Anda di halaman 1dari 8

MAIDATURRAHMAN DALAM PERSPEKRIF ANTROPOLOGI

Oleh:
Vera Nurfitriani
21201011024
Program Magister Bahasa dan sastra Arab
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
2021

A. Pendahuluan
Antropologi adalah ilmu yang mengkaji manusia baik itu dari segi fisik atau pun
budaya. Tetapi setidaknya ada lima pertimbangan yang difokuskan dalam kajian
antropologi. Pertama, perihal sejarah dan perkembangan manusia yang dilihat dari ciri-
ciri tubuhnya secara evolusi, dan dipandang dari segi biologi. Kedua, perihal sejarah
terjadinya berbagai ragam manusia dari aspek fisiknya. Ketiga, perihal perkembangan,
penyebaran dan terjadinya beragam fenomena kebudayaan di dunia. Keempat, perihal
sejarah asal perkembangan, serta penyebaran berbagai macam bahasa di seluruh dunia.
Kelima, perihal asas-asas kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat suku bangsa
di dunia.
Manusia adalah makhluk yang yang unik, diciptakan dengan keragaman warna
kulit, warna bola mata, bentuk rambut, bentuk hidung, postur tubuh, bahasa dan lain-lain
sebagainya. Setiap negara memiliki ciri khasnya tersendiri, baik itu dari segi budaya yang
dihasilkan oleh perilaku bangsanya sendiri atau ciri fisik yang sudah jelas bersifat turun
temurun dari atasannya. Seperti halnya yang terjadi di negara Mesir, Mesir memiliki
Budaya yang sudah turun temurun dilaksanakan setiap tahunnya yaitu pada setiap bulan
ramadhan mereka mengadakan “maiddaturrahman” setiap harinya. Maiddaturrahman
adalah sajian buka puasa yang diselenggarakan oleh masyarakat Mesir secara gratis,
dalam artian siapa pun oleh mengambil dan memakan sajian tersebut tanpa harus
membayar. Sajian ini banyak ditemukan di tenda-tenda pinggir jalan, mesjid, dan
berbagai sudut kota lainnya. Masyarakat Mesir biasa menyediakan sajian buka puasa ini
setiap tahunnya. Budaya tersebut merupakan hasil perilaku manusia pada zaman dahulu
yang masih bertahan dan masih terus diamalkan setiap tahunnya.
B. Pembahasan
1. Pengertian Antropologi
Antropologi, dalam bahasa Yunani berasal dari kata Anthropos yang berarti
manusia, dan logos yang berarti studi. Jadi antropologi merupakan suatu disiplin ilmu
yang mempelajari manusia. Menurut Alfred Kroeber seorang ahli antropologi AS
menjelaskan bahwa ruang lingkup antropologi sangat luas, karena meliputi manusia
sebagai makhluk fisik, manusia dalam masa prasejarahnya dan manusia dalam sistem
kebudayaannya sebagai pewaris suatu sistem yang kompleks yang meliputi adat
istiadat, sikap-sikap dan perilaku.
Antropologi juga bisa dianggap sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari
manusia sebagai anggota masyarakat, yang mempelajari sisi fisik atau biologis, cara
produksi, tradisi dan nilai-nilai yang membuat pergaulan hidupnya. Jadi manusia
dapat ditinjau dari dua segi, yaitu manusia sebagai makhluk biologis da./n manusia
sebagai makhluk sosial budaya.1
Koentjaningrat yang merupakan seorang antropolog Indonesia mengungkapkan
bahwa Ilmu antropologi memperhatikan 5 (lima) buah masalah mengenai makhluk
hidup yaitu:
 Masalah pada perkembangan manusia sebagai makhluk biologis.
 Masalah pada sejarah terjadinya aneka bentuk makhluk manusia,
dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya.
 Masalah pada sejarah asal, perkembangan serta penyebaran berbagai
macam bahasa di seluruh dunia.
 Masalah persebaran dan terjadinya keanekaragaman kebudayaan manusia
di seluruh dunia.

