Anda di halaman 1dari 11

PENDEKATAN ANTROPOLOGI DALAM STUDI HUKUM ISLAM

MUCHAMMAD FATHONI FANANI


(234061007)

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Islam adalah agama samawi yang digunakan sebagai undang-undang
kehidupan manusia. Sebagai agama, islam tidak hanya sebagai panduan kenyakinan
pemeluknya saja namun kenyakinan (iman) hadir kemudian dimanifestasikan kedalam
tindakan atau aktifitas pemeluknya berupa ibadah, mu’amalah, budaya dan siyasah.
Beragam dan kompleksnya objek kajian keislaman kemudian melahirkan disiplin
ilmu baru yang disebut studi islam (islamic studies), yang secara etimologi diambil
dari bahasa arab yang berlafal dirosah islamiyyah, secara harfiah adalah ilmu yang
mengkaji tentang cara atau pola dalam memahami islam dari berbagai aspek
pendekatan.
Pada awal kemunculan kajian keislaman (islamic studies), objek pembahasan
atau pendekatannya bersifat normatif yaitu pembahasan tentang agama dari segi
ajarannya yang pokok dan orisinil dari Allah yang di dalamnya belum terdapat
pemikiran manusia. Pendekatan ini bersifat tekstual dan kurang memberi ruang
terhadap kontekstualitas pemikiran. Maka dari itu, pendekatan kajian islam semacam
ini sering melihat islam sebagai agama doktiner atau doktrin agama saja yang harus
dipraktekkan secara kaffah tanpa ada ruang ijtihad didalamnya.
Dewasa ini dengan beragamnya problematika yang dihadapi umat islam di
berbagai belahan dunia dan majemuknya pengkaji islam dari kalangan insider dan
outsider maka dianggap perlu mengkaji islam dengan berbagai pendekatan,
diantaranya pengkajian islam dengan pendekatan antropologi atau lebih spesifik
pengkajian hukum islam dengan menggunakan pendekatan antropologi.
Pentingnya posisi manusia dalam islam adalah indikasi bahwa sesungguhnya
persoalan utama dalam memahami islam ialah bagaimana memahami manusia itu
sendiri. Penyelesaian problematika sosial dan budaya tidak cukup menggunakan
pendekatan normatif, perlu adanya cara pendekatan lain yang mungkin bisa menjadi
alternatif solusi bagi persoalan yang dihadapi manusia, salah satunya dengan
menggunakan pendekatan antropologi.
Dalam hal ini studi islam harus menggandeng ilmu-ilmu lain dan
berkolaborasi dalam sebuah pendekatan interdisipliner. Pendekatan dalam memahami
agama yang ada selama ini antara lain pendekatan teologis, normatif, filosofis dan
historis namun dalam tulisan ini hanya akan dibahas pendekatan antropologi dalam
studi hukum islam. Oleh karena itu makalah ini ditulis dengan tujuan untuk
menjelaskan peran pendekatan antropologi dalam studi hukum islam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian antropologi dan ruang lingkupnya?
2. Macam-macam teori hukum islam berkaitan dengan antropologi?
3. Bagaimana peran atau kontribusi pendekatan antropologi dalam studi hukum islam?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian antropologi dan ruang lingkupnya.
2. Mengetahui teori hukum islam berkaitan dengan antropologi.
3. Mengetahui peran dan kontribusi pendekatan antropologi dalam studi hukum islam.
PEMBAHASAN

