jujur Dan Adil Di Kecamatan Gantarang Keke Kabupaten Bantaeng.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian calon peneliti yaitu, terletak
pada tujuan penelitian nya yang dimana sama-sama mengkaji mengenai
pengawasan Bawaslu pada pemilihan dan juga bagaimana upaya Bawaslu
dalam meminimalisir kecurangan dalam pemilu. Adapun perbedaan
penelitian diatas dengan penelitian calon peneliti yaitu terletak pada fokus
penelitiannya. Penelitian di atas berfokus pada penyelengaraan pemilu
yang luber dan jurdil sedangkan calon peneliti berfokus pada pengawasan
partisipatif.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Deskripsi Institusi

Bawaslu menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang perubahan


kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang penetapan peraturan
pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 1 tahun 2014 tentang pemilihan
Gubernur, Bupati, dan Walikota (Undang-Undang Pilkada) merupakan singkatan
dari Badan Pengawas Pemilihan Umum, yaitu lembaga penyelenggara pemilihan
umum di seluruh wilayah Indonesia.

A. Visi dan Misi Badan Pengawas Pemilihan Umum (BAWASLU) Provinsi


Riau yaitu:
1) Visi Bawaslu Provinsi Riau
Menjadi lembaga pengawas Pemilihan Umum yang terpercaya di Wilayah
Provinsi Riau
2) Misi Bawaslu Provinsi Riau
a. Mendukung peningkatan kualitas pencegahan dan pengawasan
pemilu yang inovatif serta kepeloporan masyarakat dalam
pengawasan partisipatif.
b. Mendukung peningkatan kualitas penindakan pelanggaran dan
penyelesaian sengketa proses pemilu yang progresif cepat dan
sederhana.
c. Mendukung peningkatan kualitas produk hukum yang harmonis
dan terintegrasi.
d. Mendukung penguatan sistem teknologi informasi untuk
mendukung kinerja pengawasan, penindakan serta penyelesaian
sengketa pemilu terintegritas, efektif, transparan dan aksesibel.
e. Memberikan dukungan percepatan penguatan kelembagaan, dan
SDM pengawas serta aparatur Sekretariat diseluruh jenjang
kelembagaan pengawas pemilu, melalui penerapan tata kelola
organisasi yang profesional dan berbasis teknologi informasi sesuai
dengan prinsip tata-pemerintahan yang baik dan bersih.
B. Tugas, wewenang, dan kewajiban Badan Pengawas Pemilihan Umum
(BAWASLU) Provinsi Riau.
1. Bawaslu Provinsi Bertugas:
a. Melakukan pencegahan dan penindakan diwilayah Provinsi terhadap
pelanggaran pemilu dan sengketa proses pemilu
b. Mengawasi pelaksanaan tahapan penyelenggaraan pemilu di wilayah
Provinsi.
c. Mencegah terjadinya praktik politik uang di wilayah Provinsi.
d. Mengawasi netralitas semua pihak yang dilarang ikut serta dalam
kegiatan kampanye sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.
e. Mengawasi pelaksanaan putusan/keputusan di wilayah Provinsi.
f. Mengelola, memelihara, dan merawat arsip serta melaksanakan
penyusutannya berdasarkan jadwal retensi arsip sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
g. Mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan pemilu di wilayah
Provinsi.
h. Mengevaluasi pengawasan pemilu di wilayah Provinsi, dan
i. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Bawaslu Provinsi Berwenang:
a. Menerima dan menindak lanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan
pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan
yang mengatur mengenai Pemilu.
b. Memeriksa dan mengkaji pelanggaran pemilu di wilayah Provinsi sera
merekomendasikan hasil pemeriksaan dan pengkajiannya kepada
pihak-pihak yang diatur dalam Undang-Undang.
c. Menerima, memeriksa, memediasi atau mengajudikasi, dan memutus
penyelesaian sengketa proses pemilu di wilayah Provinsi.
d. Merekomendasikan hasil pengawasan di wilayah provinsi terhadap
pelanggaran netralitas semua pihak yang dilarang ikut serta dalam
kegiatan kampanye sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.
e. mengambil alih sementara tugas, wewenang, dan kewajiban Bawaslu
Kabupaten/Kota setelah mendapatkan pertimbangan Bawaslu apabila
Bawaslu Kabupaten/Kota berhalangan sementara akibat dikenai sanksi
atau akibat lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
f. meminta bahan keterangan yang dibutuhkan kepada pihak yang
berkaitan dalam rangka pencegahan dan penindakan pelanggaran
Pemilu dan sengketa proses pemilu di wilayah provinsi.
g. mengoreksi rekomendasi Bawaslu Kabupaten/Kota setelah
mendapatkan pertimbangan Bawaslu apabila terdapat hal yang
bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
h. melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3. Bawaslu Provinsi Berkewajiban:
a. bersikap adil dalam menjalankan tugas dan wewenangnya.
b. melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas
pengawas Pemilu pada tingkatan di bawahnya.
c. menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Bawaslu sesuai
dengan tahapan Pemilu secara periodik dan/atau berdasarkan
kebutuhan.
d. menyampaikan temuan dan laporan kepada Bawaslu berkaitan dengan
dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh KPU Provinsi yang
mengakibatkan terganggunya penyelenggaraan tahapan Pemilu di
tingkat provinsi.
e. mengawasi pemutakhiran dan pemeliharaan data pemilih secara
berkelanjutan yang dilakukan oleh KPU Provinsi dengan
memperhatikan data kependudukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
f. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. (Riau, Bawaslu; 2023)

