Anda di halaman 1dari 15

ANTROPOLOGI BUDAYA

Diajukan Sebagai Tugas


Pada Mata Kuliah Antropologi Budaya Papua
Jurusan Syariah
Prodi Akhwalul Syakhsiyah Semester III (Tiga)
Dosen Pengampu:

Disusun Oleh:
1. Aas Tri Ariska (520717001)
2. Een Iriyana (520717026)

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri


Tahun Akademik 2017/201

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayahnya kami selaku penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Shalawat serta salam tak lupa kami junjung kepada nabi Muhammad Saw,yang telah
mengantarkan kami ke zaman yang penuh ilmu pengetahuan.
Makalah yang berjudul “Antropologi Budaya” ini kami buat demi memenuhi tugas mata
kuliah Antropologi Budaya Papu. Dalam menyelesaikan makalah ini sedikit demi sedikit
kami telah memahami mengenai definisi Pengertia Antropologi budaya, dan sejarah
perkembangan antropologi dari fase pertama hingga berkembang sampai saat ini.
Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat membantu dalam proses belajar
mengajar serta menanbah wawasan kita mengenai “Antropologi Budaya “.
Selanjutnya kami selaku penyusun menyadari bahwasannya makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu kritik maupun saran sangat di perlukan guna
menyempurnakan makalah ini.
Waasalamu’alaikum Wr.Wb.

Sorong, 1 Oktober 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................... 2

Bab II Pembahsan
A. Pengertian Antropologi Budaya ............................................................ 3
B. Sejarah Perkembangan Antropologi Budaya ........................................... 6
a. Sejarah Perkembangan Fase Pertama ................................................ 7
b. Sejarah Perkembangan Fase Kedua ................................................... 8
c. Sejarah Perkemabangan Fase Ketiga .................................................. 8
d. Sejarah Perkembangan Fase Keempat ................................................ 8

Bab III Penutup


A. Kesimpulan ............................................................................................. 10
B. Saran ....................................................................................................... 11

Daftar Pustaka .................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak ilmu yang mengkaji tentang mausia, masing-masing dengan sudut
pandang dan analisisnya. Salah satu ilmu yang mempelajari tentang manusia yang
dilihat dari cara berfikir, tingkah laku, dan pola kehidupan manusia adalah
antropologi.
Dari berbagai pola kehidupan manusia yang dikaji, yaitu dari aspek tingkah
laku dan cara berpikirnya, sesungguhnya ilmu antropologi sangat luas bidang
kajiannya, dimana dalam kajian ini mempelajari tentang semua pola kehidupan
manusia yang senantiasa mengalami tingkat kemajuan dan dari cara manusia
berfikir secara sederhana sampai ke tingkat modern, dari manusia pada masa dahulu
hingga manusia pada masa sekarang, perubahan-perubahan ini mungkin saja
membawa dampak bagi kehidupan manusia dari zaman ke zaman.
Seiring dengan berkembangnya waktu, manusia ingin mengetahui berbagai
peradaban yang ada di sekitarnya bahakan di berbagai wilayah dan Negara, mereka
ingin membandingkan dan ingin mengetahui tentang kebudayaan dan perubahan
yang terjadi dari tempat lain.
Dengan mempelajari antropologi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman
tentang dinamika kehidupan sosial budaya yang terjadi di bumi ini.
Di dalam makalah ini kami akan memaparkan apa sebenarnya Antropologi itu,
bagaimana sejarah perkembangan ilmu antropologi, dan perkembangan antropologi.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian antropologi budaya?
2. Bagaimana sejarah perkembangan antropologi dari fase pertama hingga fase
sesudah abad 1930 (fase ke empat)?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian antropologi, dan apa saja ruang lingkup
antropologi.
2. Untuk mengetahui perkembangan antropologi dari fase awal hingga akhir 1930
3. Untuk memenuhi tugas Antropologi Budaya Papua.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Antropologi dan Ruang Lingkup Antropologi
Istilah antropologi berasal dari bahasa Yunani anthropos dan logos. Anthropos
berarti manusia dan logos berarti pikiran atau ilmu. Sedangkan antropologi menurut
kamus besar bahasa Indonesia artinya ilmu tentang manusia khususnya asal-usul,
aneka warna bentuk fisik, adat istiadat, dan kepercayaan pada masa lampau.1
Antropologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari umat manusia sebagai
makhluk masyarakat. Perhatian ilmu pengetahuan ini ditunjukkan kepada sifat-sifat
khusus badani, dan cara-cara produksi, treadisi-tradisi dan nilai-nilai yang membuat
pergaulan hidup yang satu berbeda dengan pergaulan hidup lainnya , jika dilihat
dari segi antropologi, manusia dapat ditinjau dari dua segi, yaitu manusia sebagai
makhluk biologi dan manusia sebagai makhluk sosial. Dalam tinjauan ini atropologi
tidak melihat manusia biologi dan manusia sosio secara terpisah melainkan
ditinjau dalam satu kesatuan fenomena bio-sosial.2
Dengan beberapa paparan pengertian antropologi diatas, adapaun pengertian
antropologi secar epistimologi, seperti yang dipaparkan oleh Ariyono Suyono
(1985):
“Antropologi berasal dari kata Latin, anthopos yang berarti manusia dan
Logos yaitu akal. Dengan begitu antropologi dapat diartikan sebagai suatu ilmu
yang berusaha mencapai pengertian tentang makhluk manusia dengan mempelajari
aneka warna, bentuk fisik, kepribadian, masyarakat, serta kebudayaannya.”3
Adapun antropolog asal Amerika Serikat Wiliam A Haviland, “antropologi
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari keanekaragaman manusia dan
kebudayaanya.”
1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1994) hal. 50
2
Harsojo, Pengantar Antropologi, (Bandung: Angkasa Offset, 1967)hal. 13
3
I Gede A. B. Wiranata, Antropologi Budaya, (Bandar lampung: PT. Citra Aditya Bakti, 2011), hal. 3

