Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

PENGANTAR ANTROPOLOGI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6 :

NI LUH GADUNG WIDYANINGRUM (17121001006)

PUTU YANA KUSUMA YULINDA (17121001007)

NI LUH PUTU ERIKA PUTRI INDRAYANI (17121001013)

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS DHYANA PURA
2018
1. Pengertian dan Ruang Lingkup Antropologi

Istilah antopologi berasal dari bahasa Yunani dari kata antropos


= manusia dan logos = ilmu.Secara harfiah, antropologi berarti ilmu
tentang manusia. Ada beberapa ahli antropolog yang mengemukakan
antropologi merupakan studi tentang umat manusia yang berusaha
menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan
perilakunya dan untuk memperoleh pengertian atau pemahaman yang
lengkap tentang keanekaragaman manusia ( haviland , 1997: 7;
kontjaraningrat, 1987: 1-2).
Ilmu antropologi terbagi kedalam 5 subilmu yang mempelajari:
1. Masalah asal dan evolusinya manusia secara biologis;
2. Perkembangan persebaran aneka kebudayaan manusia;
3. Ciri fisik manusia (aneka ragam)
4. Ragam bahasa, darimana asal perkembangan dan persebaran;
5. Asas-asas masyarakat, kebudayaan manusia seluruh dunia masa kini.
Bila dilihat dari garis besarnya antropologi terbagi menjadi dua,
yaitu antropologi fisik dan antropologi budaya. Antropologi fisik
mempelajari manusia sebagai organisme biologis yang melacak
perkembangnan manusia menurut evolusinya dan menyelidiki variasi
biologisnya. Para antropolog beranggapan bahwa umumnya nenek
moyang manusia pada dasarnya sama dengan primate oleh karena itu
keistimewaan apapun yang dianggap pada manusia mereka tetap
digolongkan dalam binatang yang menyusui atau primata. Antropologi
budaya memfokuskan pada kebudayaan manusia dan cara hidupnya
dalam masyarakat. Cabang-cabang antropologi yaitu arkeologi,
antropologi linguistic, dan etnologi.
Pada awal abad 20 Franz Boas yang disebut juga sebagai bapak
antropologi, mengajukan tinjauan kritisnya terhadap asumsi-asumsi
antropologi evolusioner serta implikasinya yang cenderung bersifat
rasional, selanjutnya ia mengembangkan aliran baru yang sering
disebut Antropologi Boas.
Saat ini kajian antropogi budaya menekankan pada 4 aspek;

1. Pertimbangan politik;
2. Menyangkut hubungan kebudayaan dan kekuasaan;
3. Menyangkut bahasa dalam antropogi budaya;
4. Prefensi dan pemikiran individual.
Dalam kajian antropologi budaya, kebudayaan seharusnya
ditempatkan tidak hanya sekedar menekankan pada aspek estetika atau
humanis melainkan juga aspek politik. Dalam antropologi budaya
banyak berhubungan erat dengan ilmu-ilmu social lainnya seperti
sosiologi, berbeda dengan antropologi fisik yang berhubungan dengan
ilmu-ilmu biologi.
Secara keseluruhan yang termasuk bidang-bidang khusus dalam
antropologi, selain antropologi fisik dan kebudayaan adalah
antropologi fisik , antropologi medis , antropologi pisikologis, dan
antropologi sosial. Antropologi ekonomi membahas mengenai
bagaimana cara manusia mempertahankan,mengapresiasikan diri
melalui pengguanaan barang dan jasa material (Gudman , 2000 : 259 ).
Ruang lingkup antropologi ekonomi mencangkup riset-riset tentang
teknologi,produksi,perdagangan,konsumsi,serta berbagai bentuk pen
gaturan sosial dan ideologis manusia, bidang ini pun di pengaruhi
cabang-cabang lain dari ilmu ekonomi khususnya aliran mikro dan
neoklasik.
Antropolgi medis merupakan subdisiplin yang sekarang ini
tumbuh pesat. Antropologi medis banyak membahas hubungan antara
penyakit dan kebudayaan yang tampak mempengaruhi evolusi manusia,
begitu luasanya ruanglingkup antropologi medis tidak mudah
mendefinisikan subjek kajiannya.
Antropologi pisikologi mengkaji tentang hubungan antara
indivudu de ngan makna dan nilai dengan kebiasaan sosial dari system
budaya yang ada ( White, 2000 : 856). Fokus kajian bidang ini terpusat
pada individu dalam masyarakat. Mendekatkan hubungan pisikologi
dengan piskiatri disbanding dengan mainstream antropologi.
Antropologi sosial dikembangkan oleh james George frazer di
Amerika Serikat awal abad ke 20. Kajiannya mendeskrifsikan proyek
evolusionis yang bertujuan merekonstruksi masyarakat primitive asli dan
mencatat perkembangannya melalui berbagai tinggkat peradaban.

