Anda di halaman 1dari 21

Pengertian Hukum Adat Menurut Para Ahli, Ciri-

Ciri Hukum Adat, Unsur-Unsur Hukum Adat dan


Contoh Hukum Adat Terlengkap – Hukum adat
adalah sistem hukum yang dikenal dalam
lingkungan kehidupan sosial di Indonesia dan
negara lain seperti Jepang, Tiongkok dan India.
Sumber hukum adat adalah peraturan-peraturan
yang tidak tertulis yang tumbuh dan berkembang
dalam masyarakat dan dipertahankan dengan
kesadarah hukum masyarakat tersebut. Karena
peraturan yang ada dalam hukum adat tidak tertulis
dan tumbuh kembang, hukum adat ini mampu
menyesuaikan diri dan elastis. Masyarakat hukum
adat adalah sekelompok orang yang terikat dengan
tatanan hukum adat sebagai warga bersama suatu
persekutuan hukum karena kesamaan tempat
tinggak ataupun dasar keturunan.

Secara termoinologi, ada 2 pendapat mengenai asal


kata adat. Ada yang berpendapat adat berasal dari
bahasa Arab yang berarti kebiasaan. Sedangkan
menurut Prof.Amura, kata Adat berasal dari bahasa
sanskerta yaitu A dan Dato. A berarti tidak dan dato
yang berarti sesuatu yang bersifat kebendaan.

Contents [hide]

 1 Pengertian Hukum Adat Menurut Para Ahli


o 1.1 Van Vollenhoven
o 1.2 Bishar Muhammad
o 1.3 Terhar
o 1.4 Soerjono Soekanto
o 1.5 Supomo dan Hazairin
o 1.6 Prof. M. M. Djojodigoeno, SH.
o 1.7 Prof. Mr. C. Van Vollenhoven
o 1.8 Suroyo Wignjodipuro
o 1.9 Hazairin
 2 Ciri-Ciri Hukum Adat
 3 Unsur-Unsur Hukum Adat
 4 Contoh Hukum Adat

Pengertian Hukum Adat Menurut Para Ahli


Van Vollenhoven

Menurut Van Vollenhoven, Hukum adat adalah keseluruhan aturan tingkah laku positif yang
disatu pihak memiliki sanksi.

Promoted Content

Rahasia untuk hilangkan nafas bau, hanya butuh 2 menit sehari


HERMUNO Intoxic

Rambut rontok dapat dihentikan selamanya


Napas bau? Itu tanda ada parasit di tubuhmu! Baca disini
HERMUNO Intoxic

Dokter telah menemukan penyebab bau busuk dari mulut! Baca disini
HERMUNO Intoxic

Bishar Muhammad

Menurut Binsar Muhammad, untuk memberikan definisi hukum adat sulit sekali dilakukan, itu
karena hukum adat masih dalam pertumbuhan, sifat serta pembawaan hukum adat.

Terhar

Menurut Terhar, Hukum adat terlahir dan dipelihara oleh keputusan-keputusan. Keputusan
yang berwibawa dan berkuasa yang berasal dari kepala rakyat (para warga masyarakat hukum).

Soerjono Soekanto

Menurut Soerjono Soekanto, Hukum Adat adalah kompleks adat-adat yang tidak dikitabkan
atau tidak dikondifiksikan, bersifat paksaan atau mempunyai akibiat hukum.

Supomo dan Hazairin

Menurut Supomo dan Hazairin, Hukum adat adalah hukum yang mengatur tingkah laku
manusia Indonesia dalam hubungan satu dan yang lainnya, baik itu merupakan keseluruhan
kelaziman, kebiasaan dan kesusilaan yang benar-benar hidup di masyarakat adat kerena dianut
dan dipertahankan oleh anggota masyarakat itu, ataupun yang merupakan keseluruhan
peraturan yang mengenak sanksi atas pelanggaran dan ditetapkan dalam keputusan-keputusan
para penguasa adat.

Prof. M. M. Djojodigoeno, SH.

Menurut Prof. M. M. Djojodigoeno, SH., Hukum Adat adalah hukum yang tidak bersumber
kepada peraturan-peraturan.

Prof. Mr. C. Van Vollenhoven

Menurut Prof. Mr. C. Van Vollenhoven, Hukum Adat adalah hukum yang tidak bersumber
kepada peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah Hindia Belanda dahulu atau alat-alat
kekuasaan lainnya yang menjadi sendinya dan diadakan sendiri oleh kekuasaan Belanda
dahulu.