3.2 Peranan Bawaslu dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilu tahun 2019

Amanat amandemen Undang-Undang Negara RI tahun 1945 mengisyaratkan


bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-
Undang. Pemilihan umum merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat guna
menghasilkan pemerintah negara yang demokratis berdasarkan pancasila dan
Undang- Undang Dasar 1945, sesuai dengan pasal 1 ayat (2) yang berbunyi:
kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang
Dasar. Pemilihan Umum di Indonesia menganut azas LUBER yang merupakan
singkatan dari langsung, umum, bebas, dan rahasia.

Dalam negara demokrasi, semakin tinggi kesadaran politik dan partisipasi


masyarakat dalam pemilihan umum dalam memberikan hak suaranya, maka
semakin legitimasi pemenang pemilu dan semakin absah untuk menduduki
kekuasaan pemerintahan. Partisipasi masyarakat pada pemilihan umum
merupakan bagian intergal dari penyelenggaraan pemilu sesuai asasnya yang
bersifat Luber dan Jurdil, sehingga menjadi sangat substansial terkait pentingnya
partisipasi politik rakyat dalam pemilu. Kunci penting dalam pelaksanaan
pemilihan umum yang Luber dan Jurdil diantaranya adalah tingginya keterlibatan
masyarakat uktuk aktif, kritis, dan rasional dalam meyuarakan kepentingan
politiknya. Tingkat keterlibatan masyarakat akan sangat berhubungan dengan
tingkat kepercayaan publik, legitimasi, tanggung jawab, dan kualitas layanan
publik, serta mencegah pentingnya pembangkangan publik.

Pada pelaksanaan pemilu legislative dan pemilu presiden tahun 2014,


Bawaslu bekerja sama dengan lembaga pemantau pemilu dan beberapa
Universitas membentuk suatu gerakan sejuta relawan pengawasan partisipatif
(GSRPP), sebuah gerakan pengawalan pemilu oleh masyarakay di seluruh
Indonesia, gerakan ini merupakan terobosan dan implementasi dari program
pengawasan partisipatif. Sejalan dengan semangat paradigma dan strategi
pengawasan yaitu pencegahan dan penanganan pelanggaran, dengan
mendahulukan langkah pencegahan. Bawaslu berupaya mensosialisasikan
berbagai regulasi terkait pemilu kepada masyarakat dan meningkatkan peran aktif
masyarakat dalam pengawasan pemilu, dengan harapan bahwa pelanggaran
pemilu semakin berkurang karena adanya kesadaran diri masyarakat dan peserta
pemilu (jaktim, Bawaslu; 2021)

Dalam sejarah demokrasi bangsa Indonesia, pemilu tahun 2019 merupakan


pemilu yang bisa dibilang banyak menguras tenaga dan pikiran, terutama bagi
para penyelenggara pemilu seperti Kpu, Bawaslu, serta aparat penyelenggara
negara mulai dari tingkat pusat hingga tingkat daerah. Pemilu pada tahun 2019
merupakan pemilu yang amat memerlukan anggaran yang tidak sedikit. Dengan
tahapan pemilu yang relatif panjang, tidak menutup kemungkinan memerlukan
biaya yang besar, dan juga memerlukan perhatian yang super ekstra dari lembaga-
lembaga penyelenggara pemilu, seperti Kpu maupun Bawaslu bahkan juga
lembaga-lembaga seperti pemantau pemilu, pemerintah, organisasi-organisasi
sosial san kemasyarakatan yang juga turut memastikan agar pemilu tahun 2019
benar-benar dilaksanakan sesuai dengan aturan dan mekanisme yang berlaku.