A. Pengertian Antropologi

Antropologi berasal dari dua akar kata Yunani: anthropos, artinya “orang”
atau “manusia”; dan logos, artinya “ilmu/nalar”. Menurut kamus athropology dapat
diartikan sebagai suatu ilmu yang berusaha mencapai pengertian tentang makhluk
manusia dengan mempelajari aneka warna bentuk fisik, kepribadian, masyarakat,
serta kebudayaannya. Dari analisis usul asal kata, disimpulkan bahwa antropologi
merupakan ilmu pengetahuan tentang manusia.1 Dalam refleksi yang lebih bebas,
antropologi adalah ilmu pengetahuan yang mencoba menelaah sifat-sifat manusia
secara umum dan menempatkan manusia yang unik dalam sebuah lingkungan hidup
yang lebih bermartabat. Ilmu antropologi berupaya untuk membangun sebagai kajian
ilmiah tentang manusia dalam bingkai kehidupan sosial dengan membuat
perbandingan antar sosialitas yang satu dengan yang lain. Perbandingan tersebut
terutama berkenaan dengan pola menempatkan model sosialitas masa silam dengan
yang sekarang, dan bahkan berkaitan dengan yang bakal terjadi (nanti).
1. Pengertian Antropologi menurut para ahli2
Berikut adalah beberapa pengertian dari Antropologi:
a) Keesing (1981), Antropologi adalah kajian tentang manusia.
b) Haviland (1985), Antropologi adalah suatu studi tentang manusia dan
perilakunya dan melaluinya diperoleh pengertian lengkap tentang
keanekaragaman manusia.
c) Prof Harsojo, Antropologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
umat manusia sebagai mahkluk masyarakat, terutama pada sifat-sifat khusus
badani dan cara-cara produksi, tradisi-tradisi dan nilai-nilai yang membuat
pergaulan hidup menjadi berbeda dari yang satu dengan lainnya.
d) Koentjaraningrat (2009), Ilmu antropologi memperhatikan 5 (lima) buah
masalah mengenai makhluk hidup yaitu :
a. Masalah pada perkembangan manusia sebagai makhluk biologis
b. Masalah pada sejarah terjadinya aneka bentuk makhluk manusia, dipandang
dari sudut ciri-ciri tubuhnya.

1
Nurmansyah, Gunsu. Dkk. 2019. pengantar antropologi. (Bandar lampung: AURA). Hal 1
2
Ibid hal 3-4
c. Masalah pada sejarah asal, perkembangan, serta penyebaran berbagai
macam bahasa di seluruh dunia.
d. Masalah persebaran dan terjadinya keanekaragaman kebudayaan manusia
di seluruh dunia.
e. Masalah pada dasar-dasar dan keanekaragaman kebudayaan manusia dalam
kehidupan bermasyarakat dan suku bangsa yang tersebar di seluruh penjuru
bumi pada zaman sekarang ini.
e) Menurut Rifhi Siddiq, pengertian antropologi merupakan ilmu yang mengkaji
segala aspek yang ada pada kehidupan manusia, dimana di alamnya termasuk
norma, seni, kebudayaan, ilmu pengetahuan, linguistik, serta teknologi.3
f) Menurut Tulian Darwin, Antropologi ialah ilmu yang berasal dari keinginan
untuk membuktikan asal mula dan perkembangan yang terjadi pada manusia
dengan melaksanakan berbagai macam penelitian yang di mulai dengan monyet
di seluruh penjuru dunia.4

g) Menurut David Hunter, Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan
yang tidak terbatas tentang umat manusia. Secara sederhana dapat dipahami
dari pengertian antropologi ialah ilmu yang membahas tentang manusia secara
menyeluruh.5

B. Ruang Lingkup dan cabang-cabang Antropologi:

1. Antropologi fisik (physical antropology/antropo-biologi)

Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai organisme biologis yang


melacak perkembangan manusia menurut evolusinya dan menyelidiki variasi
biologisnya dalam berbagai jenis (spesies). Melalui aktivitas analisis yang mendalam
terhadap fosil-fosil dan pengamatan pada primata-primata yang pernah hidup, para
ahli antrpologi fisik berusaha melacak nenek moyang jenis manusia untuk mengetahui
bagaimana, kapan, dan mengapa kita menjadi makhluk seperti sekarang ini.6
Dari ruang lingkup ini bercabang ilmu antropologi, diantaranya:

3
Aditya, Rizki. Makalah: pengertian antropologi. (padang)
4
ibid
5
ibid
6
Nurmansyah, Gunsu. Dkk. 2019. pengantar antropologi. (Bandar lampung: AURA). hal 5
a) Somatologi
Ilmu yang mempelajari tentang terjadinya aneka ragam jenis manusia
dipandang dari ciri-ciri fisik tubuhnya (fenotif) maupun yang tidak tampak
(genotif). Bagian dari ilmu antropologi yang mencoba mencapai suatu
pengertian tentang sejarah terjadinya anekawarna makhluk manusia dipandang
dari sudut ciri-ciri tubuh.7
b) Palaeoantropologi

Ilmu yang mengkaji tentang asal usul terjadinya manusia dengan


menggunakan fosil yang telah membantu sebagai objeknya. ilmu antropologi
yang meneliti soal usul-asal atau terjadinya dan evolusi makhluk manusia
dengan mempergunakan segala bahan penelitian dari sisa-sisa tubuh yang telah
membatu, atau fosil-fosil manusia dari zaman dahulu, yang tersimpan dalam
lapisan-lapisan bumi yang harus didapat oleh si peneliti dengan berbagai
metode penggalian.8