3
David Hunter mendefinisikan Antropologi sebagai ilmu yang lahir dari
keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.

Maka dari pengertian-pengertian diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa


antropologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang manusia dengan
mempelajari aneka bentuk fisik dan segala tingkah laku, kehidupan manusia dari
zaman ke zaman yang dilihat dari segi peradabannya ataupun kebudayaanya.
Secara makro antropologi dibagi menjadi dua bidang ilmu yaitu antropokogi
fisik dan antropoli budaya:
1. Antropologi fisik (phisycal antropologi)
Antropologi fisik yaitu ilmu yang mempelajari tentang manusia dari sudut
keanekawarnaan tubuhnya (fisik) sehingga disebut juga dengan antropologi
biologi.4
Antropologi fisik ini mengkaji tentang asal-usul manusia, perkembagan
evolusi, struktur tubuh, dan kelompok manusia (ras).
Menurut Harsoyo 1984 antropologi fisik berkembang dalam beberapa cabang
ilmu seperti :
1) Paleontologi
Bagian dari antropologi fisik yang menelaah tentang asal usul atau
terjadinya dan perkembangan mahkluk manusia. Obyek penelitiannya adalah
fosil manusia (sisa-sisa tubuh manusia yang telah membatu) yang terdapat
dalam lapisan-lapisan bumi.
2) Evolusi Manusia
Ilmu yang mempelajari tentang perubahan bentuk fisik manusia dari pertama
ditemukan sampai saat ini.