1
Drs. Imam Subchi, M.A. Pengantar Antropologi(Depok: Rajawali Pers) Hal. 1.
 Masalah pada dasar-dasar dan keanekaragaman kebudayaan manusia
dalam kehidupan masyarakat-masyarakat dan suku bangsa yang tersebar
di seluruh penjuru bumi pada zaman sekarang ini.2
Beberapa ahli antropologi yang dikutip Saebani (2012), yang mengemukakan
definisi antropologi, yakni Havilland yang menyebut antropologi adalah studi
mengenai umat manusia yang berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat
tentang manusia dan perilakunya serta keragamannya. Hunter menyebut antropologi
adalah ilmu yang muncul dari keingintahuan yang tidak terbatas mengenai umat
manusia.
Kemudian Tylor dalam kuper (2006) mendefiniskan antropologi adalah kajian
mengenai masyarakat primitif atau masyarakat manusia yang pada tahap
perkembangan awal, dan kira-kira sepertiga akhir abad ke sembilan belas merupakan
pengkajian kebudayaan.
Keterpecahan pendefinisan antropologi ini menurut Koentjaraningrat (2009),
dikarenakan ilmu antropologi masih tergolong muda yakni baru berumur kira-kira
satu abad, yang menyebabkan tujuan dan ruang lingkupnya masih merupakan suatu
kompleks masalah yang sampai sekarang masih menjadi pokok perbedaan paham
antara berbagai aliran yang ada dalam kalangan sendiri.3
a. Ruang lingkup antropologi
Dalam buku “Antrophology”, William A. Haviland, 1985 (dalam Prabodo,
1996) membahas antropologi yang secara garis besar terdiri dari empat
cabang yaitu: Antropologi Fisik dan tiga bagian dari Antropologi Budaya
yaitu: Etnologi, Linguistik, dan Arkeologi.
a) Antropologi Fisik (Antropologi Ragawi)
Adalah bagian dari antropologi yang memusatkan perhatiaannya
kepada manusia sebagai organisme biologis yang berkembang dan
hendak ditentukan bagaimana dan apa sebabnya bangsa-bangsa
berbeda menurut keadaan fisiknya. Bahan penelitiannya adalah ciri-
ciri tubuh, baik yang lahir (fenotipe) seperti warna kulit, warna dan

2
Gunsu Nurmansyah, S.H.,M.H. Dr. Nunung Rodliyah, M.A. Recca Ayu Hapsari, S.H.,M.H. Pengantar
Antropologi:Sebuah Ikhtisar mengenal Antropologi (Bandar Lampung: Aura Publisher) hal. 3.
3
Dr. Budi Suryadi, S.Sos, Msi. Pengantar Antropologi(Yogyakarta: Pencetak Nusa Media) hal. 4-5.
bentuk, rambut, indeks tengkorak, bentuk muka, warna mata, bentuk
hidung, tinggi dan bentuk tubuh, maupun yang dalam (genotipe),
seperti frekuensiu golongan darah, dan sebagainya. Manusia yang ada
di muka bumi ini dapat digolongkan berdasarkan ciri fisiknya. Ilmu
antropologi fisik biasa disebut juga dengan somatologi.
b) Antropologi Budaya
Adalah cabang dari antropologi umum yang menyelidiki
kebudayaan di berbagai bangsa di dunia. Ilmu ini menyelidiki
kemampuan manusia berkebudayaan dan mengembangkan
kebudayaanya sepanjang zaman. E.B Tylor dalam bukunya Primitive
Culture mengemukakan bahwa kebudayaan adalah satu keseluruhan
yang kompleks, yang mengandung pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan kemampuan lain, serta
kebiasaan manusia sebagai anggota masyarakat. Antropologi budaya
meliputi etnologi, linguitik, dan arkeologi.
1. Etnologi atau ilmu bangsa-bangsa menurut Koentjaningrat,
1990 (dalam Saebani, 2012) adalah ilmu yang mencoba
mencapai pengertian mengenai asas-asas manusia, dengan
mempelajari kebudayaan-kebudayaan dalam kehidupan
manusia dari berbagai suku bangsa yang tersebar di dunia pada
masa sekarang. Tugas etnologi adalah mengklasifikasikan
bangsa-bangsa atas dasar ras dan kebudayaan, menjelaskan
penyebarannya pada saat sekarang dan pada saat masa lampau,
serta tentang difusi kebudayaan.
2. linguistik adalah ilmu yang mempelajari bahasa-bahasa.
Bahan-bahan dari linguistik yang berupa daftar kata-kata,
pelukisan dari ciri-ciri dan pelukisan tentang tata bahasa dari
bahasa-bahasa lokal yang tersebar di berbagai tempat di muka
bumi ini, berkumpul bersama-sama dengan etnograf.
3. Arkeologi menurut Haviland (1985:14) adalah cabang
antropologi budaya yang mempelajari benda-benda dengan
maksud untuk menggambarkan dan menerangkan perilaku
manusia. Sebagian besar perhatiannya dipusatkan kepada masa
lampau, karena apa yang tertinggal di masa lampau seringkali
hanya berupa benda dan bukan gagasan. Arkeologi
memberikan bahan-bahan tentang cara tipe kebudayaan yang
baru mengganti tipe kebudayaan lama.4
2. Maiddaturrahman
Kata maidaturrahman terdiri atas dua kosa kata Bahasa Arab yaitu, maidah yang
berarti meja makan, dan Al-Rahman yang berarti Maha Pengasih. Penamaan tradisi
maidaturrahman diambil dari Al-Quran surat Al-Maidah ayat 114-115 dimana Allah
Swt menurunkan "maidah" kepada Nabi Isa As, sebagai bukti kebenaran untuk
seluruh umat manusia.
ِ ِ ِ َّ ‫قَ َال ِعيس ابن مرَي اَللَّه َّم ربَّنا اَنْ ِزْل علَي نا مائِدةً ِمن‬
َ ‫الس َماء تَ ُك ْو ُن لَنَا ِعْي ًدا ِل ََّولنَا َواَ ِخ ِرََن َويَةً ِمْن‬
‫ك‬ َ َ َْ َ َ َ ُ ََ ْ َ ُ ْ َ ْ
ِ َّ ‫وارزقْ نا واَنْت خي ر‬
َ ْ ‫الرا ِزق‬
‫ي‬ َُْ َ َ َ ُْ َ
“Isa putra Maryam berdo’a, “Ya Tuhan kami, turunkanlah kepada kami hidangan
dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi
orang-orang yang sekarang bersama kami maupun yang datang setelah kami, dan
akan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; berilah kami rezeki, dan Engkaulah
sebaik-baik pemberi rezeki.”
Di sisi lain, kata Al-Rahman yang berarti Maha Pengasih penuh dengan
ajakan dan nuansa untuk menebar kasih sayang antar sesama manusia yang
merupakan tujuan utama dari tradisi maidaturrahman tersebut.
Di Mesir, tradisi menyuguhkan maidaturrahman merupakan salah satu ciri
khas utama bulan Ramadhan. Kebiasaan tersebut diadakan hampir secara merata
di seluruh penjuru Mesir. Tenda-tenda maidaturrahman yang menghiasi sebagian
besar jalan-jalan utama Mesir dapat terlihat sepanjang bulan Ramadhan. Selain
itu, tradisi dimaksud juga diadakan di masjid-masjid yang tersebar di Mesir.