Pada pemilihan umum tahun 2019, ternyata menimbulkan kesadaran yang


sangat tinggi bagi seluruh elemen-elemen masyarakat indonesia agar pemilihan
umum terlaksana sebagaimana yang di harapkan. Pemilu tahun 2019 ini sedikit
berbeda dengan pemilu pada tahun-tahun sebelumnya, dimana pemilihan anggota
legislatif (DPD,DPR/DPRD Provinsi/DPRD Kabupaten/Kota) pada pemilu 2019
ini dilaksanakan secara serentak dan sepaket dengan pemilihan presiden dan wakil
presiden. Dikarenakan model penyelenggaraan pemilihan anggota legislatif serta
pemilihan presiden dan wakil presiden yang dilakukan secara serentak inilah,
maka antusiasme maupun tingkat partisipasi masyarakat untuk menggunakan hak
pilihnya tergolong cukup besar, baik pemilih didalam negri maupun terhadap
pemilih di luar negri. Besar tingkat partisipasi masyarakat pada pemungutan suara
pemilu tahun 2019 lalu mencapai 80 persen.

Penguatan maupun kebijakan yang dilakukan bagi upaya meningkatkan serta


mendorong partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum, hendaknya harus terus
gencar dilakukan. Sebagai outputnya diharapkan agar masyarakat memperoleh
pendidikan politik dan pemahaman yang benar terkait pemilu, maupun aturan-
aturan pemilu yang didalamnya mengatur hal-hal yang boleh maupun yang tidak
boleh dilakukan atau dilarang dalam penyelenggaraan pemilu. Dalam rangka
melakukan pengawasan pemilihan umum, seperti dalam tahapan kampanye dan
tahapan-tahapan lainnya, Bawaslu dan jajarannya dilapangan dapat melibatkan
peran aktif masyarakat untuk bersama-sama mengawasi. Diantaranya dengan
membuka pos-pos pengaduan serta melakukan forum-forum diskusi bersama
tokoh-tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda serta segenap
unsur yang berada di masyarakat. Termasuk melakukan kerjasama dengan
masyarakat, para simpatisan maupun peserta pemilu, serta dengan berbagai pihak
yang ada bagi mencegah terjadinya berbagai pelanggaran dalam pemilu.
Pada pemilu tahun 2019 lalu, dapat dilihat jika bawaslu dan seluruh jajaranya
telah melakukan upaya-upaya yang signifikan bagi meningkatkan partisipasi
masyarakat. Namun lankah-langkah yang tersebut masih relatif kecil dan belum
sepenuhnya menyentuh keseluruhan elemen masyarakat. Bawaslu sebagai
lembaga yang bertugas mengawasi tahapan penyelenggaraan pemilu, disamping
memiliki peran dalam melakukan upaya-upaya pencegahan dan penindakan
pelanggaran sebagai mana diatur dalam undang-undang nomor 7 tahun 2017
tentang pemilu, juga memiliki tugas dan wewenang yang cukup berat dan besar.
Diantaranya bawaslu tampil sebagai hakim yang dapat mengadili kasus-kasus
pelanggaran pemilu yang ditangani. (Marzuli 2019)

3.3 Pekerjaan Yang Dilakukan

Berikut adalah pekerjaan yang diberikan bawaslu provinsi Riau kepada


mahasiswa magang selama praktik kerja magang dilapangan yaitu :

1. Pada tanggal 3 Maret 2023 di KPU provinsi Riau sebagai pembukaan


magang dan penjelasan mengenai pemilu dan pemilihan oleh ketua KPU
Provinsi Riau yaitu bapak Ilham Muhammad Yasir, SH, LLM.
2. Pada tanggal 17 Maret 2023 dilakukan pengantaran dan pengenalan
terhadap instansi magang.
3. Pada tanggal 20 Maret 2023 menghadiri sosialisasi pengawasan
partisipatif menuju pemilu demokratis di Universitas Riau sekaligus
agenda penanda tanganan MOU Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU)
Provinsi Riau.
4. Pada tanggal 31 Maret 2023 mengikuti rapat bersama Gakkumdu,
membahas tentang kampanye diluar jadwal.
5. Pada tanggal 06 April 2023 membuat Video Edukasi tentang Bawaslu
Provinsi Riau.
6. Pada tanggal 13 April 2023 menghadiri rapat pleno tentang penetapan
rekapitulasi daftar pemilih sementara (DPS), pemilu tahun 2024 tingkat
Provinsi Riau di Grand Central Hotel.
7. Pada tanggal 5 Mei 2023 pemberian tugas yang diamanatkan oleh Kabag
SDM tentang Perbawaslu No 11, 12, 13 dan 14 Tahun 2020.
8. Pada tanggal 12 Mei 2023 mempresentasikan tugas yang diberikan oleh
kabag SDM tentang Perbawaslu No 13 tahun 2020 tentang tata naskah
dinas.
9. Pada tanggal 26 Mei 2023 melanjutkan pembuatan Video tentang Bawaslu
Provinsi Riau.
10. Pada tanggal 30 Mei penutupan magang dan pemberian plakat sekaligus
Penjemputan Mahasiswa Magang di Bawaslu Provinsi Riau.
3.4 Kendala Yang Dihadapi Dan Usaha Pemecahan Masalah