4
I Gede A. B. Wiranata, Antropologi Budaya, (Bandar lampung: PT. Citra Aditya Bakti, 2011), hal. 4

4
3) Somatologi
Adalah bagian dari antropologi fisik yang menelaah tentang variasi atau
keanekaragaman ras manusia melalui cirri-ciri tubuh manusia secara
keseluruhan ( ciri-ciri genotipe dan fenotipe ).
4) Primatology
Merupakan ilmu yang mengkaji perilaku, morfologi, dan genetic primate,
dan kajian ini berpusat pada homologi dan analogi dalam mengambil
kesimpulan kenapa dan bagaimana ciri-ciri manusia berkembang dalm
primate.
2. Antropologi Budaya
Antropologi budaya merupakan ilmu yang mempelajari tentang kebudayaan
manusia pada umumnya dan berbagai kebudayaan pada bangsa di muka bumi
ini. Antropologi budaya melihat atau mempelajari manusia yang berkaitan
dengan materi-materi kebudayaan seperti misalnya, alat-alat hidup, perumahan,
kesenian, norma, perilaku dan lain sebagainya yang ada dalam masyarakat.
Anrtropologi budaya dibagai menjadi beberapa kajian ilmu seperti:
1) Arkeologi
Bagian dari antropologi budaya yang mempelajari tentang sejarah manusia
dan penyebarannya melalui obyek penelitian artefak (benda-benda
peninggalan).
2) Etnolinguistik
Bagian dari antropologi budaya yang mempelajari timbulnya bahasa,
bagaimana terjadinya variasi dalam bahasa serta penyebaran bahasa umat
manusia di dunia.
3) Etnografi
Ilmu ini mempelajari mengenai berbagai kebudayaan pada suatu masyarakat
secara mendetail pada suatu kenyataan berupa aktivitas nyata masyarakat.
Kenyataan diperoleh dari berbagai observasi yang biasanya dilakukan oleh
Antropologi budaya. Sebenarnya beberapa tahun yang lalu para ahli tersebut

5
hanya berpegang pada teori untuk memprediksi aktivitas dalam masyarakat,
sekarang telah meninggalkan teori-teori itu dan langsung pergi ke lapangan,
hidup dengan orang-orang primitif, makan, tinggal, dan ingin mengetahui
nilai-nilai serta motivasi mereka.
4) Etnologi
Bagian dari antropologi budaya yang mencoba menelusuri asas-asas manusia
dengan meneliti seperangkat pola kebudayaan suatu suku bangsa yang
menyebar di seluruh dunia. Obyek penelitiannya adalah pola kelakuan
masyarakat ( adat istiadat, kekerabatan, kesenian, dsb) serta dinamika
kebudayaan ( perubahan, pelembagaan dan interaksi).

B. Sejarah Perkembangan Antropologi


Perkembangan antropologi dibagi ke dalam empat fase di mana fasea pertama di
awali oleh pengaruh orang Eropa Barat terhadap perkembangan pengetahuan yang
diawali sebelum abad ke 1800an, seperti penjelasan di bawah :
1. Fase Pertama Sebelum Abad ke 1800
Sekitar abad ke-15-16, bangsa-bangsa di Eropa mulai berlomba-lomba untuk
menjelajahi dunia. Mulai dari Afrika, Amerika, Asia, hingga ke Australia.
Dalam penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal baru. Mereka juga
banyak menjumpai suku-suku yang asing bagi mereka. Kisah-kisah petualangan
dan penemuan mereka kemudian mereka catat di buku harian ataupun jurnal
perjalanan. Mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan suku-
suku asing tersebut. Mulai dari ciri-ciri fisik, kebudayaan, susunan masyarakat,
atau bahasa dari suku tersebut. Bahan-bahan yang berisi tentang deskripsi suku
asing tersebut kemudian dikenal dengan bahan etnogragfi atau deskripsi tentang
bangsa-bangsa.
Bahan etnografi itu menarik perhatian pelajar-pelajar di Eropa.
Kemudian, pada permulaan abad ke-19 perhatian bangsa Eropa terhadap bahan-
bahan etnografi suku luar Eropa dari sudut pandang ilmiah, menjadi sangat