1. Hubungan Antropologi dengan Ilmu-Ilmu Sosial lainnya

1. Paleo-antropologi adalah ilmu bagian yang meneliti soal asal-usul atau soal
terjadinya dan evolusi mhluk manusia dengan mempergunakan sebagai bahan
penelitian sisa-sisa tubuh yang telah membatu, atau fosi-fosil manusia dari zaman
dahulu, yang tersimpan dalam lapisan-lapisan bumi yang harus didapat oleh si
peneliti dengan berbagai metode penggalian.

2. Antropologi fisik adalah dalam artian khusus adalah bagian dari ilmu antropologi
yang mencoba mencapai suatu pengertian tentang sejarah terjadinya anekawarna
mahluk manusia dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya, yang memakai sebagian
bahan penelitiannya ciri-ciri tubuh, baik yang lahir (fenotopik) seperti warna kulit,
warna dan bentuk rambut, indeks tengkorak, bentuk muka, warna mata bentuk
hidung, tinggi dan bentuk tubuh, maupun yang dalam (genetopik), seperti frekuensi
golongan darah dan sebagainya. Adapun ciri-ciri itu terdapat pada sebagian besar
dari individu-individunya, walaupun setiap individu memiliki ciri-ciri tubuh yang
berbeda-beda. Kelompok manusia seperti itu dalam ilmu antropologi disebut
dengan "ras". Bagian ini dari ilmu antropologi sering disebut antropologi
fisik dalam arti khusu, atau somatologi.
3. Etnolingusitik atau antropologi linguistik adalah suatu ilmu bagian yang pada
awal mulanya bersangkutan erat dengan ilmu antropologi. Bahkan penelitiannya
yang berupa daftar-daftar kata-kata, pelukisan tentang ciri dan tata bahasa dari
beratus-ratus bahasa suku bangsa yang tersebar di berbagai tempat di muka bumi
ini, terkumpul bersam-sama dengan bahan kebudayaan suku bangsa. Dari bahan ini
telah berkembang berbagai macam metode analisa kebudayaan, serta berbagai
metode untuk menganalisa dan mencatat bahsa-bahasa yang tidak mengenal tulisan.
Semua bahan dan metode tersebut sekarang telah terolah juga dalam ilmu linguistik
umum. Walaupun demikian, ilmu etnolinguistik di berbagai pusat ilmiah di dunia
masih tetap juga erat bersangkutan dengan ilmu antropologi, bahkan merupakan
bagian dari ilmu antropologi.

4. Prehistori mempelajari sejarah perkembangan dan penyebaran semua


kebudayaan manusia di bumi dalam zaman sebelum manusia mengenal huruf.
Dalam ilmu sejarah, seluruh waktu dari perkembangan kebudayaan umat manusia
mulai saat terjadinya mahluk manusia, yaitu kira-kira 800.000 tahun yang lalu,
hingga sekarang, dibagi kedalam dua bagian : (1) masa sebelum manusia mengenal
huruf, (2) masa setelah manusia mengenal huruf.
Sub ilmu prehistori sering juga dinamakan ilmu arkeologi, tetapi dalam arti yang
lain dari pada arkeologi Indonesia. Disini ilmu arkeologi sebenarnya adalah sejarah
kebudayaan dari zaman prehistori di Indonesia, di teruskan sampai pada masa
jatuhnya negara-negara Indonesia-Hindu dan lenyapnya kebudayaan Indonesia-
Hindu. Ilmu prehistori di Indonesia merupakan suatu ilmu yang sangat muda dan
sebenarnya baru mulai sekitar tahun 1920, dengan penelitian-penelitian para
pendekart-pendekar ilmu itu seperti A.J.J.T.a T. van der Hoop dan C.T. van Stein
Callenfels. Pada masa sekarang, secara resmi ilmu prehistori Indonesia merupakan
bagian dari ilmu arkeologi Indonesia, dan belum pernah dihubungkan dengan
antropologi Indonesia. Dengan demikian, ilmu prehistori di Indonesia, berlaingan
dengan di universitas-universitas di negara lain, tidak merupakan suatu ilmu
bagaian antropologi, dikarenakan penelitian ilmu prehistori adalah bekas-bekas
kebudayaan yang berupa benda-benda dan alat-alat, atau artefak-artefak yang
tersimpan dalam lapisan-lapisan bumi.