2. Antropologi Budaya (Cultural Antropology)


Antropologi budaya memfokuskan perhatiannya kepada kebudayaan manusia
ataupun cara hidupnya dalam masyarakat. menurut Haviland cabang antropologi
budaya ini dibagi-bagi lagi menjadi tiga bagian, yakni arkeologi, antroplogi linguistic,
dan etnologi. Kemudian dikembangkan lagi menurut Koentjaraningrat ada beberapa
cabang dalam antropologi Budaya. Antropologi budaya juga merupakan studi tentang
praktik-praktik sosial, bentuk-bentuk ekspresif, dan penggunaan bahasa, dimana
makna diciptakan dan diuji sebelum digunakan oleh masyarakat manusia.9 dari
lingkup ini bercabang ilmu antropologi, diantaranya10 :
a) Prehistory
Ilmu yang mempelajari perkembangan dan persebaran semua
kebudayaan manusia pada zaman prasejarah. Mempelajari sejarah
perkembangan dan penyebaran semua kebudayaan manusia di bumi dalam
zaman sebelum manusia mengenal huruf.
b) Etnolinguistik

7
Nurmansyah, Gunsu. Dkk. 2019. pengantar antropologi. (Bandar lampung: AURA). hal 8
8
Ibid : 8
9
Ibid : 5
10
Ibid : 8-10
Ilmu yang mempelajari ciri dan tata bahasa berbagai suku bangsa
serta persebarannya. Suatu bagian ilmu yang pada asal mulanya berkaitan
sangat erat dengan ilmu antropologi. Adapun materi atau bahan yang menjadi
rujukan studi etnolinguistik berupa daftar kata-kata, perlukisan tentang ciri dan
tata bahasa dari beratus-ratus bahasa suku bangsa yang tersebar di berbagai
tempat di muka bumi. Pola dan cara yang diterapkan dalam bidang antropologi
selalu menarik ketika si peneliti mengumpulkan bahasa-bahasa secara bersama-
sama dan disusun sebuah kompendium dan seterusnya, yang kemudian
dijadikan sebagai sebuah studi banding bahasa-bahasa untuk menentukan akar-
akar bahasa dalam pertumbuhannya di dalam masyarakat.
c) Etnologi
Ilmu yang mempelajari tentang asas-asas kemanusiaan melalui
pengkajian tentang kebudayaan berbagai suku bangsa yang tersebar di muka
bumi. Bagian ilmu antropologi yang mencoba mencapai pengertian mengenai
azas-azas manusia, dengan mempelajari kebudayaan-kebudayaan dalam
kehidupan masyarakat dari sebanyak mungkin suku bangsa yang tersebar di
seluruh muka bumi pada masa tertentu. Dan cabang ini dibagi menjadi 2
bagian:
1. Deskriptif integration (etnografi)
Suatu metode penelitian yang dilakukan secara berulang-ulang pada
objek penelitian tertentu. Kajian deskriptif dalam ethnologi bertujuan untuk
mengolah dan mengintegrasikan semua bidang kajian antropologi, yang sering
disebut etnografi (bagian dari etnologi yang meliputi segala cara pengumpulan
bahan dan perlukisan tentang masyarakat dan kebudayaan dari satu suku
bangsa pada satu daerah tertentu. Karena itu etnografi adalah bagian deskriptif
dari etnologi)
2. Generalizing Approach (Antropologi Sosial)
Metode penelitian pada beberapa objek penelitian (beberapa suku
bangsa) secara serempak dalam jangka waktu tertentu. Tujuan : memperoleh
gambaran tentang asas persamaan dari keanekaragaman unsurunsur
kebudayan suku-suku bangsa yang bersangkutan. Dipandang dari metode
mengumpulkan data, descriptive integration bertujuan untuk mencari
pengertian tentang sejarah perkembangan dari suatu daerah, artinya mencoba
memandang suatu daerah pada bidang diakroniknya.
d) Etnopsikologi
Ilmu yang mengkaji tentang masalah kepribadian bangsa. Tiga hal
mendesak hingga munculnya etnopsikologi, (a) masalah kepribadian bangsa,
(b) persoalan peranan individu dalam proses perubahan adat-istiadat dan (c)
tantangan nilai universal yang muncul dari konsep-konsep psikologi.
e) Antropologi spesialisasi
Pengkhususan kajian antropologi terhadap masalah-masalah praktis
dalam pemerintahan, pendidikan dan peperangan.
f) Antropologi Terapan
Bagian antropologi yang membahas tentang tujuan-tujuan praktis.
Muncul di negara-negara berkembang, ketika para ahli mengambil teori-teori
antropologi dan menerapkannya di dalam studi-studi ilmu kemasyarakatan
atau studi-studi ilmu politik berkaitan dengan usaha untuk membedah kondisi
riil masyarakat setiap hari.
g) Arkeologi
Ilmu yang mengkaji penemuan-penemuan peninggalan budaya dan
fosil-fosil manusia purba. Cabang antropologi yang mempelajari benda-benda
peninggalan lama dengan maksud untuk menggambarkan serta menerangkan
perilaku manusia, karena dalam peninggalan-peningalan lama itulah terpantul
ekspresi kebudayaannya.