Suroyo Wignjodipuro

Menurut Suroyo Wignjodipuro, Hukum Adat adalah suatu kompleks dari norma-norma yang
bersumber pada perasaan keadilan rakyat yang terus berkembang serta meliputi peraturan
tingkat laku individu atau manusia dalam kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat, sebagian
besar tidak tertulis dan memiliki akibat hukum (sanksi) bagi pelanggarnya.

Hazairin

Menurut Hazairin, Hukum Adat adalah kaidah-kaidah kesusilaan yang kebenarannya telah
mendapat pengakuan umum dalam masyarakat itu yang dibuktikan dengan kepatuhannya
terhadap kaidah-kaidah tersebut.

Ciri-Ciri Hukum Adat


Berikut ini adalah ciri-ciri hukum adat, antara lain:

 Lisan, artunya tidak tertulis dalam bentuk


perundang-undangan dan tidak dikodefikasi

 Tidak sistematis

 Tidak nberbentuk kitab atau buku perundang-


undangan

 Tidak teratur

 Pengambilan keputusan tidak menggunakan


pertimbangan.
Unsur-Unsur Hukum Adat
Berikut ini adalah unsur-unsur hukum adat,
diantaranya:

 Adanya tingkah laku yang terus menerus dilakukan


oleh masyarakat. Tingkah laku tersebut teratur dan
sistematis serta memiliki nilai sacral

 Terdapat keputusan kepala adat

 Adanya sanksi hukum

 Tidak tertulis

 Ditaati oleh masyarakat

Menurut Soerodjo Wignjodipoero, S.H. hukum adat


memiliki dua unsur, yakni: unsur kenyataan adn
unsur psikologis.

 Unsur kenyataan, bahwa adat itu dalam keadaan yang


sama selalu di indahkan oleh rakyat.

 Unsur psikologi, bahwa terdapat keyakinan pada


rakyat, bahwa adat dimaksud memiliki kekuatan
hukum.

Contoh Hukum Adat


Terdapat banyak hukum adat yang diterapkan setiap
daerah di Indonesia. Berikut ini adalah contoh hukum
adat, diantaranya:

 Hukum adat di Papua yang diberlakukan pada


seseorang yang mengakibatkan seseorang meninggal
dunia dalam kecelakaan yaitu diminta ganti rugi
dengan uang dan ternak babo. Jumlah yang diminta
dalam ganti rugi relatif besar sehingga dapat
dipastikan akan memberatkan pelaku untuk
membayar ganti rugi dalam bentuk kas dan juga
ternak babi.
 Dan lain sebagainya

Demikian artikel pembahasan tentang”Pengertian Hukum Adat, Ciri-Ciri, Unsur-Unsur dan


Contoh Hukum Adat Terlengkap“, semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan kami
berikutnya.

Baca Artikel Lainnya

 25 Pengertian Hukum Menurut Pendapat Para Ahli dan Kesimpulannya


 Pengertian Negara Hukum, Unsur Dan Ciri-Ciri Negara Hukum Terlengkap
 34 Nama Rumah Adat ,Pakaian,Tarian Adat dan Senjata Tradisional di Provinsi
Indonesia Lengkap
 Macam-Macam Tarian Adat Yang Ada Di Indonesia

Posted in IPS, kewarganegaraan, UncategorizedTagged ciri ciri hukum adat, contoh hukum
adat, makalah hukum adat, materi hukum adat, pengertian hukum adat menurut para ahli,
sejarah hukum adat, sumber hukum adat, unsur unsur hukum adat