4
Winny Puspasari Thamrin, S.Psi., M.Si. Astr Nur Kusumastuti, S.Psi.,M.Psi. Budi Setiawan, ST., MMSI. Ebook
Antropologi (Jakarta: Universitas Gunadarma) hal. 9-10.
Warga Mesir yang ingin mendulang pahala selama Ramadhan berlomba-lomba
untuk menyajikan hidangan berbuka puasa. Hampir di seluruh antero Mesir
terdapat berbuka puasa gratis yang diselenggarakan pemerintah, Al Azhar,
pengurus masjid, perusahaan, hingga perorangan. Seluruh warga Mesir seakan
berlomba-lomba untuk menyajikan buka puasa sebanyak-banyaknya..
Jadi, maidaturrahman dapat diartikan hidangan makanan dari Allah Yang
Maha Pengasih. Hal ini merujuk pada tujuan penyelenggaraan maidaturrahman
sebagai momen menjalin kasih sayang antar umat Islam.5

3. Maiddaturrahman dalam sudut pandang antropologi


Jika dilihat dari sudut pandang Antropologi, Maiddaturrahman masuk ke dalam
antropologi budaya, Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa
maiddaturrahman adalah budaya orang Mesir untuk memberikan sajian yang berupa
makanan ketika bulan ramadhan. Adapun mengenai adanya budaya maiddaturrahman
yang dilaksanakan oleh masyarakat Mesir pada bulan ramadhan disebabkan oleh dua
faktor:
1) Faktor sejarah
Munculnya tradisi maidaturrahman erat kaitannya dengan penaklukan
Mesir dahulunya oleh tentara Islam, bisa dikatakan lahirnya maiddaturrahman ini
adalah suatu upaya untuk memasuki Mesir. Menurut ulama dan pakar sejarah
Mesir Muhammad Abduh, yang pertama kali mengadakan maidaturahman, yaitu
pendiri Dinasti Thuluniyah bernama Ahmad bin Tholun pada tahun keempat dari
masa jabatannya pada pertengahan abad ke-9, kala itu ia mengumpulkan para
pemimpin, menteri, pedagang, dan pejabat di meja hidangan pada hari pertama
bulan ramadhan. Namun terdapat sumber lain yang mengatakan, sebagaimana
dituturkan sejarawan Dr. Ibrahim Marzuq, bahwa tradisi Maiddaturrahman
dimulai sejak khalifah al-Aziz Billah dari masa Dinasti Fathimiyah pada
pertengahan abad ke-10 untuk menjamu jamaah masjid jami Amru bin Al-‘Ash.
Konon pada masa itu dapur istana sepanjang bulan ramadhan mengeluarkan 1100