C. Teori-teori Hukum Islam Berkaitan dengan Antropologi

Istilah antropologi ialah ilmu yang mempelajari tentang manusia secara


menyeluruh berkenaan dengan organisme, budaya dan sosial. Kaitannya dengan
hukum islam terdapat istilah-istilah atau teori-teori hukum islam yang berkaitan
dengan ruang lingkup pembahasan antropologi
1. Teori makkiyyah dan madaniyyah
Teori yang membahas tentang periodisasi turunnya ayat alquran yang disesuaikan
dengan keadaan dan situasi masyarakat ketika itu. Dengan mengetahui hal ini,
dimaksudkan agar lebih bisa memahami praktek hukum yang ada di setiap komunitas
masyarakat pada saat ini. Studi teori makkiyah dan madaniyyah menggunakan
pendekatan sosio-antropologi.11

Shodiqin, Ali. Antropologi hukum sebagai pendekatan dalam penelitian hukum islam, jurnal manahij, Vol.VII
11

No.1, 2013 hal.8


2. Teori asbabun annuzul

Teori yang berkaitan dengan peristiwa atau kejadian yang menyebabkan


turunnya satu ayat berimplikasi hukum atau beberapa ayat mulai yang berhubungan
dengan peristiwa dan kejadian tersebut, baik berupa pertanyaan masyarakat ketika itu
yang diajukan kepada nabi atau kejadian yang berkaitan dengan urusan agama. Studi
teori asbabun nuzul menggunakan pendekatan histori-sosio-antropologi.12

3. Teori Nasikh dan Mansukh


Teori yang membahas tentang pengalihan atau pemindahan hukum syari’at
dengan hukum syari’at yang lain yang datang kemudian. Dengan tujuan menjaga
kemaslahatan atau kebaikan masyarakat ketika itu. Studi teori nasikh dan mansukh
menggunakan pendekatan sosio-antropologi.13

4. Teori perilaku warga madinah


Teori yang membahas tentang tradisi masyarakat madinah ketika itu yang bernilai
hukum syari’at yang harus diamalkan. Studi teori ini menggunakan pendekatan sosio-
cultural-antropologi.
5. Teori syari’at sebelum islam (syar’un man qoblana)
Teori yang membahas tentang sya’riat atau hukum yang dibebankan kepada
masyarakat dahulu sebelum islam, yang mempunyai asas yang sama dengan asas
islam . studi teori ini menggunakan pendekatan historis-cultural-antropologi
6. Teori maslahah mursalah
Teori yang membahas tentang cara meraih kebaikan/kemanfaatan dan menolak
kejelekan/kemudhorotan dalam rangka meraih dan mejaga maqoshid syari’ah:
menjaga agama, diri, akal, harta dan keluarga. Studi teori ini menggunakan
pendekatan sosio-cultural-antropologi.