5. Etnologi adalah ilmu bagian yang mencoba mencapai pengertian mengenai azas-
asaz manusia, dengan mempelajari kebudayaan-kebudayaan dalam kehidupan
masyarakat dari sebanyak mungkin suku bangsa yang tersebar di seluruh muka
bumi pada masa sekarang ini. Lebih khusus lagi dalam kalangan sub-ilmu etnologi,
akhir-akhir ini telah berkembang dua aliran, atau lebih baik dikatakan dua golongan
penelitian. golongan yang satu menekankan kepada bidang diakronik, sedangkan
yang lain menekankan kepada bidang sinkronik dari kebudayaan umat manusia.
Nama yang tepat untuk kedua macam penelitian tersebut belum ada, tetapi sering
dapat kita lihat adanya nama-nama seperti descriptive integration untuk penelitian-
penelitian yang diakronik, dan generalizing approach untuk penelitian-penelitian
yang sinkronik.
Perkembangan Antropologi
Antropologi berkembang pesat setelah ditemukan dan diketahui adanya hubungan
antara bahasa Sansekerta, Latin, Yunani dan Germania. Karena penyelidikannya
bersifat historis komparatif dalam kebudayaan terus berkembang.
Kemudia berdiri Museum etnologi dan etnografi di seluruh dunia selama abad ke
19 dan awal abad 20

Perkembangan Antropologi di Indonesia


Di Indonesia, antropologi berkembang seiring dengan kolonisasi bangsa-bangsa
Eropa ke Hindia. Watak khas suatu bangsa dan potensi kekayaan alamnya dilaporkan
secara tertulis oleh para pejabat kolonial. Berbagai laporan itu disebut etnologi. Berbagai
tulisan etnologi tersebut bermanfaat untuk mempermudah penguasaan kaum pribumi.
Keaslian masyarakat dipertahankan kemurniannya oleh kolonial. Penjagaan
kemurnian tersebut merupakan strategi agar masyarakat setempat tetap lemah dan mudah
dikuasai. Hal ini berlangsung terus sampai Belanda angkat kaki dari tanah air. Setelah
Indonesia merdeka, antropologi tetap menempati posisi strategis sebagai ilmu yang
bermanfaat untuk menjaga ketertiban sosial. Melalui jasa koentjaraningrat, antropologi
menjadi alat penting guna merumuskan kebudayaan nasional.
Dalam rangka merumuskan kebudayaan nasional tersebut, para antropolog diberi
tugas untuk meneliti berbagai watak khas masyarakat Indonesia yang majemuk. Penelitian
dilakukan untuk mengetahui sikap mental yang cocok dengan pembangunan dan budaya
yang bernilai luhur sebagai identitas bangsa, diantaranya pola makan, waktu luang, nilai
anak, seni, kekerabatan, sampai konsep sehat dan kematian.
Penelitian terlibat sebagai ciri khas antropologi sering dianggap kurang ilmiah.
Partisipasi langsung dalam masyarakat dan menggali data melalui wawancara langsung
dengan masyarakat dianggap bias. Hal tersebut masih ditambah perhatian antropologi
terhadap kaum yang terpinggirkan akibat kesenjangan sosial budaya. Berbagai
ketimpangan tersebut berupa diskriminasi ras, ketimpangan gender, dan kemiskinan.
Antropologi sangat dekat dengan kehidupan gelandangan, pecandu narkoba, kaum buruh,
para penghuni panti jompo, penderita HIV, dan PSK yang semakin menyudutkan posisi
ilmu ini.
Belakangan ini, banyak antropolog Indonesia melaksanakan berbagai penelitian
yang dibiayai oleh sektor swasta dan organisasi non pemerintah, seperti bank, perusahaan
transnasional, jaringan waralaba, industri otomotif, ataupun biro iklan yang ingin mengerti
bagaimana memasarkan suatu barang hasil industri kepada masyarakat pendalaman.
Antropolog juga terlibat dalam berbagai program kampanye politik atau pemasyarakatan
berbagai program pemerintah, seperti program KB, padi unggul, pelestarian lingkungan,
dan industri pariwisata.

Pengertian Antropologi Menurut Ralfh L Beals dan Harry Hoijen : 1954: 2


Antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dan semua apa yang dikerjakannya.

Anda mungkin juga menyukai