Post navigation

Pendahuluan.
Hukum Adat, jika kita mendengar kata itu, yang terlintas di fikiran kita mungkin adalah
suatu Corak kedaerahan yang begitu kental didalamnya. Karena sifatnya yang tidak tertulis,
majemuk antara lingkungan masyarakat satu dengan lainnya, maka sangat perlu dikaji
perkembangannya. Pemahaman ini akan diketahui apakah hukum adat masih hidup , apakah
sudah berubah, dan ke arah mana perubahan itu.
Memang dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa terlepas dari peraturan adat yang
mungkin juga berkaitan dengan hukum Islam. Kendati demikian tidak semua hukum adat itu
bisa diterima ke dalam hukum Islam. Hanya saja kita perlu mencermati apakah hukum adat itu
bisa dimasukkan dan diterima ke dalam hukum Islam atau tidak. Karena selama hukum adat
itu tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah maka hukum adat itu bisa diterima ke
dalam hukum Islam.
Sebelum semakin jauh kita membahas tentang Hukum Adat ini, marilah kita sepakati
ikhwal apa saja yang akan kita bahas dalam makalah ini agar tidak melenceng dari silabi yang
telah ditentukan, maka kami menyusun rumusan masalah sebagai berikut :
RUMUSAN MASALAH
1. Apakah Asas-Asas Hukum Adat
2. Darimana Sumber Hukum Adat
3. Bagaimana System Hukum Adat
4. Bagaimana Corak & Sifat Hukum Adat
5. Bagaimana Unsur-Unsur Hukum Adat

II. Pembahasan
A. Definisi Hukum Adat
Istilah Adat berasal dari bahasa Arab, yang apabila diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia berarti “kebiasaan”.1 Adat atau kebiasaan telah meresap ke dalam bahasa Indonesia
sehingga hampir semua bahasa daerah di Indonesia telah mengenal istilah tersebut.
Adat atau kebiasaan dapat diartikan sebagai berikut :”Tingkah laku seseorang yang
terus menerus dilakukan dengan cara tertentu dan diikuti oleh masyarakat luar dalam waktu
yang lama sehingga tidak diketahui Asal-usul penemunya siapa”.2 Dengan demikian unsur-
unsur hukum adat adalah :
1. Adanya tingkah laku seseorang
2. Dilakukan terus-menerus
3. Adanya dimensi waktu
4. Diikuti oleh orang lain atau masyarakat
5. Tidak diketahui Asal-usulnya3
Istilah hukum adat dikemukakan pertama kali oleh Prof.Dr.Christian Snouck
Hurgronye dalam bukunya yang berjudul “De Accheers”(Orang-orang Aceh), yang kemudian
diikuti oleh Prof.Mr.Cornelis Van Vollen Hoven dalam bukunya yang berjudul “Het Adat
Recht Van Nederland Indie”4
Dengan adanya istilah ini, maka pemerintah kolonial Belanda pada akhir tahun 1929
mulai menggunakan secara resmi dalam peraturan perundangan Belanda.5 Hukum adat pada
dasarnya merupakan sebagian dari adat istiadat masyarakat. Adat istiadat mencakup konsep
yang sangat luas.
Hukum Adat adalah Hukum Non Statuir yang berarti Hukum Adat pada umumnya
memang belum/ tidak tertulis. Oleh karena itu dilihat dari mata seorang ahli hukum
memperdalam pengetahuan hukum adatnya dengan pikiran juga dengan perasaan pula. Jika
dibuka dan dikaji lebih lanjut maka akan ditemukan peraturan-peraturan dalam hukum adat
yang mempunyai sanksi dimana ada kaidah yang tidak boleh dilanggar dan apabila dilanggar
maka akan dapat dituntut dan kemudian dihukum.
Definisi dari hukum adat sendiri adalah suatu hukum yang hidup karena dia
menjelmakan perasaan hukum yang nyata dari rakyat sesuai dengan fitrahnya sendiri, hukum
adat terus menerus dalam keadaan tumbuh dan berkembang seperti hidup itu sendiri.6
Van Vollen Hoven juga mengungkapkan dalam bukunya “Adatrecht” sebagai berikut
“Hukum adat pada waktu yang telah lampau agak beda isinya, hukum adat menunjukkan
perkembangan” selanjutnya dia menambahkan “Hukum adat berkembang dan maju terus,
keputusan-keputusan adat menimbulkan hukum adat”
B. Asas-asas Hukum Adat

Didalam hukum pidana ini terdapat beberapa


Asas-asas yang memiliki kompleksitas antara satu
dengan yang lain, dalam makalah ini kami akan
menybutkan beberapa asas-asas Hukum Adat, yang
diantaranya adalah:7