5
Hannan Putra. Maiddaturrahman Hidangan berbuka di Bumi Kinanah. Dalam
https://m.republika.co.ic/amo/n8yo1k diunduh pada tanggal 06 Desember 2021 pukul. 21:00.
piring per hari, berisi berbagai macam makanan untuk dibagikan kepada orang
miskin dan yang membutuhkan berbuka, pada waktu itu hidangan ini dinamai
“Dar al-Fithrah”.6
2) Faktor Agama
Motivasi para penyelenggara maidaturrahman yang masih bertahan
sampai sekarang tak terlepas dari rujukan pada hadist,

‫ص ِم ْن اُ ُج ْوِرِه ْم َشْيئ‬
َّ ‫ ِم ْن َغ ِْْي اَ ْن يَْن ُق‬،‫صائِ ًما َكا َن لَهُ ِمثْ ُل اَ ْج ِرِه ْم‬
َ ‫َم ْن فَطََّر‬
“Siapa yang memberikan buka puasa maka baginya pahala semisal orang yang
berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang yang diberinya berbuka itu
sedikitpun.” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah). Juga terdapat dalam surat al-Balad
ayat 10-14.

‫) اَْو‬١٣( ‫ك َرقَبَ ٍة‬


ُّ َ‫) ف‬١٢( ُ‫) َومآ اَ ْد َر َاك َماالْ َع َقبَة‬١١( َ‫) فَ ََلاقْ تَ َح َم الْ َع َقبَة‬١٠( ‫َوَه َدينَهُ النَ ْج َديْ ِن‬

.)١٤( ‫إِطْ َعام ْيف يَ ْوٍم ذى َم ْسغَبَ ٍة‬


“dan kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebaikan dan kejahatan,
tetapi dia tidak menempuh jalan yang mendaki dan sukar, dan tahukah kamu
apakah itu jalan mendaki dan sukar itu?, yaitu melepaskan perbudakan (hamba
sahaya), atau memberi makan pada hari terjadi kelaparan”.
Untuk itulah, warga Mesir yang ingin mendulang pahala selama Ramadhan
berlomba-lomba untuk menyajikan hidangan berbuka puasa. Mereka berasumsi,
dengan memberi buka puasa, tentu mereka akan mendapatkan pahala orang yang
berpuasa lebih banyak. Jika orang biasa hanya mendapatkan pahala 29-30 kali
pada bulan Ramadhan, orang yang menyajikan buka puasa bisa mendapatkan
ratusan hingga puluhan ribu pahala berpuasa.
C. Kesimpulan
Antropologi adalah ilmu yang mengkaji manusia dengan mempelajari aneka
warna, bentuk fisik, kepribadian, masyarakat, serta kebudayannya. Maiddaturrahman

6
Syihabuddin Qalyubi. Takjilan Ala Mesir. Dalam https://uin-suka.ac.id/id/kolom/detail/84/takjilan-ala-mesir
diunduh pada 07 Desember 2021 pukul 14:46.
adalah salah satu budaya dari Mesir yang pada kesempatan ini dilihat dari sisi
antropologi, di sini menghasilkan dua faktor dari lahirnya budaya Maiddaturrahman di
Mesir, yaitu 1) Faktor sejarah 2) faktor Agama.

D. Daftar Pustaka

Subchi, Imam. 2018. Pengantar Antropologi(Depok: Rajawali Pers) Hal. 1.


Suryadi, Budi. 2012. Pengantar Antropologi(Yogyakarta: Pencetak Nusa Media)
hal. 4-5.

Nurmansyah, Gunsu. Dkk. 2013. Pengantar Antropologi:Sebuah Ikhtisar


mengenal Antropologi (Bandar Lampung: Aura Publisher) hal. 3.

Putra, Hannan. Maiddaturrahman Hidangan berbuka di Bumi Kinanah. Dalam


https://m.republika.co.ic/amo/n8yo1k diunduh pada tanggal 06 Desember 2021 pukul.
21:00.
Qalyubi, Syihabuddin. Takjilan Ala Mesir. Dalam https://uin-
suka.ac.id/id/kolom/detail/84takjilan-alamesir diunduh pada 07 Desember 2021 pukul
14:46.
Puspasari Thamrin, Winny. Dkk. 2013.. Ebook Antropologi (Jakarta: Universitas
Gunadarma) hal. 9-10.

Anda mungkin juga menyukai