6
besar. Karena itu, timbul usaha-usaha untuk mengintegrasikan seluruh
himpunan bahan etnografi.5
Dari petualangan-petuaalangan bangsa Eropa Barat untuk menjelajahi dan
mengenal budaya dari bangsa lain, bangsa Eropa menemukan budaya budaya
baru dari yang mereka anggap sebagai budaya yang perlu untuk dicontoh
sampai budaya yang dianggapnya aneh, dari pandangan budaya tersebut orang
Eropa membagi hal tersebut dalam 3 sifat:
1) Sebagian orang Eropa yang melihat budaya dari suku lain yang dianggapnya
aneh dan tidak untuk ditiru mengatakan bahwa orang-orang tersebut
bukanlah orang pada umumnya, mereka adalah manusia liar, keturunan iblis
dan lain sebagainya, dengan adanya pendapat ini maka timbulah istilah-
istilah seperti savages dan primitives yang digunakan bangsa Eropa untuk
menyebut bangsa-bangsa dengan kebudayaan yang aneh tersebut.6
2) Sebagian orang Eropa menganggap suku lain tersebut sebagai masyarakat
yang masih murni yang belum memiliki sifat kejahatan dan keburukan.7
3) Dan sebagian orang Eropa ada yang tertarik dengan adat istiadat yang aneh
tersebut, dan mulai mengumpulkan benda-benda kebudayaan,, benda-benda
tersebut kemudian dihimpun menjadi satu untuk diperlihatkan kepada
masyarakat umum, dengan hal tersebut maka timbullah museum-museum
pertama tentang kebudayaan-kebudayaan diluar bangsa Eropa.8
2. Fase Kedua Sekitar Abad ke 1900
Pada abad ini etnografi mulai di pamahami secara mendalam oleh orang-
orang Eropa dan mulai lebih dikembangkan dan bahan-bahan etnografi
tersebut telah disusun menjadi karangan-karangan berdasarkan cara berpikir
evolusi masyarakat pada saat itu. masyarakat dan kebudayaan berevolusi secara
perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang lama. Mereka menganggap
5
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: Reinka Cipta, 2000) Hlm. 1
6
I Gede A. B. Wiranata, Antropologi Budaya, (Bandar lampung: PT. Citra Aditya Bakti, 2011), hal.8
7
I Gede A. B. Wiranata, Antropologi Budaya, (Bandar lampung: PT. Citra Aditya Bakti, 2011), hal.8
8
I Gede A. B. Wiranata, Antropologi Budaya, (Bandar lampung: PT. Citra Aditya Bakti, 2011), hal.8

7
bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsa-bangsa primitif yang tertinggal, dan
menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya.
Dari rangka berfikir tersebut, maka seluruh bangsa di dunia dapat dibedakan
melalui evolusi tersebut, dengan berkembangnya ilmu evolusi ini , munculah
beberapa karangan pada tahun 1860 tentang beraneka warna kebudayaan di
seluruh dunia ke dalam tingkat-tingkat evolusi yang tertentu, dari sinilah ilmu
antropologi mulai timbul.9
Pada fase ini, Antopologi bertujuan akademis, mereka mempelajari
masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk memperoleh
pemahaman tentang tingkat-tingkat sejarah penyebaran kebudayaan manusia.

3. Abad ke Tiga (Permulaan Abad ke-20)


Pada fase ini sangat erat kaitannya dengan eksitensi kolonialisme-
imperalisme Negara-negar Eropa dan Amerika Serikat (walaupun Negara ini
bukan negara colonial, mereka berkuasa atas Negara-negara bagian). Karena itu
apabila ingin mengenal suatu daerah, hanya ada satu cara, yakni memahami dan
mengenali tabiat serta watak yang khas dari suatu wilayah dan suku bangsa yang
bersangkutan. Pada fase ini antropologi menjadi ilmu praktis dengan tujuan
mempelajari masyarakat dan kebudayaansuku-suku bangsa di luar Eropa guna
kepentingan pemerintah colonial dan guna mendapat suatu pengertian tentang
masyarakat masa kini yang kompleks.10

4. Abad ke Empat (sesudah 1930)


Fase ini sering disebut juga sebagai fase ilmiah antropologi, tetapi ada pula
yang menyebutnya sebagai era pembaharuan dan penemuan ilmu antropologi
yang sesungguhnya. Pada fase ini pula ilmu antropologi berkembang dengan

9
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: Reinka Cipta, 2000). Hlm 3
10
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: Reinka Cipta, 2000). Hlm 4

8
pesatnya, ada beberapa hal yang menjadi sebab ilmu ini berkembang dengan
pesat, diantaranya :
a. Bertambahnya koleksi bahan pengetahuan akibat dilakukan dengan cara
yang lebih teliti.
b. Ketajaman metode ilmiah yang digunakan dalam penelitian.
c. Timbul rasa antipasti terhadap kolonialisme khususnya setelah perang
dunia ke II
d. Hilangnya bangsa-bangsa primiif (bangsa-bangsa asli dan terpencil)
dari pengukuhan budaya Eropa.11