Asas Hukum Perorangan

Asas Hukum Kekeluargaan

Asas Hukum Perkawinan

Asas Hukum Adat Waris

Asas Hukum Tanah

Asas Hukum Hutang Piutang

Asas Hukum Adat Delik

C. Sumber Hukum Adat

Dalam membicarakan sumber hukum (Adat)


dianggap penting terlebih dahulu dibedakan atas dua
pengertian sumber hukum yaitu Welbron dan
Kenbron.
Welbron8 adalah sumber hukum (adat) dalam arti
yang sebenarnya. Sumber Hukum Adat dalam arti
Welbron tersebut, tidak lain dari keyakinan tentang
keadilan yang hidup dalam masyarakat tertentu.
Dengan perkataan lain Welbron itu adalah konsep
tentang keadilan sesuatu masyarakat, seperti
Pancasila bagi masyarakat Indonesia. Dari sumber
hukum dalam arti yang sebenarnya (Welbron) ini
lahirlah pernyataan-pernyataan yang merupakan
sumber hukum dalam pengertian kedua, yaitu :
Sumber hukum dalam arti sumber pengenalan hukum
yaitu Kenborn. Kenbron9 adalah sumber hukum
(adat) dalam arti dimana hukum (adat) dapat
diketahui atau ditemukan. Dengan lain perkataan
sumber dimana asas-asas hukum (adat)
menempatkan dirinya di dalam masyarakat sehingga
dengan mudah dapat diketahui.

Kenbron itu merupakan penjabaran dari Welbron.


Atas dasar pandangan sumber hukum seperti itu,
maka para sarjana yang menganggap hukum itu
sebagai kaidah berpendapat sumber hukum dalam
arti Kenbron itu adalah:10
 Adat kebiasaan.
 Yurisprudensi.
 Fiqh
 Peraturan Piagam Raja-Raja
 Peraturan-Peraturan Perkumpulan Adat
 Kitab-Kitab Hukum Adat
 Buku-Buku Standard mengenai Hukum Adat

D. System Hukum Adat


Sistem hukum adat pada dasarnya
bersendikan pada alam fikiran bangsa Indonesia yang
tidak sama dengan alam pikiran masyarakat Barat.11
Oleh karena itu sistem hukum adat dan sistem hukum
Barat terdapat beberapa perbedaan diantaranya :
H Hu
u ku
k m
u Ad
m at
B
a
r
a
t
- - Ti
M da
e k
n me
g ng
e en
n al
a du
l a
h pe
a m
k ba
s gia
u n
a ha
t k
u ter
b se
a bu
r t,
a pe
n rli
g nd
d un
a ga
n n
h ha
a k
k dit
o an
r ga
a n
n ha
g ki
s m
e
o
r
a
n
g
a
t
a
s
s
e
s
u
a
t
u
o
b
j
e
k
y
a
n
g
h
a
n
y
a
b
e
r
l
a
k
u
t
e
r
h
a
d
a
p
s
e
s
u
a
t
u
o
r
a
n
g
l
a
i
n
y
a
n
g
t
e
r
t
e
n
t
u
- - Be
M rla
e ina
n n
g da
e rip
n ad
a a
l bat
H as
u ant
k ara
u lap
m an
U ga
m n
u pu
m bli
d c
a da
n n
H lap
u an
k ga
u n
m pri
P vat
r pa
i da
v Hu
a ku
t m
Ba
rat
- - Pe
A m
d bet
a ula
H n
a hu
k ku
i m
m ke
P m
i bal
d i
a ke
n pa
a da
d ha
a ki
n m
H (k
a ep
k ala
i ad
m at)
P da
e n
r up
d ay
a a
t ad
a at
(a
dat
rea
ksi
)

E. Corak & Sifat Hukum Adat


Corak Hukum Adat
Hukum adat sebagai hasil budaya bangsa
Indonesia bersendi pada dasar pikiran dan
kebudayaan Barat, dan oleh karena itu untuk dapat
memahami hukum adat kita harus dapat menyelami
dasar alam pikiran yang hidup pada masyarakat
Indonesia.
Hukum adat yang bersendi pada alam pikiran
Indonesia itu mempunyai corak yang khusus, yaitu :

i. Corak Komunal (communal)


Corak komunal atau kebersamaan terlihat
apabila warga desa melakukan kerja bakti ataugugur
gunung, Nampak sekali adanya kebiasaan hidup
bergotong-royong, tolong-menolong atau saling
bantu-membantu. Rasa solidaritas yang tinggi
menyebabkan orang selalu lebih mengutamakan
kepentingan umum daripada diri sendiri.

ii. Corak Religio Magis (magisch-religieus)