D. Kontribusi Antropologi bagi studi islam

1. antropologi membantu dalam mempelajari agama secara empiris. Di sini


penelitian keagamaan diarahkan pada pemahaman aspek konteks sosial yang

12
Shodiqin, Ali. Antropologi hukum sebagai pendekatan dalam penelitian hukum islam, jurnal manahij, Vol.VII
No.1, 2013 hal.8
13
ibid
melingkari agama. Oleh karena itu kajian semacam ini mengarahkan perhatian
pada manusia dan budayanya. Karena agama diciptakan untuk membantu
manusia dalam memenuhi kebutuhan kemanusiaanya sekaligus mengarahkan
pada kehidupan yang lebih baik. Hal ini menunjukkan bahwa manusiamerupakan
persoalan agama yang harus diamati secara empiris. Artinya pemahaman tentang
agama akan menjadi utuh setelah memahami manusianya. Karena pentingnya
kajian tentang manusia ini, maka mengkaji budaya dan masyarakat yang
melingkupi kehidupan manusia juga menjadi penting. Sebagai system of meaning
yang berarti bagi kehidupan dan perilaku manusia, kebudayaan menjadi aspek
esensial manusia yang tidak bisa ditinggalkan dalam memahami manusia. Dalam
bahasa Max Weber, budaya adalah jaring-jaring kepentingan manusia. Sementara
Geertz memahami budaya sebagai pola makna (pattern meaning) yang
diwariskan secara historis dan tersimpan dalam simbol-simbol. Dengan budaya
tersebut manusia berkomunikasi, berperilaku dan melihat kehidupan. Namun
demikian, analisis tentang kebudayaan dan manusia dalam tradisi antropologi
tidak berusaha menemukan hukum-hukum sebagaimana pada ilmu alam, akan
tetapi lebih pada kajian interpretatif untuk mengungkap makna (meaning).
Ditinjau dari makna kebudayaan yang demikian, maka agama sebagai sistem
makna yang tersimpan dalam simbol-simbol suci pada hakekatnya merupakan
pola makna yang diwarisi manusia sebagai ethos dan juga worldview-nya. Di sini
Geertz memaknai ethos sebagai tone, karakter dan kualitas dari kehidupan
manusia, aspek moral dan estetika mereka‖. Ditegaskan Geertz bahwa agama
telah memberikan karakter khusus bagi manusia yang kemudian mempengaruhi
tingkah laku kesehariannya. Selain itu, agama juga memberikan gambaran
tentang realitas yang ingin dicapai oleh manusia.14
2. antropologi membantu studi Islam melihat keragamaan pengaruh budaya dalam
praktik Islam. Kajian crossculture terhadap agama memberikan gambaran yang
beragam tentang kaitan agama dan budaya. Dengan luasnya pemahaman tentang
budaya-budaya yang ada, memungkinkan adanya dialog dan tidak mustahil
muncul gagasan moral dunia. Dalam istilah Tibbi disebut sebagai ”international
morality” yang berdasar pada kekayaan budaya dunia. Dengan demikian
memahami Islam yang telah bergumul dalam sejarah dan budaya yang cukup

14
Nurhasanah leni, peran atropologi bagi studi islam, jurnal studi keislaman, Vol.18, No. 2, 2018 hal 244-255
lama tidak akan sempurna jika mengabaikan pemahaman tentang manusia.
Karena realitas keagamaan sejatinya merupakan realitas kemanusiaan yang
terwujud dalam dunia nyata. Selai itu, makna sesungguhnya dari keberagamaan
terletak pada interpretasi dan pengamalan agama. Pada posisi inilah antropologi
dibutuhkan untuk membantu memahami Islam. Antropologi berguna sebagai alat
untuk memahami realitas kemanusiaan dan memahami Islam yang telah
dipraktekkan umat Islam. Praktek umat Islam tersebut menjadi gambaran
sesunggunya dari keberagamaan umat Islam. Antroplogi yang mengkaji secara
langsung hubungan agama dan masyarakat pada tataran grassroot memberikan
data yang sebenarnya terjadi pada masyarakat. Sehingga bagi antropologi,
melihat agama yang ada pada masyarakat sama halnya melihat bagaimana agama
diyakini, diinterpretasi (dimaknai) dan dipraktekkan oleh pemeluknya. Jadi,
pembahasan tentang hubungan agama dan masyarakat juga sangat penting jika
dikaitkan dengan wacana postmodernisme yang berkembang dewasa ini.15

Penutup
Pendekatan antropologi berfungsi untuk menjelaskan budaya dan hukum yang
berkembang dalam masyarakat dimana hukum itu difungsikan. Budaya dan hukum
ini pada tahap selanjutnya mempengaruhi perilaku hukum. Faktor-faktor pembentuk
budaya sekaligus perilaku hukum dapat dijelaskan melalui pendekatan antropologi.
Dalam konteks hukum Islam, pendekatan antropologi hukum membantu mengungkap
maqhosid syari’ah dalam syari’at islam dan menjadikannya sebagai pondasi awal
menganalisis perubahan hukum yang terjadi pada masyarakat Islam sekarang.
Sehingga diharapakan pemeluk agama islam dapat lebih toleran terhadap berbagai
perbedaan budaya lokal atau local law (hukum adat) dengan ajaran agama islam itu
sendiri.

15
Nurhasanah leni, peran atropologi bagi studi islam, jurnal studi keislaman, Vol.18, No. 2, 2018 hal 244-255

Anda mungkin juga menyukai