Dalam menyelesaikan pekerjaan, mahasiswa berusaha agar pekerjaan yang


telah dilakukan dapat selesai dengan benar dan tepat waktu serta dengan hasil
yang memuaskan. Akan tetapi, dalam melakukan pekerjaan tidak selalu
menghasilkan pekerjaan yang sempurna, pasti ada kekurangan atau kesalahan.
Adapun kendala yang terjadi selama pelaksanaan praktik kerja magang yaitu
pelaksanaan praktik terbatasnya waktu kerja lapangan ini yang dilakukan hanya
seminggu sekali tepatnya di hari Jum’at.

Dalam melaksanakan praktik kerja lapangan ini diharuskan dapat


mengatasi segala kendala yang ada. Adapun cara mengatasi kendala tersebut
yakni berusaha memanage waktu yang telah diberikan dalam penyelesaian tugas-
tugas selama waktu praktik kerja lapangan.

3.5 Faktor Pendukung Dan Penghambat

A. Faktor pendukung

a. Fasilitas tempat dan karyawan serta pembimbing yang mendukung penuh


peserta magang
b. Keleluasaan seratus persen diberikan kepada mahasiswa magang untuk
pekerjaan-pekerjaan tertentu yang tidak beresiko dan sudah dipastikan
kompentensi menguasai magang dan tentu saja dibawah bimbingan dan
pengawasan pembimbing

B. Faktor Penghambat

a. Terbatasnya waktu kerja lapangan


b. Pengalaman yang dimiliki mahasiswa magang masih sedikit, sehingga
mempengaruhi kecepatan dalam bekerja

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Selama melaksanakan praktik kerja lapangan dibawaslu provinsi Riau,
secara garis besar ilmu yang didapatkan yaitu :

1. Gambaran tentang kehidupan serta suasana lingkungan kerja yang


sesungguhnya
2. Memberikan motivasi untuk lebih memikirkan profesi masa depan
3. Memberikan bekal sekaligus persiapan mental dan pengetahuan untuk
perencanaan menghadapi tantangan maupun persaingan di dunia kerja
4. Mahasiswa menjadi lebih terlatih untuk dapat terbuka dengan orang baru,
bertanggung jawab, mandiri, dan dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan pekerjaan

4.2 Saran

Berdasarkan pengalaman yang diperoleh saat menjalani praktik kerja


lapangan, ada beberapa saran yang diharapkan dapat membantu dalam
pelaksanaan praktik kerja lapangan agar lebih baik lagi kedepanya. Saran yang
da[at diberikan antara lain :

1. Bagi mahasiswa yang melaksanakan magang


a. Mahasiswa yang hendak mempersiapkan magang, ada baiknya
selalu mencari informasi terkait perusahaan dan informasi-
informasi magang lainya
b. Saat pelaksanaan, mahasiswa diharapkan menyelesaikan setiap
tugas-tugas dengan penuh tanggung jawab dan berusaha menjaga
nama baik pribadi serta Universitas dengan mematuhi peraturang
yang telah ditetapkan oleh instansi/perusahaan
c. Mahasiswa harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik
2. Bagi Universitas
a. Membuat hubungan yang baik sehingga terjalin hubungan kerja
sama dengan instansi ataupun perusahaan
b. Memberikan pengarahan secara terpadu kepada mahasiswa untuk
persiapan magang
c. Adanya pembekalan atau bimbingan secara sistematis agar
mahasiswa dapat menjalankan magang dengan baik sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai

3. Bagi Instansi
a. Memberikan penugasan yang relevan dengan kemampuan
mahasiswa magang sehingga pelaksanaan magang dapat mencapai
tujuan yang dikehendaki baik oleh Universitas maupun Instanti
b. Adanya SOP dalam penerimaan mahasiswa magang sehingga
pelaksanaan kerja mahasiswa dapat terstruktur dan dapat
dipertimbangkan hasilnya

Anda mungkin juga menyukai