Corak religio magis terlihat jelas sekali pada
upacara-upacara adat dimana lazimnya diadakan
sesajen-sesajen yang ditujukan kepada roh-roh
leluhur yang ingin diminta restu serta bantuannya.
Juga selamatan pada setiap kali menghadapi
peristiwa penting, seperti : kelahiran, khitanan,
perkawinan, kematian, mendirikan rumah, pindah
rumah, dan sebagainya.

iii. Corak Konkrit (concreeto)


Corak konkrit, tergambar dalam kehidupan
masyarakat bahwa : pikiran penataan serba konkrit
dalam realitas kehidupan sehari-hari menyebabkan
satunya kata dengan perbuatan (perbuatan itu betul-
betul merupakan realitasi dari perkataannya).

iv. Corak Visual


Corak visual atau kelihatan menyebabkan
dalam kehidupan sehari-hari adanya pemberian
tanda-tanda yang kelihatan sebagaibukti penegasan
atau peneguhan dari apa yang telah dilakukan atau
dalam waktu dekat akan dilakukan.12
Disamping Coraknya yang berbeda, hukum
adat juga mempunyai sifat-sifat yang berbeda pula
dengan hukum Barat, karena adanya perbedaan alam
pikiran dan corak yang mendasari hukum tersebut.
Sifat Hukum Adat
Dr. Holleman, dalam pidato inaugurasinya
yang berjudul De Commune trek in Indonesische
rechtsieven, menyimpulkan adanya empat sifat
umum hukum adat Indonesia, yang hendaknya
dipandang juga sebagai suatu kesatuan. yaitu sifat
religio-magis., sifat komunal, sifat contant dan sifat
konkret. "Religio-magis" itu sebenarnya adalah
pembulatan atau perpaduan kata yang mengandung
unsur beberapa sifat atau cara berpikir seperti
prelogis, animisme, pantangan, ilmu gaib, dan lain-
lain. Koentjaraningrat dalam tesisnya menulis bahwa
alam pikiran religio-magis itu mempunyai unsur-
unsur sebagai berikut: 13
a. Kepercayaan terhadap makhluk-makhluk halus,
roh-roh dan hantu-hantu yang menempati seluruh
alam semesta dan khusus.
b. Gejala-gejala alam, tumbuh-tumbuhan, binatang,
tubuh manusia dan benda- benda;
c. Kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan sakti
yang meliputi seluruh alam semesta dan khusus
terdapat dalam peristiwa-peristiwa yang luar biasa,
binatang yang luar biasa, tumbuh-tumbuhan yang
luar biasa, tubuh manusia yang luar biasa, benda-
benda yang luar biasa dan suara yang luar biasa;
d. Anggapan bahwa kekuatan sakti yang pasif itu
dipergunakan sebagai magische kracht dalam
berbagai perbuatan••perbuatan ilmu gaib untuk
mencapai kemauan manusia atau untuk menolak
bahaya gaib;
e. Anggapan bahwa kelebihan kekuatan sakti dalam
alam menyebabkan keadaan krisis, menyebabkan
timhulnya berbagai macam bahaya yang hanya dapat
dihindari dengan berbagai macam pantangan.
F. D. Hollemen juga memberikan uraian yang
menjelaskan tentang sifat-sifat Hukum Adat yaitu :14
a. Sifat Commune, kepentingan indibvidu dalam
hukum selalu diimbangi dengan kepentingan umum.
b. Sifat Concreet, yang menjadi objek dalam hukum
adat itu harus konkret atau harus jelas
c. Sifat Constant, penyerahan masalah transaksi
harus dilakukan dengan konstan
d. Sifat Magisch, hukum adat mengandung hal-hal
yang gaib yang apabila dilanggar akan menimbulkan
bencana terhadap masyarakat.

F. Unsur-Unsur Hukum Adat

Unsur Kenyataan

Adat dalam keadaan yang sama selalu


diindahkan oleh rakyat dan secara berulang-ulang
serta berkesinambungan dan rakyat mentaati serta
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Unsur Psikologis

Setelah hukum adat ini ajeg atau berulang-


ulang yang dilakukan selanjutnya terdapat keyakinan
pada masyarakat bahwa adat yang dimaksud
mempunyai kekuatan hukum, dan menimbulkan
kewajiban hukum (opinion yuris necessitatis)15

Kedua unsur itulah yang menimbulkan


adanya kewajiban hukum (opinio yuris necessitatis).
Hukum adat tidak statis, terus menerus tumbuh dan
berkembang seperti kehidupan itu sendiri, Menurut
Prof. Dr. Soepomo, S.H16. Wujud hukum adat ada 3
bentuk dalam masyarakat yaitu:
Hukum Adat yang tidak tertulis merupakan bagian
yang terbesar

Hukum Adat yang tertulis; hanya sebagian kecil saja

Uraian-uraian hukum adat yang tertulis merupakan


hasil penelitian.