Koentjaraningrat menyebutkan dalam fase ini perkembangan ilmu


pengetahuan mulai semakin sempurna dan universal . Dengan hal tersebut
para antropolog memang diwajibkan untuk mengembangkan penelitian
lapangan dengan pokok dan tujuan yang baru yaitu untuk perkembangan
pengetahuan yang selalu dan terus baru. “ Mengenai tujuannya.
Ilmu Antropologi yang baru dalam fase perkembangannya yang
keempat ini dapat dibagi dua , yaitu tujuan akademika dan tujuan praktisnya.
a. Tujuan Akademikalnya adalah mencapai pengertian tentang makhluk
manusia pada umumnya dengan mempelajari anekawarna bentuk
fisiknya , masyarakat, serta kebudayannya. Karena di dalam praktek
ilmu antropologi biasanya mempelajari masyarakat suku-bangsa.12
b. Tujuan praktisnya adalah mempelajari manusia dalam aneka warna
masyarakat suku bangsa guna membangun masyrakat suku bangsa itu.13

11
I Gede A. B. Wiranata, Antropologi Budaya, (Bandar lampung: PT. Citra Aditya Bakti, 2011), hal.11
12
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: Reinka Cipta, 2000). Hlm 5-6
13
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: Reinka Cipta, 2000). Hlm 5-6

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari paparan di atas kita ketahui bahwa Antropologi adalah ilmu yang
membahas tentang manusia, dari ragam warna ciri manusia hingga kebudayaan
manuisa yang terjadi dari abad kea bad.
Antropolog asal Amerika Serikat Wiliam A Haviland menyatakan “antropologi
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari keanekaragaman manusia dan
kebudayaanya.”
Antropologi ini dibagi dalam dua kajian yaitu antropologi fisik dan
antropologi budaya, yang dimana Antropologi fisik yaitu ilmu yang mempelajari
tentang manusia dari sudut keanekawarnaan tubuhnya (fisik) sehingga disebut juga
dengan antropologi biologi dan antropologi budaya merupakan ilmu yang
mempelajari tentang kebudayaan manusia pada umumnya dan berbagai kebudayaan
pada bangsa di muka bumi ini. Antropologi budaya melihat atau mempelajari
manusia yang berkaitan dengan materi-materi kebudayaan seperti misalnya, alat-
alat hidup, perumahan, kesenian, norma, perilaku dan lain sebagainya yang ada
dalam masyarakat.
Perkembangan Antropologi terjadi dalam empat fase dimana fase pertama
adalah fase pertama kalinya ilmu antropologi ditemukan namun, pada saat itu nama
dari ilmu ini belum dikenal sebagai ilmu antropologi, melainkan ilmu yang
ditemukan oleh bangsa Eropa untuk mempelajari budaya suku atau bangsa lain
kemudian dicatat dalam sebuah laporan yang dimamakan etnogafi.
Pada fase kedua ilmu antropologi mulai di dalami bangsa Eropa dan dijadikan suatu
kajian dan bahan pembelajaran untuk mengetahui ciri dan corak bangsa lain,
kemudian pada fase ke tiga dank e empat, ilmu antropologi mulai dikembangkan
menjadi berbagai ilmu yang menyangkkut tentang manusia dari awal terbentuknya
manusia hingga tingkah laku dan kebidayaan manusia.

10
B. Saran
Untuk mengetahiu lebih jauh dan lebih mendalam tentang Antropologi Kebudayaan
, pembaca dapat mencari referensi buku-buku yang banyak membahas tentang
antropologi karna antropologi ini memiliki kajian yang luas maka banyak buku
yang dapat dipelajari untuk menambah referensi, di dalam makalah kami ada
beberapa buku yang dapat dijadikan referensi bagi saudara, antara lain, buku
Pengantar Ilmu Antropologi, karangan Koentjaraningrat, buku Pengantar
Antropologi karangan Harsojo, Buku Antropologi Budaya karangan I Gede A.B
Wiranata, dan buku Pengantar Antropologi karangan Ahmad Saebani.

11
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional, Kamus Besar Bahasa


Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1994
Harsojo, Pengantar Antropologi, Bandung: Angkasa Offset, 1967
I Gede A. B. Wiranata, Antropologi Budaya, Bandar lampung: PT. Citra
Aditya Bakti, 2011
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Reinka Cipta, 2000

12

Anda mungkin juga menyukai