III. Temuan

a. Sumber Hukum Adat


Welbron adalah sumber hukum (adat) dalam arti
yang sebenarnya
Kenbron adalah sumber hukum (adat) dalam arti
dimana hukum (adat) dapat diketahui atau ditemukan

b. System Hukum Adat


Sistem hukum adat pada dasarnya bersendikan pada
alam fikiran bangsa Indonesia jadi memiliki
perbedaan yang sangat Kompleks antar keduanya

c. Corak & Sifat Hukum Adat


Corak yang dimiliki Hukum Adat
Corak Komunal (communal)
Corak Religio Magis (magisch-religieus)
Corak Konkrit (concreeto)
Corak Visual

Sifat yang dimiliki Hukum Adat


Sifat Religio-Magis.
Sifat komunal,
Sifat Contant
Sifat Konkret.

d. Unsur-Unsur Hukum Adat


Unsur Psikologis
Unsur Kenyataan

IV. Kesimpulan
Sejak awal manusia diciptakan telah dikarunia akal, pikiran dan prilaku yang ketiga hal
ini mendorong timbulnya “kebiasaan pribadi “, dan apabila kebiasaan ini ditiru oleh orang lain,
maka ia akan menjadi kebiasaan orang itu dan seterusnya sampai kebiaasaan itu menjadi adat,
jadi adat adalah kebiasaan masyarakat yang harus dilaksanakan oleh masyarakat yang
bersangkutan.
Mempelajari hukum adat maka kita akan mudah memahami hukum Indonesia, karena
hukum adat dibentuk menurut kebiasaan masyarakat Indonesia yang memiliki sanksi dan
diselaraskan dengan hukum nasional. Hukum di Indonesia salah satunya bersumber dari
costum, dimana sumber tersebut mengikuti perkembangan zaman dan harus disesuaikan
dengan azas – azas hukum yang berlaku dan tidak boleh bertentangan dengan ideologi bangsa.
Suatu peraturan yang telah diundangkan harus disepakati dan dipatuhi bersama dengan tidak
ada pengecualian.

Satu aspek yang perlu kita banggakan dalam pembahasan makalah ini adalah jika kita
pada pertemuan yang lalu telah membahas tentang Hukum Pidana, dan Hukum Perdata dan
dari kedua Hukum tersebut adalah turunan dari Buku hukum dari negeri Belanda, dengan kata
lain kita masih Import hukum dari Negara lain. Maka kita harus bangga karna Hukum Adat
ini adalah Produk Lokal ASLI INDONESIA.

V. Penutup
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai Hukum Adat yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan
saran apapun kepada penulis pada sesi tanya jawab, demi sempurnanya makalah ini, dan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis
pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Wallohummuwafiq Illa Aqwammintoriq, Wassalammualaikum Wr. Wb

1Bushar Muhammad.Asas-Asas Hukum Adat (suatu pengantar). (Jakarta; Pradnya


Paramitha,1981) hlm.57
2 Catatan Kuliah “Pengantar Ilmu Hukum” Oleh Bu Novita Dewi Widodo Semester 1
3 Ibid. Catatan Kuliah
4 Op. Cit. Bushar Muhammad hlm. 60
5 Ibid. hlm.61
6 Soepomo. Hukum Adat. (Jakarta;PT Pradnya Paramita1993) hlm 3
7 Soerojo Wignjodipoero, Pengantar & Asas-asas Hukum Adat (Jakarta;CV. Haji Masagung
1967) hlm 5
8 H.A.M Effendy, Pengantar Hukum Adat. (Semarang; CV Tradan Jaya,1994) hlm. 18
9 Ibid
10 Ibid hlm.18-21
11 Ibid hlm 25
12 Ibid. hlm.22
13 Sri Warjiyati. Memahami Hukum Adat. (Surabaya;IAIN Surabaya,2006) hlm.17
14 Op. Cit. Soepomo. hlm. 3
15 Op. Cit. Sri Warjiyati. Hlm.22
16 Op. Cit. Bushar Muhammad, hlm 10

Anda mungkin juga menyukai